• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Sosialisasi dan Pelatihan Ketera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Program Sosialisasi dan Pelatihan Ketera"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

(Fathurrahman)

Jurnal Ilmu Hubungan Internasional © Copyright 2015

PROGRAM SOSIALISASI DAN PELATIHAN KETERAMPILAN MEMBUAT OBAT-OBATAN HERBAL BAGI MASYARAKAT MISKIN

GUNA MEMBANGUN DAYA SAING INDONESIA DI KANCAH INTERNASIONAL

Fathurrahman1 NIM. 1402045164

Abstract

The purpose of this research is to create a training program skills and socialization to make herbal medicines to the poor in order to overcome health and social problems that can affect the well-being of the people in Indonesia. The result showed that herbal medicines potential to be used and able to cure various diseases. With the expertise of the poor who can make herbal medicines, it will have an impact on the welfare of Indonesia society as well as to build Indonesia’s competitiveness in the international arena.

Keyword: Socialization and Training Program Skills, International, Herbal Medicines, Indonesia, Health and Social Problems

Pendahuluan

Masalah kesehatan dan sosial merupakan beban ganda yang dihadapi Indonesia saat ini. Hal ini tercermin dari masih banyaknya penduduk Indonesia yang tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, salah satunya adalah kesehatan. Ini merupakan suatu masalah sosial yang berangsur-angsur hingga sekarang dan pemerintah pun belum dapat memberikan solusi untuk menanggulangi masalah yang menimpa bangsa Indonesia saat ini (http://kemsos.go.id, diakses 03 Januari 2015).

(2)

sepenuhnya memihak kepada rakyat, terutama kelompok miskin dan mereka yang bekerja di sektor informal. Rendahnya belanja kesehatan menunjukkan lemahnya kebijakan sosial di bidang kesehatan. Perawatan kesehatan yang mahal dan eksklusif mencerminkan masih adanya diskriminasi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional di tanah air (http://jamsosindonesia.com, diakses 03 Januari 2015).

Disisi lain dengan melihat pendapatan per kapita Indonesia yang mencapai US$4.900 ternyata kesejahteraan masyarakat Indonesia masih rendah karena masih menempati peringkat ke-126 di dunia, jauh tertinggal dibandingkan Malaysia yang ada di peringkat 69, Thailand 92, dan Tiongkok di peringkat 93. Bahkan Indonesia masih di bawah Sri Lanka yang menempati peringkat 116 (http://beritasatu.com/politik, diakses 03 Januari 2015).

Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung pada kondisi sosial dan masalah kesehatan, karena kedua aspek ini menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat di suatu negara (http://tnp2k.go.id, diakses 03 Januari 2015). Melihat Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan negara-negara lain dalam bidang kesejahteraan masyarakatnya, maka pengetahuan akan pembuatan obat-obatan herbal bagi masyarakat miskin pun sangat diperlukan sebagai salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan kesehatan dan sosial di Indonesia.

Maka dari itu, dibuatlah sebuah program sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat miskin dalam memberikan bekal keterampilan membuat obat-obatan herbal. Program akan difokuskan untuk membuat obat-obatan herbal seperti teh bunga rosella, tepung cacing tanah, berbagai macam jenis jamu, dan lain-lain kepada masyarakat miskin, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dalam memperoleh kesehatan yang memadai.

Obat-obatan herbal yang dipilih merupakan obat-obatan yang bahan baku pembuatannya mudah dicari di Indonesia, alat-alat yang digunakan pun tidak membutuhkan modal yang besar, serta proses pembuatannya yang relatif cepat dan mudah. Sehingga mudah pula diajarkan kepada masyarakat miskin, terutama bagi mereka yang memiliki pengetahuan rendah akan kesehatan.

(3)

(Fathurrahman)

termasuk jurnal dan situs–situs dari internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah data kualitatif.

Landasan Konseptual 1. Konsep Bidang Usaha

Dalam menerapkan program ini, maka ada beberapa konsep yang harus dipersiapkan, salah satunya adalah konsep bidang usaha. Karena pada akhirnya penerapan program ini akan menjadi usaha yang cukup menjanjikan bagi pelaku usaha dengan tujuan peningkatan sumber daya manusia yang terampil. Beberapa konsep dibidang usaha adalah sebagai berikut :

A. Bidang Produksi

Dalam penyusunan bidang usaha, maka bidang produksi sangat berpengaruh dalam keberhasilan realisasi program ini. Karena pada bidang ini, masyarakat miskin yang sudah terampil akan mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi sebagai bentuk dari kegiatan produksi. Dalam bidang ini pun akan dilakukan

controlling dan pendampingan oleh para ahli dibidangnya, agar tidak terjadi

kesalahan dalam proses produksi. Controlling dilakukan pada setiap tahap produksi, mulai dari proses pencucian hingga proses pengemasan. Hal ini bertujuan agar hasil produksi semakin maksimal dan menghindari terjadinya kesalahan yang berakibat fatal bagi kesehatan.

Dalam laporan keuangan untuk bidang ini, dibuat pos atau perkiraan persediaan awal dan persediaan akhir serta memiliki satu kelompok jurnal keuangan yang disebut barang dalam proses.

B. Bidang Perdagangan

Bidang ini merupakan kelanjutan dari bidang produksi, yaitu setelah barang dikemas dengan baik dan telah melewati proses controlling oleh para ahli, maka proses selanjutnya masuk ke bidang perdagangan. Bila bidang produksi, barang diperoleh dengan mengelola bahan baku menjadi bahan jadi, maka pada bidang perdagangan memperoleh produk dari barang jadi yang dijual kembali. Jika sudah seperti ini, maka bidang produksi tadi disebut dengan istilah supplier.

C. Bidang Jasa

(4)

tambahan.

2. Peran Fasilitator

Peran fasilisator dalam program ini yaitu memfasilitasi kegiatan usaha mulai dari sosialisasi, pelatihan keterampilan, hingga masuk pada proses bidang-bidang usaha. Fasilitator yang dimaksud bisa berasal dari para mahasiswa, pembisnis, perusahaan, bahkan pemerintah daerah.

3. Masalah Sosial dan Kesehatan di Indonesia

Penduduk miskin adalah penduduk yang tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupan yang layak, baik kebutuhan dasar makanan maupun bukan makanan. Ini merupakan suatu masalah sosial yang berangsur-angsur hingga sekarang dan pemerintah pun belum dapat memberikan solusi untuk menanggulangi kemiskinan yang menimpa bangsa Indonesia saat ini.

Indonesia telah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun belum cukup cepat bila dibandingkan dengan periode tahun 1985-1995 dan dibandingkan dengan negara lain seperti India dan Cina. Meskipun telah terjadi penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, namun kesenjangan semakin meningkat misalnya yang terjadi di Jakarta. (http://dissos.jabarprov.go.id, diakses 09 Januari 2015).

Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Kesejahteraan Sosial terdiri dari 4 (empat) pilar yaitu Pemberdayaan Sosial, Rehabilitasi Sosial, Jaminan Sosial dan Perlindungan Sosial. Dengan demikian diharapkan peran dan partisipasi aktif dari kaum intelektual untuk menangani masalah bangsa khususnya di bidang sosial.

Human health merupakan permasalahan yang menjadi isu global di kalangan

masyarakat saat ini. Masalah kesehatan masyarakat tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia namun masalah ini sudah mengglobal dan dialami oleh seluruh dunia termasuk negara-negara maju. Masalah kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia, didasarkan pada dua aspek utama yaitu aspek fisik seperti tersedianya sarana medis dan tenaga kesehatan yang profesional, yang kedua adalah aspek non fisik yang menyangkut kepada perilaku kesehatan masyarakatnya.

4. Peran Obat-Obatan Herbal Indonesia di Kancah Internasional

(5)

(Fathurrahman)

Salah satu obat-obatan herbal yang mulai menunjukkan perannya di kancah internasional adalah jamu asli Indonesia. Ternyata usaha jamu merupakan usaha yang sangat menjanjikan. Seperti yang dikutip pada artikel di situs (http://www.javaplant.co.id, diakses 10 Januari 2015) seorang pengusaha bernama Junius Rahardjo menciptakan usaha Javaplant yang sangat mendunia. Javaplant merupakan produsen ekstrak herbal terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi mencapai ratusan ton ekstrak herbal per tahun dan nilai penjualan lebih dari US$ 24 juta per tahun. 80% penjualan Javaplant diperoleh dari ekspor ke Amerika, Jepang, dan Korea Selatan. Hal ini membuktikan bahwa peran obat-obatan herbal sangat bisa bersaing dengan produk obat-obatan lainnya di kancah internasional.

Hasil Penelitian

Hasil analisis menunjukkan bahwa program ini diprediksi dapat mengatasi masalah sosial dan kesehatan di kalangan masyarakat miskin yang ada di Indonesia selama ini, membantu mereka mendapatkan pekerjaan dengan dibekali sebuah keterampilan, dan memberdayakan mereka sesuai keterampilan yang telah mereka kuasai. Selain itu, diharapkan program ini mampu membantu masyarakat menguasai berbagai macam teknik pengolahan obat-obatan herbal yang telah berhasil diteliti khasiatnya.

Untuk merealisasikan program yang dibuat, maka tahap pertama adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat miskin di perkotaan maupun pedesaan tentang bagaimana cara membuat obat-obatan herbal yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

Setelah proses sosialisasi dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah memberikan pelatihan keterampilan secara intensif kepada masyarakat miskin melalui praktek langsung agar masyarakat memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembuatan obat-obatan herbal.

Setelah masyarakat benar-benar menguasai teknik pengolahan obat-obatan herbal, maka selanjutnya dibentuk rencana pemasaran/promosi. Rencana ini dilaksanakan melalui tiga bidang yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu bidang produksi, perdagangan, dan jasa. Ketiga bidang tersebut akan disatukan dalam sebuah unit sehingga proses produksi hingga pemasaran terjadi dalam satu unit.

Dibentuk beberapa organisasi, kelompok keuangan, manajemen, menyediakan fasilitator, para ahli sebagai controller, dan berbagai macam persiapan untuk membuka bisnis baru sekaligus lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat miskin.

(6)

hanya menyebar di seluruh Indonesia saja, melainkan akan dikenal oleh masyarakat luas di kancah internasional. Sehingga usaha untuk menurunkan tingkat pengangguran dapat dilakukan secara merata, daya saing Indonesia pun makin terbangun untuk menghadapi tantangan di kancah internasional melalui implementasi program ini.

Kerjasama Pihak-Pihak Terkait dalam Realisasi Program Usaha

Setelah pelaksanaan usaha dan promosi sukses dilaksanakan, maka program usaha ini akan terus berjalan sesuai prosedur yang telah dirancang. Kerjasama pun akan dilakukan dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah pusat maupun daerah, perusahaan negeri maupun swasta, lembaga-lembaga yang bergerak dibidang kesehatan dan sosial, organisasi-organisasi internasional, dll. Sehingga usaha ini dapat berjalan dengan baik dan menjadi sebuah program usaha baru di Indonesia melalui sistem sosialisasi dan pelatihan keterampilan.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa program sosialisasi dan pelatihan keterampilan membuat obat-obatan herbal bagi masyarakat miskin sangat berpotensi mengatasi masalah sosial dan kesehatan, karena kedua indikator tersebut mempengaruhi tingkat kesejahteraan di Indonesia. Dengan memberdayakan masyarakat miskin yang sebagian besar menyumbang angka pengangguran yang cukup besar bagi Indonesia, maka dapat menekan dan mengurangi tingkat pengangguran tersebut dan dapat membangun daya saing Indonesia di kancah internasional, baik di bidang sosial, kesehatan, maupun kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Referensi Buku

Agoes, Azwar.1992. Antropologi Kesehatan Indonesia, Pengobatan Tradisional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hikmat, R. Harry.2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Edisi Revisi. Bandung: Humaniora Utama Press.

Website

Indikator Kesejahteraan, dalam: http://tnp2k.go.id, diakses 03 Januari 2015

Jaminan Sosial, dalam: http://jamsosindonesia.com, diakses 03 Januari 2015

(7)

(Fathurrahman)

Kemiskinan di Indonesia, dalam: http://dissos.jabarprov.go.id, diakses 09 Januari

2015

Keanekaragaman Indonesia, dalam: http//dokterz-jurnal.blogspot.com, diakses 09

Januari 2015

Masalah Kesehatan dan Sosial, dalam: http://kemsos.go.id, diakses 03 Januari

2015

Tingkat Kesejahteraan Indonesia, dalam: http://beritasatu.com/politik, diakses 03

Januari 2015

Jurnal

Dimas Alif Budi N., M. Saleh Soeaidy, Minto Hadi, Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Dasar.

Referensi

Dokumen terkait

pada penderita diare anak di Puskesmas Rawat Inap kota Pekanbaru yaitu sebanyak 10 orang (10,41%) yang lebih banyak didapat pada anak laki-laki dengan usia 1-3 tahun..

Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi keluarga

Variabel pada penelitian ini adalah spesies dekapoda yang di temukan pada stasiun serta faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi pada habitat mangrove di pantai

Ompusunggu dan Ranggabuwana (2006: 5) mene- mukan hubungan antara partisipasi dengan job rele- van information, dalam proses partisipasi, bawahan/ pelaksana anggaran diberi

Berdasarkan analisa hasil perhitungan menggunakan fungsi distribusi Weibull, didapatkan kecepatan rata-rata pertahun pada lokasi yaitu Gedung Syariah Hotel Solo

Untuk melakukan uji validitas, peneliti menggunakan program SPSS v.16,0 for Windows dengan tehnik pengujian korelasi Bivariate Pearson (Pearson Product Moment

Hasil analisis menunjukkan pemasangan filter pasif menyebabkan kandungan THD arus dan tegangan telah sesuai dengan standar IEEE 519-1992 yang ditentukan yaitu ≤

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat