• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN GURU TERHADAP KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SEKOLAH DASAR 2 PADOKAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAHAMAN GURU TERHADAP KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SEKOLAH DASAR 2 PADOKAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA."

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SEKOLAH DASAR 2

PADOKAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Riberto Weni NIM 11108249017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis pesembahkan kepada: 1. Yesus Kristus sumber pemberi hikmat bagiku.

2. Papa dan Mamaku tersayang yang tiada henti mengirimkan doa. 3. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.

(7)

vii

PEMAHAMAN GURU TERHADAP KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SEKOLAH DASAR 2

PADOKAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA Oleh

Riberto Weni NIM 11108249017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di SD 2 Padokan Kasihan Bantul.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif karena penelitian ini mendeskripsikan pengetahuan guru tentang perencanaan pembelajaran tematik di SD 2 Padokan Kasihan Bantul Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah 3 orang guru kelas rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan sumber.

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru kelas rendahSD 2 Padokan Kasihan Bantul telah memahami konsep perencanaan pembelajaran tematik maupun unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik. Penyusunan tema dan sub tema dalam pembelajaran tematik mengacu pada buku pedoman tetapi juga disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran telah dilaksanakan guru dengan teratur, hanya saja pelaksanaan pembelajaran terkadang tidak sesuai apa yang dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran terutama penggunaan media atau alat peraga. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru SD 2 Padokan Kasihan Bantul Yogyakarta bersifat fleksibel meliputi penilaian di awal maupun di akhir pembelajaran, penilaian setiap tema, penilaian mingguan, penilaian di awal semester dan penilaian di akhir semester.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas limpahan hikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi dukungan, informasi, motivasi serta bimbingan selama proses pengerjaan skripsi ini dari tahap perencanaan, pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian tugas akhir ini. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada.

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. selaku rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah berkenan memberikan fasilitas dan kemudahan untuk kelancaran studi penulis.

2. Dr. Haryanto M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakartabeserta jajaran atas dukungan dengan penyediaan berbagai fasilitas selama studi.

3. Ibu Rahayu Condro Murti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

(9)

ix

5. Suratno, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD 2 Padokan Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

6. Bapak, Ibu Dosen PGSD dan jurusan lain yang telah memberikan bekal ilmu, wawasan dan semangat pada kami untuk terus maju dengan penuh kesabaran. 7. Ibu Mujinem atas bimbingan, motivasi dan perhatian selama ini.

8. Bapak Suparlan, dan Ibu Siti Romlah atas kesabaran dan ketabahan selama mendampingi kami di asrama.

9. Seluruh karyawan FIP yang selalu memudahkan segala urusan selama perkuliahan.

10. Dinas Pendidikan Kabupaten Alor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

11. Teman-teman seperjuangan PPGT PGSD UNY 2011 (K Lin, Sesri, Feby, Indah, K Che, Dian, Orhy, Sesilia, Mia, Finna, Silfi, Ira, Lusi, Elsa, Ria, Yuni, Dewi, Sangkani, Eva, , Camelia, Muzdalifah, Nova, Wita, Candra, Beny, Yanus, Aser, Faisal, Jhon, Robin, Ismail, Frans.) Kalian telah memberi perhatian, bantuan dan motivasi dengan penuh kesabaran, selama empat tahun saling berbagi ilmu, canda, tawa, pengalaman, dan pelajaran tentang hidup.

12. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

(10)
(11)

xi DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Pembelajaran Tematik ... 8

1. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik ... 8

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 9

(12)

xii

4. Fungsi dan Kegunaan Pembelajaran Tematik ... 12

5. Model Pembelajaran Tematik ... 13

6. Tujuan Pembelajaran Tematik ... 17

7. Manfaat Pembelajaran Tematik ... 17

8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ... 19

B. Kajian tentang Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 21

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 21

2. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 23

3. Hal-hal yang perluh Dipersiapkan ... 24

4. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran Tematik... 24

C. Karakteristik Anak Sekolah Dasar ... 27

D. Pertanyaan Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 30

B. Subjek dan Objek Penelitian... 31

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

D. Jenis Data Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Instrumen Penelitian... 34

G. Analisis Data ... 39

H. Keabsahan Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 41

(13)

xiii

B. Pembahasan ... 64

1. Konsep Pembelajaran Tematik ... 65

2. Unsur-unsur yang ada dalam RPP Tematik ... 65

3. Satuan Pendidikan ... 65

4. Tema/sub Tema ... 66

5. Alokasi Waktu... 68

6. Kompetensi Inti ... 69

7. Kompetensi Dasar ... 70

8. Indikator ... 71

9. Tujuan Pembelajaran ... 71

10.Langkah-langkah Pembelajaran ... 72

11.Materi Ajar ... 75

12.Alat/bahan ... 76

13.Pendekatan Pembelajaran ... 77

14.Metode Pembelajaran ... 78

15.Media Belajar ... 79

16.Sumber Belajar ... 79

17.Penilaian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara ... 89

Lampiran 2. RPP ... 98

Lampiran 3. Dokumentasi saat Wawancara ... 132

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada saat ini pendidikan nasional masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menonjol, seperti yang diungkapkan Abraham (2012) sebagai berikut: (1) masih rendahnya pemerataan untuk memperoleh pendidikan, khususnya pelatihan penyusunan RPP, (2) masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, dan masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping itu belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi dikalangan akademisi terutama pada siswa sekolah dasar.

Siswa sekolah dasar merupakan anak-anak yang masih dalam operasional konkret yang pada umumnya berusia 7-12 tahun. Pada rentang usia ini tingkah laku anak yang tampak yaitu: (1) anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) anak mulai berpikir operasional, (3) anak mampu mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasaifikasikan benda-benda, (4) anak dapat membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) anak dapat memahami konsep subtansi, panjang, lebar, luas, tinggi, rendah, ringan, dan berat, (Piaget dalam artikel Hairus Suri: 2009).

(17)

2

dewasa. Dalam dunia pendidikan guru merupakan sosok yang dipercaya untuk membimbing dan mendampingi anak-anak saat belajar. Guru memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas.

Guru yang professional harus tahu apa yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan inetraksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru dituntut untuk menyiapkan berbagai macam hal yang dibutuhkan. Berbagai macam hal yang disiapkan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan disebut dengan perencanaan pembelajaran dalam pelajaran apapun termasuk pembelajaran tematik.

(18)

3

pembelajaran tersampaikan terutama pada pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik yang merupakan perpaduan dari beberapa konsep seharusnya direncanakan sedemikian rupa.

Dari gambaran pelaksanaan kegiatan di atas, akan muncul suatu permasalahan pada diri siswa apabila tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep tidak terjadi secara utuh. Materi pelajaran yang disampaikan guru kurang tepat sasaran sehingga tema-tema dalam pembelajaran menjadi terpecah-pecah. Anak belum mampu memilah secara tegas pengetahuan matematika, bahasa, sosial, dan lain-lain. Semua pengetahuan tersebut masih dipahami secara utuh atau global.

Ketika mata pelajaran itu disajikan secara terpisah-pisah, anak mengalami kesulitan. Artinya, anak belum mampu berpikir tentang sesuatu konsep tanpa melihat benda konkret. Misalnya, anak akan kesulitan

memahami konsep tentang “kuda” tanpa ada benda “kuda” atau “gambar

kuda”. Karena itu, kontekstualisasi antara taraf berpikir anak dengan

kehidupan anak sehari-hari menjadi sangat penting.

(19)

4

Dari penjelasan di atas jelas bahwa pengetahuan guru tentang perencanaan pembelajaran tematik sangat berfaedah terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, guru sebaiknya difasilitasi dengan pengetahuan yang cukup tentang pentingnya membuat perencanaan pembelajaran. Sebenarnya pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas, misalnya pelatihan-pelatihan tentang pembelajaran bagi guru dari setiap sekolah. Haya saja guru yang menjadi perwakilan terkadang tidak menyampaikan apa yang telah didapat kepada guru lain. Hal ini pun menjadi problem bagi guru terutama guru yang pernah menjadi perwakilan saat pelatihan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah observer bahwa di sekolah dasar Padokan 2 Kasihan Bantul Yogyakarta masih belum sepenuhnya memahami tentang penyusunan konsep perencanaan pembelajaran tematik. Hal ini dikarenakan sudah tersedianya buku pedoman guru pada kurikulum 2013 sehingga guru hanya mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada buku tersebut. Sebenarnya kurikulum 2013 dibuat oleh pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, namun dengan adanya buku pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran terkadang membuat guru terlena sehingga tidak mau membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(20)

5

guru, guru–guru di SD 2 Padokan belum sepenuhnya memahami dengan jelas tentang konsep perencanaan pembelajaran tematik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin meneliti tentang “Pemahaman guru tentang Konsep Perencanaan Pembelajaran Tematik Kelas Rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul Yogyakarta”.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan antara lain.

1. Terdapat guru yang enggan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Terdapat guru yang belum memahami sepenuhnya tentang konsep perencanaan pembelajaran tematik.

3. Masih rendahnya pelatihan bagi guru untuk menyusun RPP tematik. C. Fokus Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pemahaman guru tentang konsep perencanaan pembelajaran tematik pada siswa kelas rendah Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul.

D. Rumusan Masalah

(21)

6 E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul.

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi lebih banyak mengenai konsep perencanaan pembelajaran tematik di kelas rendah (1, 2 dan 3).

2. Secara Praktis

a. Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan membuat kebijakan dalam konsep perencanaan pembelajaran tematik terutama di kelas rendah.

b. Bagi guru, penelitian ini memberikan masukan dan pengalaman langsung untuk dapat melaksanakan perencanaan pembelajaran tematik pada siswa kelas rendah dengan tepat.

c. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi sasaran untuk memenuhi tugas akhir sekaligus menambah bekal untuk profesi guru kelak.

d. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk lebih memotivasinya dalam belajar disekolah.

G. Definisi Operasional

(22)

7

(23)

8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Pembelajaran Tematik

1. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan temauntuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Melalui pembelajaran tematik, siswa diajak memahami konsep-konsepyang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahaminya.

Andi Prastowo (2013: 122) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran terpadu pada jenjang taman kanak-kanak atau sekolah dasar untuk kelas awal (kelas 1, 2dan 3) yang didasarkan pada tema-tema tertentu yang kontekstual dengan dunia anak. Artinya pembelajaran merupakan proses pemaduan, misalnya pemaduan materi dari beberapa mata pelajaran dalam sebuah tema. Hal ini sependapat dengan Daryanto (2014: 31) yang mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengaitkan beberapa kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.

(24)

9

wahana untuk mempelajari dan menjelajahi tema tersebut. Dengan demikian, pembelajaran tematik dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Fokus perhatian pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa pada saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk kompetensi yang harus dikembangkannya. Nartiyono (2011: 181-185) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian atau evaluasi. Pada pembahasan ini akan di fokuskan pada tahap perencanaan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tema dari beberapa mata pelajaran.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik pada dasarnya dikemas dalam bentuk tema agar anak dapat dengan mudah memahami konsep yang disampaikan guru. Martiyono (TT: 178) mengemukakan karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa

(25)

10

sebagai fasilitator yang memberi kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajara.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antarmata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran di arahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlakukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapkan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

(26)

11 f. Belajar sambil bermain.

Anak pada umumnya menyukai hal-hal yang menyenangkan, misalnya menggunakan permainan.

Pendapat yang sama dikemukakan juga oleh Daryanto (2014: 87 – 88) bahwa karakteristik pembelajaran tematik adalah pembelajaran berpusat pada siswa, menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, belajar melalui pengalaman langsung, lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata, serta sarat dengan muatan keterkaitan.

3. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu.

a. Berintegrasi dengan lingkungan

Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam satu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan siswa sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas.

b. Pembelajaran dirancang agar siswa dapat memahami tema

(27)

12

tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.

c. Efisiensi

Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.

4. Fungsi dan Kegunaan Pembelajaran Tematik

Dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran, terlebih dahulu harus diketahui arti dan tujuan, serta penguasaan secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Disamping itu, fungsi dan kegunaan perencanaan pembelajaran juga memiliki dua fungsi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

a. Fungsi perencanaan

Setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki perencanaan, baik perencanaan yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Sebaliknya, tanpa perencanaan pembelajaran seorang guru akan mengalami dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Josep dan leonard dalam buku Andi Prastowo (2013: 236), mengemukakan bahwa teaching without adequate written planning s sloppy and almost always ineffective, because the teacher has not thought out exactly

(28)

13 b. Fungsi pelaksanaan

Rencana pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan peleksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Rencana ini akan dijadikan pegangan guru dalam menyiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan bagi siswa. Dengan perencanaan pembelajaran, setidak-tidaknya ada dua fungsi utama yang dapat dijalankan, yaitu fungsi perencanaan dan pelaksanaan. Perencanaan pembelajaran bermanfaat sebagai acuan, gambaran, atau cetak biru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik kepada siswa.

5. Model Pembelajaran Tematik

Secara umum model pembelajaran terpadu terdiri dari sepuluh jika ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematis seperti yang diungkapkan Robin Fogarty (Daryanto 2014: 100-106). Kesepeluh model tersebut adalah 1) fragmented (penggalan), 2) connected (keterhubungan), 3) nested (sarang), 4) sequenced (urutan/rangkaian), 5) shared (bagian), 6) webbed (jarring laba-laba), 7) threaded (galur), 8) integrated (keterpaduan), 9) immersed (celupan), 10) networked (jaringan).

(29)

14 a. Model Webbed (jaring laba-laba)

Model Webbed dimulai dengan menentukan tema, kemudian dikembangkan menjadi sub tema yang terkait. Dari sub tema diharapkan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya. Tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun dengan mata pelajaran lain.

Adapun kelebihan dan kekurangan model jaring laba-laba sebagai berikut. Kelebihan antara lain:

1. adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati;

2. relatif lebih mudah dilakukan guru yang belum berpengalaman;

3. mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.

Sedangkan kekurangan model jaring laba-laba antara lain: 1. kesulitan menyeleksi tema;

2. adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal, sehingga hanya berguna secara artificial di dalam perencanaan kurikulum;

3. guru dapat menjaga misi kurikulum;

4. guru lebih fokus pada kegiatan dari pada pengembangan konsep. b. Model Connected (keterhubungan)

(30)

15

keterampilan lain, tugas yang dilakukan dengan tugas yang telah dilakukan maupun dengan tugas yang akan dilakukan, bahkan ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya. Model keterhubungan memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

Kelebihan antara lain:

1. dengan mengaitkan ide ke dalam satu pembelajaran siswa dapat memiliki gambaran tentang apa akan dipelajari dikemudian hari,

2. konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-menerus sehinga terjadi internalisasi.

3. mengaitkan ide-ide dalam satu pelajaran memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan menganalisa, ide secara berangsur-angsur dan memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.

Sedangakan kelemahan dari model ini antara lain:

1. mata pelajaran tetap terpisah dan tampak tidak terkait, walaupun hubungan dibuat secara interdisiplin,

2. guru tidak didorong untuk bekerja sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep antara mata pelajaran, 3. usaha untuk mengintegrasikan ide dalam suatu mata pelajaran dapat

(31)

16 c. Model Integrated (keterpaduan)

Model keterpaduan merupakan model pembelajaran yang menggabungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam mata pelajaran. Langkah awal yang harus dilakukan guru adalah menyeleksi konsep-konsep, keterampilan, dan sikap yang akan diajarkan dalam satu semester dari berbagai mata pelajaran, selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran.

Model keterpaduan pun memiliki kelebihan dan kelemahan diantaranya:

Kelebihan:

a. memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai mata pelajaran,

b. memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian,

c. mampu membangun motivasi bagi siswa. Kelemahan:

a. sulit diterapkan secara penuh,

b. menghendaki guru yang terampil dalam menguasai konsep,

(32)

17 6. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik bertujuan untuk memudahkan anak-anak dalam memahami konsep-konsep yang diberikan guru, terutama kelas rendah karena anak-anak pada kelas rendah dapat memahami konsep secara holistik. Pembelajaran tematik juga dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan juga memiliki tujuan lain seperti yang dikemukakan sebagai berikut. Menurut Sukayati (Andi Prastowo 2013: 140) tujuan pembelajaran tematik adalah meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari secara lebih bermakna; mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi; menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai luhur dalam kehidupan; menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi serta menghargai pendapat orang lain; meningkatkan gairah dalam belajar; dan memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa.

Tujuan yang disebutkan dapat tercapai jika guru memiliki kreativitas yang tinggi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak-anak. Anak-anak sebagai subjek pembelajaran perlu didorong untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Potensi setiap anak berbeda, oleh karena itu guru perlu memperhatikan hal tersebut. Jika tidak diperhatikan hal ini akan menjadi suatu faktor penghambat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7. Manfaat Pembelajaran Tematik

(33)

18

Andi Prastowo (2013: 147 – 149) bahwa pembelajaran tematik memiliki manfaat bagi guru dan siswa.

a.Bagi guru

1. waktu lebih banyak untuk pembelajaran karena materi pembelajaran tidak dibatasi jam pelajaran tetapi dapat dilanjutkan sepanjang hari, 2. hubungan antarmata pelajaran dapat diajarkan secara logis dan alami, 3. guru bebas dalam melihat masalah dari berbagai sudut pandang, serta 4. pengembangan masyarakat belajar dapat terfasilitasi.

b.Bagi siswa

1. dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar daripada hasil belajar, 2. menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan menyediakan

pendekatan belajar yang integratif,

3. kurikulum berpusat pada minat dan kebutuhan siswa,

4. merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam maupun di luar kelas,

5. pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan,

6. siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema,

(34)

19

Manfaat pembelajaran tematik dikemukakan juga oleh Tim Puskur (Daryanto 2014: 33 – 34) sebagai berikut.

a. Banyak materi-materi yang tertuang dari beberapa mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep, sehingga siswa pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh.

b. Siswa mudah memusatkan perhatian karena beberpa mata pelajaran dikemas dalam satu tema yang sama.

c. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan menyumbangkan berbagai kompetensi beberapa mata pelajaran dalam tema yang sama.

d. Pembelajaran tematik melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan mata pelajaran, sehingga mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirannya dan memungkinkan berbagai jaringan konsep.

e. Menghemat waktu karena beberapa pelajaran dikemas dalam suatu tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan sehingga waktu yang lain dapat digunakan untuk kegiatan lain misalnya pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan dan remedial. 8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

(35)

20

a. Materi pembelajaran dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dapat memahami sekaligus melaksanakan konsep yang dipelajari.

b. Siswa dapat dengan mudah mengaitkan hubungan materi pelajaran antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.

c. Dalam bekerja kelompok siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya baik kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan

d. Guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

Sedangkan kekurangan pembelajaran tematik dapat dilihat dari beberapa aspek seperti guru, siswa, sarana dan prasarana, kurikulum, penilaian, dan pembelajaran.

a. Aspek guru, guru dituntut berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaiatan dengan bahan ajar yang akan diajarkan agar guru mampu mengemas dan mengembangkan materi tersebut menjadi materi yang menyenangkan. Tanpa kondisi seperti ini pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.

b. Aspek siswa, siswa harus memiliki keberanian untuk mencari informasi tentang materi yang dipelajari atau dengan kata lain siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, jika tidak pembelajaran terpadu tidak terlaksana dengan baik.

(36)

21

misalnya buku bacaan, internet. Bila sarana tidak terpenuhi maka penerapan pembelajaran terpadu dapat terhambat.

d. Aspek kurikulum, kurikulum harus berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman siswa bukan pada pencapaian target penyampaian materi. e. Aspek penilaian, cara penilaian harus menyeluruh dan tidak hanya pada hasil

akhir tetapi mengutamakan penilaian proses.

f. Suasana pembelajaran, guru sering mengutamakan salah satu kajian dalam satu tema sehingga kajian yang lain tidak sempat dikaji saat mengajar.

Adapun keunggulan dan kekurangan lain sebagai berikut. Keunggulan meliputi: (1) menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, (2) pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, (3) hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4) menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Sedangkan kekurangan pembelajaran tematik meliputi: (1) guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi, (2) tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat. B. Kajian tentang Perencanaan Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik

(37)

22

perencenaan pada pembelajaran tematik mencakup beberapa hal diantaranya pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran tematik perlu dilakukan, karena ada alasan yang mendasarinya. Perncanaan atau persiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar. Hamzah B. Uno (Andi Prastowo, 2013: 233) juga berpendapat bahwa perencanaan pembelajaran diperlukan untuk mendapatkan perbaikan kualitas pembelajaran, dengan asumsi-asumsi yang mendesarinya sebagai berikut.

a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu di awali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.

b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.

c. Perencanaan desain pembelajaran diajukan pada bagaimana seseorang belajar

d. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran

(38)

23

f. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpukan bahwa perencanaan pembelajaran tematik pada dasarnya adalah suatu cara yang dilakukan agar kegiatan pembelajaran tematik berjalan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran Tematik

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Andi Prastowo (2013: 238-239) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

a. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas. Jika kompetensi yang akan dikembangkan, disusun secara sistematis akan dapat dikembangkan semaksimal mungkin.

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel. Perencanaan yang dibuat dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa. Dalam pelaksanaan perencanaan dapat di ubah sesuai tingkat kemampuan siswa.

(39)

24

kompetensi dasar yang diwujudkan. Artinya kegiatan yang dilaksanakan harus memiliki manfaat bagi peserta didik.

d. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.

e. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksanaan program disekolah. Hal ini dilaksanakan agar tidak terjadi tumpangtindih antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain.

3. Hal-hal yang perluh Dipersiapkan

Menurut Mulyasa dalam buku Andi Prastowo (2013: 240), dalam perencanaan pembelajaran, terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan (1) persiapan atau perencanaan merupakan suatu proses yang arahkan pada tindakan mendatang. (2) persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang (future action), yang hadapkan pada berbagai masalah, tentangan, serta hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti (chaus). (3) rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanan, erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan.

(40)

25

a. Menetapkan mata pelajaran secara teknis, langkah ini sebaiknya dilakukan setelah kita membuat peta kompetensi dasar secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah dasar, dengan maksud supaya terjadi pemerataan ketematikan. b. Menetapkan kompetensi dasar yang sama dalam setiap mata

pelajaran. Pada tahap ini, perlu adanya identifikasi kompetensi dasar pada jenjang kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara tematik. c. Kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari dan menetapkan

hasil belajar dari setiap mata pelajaran, sehingga dapat diketahui materi pokok yang bias dibahas secara tematik

d. Menetapkan tema merupakan pokok pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembicaraan. Menetapkan tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang akan dipadukan pada jenjang kelas dan semester yang sama. Tema dapat digunakan untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, seperti:

1) adanya tema dapat mempermudah siswa dalam memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu,

2) adanya tema dapat mempermudah siswa dalam mempelajari pengetahuan,

(41)

26

4) keberadaan tema dapat mengembangkan kompetensi komunikasi (bahasa) siswa secara lebih baik, karena pada saat yang bersamaan siswa akan mengaitkan mata pelajaran dengan pengalaman pribadinya,

5) adanya tema dapat meningkatkan rasa akan kemanfaatan dan makna belajar dalam diri siswa, karena materi disajikan dalam konteks khusus dan tema jelas,

6) adanya tema dapat meningkatkan gairah belajar siswa, karena mereka bias berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat dan lain sebagainya,

7) kehadiran tema dapat menghemat waktu pembelajaran guru, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan hanya dalam dua atau tiga kali pertemuan,

8) kehadiran tema dapat menjadikan proses pembelajaran siswa menjadi realistis, karena tema yang dipilih sesuai dengan konteks, lingkungan, dan yang lebih penting adalah dekat dengan jangkauan pemikiran mereka,

(42)

27

10)adanya tema dapat melatih kepekaan siswa dan guru untuk meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan, baik fenomena alam maupun realitas sosisal yang terjadi disekitar mereka. C. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan dan karakteristik yang diperoleh dari lingkungan termasuk anak sekolah dasar. Anak sekolah dasar pada umumnya berusia 7-12 tahun. Pada masa ini anak tergolong masa konkret prerasional, pada masa ini anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Masa konkret prerasional anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir diantaranya: identifikasi, negasi dan reprokasi. Identifikasi artinya mengenali sesuatu, negasi artinya mengingkari sesuatu dan reprokasi berarti mencari hubungan timbal-balik antara beberapa hal.

Daryanto (2014: 1-2) menjelaskan karakteristik anak kelas awal dari beberapa segi diantaranya.

1. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik telah mencapai kematangan, telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya, koordinasi mata dengan tangan telah berkembang, mempunyai sahabat, mulai berkompetisi dengan sahabat, mampu berbagi dan mandiri.

2. Perkembangan emosi

(43)

28

mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mampu benar tentang benar dan salah.

3. Perkembangan kecerdasan

Perkembangan kecerdasan ditunjukan dengan kemampuannya dalam melakukan variasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, senang berbicara dan berkembangnya pemahaman tentang ruang dan waktu.

4. Cara anak belajar

Anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: memandang dunia secara objektif, mulai berpikir secara operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda yang ditemuinya misalnya volume, wujud benda atau ukuran benda.

5. Ciri belajar anak

(44)

29 D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana pemahaman guru tentang konsep perencanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul Yogyakarta?

2. Apakah para guru kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan telah memahami cara penyusunan tema/sub tema dalam pembelajaran tematik? 3. Apakah para guru kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan telah

menetapkan alokasi waktu yang tepat dalam perencenaan pembelajaran tematik?

4. Apakah para guru kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan telah memahami tentang perencanaan langkah-langkah pembelajaran dalam pembelajaran tematik?

5. Apakah para guru kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan telah memahami tentang penggunaan alat/bahan dalam pembelajaran tematik? 6. Apakah para guru kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan telah

(45)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena peneliti mendeskripsikan suatu fenomena sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya dialami oleh subjek penelitian dan menyajikan data tersebut dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Menurut Saifuddin (2004: 5) mengemukakan bahwa jenis penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menekankan pada data-data numerial (angka) yang diolah dengan metode statistika, sedangkan penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang lebih menekankan pada analisisnya, proses penyimpanan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.

(46)

31

instrumen kunci. Hasil penelitian ini bukan berupa data angka melainkan deskripsi mendalam tentang pengetahuan guru dan kepala tentang perencanaan pembelajaran tematik di SD 2 Padokan.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang atau sesuatu yang dapat dujadikan sumber pengambilan data. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru kelas rendah (1, 2 dan 3) sehingga jumlah guru yang diteliti adalah tiga orang.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah informasi yang didapatkan dari subjek penelitian. Objek dalam penelitian ini antara lain:

a. pemahaman guru kelas (1, 2 dan 3) tentang perencanaan pembelajaran tematik,

b. perencanaan pembelajaran tematik kelas(1, 2, dan 3) Sekolah Dasar 2 Padokan,

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menjadi salah satu sumber informasi tentang pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran tematik.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(47)

32

Peneliti menentukan kelas yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelas (1, 2, dan 3). Penetapan lokasi dalam penelitian ini dengan alasan Sekolah Dasar 2 Padokan merupakan satuan pendidikan tingkat sekolah dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai sekolah dasar yang menerapkan kurikulum 2013. Alasan lainnya karena terutama untuk kelas (1, 2, dan 3) belum pernah digunakan sebagai lokasi penelitian tentang perencanaan pembelajaran tematik.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan pada tanggal 05 Juni sampai 05 Juli 2015.

D. Jenis Data Penelitian 1. Data Primer

Data primer merupakan data pokok yang diperoleh peneliti dari subjek penelitian berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi terhadap pihak-pihak terkait. Pihak-pihak tersebut adalah guru kelas (1, 2, dan 3) SekolahDasar 2 Padokan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang dalam pembahasan hasil penelitian. Data penunjang yang dimaksud antara lain Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang dimiliki guru dan portofolio siswa. E. Teknik Pengumpulan Data

(48)

33

mendapatkan data.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Yang utama dari instrumen penelitian ini adalah observasi dengan dibantu oleh dokumentasi dan wawancara. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif.

1. Observasi

Observasi berfungsi untuk mencatat peristiwa dan semua hal yang dianggap bermakna dalam penelitian. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melihat gambaran umum tentang bagaimana proses perencanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar 2 Padokan.

2. Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai perencanaan pembelajaran tematik pada kelas (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar 2 Padokan. Dokumentasi yang diamati untuk memperoleh data tentang pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran tematik berupa RPP.

3. Wawancara

(49)

34 F. Instrumen Penelitian

[image:49.595.143.508.331.722.2]

Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2010: 305), instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Penelitian ini menggunakan peneliti sebagai instrumen utama dan menggunakan instrumen tambahan. Instrumen tambahan ini digunakan sebagai alat bantu untuk memperoleh data lapangan. Berikut ini adalah aspek yang diamati dan indikator dalam perencanaan pembelajaran.

Tabel 1. Pendoman wawancara mendalam. No Aspek yang menjadi

fokus

Pertanyaan 1. Konsep pembelajaran

tematik

1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang pembelajaran tematik? 2. Bagaimana pelaksanaan

pembelajaran tematik di kelas rendah?

2. Unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik

Unsur apa sajakah yang ada dalam RPP tematik?

3. Satuan Pendidikan Apa yang dimaksud dengan satuan pendidikan?

Tema/sub tema 1. Bagaimanakah cara untuk menentukan tema dan sub tema?

2. Bagaimanakah cara untuk membuat jaringan tema untuk beberapa mata pelajaran? 3. Apakah membuat tema

berdasarkan buku/silabus atau melakukan jika pengembangan, bagaimana melakukan

pengembangannya? Kelas/semester

(50)

35

Alokasi waktu Bagaimanakah pembagian alokasi waktu pada perencanaan pembelajaran tematik (mulai dari apersepsi sampai penutup)?

Kompetensi Inti 1. Bagaimana menuliskan kompetensi Inti? 2. Menulis berdasarkan

buku/silabus atau melakukan pengembangan?

3. Jika pengembangan, bagaimana melakukan pengembangannya? Kompetensi Dasar 1. Bagaimana menuliskan

kompetensi dasar? 2. Menulis berdasarkan

buku/silabus atau melakukan pengembangan?

3. Jika pengembangan, bagaimana melakukan pengembangannya?

Indikator 1. Bagaimana menuliskan

Indikator?

2. Menulis berdasarkan

buku/silabus atau melakukan pengembangan?

3. Jika pengembangan, bagaimana melakukan pengembangannya? Tujuan Pembelajaran 1. Bagaimana menuliskan tujuan

pembelajaran? 2. Menulis berdasarkan

buku/silabus atau melakukan pengembangan?

3. Jika pengembangan, bagaimana melakukan pengembangannya? Langkah-langkah

Pembelajaran

Kegiatan awal

1. Apakah kegiatan awal itu? 2. Berisi apasajakah kegiatan awal

itu?

(51)

36

bagaimana caranya? Kegiatan Inti

1. Apakah kegiatan inti itu? 2. Berisi apasajakah kegiatan inti

itu?

3. Bagaimana menyususn

langkah-langkah kegiatan inti? Dari buku atau melakukan pengembangan sendiri?

4. Jika pengembangan, bagaimana caranya?

Penutup

1. Apakah kegiatan penutup itu? 2. Berisi apasajakah kegiatan

penutup itu?

3. Bagaimana menyususn langkah-langkah kegiatan penutup?

4. Dari buku atau melakukan pengembangan sendiri? Jika pengembangan, bagaimana caranya?

Materi Ajar 1. Materi ajar yang tertulis di RPP merupakan rangkuman materi atau materi secara keseluruhan? 2. Bagaimana menyusun materi

ajar? Dari buku atau melakukan pengembangan sendiri?

3. Jika pengembangan, bagaimana caranya?

Alat/Bahan 1. Apa bedanya antara alat dan bahan?

2. Alat dan bahan seperti apa yang biasa digunakan oleh guru? 3. Apakah alat yang digunakan

dilingkungan kelas/sekolah? 4. Alat/bahan yang direncanakan

sesuai dengan yang tertulis dibuku atau guru melakukan pengembangan?

(52)

37

siswa, guru atau sekolah? Pendekatan

Pembelajaran

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran? 2. Pendekatan pembelajaran

apasaja yang pernah digunakan?

3. Apakah pendekatan

pembelajaran itu di rancang berdasarkan buku atau pengembangan sendiri? Metode pembelajaran 1. Apa yang dimaksud dengan

metode pembelajaran?

2. Metode pembelajaran apasaja yang pernah digunakan? 3. Apakah metode pembelajaran

itu di rancang berdasarkan buku atau pengembangan sendiri? Media belajar 1. Apa yang dimaksud dengan

media belajar?

2. Untuk penggunaan media belajar, apakah media belajar di sediakan sekolah atau

penyediaannya oleh guru sendiri.

Alat/Bahan 1. Apa bedanya antara alat dan bahan?

2. Alat dan bahan seperti apa yang biasa digunakan oleh guru? 3. Apakah alat yang digunakan

dilingkungan kelas/sekolah? 4. Alat/bahan yang direncanakan

sesuai dengan yang tertulis dibuku atau guru melakukan pengembangan?

Apakah alat/bahan yang digunakan disediakan oleh siswa, guru atau sekolah? Sumber Belajar 1. Apa yang dimaksud dengan

sumber belajar?

(53)

38

pernah digunakan?

Penilaian 1. Apa yang dimaksud dengan

penilaian?

2. Jenis penilaian apa saja yang diketahui?

3. Jenis penelitian apa saja yang pernah digunakan?

4. Kapan melakukan penilaian? 5. Pernahkah melakukan penilaian

di awal, pertengahan dan akhir?

Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat berkembang sesuai dengan wawancara yang terjadi (wawancara mendalam). Alat bantu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman studi dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Observasi yang digunakan adalah pengamatan pada RPP yang sudah pernah dibuat oleh guru. Pedoman observasi mengikuti pedoman wawancara terkait kelengkapan unsur-unsur RPP tersebut.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan sesuai dengan instrument pedoman wawancara mendalam (Tabel 1). Wawancara dilakukan pada guru kelas 1, 2 dan 3 SD 2 Padokan.

3. Studi Dokumentasi

(54)

39

observasi dan wawancara. Dokumentasi berupa RPP yang pernah dibuat oleh guru dan catatan lapangan hasil wawancara dengan guru kelas 1, 2, dan 3 SD 2 Padokan.

G. Analisis Data

Miles and Huberman dan Spradley dalam Sugiyono (2011: 183), teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif, meliputi.

1. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data (data display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Verification (conclusion drawing)

(55)

40 H. Keabsahan Data

Sugiono (2013: 366) mengemukakan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan

[image:55.595.154.533.301.382.2]

confirmability (obyektivitas). Dalam penelitian ini keabsahan data peneliti menggunakan uji kredibilitas, dalam pengujian kredibilitas peneliti menggunakan triangulasi.

Tabel 2. Triangulasi Data

No Triangulasi Observai Wawancara Dokumentasi Keterangan Ya Tidak 1

2 3

(56)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD 2 Padokan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. SD ini terletak di Jln. Madukismo, Padokan Tirtimulyo, Kasihan, Bantul.

b. Keadaan Tempat Penelitian

SD 2 Padokan terdiri dari 17 ruang kelas, 1 ruang tata usaha, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, dan 1 ruang lab komputer. Saat ini SD 2 Padokan memiliki 17 orang guru kelas dan dua orang guru olahraga. SD 2 Padokan juga memiliki karyawan yang memadai untuk membantu kegiatan operasional sekolah, yakni 1 orang pegawai TU, 1 orang pegawai laboratorium, 1 orang penjaga sekolah, 1 orang petugas cleaning service, dan 1 orang petugas perpustakaan.

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian mengambil subjek guru kelas rendah (kelas I, II, dan III) sehingga jumlah guru yang diwawancara adalah 3 orang.

3. Deskripsi Hasil Penelitian

(57)

42

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara karena untuk mengetahui perencanaan kegiatan belajar pada kelas rendah.

Deskripsi penelitian yang akan dibahas yaitu: pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul. Untuk mengetahui pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul peneliti mengadakan wawancara langsung dengan guru kelas rendah. Adapun deskripsi data dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Konsep pembelajaran tematik

1)Pemahaman guru tentang konsep pembelajaran tematik

Idealnya guru dapat memahami konsep pembelajaran tematik secara memadai agar dapat merencanakan pembelajaran tematik secara optimal. Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan temauntuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalamanbermakna kepada siswa. Melalui pembelajaran tematik, siswa diajak memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahaminya.

(58)

43

dengan jawaban dua guru di atas mengenai konsep pembelajaran tematik, seorang guru kelas III dalam wawancara dengan peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam bentuk tema yang disampaikan secara terpadu.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru kelas rendah SD 2 Padokan telah memahami tentang konsep pembelajaran tematik. Mereka memahami bahwa konsep pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam tema yang akan diajarkan secara terpadu.

2)Pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas rendah

Pembelajaran tematik belum lama dilaksanakan di SD 2 Padokan. Oleh karena itu, pembelajaran tematik merupakan tantangan tersendiri bagi para guru untuk kreatif dalam menerapkannya di kelas. Berdasarkan observasi di Kelas I, II, dan III di SD 2 Padokan terlihat bahwa siswa menikmati proses pembelajaran di kelas. Para guru juga telah lancar dalam melaksanakan pembelajaran tematik di kelas rendah. Jawaban serupa juga disampaikan oleh guru kelas I bahwa pembelajaran tergabung dalam tema.

(59)

44

berupaya agar materi pembelajaran tergabung dalam tema. Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas rendah, guru kelas II di SD 2 Padokan menuturkan bahwa pembelajaran berdasarkan tema yang tediri dari beberapa mata pelajaran. Sedangkan menurutguru kelas III dalam wawancara dengan peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran tematik sangat sesuai diterapkan di kelas rendah.

Uraian di atas menunjukkan bahwa guru di SD 2 Padokan merasakan bahwa pembelajaran tematik yang dilaksanakan berdasarkan tema yang tediri dari beberapa mata pelajaran ternyata cocok dan sesuai diterapkan di kelas rendah. Berdasarkan observasi, kegiatan pembelajaran dengan konsep pembelajaran tematik memang cocok diterapkan di kelas rendah. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik

(60)

45

pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, metode, media, penilaian dan penilaian.

Wawancara di atas menunjukkan bahwa unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik merupakan satuan dalam satu tema yang mencakup identitas sekolah/satuan pendidikan, jam pelajaran, tema/sub tema, tahun ajar, KI, kompetensi dasar, indikator, rencana kegiatan pembelajaran, metode, media, dan penilaian.

Secara umum para guru kelas rendah di SD 2 Padokan telah memahami unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik. Terkait dengan hal tersebut, guru kelas II di SD 2 Padokan menuturkan beberapa hal sebagai berikut: kompetensi dasar, tema, indikator, sub tema, langkah-langkah pembelajaran, satuan pendidikan, alokasi waktu. Lebih lanjut, seorang guru kelas III dalam wawancara dengan peneliti menyebut unsure-unsur tersebut sebagai berikut identitas, kompetensi dasar, indikator, sumber belajar, kegiatan pembelajaran, media.

Uraian di atas menunjukkan bahwa guru di SD 2 Padokan telah memahami secara rinci tentang unsur-unsur yang ada dalam RPP tematik, yakni meliputi identitas, kompetensi dasar, tema, indikator, sub tema, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran, satuan pendidikan, dan alokasi waktu.

c. Satuan pendidikan

(61)

46

mencakup satuan pendidikan. Para guru di kelas rendah telah memahami bahwa satuan pendidikan yang dimaksud adalah guru menuliskan nama sekolah/intasi sekolah agar dalam proses pembelajaran jelas. Hal ini juga telah diterapkan oleh guru dalam penyusunan silabus dan kurikulum. Berdasarkan observasi terhadap dokumen silabus dan kurikulum yang mereka susun, mereka telah menuliskan nama sekolah/instasi sekolah agar dalam proses pembelajaran jelas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa satuan pendidikan yang tercantum dalam perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul merupakan nama sekolah dasar dimana instansi mereka bernaung. Hal ini menandai bahwa perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah tersebut merupakan milik Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul dan berlaku secara terbatas di lingkungan instansi tersebut.

d. Tema/sub tema

(62)

47

bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam menentukan tema/sub tema. Hal ini dikarenakan cara untuk menentukan tema/sub tema sudah disediakan dari pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyusunan tema/sub tema dalam pembelajaran tematik khususnya di SD 2 Padokan merupakan cabang dari tema yang sangat berkaitan isinya. Penyusunan tema/sub tema dalam pembelajaran tematik khususnya di SD 2 Padokan tetap mengacu pada buku pedoman, tetapi dalam penjabaran tema disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa.

Selama ini para guru kelas rendah di SD 2 Padokan juga telah berusaha melakukan pengembangan terhadap tema/sub tema yang ada, sehingga tidak hanya mengacu pada buku/ silabus saja. Berdasarkan informasi dari guru dapat dipahami bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan dalam mengembangkan tema/sub tema senantiasa menyesuiakan antara buku siswa dan buku guru serta kondisi lingkungan belajar siswa dan keadaan sekolah. Guru melakukan pengembangan tema/sub tema dengan mencari acuan dari sumber lain seperti internet dan buku.

e. Alokasi waktu

(63)

48

Berdasarkan informasi dari guru dapat dipahami bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan telah menerapkan alokasi waktu dengan baik dalam perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah. Secara umum alokasi untuk kegiatan inti lebih besar dibandingkan kegiatan pendahuluan dan kegiatan akhir/ penutup. Alokasi untuk kegiatan pendahuluan sekitar 10 menit, kegiatan ini sekitar 130 menit hingga 185 menit dan penutup sekitar 10 menit hingga 20 menit. Pelaksanaan pembelajaran tidak selalu terpaku dengan waktu yang telah direncanakan tetapi menyesuaikan pemahaman siswa akan konsep yang disampaikan. f. Kompetensi inti

Perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul juga mencakup kompetensi inti. Kompetensi ini dapat ditulis sesuai dengan buku guru yang ada di sekolah. Berdasarkan observasi terhadap silabus dan kurikulum yang disusun para guru di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul diketahui bahwa secara umum mereka telah menuliskan kompetensi inti secara rinci sesuai pedoman yang ada. Terkait dengan bagaimana menuliskan kompetensi inti, seorang guru kelas II menyampaikan bahwa berdasarkan buku acuan.

(64)

49

Berdasarkan informasi dari guru di atas maka dapat disimpulkan bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan menuliskan kompetensi inti sesuai buku guru sebagai acuan. Penyusunan kompetensi inti juga harus mempertimbangkan buku/ silabus. Terkait dengan hal ini para guru kelas rendah menjelaskan bahwa penyusunanan kompetensi inti selalu berdasarkan silabus. Sehingga dapat disimpulkan bahwapara guru di Sekolah SD 2 Padokan dalam menyusun kompetensi inti senantiasa mempertimbangkan buku/ silabus.

Akan tetapi, selama ini belum banyak dilakukan pengembangan dalam penyusunan kompetensi inti sebagaimana yang disampaikan oleh seorang guru kelas I bahwa tidak ada pengembangan KI. Berdasarkan informasi dari guru di atas maka dapat dipahami bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan tidak melakukan pengembangan dalam penyusunan kompetensi inti. Hal ini dikarenakan mereka hanya perlu menuliskannya kembali kompetensi inti sesuai yang ada di buku guru. g. Kompetensi dasar

(65)

50

Terkait dengan bagaimana menuliskan kompetensi dasar, paraguru kelas rendah dan kepala sekolah menyampaikan bahwa diambil dari buku guru. Berdasarkan informasi dari guru di atas maka dapat dipahami bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan senantiasa menuliskan kompetensi dasar sesuai buku guru.Sedangkan untuk pengembangan kompetensi dasar pun sesuai dengan kurikulum yang ada pada buku guru.

h. Indikator

Perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul juga mencakup indikator.Indikator tersebut dapat ditulis berdasarkan buku guru serta dikembangkan oleh guru sesuai dengan kemampuan siswa. Terkait dengan bagaimana menuliskan indikator, guru kelas II dan guru kelas III menyampaikan bahwa mengembangkan sendiri berdasarkan kompetensi dasar. Sedangkan guru kelas I menjelaskan bahwa ditulis setelah KD dengan penomoron 3 digit, contoh: 3.2.1. Sedangkan menurut kepala sekolah untuk penulisan indikator, guru diarahkan untuk mengembangkan sendiri sesuai KD agar disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.

(66)

51

Pengembangan indikator guru kelas II menyampaikan bahwa berdasarkan materi ajar yang akan disampaikan. Guru kelas I menjelaskan bahwa pengembangan sesuai dengan keadaan siswa. Sedangkan guru kelas III dalam wawancara dengan peneliti menjelaskan bahwa pengembangan ditulis berdasarkan kompetensi dasar khusunya untuk (K1 dan K2) yang belum ditulis indikatornya dalam buku guru.

Berdasarkan informasi dari guru di atas maka dapat disimpulkan bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan telah melakukan pengembangan indikator dalam perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah yang ditulis berdasarkan kompetensi dasar khusunya untuk KI dan K2 yang belum ditulis indikatornya dalam buku guru. Pengembangan indikator juga dilakukan dengan mengacu pada materi ajar yang akan disampaikan serta tetap memperhatikan tingkat kemampuan siswa.

i. Tujuan pembelajaran

(67)

52

Sekolah SD 2 Padokan untuk penulisan tujuan pembelajran biasanya ditulis setelah penulisan indikator. Dengan komposisi ABCD dan seterusnya.

Berdasarkan informasi dari guru dapat disimpulkan bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan sudah menuliskan tujuan pembelajaran sesuai indikator yang ditentukan guru dan komposisinya dapat mengadung ABCD (audience, behaviour, condition, dan degree).

j. Langkah-langkah pembelajaran

Langkah pembelajaran merupakan tahap inti dari sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran tematik kelas rendah di Sekolah Dasar 2 Padokan Kasihan Bantul juga mencakup langkah-langkah pembelajaran. Langkah tersebut diantaranya mencakup kegiatan awal. Pada perencanaan ini guru menentukan kegiatan awal yang dilakukan sesuai buku guru adalah pengkondisian siswa, presensi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti yang dilakukan guru mencakup kegiatan pembelajaran santifik yang terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mengorganisasi dan mengkomunikasi. Kegiatan penutup adalah guru menarik kesimpulan, evaluasi, refleksi dan pemberian PR. Dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dapat ditulis sesuai buku dan pengembangan berdasarkan kreativitas guru.

(68)

53

mengingat pembelajaran yang telah dipelajari, menargetkan dengan pembelajaran hari ini. Guru kelas I mengemukakan hal yang sama bahwa kegiatan awal merupakan kegiatan sebelum masuk kegiatan inti. Sedangkan guru kelas III dalam wawancara dengan peneliti menjelaskan bahwa kegiatan adalah kegiatan yang bertujuan menyiapkan anak secara fisik dan mental agar anak siap mengikuti pembelajaran (salam, siswa, tujuan, dan persepsi.

Berdasarkan informasi dari guru maka dapat dipahami bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan telah memahami kegiatan awal sebagai bagian dari langkah-langkah pembelajaran. Mereka memahami kegiatan tersebut sebagai kegiatan sebelum masuk kegiatan inti dan pada dasarnya dilakukan untuk mengingat pembelajaran yang telah dipelajari, serta menargetkan pembelajaran pada saat itu. Kegiatan tersebut secara umum bertujuan untuk menyiapkan anak secara fisik dan mental agar anak siap mengikuti pembelajaran.

(69)

54

Berdasarkan informasi dari para guru tersebut di atas maka dapat dipahami bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan telah mengetahui isi kegiatan awal. Kegiatan awal pada pembelajaran tematik mencakup salam, pengkondisian siswa, pengecekan/presensi siswa, apersepsi, penyampaian tema/sub tema dan tujuan pembelajaran dan pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam pembelajaran tematik juga idealnya disusun dengan baik. Terkait dengan bagaimana menyususn langkah-langkah kegiatan awal, seorang guru kelas II menyampaikan bahwa mengulang pembelajaran yang telah diajarakan, memancing pengetahuan siswa tentang pelajaran yang akan dipelajari. Guru kelas I menjelaskan bahwa berdasarkan buku guru dan pengembangan kreativitas guru berdasarkan kondisi siswa. Guru kelas III dalam wawancara dengan peneliti menjelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran sudah ada dalam buku guru. Serta dikembangkan sesuai dengan rencana pembelajaran.

(70)

55

Langkah pembelajaran selanjutnya setelah kegiatan awal adalah kegiatan inti.Terkait dengan pengertian kegiatan inti, seorang guru kelas II menyampaikan bahwa kegiatan berdasarkan teori/ materi yang dipelajari. Guru kelas I menjelaskan bahwa kegiatan inti pembelajaran yang mencakup langkah-langkah pendekatan saintifik. Guru kelas III dalam wawancara dengan peneliti menjelaskan bahwa kegiatan inti merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mencari informasi berupa matari-materi pembelajaran yang diperlukan oleh siswa.

Berdasarkan informasi dari para guru tersebut di atas maka dapat dipahami bahwa para guru di Sekolah SD 2 Padokan telah memahami konsep kegiatan inti. Mereka secara sederhana memaknai kegiatan inti sebagai kegiatan pembelajaran yang bertujuan mencari informasi berupa matari-materi pembelajaran yang diperlukan oleh siswa.

Kegiatan inti dalam pembelajaran tematik mencakup beragam aktivitas. Guru kelas rendah mengemukakan berbagai aktivitas dalam kegiatan inti diantaranya penjelasan teori, pengembangan masalah, evaluasi, pembahasan masalah, mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, mengkomunikasikan.

(71)

56

masalah. Guru-guru mengembangkan sendiri langkah-langkah kegiatan inti berdasarkan buku yang telah disediakan oleh pemerintah pusat. Pengembangan kegiatan inti dalam pembelajaran tematik di kelas rendah mencakup pengenalan teori, pokok permasalahan, pemecahan masalah, dan kesimpulan. Setiap guru memang memiliki kreativitas masing-masing dalam melakukan pengembangan sendiri terhadap kegiatan inti dalam pembelajaran tematik tetap disesuaika

Gambar

Tabel 1. Pendoman wawancara mendalam.
Tabel 2. Triangulasi Data
Gambar 1. Wawancara dengan guru

Referensi

Dokumen terkait

Islam akan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak terhormat. Nabi sangat peka dengan keadaan bangsa Arab yang puisinya cenderung pada permusuhan dan kekerasan. Karena itu, dalam

Sumbangan Hunayn Bin Ishaq ini telah memberi impak kepada perkembangan dan penyebaran ilmu pada zaman tersebut kerana adanya pertambahan sumber-sumber rujukan

Hal ini dipastikan selama audit percontohan dilakukan pada bulan oktober 2011 (COC dilokasi budidaya (ini merupakan ujian atas nama ASC / MSC) dan MSC audit COC penuh

Pola retak balok lentur geser yang terbentuk menunjukkan adanya pengaruh dari beban terpusat yaitu pada pada daerah momen murni, retak yang terbentuk mengalami kemiringan

[r]

[r]

Safety riding dipilih dalam penelitian ini sebagai salah satu kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT XYZ karena program tersebut sudah disesuaikan dengan situasi yang

Sehingga selama kerja praktek di perusahaan tersebut mahasiswa dapat memperoleh berbagai macam pengetahuan baru dari proses produksi yang dimulai dari tahap