• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGENAL NAPZA KONSEP DASAR KEPERAWATAN PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAPZA 05/02/2016 JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN. MASYKUR KHAIR, S.Kep., Ns.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGENAL NAPZA KONSEP DASAR KEPERAWATAN PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAPZA 05/02/2016 JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN. MASYKUR KHAIR, S.Kep., Ns."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

PENYALAHGUNAAN &

KETERGANTUNGAN NAPZA

By:

MASYKUR KHAIR, S.Kep., Ns.

MENGENAL NAPZA

Napza merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat / bahan adiktif lainnya adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA.

NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya. Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA

JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN

1.NARKOTIKA(Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika).

NARKOTIKA : adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika Golongan I : Contoh : heroin, kokain, ganja Narkotika Golongan II : Contoh : morfin, petidin Narkotika Golongan III : Contoh : kodein

JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN...

2.PSIKOTROPIKA(Menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika) PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan

Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Contoh : ekstasi, shabu, LSD

PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam

JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN...

3.ZAT ADIKTIF LAIN

Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

Minuman berakohol

Inhalansia (gas yang dihirup) Contoh: Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin. Tembakau

Sama sekali dilarang : Narkotoka golongan I dan Psikotropika Golongan I. Penggunaan dengan resep dokter : amfetamin, sedatif hipnotika. Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain. Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.

(2)

Napza tersebut bekerja didalam tubuh yg mempengaruhi terjadinya perubahan: perilaku, alam perasaan, memori, proses pikir, kondisi fisik individu yg menggunakannya.

Penyalahgunaan Napza ini dapat mengalami kondisi lanjut yaitu : KETERGANTUNGAN NAPZA.

Yaitu suatu kondisi yg cukup berat dan parah, sehingga mengalami sakit yg cukup berat.

Kondisi ini juga ditandai dg adanya KETERGANTUNGAN FISIK yaitu SINDROMA PUTUS OBAT dan TOLERANSI.

SINDROMA PUTUS ZAT adalah : suatu kondisi dimana individu yg menggunakan napza menurunkan atau menghentikan penggunaan napza yg biasanya digunakannya, akan menimbulkan gejala kebutuhan biologik terhadap napza.

TOLERANSI adalah suatu kondisi klien yg menggunakan napza memerlukan peningkatan jumlah napza yg dikonsumsi untuk mencapai tujuan yg dikehendaki.

PENYALAHGUNAAN NAPZA adalah suatu penyimpangan perilaku yg disebabkan oleh penggunaan yg terus menerus sampai terjadi masalah. Menurut Pasal 1 UU RI No.35 Tahun 2009 Ketergantungan adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.

PSIKODINAMIKA

Beberapa macam napza secara alamiah ada didalam tubuh individu.

Zat ini berguna bagi tubuh untuk kebutuhan hidup sehari-hari, seperti melakukan aktivitas fisik, meditasi; kadar napza ini selslu dalam keadaan seimbang didalam tubuh individu.

Apabila individu mengkonsumsi napza seperti tembakau, kafein, alkohol, obat2an yg legal, obat terlarang dg penggunaan jarang, maka akan terjadi peningkatan kadar napza tersebut didalam tubuh.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan kimiawi tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yg lazim disebut INTOKSIKASI.

TAHAPAN PEMAKAIAN NAPZA

Ada beberapa tahapan pemakaian NAPZA yaitu sebagai berikut : 1. Tahap pemakaian coba-coba (eksperimental)

2. Tahap pemakaian sosial

3. Tahap pemakaian situasional

4. Tahap habituasi (kebiasaan)

5. Tahap ketergantungan

PROSES KEPERAWATAN

Untuk membantu pasien dg gangguan penggunaan zat adiktif adalah : dengan menggunakan proses perawatan, tahap pertama yg dilakukan adalah ; pengkajian.

Dalam pengkajian ada beberapa faktor yg penting untuk diketahui yaitu : f.predisposisi; f.presipitasi; tingkah laku pasien, mekanisme koping.

(3)

FAKTOR PREDISPOSISI

Beberapa faktor predisposisi terjadinya gangguan penggunaan zat adiktif adalah ; Faktor Biologis; Kecenderungan keluarga, terutama orang tua yg menyalahgunakan napza. Perubahan metabolik alkohol yg mengakibatkan respon fisiologik yg tdk nyaman. Penyakit kronis: Asma Bronchiale,kanker, penyakit lain dg masa sakit yg menahun.

Faktor Psikologis : Tipe kepribadian yg tergantung. Harga diri yg rendah: terutama untuk ketergantungan alkohol, sedatif hipnotik yg diikuti oleh rasa bersalah. Pembawa keluarga : kondisi keluarga yg tidak stabil, role model yg negatif, Kurang dipercaya, dan orang tua yg ketergantungan zat adiktif. Individu dg perasaan tidak aman (permusuhan dg orang tua, penganiayaan masa kanak2). Individu dg krisis identitas: kecenderungan homoseksual,krisis identitas dg menggunakan obat untuk menunjukkan kejantanan. Cara pemecahan masalah yg menyimpang.

Faktor Sosial Kultural: Sikap masyarakat yg ambivalensi terhadap penggunaan napza seperti nikotine, ganja, alkohol. Norma

kebudayaan : suku bangsa tertentu menggunakan alkohol untuk

upacara adat dan keagamaan. Lingkungan : tempat yg rentan untuk transaksi napza : diskotik, tempat hiburan malam, mall, lokalisasi pelacuran, lingkungan rumah yg kumuh dan padat.

FAKTOR PREDISPOSISI....

FAKTOR PRESIPITASI

Penggunaan zat atau penyalahgunaan zat sering kali merupakan suatu cara dari seseorang untuk mengatasi stres yg ada dalam kehidupannya.

Tanpa disadari kondisi atau cara ini merupakan suatu lingkaran untuk mendapatkan stres selanjutnya akibat dari penggunaan zat tersebut. Semakin banyak penggunaan zat adiktif, semakin banyak pula stres yg ditimbulkan, akibat tergantungnya fungsi biopsikososial sebagai dampak penggunaan zat adiktif.

FAKTOR PRESIPITASI...

Stresor presipitasi untuk terjadinya penyalahgunaan zat adiktif adalah : Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai pengakuan Reaksi sebagai prinsip kesenangan : menghindari dari rasa sakit, mencari kesenangan, relaks agar menikmati hubngan interpersonal.

Kehilangan sesuatu yg berarti : orang yg dicintai/pekerjaan/drop out dari sekolah.

Diasingkan oleh lingkungan : rumah, sekolah, kelompok teman sebaya. Dampak kompleksitas era globalisasi : ketegangan akibat modernisasi, lancarnya transportasi, film, iklan

TINGKAH LAKU

Penyalahgunaan zat dapat berkembang menjadi ketergantungan psikologik dan toleransi.

Ketergantungan fisik adalah tubuh membutuhkan zat adiktif, dan jika tidak dipenuhi maka akan terjadi gejala putus obat pd fisik. Ketergantungan psikologik adalah efek subyektif dari si pengguna zat.

MEKANISME KOPING

Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu representasi dari mekanisme pertahanan diri yg tidak sukses dan tingkah laku adaptif yg tdk adekuat atau tidak berkembang.

Mekanisme yg biasa digunakan pd penyalahgunaan zat adiktif adalah :

1. Denial dari masalah.

2. Proyeksi merupakan tingkah laku untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.

(4)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah

keperawatan

sehubungan

dg

gangguan

penggunaan zat adiktif terutama masalah : gangguan

proses pikir,

Gangguan persepsi sensori (visual, pendengaran, rasa,

raba, penciuman),

Gangguan konsep diri (HDR).

Menurut NANDA diagnosis keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Gangguan persepsi sensori pada penggunaan halusinogen

2. Gangguan hubungan sosial manipulatif

3. Gangguan konsep diri:HDR

4. Tidak mampu mengenal kualitas yg positif dari diri sendiri.

5. Gangguan pemusatan perhatian

6. Partisipasi keluarga yg kurang dalam program pengobatan pasien

7. Menolak mengikuti aktifitas program .

PERENCANAAN

Tujuan yg ingin dicapai dalam memberikan tindakan keperawatan pd pasien dg gangguan penggunaan zat adiktif adalah :

Agar tidak terjadi ancaman terhadap kehidupan. Tidak memburuknya keadaan kesadaran pasien Aman dari kecelakaan terutama pd kondisi intoksikasi.

Setelah masa detoksifikasi :

Termotivasi untuk mengikuti program terapi jangka panjang. Mengenal hal2 positif pada dirinya.

Menggunakan koping yg sehat dalam mengatasi masalahnya. Keluarga bekerjasama dalam program terapi pasien. Mempunyai pengetahuan untuk merawat pasien dirumah.

TINDAKAN KEPERAWATAN

Pendidikan kesehatan jiwa untuk pencegahan penggunaan zat adiktif. Mengganti koping respon yg sehat, pengganti tingkah laku menyalahgunaan zat. Membahas dg pasien tingkah laku menyalahgunakan zat dan resiko penggunaan. Membantu pasien untuk mengidentifikasi masalah menyalahgunakan zat. Memotivasi pasien agar mau mengikuti/berpartisipasi dalam program terapi. Konsisten memberikan dukungan dan pengalaman bahwa pasien mempunyai kekuatan untuk menghadapi masalah yg akan datang.

Memberikan perawatan fisik; observasi tanda vital, makanan, keseimbangan cairan dan kejang.

Memberikan pengobatan sesuai dg terapi detoks.

EVALUASI

Klien mengalami/mencapai keutuhan fisik dan harga diri secara alamiah. Tingkah laku klien merefleksikan meningkatnya pengertian ttg adanya hubungan antara stres dg kebutuhan untuk menggunakan napza.

Sumber koping klien adekuat untuk membantu klien berubah. Klien mengenal kecemasannya dan sadar akan perasaannya. Klien menggunakan koping yg adaptif.

Klien mempunyai alternatif atau belajar pendekatan alternatif untuk mengatasi stres dan ansietasnya.

(5)

Hidup itu Sederhana

... Kita hanya perlu MELAKUKAN TUGAS kita sebagai MANUSIA

UJIAN adalah BUMBU KEHIDUPAN.. Dengan adanya bumbu segala sesuatu akan terasa lebih NIKMAT

Mencoba itu PELU.. Karena dgn MENCOBA kita akan tau KEMAMPUAN KITA... TAKUT itu perlu.. Karena TAKUT akan MEMBUAT kita WASPADA Tapi COBALAH MELAKUKAN hal-hal yang BAIK.. Dan WASPADA terhadap

hal-hal yang BURUK

SAY NO TO DRUGS...!!!

SEKIAN.. SEMOGA BERMANFAAT...!!

TERIMA KASIH

KELOMPOK 1

MEKANISME KERUSAKAN OTAK AKIBAT NAPZA

David Kenedi H Indra Muhammad Didi Oktapianda Lala Noviani Siti Hanifa Y Bunga Suci

KELOMPOK 2

MODEL-MODEL TERAPI UNTUK PENYALAHGUNAAN NAPZA

Muhtadin Masdaryani Muhammad Julfi A Rika Rahmawati Mira Andriani Sendi Rahmawati

KELOMPOK 3

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DGN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Reynaldi Septian H

Moch Rochby Nuranisa Anggi Andriani Muna Suraya Anggi Putri Utami

KELOMPOK ROLE PLAY I

SKENARIO PERAWAT PASIEN

1 2 3 4 5 6 7 8 Bunga Suci Anggi Putri Utami David Kenedi Muhtadin Sendy Rachmawati Reynaldi Septian H Muna Suraya Mira Andriani Didi Oktapianda Lala Noviani Muhammad Julfi Rika Rahmawati Nuranisa Moch Rochby Masdaryani Anggi Andriani

(6)

KELOMPOK ROLE PLAY II

SKENARIO PERAWAT PASIEN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Muhammad Julfi Siti Hanifa Y Nuranisa Moch Rochby Lala Noviani Rika Rahmawati Didi Oktapianda Masdaryani Anggi Andriani Reynaldi Septian H David Kenedi Muhtadin Mira Andriani Indra Muhammad Bunga Suci Anggi Putri Utami Sendy Rachmawati Muna Suraya

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga-lembaga yang telah terbentuk seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi

merupakangambaran dari penilaian masyarakat terhadap peran perempuan dalam kedudukan strategis.Mengingat pemilihan anggotadewan langsung dari masyarakat.Pada Tabel

Namun dengan instalasi nirkabel ini, yang menarik untuk diteliti adalah seberapa handal sistem nirkabel ini dalam melakukan fungsi pengiriman notifikasinya, seberapa layak

Secara tata organisasi Unit Layanan Pengadaan (ULP) di atur berdasarkan kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembentukan

Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang terakhir disebutkan (infusi), yang di dalamnya peneliti telah menggabungkan materi dalam pelajaran

Tujuan dari penelitian ini bagaimana merancang transmisi roda gigi yang diaplikasikan pada PLTA pico hydro1. Terdapat beberapa hal yang diperhatikan dalam merancang

Perak berdasarkan laporan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) divisi maritim (tahun 2003 dan 2009) serta berita acara persidangan olah Mahkamah Proses

Berdasarkan hasil dari proses pemilihan kombinasi komponen penyusun Slicing unit pada mesin pembuat keripik kentang ini dapat disimpulkan bahwa dari proses