• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII JULIETA CHRISTY A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII JULIETA CHRISTY A"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera)

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII

JULIETA CHRISTY

A24080065

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

(2)

Julieta Christy1, Ketty Suketi2

1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

2

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract

The purpose of this internship is to improve technical and managerial skill. The internship program was conducted at Pasewaran Estate, PTPN XII, Banyuwangi, East Java for three months from February 13th until May 13th 2012. The methods of this internship is conducted by following all the practices in the field, discussion, and plant observation. The information were collected including primary and secondary data. The primary data are number of growth buds after pruning, percentage of bud growing after pruning, percentage of flowering after pruning, and technical practices of viticulture in Pasewaran Estate. The secondary data is company data. Pruning management of grape vine affectes productivity. The number of shoots which are left after pruning affect growth buds. Not all buds will grow into new shoots after pruning. The number of buds that are left on the cutting determines the number of new shoots emerging. Flowering occurs in plants after growing shoots after pruning. Grafting vine varieties by Jestro AG 60 with Kediri Kuning shows no different success than grafting with a variety of Prabu Bestari with Jestro AG 60.

(3)

RINGKASAN

JULIETA CHRISTY. Pengelolaan Tanaman Anggur (Vitis vinifera) di PT Perkebunan Nusantara XII. (Dibimbing oleh KETTY SUKETI).

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial mahasiswa. Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Pasewaran, PTPN XII, Banyuwangi, Jawa Timur selama tiga bulan dari 13 Februari sampai dengan 13 Mei 2012.

Metode magang yang dilakukan adalah mengikuti seluruh kegiatan praktik di lapangan, diskusi, dan pengamatan terhadap tanaman. Informasi yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah teknik budidaya tanaman anggur yang dilakukan di Kebun Pasewaran, jumlah tunas yang tumbuh setelah pemangkasan, persentase tunas yang tumbuh setelah pemangkasan, dan persentase bunga yang tumbuh setelah pemangkasan. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan.

Kegiatan budidaya tanaman anggur yang dilakukan di PTPN XII memerlukan perbaikan dalam pengelolaan tanaman. Tanaman anggur merupakan tanaman hortikultura yang memerlukan penangananan yang tepat. Kendala budidaya anggur di kebun ini adalah kurangnya ketepatan penanganan terhadap tanaman. Hal tersebut menyebabkan penurunan produktivitas tanaman.

Pengelolaan pemangkasan tanaman anggur mempengaruhi produktivitas tanaman anggur. Jumlah tunas yang disisakan setelah pemangkasan mempengaruhi pertumbuhan mata tunas. Tidak semua mata tunas akan tumbuh menjadi tunas baru setelah dipangkas. Jumlah mata tunas yang disisakan pada pemangkasan menentukan banyaknya tunas baru yang muncul. Pembungaan pada tanaman terjadi setelah tunas tumbuh. Penyambungan tanaman anggur varietas Kediri Kuning dengan Jestro AG 60 menunjukkan keberhasilan yang tidak berbeda dibandingkan penyambungan varietas Prabu Bestari dengan Jestro AG 60.

(4)

PENGELOLAAN TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera)

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

JULIETA CHRISTY

A24080065

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

(5)

Judul

: PENGELOLAAN TANAMAN ANGGUR (Vitis

vinifera) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII

Nama

: JULIETA CHRISTY

NRP

: A24080065

Menyetujui,

Pembimbing

Dr. Ir. Ketty Suketi, MSi. NIP. 196109131986012001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP. 196111011987031003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Juli 1990. Penulis merupakan anak kedua Bapak Ir. Efendi P. Manurung dan Ibu Farida Berliana Purba.

Pada tahun 2002 penulis lulus dari SD Katholik Ignatius Slamet Riyadi II. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 103 Jakarta dan lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 39 Jakarta dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB sebagai Bendahara Komisi Pelayanan Khusus PMK IPB pada tahun ajaran 2010/2011.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengelolaan Tanaman Anggur (Vitis vinifera) di PT Perkebunan Nusantara XII”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Ketty Suketi, MSi. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak arahan, bimbingan, serta motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir dan skripsi.

2. Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS. dan Dr. Ir. Supijatno, MSi. sebagai dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran-saran yang bermanfaat untuk perbaikan tulisan ini.

3. Dr. Ir. Endang Murniati, MSi. sebagai dosen pembimbing akademik serta seluruh dosen yang telah memberikan ilmu serta pendidikan kepada penulis.

4. Seluruh pimpinan, karyawan dan staff PT Perkebunan Nusantara XII, Jawa Timur, khususnya Kebun Pasewaran yang telah mengizinkan penulis melaksanakan kegiatan magang dan atas setiap ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kegiatan magang.

5. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Ir. Efendi Manurung dan ibunda Farida Berliana Purba yang memberikan nilai-nilai kehidupan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan sarjana di IPB, kakak dan adik, Edwin Petrus Sunshine, ST. dan Christopher Saintjune yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan AGH45 dan semua sahabat di IPB yang telah berbagi kebersamaan selama di IPB.

Bogor, Maret 2013 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 3 TINJAUAN PUSTAKA ... 4 Botani Anggur ... 4

Syarat Tumbuh Anggur ... 5

Pemangkasan ... 6

Varietas Anggur ... 6

METODE MAGANG ... 8

Tempat dan Waktu ... 8

Metode Pelaksanaan ... 8

Pengamatan dan Pengumpulan Data ... 8

Analisis Data dan Informasi ... 9

KEADAAN UMUM ... 10

Letak Wilayah Administratif ... 10

Keadaan Ikim dan Tanah ... 10

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ... 10

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 11

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 12

HASIL KEGIATAN MAGANG ... 14

Penyulaman... 14

Penyambungan ... 14

Pemupukan ... 18

Penyiraman ... 19

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman... 20

Aspek Manajerial ... 21

PEMBAHASAN ... 25

Pemangkasan ... 25

Analisis Usaha Tani ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

Kesimpulan ... 33

Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi dan produktivitas anggur di kebun Pasewaran PTPN

XII... 11 2. Status dan jumlah karyawan di afdeling Sidomulyo/Kampe... 13 3. Keberhasilan sambungan batang atas Jestro AG 60 dengan batang

bawah Kediri Kuning dan Prabu Bestari... 16 4. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan 1 – 4 mata pada

tanaman anggur varietas Jestro AG 60... 27 5. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan lebih dari empat

mata pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60... 27 6. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan 1 – 4 mata pada

tanaman anggur varietas Prabu Bestari... 28 7. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan lebih dari empat

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur organisasi afdeling Sidomulyo/Kampe, kebun Pasewaran

PTPN XII... 12

2. Buah anggur beberapa varietas... 15

3. Teknik sambung pucuk... 15

4. Hasil sambungan (grafting) yang tumbuh... 17

5. Aplikasi pemupukan NPK... 18

6. Irigasi vortex sprayer... 19

7. Penyakit pada tanaman anggur... 20

8. Hama ulat... 21

9. Pengendalian kimiawi... 21

10. Keragaan pohon anggur setelah dipangkas... 25

11. Pertumbuhan tunas dan bunga setelah pemangkasan; (a) tunas baru yang tumbuh, (b) bunga tanaman anggur... 26

12. Perkembangan jumlah tunas yang tumbuh pada varietas Jestro AG 60... 28

13. Perkembangan bunga yang tumbuh setelah pemangkasan... 30

14. Persentase tumbuh bunga setelah pemangkasan pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60... 30

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di afdeling Sidomulyo/Kampe, kebun Pasewaran, PT Perkebunan

Nusantara XII... 38

2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di afdeling Sidomulyo/Kampe, kebun Pasewaran, PT Perkebunan Nusantara XII... 39

3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di afdeling Sidomulyo/Kampe, kebun Pasewaran, PT Perkebunan Nusantara XII... 41

4. Peta Lokasi afdeling Sidomulyo/Kampe, kebun Pasewaran PT Perkebunan Nusantara XII... 44

5. Data curah hujan dan jumlah hari hujan afdeling Sidomulyo/Kampe, kebun Pasewaran, PT Perkebunan Nusantara XII... 45

6. Peta afdeling Sidomulyo/Kampe bagian Kampe, kebun Pasewaran, PT Perkebunan Nusantara XII... 46

7. Struktur organisasi kebun Pasewaran PT Perkebunan Nusantara XII... 47

8. Deskripsi tanaman anggur varietas Jestro AG 60, Prabu Bestari, dan Kediri Kuning... 48

9. Biaya investasi dan operasional budidaya tanaman anggur... 49

10. Penerimaan dalam budidaya tanaman anggur... 53

11. Analisis usaha tani tanaman anggur... 54

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah-buahan sangat bermanfaat karena mengandung berbagai vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Vitamin dan mineral yang terkandung di dalam buah-buahan diperlukan sebagai penunjang proses-proses biokimia yang terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan perlu dicukupi.

Salah satu komoditas buah adalah anggur. Buah anggur memiliki nilai gizi yang sangat dibutuhkan tubuh. Buah anggur mengandung berbagai macam mineral dan vitamin. Menurut Surahman dan Darmaja (2004) buah anggur mengandung 1.94 mg Na, 4.5 mg Mg, 0.07 mg Zn, 130.67 mg K, dan 0.09 mg Fe dalam 100 g buah. Selain itu dalam anggur juga mengandung vitamin C 43.79 mg/ 100 g, vitamin E 0.16 mg/ 100 g, vitamin B, dan vitamin A. Menurut Vitisearch (2012) anggur kaya antioksidan seperti antosianin, flavon, geraniol, linalol, nerol, dan tanin yang berperan dalam melindungi tubuh terhadap sel kanker. Anggur juga mengandung antioksidan resveratrol yang ditemukan dalam minuman anggur (wine). Resveratrol berperan dalam mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif syaraf.

Buah anggur merupakan buah yang sudah banyak dikenal dan digemari masyarakat Indonesia karena memiliki penampilan yang menarik, rasa yang enak, dan nilai gizi yang tinggi. Permintaan masyarakat terhadap buah anggur cukup tinggi. Tingginya permintaan masyarakat terhadap buah anggur belum diimbangi dengan produksi buah anggur yang mencukupi. Oleh karena itu volume impor buah anggur mencapai 5,569,675 kg pada bulan Juni 2011 dengan nilai impor mencapai US$ 12,014,639 terbesar kedua setelah buah apel (BPS diolah Pusdatin, 2011).

Tanaman anggur merupakan tanaman yang berasal dari daerah beriklim subtropis. Menurut Winkler et al. (1962) di daerah beriklim tropis, tanaman anggur selalu hijau sepanjang tahun dan secara alaminya produksi menjadi sangat rendah. Di Indonesia anggur telah dibudidayakan di beberapa daerah. Daerah

(13)

yang memproduksi anggur di Indonesia adalah Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali dan Kupang (NTT) (Nasrudin, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa anggur dapat dibudidayakan di Indonesia meskipun belum dengan skala luas. Oleh karena itu budidaya tanaman anggur di Indonesia yang beriklim tropis memerlukan pengelolaan yang baik dan benar.

Produksi anggur di Indonesia diperkirakan sekitar 20,000 ton per tahun, jauh di bawah produksi pisang, jeruk, salak, pepaya, dan nenas (Wiryanta, 2004). Ini menunjukkan anggur merupakan komoditas yang perlu dikembangkan di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor buah anggur dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan lebih terjangkau.

Kegiatan magang di perkebunan anggur dapat memperluas pengetahuan mahasiswa tentang teknik budidaya tanaman anggur dalam skala kebun. Selain itu, kegiatan magang memberikan wawasan tentang pengelolaan kebun anggur dalam skala produksi untuk tujuan komersial.

PT Perkebunan Nusantara XII yang terletak di Jawa Timur saat ini sedang mengembangkan komoditas buah-buahan. Tanaman buah-buahan dikembangkan di kebun Pasewaran, kabupaten Banyuwangi dengan penerapan teknologi budidaya. Salah satu tanaman buah yang dikembangkan di kebun ini adalah anggur. Oleh karena itu perusahaan ini dipilih sebagai lokasi kegiatan magang perkebunan anggur.

Salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman anggur adalah pemangkasan. Menurut Soegito (1991) Pemangkasan pada tanaman anggur pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan mutu buahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat ditempuh dengan waktu dan cara pemangkasan pembentukan dasar (frame) serta pemangkasan pembuahan yang tepat.

Melalui kegiatan magang di perkebunan anggur ini, mahasiswa dapat mempelajari tahapan pemangkasan tanaman anggur sampai dengan menghasilkan buah.

(14)

Tujuan Pelaksanaan kegiatan magang ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh pengalaman dan melatih keterampilan kerja serta meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan kebun anggur.

2. Meningkatkan kemampuan profesional dalam memahami proses kerja secara nyata dalam budidaya anggur berdasarkan keadaan di lapangan. 3. Mempelajari pengelolaan pemangkasan, pembungaan, dan pembuahan

anggur.

4. Mempelajari teknik penyambungan tanaman anggur yang diterapkan di kebun ini.

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Anggur

Budidaya tanaman anggur dimulai di Asia Kecil, di daerah antara Laut Hitam dan Laut Kaspia sampai ke selatan (Winkler et al., 1962). Kultivar anggur dari Eropa diperkirakan berasal dari spesies liar tunggal Vitis vinifera. Setelah didomestikasi (sekitar 4000 SM), budidaya anggur menyebar ke daerah Mediterania, Eropa barat, India, Cina, dan Jepang. Tanaman anggur diintroduksi ke Amerika bersamaan dengan penemuan dan penyebaran pelayar dari Spanyol dan Portugis (Ketsa dan Verheij, 1992).

Anggur merupakan tanaman tahunan yang berkayu dan merambat. Tinggi batang anggur dapat mencapai 35 m, akan tetapi dalam budidaya tanaman anggur dilakukan pemangkasan setiap tahun sehingga tinggi tanaman hanya 1 – 3 m (Purdue University, 1998). Selanjutnya menurut Nurcahyo (2002) tanaman anggur digolongkan dalam tumbuhan semak. Hal ini karena pertumbuhan batang anggur secara alaminya akan memiliki cabang yang tidak jauh dari permukaan tanah. Batang anggur berkayu dan berpotensi menumbuhkan banyak cabang. Batang dapat berkembang hingga diameter lebih dari 10 cm. Pada awal pertumbuhan, batang anggur memerlukan penopang untuk dapat tumbuh tegak.

Menurut Winarno dan Baswarsiati (1991) tanaman anggur yang berasal dari biji memiliki sistem perakaran yang dalam dan menyebar jauh ke samping. Sebagian besar akarnya berada pada bagian lapisan tanah atas setebal 1.5 – 3 m. Akar tanaman anggur tidak tahan terhadap genangan air.

Daun tanaman anggur terdiri atas helaian daun, tangkai daun, dan sepasang daun penumpu. Bentuk daun dapat digunakan dalam identifikasi varietas (Winarno dan Baswarsiati, 1991). Menurut Ketsa dan Verheij (1992) daun anggur sederhana dengan outline melingkar atau bulat telur. Lebar daun anggur 5 – 25 cm. Daun anggur memiliki tangkai panjang. Daun anggur berbentuk palmetely lobed dan bergerigi kasar.

Anggur memiliki sulur yang bercabang. Sulur pada tanaman anggur terbentuk sesekali pada dua dari tiga buku vegetatif. Sulur tanaman anggur terletak berhadapan dengan daun (Ketsa dan Verheij, 1992).

(16)

Menurut Winkler (1973) anggur memiliki tipe bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Sebagian besar jenis anggur memiliki bunga sempurna. Bagian-bagian yang terdapat dalam bunga sempurna adalah calyx, calyptra, stamens, dan

pistil. Tanaman anggur yang berbunga dioecious berasal dari spesies Vitis rotundifolia. Anggur jenis ini memiliki bunga jantan dan betina pada

tanaman yang berbeda.

Pembungaan anggur terjadi di sulur. Bunga anggur harum dan berwarna kuning sampai hijau. Bunga berupa dompolan padat dan berukuran kecil. Dompolan tersebut kemudian mekar dan membentuk malai. Dalam satu ranting dapat muncul lebih dari satu malai. Penyerbukan bunga dapat terjadi dengan bantuan angin, serangga, dan manusia. Pembuahan dapat terjadi 2 – 3 hari setelah penyerbukan. Buah anggur berupa berry dengan panjang 6 – 25 mm. Buah anggur berwarna biru tua sampai ungu, merah, hijau atau kuning (Ketsa dan Verheij, 1992; Winarno dan Baswarsiati, 1991).

Syarat Tumbuh Anggur

Tanaman anggur merupakan tanaman tahunan yang memerlukan cahaya matahari penuh sampai dengan naungan sebagian (USA Gardener, 2011). Tanaman anggur yang dibudidayakan di daerah subtropis membutuhkan musim panas yang hangat dan kering serta musim dingin yang ringan. Kerusakan pada tanaman terjadi jika suhu mencapai –180C. Suhu tersebut menyebabkan pucuk muda mengalami kebekuan sehingga mematikan pucuk muda. Suhu harian yang dibutuhkan tanaman anggur adalah tidak kurang dari 180C (Purdue University, 1998).

Anggur mulai dibudidayakan di daerah tropis yang sangat kering sampai dengan hutan yang lembap (Purdue University, 1998). Vitis vinifera memiliki toleransi terhadap curah hujan tahunan 90 – 2720 mm dengan suhu tahunan 8.3 – 28.50C dan pH 4.5 sampai dengan 8.7. Selanjutnya menurut Soegito (1991) tinggi tempat penanaman anggur yang optimum adalah 0 – 300 m dpl. Curah hujan yang optimum untuk penanaman anggur adalah 800 mm/tahun dengan sinar matahari yang penuh. Tanaman anggur memerlukan bulan kering sekitar 3 – 4 bulan kering/ tahun.

(17)

Tipe tanah yang cocok untuk tanaman anggur adalah tanah dengan kelembapan yang cukup dengan drainasi yang baik serta cukup subur (USA Gardener, 2011). Menurut Winkler (1973) anggur adaptif terhadap berbagai jenis tanah tetapi ada beberapa jenis tanah yang harus dihindari. Tanah yang harus dihindari adalah tanah liat dan berat, tanah yang sangat dangkal, dan tanah dengan drainase yang buruk. Selain itu, tanah yang mengandung garam dari logam alkali, boron, dan senyawa toksik lainnya dalam konsentrasi tinggi juga harus dihindari.

Pemangkasan

Pemangkasan (pruning) terdiri atas pembuangan batang, tunas, daun, dan bagian vegetatif lainnya dari tanaman anggur. Pembuangan bagian berkayu yang mati tidak termasuk dalam pruning. Hal ini karena pembungan bagian berkayu tersebut tidak memberikan pengaruh fisiologis terhadap tanaman (Winkler, 1973). Pemangkasan bertujuan untuk mengontrol ukuran sehingga memudahkan dalam perawatan dan pengumpulan buah. Pemangkasan juga meningkatkan kekuatan tanaman dengan berkembangnya struktur cabang yang kuat. Pemangkasan juga dapat meratakan penyebaran cahaya matahari ke seluruh bagian pohon. Pemangkasan mengatur bantalan buah dan membuang kelebihan cabang yang menghasilkan buah. Pemangkasan memperbarui cabang yang menghasilkan buah untuk mempertahankan tunas dan bunga yang kuat (The California Backyard Orchard, 2011).

Pelatihan (training) dan pemangkasan sangat penting dalam budidaya tanaman anggur. Pelatihan tanaman berhubungan dengan pembentukan kerangka dari tanaman. Pemangkasan adalah mengurangi pertumbuhan baru untuk memelihara bentuk yang sudah ada dan mengatur pembuahan (Ketsa dan Verheij, 1992). Pemangkasan pembuahan bertujuan untuk memperoleh cabang dan ranting pembungaan. Pemangkasan produksi ini dilakukan di atas tunas dengan morfologi tumpul atau agak bundar (Soegito, 1991).

Varietas Anggur

Tanaman anggur diklasifikasikan ke dalam famili Vitaceae, genus Vitis, dan subgenus Euvitis dan Muscadina. Vitis vinifera termasuk dalam subgenus

(18)

Euvitis dan merupakan anggur sejati (Lamar, 2011). Menurut Jathar (2011) spesies Vitis vinifera memiliki lebih dari 10,000 varietas. Vitis rotundifolia merupakan spesies yang berasal dari Amerika bagian selatan dan timur laut. Spesies anggur lain dengan nama botani Vitis labrusca merupakan anggur yang ditemukan di daerah pantai timur Amerika Utara.

Tanaman anggur termasuk genus Vitis. Tanaman dari genus Vitis yang banyak dikonsumsi adalah Vitis vinifera dan Vitis labrusca. Anggur dari spesies Vitis vinifera dan Vitis labrusca merupakan jenis anggur yang dibudidayakan di Indonesia. Ciri tanaman anggur Vitis vinifera adalah memiliki kulit buah yang tipis dengan rasa buah manis dan segar. Vitis vinifera umumnya dipangkas dengan metode pangkas pendek. Varietas anggur yang termasuk dalam spesies Vitis vinifera antara lain Gros Colman, Probolinggo Biru, Probolinggo Putih, Situbondo Kuning, Alphonso Lavalle, Golden Champion, dan Muskaat D’alexandrie. Ciri tanaman anggur Vitis labrusca adalah memiliki kulit buah yang tebal dengan rasa buah yang masam dan kurang segar. Vitis labrusca umumnya dipangkas dengan metode pangkas panjang. Varietas anggur yang termasuk dalam spesies Vitis labrusca antara lain Brilliant, Delaware, Carman, Beacon dan Isabella (CCRC Farmasi UGM, 2012)

(19)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di kebun Pasewaran PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), Banyuwangi, Jawa Timur, selama tiga bulan mulai dari 13 Februari 2012 sampai dengan 13 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan

Mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan budidaya tanaman anggur yang dilaksanakan di kebun. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan pemeliharaan tanaman, meliputi pengairan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Mahasiswa juga mempelajari aspek manajerial yang diterapkan di kebun. Kegiatan yang dilakukan adalah menjadi pendamping mandor dan asisten kebun. Jurnal harian kegiatan magang terdapat pada Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3.

Mahasiswa melaksanakan pengamatan terhadap aspek khusus yaitu pemangkasan produksi dan pengaruhnya terhadap pembungaan dan pembuahan tanaman. Mahasiswa juga melakukan pengamatan terhadap hasil kegiatan penyambungan (grafting) yang dilakukan di kebun ini.

Metode penyambungan tanaman yang dilakukan adalah sambung pucuk. Tanaman anggur Varietas Kediri Kuning dan Prabu Bestari digunakan sebagai batang bawah dan tanaman anggur Jestro AG 60 sebagai batang atas. Tanaman batang bawah berumur 27 bulan. Tanaman batang atas anggur diambil dari tanaman di kebun ini. Batang atas yang dipilih berasal dari ranting yang muda, segar, berwarna coklat, dan sehat.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan dan mengadakan diskusi

(20)

dengan karyawan kebun. Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen perusahaan dan dari hasil studi pustaka.

Pengambilan data primer dilakukan dengan pengamatan terhadap aspek teknik budidaya tanaman. Data penyambungan tanaman yang diperoleh adalah persentase keberhasilan sambungan.

Pengamatan pemangkasan yang dilakukan adalah jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan pada varietas Jestro AG 60 dan varietas Prabu Bestari. Jumlah mata tunas yang disisakan pada pemangkasan Jestro AG 60 ini sangat beragam, mulai dari 3 – 12 mata. Jumlah mata tunas yang disisakan pada varietas Prabu Bestari lebih dekat rentangannya, yaitu sekitar 3 – 6 mata tunas. Penulis membagi jenis pangkasan menjadi dua, yaitu pangkasan yang disisakan 1 – 4 mata dan lebih dari 4 mata.

Analisis Data dan Informasi

Data primer dan sekunder yang telah diperoleh kemudian disajikan dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan nilai rata – rata, persentase, atau perhitungan matematis sederhana.

(21)

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administratif

Kebun Pasewaran PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) terletak di sebelah utara Kota Banyuwangi di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi (Lampiran 4). Kebun Pasewaran terdiri dari afdeling Pasewaran Utara, Pasewaran Selatan, Sidomulyo/Kampe, dan Asembagus. Kegiatan magang dilakukan di afdeling Sidomulyo/Kampe yang terletak di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo. Afdeling Sidomulyo/Kampe terbagi menjadi dua bagian yaitu, Sidomulyo dan Kampe.

Keadaan Iklim dan Tanah

Kebun Pasewaran terletak pada ketinggian 5 m dpl sampai dengan 800 m dpl. Tipe iklim kebun Pasewaran adalah tipe D – E menurut penggolongan iklim oleh Schmidt Ferguson. Kebun Pasewaran memiliki temperatur maksimum 300C dan minimum 200C. Jenis tanah kebun Pasewaran afdeling Pasewaran Utara dan Selatan adalah andosol dan latosol. Jenis tanah afdeling Sidomulyo/Kampe dan Asembagus adalah regosol.

Areal tanaman anggur terletak di afdeling Sidomulyo/Kampe. Areal anggur memiliki ketinggian 9 m dpl. Afdeling Sidomulyo/Kampe memiliki suhu rata-rata 27 – 300C dengan kelembapan rata-rata 50 – 60%. Curah hujan rata-rata di afdeling Sidomulyo/Kampe adalah 1,202 mm per tahun dengan bulan kering 7 – 8 bulan. Data curah hujan dan jumlah hari hujan afdeling Sidomulyo/Kampe selama 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 5.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Kebun Pasewaran PTPN XII (Persero) memiliki luas areal 2,471.05 ha dengan penggunaan untuk pertanaman, pembibitan, areal kemitraan, emplasemen, lapangan olah raga, jalan, sungai, dan curah.

(22)

Luas areal afdeling Sidomulyo/Kampe adalah 633.80 ha dengan 503.16 ha untuk Sidomulyo dan 130.64 ha untuk Kampe. Afdeling Sidomulyo/Kampe ditanami dengan berbagai komoditas tanaman perkebunan dan hortikultura. Tanaman yang dibudidayakan antara lain cabai, melon, kayu mimba, buah naga, jambu air, kelapa pandan wangi, tebu, kelapa, anggur, dan kapuk. Penggunaan lahan selain untuk menanam berbagai komoditas adalah untuk fasilitas penunjang, yaitu kantor afdeling, mess, emplasemen, jalan kebun, dan lapangan olah raga (Lampiran 6).

Areal yang digunakan untuk pertanaman anggur terletak di Kampe. Luas lahan untuk areal anggur adalah 10 ha. Lahan yang digunakan untuk budidaya anggur adalah sebesar 7.65% dari luas areal lahan di Kampe. Di areal anggur juga terdapat dua bangunan tempat mesin pompa air dan jalan kebun.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman anggur yang dibudidayakan di kebun Pasewaraan, afdeling Sidomulyo/Kampe terdiri dari varietas Jestro AG 60, Prabu Bestari, dan Kediri Kuning. Bibit anggur yang ditanam berasal dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Tanaman anggur ditanam dengan jarak tanam 4 m × 5 m. Jumlah populasi tanaman seluruhnya adalah 5,000 pohon. Tanaman anggur tersebut ditanam pada bulan Januari sampai dengan Februari tahun 2010. Pada saat kegiatan magang dilakukan tanaman anggur berumur 2 tahun (TBM 2). Produksi dan produktivitas tanaman anggur di kebun Pasewaran terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi dan produktivitas anggur di kebun Pasewaran PTPN XII

No Varietas Jumlah

tanaman

Produksi (kg)

Produktivitas

(pohon) (kg/pohon) (ton/ha)

1. Jestro AG 60 1,043 2,202.64 2.11 1.06

2. Prabu Bestari 3,174 581.30 0.18 0.09

3. Kediri Kuning 738 701.50 0.95 0.48

Sumber : Data Produksi Anggur di Kantor induk Kebun tahun 2011

Pada awal kegiatan magang (Februari 2012) tanaman anggur dalam fase berbuah yang didahului dengan perlakuan pangkas pada bulan November sampai

(23)

Oktober 2011. Kegiatan panen tidak dilakukan karena buah dari tanaman varietas Jestro AG 60 dan Prabu Bestari mengalami kerusakan akibat penyakit. Tanaman anggur varietas Kediri Kuning tidak dipanen dan tanaman disambung dengan varietas Jestro AG 60.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Kebun Pasewaran dipimpin oleh seorang manajer kebun yang berfungsi dalam terselenggaranya pengelolaan kebun sehingga dapat menghasilkan profit bagi perusahaan. Manajer kebun bertanggung jawab kepada manajer wilayah dan membawahi wakil manajer, asisten tanaman, asisten teknik dan pengolahan, dan asisten administrasi, keuangan dan umum. Struktur organisasi kebun Pasewaran dapat dilihat pada Lampiran 7.

Asisten tanaman berfungsi dalam mengelola afdeling sesuai tujuan perusahaan. Asisten tanaman juga berfungsi memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat dan karyawan. Asisten teknik dan pengolahan berfungsi mengelola bidang teknik dan pengolahan untuk memperoleh mutu hasil yang telah ditetapkan. Asisten administrasi, keuangan, dan umum berfungsi dalam terselenggaranya administrasi, keuangan, dan umum untuk menunjang kelancaran pengolahan kebun.

Afdeling Sidomulyo/Kampe dipimpin oleh seorang asisten tanaman. Asisten tanaman membawahi mandor besar dan juru tulis. Mandor besar membawahi keamanan, mandor teknik, mandor pemeliharaan, mandor gula kelapa, dan mandor proteksi tanaman (Gambar 1).

Gambar 1. Struktur organisasi afdeling Sidomulyo/Kampe, kebun Pasewaran, PTPN XII Mandor Besar Asisten Tanaman Keamanan Mandor Teknik Mandor Pemeliharaan Mandor Gula

Kelapa Mandor Proteksi Tanaman Karyawan

(24)

Karyawan yang secara langsung mengikuti kegiatan budidaya tanaman anggur di lapangan terdiri mandor pemeliharaan tanaman anggur, mandor proteksi tanaman, dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah KHL yang bekerja dalam satu hari adalah sekitar 4 – 20 orang sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan dan ketersediaan tenaga kerja. Asisten tanaman dan mandor besar juga secara langsung turut mengelola dan mengontrol kegiatan budidaya tanaman di lapangan. Status dan jabatan karyawan afdeling Sidomulyo/Kampe dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Status dan jumlah karyawan di afdeling Sidomulyo/Kampe

No. Status Jabatan Jumlah (orang)

1 Karyawan tetap Asisten tanaman 1 2 Mandor besar 1 3 Juru tulis 1 4

Karyawan harian tetap

Keamanan 9

5 Mandor teknik 1

6 Mandor pemeliharaan 8

7 Mandor gula kelapa 1

8 Mandor proteksi tanaman 1

9 Karyawan harian lepas Karyawan harian lepas (KHL) >100

Status karyawan afdeling Sidomulyo/Kampe terdiri dari karyawan tetap dan karyawan lepas. Karyawan tetap terdiri dari asisten tanaman, mandor besar, dan juru tulis. Karyawan yang berstatus karyawan lepas terdiri dari keamanan, mandor teknik, mandor pemeliharaan, mandor gula kelapa, mandor proteksi tanaman, dan karyawan harian lepas (KHL).

(25)

HASIL KEGIATAN MAGANG

Penyulaman

Penyulaman tanaman anggur dilakukan karena ada beberapa tanaman yang mati pada barisan tanaman. Penyulaman bertujuan agar jumlah populasi tanaman penuh. Penyulaman dilakukan pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60. Bibit yang digunakan merupakan varietas yang sama. Bibit diperoleh dari hasil stek tanaman yang ada di kebun. Umur bibit yang digunakan untuk menyulam tanaman anggur adalah tiga bulan.

Kegiatan penyulaman yang dilakukan berbeda dengan kegiatan penanaman bibit anggur yang pertama kali. Pada awal persiapan lahan, lahan yang akan ditanami diberikan kapur dengan dosis 5 ton/ha. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanam kemudian dibiarkan selama satu bulan. Tanah dicampurkan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Pada kegiatan penyulaman hanya dilakukan kegiatan penanaman bibit pada barisan tanaman yang kosong.

Penyambungan

Tanaman anggur varietas Kediri Kuning dinilai kurang menguntungkan oleh perusahaan. Penerimaan pasar terhadap varietas Kediri Kuning masih kurang. Perusahaan berusaha untuk mengganti tanaman anggur varietas Kediri Kuning dengan varietas Jestro AG 60. Selain Kediri Kuning, sebagian populasi tanaman anggur varietas Prabu Bestari juga disambung dengan varietas Jestro AG 60. Hal ini dilakukan karena buah anggur varietas Jestro AG 60 memiliki sifat-sifat yang lebih diminati di pasar (Lampiran 8). Sifat unggul yang dimiliki varietas Jestro AG 60 antara lain memiliki rasa manis dengan nilai padatan terlarut total (PTT) mencapai 27 0Brix, potensi hasil mencapai 25 kg/pohon, dan tanpa biji. Penampilan fisik buah anggur dari ketiga varietas tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

(26)

Gambar 2. Buah anggur dari beberapa varietas ; (a) Jestro AG 60, (b) Prabu Bestari, dan (c) Kediri Kuning

Penggantian varietas dilakukan dengan metode sambung pucuk. Metode sambung pucuk dipilih dengan tujuan agar tanaman anggur lebih cepat berproduksi. Anggur yang disambung diharapkan akan lebih cepat berproduksi daripada menanam bibit anggur dari awal. Tanaman anggur varietas Kediri Kuning dan Prabu Bestari digunakan sebagai batang bawah dan tanaman anggur varietas Jestro AG 60 sebagai batang atas. Tanaman batang bawah berumur 27 bulan.

Tanaman batang atas anggur diambil dari tanaman anggur varietas Jestro AG 60 yang ditanam di kebun ini. Batang atas diambil pada pagi hari dan langsung disambung ke batang bawah pada hari yang sama. Batang atas yang dipilih berasal dari ranting yang muda, segar, berwarna coklat, dan sehat.

Ranting yang telah dipilih sebagai batang atas dibersihkan dari daun dan sulur. Ranting kemudian dipotong sekitar 15 cm dengan dua sampai dengan tiga mata tunas untuk disambungkan. Cabang tanaman batang bawah yang dipilih untuk disambungkan adalah cabang pertama dari batang utama (cabang primer). Seluruh daun pada tanaman kemudian diwiwil (Gambar 3).

Gambar 3. Teknik sambung pucuk; (a) batang atas yang telah disayat, (b) batang atas yang disambungkan ke cabang primer tanaman, dan

(c) sambungan diikat dengan plastik

a b c

(27)

Penyambungan dilakukan dengan menyayat batang atas membentuk huruf “v” dan disambungkan dengan cabang yang disayat membujur. Batang atas dan batang bawah kemudian disambungkan, diikat, dan disungkup dengan plastik dan kertas. Sungkup plastik berfungsi untuk mengurangi hilangnya kelembapan dari batang atas. Jensen (1971) menggunakan campuran aspal dan air dengan lateks putih atau cat vinil untuk melapisi batang atas. Hal tersebut meningkatkan keberhasilan sambungan karena mengurangi hilangnya kelembapan dari batang atas.

Penyambungan tidak dilakukan pada saat hari hujan. Luka sayatan yang terlalu berair menyebabkan sambungan mudah terserang penyakit. Sungkup plastik yang digunakan untuk menutup sambungan dibuka setelah tujuh minggu dari penyambungan. Sungkup plastik seharusnya dibuka dua minggu setelah penyambungan. Hasil dari kegiatan penyambungan tanaman dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Keberhasilan sambungan batang atas Jestro AG 60 dengan batang bawah Kediri Kuning dan Prabu Bestari

Nomor Baris Jumlah Sambungan Tumbuh Tunas Persentase Tumbuh (%) Jumlah Sambungan Tumbuh Tunas Persentase Tumbuh (%) Kediri Kuning Prabu Bestari

1 - - - 80 1 1.25 2 84 3 3.57 76 6 7.89 3 77 4 5.19 89 2 2.25 4 74 2 2.70 96 3 3.13 5 79 2 2.53 94 4 4.26 6 67 2 2.99 91 7 7.69 7 62 6 9.68 79 2 2.53 8 72 11 15.28 64 3 4.69 9 81 7 8.64 92 10 10.87 10 78 4 5.13 - - - 11 82 9 10.98 - - - 12 70 8 11.43 - - - 13 70 5 7.14 - - - 14 65 15 23.08 - - - 15 55 9 16.36 - - -

Rataan 8.91a ± 6.09 4.95a ± 3.20

Sumber: Pengamatan Penulis 18 Februari 2012 – 4 April 2012 untuk varietas Kediri Kuning; 15 Maret 2012 – 14 April 2012 untuk varietas Prabu Bestari.

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student pada taraf 5%.

(28)

Keberhasilan sambungan yang dilakukan pada kedua varietas batang bawah menunjukkan tingkat keberhasilan yang rendah. Penyambungan tanaman anggur varietas Kediri Kuning dengan Jestro AG 60 menunjukkan keberhasilan yang tidak berbeda dengan penyambungan varietas Prabu Bestari dengan Jestro AG 60.

Rendahnya jumlah sambungan yang berhasil disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan penyambungan yang kurang tepat. Batang atas tidak diberi pelindung untuk mempertahankan kesegaran sebelum disambungkan ke batang bawah. Selain itu penggunaan alat, khususnya pisau yang kurang sesuai untuk kegiatan penyambungan. Keahlian karyawan yang melakukan penyambungan dan pengawasan yang kurang. Keberhasilan yang rendah juga terjadi karena kurangnya pengelolaan terhadap sambungan. Sungkup plastik seharusnya sudah dibuka sejak dua minggu setelah penyambungan. Namun karena pembukaan sungkup plastik terlambat, tunas yang seharusnya dapat tumbuh menjadi mati karena genangan air pada sungkup plastik. Hasil penyambungan tanaman yang tumbuh dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil sambungan (grafting) yang tumbuh; (a) batang bawah varietas Kediri Kuning, (b) batang bawah varietas Prabu Bestari

Keberhasilan grafting sangat dipengaruhi inkompatibilitas batang atas dan batang bawah yang akan disambungkan, kondisi lingkungan selama dan setelah grafting. Selain itu spesies tanaman dan tipe grafting yang digunakan juga mempengaruhi keberhasilan grafting.

Hasil grafting yang diharapkan adalah menghasilkan buah dengan sifat unggul dari batang atas Jestro AG 60. Tanaman anggur termasuk dalam tanaman yang mudah untuk disambungkan. Menurut Yuniastuti (2003) pertumbuhan tunas

b a

(29)

hasil sambungan terbaik adalah pada varietas Jestro AG 60 dengan batang bawah anggur Bali. Hal ini menunjukkan tanaman anggur varietas Jestro AG 60 memiliki kompatibilitas yang baik untuk disambungkan dengan batang bawah dari varietas lain.

Pemupukan

Kegiatan pemupukan dalam budidaya tanaman anggur yang diterapkan di perusahaan ini terdiri dari aplikasi pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang diberikan di lubang tanam pada awal tanam. Dosis pemberian pupuk ini adalah 50 kg per lubang tanam. Aplikasi pupuk kandang selanjutnya dilakukan satu tahun sekali dengan dosis 50 kg per tanaman. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara menyebarkan pupuk kandang di piringan tanaman anggur.

Pemupukan tanaman juga dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik. Pemberian pupuk anorganik pada tanaman yang belum menghasilkan dilakukan dengan periode dua kali setahun. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK (15:15:15). Pemupukan dilakukan pada bulan Maret dan November.

Selama kegiatan magang dilakukan kegiatan pemupukan pada tanaman menghasilkan. Kegiatan pemupukan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pangkas produksi. Pemupukan dilakukan satu minggu sebelum tanaman dipangkas. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada sekitar enam minggu setelah dipangkas, pada saat buah sudah sebesar biji jagung. Pemupukan tersebut menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 300 g per tanaman. Pemupukan NPK dilakukan dengan membuat alur pupuk melingkar di piringan tanaman dengan jari-jari sekitar 50 cm. Pupuk kemudian disebarkan di alur yang telah dibuat dan alur ditutup kembali (Gambar 5).

(30)

Pemupukan anorganik pada tanaman yang telah menghasilkan juga menggunakan pupuk KNO3. Pemupukan dengan pupuk KNO3 dilakukan pada

satu minggu sebelum buah dipanen.

Penyiraman

Tanaman anggur memerlukan air yang diberikan melalui sistem irigasi karena air langsung diberikan ke daerah perakaran tanaman. Penyiraman disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Sistem irigasi di kebun ini menggunakan mesin pompa air untuk mengaliri lahan seluas 10 ha. Sistem irigasi yang digunakan di kebun adalah irigasi vortex sprayer. Vortex merupakan salah satu bentuk emitter yang digunakan pada sistem irigasi tetes (Gambar 6).

Gambar 6. Irigasi vortev sprayer

Sistem irigasi dilakukan dengan memompa air dari tanah ke menara penampungan air. Air dari menara mengalir melalui pipa irigasi dan disebarkan ke setiap pohon dengan gaya gravitasi. Penyiraman dilakukan secara bertahap selama 12 jam per hari. Penyiraman yang dilakukan terbagi dalam 18 blok dan satu blok terdapat 250 pohon. Dengan sistem ini jumlah air irigasi yang diberikan dalam satu hari untuk satu pohon adalah 45 liter. Penyiraman tersebut dilakukan selama satu jam.

Selain dengan irigasi vortex sprayer, kegiatan irigasi secara manual juga diperlukan pada saat keadaan tanah terlalu kering. Irigasi dilakukan dengan mengalirkan air dari mesin pompa air dengan pipa dan mengarahkannya ke piringan tanaman anggur sampai air tergenang.

Kegiatan penyiraman merupakan hal yang sangat penting dalam pemangkasan tanaman. Sebelum tanaman dipangkas, tanaman diberi irigasi agar

(31)

kandungan air pada tanaman cukup. Irigasi dihentikan selama satu minggu setelah tanaman dipangkas. Pada minggu berikutnya irigasi terus diberikan sampai dengan satu minggu sebelum panen. Kegiatan irigasi pada musim hujan dihentikan. Kegiatan irigasi pada musim hujan tidak diperlukan karena air hujan sudah mencukupi kebutuhan air tanaman.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Penyakit tanaman anggur yang ditemukan selama kegiatan magang antara lain cendawan tepung (powdery mildew), tepung palsu (downy mildew), dan karat daun (Gambar 7). Penyakit cendawan tepung disebabkan oleh cendawan Unicula necator. Penyakit tepung palsu disebabkan oleh jamur Plasmopora viticola (Heaton dan Dullahide, 1982). Penyakit karat daun disebabkan oleh cendawan Physopella ampelopsidis.

Gambar 7. Penyakit pada tanaman anggur; (a) cendawan tepung, (b) tepung palsu, dan (c) karat daun

Hama yang ditemukan selama kegiatan magang adalah hama ulat (Gambar 8). Serangan hama ulat tidak terlalu banyak ditemukan. Hama ulat daun menyerang daun untuk dijadikan makanannya. Hama ulat grayak (Spodoptera sp.) juga ditemukan di kebun ini. Serangan hama ulat grayak akan menyebabkan daun rusak dan berlubang.

Gambar 8. Hama ulat; (a), (b) ulat daun, dan (c) ulat grayak

a b c

(32)

Serangan hama dan penyakit tanaman dikendalikan melalui pemangkasan tanaman. Kegiatan pemangkasan tanaman bertujuan untuk memproduksi buah dan dapat mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pemangkasan membuang sebagian cabang dan seluruh daun pada tanaman.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi dilakukan setelah tanaman dipangkas. Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi dilakukan bersamaan. Fungisida yang digunakan adalah Score 250 EC (bahan aktif difenokonazol 250 g/l) dengan konsentrasi 0.25 ml/ l. Insektisida yang digunakan adalah Bamex 18 EC (bahan aktif abamektin 18 g/l) dengan konsentrasi 0.75 ml/l. Fungisida dan insektisida tersebut dicampurkan dan diaplikasikan secara bersamaan ke tanaman dengan sprayer mesin. Cara aplikasi pestisida terdapat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengendalian kimiawi; (a) hama dan penyakit, (b) gulma

Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan herbisida. Jenis herbisida yang digunakan adalah Roundup Biosorb 486 SL (bahan aktif isopropilamina glifosat 486 g/l) dan Gramoxone 276 SL (bahan aktif parakuat diklorida 276 g/l). Dosis herbisida yang digunakan adalah 1.5 – 2 l/ha. Rotasi aplikasi herbisida yang seharusnya diterapkan adalah empat bulan sekali.

Aspek Manajerial

Kebun Pasewaran PTPN XII dipimpin oleh seorang manajer kebun. Manajer kebun mengelola kebun berdasarkan rencana yang terdiri dari empat afdeling dan kebijakan serta peraturan yang ditetapkan direksi. Manajer kebun bertanggung jawab kepada manajer wilayah. Manajer kebun memiliki tugas rutin mengontrol dan melaporkan capaian produksi, mutu, dan rendemen. Manajer kebun bertugas mengendalikan penggunaan modal kerja dan menyusun rencana

(33)

kerja bulanan kebun. Manajer kebun juga bertugas mengajukan permintaan modal kerja dan melaporkan kegiatan kerja kebun yang telah dilakukan dalam bentuk laporan manajemen. Manajer kebun bertugas menyusun rencana kerja yang terdiri dari rencana kerja triwulan, rencana kerja tahunan, dan rencana kerja jangka panjang.

Manajer kebun memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengamankan dan memanfaatkan aset perusahaan. Manajer kebun juga berwenang dalam memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, dan mempertanggung jawabkan kegiatan kerja kebun. Manajer kebun juga menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Manajer kebun dibantu oleh asisten tanaman dalam melaksanakan tugasnya. Asisten tanaman dibantu oleh mandor besar dan mandor dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.

Asisten tanaman. Asisten tanaman bertanggung jawab kepada manajer kebun dan membawahi mandor besar dan juru tulis. Asisten tanaman dibantu oleh mandor besar dan mandor dalam melaksanakan tugasnya. Asisten tanaman merupakan kepala afdeling yang berfungsi mengelola afdeling sesuai dengan tujuan perusahaan. Asisten tanaman juga berfungsi memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat dan karyawan. Asisten tanaman menggunakan konsep POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluating) dalam melaksanakan tugasnya.

Asisten tanaman memiliki tugas rutin dalam menyiapkan dan mengusulkan RKAP (rencana kerja anggaran perusahaan). Asisten tanaman juga bertugas menyusun kebutuhan tenaga kerja dan mengupayakan pemenuhannya. Rencana kerja ini dibuat oleh asisten tanaman dengan dibantu oleh mandor besar dan disetujui oleh manajer kebun. RKAP merupakan rencana kegiatan yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan volume bahan untuk kegiatan selama satu tahun.

Asisten tanaman bertugas dalam memimpin, mengkoordinasikan, dan mengawasi seluruh kegiatan kerja di afdeling. Asisten tanaman bertugas melaksanakan pekerjaan kultur teknis kebun sesuai dengan RKAP. Asisten tanaman bertanggung jawab atas seluruh kegiatan kerja afdeling. Asisten tanamaan bertugas membina, membimbing, dan memberi petunjuk kepada

(34)

bawahannya, serta mengevaluasi hasil kerja bawahannya. Asisten tanaman juga bertugas menyelenggarakan administrasi afdeling. Asisten tanaman berwenang dalam melaksanakan penilaian kepada karyawan di afdeling. Asisten tanaman juga berwenang untuk menandatangani daftar upah dan berita acara pekerjaan.

Mandor besar. Mandor besar merupakan mandor kepala yang bertugas membantu asisten tanaman dalm menjalankan tugasnya. Mandor besar bertanggung jawab kepada asisten afdeling. Mandor besar juga bertugas mengawasi pekerjaan yang dilakukan para mandor dan mengurus pengajuan permintaan kebutuhan fisik seperti pupuk dan pestisida yang dibutuhkan mandor.

Mandor besar bertugas menginstruksikan dan memberi pengarahan pekerjaan yang akan dilakukan kepada mandor di lapangan. Mandor besar juga mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang dilakukan mandor – mandor di beberapa lokasi. Mandor besar juga melakukan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan mandor – mandor. Mandor besar membuat laporan harian yang berisi jenis pekerjaan dan jumlah tenaja kerja yang mengerjakan yang diserahkan kepada juru tulis untuk direkapitulasi.

Mandor. Mandor bertugas mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja lapangan atau karyawan karian lepas (KHL). Mandor juga bertugas merekrut tenaga kerja untuk melakukan kegiatan budidaya tanaman dilapangan. Mandor bertugas untuk menginstruksikan pekerjaan yang akan dilakukan kepada KHL dan mengawasi kegiatan tersebut. Mandor berwenang menegur karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan instruksi. Mandor juga berkewajiban untuk memberi contoh cara melakukan pekerjaan dengan benar dan mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan karyawan.

Mandor bertugas melakukan check roll (memeriksa kehadiran karyawan) setiap hari untuk mengisi daftar hadir dari karyawan. Mandor mengisi laporan harian yang berisi jenis pekerjaan yang dilakukan, hasil pekerjaan yang diperoleh, prestasi kerja, dan jumlah tenaga kerja. Laporan tersebut ditandatangani oleh mandor besar dan direkapitulasi oleh juru tulis.

Karyawan harian lepas (KHL). KHL secara langung melakukan pekerjaan budidaya tanaman di lapangan. KHL melakukan pekerjaan berdasarkan instruksi dari mandor. Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan KHL antara

(35)

lain pemangkasan, penyulaman, penyambungan, pemupukan, penyiraman, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

(36)

PEMBAHASAN

Pemangkasan

Kegiatan pemangkasan yang dilakukan selama kegiatan magang adalah pemangkasan produksi pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60 dan Prabu Bestari. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada awal musim kemarau. Pemangkasan mulai dilakukan pada awal bulan Maret hingga pertengahan bulan April. Pemangkasan dilakukan dengan selang satu minggu sekali pada setiap blok dengan tujuan kegiatan panen dapat dilakukan secara bertahap. Pemangkasan pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60 dilakukan dengan pangkas panjang dan pemangkasan pada varietas Prabu Bestari dengan pangkas pendek.

Kegiatan pemangkasan dilakukan apabila kandungan air dalam tanaman cukup. Tanaman yang cukup kandungan airnya akan mengeluarkan tetesan air pada cabang yang dipangkas lima menit setelah dipangkas. Keragaan pohon anggur seletah dipangkas dapat dlihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Keragaan pohon anggur setelah dipangkas

Pemangkasan produksi yang dilakukan di perusahaan ini menggunakan metode pangkas sedang dan pangkas panjang. Menurut Ketsa dan Verheij (1992) intensitas pemangkasan bervariasi tergantung pada vigor tanaman dan hasil buah yang diharapkan dari tunas yang tersisa. Kurtural et al. (2006) menyatakan bahwa perlakuan pemangkasan menentukan jumlah mata tunas yang dipertahankan pada tanaman anggur. Menurut Winkler et al. (1962) ada banyak sistem pemangkasan. Pemangkasan dibedakan berdasarkan bentuk yang diberikan untuk tanaman dan jumlah serta panjangnya bagian yang dipertahankan. Sistem pemangkasan juga

(37)

dibedakan berdasarkan variasi alami tanaman anggur, daerah penanaman, dan tujuan dari penanam. Sistem pemangkasan yang terbaik adalah sistem yang paling adaptif terhadap berbagai kondisi dari pertanaman anggur.

Sebelum kegiatan pemangkasan terlebih dahulu dilaksanakan pemupukan. Pemupukan tanaman dilakukan satu minggu sebelum pemangkasan pertama. Pemupukan bertujuan agar tanaman memiliki nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan tunas yang baru.

Setelah pemangkasan proses pecah tunas terjadi secara perlahan-lahan dari bagian distal ke bagian basal. Dalam proses ini, persentase pecah tunas rendah dan tunas distal yang paling responsif (Ketsa dan Verheij, 1992). Tunas baru tumbuh pada mata tunas yang telah mengalami pecah tunas dan diikuti dengan pembentukan bunga (Gambar 11).

Gambar 11. Pertumbuhan tunas dan bunga setelah pemangkasan; (a) tunas baru yang tumbuh, (b) bunga tanaman anggur

Hasil pengamatan pertambahan jumlah tunas setelah pemangkasan pada varietas Jestro AG 60 dapat dilihat pada tabel Tabel 4 dan Tabel 5. Tunas baru tanaman anggur varietas Jestro AG 60 mulai tumbuh pada sembilan hari setelah pangkas. Tunas tumbuh pada mata tunas cabang tersier yang telah dipangkas. Pecah tunas baru mulai berkurang pada 17 hari setelah pemangkasan (HSP) terlihat pada pertambahan yang mulai mendatar. Persentase jumlah tunas yang tumbuh pangkasan 1 – 4 mata lebih tinggi dari pada cabang yang dipangkas dengan menyisakan mata tunas lebih dari empat mata. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua mata tunas akan berkembang dan tumbuh menjadi tunas baru dan menghasilkan bunga. Menurut Keller dan Mills (2007) waktu pemangkasan dan jumlah mata tunas tidak mempengaruhi kelangsungan hidup anggur dan pemulihan dari cedera dingin dan tidak banyak berpengaruh pada pertumbuhan selanjutnya serta keragaan tanaman anggur.

(38)

Tabel 4. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan 1 – 4 mata pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60

Tanaman Contoh Jumlah Mata Tunas

9 12 15 17 19 21 26

Pohon Cabang Hari Setelah Pemangkasan

1 1 4 0 3 3 4 4 4 4 2 4 0 2 2 2 3 3 4 5 4 1 0 0 0 2 2 2 2 3 2 0 0 0 0 0 0 0 1 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 0 0 1 2 2 2 2 5 4 1 2 2 3 3 3 3 6 2 3 0 1 2 2 2 2 2 4 3 0 0 0 1 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 1 5 4 0 0 2 2 2 2 2 3 3 3 0 0 1 2 3 3 2 5 3 0 0 1 1 1 1 1 1 4 0 2 3 3 3 3 3 2 4 0 1 2 2 2 2 2 4 1 4 0 0 1 1 1 1 1 4 4 0 2 4 4 4 4 4 5 1 4 1 3 3 3 3 3 3 3 4 0 2 3 3 3 3 3 Jumlah 68 4 21 34 39 43 43 43 Persentase tumbuh tunas (%) 5.9 30.9 50.0 57.4 63.2 63.2 63.2

Sumber: Pengamatan Penulis 12 Maret – 7 April 2012

Tabel 5. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan lebih dari empat mata pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60

Tanaman Contoh Jumlah Mata Tunas

9 12 15 17 19 21 26

Pohon Cabang Hari Setelah Pemangkasan

1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 3 7 0 1 1 3 3 3 3 2 2 7 0 0 3 4 4 4 4 6 3 6 0 2 3 3 3 3 3 3 4 10 0 1 4 5 5 5 5 4 5 6 0 0 1 2 2 2 2 5 4 5 0 0 0 0 0 0 0 2 10 1 6 6 6 6 6 6 5 12 1 2 4 4 4 4 4 Jumlah 68 2 12 22 27 27 27 28 Persentase tumbuh tunas (%) 2.9 17.6 32.4 39.7 39.7 39.7 41.2

Sumber: Pengamatan Penulis 12 Maret – 7 April 2012

Persentase mata tunas yang tumbuh pada pemangkasan dengan pangkasan kurang dari empat dan lebih dari empat dapat dilihat pada Gambar 12.

(39)

Gambar 12. Perkembangan jumlah tunas yang tumbuh pada varietas Jestro AG 60 Persentase tunas yang tumbuh pada cabang yang disisakan 1 – 4 mata tunas lebih besar daripada yang disisakan mata tunas lebih dari empat (Gambar 12). Pertumbuhan tunas baru mulai tidak terbentuk lagi setelah 17 HSP terlihat dari grafik yang mulai mendatar. Dari pengamatan terhadap tunas yang tumbuh setelah pemangkasan menunjukkan bahwa tidak semua mata tunas yang disisakan pada waktu pemangkasan anggur varietas Jestro AG 60 akan menghasilkan tunas baru. Hasil pengamatan pertambahan jumlah mata tunas setelah pemangkasan pada varietas Prabu Bestari dapat dilihat pada tabel Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan 1 – 4 mata pada tanaman anggur varietas Prabu Bestari

Tanaman Contoh Jumlah Mata Tunas 3 8 10 19 Nomor Pohon Nomor

Cabang Hari Setelah Pemangkasan

2 1 4 1 3 3 3 3 4 0 2 2 2 4 4 0 3 3 3 3 1 3 0 0 1 1 2 3 0 2 2 3 3 3 0 2 2 3 4 4 1 3 3 3 4 1 4 0 1 3 3 2 4 0 1 2 3 3 4 0 2 4 4 4 4 0 2 4 4 5 2 4 1 2 3 3 5 4 0 3 3 4 6 2 3 1 0 1 1 4 3 1 2 2 2 Jumlah 55 5 28 38 42

Persentase tumbuh tunas (%) 9.1 50.9 69.1 76.4

Sumber: Pengamatan Penulis 2 April 2012 – 21 April 2012

Per sen tase tu n as y an g tu m b u h (%) 5 10 15 20 25 70 60 50 40 30 20 10 0

Hari setelah pemangkasan

Keterangan : Jumlah mata tunas kurang dari sama dengan 4 Jumlah mata tunas lebih dari 4

(40)

Tabel 7. Jumlah mata tunas yang tumbuh setelah pemangkasan lebih dari empat mata pada tanaman anggur varietas Prabu Bestari

Tanaman Contoh Jumlah Mata Tunas 3 8 10 19 Nomor Pohon Nomor

Cabang Hari Setelah Pemangkasan

1 1 6 0 2 2 3 2 5 0 4 5 5 3 5 0 0 0 1 4 6 1 5 5 5 5 5 0 1 2 3 2 2 5 0 5 5 5 5 5 1 3 5 5 3 5 5 0 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 5 4 5 0 4 4 5 1 6 0 4 4 5 3 6 0 2 4 6 6 1 5 0 0 3 3 3 5 0 2 2 2 5 5 2 3 4 5 Jumlah 79 6 42 53 61

Persentase tumbuh tunas (%) 7.6 53.2 67.1 77.2

Sumber: Pengamatan Penulis 2 April 2012 – 21 April 2012

Pertumbuhan tunas pada tanaman varietas Prabu Bestari sudah mulai terlihat pada 3 HSP. Pertumbuhan tunas pada varietas Prabu Bestari ini lebih awal terlihat daripada pada varietas Jestro AG 60. Persentase mata tunas yang tumbuh pada tanaman varietas Prabu Bestari lebih banyak daripada varietas Jestro AG 60. Pada 19 HSP jumlah mata tunas yang tumbuh menjadi tunas sudah mencapai lebih dari 75% pada tanaman yang dipangkas dengan jumlah mata tunas 1 – 4 dan lebih dari empat. Menurut Kurtural et al. (2006) besarnya pemangkasan meningkat secara linear dengan pengaturan bagian yang dipertahankan pada tanaman anggur.

Persentase jumlah tunas yang tumbuh pada tanaman yang dipangkas dengan jumlah mata tunas 1 – 4 dan lebih dari empat tidak berbeda terlalu jauh. Hal ini dimungkinkan karena jumlah mata tunas yang disisakan tidak terlalu jauh rentangannya, yaitu 3 – 6 mata tunas. Hal ini juga menunjukkan bahwa pada varietas Prabu Bestari jumlah mata tunas yang tumbuh sebanding dengan jumlah mata tunas yang disisakan.

(41)

Pembungaan pada tanaman anggur selama kegiatan magang dapat diamati pada tanaman varietas Jestro AG 60. Tanaman anggur tersebut mulai berbunga pada 15 HSP (Gambar 13). Pengamatan pada 31 HSP menunjukkan bahwa bunga yang terbentuk dari tunas yang tumbuh setelah pemangkasan adalah sekitar 29.3% (Gambar 14).

Gambar 13. Perkembangan bunga yang tumbuh setelah pemangkasan pada Jestro AG 60

Gambar 14. Persentase tumbuh bunga setelah pemangkasan pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60.

Pengamatan pembungaan pada tanaman anggur varietas Prabu Bestari tidak dilakukan karena bunga belum muncul sampai 19 HSP. Hal ini karena varietas Prabu Bestari dipangkas lebih akhir dan sifat tanaman varietas Prabu Bestari yang memiliki umur berbunga dan panen yang lebih lama daripada varietas Jestro AG 60.

Bunga tanaman anggur mulai terbentuk pada 15 – 20 hari setelah pemangkasan. Bunga tanaman anggur terbentuk pada buku ke – 2 sampai dengan

Ju m lah tu n as d an b u n g a y an g ter b en tu k 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 15 20 25 30 35 40 Hari setelah pemangkasan

Keterangan : Jumlah tunas yang tumbuh Jumlah bunga yang terbentuk Per sen tase tu m b u h b u n g a (%) 30 25 20 15 10 15 20 25 30 35 40 Hari setelah pemangkasan

(42)

buku ke – 10. Umur panen anggur varietas Jestro AG 60 adalah 105 hari setelah pemangkasan. Umur panen varietas Prabu Bestari adalah 120 hari setelah pemangkasan. Di daerah temperate tanaman anggur memiliki umur panen yang lebih lama.

Pemangkasan pada tanaman anggur varietas Jestro AG 60 dilakukan dengan pangkas panjang dan pemangkasan pada varietas Prabu Bestari dengan pangkas pendek. Bunga tanaman yang dipangkas pendek mulai tumbuh pada buku pertama sedangkan bunga pada tanaman yang dipangkas panjang mulai tumbuh pada buku ke 5 – 10. Hal ini menunjukkan ada kemungkinan tanaman anggur varietas Jestro AG 60 adalah spesies Vitis labrusca.

Buah anggur yang dipanen untuk buah meja memiliki tingkat kandungan padatan terlarut total (PTT) 18 0Brix. Menurut Winkler et al. (1962) temperatur pada saat pematangan buah mempengaruhi derajat brix buah anggur untuk menentukan waktu panen. Anggur Thompson Seedless yang ditanam di kebun yang sama memiliki tingkat kematangan pada rentangan nilai padatan terlarut total 17 – 19 0Brix.

Buah anggur yang dipanen untuk diolah menjadi wine memiliki tingkat kandungan padatan terlarut total 20 0Brix. Menurut Winkler et al. (1962) peningkatan rasa buah anggur searah dengan kandungan gula. Anggur untuk wine tidak dapat mencapai karakter rasa yang khas apabila belum mencapai 20 0Brix atau lebih.

Analisis Usaha Tani

Analisis usaha tani tanaman anggur yang diuraikan berikut ini adalah analisis usaha dengan umur proyek 10 tahun. Analisis usaha tanaman anggur dirancang untuk luas 1 ha dengan populasi 5,000 pohon. Umur proyek dimulai dari tahun ke – 0 dan dan berakhir di tahun ke – 10. Tahun ke – 0 merupakan awal persiapan sebelum penanaman tanaman anggur. Tanaman anggur mulai ditanam pada tahun ke – 1.

Biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman anggur terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada awal proyek. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk bibit tanaman penyangga (kayu santan), sistem irigasi, bibit tanaman anggur, dan knapsack sprayer. Biaya operasional

(43)

terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap meliputi biaya untuk menggaji karyawan dan biaya untuk pelaksanaan kegiatan budidaya. Biaya tidak tetap meliputi biaya untuk membeli bahan – bahan yang diperlukan dalam kegiatan budidaya tanaman seperti pupuk, pestisida, kawat, dan bambu. Biaya investasi setiap tahun berubah dari tahun ke – 0 sampai dengan tahun ke – 3. Biaya investasi tahun ke – 4 sampai dengan tahun ke – 10 diasumsikan sama dengan tahun ke – 3 karena kegiatan budidaya yang dilakukan sama dengan kegiatan pada tahun ke – 3 (Lampiran 9).

Penerimaan dalam budidaya tanaman anggur diperoleh dari hasil panen. Panen pertama dilaksanakan pada tahun ke – 2. Produktivitas panen pertama adalah 1,055 kg/ha. Produktivitas tanaman terus meningkat sampai dengan tahun ke – 10 sehingga pada tahun ke – 10 produktivitas tanaman mencapai 20 kg/ha (Lampiran 10).

Hasil analisis usaha tani tanaman anggur selama 10 tahun menunjukkan payback period (PP) 3.18. Hal ini berarti biaya investasi akan kembali pada tahun ke – 3. Nilai benefit cost ratio (B/C) mulai positif pada tahun ke – 4. Hal ini berati keuntungan mulai diperoleh pada tahun ke – 4. Nilai benefit cost ratio (B/C) terus meningkat setiap tahun hingga tahun ke – 10 nilai benefit cost ratio (B/C) adalah 3.40. Nilai benefit cost ratio (B/C) 3.40 artinya setiap pengeluaran Rp 100 akan menghasilkan keuntungan Rp 340 (Lampiran 11). Hal ini berarti usaha tani tanaman anggur layak.

(44)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang tanaman anggur di Kebun Pasewaran PTPN XII telah memberikan pengalaman dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan penulis dalam budidaya tanaman anggur. Kegiatan magang juga memberikan pengetahuan dalam pengelolaan tanaman anggur secara teknis dan manajemen.

Kegiatan budidaya tanaman anggur yang dilakukan di PTPN XII memerlukan perbaikan dalam pengelolaan tanaman. Penentuan jenis, dosis, dan konsentrasi bahan untuk aplikasi dalam budidaya tanaman ditentukan oleh manajemen kebun dengan rekomendasi dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Tanaman anggur merupakan tanaman hortikultura yang memerlukan penangananan yang tepat. Kendala budidaya anggur di kebun ini adalah kurangnya ketepatan penanganan terhadap tanaman sehingga menyebabkan penurunan produktivitas tanaman.

Pemangkasan pada tanaman anggur merupakan kegiatan budidaya untuk memperoleh produktivitas yang tinggi. Pertumbuhan tunas dipengaruhi oleh kondisi tanaman dan cabang yang dipangkas. Mata tunas hasil pangkasan yang disisakan tidak seluruhnya akan tumbuh menjadi tunas baru. Jumlah mata tunas yang disisakan pada pemangkasan menentukan banyaknya tunas baru yang muncul. Pembuahan tanaman anggur terjadi setelah tanaman dipangkas dan berbunga. Bunga tanaman anggur mulai terbentuk pada 15 – 20 hari setelah pemangkasan. Umur panen anggur varietas Jestro AG 60 adalah 105 hari setelah pemangkasan. Umur panen varietas Prabu Bestari adalah 120 hari setelah pemangkasan.

Penyambungan tanaman anggur varietas Kediri Kuning dan Prabu Bestari dengan Jestro AG 60 dilakukan karena penerimaan pasar yang lebih baik terhadap buah anggur varietas Jestro AG 60. Penyambungan tanaman anggur varietas Kediri Kuning dengan Jestro AG 60 menunjukkan keberhasilan yang tidak berbeda dibandingkan penyambungan varietas Prabu Bestari dengan Jestro AG 60.

(45)

Saran

Perusahaan perlu menetapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang merupakan petunjuk teknis dan manajemen dalam budidaya tanaman anggur. Usulan instruksi kerja budidaya tanaman anggur dapat dilihat pada Lampiran 12. Pengelolaan tanaman dilakukan sesuai dengan SOP sehingga diperoleh produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan. Perusahaan juga perlu menetapkan penamaan blok berdasarkan pembagian blok pada peta afdeling (Lampiran 6) untuk memudahkan pengaturan lokasi kegiatan.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

CCRC Farmasi UGM. 2012. Anggur (Vitis vinifera). http://www.ccrc.farmasi. ugm.ac.id/?page_id=2401. [5 Maret 2013].

Heaton, J. B. and S. R. Dullahide. 1982. Grape; p.54-58. D. Persley (Ed.). Diseases of Fruit Crops. Department of Primary Industries. Queensland. Jathar, R. 2011. Pruning grape vines.

http://www.buzzle.com/articles/pruning-grape-vines.html. [4 November 2011].

Jensen, F. 1971. High level grafting of grapevines. Am. J. Enol. Vitic. 22:35-39. Keller, M. and L. Mills. 2007. Effect of pruning on recovery and productivity of

cold-injured Merlot grapevines. Am. J. Enol. Vitic. 58(3):351-357.

Ketsa, S. and E. W .M. Verheij. 1992. Vitis vinifera L.; p.304-310. In E. W . M. Verheij and R. E. Coronel (Eds.). Plant Resources of South-East Asia 2: Edible Fruits and Nuts. Prosea Foundation. Bogor.

Kurtural, S. K., I.E. Dami, and B.H. Taylor. 2006. Effects of pruning and cluster thinning on yield and fruit composition of chambourcin grapevines. HortTechnology 16(2):233-240.

Lamar, J. 2011. Viniculture. http://www.winepros.org/wine101/viniculture.htm. [1 Desember 2011].

Nasrudin. 2011. Teknologi benih: Budidaya anggur. http://teknologibenih. blogspot.com/2011/03/budidaya-anggur.html. [4 November 2011].

Nurcahyo, E. M. 2002. Anggur dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. 51hal. Purdue University. 1998. Vitis vinifera L. http://www.hort.purdue.edu/newcrop/

duke energy/Vitis vinifera.html. [10 November 2011].

Pusdatin. 2011. Buletin bulanan indikator makro sektor pertanian. http://www.deptan.go.id/pusdatin/admin/PUB/Indikator%20Makro/Bltn Makro-Okt11.pdf. [13 November 2011].

Rukmana, H. R. 1999. Seri Budi Daya Anggur. Kanisius. 95hal.

Soegito. 1991. Syarat-syarat tumbuh tanaman anggur; hal.15-16. Dalam M. Winarno, U. H. Yudowati, S. Kusumo, N. Primawati, dan S. Sulihanti (Eds.) Budidaya Anggur. Balai Penelitian Hortikultura. Solok.

Gambar

Tabel 2. Status dan jumlah karyawan di afdeling Sidomulyo/Kampe
Gambar 3. Teknik sambung pucuk; (a) batang atas yang telah disayat, (b) batang   atas yang disambungkan ke cabang primer tanaman, dan
Gambar 7. Penyakit pada tanaman anggur; (a) cendawan tepung, (b) tepung palsu,    dan (c) karat daun
Gambar 10. Keragaan pohon anggur setelah dipangkas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains

Hasil uji hipotesis juga menunjukkan bahwa variabel usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan masing-masing mempengaruhi intensitas

Penggunaan target/filter Mo/Mo dapat menghasilkan citra dengan kontras yang lebih baik karena energi spektrum sinar-X yang rendah, yaitu 20 keV. Pada energi sinar-X rendah

a. Mahkamah Pidana Internasional yang bersifat Permanen atau ICC sampai saat terjadinya kejahatan internasional di bekas jajahan Yugoslavia dan Rwanda belum terbentuk

Karena tingkat signifikannya 0,562 yang lebih dari 0,05 dapat di simpulkan bahwa kharisma, dinamisme, keahlian, kepercayaan, sosiablitas, koorientasi tidak memiliki

The first is that you could not need to carry guide almost everywhere by satisfying the bag with this Clear In Your Heart By John Wheeler It is for the book is in soft data, so

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian ini.

Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu penerangan jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari