• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK DALAM PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH KARENA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK DALAM PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH KARENA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK

DALAM PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH

KARENA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008

SKRIPSI

Oleh :

ZAHARA NUR RAHMAWATI

K.100 050 088

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara ditemukan di seluruh dunia dengan insidensi relatif tinggi. Kanker ini tidak hanya terjadi pada wanita, namun kaum pria juga dapat mengalaminya, walaupun sangat jarang yaitu kurang dari 1% dari seluruh kasus kanker payudara (Anonima, 2008). Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita (32%) dan merupakan penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru-paru (Lindley dan Michaud, 2005). Di Indonesia kanker ini menempati urutan ke 2 terbanyak setelah kanker leher rahim (Sutjipto, 2009).

(3)

Pengobatan yang dilakukan sebagai terapi penyembuhan kanker payudara meliputi pembedahan (baik mastektomi maupun lumpektomi), terapi radiasi, terapi hormonal, terapi gen dan kemoterapi (Anonim, 2008a). Agen kemoterapi tidak hanya menyerang sel kanker, namun juga sel normal yang membelah secara cepat seperti sel rambut, sumsum tulang dan sel pada traktus gastrointestinal. Akibat yang sering timbul bisa berupa perdarahan, depresi sumsum tulang yang memudahkan terjadinya infeksi dan terjadinya mual muntah pada traktus gastrointestinal (Balmer et al., 2005).

Obat kemoterapi kanker payudara kategori 1 sebagian besar adalah kombinasi siklofosfamid dengan obat golongan antrasiklin. Kombinasi ini mempunyai daya emetogenisistas tinggi, yaitu dapat menimbulkan mual atau muntah sebesar lebih dari 90 % (Anonim, 2009).

Efek samping mual dan muntah terjadi pada 70-80 % pasien kemoterapi kanker (Anonim, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Yogyakarta periode 2004-2005, dari 36 kasus efek samping yang ditemukan paska kemoterapi, efek samping mual muntah terjadi pada 80% pasien kemoterapi resiko sedang, 57% resiko tinggi, dan 100% resiko sangat tinggi (Suhadi et al., 2006).

(4)

kebutuhanakan sumber daya kesehatan (Hesketh, 2006). Selain itu, mual yang tidak diatasi ternyata dapat menurunkan kualitas hidup pasien yang cukup signifikan (Anonima, 2006).

Angka kejadian kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2008 relatif tinggi, yaitu sekitar 712 kasus, sehingga jumlah pasien kanker jenis ini menduduki urutan pertama. RSUD Dr. Moewardi Surakarta memiliki protokol sendiri untuk penatalaksanaan mual muntah karena kemoterapi. Selain protokol lokal ini, terdapat juga standar terapi mual muntah internasional dari

NCCN. Evaluasi kesesuaian terhadap protokol ini masih minim, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan antiemetik dalam penatalaksanaan mual muntah karena kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUD Dr.Moewardi Surakarta tahun 2008.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penatalaksanaan terapi mual dan muntah sudah sesuai dengan standar guidelines dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2007 dan Protokol Kemoterapi RSUD Dr. Moewardi Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan antiemetik dengan standar guidelines dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN)

(5)

D. Tinjauan Pustaka

1. Kanker Payudara

Kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenkim.Kanker ini mulai tumbuh di dalam jaringan payudara, mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu dan jaringan lemak payudara (Anonima, 2008).

a. Etiologi dan faktor resiko

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan berpengaruh dalam terjadinya kanker ini, diantaranya faktor umur, rasial, paparan estrogen, gaya hidup, radiasi, riwayat keluarga, riwayat kanker ovarium dan faktor genetik (Anonim, 2004).

b. Gejala

Gejala timbulnya kanker payudara yang dapat dirasakan antara lain : 1) terdapat benjolan pada payudara atau di bawah lengan.

2) bengkak dan kemerahan pada puting susu atau perubahan fisik lain, misalnya : puting tertarik ke dalam.

3) iritasi atau perubahan tekstur pada kulit payudara.

4) payudara terasa panas dan sakit, merah, bengkak dengan semacam rash

seperti kulit jeruk.

(6)

c. Diagnosis dan skrining

Diperkirakan 95% wanita yang didiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari 5 tahun setelah diagnosis, sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi adanya benjolan pada payudara. Pemeriksaan penunjang lain juga dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker payudara selain dengan tes fisik. Pemeriksaan ini meliputi mammografi, ultrasonografi dan biopsi (Anonima, 2008).

d. Stadium

Klasifikasi stadium klinik kanker payudara yamg sering digunakan adalah klasifikasi TNM (Tabel 1). T menunjukkan ukuran tumor primer, N : kelenjar getah bening regional dan M : metastase jauh. Dalam sistem ini kanker payudara dibagi menjadi :

1) Stadium 0, menunjukkan carcinoma in situ (Tis) dimana penyakit tidak terinvasi ke membran basemen.

2) Stadium I, dimana tumor berukuran kecil dan tidak menyebar ke nodus limfa.

3) Stadium IIA, dimana terjadi salah satu dari kondisi berikut ini :

(7)

b)Tumor berukuran 2-5 cm dan belum menyebar ke nodus limfa aksilari.

c)Belum ada tumor di payudara, tetapi terdapat kanker di nodus limfa aksilari.

4) Stadium IIB, dimana terjadi salah satu dari kondisi berikut ini : a)Tumor berukuran 2-5 cm dan sudah menyebar ke nodus limfa

aksilari.

b)Tumor berukuran lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke nodus limfa aksilari.

5) Stadium IIIA, dimana terjadi salah satu dari kondisi berikut ini : a)Tumor berukuran lebih kecil dari 5 cm dan sudah menyebar ke

nodus limfa aksilari.

b)Tumor berukuran lebih besar dari 5 cm dan sudah menyebar ke nodus limfa aksilari.

6) Stadium IIIB, dimana tumor sudah menyebar sampai rongga dada atau terjadi ulserasi payudara, sudah atau belum menyebar ke nodus limfa aksilari tapi belum menyebar ke bagian lain dari badan.

7) Stadium IIIC, dimana belum terjadi metastase jauh, tapi tumor sudah menyebar ke nodus limfa lain.

8) Stadium IV, dimana sudah terjadi metastase jauh, biasanya ke tulang, paru-paru, hati, dan rongga dada.

(8)

Tabel 1. Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Payudara

Stadium Tumor Nodus Metastasis

0 1s 0 0

carcinoma in situ adalah non infiltrating intraductal carcinoma

dimana tak teraba tumor

tumor tak teraba tapi terdapat edem pada mamografi tumor kurang dari 2 cm

tumor antara 2-5 cm tumor lebih dari 5 cm

tumor dengan segala ukuran dimana telah mencapai dinding dada, infiltras pada kulit

tidak ada metastasis ke nodus limfa regional.

metastasis ke nodus limfa aksilari ipsilateral yang dapat digerakkan metastasis ke nodus limfa aksilari ipsilateral yang tidak dapat digerakkan.

metastasis ke nodus limfa ipsilateral supraklavikular atau ipsilateral intraklavikular.

tidak terdapat metastase jauh sudah terdapat metastase jauh

e. Pengobatan

Pengobatan kanker payudara meliputi : 1). Pembedahan

(9)

2). Terapi radiasi

Terapi ini diterapkan setelah menjalani pembedahan untuk menurunkan resiko kekambuhan, juga sebelum pembedahan untuk mengecilkan masa tumor.

3). Kemoterapi

Kemoterapi juga diterapkan setelah menjalani pembedahan untuk menurunkan resiko kekambuhan, sebelum pembedahan untuk mengecilkan masa tumor, dan sebagai terapi utama saat terjadi kekambuhan.

4). Terapi hormonal

Terapi ini bermanfaat pada reseptor estrogen dan progesteron positif baik pada stadium dini maupun metastasis. Terapi ini digunakan baik secara tunggal ataupun setelah kemoterapi, misalnya : tamoxifen, letrozol.

5). Terapi gen

Terapi ini digunakan pada kanker stadium lanjut atau sebagai adjuvan terapi pada kanker stadium awal, dimana terdapat protein HER2, misalnya trastuzumab, lapatinib.

(Lindley dan Michaud, 2005)

2. Kemoterapi

(10)

a. Macam kemoterapi

1). Zat alkilasi

Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah akibat gugus alkilnya yang reaktif, sehingga dapat merintangi penggandaan DNA dan pembelahan sel, misal : klorambusil dan siklofosfamid.

2). Antimetabolit

Mengganggu sintesis DNA dengan jalan antagonisme saingan, misal : merkaptopurin.

3). Antimitotika

Zat ini menghindari pembelahan sel pada tingkat metafase, jadi merintangi pembelahan inti, misal : paklitaksel dan vinblastin.

4). Antibiotika

Beberapa jenis antibiotika dari jenis jamur Streptomyces juga berkhasiat sitotoksik disamping kerja antibakterinya, misal : doksorubisin, bleomisin dan daunorubisin.

5). Imunomodulansia

Zat ini berdaya mempengaruhi secara positif reaksi biologis dari tubuh terhadap tumor, misal : sitokin atau limfokin dan siklosporin.

6). Hormon dan antihormon

Misalnya : kortikosteroid yang berkhasit melarutkan limfosit sehingga berguna untuk pengobatan leukimia, zat-zat estrogen yang digunakan pada kanker prostat.

(11)

b. Cara pemberian

Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai macam cara sebagai berikut : 1) Kemoterapi sebagai terapi primer

Sebagai terapi utama yang dilaksanakan tanpa radiasi dan pembedahan terutama pada kasus kanker jenis koriokarsinoma, leukemia dan limfoma. 2) Kemoterapi adjuvant

Pengobatan tambahan pada pasien yang telah mendapatkan terapi lokal atau paska pembedahan atau radiasi.

3) Kemoterapi neoadjuvant

Pengobatan tambahan pada pasien yang akan mendapat terapi lokal atau mendahului pembedahan dan radiasi.

4) Kemoterapi kombinasi

Kemoterapi yang diberikan bersamaan dengan radiasi pada kasus karsinoma lanjut.

(Noorwati, 2006) c. Efek samping

Penatalaksanaan efek samping kemoterapi merupakan bagian penting dari pengobatan dan perawatan pendukung atau suportif pada penyakit kanker. Efek samping disebebkan dari efek non spesifik dari obat-obat sitotoksik sehingga menghambat proliferasi tidak hanya sel-sel tumor melainkan juga sel normal. Efek samping obat kemoterapi atau obat sitotoksik dapat berupa mukositis, alopesia, infertilitas, trombositopenia, anemia, serta mual muntah.

(12)

3. Mual dan Muntah Paska Kemoterapi

a. Pengertian

Mual dan muntah sering muncul bersama dalam berbagai kondisi. Mual atau

nausea adalah perasaan tidak nyaman di kerongkongan dan perut yang dapat menyebabkan muntah.

Muntah atau vomite atau emesis adalah keadaan akibat kontraksi otot perut yang kuat sehingga menyebabkan isi perut menjadi terdorong untuk keluar melalui mulut baik dengan maupun tanpa disertai mual terlebih dahulu. Mual dan muntah yang terjadi setelah dilakukan kemoterapi dikenal sebagai Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting (CINV).

(Anonim, 2006) b. Penyebab

Kemoterapi merupakan salah satu faktor terbesar penyebab mual muntah. Selain disebabkan oleh kemoterapi kanker, mual dan muntah dapat disebabkan oleh obstruksi usus, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (hiperkalsemia,

hiperglikemia, hiponatremia), uremia, obat (digitalis, opium) dan metastase otak (Anonim, 2007)

c. Mekanisme

(13)

1) Stimulasi pada CTZ (Chemotherapy Trigger Zone)

Chemotherapy Trigger Zone adalah organ kemosensoris mayor untuk mual dan muntah, biasanya berhubungan dengan mual karena bahan kimia. Obat kemoterapi menstimulasi reseptor neurotransmiter dan dapat membantu aktifitas CTZ dan pusat muntah.

2) Stimulasi pada bagian tertentu di esofagus, perut, usus halus dan usus besar. (Hesketh, 2008)

d. Faktor yang mempengaruhi mual dan muntah paska kemoterapi

Mual muntah yang terjadi paska kemoterapi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Tipe agen kemoterapi yang digunakan 2) Dosis kemoterapi yang digunakan

Dosis kemoterapi yang lebih besar menyebabkan mual dan muntah yang lebih besar pula.

3) Kapan obat diberikan

Obat kemoterapi yang banyak menimbulkan mual dan muntah adalah obat yang diberikan dalam interval yang sering sehingga waktu pasien untuk dapat memulihkan diri dari mual dan muntah pendek.

4) Bagaimana cara obat tersebut diberikan

(14)

5) Faktor individu

Mual muntah dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan konsumsi alkohol.

(Anonim, 2007) e. Tipe mual muntah akibat kemoterapi

1) Akut

Mual dan muntah yang terjadi kurang dari 24 jam setelah kemoterapi. Biasanya dipengaruhi oleh umur dan gender, lingkungan dimana kemoterapi diberikan.

2) Tunda

Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 24 jam setelah kemoterapi. Biasanya terjadi setelah pemakaian cisplatin, karboplatin, siklofosfamid, dan atau tanpa doksorubisin.

3) Antisipatori

Mual dan muntah yang terjadi sesaat sebelum pemberian kemoterapi berikutnya. Biasanya dipengaruhi oleh pengalaman buruk dari kemoterapi sebelumnya.

(Anonim, 2007) f. Klasifikasi agen kemoterapi berdasarkan emetogenisitasnya

Terdapat bermacam-macam standar penggolongan emetogenisitas agen kemoterapi, tapi pada penelitian ini penggolongan mengacu pada standar

(15)

Tabel 2. Aktivitas Emetogenik dari Obat Antikanker menurut National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2007

Emetogenisitas minimal (kurang dari 10 %)

Alfa interferon, asparaginase, bleomisin, busulfan, klorambusil oral, fludarabin, gemtuzumab, hidroksiurea oral, metotreksat ≤

50 mg/m2, thalidomid, tioguanin oral, vinblastin, vinkristin, vinorelbin, erlotinib,

melfalan. paklitaksel dan paklitaksel albumin, citarabin

100-200 mg/m2, gemcitabin.

Emetoganisitas sedang (30-90%)

Siklofosfamid oral dan < 1500 mg/m2, arsen trioksid,azasitidin, busulfan > 4 mg/hari, karboplatin, karmustin ≤ 250 mg/m2, cisplatin <

50 mg/m2, ifosfamid, citarabin> 1 g/m2, daktinomisin, daunorubisin, doksurubisin, epirubisin, etoposide oral, idarubisin, imatinib

oral, metrotreksat 250-1000 mg/m2.

Emetogenisitas tinggi (lebih dari 90 %)

Altretamin, karmustin > 250 mg/m2, siklofosfamid > 1500 mg/m2, dakarbazin,

doksurubisin atau epirubisin dengan siklofosfamid, prokarbazin oral ,cisplatin >

50mg/m2, streptozosin, mekloretamin.

Tabel 3. Aktivitas Emetogenik dari Obat Antikanker menurut DiPiro dan Taylor, 2005

Level 1

(frekuensi mual dan muntah kurang dari 10%)

Androgen, bleomisin, busulfan, klorambusil oral, capecitabin, kortikosteroid, doksorubisin liposomal,

fludarabin, hidroksiurea, metotreksat ≤ 50 mg/m2, merkaptopurin, thalidomid, tioguanin oral, vinblastin, vinkristin, vinorelbin, erlotinib, melfalan.

Level 2

(frekuensi mual dan muntah 10%-30%)

Asparaginase, docetaksel, doksorubisin < 20 mg/m2, 5-fluorourasil < 1 g/m2, gemcitabin, metrotreksat > 50 mg/m2 < 250 mg/m2, paklitaksel,

tiotepa, topocetan.

Level 3

(frekuensi mual dan muntah 30%-60%)

Aldesleukin, siklofosfamid IV≤ 750 mg/m2, doksorubisin 20-60 mg/m2, epirubisin ≤ 90 mg/m2,

idarubisin, ifosfamid, metotreksat 250- mg/m2

Level 4

(frekuensi mual dan muntah 60%-90%)

Karboplatin, karmustin ≤ 250 mg/m2, cisplatin < 50 mg/m2, siklofosfamid IV > 750 mg/m2 - ≤ 1500

mg/m2, doksurubisin > 60 mg/m2, melfalan, metotreksat > 1 g/m2

Level 5

(frekuensi mual dan muntah lebih dari 90%)

Karmustin > 250 mg/m2, cisplatin > 50 mg/m2, siklofosfamid IV > 1500 mg/m2, dakarbazin > 500

(16)

Menurut American Society of Health-System Pharmacist (1999), penentuan tingkat emetogenisitas regimen kemoterapi kombinasi dilakukan dengan pedoman sebagai berikut :

a) Tingkat emetogenisitas tertinggi dari regimen kemoterapi ditentukan terlebih dahulu.

b) Penambahan obat kemoterapi level 1 tidak mempengaruhi emetogenisitas regimen kemoterapi

c) Penambahan 1 atau lebih obat kemoterapi level 2 akan meningkatkan emetogenisitas regimen kemoterapi 1 level lebih tinggi dari obat dengan emetogenisitas tertinggi.

d) Penambahan obat kemoterapi level 3 dan 4 akan meningkatkan emetogenisitas regimen kemoterapi 1 level lebih tinggi tiap obat.

(DiPiro dan Taylor, 2005) g. Terapi mual dan muntah

Secara garis besar terapi yang digunakan meliputi 2 macam, yaitu : 1) Terapi farmakologi dengan antiemetik

Antiemetik yang biasa digunakan dalam terapi CINV yaitu :

a). Fenotiazin, digunakan untuk mengobati mual muntah karena kemoterapi dengan emetogenisitas ringan, misalnya : proklorperazin, klorpromazin.

(17)

d). Antagonis reseptor neurokinin, digunakan secara kombinasi dengan

SSRI dan kortikosteroid untuk mencegah mual muntah akut dan tunda, misalnya : aprepitan.

e). SSRI, memblokade fase CINV akut, sehingga digunakan sebagai terapi standar CINV, PONV, RINV, misalnya : ondansentron, granisentron, palonosentron, dolasentron.

(DiPiro dan Taylor, 2005) Tabel 4. Sediaan Antiemetik dan Regimen Dosis Dewasa

Golongan Nama Obat Dosis Dewasa Rute / Bentuk

Buclizin 50 mg 2x`sehari tablet

Cyclizin 50 mg tiap 4-6 jam prn tablet, IM

Dimenhidrinat 50-100 mg tiap 4-6 jam prn tablet, kapsul, cairan, IM, IV

Difenhidramin 10-50 mg tiap 4-6 jam prn tablet,kapsul, cairan, IM, IV

Hydroxyzin 25-100 mg tiap 6 jam prn tablet, kapsul,

cairan, IM

Antikolinergik

Meclizine 25-50 mg tiap 24 jam prn tablet, kapsul

Klorpromazin 10-25 mg tiap 4-6 jam prn atau 50-100 mg tiap 6-8 jam prn

Proklorperazin 5-10 mg 3-4x sehari prn atau 25 mg 2x`sehari

SR, kapsul, tablet, cairan,

IM, IV, supositoria

Deksametason 10 mg sebelium kemoterapi, diulang 4-8 mg tiap 6 jam sampai 4 dosis. IV Kortikosteroid

Metilprednisolon 125-500 mg tiap 6 jam sampai 4 dosis IV

Benzodiazepin Lorazepam 0,5-2 mg sebelum kempterapi IV

Subtansi P/ kemoterapi, 80 mg pada hari ke 2 dan 3

kapsul

Dolasentron

1,8 mg/kg 30 menit sebelum

kemoterapi sampai 100 mg selama 30 menit atau 100 mg dalam 1 jam sebelum kemoterapi

IV, tablet

Granisentron 10 mcg/kg sebelum kemoterapi atau 1

mg 1 jam sebelum kemoterapi IV, tablet Antagonis

selektif serotonin

Ondansentron

(18)

2) Terapi nonfarmakologi

Terapi nonfarmakologi yang digunakan untuk menanggulangi mual muntah misalnya diet (untuk mual muntah ringan karena pengaruh intake

makanan), intervensi behavioral seperti relaksasi dan hipnotis (DiPiro dan Taylor,

2005).

3) Penatalaksanaan mual muntah paska kemoterapi

Penatalaksanaan mual muntah paska kemoterapi dapat dilaksanakan berdasarkan standar terapi yang telah ada. Beberapa versi terapi yang dapat digunakan sebagai terapi standar anti mual muntah antara lain : Protokol Kemoterapi RSUD Dr. Moewardi Surakarta (lampiran 1), guidelines dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2007 (lampiran 2), standar dari

ASCO (2008), sedangkan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Protokol Kemoterapi RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan guidelines dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2007.

4. Ketepatan Penggunaan Obat a. Pengertian

Penggunaan obat dikatakan tidak tepat jika resiko yang terjadi tidak seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari tindakan pemberian obat. Dengan kata lain penggunaan obat dapat dikatakan tidak tepat jika :

1) Indikasi, penggunaan obat tidak jelas atau keliru.

(19)

3). Cara penggunaan obat tidat tepat, mencakup dosis berlebihan, cara pemberian, kondisi pemberian dan lama pemberian.

4). Kondisi pasien tidak dinilai secara cermat, mencakup keadaan yang tidak memungkinkan penggunaan obat, atau mengharuskan penyesuaian dosis, misalnya penggunaan aminoglikosida pada gangguan ginjal.

(Anonim, 2000) b. Akibat

Dampak negatif dari penggunaan obat yang tidak tepat dapat dilihat dari berbagai segi :

1) Pemborosan (dari segi ekonomi)

2) Pengobatan yang tidak tepat dapat berakibat pada menurunnya mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan efek samping obat, meningkatnya resiko kegagalan pengobatan dan meningkatkan resistensi antimikroba. Hal ini tidak selalu secara langsung dapat dilihat. Beberapa dampak negatif hanya nyata jika telah dilakukan studi secara khusus atau bahkan observasi jangka panjang.

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Payudara
Tabel 3.  Aktivitas Emetogenik dari Obat Antikanker menurut DiPiro dan Taylor, 2005

Referensi

Dokumen terkait

Seperti apakah strategi penatalaksanaan mual-muntah pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di meliputi terapi obat, golongan, dan jenis obat yang diberikan.. Apakah DRP’s

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,