• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Museum Geologi dengan Pendekatan Pemanfaatan Tipografi Sistem Informasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Museum Geologi dengan Pendekatan Pemanfaatan Tipografi Sistem Informasi."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perkembangan Ilmu Pengetahuan saat ini tidak dibarengi dengan media untuk

mendokumentasikannya. Salah satu media untuk mendokumentasikannya adalah

museum. Museum adalah sebuah tempat belajar bagi semua lapisan masyarakat

selain itu museum juga berfungsi sebagai tempat dokumentasi benda benda baik dari

masa lampau hingga masa kini. Didalam museum terdapat ilmu pengetahuan yang

sangat berguna, museum geologi adalah salah satu museum aktif namun tidak

berfungsi secara maksimal. Fungsi museum yang dimaksud adalah museum sebagai

jembatan penghubung informasi tentang sejarah masa lampau terhadap masyarakat

zaman kini. Permasalahan utama yang ditemukan terletak dari sign system dalam

museum geologi yang tidak berfungsi, selain itu informasi yang terdapat dalam

museum geologi tidak dapat sampai kepada pengunjung. Karena adanya masalah

tersebut ditemukan pemecahan masalah lewat penataan environmental graphic

museum geologi disertai pengaturan sign system didukung oleh internal dan

eksternal ambiance disertai penataan exhibition design terhadap informasi dalam

museum geologi. Diharapkan dengan pemecahan masalah tersebut pengunjung

mendapatkan pembelajaran setelah mengunjungi Museum Geologi dan peran

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .i

LEMBAR PENGESAHAN .ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ……....iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ….…...iv

ABSTRAK ………...v

1.3 Tujuan Perancangan 5 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 9

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Geologi 10

2.1.3 Enviromental Graphic 10

2.1.3.1 Exhibition Design 10

2.1.6.2 Pemilihan Kata atau Informasi 17

2.1.6.3 Pemilihan Penataan Interior 17

2.1.6.4 Alat Bantu 18

2.1.6.10 Tipe Kecerdasan Seseorang 21

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Data dan Fakta 24

3.1.1 Lembaga Pendukung 24

3.1.1.1 Museum Geologi 24

(4)

Universitas Kristen Maranatha 3.1.1.3 Kegiatan GNCM 33

3.1.1.4 Komunitas Sahabat Museum 36

3.2 Analisis Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 37

3.2.1 Mengidentifikasi Pasar dengan STP 38

3.2.1.1 Segementasi 38

3.2.1.1.1 Segmentasi Geografis 38

3.2.1.1.2 Segmentasi Demografis 38

3.2.1.1.3 Segmentasi Psikografis 39

3.2.1.2 Targeting 40

3.2.1.3 Positioning 40

3.2.2 Menganalisa Lingkungan dengan SWOT 40

3.2.2.1 Strengths 40

3.2.2.2 Weakness 41

3.2.2.3 Opportunities 42

3.2.2.4 Threats 41

3.2.3 Matriks 43

3.2.3.1 Eksterior Museum Geologi 43

3.2.3.2 Interior Museum Geologi 44

3.2.3.3 Fasilitas Pendukung Museum Geologi 52

3.2.4 Wawancara 57

3.2.4.1 Wawancara dengan Direktorat Museum 57

3.2.4.2 Wawancara dengan staf Museum Geologi 59

3.2.5 Hasil Kuisoner Museum Geologi 61

3.2.6 Data Pengunjung Museum Geologi 62

(5)

Universitas Kristen Maranatha

4.2 Perancangan Kreatif 67

4.2.1 Warna 68

4.5.2.1 Lobby Museum Geologi 81

4.5.2.2 Geologi Indonesia 82

4.5.2.3 Sejarah Kehidupan 87

4.5.2.4 Geologi untuk Kehidupan Manusia 89

4.5.2.5 Ambiance Media 92

(6)

Universitas Kristen Maranatha 4.6.1 Budgeting Sign System ……..104 4.6.2 Budgeting Ruang Umum Museum ……..104 4.6.3 Budgeting Ruang Geologi Indonesia ……..105 4.6.4 Budgeting Ruang Sejarah Kehidupan ……..105 4.6.5 Budgeting Ruang Geologi untuk Kehidupan Manusia ……..106 4.6.6 Budgeting Keseluruhan ……..106 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……..107

5.2 Saran ……..108

5.2.1 Bagi Diri Sendiri ………..108 5.2.2 Bagi Museum Geologi Bandung ……..108 5.2.3 Bagi Pemerintah dan Masyarakat Umum ……..108

DATA PENULIS ……… xvi

(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.5.1 Skema Perancangan 8

Gambar 3.1.1.1.1 Denah Museum Geologi 27

Gambar 3.1.1.1.2 Ruang Sayap Barat 28

Gambar 3.1.1.1.3 Ruang Sayap Timur 29

Gambar 3.1.1.1.4 Ruang Sayap Timur lantai II 31

Gambar 3.1.1.2.1 Logo Direktorat Museum 32

Gambar 3.1.1.2.3 Logo GNCM 36

Gambar 3.1.1.4.1 Logo Sahabat Museum 36

Gambar 4.2.1 Signage Toilet 68

Gambar 4.5.1.1 Signage Museum Geologi 73

Gambar 4.5.1.2 Signage Museum per lantai 73

Gambar 4.5.1.3 Signage Museum Ruang Exhibition 74

Gambar 4.5.1.4 Signage Emergency 74

Gambar 4.5.1.5 Signage per ruang 75

Gambar 4.5.1.6 Signage Toilet 75

Gambar 4.5.1.7 Signage untuk Koleksi Berukuran Besar 76

Gambar 4.5.1.8 Signage untuk Papan Informasi 76

Gambar 4.5.1.9 Signage Check room 77

(8)

Universitas Kristen Maranatha Gambar 4.5.1.11 Signage Tanda Larangan Parkir dan Stop 78

Gambar 4.5.1.12 Icon 78

Gambar 4.5.1.13 Icon Orang 78

Gambar 4.5.1.14 Signage Bendera 79

Gambar 4.5.1.15 Signage Bendera Outdoor 80

Gambar 4.5.2.1 Panel Sejarah Museum 81

Gambar 4.5.2.2 Ambiance Media 81

Gambar 4.5.2.3 Papan Informasi 82

Gambar 4.5.2.2.1 Display Mineral dan Batuan 82

Gambar 4.5.2.2.2 Display Batuan 83

Gambar 4.5.2.2.3 Display Morfologi Karst 84

Gambar 4.5.2.2.4 Display Batuan 84

Gambar 4.5.2.2.5 Display Peta Sebaran 85

Gambar 4.5.2.2.6 Display Ruang Gunung Api 85

Gambar 4.5.2.2.7 Display Ruang Gunung Api 86

Gambar 4.5.2.2.8 Display Peta 3d 87

Gambar 4.5.2.3.1 Display Ruang Sejarah Kehidupan 88

Gambar 4.5.2.4.1 Internal Ambiance 89

Gambar 4.5.2.4.2 Display Batu Sedimen 90

Gambar 4.5.2.4.3 Display Kilang Minyak 91

Gambar 4.5.2.5.1 Ambiance Media 92

Gambar 4.5.2.5.2 Ambiance Media 92

Gambar 4.5.3.1.1 Sekat Buku 94

Gambar 4.5.3.2.1 Layout Buku Ambiance Media 96

Gambar 4.5.3.3.1 Layout Buku Signage Museum 98

Gambar 4.5.3.4.1 Layout Buku Lobby Museum 99

(9)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.1.2.1 Rancangan Revitalisasi Museum 35

Tabel 3.2.6.1 Pengunjung Tahun 2007 63

Tabel 3.2.6.2 Pengunjung Tahun 2008 63

(10)

Universitas Kristen Maranatha

Data Penulis

Nama lengkap : Regina Marthin

Alamat : Jl. Mekar Elok no 3. Komp. Mekar Wangi

Handphone : +62 22 9293 0421

E-mail : marthin_ina@hotmail.com

Pendidikan SMU : 2003 - 2006 SMUK Yahya,

Bandung – Jawa barat, Indonesia

2006 - 2010 Sarjana seni, bidang kajian Desain

Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa, Universitas

(11)

Universitas Kristen Maranatha PENDIDIKAN FORMAL

1992 - 1994 TK Yahya, Bandung – Jawa barat, Indonesia

1994 - 2000 SDK Yahya, Bandung – Jawa barat, Indonesia

2000 - 2003 SMPK Yahya, Bandung – Jawa barat, Indonesia

2003 - 2006 SMUK Yahya, Bandung – Jawa barat, Indonesia

2006 - 2009 Sarjana seni, bidang kajian Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni

Rupa, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

PENGALAMAN KERJA

2008-2009 Harajutik Fashion dengan Tiarma Sirait sebagai desainer grafis dan

penata gaya

(12)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan antara gaya hidup modern dan tradisi leluhur saat ini tidak berjalan

seimbang. Gaya hidup modern saat ini sudah mengesampingkan tradisi yang turun

temurun seperti contoh dari gaya berpakaian yang mengikuti busana masyarakat barat,

cara berpikir yang berbeda, dan cara berperilaku masyarakat yang menyimpang, namun

ada satu hal yang tetap bertahan hingga kini, yang tetap mempersatukan seluruhnya

yaitu bahasa yang saat ini sudah mengalami perkembangan.

Lewat bahasa kita dapat berkomunikasi satu sama lain dan secara langsung, jika

menyinggung tentang bahasa pasti akan berhubungan dengan bahasa tulis, yang

merupakan salah satu indikator yang membedakan antara masa awal sejarah dan

prasejarah. Perkembangan bahasa tulis bermula sejak SM, di mana sebelum adanya

bahasa tulis manusia menggunakan bahasa gambar untuk berkomunikasi. Bangsa Afrika

dan Eropa mengawali pada tahun 35000-40000 sebelum Masehi dengan membuat

lukisan di dinding gua yang menjadi cikal bakal dari bahasa tulis masa kini.

Seiring dengan perkembangan waktu bahasa tulis yang kita kenal memiliki sebuah nama

yaitu tipografi. Tipografi sendiri berarti ilmu yang mempelajari tentang huruf dan

penggunaan huruf (dalam aplikasi desain komunikasi visual). Tipografi pada dasarnya

digunakan untuk kepentingan komunikasi, maka secara otomatis tipografi haruslah

komunikatif. Salah satu wahana yang membutuhkan fungsi maksimal dari tipografi

adalah museum.

Museum merupakan sebuah sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban

manusia. Dengan kata lain, museum merupakan wahana yang memiliki peranan strategis

(13)

Universitas Kristen Maranatha lembaga yang mengumpulkan dan memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan

sejarah perkembangan kehidupan manusia dan lingkungan, tetapi merupakan suatu

lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai

budaya bangsa guna memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa, mempertebal

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, serta meningkatkan rasa harga diri dan

kebanggaan nasional. Dengan demikian timbul permasalahan saat sebuah museum tidak

dapat menyampaikan informasi atau pesannya secara tepat.

Lebih lanjut muncul sebuah Gerakan Nasional Cinta Museum dalam upaya untuk

melakukan penggalangan kebersamaan antar pemangku kepentingan dan pemilik

kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi museum guna memperkuat

apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa. Gerakan ini

bertujuan untuk membenahi peran dan posisi museum yang difokuskan pada aspek

internal maupun eksternal. Aspek internal lebih kepada revitalisasi fungsi museum

dalam rangka penguatan pencitraan melalui pendekatan konsep manajemen yang terkait

dengan fisik dan non fisik. Unsur terpenting yang harus diperhatikan dalam

mengoptimalkan fungsi sebuah museum adalah environmental graphic yang baik yang

komunikatif dan tepat sasaran dan untuk aspek eksternal adalah dari segi sumber daya

manusia yang datang ke museum. Lewat penyampaian informasi secara tepat dan benar

para pengunjung dapat menyerap informasi tentang ilmu pengetahuan lebih baik yang

akan mereka bawa saat mereka sudah bersosialisasi di masyarakat luas.

Environmental Graphic Design adalah salah satu aspek penting dalam desain

komunikasi visual. Environmental graphic dikatakan sebagai petunjuk arah, sebuah peta

saat anda dalam sebuah ruangan yang dapat mengarahkan menuju ruang-ruang lainnya.

Lewat sign yang tepat pengunjung, akan dengan mudah mengenali ruangan mana yang

akan ditujunya. Menurut Working With Type Exhibiton, environmental graphic

(14)

Universitas Kristen Maranatha “Environmental Graphic adalah sebuah profesi desain yang melibatkan banyak

disiplin desain seperti graphic design, architecture, industrial design dan

landscape architecture. Penggabungan seluruhnya adalah untuk memastikan

seluruh aspek visual dapat mengkomunikasikan identity dan brand, informasi

desain dan shaping a sense of place.” (Rob Carter 2008:21)

Target environmental graphic ini adalah sebuah museum yang terletak di jalan

Diponegoro no 57, yaitu Museum Geologi yang merupakan satu-satunya museum di

ASEAN, yang koleksinya tergolong lengkap di dunia. Di Museum Geologi terdapat

koleksi fosil P-8, yaitu fosil yang bisa memberikan jawaban keterkaitan muasal manusia

Afrika, Peking dan Australia. Museum ini merupakan museum yang memiliki aktifitas

yang sangat padat, buka dari jam sembilan hingga jam tiga sore. Pada hari-hari terpadat

dapat menampung enam ratus pengunjung tiap jamnya. Namun timbul sebuah masalah

saat museum yang ramai dipenuhi pengunjung ini tidak dapat memaksimalkan fungsinya

secara maksimal.

Permasalahan awal terlihat dari awal saat memasuki museum, pengunjung tidak

memiliki arah tujuan, karena museum tidak memiliki sign. Lalu masuk ke salah satu

ruang pameran, panel–panel yang tertata rapi disertai keterangan informasi namum tidak

dapat mendukung informasi tersebut sampai kepada pengunjung. (kendala yang

dianalisis adalah bahasa kurang komunikatif, tipografi yang tidak konsisten, warna yang

kurang kontras, dan penataan koleksi yang tidak konsisten) Selain itu museum geologi

ini sebenarnya memiliki fasilitas yang sangat baik seperti ruang auditorium,

perpustakaan, kantin, dan ruang souvenir namun karena kurang petunjuk pengunjung

tidak mengetahui keberadaan ruangan tersebut.

Museum Geologi ini tidak memiliki penataan environmental graphic yang baik,

sehingga menyebabkan fungsi awal musum ini tidak maksimal. Dengan Desain

Komunikasi Visual permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Pemecahannya adalah

(15)

Universitas Kristen Maranatha informasi kepada pengunjung. Lewat penekanan terhadap kemudahan pembacaan

informasi dari layout tipografi.

1.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup

Rumusan masalah dibagi menjadi dua poin yaitu:

1. Bagaimana caranya supaya Museum Geologi dapat memberikan pembelajaran yang

efektif bagi pengunjung

2. Bagaimana mengoptimalkan fungsi Museum Geologi

Ruang Lingkup perancangan dapat dikategorikan menjadi 2 bagian sebagai berikut:

1. Proses modifikasi Environmental graphic: proses ini adalah bagaimana menciptakan

ulang Environmental graphic yang baik dari Museum Geologi. Beberapa tahapan

proses yang akan dilalui meliputi:

a. Perancangan bentuk sign dari Museum

b. Pemilihan tipografi yang sesuai

c. Pengolahan informasi pada tiap panel yang tepat sasaran

2. Proses perubahan Exhibition design

a. Perancangan awal tata letak tiap sign

b. Membangun suasana lewat aspek pendukung seperti, penataan ruang, pemilihan

warna, mendukung dengan aspek audio.

c. Lighting yang membantu membangun suasana di tiap ruang.

d. Penggunaan bahasa informasi yang tepat sasaran.

(16)

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan Museum Geologi adalah sebagai berikut:

1. Melakukan modifikasi terhadap environmental graphic Museum Geologi dan

mengolah secara optimal semua informasi yang ingin disampaikan.

2. Melakukan perubahan terhadap museum geologi, meliputi tata letak, lighting, papan

informasi dll yang didukung oleh konsep internal ambiance.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang mengkaji perihal urutan

langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi kebutuhan dalam

menjawab permasalahan yang akan dibahas oleh penulis. Lewat penelitian akan dibahas

tentang perancangan yang akan digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data

beserta penjelasan dari setiap teknik tersebut.

Sumber pengumpulan data yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1.4.1 Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan

secara sistematis mengenai objek penelitian secara langsung dengan menggunakan

panca indra, yaitu dengan dilihat dan diamati dengan mata, dirasakan dengan lidah,

didengarkan dengan telinga, disentuh dengan kulit, dan dibaui dengan hidung. Teknik

(17)

Universitas Kristen Maranatha

Structured Observation, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian

yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa

saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan.

Pada tahap ini observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung keadaan

yang sesungguhnya dari Museum Geologi, serta membandingkannya dengan museum

lainnya yang terletak di kota Bandung (Museum Sri Baduga, Museum Perangko,

Museum Mandala Wangsit, Museum Merdeka) dan Jakarta (Museum Fatahillah,

Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang).

1.4.2 Literatur

Dalam literatur, penulis akan mencari data-data dan keterangan yang dibutuhkan dengan

cara mengumpulkan data-data dan keterangan melalui data-data jurnalis yang sudah ada

sebelumnya, baik melalui buku-buku pedoman, internet, ataupun media-media lainnya.

1.4.3 Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara

yang mewawancarai dan yang diwawancarai. Tujuan dari wawancara adalah untuk

mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan

untuk dijawab oleh terwawancara.

Wawancara adalah suatu bentuk yang khusus dari komunikasi oral dan berhadapan

muka dalam suatu hubungan interpersonal yang dimasuki untuk sebuah tujuan tertentu

yang diasosiasikan dengan pokok bahasan tertentu. Keefektifannya bisa dinilai dalam

hal tujuan wawancara, teknik-teknik yang digunakan, kerangka waktunya, sudut

pandang orang yang melakukan evaluasi, reliabilitas dan validitas informasi yang

(18)

Universitas Kristen Maranatha Wawancara dilakukan secara langsung yang bersifat fleksibel, narasumber adalah

beberapa staf dari Museum Geologi yang meliputi guide,musiolog dan humas Museum

Geologi. Narasumber lainnya adalah pengunjung Museum Geologi seperti, pelajar, guru

dan wisatawan lokal.

1.4.4 Survei

Menurut kamus Webster, pengertian survei adalah suatu kondisi tertentu yang

menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orang-orang yang bertanggung jawab

atau yang tertarik. Tujuan dari survei adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan

menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu

tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei.

Survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yang menggunakan sebagian

kecil dari populasi, atau hanya menggunakan sampel dari populasi. Jenis ini sering

disebut sebagai sample survey method. Sample diambil berdasarkan dari total 10%

pengunjung museum geologi.

Hal–hal yang dilakukan adalah membagikan kuesioner terhadap pengunjung Museum

Geologi. Adapun pembagian dimulai dari hari Senin hingga Kamis dan Sabtu, Minggu.

(19)

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Skema Perancangan

(20)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui berbagai proses, maka didapatlah beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Museum Geologi Bandung adalah sebuah warisan sejarah yang patut kita lestarikan dan

perlihara. Museum Geologi Bandung sepatutnya dijadikan ikon yang membanggakan

untuk Kota Bandung sebagai satu satunya museum geologi se-Asia Tenggara dan

merupakan museum terlengkap di dunia.

Museum Geologi Bandung sebagai museum geologi satu satunya di Asia Tengara

seharusnya mendapat perhatian khusus agar dapat memaksimalkan fungsi museumnya

secara maksimal. Lewat perombakan environmental graphic dan exhibition design di

dalam museum agar dapat memberikan pembelajaran secara maksimal.

Sebagian besar pengunjung tidak mengetahui apa itu geologi, sehingga dibutuhkan

ambiance media tentang geologi dari eksternal museum hingga internal museum agar

pengunjung tertarik datang dan masuk ke museum serta merasakan nuansa

kesinambungan tentang ilmu bumi dari luar bangunan hingga masuk ke dalam.

Museum Geologi Bandung lewat proses perombakan environmental graphic mencoba

untuk dapat mengarahkan alur sirkulasi pengunjung terhadap ruang – ruang pameran.

Diharapkan dengan perombakan ini pengunjung tidak mengalami kesulitan untuk

(21)

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

5.2.1 Bagi Diri Sendiri

Melalui proses Tugas Akhir ini saya mendapatkan beberapa hal penting :

Lebih mampu berpikir secara tersistem dan terarah dalam menyelesaikan masalah. Lebih mampu untuk menggali lebih dalam tentang sejarah dan ilmu pengetahuan lainnya

yang dapat diaplikasikan terhadap konsep dan karakter.

Lebih mampu berpikir di luar kotak permasalahan dan menyelesaikannya dengan solusi terbaik

5.2.2 Bagi Museum Geologi Bandung

Diharapakan semoga dengan perombakan environmental graphic disertai penataan

exhibition design di museum geologi bandung, fungsi museum dapat maksimal.

Diharapakan pada SDM pada Museum Geologi dapat memberikan pembelajaran yang maksimal kepada pengunjung.

5.2.3 Bagi Pemerintah dan Masyarakat Umum

Diharapkan agar masyarakat dan pemerintah dapat lebih peduli dengan peninggalan sejarah, dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. Bahwa kesemuanya itu

merupakan harga berharga yang tak ternilai bagi generasi mendatang dan tanpa sejarah

tidak akan ada hari ini, oleh karena itu marilah kita sadar akan penghargaan terhadap

sejarah.

Diharapkan rencana Revitalisasi Museum Geologi bandung dapat direalisasikan secepatnya demi mendukung terciptanya kembali sebuah suasanya pembelajaran yang

(22)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Carter, Rob. 2000. Working With Type Exhibition. New York : RotoVision SA.

Clair, Kate. 1999. A Typographic Workbook : A Primer to History, Techniques,

and Artistry. Canada : John Wiley & Sons, Inc.

Danton, Sihombing. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

DePorter, Bobbi. 2000. Quantum Teaching. Jakarta : PT Mizan Pustaka.

Surianto, Rustan. 2009. Mendesain Logo. Jakarta : PT Gramedia.

Ilmu Pengetahuan Populer. 1984. Astronomi dan Pengetahuan Ruang Angkasa

Komputer dan Matematika Ilmu Pengetahuan Bumi. Jakarta : PT Widyadara.

Ilmu Pengetahuan Populer. 1984. Kehidupan Hewan Mamalia. Jakarta : PT

Widyadara.

Ilmu Pengetahuan Populer. 1984. Ilmu Pengetahuan Bumi Energi. Jakarta : PT

Widyadara.

Jury, David. 2006. What Is Typography. Singapura : RotoVision SA.

(23)

Universitas Kristen Maranatha Tjakraatmadja, Sutalaksana Anggawisastra. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung:

Teknik Industri Institut Teknologi Bandung.

Yelland, Jill. 1993. Type Survival. New Zealand : Press For Success

Williams, Brian dan Brenda. 1993. The Random House Book of 1001 Questions

and Anwers About Planet Earth. New York : Random House.

Website :

http://www.pdfqueen.com/aturan-sni-simbol-warna-peta-geologi-pdf

(2 Januari 2010, 14:56)

http://skripsi-artikel-makalah.blogspot.com/2010/03/geologi-indonesia.html

(27 Januari 2010, 20:56)

http://www.geology.wisc.edu/~museum/index.html

(30 Januari 2010, 22:00)

www.london-sightseeing.co.uk/geological_museum.php

(3 Febuari 2010, 23:50)

www.national history museum.com

(11 Febuari 2010, 14:00)

http://www.sahabatmuseum.net/perjalanan keliling museum

(24)

Universitas Kristen Maranatha http://www.museum-indonesia.com

(16 Febuari 2010, 09:00)

http://www.helveticafilm.com/about.html

(17 Febuari 2010, 12:00)

http://duniarumah.com/jurnal-harga-bahan-bangunan.deo

(17 Febuari 2010, 13:45)

http://info-rumah.com/bahanbangunan.htm

(17 Febuari 2010, 14:56)

http://devitacute.wordpress.com/2009/03/27/asal-mula-bumi/

(18 Febuari 2010, 12:20)

http://silokabudaya.com/?paged=2

(18 Febuari 2010, 14:00)

http://www.moma.org/visit/plan/groups/index

(18 Febuari 2010, 14:20)

http://www.gutenberg-museum.de/index.php?id=29&L=1

(18 Febuari 2010, 15:00)

http://fabolousse7entd1.wordpress.com/2008/03/11/art-deco/

(20 Febuari 2010, 14:00)

http://www.typography-museum.gr/infoen.html

(25)

Universitas Kristen Maranatha http://aftaryan.wordpress.com/2008/07/21/sekilas-tentang-tipografi/

Gambar

Gambar 1.5.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan jumlah periode produksi karena peternak tipe mandiri dan semi mandiri sebelum melaksanakan pemeliharaan harus memprediksi harga jual serta arah pemasaran

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja (LKj) BPKAD yang dibuat

(1) Penanggung Jawab Ruang Kendali Sistem CCTV dapat menyetujui atau menolak permohonan permintaan data CCTV sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (5) dengan

Menurut Gonzales (2008) terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan karir siswa SMA antara lain kegiatan yang memiliki tujuan

Tingkat pendidikan formal responden yang sangat rendah menjadi latar belakang pengembangan wahana belajar petani pada Subak Cuculan dengan tujuan untuk meningkatkan

Pada Tabel 13 memperlihatkan bahwa kemampuan kelompoktani terhadap variabel kemampuan pengendalian dan pelaporan memperoleh rata-rata 2.34 dengan kategori “tinggi”,

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan hubungan faktor internal dan eksternal anggota dengan persepsi anggota terhadap peran kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama,

Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam tercacat 400 mahasiswa yang terdiri dari jurusan Teknik Sipil berjumlah 65 orang dan Teknik Informatika berjumlah 335 orang,