• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Penyaringan - Kecamatan Mendoyo - Kabupaten Jenyaringan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Penyaringan - Kecamatan Mendoyo - Kabupaten Jenyaringan."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan KK Dampingan KKN PPM XIII Desa Penyaringan

KULIAH KERJA NYATA DAN PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERIODE XIII

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM - KK DAMPINGAN

DESA/ KELURAHAN : PENYARINGAN

KECAMATAN : MENDOYO

KABUPATEN : JEMBRANA

APRIANTO DWI PUTRA

1305315061

PUSAT PENGELOLAAN KKN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas Anugerah-Nya penulis dapat

menyelesaikan laporan kegiatan KKN PPM di Desa Penyaringan tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian program KK Dampingan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak yaitu:

1. Bapak Drs. I Wayan Suirta, M.Si selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberi

dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan

program dengan baik.

2. Bapak I Made Dresta selaku Kepala Desa Penyaringan yang membantu penulis dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan program di KK

Dampingan.

3. Bapak I Gusti Lanang Artama, selaku Kepala Keluarga KK Dampingan yang telah

bekerjasama dengan baik, sehingga kegiatan program pokok pendampingan keluarga ini

dapat berjalan lancar.

4. Teman-teman KKN PPM di Desa Penyaringan yang memberikan semangat dan pendapat

dalam pemecahan masalah yang dihadapi penulis.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak memiliki kekurangan karena

keterbatasan kemampuan serta sedikitnya referensi yang penulis miliki. Penulis sangat terbuka

terhadap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dalam memperbaiki tugas ini.

Harapan penulis semoga laporan pelaksanaan program pokok non-tema KK Dampingan ini dapat

berguna bagi para pembaca. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Penyaringan, 27 Agustus 2016

(3)

DAFTAR ISI

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ...1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ...1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ...2

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ...5

2.1 Permasalahan Keluarga ...5

2.2 Masalah Prioritas ...6

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ...7

3.1 Program ...7

3.2 Jadwal Kegiatan ...7

BAB IV PELAKSANAAN DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA………... 10

BAB V PENUTUP ...12

5.1 Simpulan ...12

5.2 Rekomendasi ...12

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang kami kerjakan, maka saya :

Nama Mahasiswa : Aprianto Dwi Putra

Nomor Induk Mahasiswa : 1305315061

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan kami selama di lokasi KKN PPM

Penyaringan, 27 Agustus 2016

Mengetahui Mengetahui DPL Desa Penyaringan

Drs. I Wayan Suirta, M.Si I Gusti Lanang Artama

NIP. 196507191992031002 KK Dampinangan

Mengetahui

(5)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Program Pendampingan Keluarga (PPK) merupakan program unggulan yang

dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di

Universitas Udayana. PPK merupakan program pokok non-tema yang wajib

dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN-PPM yang bersifat individu.

Program PPK dilakukan untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan

ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan, keterampilan, kesehatan,

hingga pembinaan lingkungan sehat.

Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan

mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan

penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan

kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga

pedesaan lainnya. Adapun sasaran PPK ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau

keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang

mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan khusus.

Kegiatan PPK ini dilaksanakan di Banjar Dinas yang terdapat di Desa

Penyaringan, Mendoyo, Jembrana. Pada kesempatan ini, penulis melaksanakan

program pendampingan keluarga di Banjar Pangkungkwa. Keluarga yang akan

penulis damping pada kegiatan KKN ini adalah keluarga Bapak I Gusti Lanang

Artama.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Identitas keluarga I Gusti Lanang Artama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Identitas keluarga dampingan

No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket

(6)

2

I Gusti Lanang Artama tinggal bersama istri dan ketiga orang anaknya. Beliau

tinggal di rumah milik orang tuanya yang dihuni oleh 3 keluarga sekaligus.

Keseharian Bapak Artama yaitu bekerja sebagai buruh tani Semangka pada lahan

milik orang lain yang membutuhkan tenaganya. Dengan penghasilan rata-rata 60.000

per harinya, Bapak Artama berusaha penuh menghidupi keluarga kecilnya. Selain

bekerja sebagai petani beliau juga memelihara ternak sapi milik pemerintah, dimana

hasilnya baru akan didapat saat sapi tersebut melahirkan anak yang kedua. Anak sapi

yang lahir tersebut akan menjadi miliknya sebagai upah dari pemeliharan induk sapi

tersebut.

Lahan beserta rumah yang ditempati keluarga Bapak Artama saat ini

merupakan milik orang tua dengan luas kurang lebih 550 m2. Lahan ini ditempati

bersama dengan 2 kakak kandung beliau beserta keluarganya. Sehingga dalam satu

pekarangan terdapat 3 keluarga. Beliau beserta keluarganya masih menumpang

dengan meminjam satu kamar tidur bersama istri dan anak-anaknya.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi Keluarga Dampingan dijelaskan menjadi dua pokok yaitu pendapatan

(7)

3 Dengan bekerja sebagai buruh tani komoditas Semangka, Bapak Artama hanya

berpenghasilan 60 ribu per harinya. Hasil dari pekerjaan inilah yang digunakan untuk

menutupi kebutuhan ekonomi keluarga sehari-hari. Penghasilan ini digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sosial dan rohani, serta kebutuhan

lainnya seperti biaya sekolah 2 orang anaknya yang masih duduk dibangku sekolah

dasar.

Adapun rincian pengeluaran keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama adalah

sebagai berikut:

a. Kebutuhan sehari – hari

Pengeluaran utama keluarga Bapak Artama adalah untuk biaya bahan

makanan. Pengeluaran keluarga ini per harinya mencapai Rp. 30.000 untuk

kebutuhan dapur dan ditambah jajan anaknya yang masih sekolah Rp. 20.000 per

hari. Pengeluaran hidup lainnya seperti listrik, Bapak Artama menggunakan pulsa

listri yang digunakan bersama ayah dan keluarga kakaknya. Pengeluaran listrik

seluruh keluarga mencapai Rp. 90.000 setiap bulannya. Jika dirata-ratakan

pengeluaran listrik Bapak Artama mencapai Rp. 30.000 per bulan. Untuk

penggunaan Air Bapak Artama menggunakan air PAM sebagai mata air untuk

semua keperluan. Penggunaan air PAM digunakan bersama kakak dan ayahnya.

Pembayaran air setiap bulannya sebesar Rp.35.000 untuk ketiga KK (kepala

keluarga) tersebut. Jadi rata-rata pengeluaran air setiap bulannya mencapai Rp.

11.000.

b. Kesehatan

Bapak Artama tidak memiliki anggaran khusus untuk biaya kesehatan.

Beruntung beliau sudah memiliki kartu JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara)

yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika beliau dan keluarganya ingin berobat.

c. Kerohanian

Untuk keperluan persembahyangan sehari–hari di rumah, keluarga Bapak

(8)

4 Tilem keluarga Bapak Artama menghabiskan biaya Rp. 50.000 karena beliau tidak

memiliki kebun untuk mencari bahan-bahan untuk kegiatan persembahyangan.

d. Sosial

Bapak I Gusti Lanang Artama juga mengeluarkan biaya untuk kehidupan sosial

di masyarakat seperti bayar iuran banjar dan suka duka di masyarakat mencapai Rp.

50.000, tetapi iuran ini dibayar sewaktu-waktu jika sedang memiliki uang.

e. Pendidikan

Keluarga Bapak Artama memiliki dua orang anak yang masih bersekolah.

Biaya untuk keperluan sekolah seperti membeli keperluan sekolah dan buku pelajaran

harus ditanggungnya sendiri. Sementara untuk uang sekolah mendapat bantuan dari

(9)

5 BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Bab ini menjelaskan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh Bapak

Artama yang selanjutnya akan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok.

Sehingga akan didapatkan permasalahan utama yang nantinya menjadi masalah

prioritas dan dicarikan solusi permasalahannya.

2.1Permasalahan Keluarga

Dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga

dampingan dilakukan pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan.

Setelah beberapa kali melakukan kegiatan kunjungan ke rumah keluarga dampingan

ditemukan berbagai masalah yang dihadapi keluarga ini salah satunya adalah masalah

ekonomi. Penghasilan Bapak Artama Rp. 60.000 per harinya. Pendapatan ini pun

masih tidak menentu bergantung pada jumlah hari kerja yang dilakukan Bapak

Artama sebagai kepala keluarga. Hal ini menyebabkan keluarga ini cukup sulit untuk

memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh keluarga Bapak Artama adalah masalah

mengenai tempat tinggal. Sejauh ini Beliau dan keluarganya menumpang tinggal di

rumah orang tuanya dengan meminjam satu kamar tidur yang hanya berukuran 3 m x

4 m. Kamar mandi yang digunakan oleh keluarga adalah kamar mandi bermasa yang

digunakan oleh tiga kepala keluarga lainnya. Kemudian untuk dapur terletak terpisah

dari bangunan rumah milik orang tuanya yaitu disamping rumah yang dibangun

seadanya dengan beralaskan tanah. Ruang ini lah yang benar-benar milik Bapak

Artama sendiri.

Selain masalah tersebut diatas, masih terdapat masalah lain yang harus

dihadapi Bapak Artama beserta keluarga. Masalah pendidikan kedua anaknya serta

masalah social dalam kehidupan rumah tangga cukup menjadi masalah yang harus

(10)

6 2.2Masalah Prioritas

Berdasarkan hasil wawancara dan identifikasi permasalahan secara

langsung terhadap keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama terdapat masalah yang

menjadi prioritas bagi keluarga dampingan tersebut. Masalah terberat yang harus

dihadapi oleh Bapak Artama dan Keluarga adalah masalah ekonomi, Hal ini

merupakan permasalahan yang sering dihadapi rumah tangga pra sejahtera

lainnya. Kecilnya penghasilan yang diperoleh membuat sulit untuk keluarga ini

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari khususnya keperluan bahan pangan pokok

dalam hal ini kebutuhan sembako.

Masalah kedua yang menjadi prioritas yang dihadapi keluarga Bapak

Artama adalah masalah mengenai tempat tinggal. Keluarga Bapak Artama masih

menumpang di bangunan rumah milik orang tuanya dengan meminjam satu

ruangan untuk beliau beserta istri dan ketiga anaknya tempati . Untuk

membangun rumah dengan penghasilan yang tidak seberapa terasa cukup sulit

bagi keluarga dampingan ini. Sehingga sangat membutuhkan bantuan untuk

diadakannya bedah rumah pada ruang kecil yang Bapak Artama miliki. Sejauh ini

Beliau dan keluarga terus berusaha mengajukan untuk diadakannya bedah rumah,

akan tetapi hingga saat ini belum mendapatkan hasil sesuai harapan. Bapak

Artama dan keluarga hanya bisa berdoa dan terus bersabar hingga saatnya

(11)

7 BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Dengan melakukan proses identifikasi dan memprioritaskan masalah, maka

akan didapatkan usaha untuk mendapatkan solusi yang baik untuk keluarga Bapak I

Gusti Lanang Artama. Dari uraian permasalahan ekonomi keluarga dampingan telah

diketahui bahwa penghasilan keluarga ini masih kurang. Untuk itu penulis

memberikan bantuan berupa sembako, seperti beras, gula, telur, minyak goreng, susu

dan kopi yang bertujuan untuk membantu meringankan beban keluarga Bapak I Gusti

Lanang Artama. Selain itu penulis memberikan sedikit bantuan uang tunai untuk

dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh keluarga dampingan tersebut.

Kemudian untuk permasalahan tempat tinggal dalam hal ini pengajuan bedah

rumah, penulis berupaya membantu keluarga dampingan ini dengan cara membantu

mengajukan ulang permohonan bedah rumah serta membantu dalam mencari

prosedur yang harus dipenuhi dalam program bedah rumah tersebut. Penulis juga

sudah melakukan pendataan secara detail terhadap keluarga dampingan guna

memperkuat data pengajuan permohonan bedah rumah yang akan diajukan kembali.

Harapannya dengan diajukan kembali permohonan tersebut dapat didengar dan

diproses lebih cepat oleh pihak yang bersangkutan dalam program bedah rumah.

3.2 Jadwal Kegiatan

Pada jadwal kegiatan ini akan menjelaskan secara detail mengenai jadwal

(waktu dan kegiatan) yang dilakukan dari awal kunjungan hingga akhir kunjungan

yang dilakukan oleh penulis terhadap keluarga dampingan, Bapak Artama. Adapun

(12)

8 Tabel Jadwal Kegiatan Program KK Dampingan

No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Jam

1. Kamis, 4

Agustus 2016

16.00 – 18.00 Melakukan survey tempat tinggal KK

Dampingan bersama kelian banjar

Pangkungkwa

2

2. Jumat, 5

Agustus 2016

17.00 – 19.00 Mengunjungi dan berkenalan dengan

keluarga KK Dampingan

2

3. Minggu, 7

Agustus 2016

16.00 – 19.00 Diskusi mengenai masalah Ekonomi

KK Dampingan dan masalah tempat

tinggal

3

4. Senin, 8

Agustus 2016

17.00 – 19.00 Diskusi mengenai masalah bedah

rumah

2

5. Selasa, 9

Agustus 2016

16.00 - 18.00 Membantu memberikan pengajaran

kepada anak-anak KK Dampingan

2

6. Rabu, 10

Agustus 2016

18.00 – 19.00 Memberikan bantuan berupa alat-alat

penunjang pembelajaran untuk

anak-anak Bapak Artama

1

7. Jumat, 12

Agustus 2016

17.00 – 19.00 Diskusi mengenai prosedur pengajuan

bedah rumah

2

8. Minggu, 14

Agustus 2016

17.00 - 19.00 Membantu memberikan pengajaran

kepada anak-anak KK Dampingan

2

9. Rabu, 17

Agustus 2016

16.00 – 18.00 Membantu memberikan pengajaran

kepada anak-anak KK Dampingan

17.00 – 19.00 Membantu memberikan pengajaran

kepada anak-anak KK Dampingan

2

(13)

9 Agustus 2016 KK Dampingan

13. Minggu, 21

Agustus 2016

13.00 – 15.00 Diskusi mengenai komoditas

Semangka yang digeluti Bapak

Artama

2

14. Senin, 22

Agustus 2016

14.00 – 16.00 Membantu memberikan pengajaran

kepada anak-anak KK Dampingan

2

15. Selasa, 23

Agustus 2016

16.00 – 17.00 Diskusi mengenai prosedur Bedah

Rumah

1

16. Kamis, 25

Agustus 2016

15.00 – 17.00 Perpisahan sekaligus pemberian

bantuan untuk KK Dampingan

(14)

10 BAB IV

PELAKSANAAN DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu

Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dilakukan penulis mulai dari tanggal 4

Agustus 2016 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2016. Waktu kunjungan yang

dilakukan penulis sebanyak 16 kali yang disesuaikan dengan program-program lain

dalam kegiatan KKN PPM UNUD.

4.2 Lokasi

Lokasi pelaksanaan kegiatan KK Dampingan berlangsung di Bajar

Pangkungkwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.

Merupakan lokasi kediaman keluarga dampingan atas nama Bapak I Gusti Lanang

Artama.

4.3 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga

Pelaksanan pendamping keluarga yang dilakukan oleh penulis dimulai dengan

melakukan pengenalan ke tempat tinggal keluarga dampingan bersama dengan kelian

banjar Pangkungkwa. Penulis melakukan wawancara dan pengamatan secara

langsung ke rumah keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama. Penulis menanyakan

masalah-masalah yang dihadapi keluarga Bapak Artama, masalah utama yang

dihadapi keluarga ini adalah masalah ekonomi dan masalah tempat tinggal yang

sejauh ini masih tinggal menumpang dirumah orang tua Bapak Artama.

Setelah menemukan masalah yang dihadapi, penulis mulai mencari solusi

terhadap masalah utama yang dihadapi oleh keluarga dampingan ini serta

membicarakan mengenai solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Penulis

melakukan diskusi mengenai permasalahan bedah rumah dengan membantu

mencarikan prosedur yang harus dipenuhi untuk dapat mengajukan bedah rumah dan

membantu membuat pengajuan ulang permohonan bedah rumah kepada Kepala Desa.

(15)

11 Artama yang masih sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar yang sangat

dekat dari rumah tinggal mereka.

4.4 Hasil Pendampingan Keluarga

Hasil yang didapatkan dari beberapa kali kunjungan yang dilakukan ke keluarga

dampingan adalah memperoleh data tentang warga dari Banjar Pangkungkwa yang

menjadi KK Dampingan, mengetahui lokasi tempat tinggal KK Dampingan,

mengenal KK Dampingan, mendapatkan informasi mengenai data keluarga

dampingan hingga mendapatkan informasi mengenai masalah prioritas yang dihadapi

KK Dampingan. Selain itu, penulis juga memperoleh profil KK Dampingan yang

lebih lengkap dengan berbagai permasalahan yang dialaminya. Hasil dari beberapa

kali kunjungan yang dilakukan penulis menemukan beberapa solusi untuk

permasalahan yang dihadapi. Setelah itu, penulis memperoleh solusi yang disepakati

bersama dan disesuaikan dengan kemampuan dari keluarga dampingan.

4.5 Kendala Pendampingan Keluarga

Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama

cukup berat karena berhubungan dengan kondisi rumah tempat ia tinggal.

Permasalahan yang dihadapi harus melaui tahapan bedah rumah. Seperti yang kita

ketahui kegiatan bedah rumah membutuhkan biaya yang cukup besar dan proses yang

cukup panjang. Pada kondisi tersebut kemampuan penulis sebagai mahasiswa hanya

sebatas membantu untuk mengajukan kembali permohonan bedah rumah untuk

(16)

12 BAB V

PENUTUP 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan selama melakukan beberapa kali

kunjungan terhadap keluarga dampingan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama memiliki permasalahan yang cukup mendasar

di bidang ekonomi dan tempat tinggal. Dengan program-program yang telah

dilaksanakan maka sangat diharapkan adanya peningkatan perhatian, kualitas dan

pemahaman kepada keluarga dampingan di bidang tersebut. Program peningkatan

ekonomi keluarga yang dilakukan dengan pemberian saran dan bantuan berupa

sembako diharapkan dapat turut meringankan beban keluarga ini. Untuk masalah

bedah rumah penulis hanya bisa memberikan masukan berupa prosedur yang harus

dipenuhi untuk melakukan pengajuan bedah rumah serta permohonan kembali

pengajuan bedah rumah.

5.2 Rekomendasi

Setelah berakhirnya program pendampingan keluarga KKN – PPM Universitas

Udayana Periode XIII ini diharapkan keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama

kedepannya tetap berusaha memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk

meningkatkan taraf hidup keluarga serta bekerja dengan lebih giat. Selain berusaha

dalam wujud nyata, keluarga Bapak Artama juga harus tetap berdoa dan bersabar agar

senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani kehidupan sehari –

hari oleh Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Sedangkan saran yang penulis ajukan untuk Pemerintah yaitu lebih

memeperjelas mengenai prosedur dan pemberian bantuan terhadap keluarga miskin.

Banyak cerita yang mengutarakan hal mengenai ketidakpastian jawaban dari

pengajuan-pengajuan yang mereka lakukan. Pemerintah juga diharapkan mampu

melihat secara lebih objektif mengenai keluarga pra sejahtera yang harus diberikan

bantuan. Harapannya Pemerintah juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih

luas khusus untuk keluarga pra sejahtera sehingga taraf kehidupan masyarakat lebih

(17)
(18)

14

Gambar

Tabel Jadwal Kegiatan Program KK Dampingan

Referensi

Dokumen terkait

Universitas

: The Effectiveness of Baiol Maal Wat Tamwil in Reduciltg Poverfy: The Case of Indonesian lslamic Microfinance

Seluruh proses triangulasi akan dilakukan dalam semua proses tahapan penelitian melalui kegiatan Focus Group Discussion berjenjang, yakni, pada proses merumuskan kebutuhan,

The researcher wanted to introduce an interesting media that helped the teacher to deliver the material and to improve students’ elementary school vocabulary mastery.. There were

[r]

Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana penerapan PSAK No.16 (Revisi 2007) terhadap aset tetap pada Saluyu Rotogravure

Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka, ternyata belum ada penelitian yang secara khusus meneliti tentang : pendidikan anak yatim dalam membentuk kemandirian. Namun

Pada bab ini ditampilkan data-data hasil pengamatan kinerja robot,pengujian pergerakan robot, pengujian kemampuan robot untuk dapat menendang bola ke gawang lawan,