Laporan KK Dampingan KKN PPM XIII Desa Penyaringan
KULIAH KERJA NYATA DAN PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERIODE XIII
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM - KK DAMPINGAN
DESA/ KELURAHAN : PENYARINGAN
KECAMATAN : MENDOYO
KABUPATEN : JEMBRANA
APRIANTO DWI PUTRA
1305315061
PUSAT PENGELOLAAN KKN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas Anugerah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan kegiatan KKN PPM di Desa Penyaringan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian program KK Dampingan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak yaitu:
1. Bapak Drs. I Wayan Suirta, M.Si selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberi
dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan
program dengan baik.
2. Bapak I Made Dresta selaku Kepala Desa Penyaringan yang membantu penulis dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan program di KK
Dampingan.
3. Bapak I Gusti Lanang Artama, selaku Kepala Keluarga KK Dampingan yang telah
bekerjasama dengan baik, sehingga kegiatan program pokok pendampingan keluarga ini
dapat berjalan lancar.
4. Teman-teman KKN PPM di Desa Penyaringan yang memberikan semangat dan pendapat
dalam pemecahan masalah yang dihadapi penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak memiliki kekurangan karena
keterbatasan kemampuan serta sedikitnya referensi yang penulis miliki. Penulis sangat terbuka
terhadap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dalam memperbaiki tugas ini.
Harapan penulis semoga laporan pelaksanaan program pokok non-tema KK Dampingan ini dapat
berguna bagi para pembaca. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Penyaringan, 27 Agustus 2016
DAFTAR ISI
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ...1
1.1 Profil Keluarga Dampingan ...1
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ...2
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ...5
2.1 Permasalahan Keluarga ...5
2.2 Masalah Prioritas ...6
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ...7
3.1 Program ...7
3.2 Jadwal Kegiatan ...7
BAB IV PELAKSANAAN DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA………... 10
BAB V PENUTUP ...12
5.1 Simpulan ...12
5.2 Rekomendasi ...12
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang kami kerjakan, maka saya :
Nama Mahasiswa : Aprianto Dwi Putra
Nomor Induk Mahasiswa : 1305315061
Tanda Tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan kami selama di lokasi KKN PPM
Penyaringan, 27 Agustus 2016
Mengetahui Mengetahui DPL Desa Penyaringan
Drs. I Wayan Suirta, M.Si I Gusti Lanang Artama
NIP. 196507191992031002 KK Dampinangan
Mengetahui
1 BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Program Pendampingan Keluarga (PPK) merupakan program unggulan yang
dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di
Universitas Udayana. PPK merupakan program pokok non-tema yang wajib
dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN-PPM yang bersifat individu.
Program PPK dilakukan untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan
ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan, keterampilan, kesehatan,
hingga pembinaan lingkungan sehat.
Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan
mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan
penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan
kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga
pedesaan lainnya. Adapun sasaran PPK ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau
keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang
mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan khusus.
Kegiatan PPK ini dilaksanakan di Banjar Dinas yang terdapat di Desa
Penyaringan, Mendoyo, Jembrana. Pada kesempatan ini, penulis melaksanakan
program pendampingan keluarga di Banjar Pangkungkwa. Keluarga yang akan
penulis damping pada kegiatan KKN ini adalah keluarga Bapak I Gusti Lanang
Artama.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas keluarga I Gusti Lanang Artama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Identitas keluarga dampingan
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
2
I Gusti Lanang Artama tinggal bersama istri dan ketiga orang anaknya. Beliau
tinggal di rumah milik orang tuanya yang dihuni oleh 3 keluarga sekaligus.
Keseharian Bapak Artama yaitu bekerja sebagai buruh tani Semangka pada lahan
milik orang lain yang membutuhkan tenaganya. Dengan penghasilan rata-rata 60.000
per harinya, Bapak Artama berusaha penuh menghidupi keluarga kecilnya. Selain
bekerja sebagai petani beliau juga memelihara ternak sapi milik pemerintah, dimana
hasilnya baru akan didapat saat sapi tersebut melahirkan anak yang kedua. Anak sapi
yang lahir tersebut akan menjadi miliknya sebagai upah dari pemeliharan induk sapi
tersebut.
Lahan beserta rumah yang ditempati keluarga Bapak Artama saat ini
merupakan milik orang tua dengan luas kurang lebih 550 m2. Lahan ini ditempati
bersama dengan 2 kakak kandung beliau beserta keluarganya. Sehingga dalam satu
pekarangan terdapat 3 keluarga. Beliau beserta keluarganya masih menumpang
dengan meminjam satu kamar tidur bersama istri dan anak-anaknya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi Keluarga Dampingan dijelaskan menjadi dua pokok yaitu pendapatan
3 Dengan bekerja sebagai buruh tani komoditas Semangka, Bapak Artama hanya
berpenghasilan 60 ribu per harinya. Hasil dari pekerjaan inilah yang digunakan untuk
menutupi kebutuhan ekonomi keluarga sehari-hari. Penghasilan ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sosial dan rohani, serta kebutuhan
lainnya seperti biaya sekolah 2 orang anaknya yang masih duduk dibangku sekolah
dasar.
Adapun rincian pengeluaran keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama adalah
sebagai berikut:
a. Kebutuhan sehari – hari
Pengeluaran utama keluarga Bapak Artama adalah untuk biaya bahan
makanan. Pengeluaran keluarga ini per harinya mencapai Rp. 30.000 untuk
kebutuhan dapur dan ditambah jajan anaknya yang masih sekolah Rp. 20.000 per
hari. Pengeluaran hidup lainnya seperti listrik, Bapak Artama menggunakan pulsa
listri yang digunakan bersama ayah dan keluarga kakaknya. Pengeluaran listrik
seluruh keluarga mencapai Rp. 90.000 setiap bulannya. Jika dirata-ratakan
pengeluaran listrik Bapak Artama mencapai Rp. 30.000 per bulan. Untuk
penggunaan Air Bapak Artama menggunakan air PAM sebagai mata air untuk
semua keperluan. Penggunaan air PAM digunakan bersama kakak dan ayahnya.
Pembayaran air setiap bulannya sebesar Rp.35.000 untuk ketiga KK (kepala
keluarga) tersebut. Jadi rata-rata pengeluaran air setiap bulannya mencapai Rp.
11.000.
b. Kesehatan
Bapak Artama tidak memiliki anggaran khusus untuk biaya kesehatan.
Beruntung beliau sudah memiliki kartu JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara)
yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika beliau dan keluarganya ingin berobat.
c. Kerohanian
Untuk keperluan persembahyangan sehari–hari di rumah, keluarga Bapak
4 Tilem keluarga Bapak Artama menghabiskan biaya Rp. 50.000 karena beliau tidak
memiliki kebun untuk mencari bahan-bahan untuk kegiatan persembahyangan.
d. Sosial
Bapak I Gusti Lanang Artama juga mengeluarkan biaya untuk kehidupan sosial
di masyarakat seperti bayar iuran banjar dan suka duka di masyarakat mencapai Rp.
50.000, tetapi iuran ini dibayar sewaktu-waktu jika sedang memiliki uang.
e. Pendidikan
Keluarga Bapak Artama memiliki dua orang anak yang masih bersekolah.
Biaya untuk keperluan sekolah seperti membeli keperluan sekolah dan buku pelajaran
harus ditanggungnya sendiri. Sementara untuk uang sekolah mendapat bantuan dari
5 BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab ini menjelaskan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh Bapak
Artama yang selanjutnya akan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok.
Sehingga akan didapatkan permasalahan utama yang nantinya menjadi masalah
prioritas dan dicarikan solusi permasalahannya.
2.1Permasalahan Keluarga
Dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga
dampingan dilakukan pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan.
Setelah beberapa kali melakukan kegiatan kunjungan ke rumah keluarga dampingan
ditemukan berbagai masalah yang dihadapi keluarga ini salah satunya adalah masalah
ekonomi. Penghasilan Bapak Artama Rp. 60.000 per harinya. Pendapatan ini pun
masih tidak menentu bergantung pada jumlah hari kerja yang dilakukan Bapak
Artama sebagai kepala keluarga. Hal ini menyebabkan keluarga ini cukup sulit untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh keluarga Bapak Artama adalah masalah
mengenai tempat tinggal. Sejauh ini Beliau dan keluarganya menumpang tinggal di
rumah orang tuanya dengan meminjam satu kamar tidur yang hanya berukuran 3 m x
4 m. Kamar mandi yang digunakan oleh keluarga adalah kamar mandi bermasa yang
digunakan oleh tiga kepala keluarga lainnya. Kemudian untuk dapur terletak terpisah
dari bangunan rumah milik orang tuanya yaitu disamping rumah yang dibangun
seadanya dengan beralaskan tanah. Ruang ini lah yang benar-benar milik Bapak
Artama sendiri.
Selain masalah tersebut diatas, masih terdapat masalah lain yang harus
dihadapi Bapak Artama beserta keluarga. Masalah pendidikan kedua anaknya serta
masalah social dalam kehidupan rumah tangga cukup menjadi masalah yang harus
6 2.2Masalah Prioritas
Berdasarkan hasil wawancara dan identifikasi permasalahan secara
langsung terhadap keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama terdapat masalah yang
menjadi prioritas bagi keluarga dampingan tersebut. Masalah terberat yang harus
dihadapi oleh Bapak Artama dan Keluarga adalah masalah ekonomi, Hal ini
merupakan permasalahan yang sering dihadapi rumah tangga pra sejahtera
lainnya. Kecilnya penghasilan yang diperoleh membuat sulit untuk keluarga ini
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari khususnya keperluan bahan pangan pokok
dalam hal ini kebutuhan sembako.
Masalah kedua yang menjadi prioritas yang dihadapi keluarga Bapak
Artama adalah masalah mengenai tempat tinggal. Keluarga Bapak Artama masih
menumpang di bangunan rumah milik orang tuanya dengan meminjam satu
ruangan untuk beliau beserta istri dan ketiga anaknya tempati . Untuk
membangun rumah dengan penghasilan yang tidak seberapa terasa cukup sulit
bagi keluarga dampingan ini. Sehingga sangat membutuhkan bantuan untuk
diadakannya bedah rumah pada ruang kecil yang Bapak Artama miliki. Sejauh ini
Beliau dan keluarga terus berusaha mengajukan untuk diadakannya bedah rumah,
akan tetapi hingga saat ini belum mendapatkan hasil sesuai harapan. Bapak
Artama dan keluarga hanya bisa berdoa dan terus bersabar hingga saatnya
7 BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Dengan melakukan proses identifikasi dan memprioritaskan masalah, maka
akan didapatkan usaha untuk mendapatkan solusi yang baik untuk keluarga Bapak I
Gusti Lanang Artama. Dari uraian permasalahan ekonomi keluarga dampingan telah
diketahui bahwa penghasilan keluarga ini masih kurang. Untuk itu penulis
memberikan bantuan berupa sembako, seperti beras, gula, telur, minyak goreng, susu
dan kopi yang bertujuan untuk membantu meringankan beban keluarga Bapak I Gusti
Lanang Artama. Selain itu penulis memberikan sedikit bantuan uang tunai untuk
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh keluarga dampingan tersebut.
Kemudian untuk permasalahan tempat tinggal dalam hal ini pengajuan bedah
rumah, penulis berupaya membantu keluarga dampingan ini dengan cara membantu
mengajukan ulang permohonan bedah rumah serta membantu dalam mencari
prosedur yang harus dipenuhi dalam program bedah rumah tersebut. Penulis juga
sudah melakukan pendataan secara detail terhadap keluarga dampingan guna
memperkuat data pengajuan permohonan bedah rumah yang akan diajukan kembali.
Harapannya dengan diajukan kembali permohonan tersebut dapat didengar dan
diproses lebih cepat oleh pihak yang bersangkutan dalam program bedah rumah.
3.2 Jadwal Kegiatan
Pada jadwal kegiatan ini akan menjelaskan secara detail mengenai jadwal
(waktu dan kegiatan) yang dilakukan dari awal kunjungan hingga akhir kunjungan
yang dilakukan oleh penulis terhadap keluarga dampingan, Bapak Artama. Adapun
8 Tabel Jadwal Kegiatan Program KK Dampingan
No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Jam
1. Kamis, 4
Agustus 2016
16.00 – 18.00 Melakukan survey tempat tinggal KK
Dampingan bersama kelian banjar
Pangkungkwa
2
2. Jumat, 5
Agustus 2016
17.00 – 19.00 Mengunjungi dan berkenalan dengan
keluarga KK Dampingan
2
3. Minggu, 7
Agustus 2016
16.00 – 19.00 Diskusi mengenai masalah Ekonomi
KK Dampingan dan masalah tempat
tinggal
3
4. Senin, 8
Agustus 2016
17.00 – 19.00 Diskusi mengenai masalah bedah
rumah
2
5. Selasa, 9
Agustus 2016
16.00 - 18.00 Membantu memberikan pengajaran
kepada anak-anak KK Dampingan
2
6. Rabu, 10
Agustus 2016
18.00 – 19.00 Memberikan bantuan berupa alat-alat
penunjang pembelajaran untuk
anak-anak Bapak Artama
1
7. Jumat, 12
Agustus 2016
17.00 – 19.00 Diskusi mengenai prosedur pengajuan
bedah rumah
2
8. Minggu, 14
Agustus 2016
17.00 - 19.00 Membantu memberikan pengajaran
kepada anak-anak KK Dampingan
2
9. Rabu, 17
Agustus 2016
16.00 – 18.00 Membantu memberikan pengajaran
kepada anak-anak KK Dampingan
17.00 – 19.00 Membantu memberikan pengajaran
kepada anak-anak KK Dampingan
2
9 Agustus 2016 KK Dampingan
13. Minggu, 21
Agustus 2016
13.00 – 15.00 Diskusi mengenai komoditas
Semangka yang digeluti Bapak
Artama
2
14. Senin, 22
Agustus 2016
14.00 – 16.00 Membantu memberikan pengajaran
kepada anak-anak KK Dampingan
2
15. Selasa, 23
Agustus 2016
16.00 – 17.00 Diskusi mengenai prosedur Bedah
Rumah
1
16. Kamis, 25
Agustus 2016
15.00 – 17.00 Perpisahan sekaligus pemberian
bantuan untuk KK Dampingan
10 BAB IV
PELAKSANAAN DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Waktu
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dilakukan penulis mulai dari tanggal 4
Agustus 2016 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2016. Waktu kunjungan yang
dilakukan penulis sebanyak 16 kali yang disesuaikan dengan program-program lain
dalam kegiatan KKN PPM UNUD.
4.2 Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan KK Dampingan berlangsung di Bajar
Pangkungkwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.
Merupakan lokasi kediaman keluarga dampingan atas nama Bapak I Gusti Lanang
Artama.
4.3 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanan pendamping keluarga yang dilakukan oleh penulis dimulai dengan
melakukan pengenalan ke tempat tinggal keluarga dampingan bersama dengan kelian
banjar Pangkungkwa. Penulis melakukan wawancara dan pengamatan secara
langsung ke rumah keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama. Penulis menanyakan
masalah-masalah yang dihadapi keluarga Bapak Artama, masalah utama yang
dihadapi keluarga ini adalah masalah ekonomi dan masalah tempat tinggal yang
sejauh ini masih tinggal menumpang dirumah orang tua Bapak Artama.
Setelah menemukan masalah yang dihadapi, penulis mulai mencari solusi
terhadap masalah utama yang dihadapi oleh keluarga dampingan ini serta
membicarakan mengenai solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Penulis
melakukan diskusi mengenai permasalahan bedah rumah dengan membantu
mencarikan prosedur yang harus dipenuhi untuk dapat mengajukan bedah rumah dan
membantu membuat pengajuan ulang permohonan bedah rumah kepada Kepala Desa.
11 Artama yang masih sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar yang sangat
dekat dari rumah tinggal mereka.
4.4 Hasil Pendampingan Keluarga
Hasil yang didapatkan dari beberapa kali kunjungan yang dilakukan ke keluarga
dampingan adalah memperoleh data tentang warga dari Banjar Pangkungkwa yang
menjadi KK Dampingan, mengetahui lokasi tempat tinggal KK Dampingan,
mengenal KK Dampingan, mendapatkan informasi mengenai data keluarga
dampingan hingga mendapatkan informasi mengenai masalah prioritas yang dihadapi
KK Dampingan. Selain itu, penulis juga memperoleh profil KK Dampingan yang
lebih lengkap dengan berbagai permasalahan yang dialaminya. Hasil dari beberapa
kali kunjungan yang dilakukan penulis menemukan beberapa solusi untuk
permasalahan yang dihadapi. Setelah itu, penulis memperoleh solusi yang disepakati
bersama dan disesuaikan dengan kemampuan dari keluarga dampingan.
4.5 Kendala Pendampingan Keluarga
Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama
cukup berat karena berhubungan dengan kondisi rumah tempat ia tinggal.
Permasalahan yang dihadapi harus melaui tahapan bedah rumah. Seperti yang kita
ketahui kegiatan bedah rumah membutuhkan biaya yang cukup besar dan proses yang
cukup panjang. Pada kondisi tersebut kemampuan penulis sebagai mahasiswa hanya
sebatas membantu untuk mengajukan kembali permohonan bedah rumah untuk
12 BAB V
PENUTUP 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan selama melakukan beberapa kali
kunjungan terhadap keluarga dampingan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama memiliki permasalahan yang cukup mendasar
di bidang ekonomi dan tempat tinggal. Dengan program-program yang telah
dilaksanakan maka sangat diharapkan adanya peningkatan perhatian, kualitas dan
pemahaman kepada keluarga dampingan di bidang tersebut. Program peningkatan
ekonomi keluarga yang dilakukan dengan pemberian saran dan bantuan berupa
sembako diharapkan dapat turut meringankan beban keluarga ini. Untuk masalah
bedah rumah penulis hanya bisa memberikan masukan berupa prosedur yang harus
dipenuhi untuk melakukan pengajuan bedah rumah serta permohonan kembali
pengajuan bedah rumah.
5.2 Rekomendasi
Setelah berakhirnya program pendampingan keluarga KKN – PPM Universitas
Udayana Periode XIII ini diharapkan keluarga Bapak I Gusti Lanang Artama
kedepannya tetap berusaha memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk
meningkatkan taraf hidup keluarga serta bekerja dengan lebih giat. Selain berusaha
dalam wujud nyata, keluarga Bapak Artama juga harus tetap berdoa dan bersabar agar
senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani kehidupan sehari –
hari oleh Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Sedangkan saran yang penulis ajukan untuk Pemerintah yaitu lebih
memeperjelas mengenai prosedur dan pemberian bantuan terhadap keluarga miskin.
Banyak cerita yang mengutarakan hal mengenai ketidakpastian jawaban dari
pengajuan-pengajuan yang mereka lakukan. Pemerintah juga diharapkan mampu
melihat secara lebih objektif mengenai keluarga pra sejahtera yang harus diberikan
bantuan. Harapannya Pemerintah juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih
luas khusus untuk keluarga pra sejahtera sehingga taraf kehidupan masyarakat lebih
14