• Tidak ada hasil yang ditemukan

IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: Muhammad Fatih Darmawan 1, L. Budi Handoko 2 1,2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: Muhammad Fatih Darmawan 1, L. Budi Handoko 2 1,2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN METODE HFSC PADA FAKULTAS

TEKNIK UNNES

OPTIMIZATION OF BANDWIDTH MANAGEMENT WITH HFSC METHOD AT THE FACULTY OF ENGINEERING UNNES

Muhammad Fatih Darmawan

1

, L. Budi Handoko

2

1,2

Dian Nuswantoro University; Jl. Nakula I Ni. 5-11, Semarang, 50131, (024) 3517261

3

Jurusan Teknik Informatika, FIK Udinus, Semarang e-mail: *

1

fatih.darm@gmail.com,

2

handoko@dsn.dinus.ac.id,

Abstrak

Kebutuhan internet sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting. Management bandwidth yang matang dan terkini diperlukan dalam jaringan komunikasi dan komputer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalisasi metode jaringan Fakultas Teknik yang lalu dengan metode jaringan HFSC yang merupakan management jaringan yang lebih terbarui. Metode yang diteliti pada penelitian ini yaitu HTB (Hierarchical Token Bucket) dan Management Bandwidth HFSC ( Hierarchical Fair Service Curve). Pengukuran optimalisasi menggunakan pengukuran integritas antara lain QoS (Quality of Service )dan QoE (Quality of Experience). QoS merupakan suatu pendekatan kualitas berdasarkan karakteristik layanan jaringan yang mengarah pada faktor teknik jaringan, dan QoE memberikan pengukuran kualitas jaringan berdasarkan kepuasan User. Hasil pengujian yang didapatkan meningkat antar management terdahulu (HTB) dengan management yang disarankan (HFSC), baik dalam parameter QoS (Throughput, Jitter, Packet Loss, Delay), berbeda secara signifikan pada parameter packet loss dan delay. QoE yang didapatkanpun mendapatkan hasil kriteria Cukup Baik.

Kata kunci : HTB, HFSC, QOS, QOE

Abstract

The need of internet nowdays is a very important. The mature and newest bandwidth management are required in networks communication and computers. The purpose of this study is to optimize network methods in Faculty of Engineering with method of HFSC which is more recently bandwidth management. The methods examined in this study is HTB (Hierarchical Token Bucket) and Bandwidth Management HFSC (Hierarchical Fair Service Curve). Measurements optimization using integrity measurement include QoS (Quality of Service) and QoE (Quality of Experience). QoS is an approach based on the quality of the network service characteristics that lead to networking technique factors, and QoE is a measurement of network quality based on user satisfaction. The test results were obtained increases between the previous management with a suggested management (HFSC), the QoS parameters (throughput, Jitter, Packet Loss, Delay) and significantly difference on Packet Loss, Delay. QoE result is Good Enough criteria.

Keywords : HTB, HFSC, QOS, QOE

1. PENDAHULUAN

ebutuhan internet sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat

penting. Hal ini menunjukan bahwa dituntut perlunya perkembangan jaringan komputer yang mendukung demi kelancaran akses internet [1]. Management bandwidth yang

K

(2)

matang dan terkini diperlukan dalam jaringan komunikasi dan komputer.

perlunya perkembangan jaringan komputer yang mendukung demi kelancaran akses internet. Mengingat cukup mahal dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan akses bandwidth yang memadahi demi kelancaran internet surfing, diperlukan konfigurasi dan alokasi bandwidth yang baik dan terstruktur.

Salah satu institusi yang cukup besar dalam penggunaan internet di Semarang adalah Universitas Negeri Semarang . Saat ini manajemen bandwith di FT menggunakan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang hanya dapat dilakukan pelimitan pada jaringan yang ada [2]. Akan dilakukan Optimalisasi terhadap manajemen bandwidth tersebut, dengan menggunakan manajemen bandwidth HFSC (Hierarchical Token Bucket). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalisasi metode jaringan Fakultas Teknik yang lalu dengan metode jaringan HFSC yang merupakan management jaringan yang lebih terbarui [3]. Metode yang diteliti pada penelitian ini yaitu HTB (Hierarchical Token Bucket) dan Management Bandwidth HFSC (Hierarchical Fair Service Curve) dengan dilakukan pengujian terhadap QoS dan QoE [6].

2. METODE PENELITIAN

2.1 Quality of Sevice ( QoS )

Menurut ( Wijnants, Agten, Quax, &

Lamotte, 2009), pengertian QoS merupakan metode pengukuran terhadap kesempurnaan teknologi yang menunjukan kemampuan dari system untuk menjamin sebuah performa pada tingkat tertentu dapat tercapai.QoS pada hakikatnya dilakukan untuk mendapatkan hasil pengujian berdasarkan kinerja teknis sebuah jaringan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif[4].

Parameter QoS:

1. Packet Loss

Merupakan banyak paket yang hilang selama proses transmisi ke tujuan. Packet loss terjadi dikarenakan terdapat satu atau lebih paket data yang melewati suatu jaringan gagal mencapai tujuan.

Rumus Perhitungan Packet Loss :

Packet loss =

( 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚−𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎) 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚

𝑥 100

Hasil perhitungan Packet Loss dikonfersikan pada tabel 1 Kategori Packet Loss dibawah ini.

Tabel 1 Kategori Packet Loss Kategori

degredasi

Packet Loss ( % )

Indeks

Sangat Bagus

0 4

Bagus 3 3

Sedang 15 2

Jelek 25 1

(Sumber : TIPHON) 2. Delay ( Latency )

Merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan.

Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama.

Rumus perhitungan Delay : Delay rata-rata=

Total delay Total paket yang diterima

Hasil perhitungan Delay dikonfersikan pada tabel 2 Kategori delay berikut ini.

Tabel 2 Kategori Delay Ketegori

Latensi

Besar Delay ( ms )

Indeks Sangat

Bagus

< 150 4

Bagus 150 s/d 300 3

Sedang 300 s/d 450 2

Jelek > 450 1

(Sumber : TIPHON)

(3)

3. Throughput

Merupakan kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang berhasil dan diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu, dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

Rumus Perhitungan Throughput : Throughput =

Paket data diterima

Lama pengamatan

Hasil perhitungan Throughput dikonfersikan pada tabel 3 Kategori Throughput dibawah ini.

Tabel 3 Kategori Throughput Kategori

Throughput

Throughput ( % )

Indeks Sangat Bagus 100 4

Bagus 75 3

Sedang 50 2

Jelek <25 1

Sumber : TIPHON) 4. Jitter

Jitter ( Variasi Kedatangan Paket ) hal ini diakibatkan oleh variasi – variasi dalam panjang antrian dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter.

Jitter yang disebut dengan variasi delay, erat hubungannya dengan latency, yang menunjukan banyak variasi delay pada transmisi data di jaringan. Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasar nilai peak jitter sesuai dengan versi TIPHON.

Rumus perhitungan Jitter : Jitter =

Total variasi delay

Total paket yang diterima

Hasil perhitungan Jitter dikonfersikan pada tabel 2 Kategori Jitter berikut ini.

Tabel 4 Kategori Jitter Kategori

Degradasi

Peak Jitter

Indeks Sangat

bagus

0 4

Bagus 0 s/d 75 3

Sedang 75 s/d 125

2 Jelek 125 s/d

225

1

2.2 Quality of Experience (QoE)

Kualitas Pengalaman (Quality of Experience) adalah ukuran seberapa baik sebuah sistem atau aplikasi memenuhi ekspetasi pelanggan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian QoE dengan menggunakan beberapa pertanyaaan untuk mendapatkan nilai kepuasan pengguna terhadap jaringan[5] Fakultas Teknik UNNES. MOS / Mean Opinion Score merupakan nilai skalar yang ditetapkan oleh subjek yang diteliti sebagai indikator opini performa.

Berikut Tabel 5 kategori penilaian MOS (Mean Opinion Score).

Tabel 5 Penilaian MoS

MOS Quality

5 Sangat Baik

4 Cukup Baik

3 Baik

2 Kurang Baik

1 Tidak Baik

2.3 Network Traffic Monitoring Tools

Monitoring dilakukan menggunakan

Aplikasi Monitoring jaringan yaitu Axence

NetTools. Axence NetTools merupakan

salah satu network analyzer yang sangat

memudahkan monitoring jaringan. Tool

(4)

tersebut digunakan untuk mengukur dan menganalisa perfomance network, mendiagnosa permasalahan yang terjadi pada network tersebut.

Sumber : http://axencesoftware.com

Gambar 1 Axence Nettools 5.0

2.4 Pemodelan Jaringan

Pemodelan dan analisa kualitas sebuah jaringan bandwidth secara nyata memang sangat dibutuhkan. Pada Fakultas Teknik UNNES telah diterapkan implementasi pemodelan manajemen bandwidth HTB ( Hierachical Token Bucket), dimana metode ini memiliki fasilitas yaitu pelimitan alokasi bandwidth tiap kelas. Metode HTB ini diterapkan pada perangkat jaringan Router MikrotikOS dan dimodelkan menggunakan Mikrotik RouterOS yang telah terinstal.

Pemodelan kedua ialah menggunakan metode HFSC yang merupakan pemodelan hirarkis dimana menyediakan fasilitas dan keunggulan Link sharing dan Real-time.

Model HFSC ini akan diterapkan pada OpenBSD.

2.5 Analisa Data

Dilakukan pula t-test (Kadir, 2015) untuk menguji perbedaan QOS metode HTB dan metode HFSC, dengan menggunakan aplikasi SPSS 23.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan peningkatan hasil nilai QoS (Quality of Service) baik dalam parameter Throughput, Packet Loss, Delay, dan Jitter.

Dapat dilihat pada gambar 2 grafik komparasi parameter QoS berikut.

1807.71 5 445 101

1753.08 10 329 103

T H R O U G H P U T P A C K E T L O S S D E L A Y J I T T E R

K O M P A R A S I P A R A M E T E R Q O S HFSC HTB

0 10 20 30 40

100 200 300 400 500

Concurrency

Packet Loss

Dekanat T.Elektro

T.Mesin PKK

T.Kimia T.Sipil

0 200 400 600

100 200 300 400 500

Concurrency

Delay

Dekanat T.Elektro

T.Mesin PKK

T.Kimia T.Sipil

0 1000 2000 3000 4000 5000

100 200 300 400 500

Concurrency

Throughput

Dekanat T.Elektro

T.Mesin T.JP

T.Kimia T.Sipil

0 50 100 150

100 200 300 400 500

Concurrency

Jitter

Dekanat T.Elektro

T.Mesin PKK

T.Kimia T.Sipil

Gambar 2 Komparasi Parameter QOS

Gambar 3 Grafik hasil pengujian HTB

(5)

Pada Gambar 3 Grafik hasil pengujian HTB menunjukan data yang bervariasi pada parameter Packet Loss dan delay. Untuk hasil Throughput dan Jitter terlihat cukup stabil.

Pada Gambar 4 Grafik hasil pengujian HFSC apabila dibandingkan dengan grafik hasil pengujian HTB terlihat lebih stabil, namun terdapat hasil yang janggal pada area Teknik Mesin dimana pada semua parameter QoS mengalami hasil yang lebih buruk dibandingkan area lain.

Secara keseluruhan Hasil Implementasi manajemen bandwidth HFSC lebih baik dibandingkan HTB. Dan pada grafik hasil

komparasi didapatkan manajemen bandwidth HFSC lebih stabil dibandingkan HTB.

Berikut hasil perhitungan Kuisioner QoE terhadap jaringan Fakultas Teknik UNNES pada tabel 6 berikut ini

.

Tabel 6 Hasil analisa QoE Nomor

Pertanyaan

Rata- rata nilai QoE

1 3.4

2 2.9

3 2.75

4 3.2

5 3

6 3.15

7 3.05

Secara keseluruhan penilaian Kuisioner Quality of Experience terhadap jaringan UNNES menunjukan kriteria Cukup baik, dan pada aspek pertanyaan “Jangkauan wifi terhadap tempat akses” mendapatkan kriteria baik.

Dilakukan perhitungan data secara Statistika untuk mendapatkan nilai t-test dan nilai signifikansi, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7 Hasil perhitungan t-test Rerata Beda

No Paramet er QoS

Nilai t- test

Nilai signifi kansi (p)

Keteranga n

1. Delay HTB - Delay HFSC

-2,610 ,014

Berbeda nyata

0 50 100 150

100 200 300 400 500

Concurrency

Delay

Dekanat T.Elektro

T.Mesin PKK

T.Kimia T.Sipil

0 2000 4000 6000

100 200 300 400 500

Concurrency

Throughput

Dekanat T.Elektro

T.Mesin PKK

T.Kimia T.Sipil

0 10 20 30 40

100 200 300 400 500

Concurrency

Packet Loss

Dekanat T.Elektro

T.Mesin PKK

T.Kimia T.Sipil

0 50 100 150

100 200 300 400 500

Concurrency

Jitter

Dekanat T.Elektro

T.Mesin PKK

T.Kimia T.Sipil

Gambar 4 Grafik hasil pengujian HFSC

(6)

2. Packet Loos HTB - Packet Loos HFSC

2,837 ,008

Berbeda nyata

3. Throug hput HTB - Throug hput HFSC

-,079 ,938

Tidak berbeda

4. Jitter HTB - Jitter HFSC

1,392 ,175

Tidak berbeda

4. KESIMPULAN

1. Manajemen bandwidth HFSC ( Hierarchical Fair Service Curve ) mempunyai hasil rata-rata Throughput yang lebih tinggi dibandingkan manajemen bandwidth HTB, nilai rata- rata throughput 1807,7 dengan packet loss yang cukup rendah sebesar 4,7 merupakan hasil yang lebih baik daripada nilai pengujian HTB throughput sebesar 1753,08, dengan rata-rata packetloss 9,8. Dapat diambil analisa bahwa dengan rata- rata packet loss 4,7% implementasi manajemen bandwith HFSC masih dapat memberikan Throughput lebih besar lagi hingga didapatkan nilai rata-rata packet loss 15% untuk indeks packet loss “sedang”.

2. Hasil delay HTB lebih rendah dibandingkan hasil delay HFSC, yang artinya untuk parameter delay HTB lebih unggul

3. Packet loss pada implementasi HFSC didapatkan nilai rata-rata yang cukup stabil dan tingkat data yang hilang

relatif rendah dengan rata-rata packet loss sebesar 4,9% dibandingkan implementasi HTB yang sebesar 9,8%.

4. Hasil jitter yang dipengaruhi delay dan jumlah data yang diterima lebih rendah merupakan hasil rata-rata jitterr pada metode HFSC sebesar 101.08, HTB sebesar 103.03.

5. Parameter delay dan packet loss berbeda secara signifikan antara metode HTB dan HFSC.

6. Terdapat kejanggalan pada hasil pengujian QOS HFSC di area Teknik Mesin diindikasikan bahwa pada area tersebut menggunakan hardware yang kurang cocok untuk manajemen HFSC, dan penggunaan internet yang padat.

7. Secara keseluruhan penilaian Kuisioner Quality of Experience terhadap jaringan UNNES menunjukan kriteria Cukup baik, dan pada aspek pertanyaan

“Jangkauan wifi terhadap tempat akses” mendapatkan kriteria baik.

5. SARAN

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, masih dapat dilakukan penelitian untuk menganalisa traffic jaringan diluar parameter QoS dan QoE, dapat pula melakukan optimalisasi dengan manajemen bandwidth yang lebih terkini.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang yang telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah dan

inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan

tugas akhir dengan judul “Optimalisasi

Manajemen Bandwidth dengan Metode

HFSC pada Fakultas Teknik UNNES, QOS

dan QOE sebagai Parameter Kualitas “ dapat

penulis selesaikan sesuai dengan rencana

karena dukungan dari berbagai pihak yang

tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

(7)

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko,M.Kom., selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. Abdul Syukur, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro.

3. Heru Agus Santoso,Ph.D selaku Ketua Progdi Teknik Informatika.

4. Ayu Pertiwi S.Kom, MT, selaku dosen wali yang telah memberikan nasihat bagi penulis.

5. L. Budi Handoko M.Kom selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

6. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan banyak ilmu.

7. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang tidak pernah lelah memberikan doa serta dorongan kepada penulis untuk maju dan terus berusaha.

8. Sahabat – sahabat yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk terus berusaha.

Semoga laporan tugas akhir ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Inc, Cisco Systems. “Cisco Connected World Technology Report”. 5

November 2015.

Http://www.cisco.com/c/en/us/solution s/enterprise/connected-world-

technology-report/index.html#~2011.

[2] Wijaya, Alfon Indra (2013),

Manajemen Bandwidth dengan Metode HTB (Hierarchical Token Bucket) pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Semarang. Skripsi Teknik Informatika. Universitas Dian Nuswantoro.

[3] Fauzan, Arief Hilman (2011), Analisis Manajemen Bandwidth dengan Metode Hierarchical Fair Service Curve (HFSC) pada Layanan Video

Streaming. Skripsi Teknik Informatika.

Universitas Telkom.

[4] Patrya ,Wahyu Sasmita (2012), Analisis QOS (Quality of Service) pada Jaringan Internet (Studi Kasus:

Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura). Skripsi Teknik Elektro.

Universitas Tanjungpura.

[5] Kuipers, F, R.Kooij, D.D.

Vleeschauwer, K.Brunnstrom (2010), Techniques for Measuring Quality of Experience. The Netherlands : Delft University of Technology.

[6] Rao, Mr.C.V, Dr.Ch GVN Prasad, Mr.

P. J. M. Krishna (2011), The

Importance of QOS & QOE Managem ent in Wireless Communication System. India : Department of CSE. J.

Comp. Tech. Appl., Vol 2 (3),639-645.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil produksi dari pabrik besi spons digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja yang nantinya akan dikirim ke Slab Steel Plant dan Billet.. Steel Plant

Ada empat hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu: (1) terdapat kontribusi yang signifikan gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru di SMA

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi

secara deskriptif dan inferensial dengan anakova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) strategi pembelajaran dan kemampuan akademik berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif.

(3) Selain dokumen rencana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintah kabupaten/kota menyediakan bahan-bahan pedoman persyaratan pokok untuk membangun rumah

Secara genetis hampir semua jenis rumpun kambing yang ada di Indonesia tidak secara khusus mengarah ke suatu tampilan produksi tertentu, seperti produksi daging atau

Struktur kode yang digunakan dalam komputerisasi sistem penggajian Kim English Consulting Purwakarta pada sistem usulan sebagai berikut:.

Data PMI manufak- tur AS juga dilaporkan lebih baik dari prediksi dengan kenaikan 54.3 dari 53.9 di bulan Januari.. Kenaikan ini menjadi level tertinggi sejak bulan November namun