• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK

PETUNJUK

PETUNJUK

PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

PENGELOLAAN PERLINDUNGAN

PENGELOLAAN PERLINDUNGAN

PENGELOLAAN PERLINDUNGAN

TANAMAN PANGAN TAHUN 2021

TANAMAN PANGAN TAHUN 2021

TANAMAN PANGAN TAHUN 2021

D I R E K T O R A T P E R L I N D UN G A N TA NA M A N PA N G A N

D I R E KT O R A T P E R L I N D UN G A N TA NA M A N P A NG A N

D I R E KT O R A T P E R L I N D UN G A N TA NA M A N PA N G A N

D I R E K T O R A T J EN D E R AL TANA M A N P A N G A N

(2)

1

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

NOMOR: 264 /HK.310/C/ 11 /2021

OT.050/01/2011

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGELOLAAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

Menimbang

: bahwa

untuk

melaksanakan

Keputusan

Direktur

Jenderal

Tanaman

Pangan

Nomor

250 / HK.310 / C / 11 / 2020

tentang Petunjuk Teknis Bantuan

Pemerintah Lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun

Anggaran 2021 dan dalam rangka

meningkatkan produksi untuk

menjamin ketersediaan pangan

maka perlu menetapkan Petunjuk

Pelaksanaan

Pengelolaan

Perlindungan Tanaman Pangan

Tahun Anggaran 2021;

(3)

2

Perencanaan

Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2007

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang

Nasional

Tahun

2005-2025

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 4700);

3.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2012 tentang Pangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 227, Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 5360)

4.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 131, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5433);

5.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2019 tentang Sistem Budi Daya

(4)

3

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 201,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 6412);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2010 tentang Usaha

Budidaya Tanaman (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 24, Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 5106);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 17

Tahun 2017 tentang Sinkronisasi

Proses

Perencanaan

dan

Penganggaran

Pembangunan

Nasional

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2017

Nomor 105, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

6056;

8.

Peraturan Presiden Nomor 18

Tahun 2020 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah

Nasional

Tahun

2020-2024

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2020 Nomor 10)

9.

Peraturan Presiden Nomor 69

(5)

4

Negara Republik Indonesia Tahun

2019 Nomor 87);

10. Peraturan Presiden Nomor 45

Tahun 2015 tentang Kementerian

Pertanian

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 85):

11. Peraturan

Menteri

Pertanian

Nomor

43/Permentan/

OT.010/8/2015

tentang

Organisasi

dan

Tata

Kerja

Kementerian Pertanian (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 1243);

12. Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor 173/PMK.05/2016 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan

Nomor

168/PMK.05/2015

tentang

Mekanisme

Pelaksanaan

Anggaran Bantuan Pemerintah

pada

Kementerian

Negara/Lembaga;

13. Peraturan

Menteri

Pertanian

Nomor

18/Permentan/

RC.040/4/2018 tentang Pedoman

Pengembangan

Kawasan

(6)

5

Indonesia Tahun 2018 Nomor

559);

14. Peraturan

Menteri

Pertanian

Nomor 49 tahun 2019 tentang

Komando Strategis Pembangunan

Pertanian;

15. Keputusan

Menteri

Pertanian

Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018

tentang Lokasi Kawasan Pertanian

Nasional;

16. Keputusan

Menteri

Pertanian

Nomor

259/Kpts/RC.020/M/05/2020

tentang

Rencana

Strategis

Kementerian Pertanian Tahun

2020-2024.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU

: Petunjuk

Pelaksanaan

Pengelolaan

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun

Anggaran 2021 sebagaimana tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA

: Petunjuk

Pelaksanaan

sebagaimana

(7)

6

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun

Anggaran 2021.

KETIGA

: Untuk pelaksanaan kegiatan secara teknis,

disusun petunjuk pelaksanaan oleh Direktur

selaku penanggungjawab kegiatan atas nama

Direktur Jenderal;

KEEMPAT

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 16 NOVEMBER 2020

An. DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTUR PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN,

EDY PURNAWAN

NIP 197004121998031002

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Menteri Pertanian Republik Indonesia;

2. Pimpinan Tinggi Madya Lingkup Kementerian

Pertanian;

3. Pimpinan Tinggi Pratama lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan;

4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;

6. Kepala Dinas Provinsi yang melaksanakan urusan

Pemerintahan di bidang Tanaman Pangan seluruh

Indonesia;

7. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan

urusan Pemerintahan di bidang Tanaman Pangan

seluruh Indonesia;

(8)

7 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 8

1.1 Latar Belakang ... 8

1.2 Tujuan Petunjuk Pelaksanaan ... 9

1.3 Ruang Lingkup ... 9

1.4 Istilah dan Pengertian ... 9

BAB II PROGRAM, SASARAN, KEGIATAN DAN OUTPUT DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TA. 2021 13 2.1 Program ... 13

2.2 Kegiatan dan Sumber Pendanaan ... 13

2.3 Kebijakan ... 14

2.4 Alokasi Anggaran dan Satuan Biaya Kegiatan ... 15

2.5 Uraian Kegiatan ... 21

BAB III BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TA. 2021 ... 34

3.1 Tujuan Bantuan Pemerintah ... 34

3.2 Sasaran Bantuan Pemerintah ... 34

3.3 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah ... 34

3.4 Penerima Bantuan Pemerintah ... 34

3.5 Bentuk Bantuan Pemerintah ... 35

3.6 Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah ... 35

BAB IV TATA KELOLA BANTUAN PEMERINTAH ... 36

4.1 Dalam Bentuk Transfer Uang ... 36

4.2 Dalam Bentuk Transfer Barang/Jasa ... 37

(9)

8 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan. Fokus perlindungan tanaman pangan adalah pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Sesuai Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) Tahun 2021, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengampu 3 (tiga) program yaitu Program Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas, Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri, dan Program Dukungan Manajemen. Program tersebut kemudian dijabarkan ke dalam 6 (enam) kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam hal ini, melaksanakan kegiatan Pengelolaan Perlindungan Tanaman Pangan dalam rangka mendukung salah satu program diatas yaitu Program Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas.

(10)

9 sebagai dasar dalam pelaksanaan program dan kegiatan melalui DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2021, dengan tujuan untuk memberikan acuan kepada pelaksana kegiatan di Satker pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

1.2. Tujuan Petunjuk Pelaksanaan

Tujuan disusunnya Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2021 adalah sebagai acuan bagi Aparatur Pusat, Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota, pelaksana kegiatan/penerima bantuan, serta pihak terkait dalam pengelolaan, penyaluran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban yang akuntabel dan berdampak pada pencapaian target output kegiatan.

1.3. Ruang Lingkup

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2021 mengatur mengenai pengalokasian, standar biaya kegiatan, mekanisme pelaksanaan kegiatan, mekanisme penyaluran dan pertanggungjawaban dana yang bersumber dari APBN dengan ruang lingkup meliputi :

a. Dasar hukum kegiatan b. Tujuan dan sasaran kegiatan

c. Mekanisme pelaksanaan meliputi persyaratan, teknis kegiatan, dan penetapan penerima kegiatan.

d. Mekanisme pencairan, penyediaan dan penyaluran kegiatan. e. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan; dan

f. Rincian alokasi kegiatan dekonsentrasi dan bantuan pemerintah. 1.4. Istilah dan Pengertian

1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi

kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada

perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga

(11)

10

2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang oleh Pemerintah

Pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

3. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

(RKA-K/L) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian Negara/Lembaga dan sebagai penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

4. Ambang Pengendalian adalah kepadatan populasi/intensitas

serangan OPT yang memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah terjadinya peningkatan populasi/intensitas berikutnya.

5. Agens Pengendali Hayati (APH) adalah musuh alami OPT

(predator, parasitoid, patogen, serangga dan agens antagonis).

6. Brigade Proteksi Tanaman (BPT) adalah sebuah institusi yang

secara khusus menangani masalah pengendalian OPT dan mempunyai tenaga terampil, bergerak secara cepat dan mempunyai sarana pengendalian yang memadai.

7. Dampak Perubahan Iklim (DPI) adalah dampak sebagai akibat

perubahan rata-rata dari unsur iklim (seperti kenaikan temperatur, perubahan pola curah hujan dan angin) dan perubahan variabilitas iklim.

8. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat/Penanganan Dampak

Perubahan Iklim (BTS/PDPI) adalah suatu metode percontohan

penerapan budidaya tanaman

sehat pada suatu hamparan tanpa batasan wilayah administratif yang bertujuan untuk mengelola pertanaman padi sehingga aman dari gangguan OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan).

9. Identifikasi Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) adalah kegiatan

penilaian calon petani dan calon lokasi untuk yang bertujuan untuk memperoleh calon petani dan calon lokasi yang memenuhi persyaratan.

10. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang

(12)

11 lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

11. Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Laboratorium

Agens Hayati (LPHP/LAH) serta Laboratorium Pestisida adalah institusi perlindungan tanaman di tingkat lapangan di bawah pembinaan dan koordinasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD BPTPH) di tingkat provinsi.

12. Musuh Alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang

dapat membunuh serangga sekaligus melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga.

13. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua

organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tumbuhan, termasuk di dalamnya hama, penyakit dan gulma.

14. Pengamatan adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan

informasi tentang keadaan populasi atau tingkat gangguan OPT dan dampak perubahan iklim, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada kurun waktu dan lokasi tertentu.

15. Pengendalian OPT adalah segala kegiatan atau upaya untuk

mencegah dan menanggulangi serangan OPT terhadap tanaman.

16. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)

adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT.

17. Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT) adalah bentuk

pengamanan produksi dengan memberdayakan petani alumni SLPHT dan melibatkan petani yang belum dilatih dalam SLPHT melalui suatu pendekatan program yang mampu menerapkan dan mengembangkan PHT pada skala yang lebih luas (hamparan) tanpa batas wilayah administratif.

18. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)

(13)

12 motivasi memanfaatkan informasi iklim dan melakukan pengelolaan budidaya sesuai dengan iklim setempat.

19. Perlindungan Tanaman adalah segala upaya untuk mencegah

kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI).

20. Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik

dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian.

21. Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) adalah salah satu wadah

bagi petani alumni SLPHT dan atau petani non SLPHT yang

mampu menyiapkan, memperbanyak, menerapkan,

mengembangkan dan menyebarluaskan Agens Pengendali Hayati (APH) serta sarana produksi ramah lingkungan yang mendukung penerapan prinsip-prinsip PHT.

22. Sistem Budidaya Tanaman adalah sistem pengembangan dan

pemanfaatan sumberdaya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi, dan sumberdaya lainnya untuk menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik.

23. Regu Pengendalian Hama (RPH/RPO) adalah kelompok petani

atau kelompok masyarakat tani yang membantu BPT dalam pelaksanaan pengendalian OPT di lapangan.

24. Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah cara

pendekatan atau konsep tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

25. Tenaga Harian Lepas Pengendali Organisme Pengganggu

(14)

13 BAB. II

PROGRAM, SASARAN, KEGIATAN DAN OUTPUT DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TA. 2021

2.1 Program

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2021 menetapkan 5 (lima) Program Utama yaitu :

1. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan DPI

2. Penguatan Pengamatan OPT/DPI 3. Penguatan Sumber Daya Manusia

4. Penguatan Sarana Pengendalian OPT dan Penanganan DPI 5. Penguatan Data dan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan Penetapan program utama dimaksudkan sebagai strategi dalam upaya Pengamanan areal pertanaman tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Hasil Tanaman Pangan.

2.2 Kegiatan dan Sumber Pendanaan

Dalam rangka mencapai keberhasilan program dan sasaran yang ditetapkan, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan kegiatan di Pusat dan Provinsi antara lain:

1. Dem area budidaya tanaman sehat dan penanganan DPI 2. Bantuan sarana pengendalian OPT dan penanganan DPI 3. Gerakan pengendalian OPT dan padat karya

4. Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT) 5. Penerapan Penanganan DPI (PPDPI)

6. Pengembangan Agens Hayati (PAH).

7. Rumah Burung Hantu untuk pengendalian hama tikus.

8. Pengamatan intensif oleh petugas POPT dan melakukan pengendalian OPT/penanganan DPI serta berperan dalam pemberdayaan petani.

9. Pengamanan produksi mendukung kawasan koorporasi petani dan food estate dengan pendekatan preemptif dan responsif di tingkat

lapangan melibatkan BPTPH/LPHP/BPT/POPT/THL POPT

(15)

14 Kegiatan-kegiatan tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) yang meliputi Kriteria Rincian Output (KRO), Rincian Output (RO), Komponen serta jenis belanja yang diklasifikasikan sesuai mekanisme pelaksanaan. Sumber dana kegiatan berasal dari APBN DIPA TA. 2021 yang dialokasikan pada DIPA Satuan Kerja Pusat dan Dekonsentrasi di 33 Satker Provinsi. Selain itu, Dukungan Pemerintah Daerah, pihak swasta dan stakeholders lainnya juga turut mendukung dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Tabel 1. Klasifikasi KRO, RO pada struktur anggaran

2.3 Kebijakan

Sesuai Undang Undang No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan, bahwa Pelindungan Pertanian dilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu serta penanganan dampak perubahan iklim. Dalam pelaksanaannya, perlindungan tanaman tidak diperkenankan menggunakan sarana prasarana budi daya pertanian dan/atau cara yang berdampak pada kesehatan dan/atau mengancam keselamatan manusia serta menimbulkan gangguan dan kerusakan sumber daya alam dan/atau kelestarian lingkungan hidup serta dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi budidaya tanaman. Sejalan dengan hal tersebut, maka Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menetapkan kebijakan sebagai berikut :

1. Pengendalian OPT dilakukan dengan sistem PHT.

2. Memprioritaskan teknologi ramah lingkungan melalui pendekatan pengelolaan agroekositem dan spesifik lokasi

3. Pestisida kimia sintesis merupakan cara terakhir untuk pengendalian OPT dan digunakan secara tepat dan bijaksana berdasarkan hasil pengamatan OPT.

4. Sasaran pengamanan produksi : produksi tinggi, OPT/DPI terkendali, produk berkualitas, pendapatan petani meningkat, lingkungan lestari.

No Kode Klasifikasi Rincian Output(KRO) Rincian Output(RO) Volume Satuan

1 4580.ADC Sertifikasi Produk Sertifikasi Produk 1.750 Produk 2 4580.AEA Koordinasi Koordinasi 1 Kegiatan 3 4580.AFA Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria 1 NSPK 4 4580.BMA Data dan Informasi Publik Informasi Peramalan OPT 10 Layanan

Areal Pengendalian OPT Tanaman Pangan

(4580.CAI.001) 64.400 Ha Areal Penanganan DPI

(4580.CAI.002) 25.600 Ha Sarana Pengembangan Kawasan

(16)

15 2.4 Alokasi Anggaran dan Satuan Biaya Kegiatan

Alokasi kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan TA. 2021 dilaksanakan di tiap kelembagaan perlindungan tanaman tingkat provinsi/kabupaten dan pengelolaan anggarannya dibagi menjadi dua tugas serta kewenangan yaitu Pusat dan Daerah (Dekosentrasi).

Tabel 2. Alokasi Kegiatan dan Anggaran Pusat TA. 2021.

Tabel 3. Alokasi Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi TA. 2021.

Kegiatan dan penggunaan anggaran dilaksanakan berdasarkan acuan standar biaya dan teknis yang ditetapkan sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan serta sesuai dengan aturan yang berlaku. Acuan standar biaya dimaksud disusun berdasarkan Rincian Anggaran Biaya (RAB) seperti terlampir pada tabel-tabel dibawah ini:

NO KEGIATAN PUSAT VOLUME ANGGARAN

1 Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 1.750 LHP 5,03 M 2 Penanganan DPI

§Bantuan Sarana Penanganan DPI §Dem Area PDPI

§Gerakan Penanganan Banjir/Kekeringan

2.000 unit 5.000 ha 10.000 ha 30 M 7,5 M 4 M 3 Pengendalian OPT

§Bantuan Sarana Pengendalian OPT §Dem Area BTS

§Gerakan Pengendalian OPT

1 pkt 20.000 ha 10.000 ha 37,75 M 30 M 4,5 M 4 NSPK 1 pkt 7,83 M

5 Pembinaan dan Monev 1 tahun 16,30 M

JUMLAH 142,91 M

NO KEGIATAN DAERAH VOLUME ANGGARAN

1 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) 3.970 ha 7,06 M 2 Gerakan Pengendalian OPT 30.000 ha 13,5 M 3 Penerapan Penanganan DPI 600 ha 3,33 M 4 Perbanyakan APH/Refugia 70 unit 1,75 M 5 Bantuan Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) 60 unit 600 Juta 6 Bantuan Rumah Burung Hantu 490 unit 980 Juta 7 Gerakan Penanganan DPI 10.000 ha 4 M 8 BOP & Honor Petugas POPT/T 2.858 org 54,48 M 9 Bimtek POPT 1.000 org 3 M 10 Operasional BPTPH, LPHP, BPT, Lab Pestisida 31 prov 38,99 M

(17)

16 Tabel 4. RAB PPHT Komoditas Padi

Tabel 5. RAB PPHT Komoditas Jagung

Biaya Jml. Biaya Sat. (Rp) (Rp) PPHT Padi (25 Ha) 44.150.000 521211 Belanja Bahan 13.150.000 - ATK 1 Keg 250.000 250.000 - Konsumsi Koordinasi (30 Org x 1 kali) 30 OH 40.000 1.200.000 - Konsumsi pertemuan mingguan (26 org x 10 kali) 260 OH 40.000 10.400.000 - Konsumsi Farm Field Day (30 Org x 1 kali) 30 OH 40.000 1.200.000 - Laporan Kegiatan 1 Pkt 100.000 100.000 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 7.500.000 - Insentif pemandu Kegiatan (POPT) (Rp.100.000 x 10 Kali) 10 Kali 100.000 1.000.000 - Insentif peserta (20 org x 10 kali) 200 Org 20.000 4.000.000 - Insentif Petani Pengamat (5 orang x 10 kali) 50 Kali 50.000 2.500.000 526312

23.500.000 - Bahan dan/atau Alat Pendukung Penerapan PHT 1 Pkt 23.500.000 23.500.000

a. Bahan Pupuk Organik 25.000 kg 750 18.750.000 b. Agens Hayati/Pesnab/PGPR/MoL 100 kg/l 45.000 4.500.000 c. Benih /Bibit Refugia 5 kg 50.000 250.000

Kode KEGIATAN UNIT

Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Biaya Jml. Biaya Sat. (Rp) (Rp) PPHT Jagung (15 Ha) 26.490.000 521211 Belanja Bahan 8.940.000 - ATK 1 Keg 240.000 240.000 - Konsumsi Koordinasi (25 Org x 1 kali) 25 OH 40.000 1.000.000 - Konsumsi pertemuan mingguan (16 org x 10 kali) 160 OH 40.000 6.400.000 - Konsumsi Field Day (30 Org x 1 kali) 30 OH 40.000 1.200.000 - Laporan Kegiatan 1 Pkt 100.000 100.000 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 4.900.000 - Insentif pemandu Kegiatan (POPT) (Rp.100.000 x 10 Kali) 10 Kali 100.000 1.000.000 - Insentif peserta (12 org x 10 kali) 120 Org 20.000 2.400.000 - Insentif Petani Pengamat (3 orang x 10 kali) 30 Kali 50.000 1.500.000 526312

12.650.000 - Bahan dan/atau Alat Pendukung Penerapan PHT 1 Pkt 12.650.000 12.650.000

a. Bahan dan/atau Agens Hayati/Pesnab/PGPR/MoL/Mikoriza 30 kg/l 45.000 1.350.000 b. Bahan Pupuk Organik 15.000 kg 750 11.250.000 c. Benih /Bibit Refugia 1 kg 50.000 50.000

Kode KEGIATAN UNIT

(18)

17 Tabel 6. RAB PPHT Komoditas Kedelai/Kacang Hijau/Kacang

Tanah/Ubi Kayu

Tabel 7. RAB Gerakan Pengendalian OPT (per 1 Ha)

Tabel 8. RAB Gerakan Pengendalian OPT Padat Karya (per 1 Ha)

Biaya Jml. Biaya Sat. (Rp) (Rp) PPHT Kedelai/Kc. Hijau/Kc. Tanah/Ubi Kayu (5 Ha) 8.830.000 521211 Belanja Bahan 2.900.000 - ATK 1 Keg 100.000 100.000 - Konsumsi Koordinasi (10 Org x 1 kali) 10 OH 40.000 400.000 - Konsumsi pertemuan mingguan (10 org x 5 kali) 50 OH 40.000 2.000.000 - Konsumsi Field Day (10 Org x 1 kali) 10 OH 40.000 400.000 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 2.170.000 - Insentif pemandu Kegiatan (POPT) (Rp.100.000 x 7 Kali) 7 Kali 100.000 700.000 - Insentif peserta (8 org x 7 kali) 56 Org 20.000 1.120.000 - Insentif Petani Pengamat (1 orang x 7 kali) 7 Kali 50.000 350.000 526312

3.760.000 - Bahan dan/atau Alat Pendukung Penerapan PHT 1 Pkt 3.760.000 3.760.000

a. Bahan Pupuk Organik 1 Pkt 2.760.000 2.760.000 b. Agens Hayati/Pesnab/PGPR/MoL 20 kg 45.000 900.000

c. Benih Tanaman Perangkap/Refugia 2 Kg 50.000 100.000

Kode KEGIATAN UNIT

Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah

GERAKAN PENGENDALIAN OPT Padi, Jagung, Kedelai 450.000 Untuk satuan harga disesuaikan dengan standar Provinsi

521211 Belanja Bahan 200.000

- Konsumsi peserta Gerdal Org4 40.000 160.000 - Perlengkapan peserta 40.000 - Masker 4 Org 4.000 16.000 - Sarung Tangan 4 Org 6.000 24.000

521219 250.000

- Bantuan Transport Petugas Lapangan OH1 100.000 100.000 - Bantuan Transport Petani OH3 50.000 150.000

KODE KEGIATAN UNIT SATUAN JUMLAH

Belanja Barang Non Operasional Lainnya

GERAKAN PENGENDALIAN OPT 450.000

521219 450.000

- Bantuan Transport Petugas Lapangan OH1 150.000 150.000 - Bantuan Transport Petani OH3 100.000 300.000

KODE KEGIATAN UNIT SATUAN JUMLAH

(19)

18 Tabel 9. RAB Pembuatan Rumah Burung Hantu

Tabel 10. RAB Perbanyakan APH/Refugia

Tabel 11. Bantuan Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH)

Tabel 12. RAB Bimbingan Teknis bagi POPT/THL-POPT

Tabel 13. RAB Dem Area Budidaya Tanaman Sehat

Pembangunan Rumah Burung Hantu 2.000.000

526312 2.000.000

- Bahan pembuatan rumah burung hantu 1 Paket 2.000.000 2.000.000

Belanja Barang Bantuan Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda

KODE KEGIATAN UNIT SATUAN JUMLAH

Perbanyakan APH/Refugia 25.000.000

521811 Belanja Barang Persediaan 25.000.000

- Perbanyakan APH/Refugia 1 Paket 25.000.000 25.000.000

KODE KEGIATAN UNIT SATUAN JUMLAH

Bantuan PPAH 10.000.000

526312

10.000.000

- Bantuan PPAH 1 Paket 10.000.000 10.000.000

Belanja Barang Bantuan Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda

KODE KEGIATAN UNIT SATUAN JUMLAH

Bimtek POPT/THL POPT 3.000.000

524119 Belanja perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 3.000.000

- Akomodasi dan Konsumsi 1 Org 1.500.000 1.500.000 - Menghadiri kegiatan Bimtek 1 Org 1.500.000 1.500.000

KODE KEGIATAN UNIT SATUAN JUMLAH

526311 Belanja Barang Bantuan Lainnya Untuk

Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda 30.000.000.000 - Pupuk Organik Padat (700 kg/ha) 20.000 ha 980.000 19.600.000.000 - Pupuk Hayati Cair (3 liter/ha) 20.000 ha 195.000 3.900.000.000 - Pestisida Biologi (600 gram/ha) 20.000 ha 325.000 6.500.000.000

UNIT SATUAN JUMLAH

(20)

19 Tabel 14. RAB Penerapan Penanganan DPI (PPDPI)

KODE URAIAN SATUAN Rp JUMLAH

Penerapan Penanganan DPI Sumur Suntik

out put : 10 ha 54.661.000

A Persiapan 5.300.000

521211 Belanja Bahan 3.300.000 - ATK 1 pkt 500.000 500.000 - Papan nama kegiatan 1 pkt 300.000 300.000 - Konsumsi pertemuan sosialisasi 50 OH 50.000 2.500.000 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 2.000.000 - Bantuan transport peserta pertemuan sosialisasi 50 OH 40.000 2.000.000

B Pelaksanaan 49.111.000

521211 Belanja Bahan 5.000.000 - Konsumsi pertemuan pelaksanaan PPDPI 100 OH 50.000 5.000.000

a. Pertemuan persiapan / perencanaan 25 OH 50.000 1.250.000

b. Pertemuan dalam rangka penerapan penanganan DPI 25 OH 50.000 1.250.000

c. Pertemuan evaluasi dan RTL 50 OH 50.000 2.500.000

521213 Honor output kegiatan 3.600.000 - Honor Petani Pengamat (5 org x 4 bulan) 20 OB 150.000 3.000.000 - Insentif Petugas POPT Pendamping Kegiatan (1 orang x 4 bulan) 4 OB 150.000 600.000 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 4.000.000 - Bantuan transport peserta pertemuan pelaksanaan PPDPI 100 OH 40.000 4.000.000

a. Pertemuan persiapan / perencanaan 25 OH 40.000 1.000.000

b. Pertemuan dalam rangka penerapan penanganan DPI 25 OH 40.000 1.000.000

c. Pertemuan evaluasi dan RTL 50 OH 40.000 2.000.000

526312 Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah 36.511.000 Pembuatan Sumur Pantek 36.511.000

Alat dan/atau bahan pembuatan sumur pantek (mesin pompa air + 5 titik sumur) 1 paket 16.111.000 16.111.000

a. paralon 3 inch (kedalaman 24 m) 30 buah 246.500 7.395.000

b. slang hisap 15 meter 81.000 1.215.000

d. elbow (7 elbow x 5 lubang) 35 buah 13.600 476.000

e. lem paralon 5 buah 30.000 150.000

f. Slang keluar 25 meter 55.000 1.375.000

g. pembelian pompa air 3 inc 1 buah 5.500.000 5.500.000

- upah jasa pembuatan sumur pantek 120 meter 170.000 20.400.000

C Pelaporan 250.000 521211 Belanja Bahan 250.000 Pelaporan 1 pkt 250.000 250.000

(21)

20 Tabel 15. RAB Penerapan Penanganan DPI (PPDPI) Prov. NTT

NO. URAIAN SATUAN Rp JUMLAH

Penerapan Penanganan DPI Sumur Suntik

out put : 10 ha 67.110.000

A Persiapan 6.050.000

521211 Belanja Bahan 3.800.000 - ATK 1 pkt 500.000 500.000 - Papan nama kegiatan 1 pkt 300.000 300.000 - Konsumsi pertemuan sosialisasi 50 OH 60.000 3.000.000 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 2.250.000 - Bantuan transport peserta pertemuan sosialisasi 50 OH 45.000 2.250.000

B Pelaksanaan 60.810.000

521211 Belanja Bahan 6.000.000 - Konsumsi pertemuan pelaksanaan PPDPI 100 OH 60.000 6.000.000 a. Pertemuan persiapan / perencanaan 25 OH 60.000 1.500.000 b. Pertemuan dalam rangka penerapan penanganan DPI 25 OH 60.000 1.500.000 c. Pertemuan evaluasi dan RTL 50 OH 60.000 3.000.000 521213 Honor out put kegiatan 3.600.000 - Honor Petani Pengamat (5 org x 4 bulan) 20 OB 150.000 3.000.000 - Insentif Petugas POPT Pendamping Kegiatan (1 orang x 4 bulan) 4 OB 150.000 600.000 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 4.500.000 - Bantuan transport peserta pertemuan pelaksanaan PPDPI 100 OH 45.000 4.500.000 a. Pertemuan persiapan / perencanaan 25 OH 45.000 1.125.000 b. Pertemuan dalam rangka penerapan penanganan DPI 25 OH 45.000 1.125.000 c. Pertemuan evaluasi dan RTL 50 OH 45.000 2.250.000 526312 Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah 46.710.000 Pembuatan Sumur Pantek 46.710.000 Alat dan/atau bahan pembuatan sumur pantek (mesin pompa air + 5 titik sumur) 1 paket 18.870.000 18.870.000

a. paralon 3 inch (kedalaman 24 m) 30 buah 305.000 9.150.000 b. slang hisap 15 meter 85.000 1.275.000 d. elbow (7 elbow x 5 lubang) 35 buah 18.000 630.000 e. lem paralon 5 buah 38.000 190.000 f. Slang keluar 25 meter 65.000 1.625.000 g. pembelian pompa air 3 inc 1 buah 6.000.000 6.000.000

- upah jasa pembuatan sumur pantek 120 meter 232.000 27.840.000

C Pelaporan 250.000

521211 Belanja Bahan 250.000 Pelaporan 1 pkt 250.000 250.000

(22)

21 Tabel 16. RAB Dem Area Penanganan DPI

Tabel 17. RAB Gerakan Penanganan Banjir/Kekeringan

2.5 Uraian Kegiatan

Alokasi kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu alokasi kegiatan Pusat (Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan) dan Dekonsentrasi (Dinas Pertanian Provinsi c.q BPTPH) dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

A. Pusat

Kegiatan yang pengelolaannya di Pusat antara lain: bantuan

pemerintah, bantuan penanganan covid-19 dan

pendampingan/pembinaan serta biaya operasional dukungan

manajemen. Pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah

dilaksanakan dengan merujuk pada PMK Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah

dan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Nomor 250/HK.310/C/11/2020 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan

Kode JENIS BIAYA SATUAN

(Rp)

JUMLAH (Rp) 526312 Dem Area Penanganan DPI 50 Ha 1.500.000 75.000.000

Sarana Pendukung Sumur Suntik/Saluran Pengaliran Air/Biopori *) 1 paket 75.000.000 75.000.000

* Sarana sumur suntik : 75.000.000

Mesin pompa air 3 inch 5 buah 5.500.000 27.500.000

Pipa pvc 50 buah 250.000 12.500.000

Elbow pvc (7 buah x 5 lubang) 35 buah 20.000 700.000 Lem paralon 10 buah 30.000 300.000

Selang 500 meter 18.000 9.000.000

Jasa pembuatan 5 paket 5.000.000 25.000.000

* Sarana Pengaliran Air : 75.000.000

Mesin pompa air 4 inch 1 unit 24.000.000 24.000.000

Mesin pompa air 2 inch 4 unit 5.250.000 21.000.000 Selang 4 inch 500 meter 30.000 15.000.000 Bak penampung air 1 paket 10.000.000 10.000.000

- semen 30 sak 60.000 1.800.000 - besi 30 batang 90.000 2.700.000 - batu bata 7.500 buah 400 3.000.000 - pasir, batu, dll 1 paket 2.500.000 2.500.000

Jasa/upah tenaga kerja 50 OH 100.000 5.000.000 * Biopori (20 titik x 50 ha): 75.000.000 Pipa pvc 4 inch (5 buah x 50 ha) 250 buah 260.000 65.000.000 Dop tutup pipa pvc (20 titik x 50 ha) 1000 buah 5.000 5.000.000

Jasa/upah tenaga kerja 50 OH 100.000 5.000.000

VOLUME Biaya Rp. 1.500.000,-/Ha

1

Unit 400.000 400.000 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 400.000 - BBM Olah Tanah/Pompanisasi HA1 200.000 200.000 - Bantuan Transport/Uang Saku Peserta OH2 100.000 200.000 GERAKAN PENANGANAN DPI (BANJIR/KEKERINGAN)

(23)

22 Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2021. Kegiatan tersebut antara lain :

1. Areal Pengendalian OPT Tanaman Pangan

a) Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi dan Penanganan DPI

Budidaya tanaman yang sehat menjadi bagian utama dalam upaya pengendalian OPT. Tanaman yang sehat akan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap serangan OPT, baik hama maupun penyakit serta mampu mengatasi dan memulihkan dirinya sendiri dari kerusakan akibat serangan hama dan penyakit secara cepat. Dem area budidaya tanaman sehat merupakan percontohan bagi petani dalam menerapkan teknologi pengelolaan OPT. Penerapan teknologi budidaya tanaman sehat dalam bentuk demontrasi area tersebut diharapkan mampu mengamankan pertanaman dari serangan OPT.

Penerapan teknologi adaptasi dan mitigasi terhadap DPI di tingkat petani merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menghadapi terjadinya banjir/kekeringan. Teknologi tersebut antara lain: pola tanam, penggunaan varietas toleran kekeringan/genangan/salinitas dan berumur genjah, teknologi pengelolaan lahan, pupuk, air dan serta pembuatan lubang biopori, sumur suntik dan sarana pengaliran air.

Untuk mengimplementasikan teknologi-teknologi tersebut telah dialokasikan kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi seluas 20.000 ha dan Penanganan DPI seluas 5.000 ha. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada lahan dengan luas hamparan/kawasan paling kurang 25 ha yang dikelola oleh satu atau lebih Kelompok Tani/Gapoktan. Adapun kegiatan Dem Area sebagai berikut :

• Dem Area BTS Padi menggunakan akun 526311 yaitu penyaluran sarana produksi diberikan melalui transfer barang berupa pupuk organik padat, pupuk hayati cair, dan pestisida biologi.

(24)

23 melalui transfer uang berupa prasarana dan sarana

pendukung pembuatan lubang biopori/sumur

suntik/sarana pengaliran air (disesuaikan dengan kebutuhan di lahan pertanaman setempat).

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan hal-hal lainnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan Dem Area Penanganan Dampak Perubahan Iklim Tahun 2021.

b) Sarana Pengendalian OPT

Pelindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). PHT adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT dengan menggunakan satu atau lebih teknik pengendalian dalam satu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Sistem PHT

dilaksanakan dengan menerapkan dua upaya

pengendalian, yaitu preemtif dan responsif. Pengendalian preemtif dilakukan melalui budidaya tanaman sehat, pengaturan pola tanam, pengamatan intensif, penggunaan agens pengendali hayati (APH)/pestisida nabati, sedangkan pengendalian responsif dilakukan melalui gerakan pengendalian dengan menggunakan APH, pestisida nabati, dan pestisida kimiawi secara tepat (tepat sasaran, tepat jenis, tepat dosis dan konsentrasi, tepat waktu, tepat cara aplikasi dan tepat tempat).

Pengendalian OPT perlu didukung oleh sarana pengendalian yang memadai. Keterbatasan sarana dapat menyebabkan upaya pengendalian OPT tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu agar pengendalian OPT dapat berjalan dengan baik dan optimal perlu disediakan sarana pendukungnya yaitu pestisida, herbisida dan handsprayer.

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada TA. 2021

mengalokasikan anggaran penyediaan sarana

(25)

24 stok cadangan (buffer stock) yang akan digunakan untuk pengendalian OPT.

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan hal-hal lainnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Sarana Pengendalian OPT Tahun 2021.

c) Gerakan Pengendalian OPT (Padat Karya)

Gerakan Pengendalian OPT merupakan upaya responsif yang pelaksanaannya melibatkan petani dan masyarakat secara langsung. Masa pandemi covid-19 merupakan masa kritis bagi kehidupan bangsa Indonesia sehingga seluruh elemen masyarakat harus bahu membahu melawan wabah covid-19. Untuk itu dalam rangka mendukung upaya menanggulangi dampak covid-19,

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

menyelenggarakan kegiatan Gerakan Pengendalian OPT dengan sistem Padat Karya yang melibatkan petani, buruh tani dan elemen masyarakat lainnya. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan partisipasi aktif petani dan masyarakat dalam pengendalian OPT tanaman pangan sehingga dapat mendukung pengamaman produksi tanaman pangan di masa pandemi covid-19. 2. Areal Penanganan DPI

a) Sarana Penanganan DPI

Dampak Perubahan Iklim (DPI) ditandai dengan terjadinya fenomena iklim ekstrim yaitu kekeringan dan/atau curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan perubahan pada proses fisiologis tanaman. Keberhasilan pengamanan produksi dari terkena DPI sangat tergantung kepada kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan tindakan penanganan DPI. Adaptasi dan mitigasi DPI di tingkat kelompoktani/gapoktan merupakan salah satu upaya pengamanan produksi pangan dari terkena DPI. Oleh karena itu perlu didukung sarana penanganan DPI yang memadai.

(26)

25 Pompa air dapat digunakan sebagai sarana untuk mengalirkan air dari sumber air ke lahan sebagai upaya penanganan kekeringan atau sarana mengalirkan air dari lahan ke lokasi/saluran pembuangan air sebagai upaya penanganan banjir. Selain itu, pompa air juga dapat dimanfaatkan untuk mengambil/menarik air dari sumur dangkal/dalam yang sudah dimiliki oleh Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani.

Kegiatan dialokasikan melalui anggaran Pusat untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda dalam bentuk barang (526112) dan disalurkan berdasarkan usulan dari Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan/Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan hal-hal lainnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Sarana Penanganan DPI Tahun 2021.

b) Gerakan Penanganan DPI

Gerakan penanganan banjir/kekeringan merupakan upaya

pengamanan pertanaman pangan dari DPI,

(banjir/kekeringan) yang pelaksanaannya melibatkan peran serta masyarakat/petani secara langsung. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk padat karya yang melibatkan petani/masyarakat sekitar lokasi dan petugas pendamping lapangan (POPT/Penyuluh/Petugas lapangan lainnya). Kegiatan dilaksanakan untuk mendukung percepatan olah tanah dan tanam atau pengamanan standing crop dari DPI, melalui kegiatan pompanisasi. Untuk operasional kegiatan, diberikan bantuan berupa :

1. Bantuan Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)

Bantuan Biaya BBM digunakan untuk mendukung kegiatan pompanisasi.

2. Bantuan transport/uang saku

Bantuan transport/uang saku diberikan kepada peserta kegiatan.

(27)

26 pelayanan, pendampingan, pembinaan serta Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang dilaksanakan oleh Pusat/Daerah. Kegiatan tersebut yaitu :

1. Pengujian Mutu Produk Tanaman

Peningkatan kualitas produk tanaman pangan sebagai resultante penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan terkena DPI dapat dicapai melalui penggunaan pupuk yang seimbang dan penggunaan pestisida secara tepat. Pestisida dan pupuk yang digunakan harus bermutu baik dengan aplikasi yang tepat sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman dikonsumsi. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) merupakan unit kerja di bawah Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menjalankan tugas dan fungsi menjaga

kualitas produk tanaman pangan dari senyawa

kimia/kandungan logam/residu agar aman dikonsumsi dan melakukan pengujian efektivitas daya kerja pestisida. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian mutu produk tanaman dan pengujian mutu pupuk serta pestisida.

Produk tanaman atau pestisida/pupuk yang telah diuji akan dikeluarkan Sertifikat/Laporan Hasil Pengujian (LHP) yang memberikan informasi tentang kandungan cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat dalam produk tanaman serta kesesuaian bahan aktif pestisida/pupuk antara kemasan dan pengujian yang dilakukan. Pelayanan pengujian mutu produk tanaman selain dilakukan oleh BPMPT, saat ini juga dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Pestisida yang tersebar di sebelas Provinsi (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan). Mekanisme teknis pelayanan dan kelengkapan administrasi pelaksanaan diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan pengujian mutu.

(28)

27 Pembinaan dan pendampingan merupakan kegiatan arahan dan bimbingan kepada pelaksana kegiatan perlindungan tanaman pangan antara lain BPTPH, LPHP, BPT, POPT, Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani dan pelaksana kegiatan lainnya. Pembinaan dan pendampingan dilaksanakan dalam bentuk konsultasi, sosialisasi, bimbingan teknis dan workshop yang dilaksanakan secara daring (online) atau tatap muka (offline).

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan kegiatan serta

mengidentifikasi permasalahan dan mengupayakan

pemecahannya. B. Daerah (Dekonsentrasi)

Kegiatan perlindungan tanaman pangan yang dialokasikan di Daerah (Dekonsentrasi) dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi/BPTPH dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

Penerapan PHT merupakan salah satu bentuk pengamanan pertanaman tanaman pangan dengan memberdayakan petani alumni SLPHT dan mengikutsertakan petani yang belum mengikuti SLPHT (non alumni SLPHT).

Penerapan PHT dilaksanakan selama satu musim tanam, mulai dari masa pra tanam sampai dengan panen. Kegiatan pertemuan dilakukan sebanyak 12 kali yang terdiri dari pertemuan koordinasi, pertemuan mingguan/insidentil dan pertemuan pasca tanam/tindak lanjut dengan petugas pendamping (POPT-PHP/PPL/KCD). Pengamatan rutin dilakukan secara mingguan/insidentil sebanyak sepuluh kali dan hasil pengamatannya disampaikan pada saat pertemuan mingguan/insidentil. Kebutuhan operasional pelaksanaan telah dialokasikan sesuai RAB PPHT pada lampiran tabel 5 s.d. 7. Apabila terdapat kegiatan tambahan atau tidak ada alokasi anggarannya maka kegiatan tersebut dilakukan secara

swadaya. Sedangkan kebutuhan berupa bahan/alat

(29)

28 Pada TA. 2021, dialokasikan kegiatan PPHT sebanyak 4.000 Ha dengan rincian padi 3.350 Ha, jagung 330 Ha, kedelai/kc. tanah/kc. hijau 290 Ha dan ubi kayu 30 Ha yang tersebar di 31 Provinsi. Per 1 unit kegiatan PPHT dilaksanakan pada luas hamparan/kawasan padi 25 Ha, jagung 15 Ha, kedelai/kc. tanah/kc. hijau 5 Ha dan ubi kayu 5 Ha.

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan hal-hal lainnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Penerapan PHT Padi, Jagung dan Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Ubi Kayu.

b. Penerapan Penanganan DPI

Kegiatan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) merupakan salah satu bentuk pengamanan areal pertanaman padi melalui pemberdayaan petani yang lahannya rawan terkena DPI (banjir/kekeringan). Usaha tani dilakukan sesuai dengan iklim setempat dan menggunakan teknologi adaptif sederhana. Teknologi yang diterapkan dalam PPDPI adalah pembuatan lubang biopori dan pembuatan sumur suntik.

Penerapan Penanganan DPI dilaksanakan selama satu musim tanam, mulai dari masa pra tanam sampai panen. Tujuan kegiatan PPDPI sebagai berikut :

1. Memberdayakan petani dalam pengamanan areal pertanaman padi dari DPI melalui penerapan teknologi adaptif di lahan usaha taninya terutama pada daerah rawan terkena banjir/ kekeringan.

2. Mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan)

(30)

29 526312 (transfer uang ke rekening kelompok tani). Pada Tahun 2021, telah dialokasikan kegiatan PPDPI seluas 600 ha yang tersebar di 21 provinsi. Per 1 unit kegiatan PPDPI dilaksanakan pada lahan luas hamparan 10 ha.

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan hal-hal lainnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Penerapan Penanganan DPI. c. Gerakan Pengendalian OPT

Gerakan Pengendalian OPT adalah salah satu upaya responsif untuk mengendalikan serangan OPT sedini mungkin yang dilakukan secara bersama-sama pada spot/areal yang luas

(hamparan). Kegiatan pengendalian OPT dilakukan

berdasarkan rekomendasi POPT dengan menggunakan beberapa metode pengendalian seperti pengendalian secara fisik-mekanis, hayati, dan kimiawi.

Alokasi kegiatan gerakan pengendalian OPT pada TA. 2021 seluas 30.000 Ha (komoditas serealia 29.000 Ha dan komoditas akabi 1.000 Ha) yang tersebar di 31 provinsi dengan penggunaan biaya mengacu pada lampiran tabel 8.

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dan hal-hal lainnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT. d. Pembinaan Regu Pengendali Hama (RPH-RPO) dan Pos

Pelayanan Agens Hayati (PPAH)

RPH merupakan unit atau kelompok yang membantu pelaksanaan pengendalian di bawah komando Brigade Proteksi Tanaman (BPT). Peran RPH sebagai ujung tombak pengendalian OPT di lapangan sangat menentukan keberhasilan pengendalian. Pembentukan RPH merupakan solusi mengatasi keterbatasan tenaga atau kemampuan petani dalam mengendalikan OPT. Anggota RPH merupakan petani yang telah diberikan pelatihan oleh BPTPH/LPHP dalam hal kemampuan dalam mengendalikan OPT serta pengenalan alat pengendalian, kalibrasi dan pemeliharaannya.

(31)

30 lingkungan seperti Agens Pengendali Hayati (APH) dan Tanaman Refugia.

Mengingat pentingnya peranan PPAH tersebut maka diperlukan kegiatan pembinaan dan penyediaan bahan/alat pendukung sarana produksi perbanyakan APH/refugia. Tujuan dari kegiatan selain pengamanan OPT yang ramah lingkungan dalam rangka mendukung peningkatan produksi (output) juga menjadikan petani sebagai ahli PHT (outcome). Pada TA.

2021, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

mengalokasikan kegiatan pemberdayaan PPAH dan

penyediaan bahan perbanyakan APH/refugia yang

dilaksanakan oleh PPAH di 31 Provinsi. e. Pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha)

Salah satu bentuk strategi PHT dalam pengendalian hama tikus adalah dengan menggunakan predator alami yaitu burung hantu (Tyto Alba). Tyto Alba merupakan predator yang potensial karena spesies ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies lain yaitu ukuran tubuh yang relatif lebih besar, memilki kemampuan membunuh dan memangsa tikus cukup baik, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembang biak. Untuk mengembangkan pemanfaatan Tyto Alba sebagai musuh alami dalam pengendalian OPT tikus, pada TA. 2021 dialokasikan kegiatan Pembuatan Rubuha sebanyak 490 unit yang tersebar di 16 Provinsi. Dalam 1 unit rubuha yang didiami satu pasang burung hantu dapat mengamankan areal pertanaman padi dari serangan tikus seluas 2-5 Ha.

f. Operasional Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) / Laboratorium Agens Hayati (LAH)

(32)

31 Pelaksanaan Operasional LPHP/LAH diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP).

g. Operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT)

BPT merupakan salah satu kelembagaan perlindungan tanaman yang berperan langsung dalam pelaksanaan pengendalian OPT di lapangan. BPT dibentuk dengan tujuan untuk membantu petani dalam mengendalikan OPT pada saat terjadi eksplosi (ledakan) serangan OPT. Dalam pelaksanaan pengendalian, BPT dibantu oleh Regu Pengendalian Hama (RPH) atau petani setempat. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh BPT antara lain:

1. Mengelola sarana pengendalian OPT seperti pestisida, hansprayer dan mistblower.

2. Mendistribusikan sarana pengendalian OPT ke lokasi pengendalian OPT.

3. Melakukan pembinaan RPH.

Pada TA. 2021 telah dialokasikan kegiatan operasional pada 86 unit BPT yang tersebar di 30 Provinsi, yang wilayah kerjanya bersifat regional mencakup beberapa Kabupaten/Kota.

Pelaksanaan Operasional BPT diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Operasional BPT.

h. Operasional Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH)

BPTPH merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

yang melaksanakan tugas melakukan pengamatan,

peramalan, pengendalian OPT/DPI di daerah. Peran BPTPH sangat penting dalam rangka mendukung pencapaian sasaran dan program yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan karena merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Pusat dalam melaksanakan perlindungan tanaman pangan di Daerah. Pada TA. 2021 dialokasikan kegiatan operasional BPTPH pada 31 unit BPTPH yang berada di 31 Provinsi.

(33)

32 i. Petugas POPT/THL POPT

Jumlah POPT di lapangan setiap tahun mengalami penurunan yang disebabkan karena pensiun, mutasi kerja, meninggal dunia dan perubahan status kepegawaian lainnya. Peranan petugas POPT sangat penting dalam mengamankan serangan OPT di wilayahnya. Idealnya pada 1 kecamatan ditugaskan paling kurang 1 petugas POPT. Namun hal tersebut tidak dapat terpenuhi sehingga perlu dilakukan rekrutmen THL POPT yang bertugas membantu petugas POPT dan diberikan honorarium

sesuai Peraturan Menteri Pertanian nomor

14/PERMENTAN/TP.310/4/2018. Besarnya honorarium THL POPT disesuaikan dengan klasifikasi pendidikan dan diberikan selama 11 bulan dan ditambahkan insentif satu bulan serta difasilitasi asuransi ketenagakerjaan (BPJS) dengan rincian sebagai berikut :

1. Pendidikan SLTA : Honor Rp. 2.100.000,-/org/bln dan BPJS Rp. 110.000,-/org/bln

2. Pendidikan D-III : Honor Rp. 2.400.000,-/org/bln dan BPJS Rp. 110.000,-/org/bln

3. Pendidikan SI : Honor Rp. 2.600.000,-/org/bln dan dan BPJS Rp. 110.000,-/org/bln

Petugas THL POPT ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan ditempatkan di wilayah kerja yang telah ditetapkan BPTPH.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas POPT/THL POPT dalam melakukan pengamatan di wilayah kerjanya, setiap POPT/THL POPT diberikan Bantuan Operasional Pengamatan (BOP) sebesar Rp. 500.000,- per bulan.

j. Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH)

PPAH merupakan salah satu wadah bagi petani alumni SLPHT dan/atau petani non SLPHT yang memiliki kemampuan untuk menyiapkan, memperbanyak, menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan sarana pengendalian OPT yang ramah lingkungan seperti Agens Pengendali Hayati (APH).

(34)

33 menunjang kegiatan PPAH sebanyak 60 unit yang tersebar di 24 provinsi.

k. Bimbingan Teknis Petugas POPT/THL POPT

(35)

34 BAB III

BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TA. 2021

3.1 Tujuan Bantuan Pemerintah

Memberikan stimulan bantuan pemerintah kepada petani/kelompoktani/ gapoktan/penerima bantuan, berupa sarana produksi, alat pasca panen dan pengolahan, serta bantuan pemerintah lainnya dalam rangka pelaksanaan program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas untuk meningkatkan produksi serta program peningkatkan nilai tambah dan daya saing industri.

3.2 Sasaran Bantuan Pemerintah

Tersalurkannya stimulan bantuan pemerintah secara tepat waktu, tepat penerima, tepat lokasi, tepat komponen bantuan, sehingga berdampak pada pencapaian output program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas serta program peningkatkan nilai tambah dan daya saing industri.

3.3 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah

Jenis bantuan pemerintah kegiatan Pengelolaan Perlindungan Tanaman Pangan meliputi: (a) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran. (b) bantuan sarana dan prasarana (c) bantuan operasional.

Komponen bantuan pemerintah pada Rincian Output (RO) : 1. Areal Pengendalian OPT Tanaman Pangan (4580.CAI.001) 2. Areal Penanganan Dampak Perubahan Iklim (4580.CAI.002) 3.4 Penerima Bantuan Pemerintah

(36)

35 3.5 Bentuk Bantuan Pemerintah

Bantuan pemerintah pada kegiatan Pengelolaan Perlindungan Tanaman Pangan dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan sarana produksi, pestisida dan sarana pendukung lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 19.

Tabel 19. Kegiatan, Output Bantuan Pemerintah Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan TA. 2021

3.6 Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

Mekanisme yang mengatur persyaratan dan penetapan Bantuan Pemerintah mengacu pada pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada K/L dan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 250 / HK.310 / C / 11 / 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah serta petunjuk pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Sarana Pra-sarana Rehab/ bangu-nan Bantuan lainya karakteristik Bantuan Pemerintah Pengharga-an Ban-tuan Opera-sional

UangBarang/Jasa

Penerapan PHT Padi v v 31 Prov Penerapan PHT Jagung v v 17 Prov Penerapan PHT Kedelai/Kc

Hijau/Kc Tanah v v 21 Prov Penerapan PHT Ubi Kayu v v 4 Prov Dem Area Budidaya Tanaman

Sehat Padi v v Pusat (usulan daerah) PPAH v v 24 Prov Rumah Burung Hantu v v 16 Prov Pestisida/Herbisida v v Pusat (Usulan Daerah) Handsprayer v v Pusat (Usulan Daerah) PPDPI (Pembuatan Sumur

Pantek/Suntik dan Pompa Air) v v 24 Prov Pompa Air v v Pusat (Usulan

Daerah yang Dem Area Penanganan DPI v v Pusat (Usulan

Daerah) Kelompok Tani (Poktan), Gabungan

Kelompok Tani (Gapoktan), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Masyarakat, Kawasan Korporasi Petani, Kawasan Food Estate, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah

Areal penanganan DPI Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Masyarakat, Kawasan Korporasi Petani, Kawasan Food Estate, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah 1 Pengelolaan

perlindungan tanaman pangan

Areal pengendalian OPT Tanaman Pangan Program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas;

No Program Kegiatan Nama Bantuan Pemerintah

(37)

36 BAB IV.

TATA KELOLA BANTUAN PEMERINTAH

Kegiatan bantuan pemerintah Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan TA. 2021 memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh pengguna anggaran berupa transfer uang (526122 dan 526311), barang (526112 dan 526312). Pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintahnya dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :

4.1 Dalam Bentuk Transfer Uang

Proses pencairan, penyaluran dan pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Uang, diatur sebagai berikut:

1. Kategori bantuan ini adalah bantuan yang tidak termasuk dalam kategori bantuan penghargaan, bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana, dan bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/ 2. Kegiatan yang termasuk kategori Bantuan Pemerintah yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah ini, ditetapkan oleh Pengguna Anggaran dalam hal ini dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021.

3. Penerima bantuan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan PPK dan disahkan oleh KPA dengan memperhatikan sifat dan karakteristik bantuan.

4. Pemberian bantuan dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan,

5. Mekanisme pencairan uang melalui LS ke rekening Penerima Bantuan

6. Pencairan Bantuan dalam bentuk uang dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap dengan mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan

(38)

37 8. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana, mengesahkan kuitansi serta menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PP-SPM

9. PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen tagihan, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN

10. Penerima Bantuan Pemerintah menyampaikan laporan

pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran, berupa BAST meliputi: laporan jumlah dana yang diterima, dana yang dipergunakan, sisa dana, serta pernyataan bahwa pekerjaan telah disimpan. Selain itu juga melampirakan foto/film pekerjaan yang telah diselesaikan. Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana bantuan pemerintah TA. 2021 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait perpajakan. Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang pihak ketiga/penyedia barang dikenakan pajak PPN atas penjualan barang sesuai peraturan perpajakan yang berlaku. Pelaksanaan penanganan sanksi sesuai peraturan dan perundang-undangan.

4.2 Dalam Bentuk Barang/Jasa

Proses pencairan, penyaluran dan pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Barang/Jasa, diatur sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk barang/jasa dilaksanakan melalui mekanisme kontraktual maupun swakelola sesuai karakteristik bantuan pemerintah.

2. Kontrak pengadaan barang/jasa dilakukan antara PPK dengan penyedia barang/jasa.

3. Mekanisme pencairan uang dalam rangka pengadaan barang/jasa dilakukan melalui LS ke rekening Penyedia, kecuali untuk pemberian penghargaan dapat dilakukan melalui UP

4. Pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah dalam bentuk barang dilakukan oleh penyedia barang/jasa sesuai kontrak atau oleh PPK 5. Perjanjian/kontrak yang pembayarannya akan dilakukan melalui

(39)

38 lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk dicatatkan dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN.

6. Pada saat penyaluran bantuan atau pelaksanaan, dilakukan pemeriksaan jumlah dan spesifikasi barang serta dilakukan serah terima yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB).

7. Untuk beberapa jenis barang tertentu, pemeriksaan dan serah terima barang dilakukan setelah konstruksi/instalasi/perakitan barang selesai dikerjakan.

8. Tatacara penyerahan Barang Milik Negara (BMN) yang berasal dari belanja Bantuan Pemerintah dalam bentuk Barang mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam hal ini Peraturan Menteri Keuangan No.111/PMK.06/2016 tentang tatacara pelaksanaan pemindahtanganan BMN

9. Proses pengajuan tagihan pembayaran oleh Penyedia Barang diajukan kepada PPK berdasarkan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran antara lain: a. Perjanjian/Kontrak; b. Referensi Bank (nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa), c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang (BASTB) e. Berita Acara Pembayaran, f. Kuitansi, g. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP), h. Dokumen lain yang dipersyaratkan.

10. PPK melakukan pengujian dokumen tagihan, apabila telah memenuhi persyaratan, PPK mengesahkan dokumen tagihan dan menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PPSPM 11. PPSPM melakukan verifikasi Dokumen, selanjutnya menerbitkan

(40)

39

BAB V.

PENUTUP

(41)

40

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi KRO, RO pada struktur anggaran
Tabel 3.   Alokasi Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi  TA. 2021.
Tabel 5. RAB PPHT Komoditas Jagung
Tabel 7. RAB Gerakan Pengendalian OPT (per 1 Ha)
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Prinsip kerja rem hidrolik adalah menggunakan hukum pascal yaitu gaya penampang dari fluida akan menghasilkan tekanan yang akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.

Pencairan Bantuan dilakukan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening Kas Umum Negara ke rekening penyaluran dana Bantuan untuk kemudian disalurkan ke

Berdasarkan proyeksi kebutuhan Pengawas Sekolah pada Madrasah yang telah ditetapkan, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menyampaikan pengumuman secara terbuka kepada guru

Sebagai contoh hama utama pada tanaman padi dapat berupa wereng coklat, penggerek batang, ganjur karena serangga hama tersebut dapat menimbukan kerugian yang cukup besar

5. Setelah melakukan kegiatan diskusi tentang ciri- ciri masing- masing kelas filum arthropoda, siswa dapat menjelaskan ciri- ciri pada masing- masing kelas dari filum

menyiapkan bahan laporan pelaksanaan Program Indonesia Pintar sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu jika diminta kepada Pengelola Program di tingkat daerah

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penetapan

Untuk mencapai tujuan Program Wajib Belajar 12 Tahun tersebut, Pemerintah telah menyiapkan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang akan disalurkan kepada