• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP NEGERI 1 BAJENG KABUPATEN GOWA. SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP NEGERI 1 BAJENG KABUPATEN GOWA. SKRIPSI"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guru Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Teknologi Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Oleh : SAHABUDDIN

105311102417

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama: SAHABUDDIN

Nim : 105311102417

Jurusan : Teknologi Pendidikan

Judul Skripsi: Analisis Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Daring pada masa pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya berikan di tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2021

Yang Membuat Pernyataan

Sahabuddin

(5)

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama: SAHABUDDIN

Nim : 105311102417

Jurusan : Teknologi Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2,3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2021 Yang Membuat Pernyataan

Sahabuddin

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun yang dapat mengalahkan mu, merendah lah serendah rendahnya sampai tak seorang pun yang dapat merendahkan mu.

Karya ini kupersembahkan buat:

Kedua Orang Tuaku, Saudaraku, dan sahabatku,

atas keiklasan dan do’anya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(7)

vii

ABSTRAK

Sahabuddin. 2021. Analisis Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi.

Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Adam, dan pembimbing II Ridwan Daud Mahande.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu seberapa tinggi tingkat keberhasilan pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng di Masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng di Masa pandemi Covid-19.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey, sampel penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa sebanyak 276 siswa yang dipilih secara random sampling. Instrumen dan pengumpulan data menggunakan observasi dan kuesioner/angket, analisis data menggunakan statistik deskriptif

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pembelajaran daring terpenuhi karena melihat nilai yang dicapai siswa berada diatas nilai rata-rata.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis Tingkat keberhasilan Pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 bajeng Kabupaten Gowa berada pada kategori Tinggi.

Kata Kunci : pembelajaran daring,Covid-19.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur patutlah atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul. “Analisis tingkat keberhasilan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa.” Shalawat serta salam juga semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Kepada sahabat keluarga, serta umat yang istiqomah berada di jalan nya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu persyaratan guna menempuh gelar Strata-1 Program Studi Teknologi Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Di Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis mengambil judul skripsi ini adalah karena tertarik nya penulis untuk menganalisis tingkat keberhasilan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa, di mana sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini hambatan dan kesulitan selalu penulis temui, namun hanya atas izin nya serta bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda saya Mantan DG. Jime dan Ayahanda Abd. Rahman DG. Nai, atas Doa, kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan dalam membimbing dan membesarkan saya dengan penuh cinta dan kasih sayangnya.

(9)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat menyempurnakan skripsi ini sangat penulis harap kan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Teknologi Pendidikan pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, September 2021

Penulis

Sahabuddin

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1.Penelitian Relevan ... 7

2.Pengertian Pembelajaran Daring ... 8

3.Jenis-jenis Pembelajaran Daring ... 10

4.Karakteristik Pembelajaran Daring ... 15

5.Prinsip-prinsip Pembelajaran Daring ... 17

6.Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pembelajaran daring ... 19

(11)

xi

7.Faktor Penentu Keberhasilan Pembelajaran Daring ... 20

8.Indikator Keberhasilan Pembelajaran Daring ... 22

B. Kerangka Pikir ... 22

C. Hipotesis Tindakan... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A.Jenis Penelitian ... 25

B. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 25

C. Populasi Dan Sampel ... 25

D.Instrumen Penelitian... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A.Hasil penelitian... 34

B. Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A.Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN- LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan juga biasa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara teratur, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan untuk mengubah perilaku nya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan manusia dalam kehidupannya.

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Departemen Pendidikan Nasional, 2010).

Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan yang paling harus diperhatikan tentu proses pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran ini merupakan inti dari aktivitas pendidikan, oleh sebab itu pemecahan masalah rendahnya kualitas pendidikan harus di fokuskan pada kualitas pembelajaran.

Komponen - komponen yang dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas dan hasil pembelajaran yaitu guru, peserta didik, materi, metode, alat atau

(13)

media, sumber belajar, dan evaluasi. Kualitas pembelajaran dapat kita wujudkan apabila proses pembelajaran dirancang dan direncanakan dengan matang.

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi umpan balik antar guru dengan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan, karena antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Pemilihan model pembelajaran diperlukan beberapa pertimbangan antara lain adalah keadaan siswa, keadaan sekolah, lingkungan belajar yang dapat menunjang kemajuan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan kemajuan kehidupan sosial Di Masyarakat, serta tujuan pembelajaran yang akan di capai. Penerapan model pembelajaran menjadi salah satu faktor utama dalam proses pembelajaran karena ketika menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan kondisi peserta didik maka proses pembelajaran dan hasil belajarnya pun akan sesuai dengan yang diharapkan (Rosidalia, 2017).

Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada banyak pihak, kondisi ini sudah merambah pada dunia pendidikan, pemerintah pusat sampai pada tingkat daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mengeluarkan

(14)

Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang berisi bahwa pembelajaran dan aktivitas di Sekolah ditiadakan dan pembelajaran dilakukan diRumah.

Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan Covid-19 (Kemendikbud, 2020).

Sekolah Menengah Pertama merupakan salah satu jenjang pendidikan yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Sekolah dan juga pihak sekolah mulai mengubah strategi pembelajaran yang awalnya adalah tatap muka dengan mengubah menjadi pembelajaran non - tatap muka atau ada yang menyebut pembelajaran daring. Pemanfaatan sistem pembelajaran daring merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran.

Beberapa hal yang dapat dilakukan selama pembelajaran daring adalah saling berkomunikasi dan berdiskusi secara online (Riyanda, 2020).

Menurut Nugroho (2019) menyatakan bahwa indikator keberhasilan pembelajaran daring ditinjau dari beberapa aspek yaitu pertama aspek Teknologi misalnya, faktor jaringan dan teknologi yang memadai serta media yang digunakan interaktif. Kedua, aspek karakteristik pengajar dalam membuat konsep yang menarik. Aspek yang terakhir yaitu karakteristik siswa misalnya, aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan Di SMP Negeri 1 Bajeng di temukan beberapa masalah yang tidak sesuai dengan indikator keberhasilan pembelajaran daring. Dari hasil wawancara guru matematika

(15)

atas nama Ibu Hukmawati pada tanggal 05 Maret 2021 dan siswa di sekolah tersebut ditemukan masalah dalam aspek teknologi yaitu siswa terkendala dalam jaringan dan juga kuota untuk mengakses pembelajaran. Selain itu siswa juga terkendala dalam fasilitas pembelajaran seperti handphone serta siswa masih banyak yang belum paham dalam penggunaan media pembelajaran daring seperti Google Classroom. Dari aspek kesiapan siswa, siswa merasa sulit untuk belajar mandiri dalam memahami mata pelajaran sehingga banyak siswa yang tidak disiplin dengan kehadiran ataupun merespon pembelajaran hal mengakibatkan beberapa siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diatur oleh sekolah pada setiap mata pelajaran.

Dari permasalahan tersebut, perlu dilakukan evaluasi agar didapatkan langkah perbaikan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran daring. Hal itu lah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Daring pada masa pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah;

1. Bagaimana tingkat keberhasilan pembelajaran daring di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa di masa pandemi Covid-19.

2. Bagaimana karakteristik pengajar atau guru dalam pembelajaran daring di SMP Negeri 1 Bajeng.

(16)

3. Bagaimana tingkat keberhasilan pembelajaran daring di SMP Negeri 1 bajeng berdasarkan 6 kategori tingkat keberhasilan.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui analisis karakteristik pengajar terhadap tingkat

keberhasilan pembelajaran daring di SMP Negeri 1 Bajeng kab. Gowa.

2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran daring terhadap siswa berdasarkan 6 Indikator.

3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng di masa pandemi Covid-19.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan kualitas pembelajaran Daring Di SMPN 1 Bajeng Di Masa Pandemi Covid -19.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah Memberikan gambaran sejauh mana keberhasilan pelaksanaan pembelajaran daring Di masa pandemi Covid-19

b. Bagi Guru, memberikan pengetahuan tentang tingkat keberhasilan pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.

c. Bagi siswa, dapat membantu mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran Daring Di masa Pandemi Covid-19.

(17)

d. Bagi peneliti, Sebagai latihan bagi peneliti dalam menyusun sebuah karya ilmiah selanjutnya.

(18)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

1. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2020) dalam jurnal yang berjudul

“Tingkat Keberhasilan Sistem Pembelajaran Daring ditengah Pandemi Covid-19 pada Mata pelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat keberhasilan sistem pembelajaran Daring, khususnya pada matapelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah pada variabel yang hendak diamati yaitu tingkat keberhasilan pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.

Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah tempat dan waktu penelitian, pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Budhianto (2020) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Perkembangan dan Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Daring”. Hasil penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis perkembangan Learning maupun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan daring dan Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Andrianto (2019) dalam jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran

(19)

Daring Dalam Revolusi Industri 4.0.”Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran bagaimana menyikapi revolusi industri 4.0.

Hasil dari penelitian adalah manfaat dari metode pembelajaran secara daring unggul dari segi waktu, biaya serta akses yang tidak terbatas.

Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah pada waktu dan tempat penelitian, pada penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research).

Maka dirumuskan bahwa penelitian relevan hanya mengambil tentang faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan, perbedaan dengan penelitian ini dengan penulis adalah pada waktu tempat penelitian dan penelitian membahas faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sedangkan penulis membahas tentang tingkat keberhasilan pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.

2. Pengertian pembelajaran Daring

Menurut Suardi (2010) “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkaran belajar”.

Menurut makki (2019) mengatakan bahwa “pembelajaran berarti kegiatan belajar yang dilakukan oleh pelajar dan Guru”.

(Triganto, 2010) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat di jelaskan. Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk mengajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya.

(20)

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan siswa. Dengan demikian pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas(Sofyana, 2019).

Sedangkan belajar daring secara umum adalah suatu pembelajaran yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan media berbasis komputer. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui daring.

Pembelajaran dilakukan melalui distance learning.

Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan siswa untuk belajar sepenuhnya secara daring sambil tetap bersosialisasi di Rumah masing- masing agar selalu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media sosial dan aplikasi - aplikasi seperti Google Classroom yang terdapat di handphone, laptop, komputer dan lain sebagian. Guru harus selalu aktif dalam memberikan materi atau memberi informasi terkait pembelajaran daring pada saat ini.

(21)

3. Jenis-jenis Pembelajaran Daring

Jenis pembelajaran daring dapat dibedakan berdasarkan jenis interaksi, model desain penggunaan, serta skema penyelenggaraannya (Belawati, 2019).

a. Jenis Berdasarkan Skema Interaksi

Berdasarkan desain interaksi/komunikasi, pembelajaran daring dibedakan menjadi 2 yaitu:

a). Pembelajaran Sinkronus yaitu interaksi antara pembelajar dengan guru dan antar pembelajar itu sendiri dilakukan secara bersamaan waktunya dengan menggunakan media komunikasi langsung. Oleh karena komunikasi dan interaksinya berjalan secara real time maka pengajar dan pembelajar harus hadir secara bersamaan, walaupun dalam tempat yang berbeda dan terpisah. Contohnya adalah obrolan online dan konferensi video (Lidia, 2019).

Karena interaksi secara langsung, pembelajaran daring ini memiliki keunggulan dalam hal menghadirkan rasa kebersamaan.

Pembelajar dapat langsung bertanya jawab dan berdiskusi dengan pengajar dan sesama peserta lainnya secara instan sehingga setiap pertanyaan akan mendapat tanggapan secara cepat dan oleh karenanya proses kognitif pembelajar menjadi lancar tanpa interupsi. Di lain sisi, kelemahan dari pembelajaran daring ini adalah kendala waktu yang biasanya dialami para guru dan siswa. Proses pembelajaran yang

(22)

dilaksanakan dalam waktu bersamaan yang menuntut kehadiran secara bersamaan dapat menimbulkan rendahnya fleksibelitas waktu belajar.

b) Pembelajaran Asinkronus, Pembelajaran ini merupakan kebalikan dari pembelajaran sinkronus di mana proses pembelajaran dilakukan tidak dalam waktu yang bersamaan antara pengajar dengan pembelajar.

Pembelajaran ansinkron ini bisa dilakukan bahkan saat siswa atau guru sedang offline. Sebagian besar konsep untuk pembelajaran daring biasanya menggunakan teknologi asinkronus (Lidia, 2019).

Kelebihan dari pembelajaran ini adalah dalam hal meningkatkan partisipasi pembelajar secara kognisi (refleksi dan pencernaan informasi), dan juga dalam meningkatkan partisipasi personal seperti semangat dan motivasi belajar. Di lain sisi, kelemahan pembelajaran ini adalah kurangnya interaksi langsung yang menyebabkan pembelajar dapat merasa terasing. Perasaan sendirian dan tidak memiliki teman yang kerap dirasakan pembelajar online asinkronus dapat menyebabkan perasaan frustasi dan motivasi ketika mereka mengalami masalah belajar, dan dapat menimbulkan keinginan untuk menghentikan proses belajar.

b. Jenis Berdasarkan Model Desain

Berdasarkan model desain, pembelajaran daring dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut:

(23)

a) Desain Pembelajaran daring Tipe - Kelas, Model pembelajaran ini masih sangat mirip dengan metode pembelajaran pada format tatap muka.

b) Desain Pembelajaran daring Kolaboratif

Pembelajaran kolaborasi adalah proses pencarian dan penciptaan ilmu pengetahuan baru melalui pendekatan kontruktivisme. Dalam desain pembelajaran ini pembelajar diminta dan motivasi untuk bekerja sama dalam menemukan masalah, mengespor cara / berinovasi untuk memecahkan masalah dan dengan proses tersebut mereka akan mencari konsep-konsep ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah yang didiskusikan.

c) Desain Pembelajaran Daring Berbasis Kompetensi

Proses perancangan pembelajaran daring berbasis kompetensi dimulai dengan mengidentifikasi kompetensi atau keterampilan tertentu yang kita inginkan dicapai oleh pembelajar, lalu merancang kegiatan pembelajaran yang akan membantu pembelajar menguasai setiap tingkat kompetensi dengan kecepatannya masing-masing.

d) Desain Pembelajaran Model Komunitas Praktisi

Desain ini dipengaruhi oleh teori pembelajaran yang berdasarkan pengalaman (experiential learning), kontruktivisme sosial, dan konektivisme. Salah satu contoh pembelajaran model komunitas praktisi ini adalah komunitas layanan pelanggan (Belawati, 2019).

(24)

Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah keahlian dalam penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta didik. Menurut Hasanah, 2020 Menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau secara online yaitu:

1. Semangat belajar

Semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring kriteria ketuntasan pemahaman materi dalam pembelajaran ditentukan oleh pelajar itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan sendiri serta peserta didik harus mandiri. Sehingga kemandirian belajar tiap peserta didik menjadikan perbedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda.

2. Literacy terhadap teknologi

Selain kemandirian terhadap kegiatan belajar, tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika pembelajaran daring merupakan salah satu keberhasilan dari dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran daring peserta didik harus melakukan penguasaan terhadap Teknolologi yang akan digunakan.

Alat yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran daring ialah komputer, smart phone, maupun laptop. Perkembangan teknologi di Era 4.0 ini menciptakan bayak aplikasi atau fitur–fitur yang digunakan sebagai sarana pembelajaran daring.

(25)

3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal

Dalam ciri-ciri ini pelajar harus menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan interpersonal sebagai salah satu syarat untuk keberhasilan dalam pembelajaran daring. Kemampuan interpersonal dibutuhkan guna menjalin hubungan serta interaksi antar pelajar lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran daring dilaksanakan secara mandiri. Maka dari itu kemampuan interpersonal dan kemampuan dalam komunikasi harus tetap dilatih dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Berkolaborasi

Memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi.

Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya ataupun dengan dosen pada sebuah forum yang telah disediakan, karena dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah pelajar itu sendiri.

Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika pelajar mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga perlu dijaga guna untuk melatih jiwa sosial mereka, Supaya jiwa individualisme dan anti sosial tidak terbentuk di dalam diri pelajar.

Dengan adanya pembelajaran daring juga pelajar mampu memahami pembelajaran dengan kolaborasi. Pelajar juga akan dilatih supaya mampu berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung pembelajaran daring.

(26)

5. Keterampilan untuk belajar mandiri

Salah satu karakteristik pembelajaran daring adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena ketika proses pembelajaran, Pelajar akan mencari, menemukan sampai dengan menyimpulkan sendiri. “Pembelajaran mandiri merupakan proses di mana siswa dilibatkan secara langsung dalam mengidentifikasi apa yang perlu untuk dipelajari menjadi pemegang kendali dalam proses pembelajaran” (Hasanah, 2020). Ketika belajar secara mandiri, dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran secara daring.

4. Karakteristik Pembelajaran Daring

Menurut Allan (2018) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran Daring yaitu memungkinkan peserta didik belajar tanpa harus pergi ke ruang kelas, dan pembelajaran dapat dijadwalkan sesuai kesepakatan antara instruktur dan peserta didik, atau peserta didik dapat menentukan waktu sendiri belajar yang diinginkan. Sedangkan menurut Clark (2011) karakteristik pembelajaran Daring yaitu: Pertama, pembelajaran berbasis daring harus memiliki dua unsur penting yaitu informasi dan metode pengajaran yang memudahkan orang untuk memahami konsep pembelajaran.

Kedua, pembelajaran berbasis daring dilakukan melalui komputer menggunakan tulisan, suara atau gambar seperti ilustrasi, foto, animasi, dan video. Ketiga, pembelajaran berbasis daring diperuntukkan untuk membantu

(27)

pendidik mengajar seseorang peserta didik secara objektif. Daring kombinasi merupakan model pembelajaran yang memadukan pembelajaran konvensional dengan teknologi informasi yang dituangkan dalam website sehingga peserta didik mengakses dan mengunduh modul serta dapat memudahkan pendidik memantau keaktifan peserta didik mulai dari keaktifan membuka halaman, mengoreksi kuis, dan ujian tengah semester serta ujian akhir semester. (Suharyanto, 2016) menyebutkan bahwa Daring berprinsip sebagai alat bantu pembelajaran untuk menjadi lebih mudah, bermakna serta terarah dan prosesnya yang lebih banyak bergantung kepada teknologi canggih, oleh karenanya penggunaan daring sangat membutuhkan kesiapan pengajar serta fasilitas yang memadai. Menurut Munir (2009) menyatakan bahwa daring tidaklah sama dengan pembelajaran konvensional. Daring memiliki karakteristik - karakteristik sebagai berikut:

a. Interactivity (interaktivitas), tersedianya jalur yang lebih banyak, baik secara langsung seperti chatting atau messenger atau tidak langsung, seperti forum, mailing list atau buku tamu.

b. Independecy (Kemandirian), fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, guru dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran berpusat pada siswa.

c. Accessibility (Aksesibilitas), sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah di akses melalui pendistribusian jaringan internet dengan akses yang lebih luas dari pada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.

(28)

d. Enrichment (Pengayaan), kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.

Keempat karakteristik diatas merupakan hal yang membedakan daring dari kegiatan pembelajaran secara konvesesional. Dalam Daring daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi tergantung kepada instruktur atau guru, karena siswa mengontrol sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface situs web.

Dalam Daring sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang.

5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Daring

Menurut Hakim (2010) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip pembelajaran agar lebih efektif dan berjalan dengan baik. Yaitu diantaranya:

a. Belajar memerlukan kemauan yang kuat.

Hal yang sering terjadi pada peserta didik adalah bagaimana membuat kemauan belajarnya kuat dan stabil. Untuk mempunyai kemauan belajar yang kuat dan stabil, tentu peserta didik harus mempunyai tujuan belajar yang jelas. Terutama dengan menetapkan tujuan yang jelas sebelum memilih mata pelajaran yang akan dipelajarinya. Tujuan yang jelas dan benar-benar diinginkan seseorang, akan menyebabkan orang tersebut selalu berusaha untuk belajar dengan rajin agar apa yang menjadi tujuannya itu tercapai.

(29)

b. Keberhasilan Belajar Ditentukan Oleh Banyak Faktor.

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan belajar itu banyak, ada kalanya juga individu yang satu memerlukan faktor yang berbeda dari pada individu lain didalam mencapai keberhasilan belajar. Secara garis besar, Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada diri individu itu sendiri. Seperti kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan, daya ingat, kemauan, dan bakat. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu yang bersangkutan. Seperti keadaan lingkungan rumah, kampus, media elektronik, dan lain sebagainya.

Setiap orang tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan yang berbeda satu sama lain. Dalam hal ini, yang sangat perlu dilakukan adalah bagaimana agar seseorang dapat menutupi kelemahannya pada segi tertentu dengan kelebihan segi-segi lainnya.

a. Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi.

Cara belajar seperti ini akan memungkinkan seseorang untuk dapat mengerti suatu pokok pelajaran dengan lebih cepat dan lebih mudah.

Hasilnya juga akan jauh lebih jelas dari pada belajar bagian demi bagian.

b. Proses belajar memerlukan metode yang tepat.

Proses belajar dengan metode tepat akan memungkinkan seorang peserta didik menguasai ilmu dengan mudah dan cepat, sesuai dengan

(30)

kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Dengan kata lain, metode belajar yang tepat tersebut akan memungkinkan peserta didik lebih memudahkan dalam proses pencarian pemahaman sendiri dengan efektif dan efisien.

c. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan siswa.

Dalam prinsip belajar ini, sangat mempengaruhi seorang murid atau mahasiswa dalam menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi motivasi individu dalam belajar. Karena itu, Guru/dosen dan pengajar yang baik tentunya akan selalu berusaha untuk menerapkan metode pengajaran yang benar-benar sesuai dengan kemampuan murid-muridnya.

Dengan kesesuaian ini akan membuat murid-muridnya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam mempelajari sebuah studi.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran Daring.

a. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas daring (Frensen, 2007; FAO, 2011), yaitu sebagai berikut: Konsep berbasis peserta didik, artinya kurikulum E-Learning harus relevan dengan kebutuhan peserta didik, peran, dan tanggung jawab dalam kehidupan professional.

b. Segmentasi konsep diperlukan guna memfasilitasi asimilasi pengetahuan baru dan untuk memberikan fleksibilitas penjadwalan waktu belajar bagi peserta didik.

c. Konsep yang menarik, artinya metode dan teknik pembelajaran harus digunakan secara kreatif guna mengembangkan pengalaman belajar yang memotivasi dan menarik bagi peserta didik.

(31)

d. Interaktivitas, seringnya frekuensi interaksi siswa diperlukan guna menjaga atensi dan mempromosikan pembelajaran.

e. Teknologi, artinya pendekatan penggunaan teknologi, reliabilitas, ketersediaan, aksebilitas, system pelatihan klien/pengguna, dukungan IT untuk klien/ pengguna, pendekatan permintaan bandwidth dan download, dan manajemen data siswa/peserta didik.

f. Guru/ pengajar. Kemampuan dalam berinteraksi/ memfasilitasi pemberian frekuensi umpan balik, latar belakang pendidikan, evaluasi kompetensi mengajar, komunitas, dan empati.

g. Siswa/ peserta didik. Kemampuan dalam berkomunikasi, manajemen waktu, pembelajaran regulasi diri, berpikir kritis, dan pemecahan masalah (Rusli, 2017).

7. Faktor Penentu Keberhasilan Pembelajaran Daring

Pendidikan/pembelajaran secara daring telah menciptakan euforia yang begitu luar biasa, di mana sebelumnya pembelajaran hanya mengandalkan tatap muka dan masih terbatas oleh jarak dan waktu dan sekarang mulai Bertransformasi menjadi daring, di mana kendala tersebut sudah tidak akan terjadi lagi. Ekspansi yang cepat dari Internet sebagai platform penyampaian kursus yang potensial, dikombinasikan dengan meningkatnya minat dalam pembelajaran seumur hidup dan terbatasnya anggaran, telah menciptakan insentif yang signifikan bagi universitas untuk mengembangkan program online. Teknologi saat ini telah tersedia dan relatif mudah digunakan, Universitas-Universitas yang tidak belum siap

(32)

dengan hal tersebut maka akan tertinggal dalam perlombaan untuk globalisasi dan perkembangan teknologi (Nugroho, 2019).

Untuk menjadikan pembelajaran daring berjalan sukses maka kuncinya adalah efektivitas, berdasarkan studi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat 3 hal yang dapat memberikan efek terkait pembelajaran secara daring yaitu

a. Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk terjadinya pertukaran sinkronisasi dan Asinkronisasi; siswa harus memiliki akses yang mudah (misalnya melalui akses jarak jauh); dan jaringan seharusnya membutuhkan waktu minimal untuk pertukaran dokumen.

b. Karakteristik pengajar, pengajar memainkan peran sentral dalam efektivitas pembelajaran secara daring, bukan sebuah teknologi yang penting tetapi penerapan instruksional teknologi dari pengajar yang menentukan efek pada pembelajaran, siswa yang hadir dalam kelas dengan instruktur yang memiliki sifat positif terhadap pendistribusian suatu pembelajaran dan memahami akan sebuah teknologi akan cenderung menghasilkan suatu pembelajaran yang lebih positif. Dalam lingkungan belajar konvensional siswa cenderung terisolasi karena mereka tidak memiliki lingkungan khusus untuk berinteraksi dengan pengajar.

c. Karakteristik siswa, Lieder mengungkapkan bahwa siswa yang tidak memiliki keterampilan dasar dan disiplin diri yang tinggi dapat

(33)

melakukan pembelajaran yang lebih baik dengan metode yang disampaikan secara konvensional, sedangkan siswa yang cerdas serta memiliki disiplin serta kepercayaan diri yang tinggi akan mampu untuk melakukan pembelajaran dengan metode daring (Nugroho, 2019).

8. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Daring

Berdasarkan adaptasi dari penelitian (Rusli, 2017) dan (Nugroho, 2019) terdapat beberapa indikator keberhasilan pembelajaran daring yaitu:

a. Kurikulum E-Learning harus relevan dengan kebutuhan siswa

b. Segmentasi konsep dan fleksibilitas penjadwalan waktu belajar bagi siswa c. Konsep yang menarik dengan menggunakan teknik pembelajaran yang

kreatif

d. Interaktivitas antara siswa yaitu kemampuan dalam berkomunikasi

e. Teknologi, yaitu dengan banyak menggunakan pendekatan penggunaan teknologi

f. Karakteristik Guru/ pengajar yaitu Kemampuan guru mengatur jalannya pembelajaran dan memiliki kemampuan dalam berinteraksi terhadap siswa.

B. Kerangka Pikir

Analisis tingkat keberhasilan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa, dilakukan dengan beberapa prosedur. Pada tahap pertama adalah stadi pendahuluan yang terdiri dari observasi, observasi ini dilakukan pada awal kunjungan sekolah untuk melihat kondisi sekolah hingga pada proses belajar dalam kelas yang dilakukan

(34)

selama masa pandemi Covid-19. Setelah mengetahui media pembelajaran Daring yang digunakan kemudian melihat hasil belajar peserta didik dengan cara pembagian Angket kepada siswa mengenai permasalahan pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa, dalam artian melakukan analisis dengan mengkaji tingkat keberhasilan pembelajaran daring sehingga didapatkan hasil Tinggi, sedang dan rendah.

Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti dan berdasarkan latar belakang dari pemasalahan maka peneliti ingin mengetahui analisis tingkat keberhasilan pembelajaran daring pada masa pandemic Covid- 19 di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Studi Pendahuluan

Pembagian Angket/instrumen

Analisis Tingkat keberhasilan pembelajaran daring Media dan Pembelajaran Daring

SMP Negeri 1 Bajeng

(35)

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir.

C. Hipotesis

Hipotesis ini merupakan respon sementara terhadap rumusan masalah yang belum dapat dibuktikan melalui penelitian. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:

H0: Analisis Tingkat keberhasilan pembelajaran daring di SMP Negeri 1 Bajeng berada dalam kategori rendah.

Ha: Analisis Tingkat keberhasilan pembelajaran daring di SMP Negeri 1 Bajeng berada dalam kategori tinggi.

Hasil analisis

Tinggi Sedang Rendah

(36)

25 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan metode kuantitatif dengan pendekatan survey, penelitian survei merupakan proses pengambilan sampel dari suatu populasi serta digunakannya kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Sugiyono, 2018). Metode survei atas pertimbangan penelitian pertama untuk kelengkapan data, sedangkan alasan yang kedua adalah karena kebutuhan penelitian.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Tempat Penelitian ini dilaksanakan SMP Negeri 1 Bajeng, Kabupaten Gowa, Kecamatan Bajeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Menurut (Sugiyono, 2019)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa.

(37)

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

No. Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Siswa Laki-Laki Perempuan

1 VII. A 10 20 30

2 VII. B 17 14 31

3 VII. C 11 19 30

4 VII. D 15 15 30

5 VII. E 13 17 30

6 VII. F 14 16 30

7 VII. G 12 18 30

8 VII. H 18 13 31

9 VII. I 17 13 30

10 VII. J 24 6 30

11 VIII. A 6 26 32

12 VIII. B 14 19 33

13 VIII. C 10 23 33

14 VIII. D 20 14 34

15 VIII. E 13 20 33

16 VIII. F 19 15 34

17 VIII. G 11 22 33

18 VIII. H 21 12 33

19 VIII. I 19 14 33

20 IX. A 8 21 29

(38)

Sumber: Kantor Tata Usaha SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa 2. Sampel

Penentuan jumlah sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan pengambilan sampel secara Random Sampling Class. Alasan menggunakan rumus Slovin adalah untuk mempermudah dalam pengumpulan data serta adanya keterbatasan dana dan waktu penelitian.

Jumlah popuasi dalam penelitian adalah 888 peserta, persentase kelonggaran yang digunakan adalah 5% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian untuk mencapai sampel penelitian dengan perhitungan rumus Slovin sebagai berikut ,

( ) Keterangan:

= Ukuran Sampel

21 IX. B 11 17 28

22 IX. C 9 21 30

23 IX. D 12 17 29

24 IX. E 14 14 28

25 IX. F 13 17 30

26 IX. G 14 16 30

27 IX. H 13 14 27

28 IX. I 19 10 29

29 IX. J 19 9 28

Jumlah 888

(39)

N = Populasi

e = Presentasi kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan. 5% (0,05)

( )

( )

dibulatkan menjadi 276 siswa. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 276 siswa.

D. Instrumen penelitian

Menurut (Sugiyono, 2018) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, yang disusun terlebih dahulu secara sistematis dalam bentuk kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen berisi tentang penjabaran variabel menjadi indikator yaitu unsur- unsur dari variabel yang akan diteliti. Indikator yang sudah disusun lalu dijabarkan menjadi butir butir pertanyaan maupun pernyataan yang kemudian digunakan untuk memperoleh data. Jumlah pertanyaan dalam angket sebanyak 20 butir. Berikut gambaran kisi-kisi angket:

Tabel 3.2 kisi-kisi instrumen angket

No Indikator Nomor soal

1

Kurikulum pembelajaran daring harus relevan

dengan kebutuhan siswa. 1,4,6

2 Segmentasi konsep dan fleksibilitas

2,5,7

(40)

penjadwalan waktu belajar bagi siswa

3

Konsep yang menarik dengan menggunakan

teknik pembelajaran yang kreatif 3,14,20

4

interaktivitas antara siswa yaitu kemampuan

dalam berkomunikasi 11,17,19

5

Teknologi, yaitu dengan banyak menggunakan

pendekatan penggunaan teknologi. 8,10,13,18

6

Karakteristik Guru/ pengajar yaitu Kemampuan guru mengatur jalannya pembelajaran dan memiliki kemampuan dalam berinteraksi terhadap siswa

9,12,15,16

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 skala liker yang berisi 4 alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan yaitu:

Poin 1: sangat tidak setuju Poin 2: tidak setuju Poin 3: sejutu Poin 4: sangat setuju E. Teknik Pengumpulan Data

1. observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi di Lapangan, berkaitan dengan pembelajaran Daring di masa Pandemi Covid- 19 dan fakta-fakta yang dapat di observasi berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa.

(41)

2. Kuesioner/angket, angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tau dengan pasti variabel yang akan diukur dan tau apa yang bisa di harapkan dari responden. Adapun Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Angket tertutup merupakan salah satu jenis angket yang jawaban dari pernyataan- pernyataan dalam angket tersebut sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden hanya perlu menjawab pernyataan sesuai dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti tersebut (Arifin, 2011).

3. Pedoman Dokumentasi, yaitu mempelajari dan menggali data yang ada.

Data yang digali terutama berkaitan dengan tingkat keberhasilan pembelajaran Daring di masa Pandemi Covid-19.

Menurut Sugiyono (2018) mengemukakan bahwa “dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berlalu berbentuk gambar, foto, sketsa dan lain-lain”. Dokumentasi merupakan pelengkap dari teknik pengumpulan data observasi. Objek penelitian ini didokumentasikan sebagai pendukung mengenai hasil observasi agar semakin akurat dan dipercaya. Seperti dokumentasi RPP dan dokumentasi observasi guru- guru Di SMP Negeri 1Bjeng Kab. Gowa.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu menggunakan analisis statistik deskriptif.

(42)

Menurut Sugiyono (2019) menyatakan bahwa statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagian mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini data yang dianalisis yaitu tingkat keberhasilan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng.

Adapun kriteria siswa di katakan tuntas belajar apabila mencapai nilai KKM yang telah ditentukan Sekolah, yaitu nilai 75.

1. Deskripsi hasil observasi a. Guru

Dari hasil wawancara guru Di Sekolah tersebut ditemukan beberapa masalah dalam aspek teknologi yaitu ada sebagian siswa terkendala dalam jaringan dan kuota untuk mengakses pembelajaran.

b. Siswa

Dari hasil wawancara siswa Di Sekolah ditemukan masalah dalam aspek yaitu siswa merasa sulit untuk belajar mandiri dalam memahami mata pelajaran pada saat pembelajaran daring berlangsung dan banyak siswa yang terkendala dalam fasilitas pembelajaran seperti Handphone serta siswa masih banyak yang belum paham maupun mahir dalam penggunaan media pembelajaran daring seperti Google Classroom dan sebagainya.

(43)

2. Deskripsi hasil angket siswa

Peneliti akan membuat pernyataan untuk mengetahui persepsi siswa.

Kategori yang di kumpul akan diukur dengan skala Likert, yaitu setiap jawaban diberi skor mulai dari 1-4. Skala Likert adalah instrument yang umumnya digunakan untuk menerima responden dalam memberikan tanggapan terhadap beberapa statement dengan menunjukkan apakah dia sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Teknik analisis data yang akan peneliti lakukan adalah dengan cara menyusun, mengurutkan data yang akan diperoleh dengan membagi variabel penelitian ke dalam sejumlah frekuensi dan persentase kemudian dianalisis dan di interpretasikan dengan cara memaparkan data - data yang telah diperoleh tersebut dengan kata-kata dalam kalimat secara jelas dan terperinci.

Pengambilan nilai per item pertanyaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus persentase menurut Sanafiah Faisal (dalam Septi, 2013) sebagai berikut

Keterangan : P = Persentase

= Jumlah total skor hasil angket N = Jumlah seluruh responden

Menentukan kriteria penilaian tentang hasil angket, maka dilakukan pengelompokkan atas 3 kriteria persentase yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Adapun kriteria persentase tersebut yaitu sebagai berikut:

(44)

Tabel 3.4 Pengkategorian Skor Angket

No. Interval Kategori

1. 76-100 Tinggi

2. 50-75 Sedang

3. 0-49 Rendah

Sumber: Sugiyono (2019).

(45)

34 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah data hasil penelitian yang dilakukan Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa:

1. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi terlihat guru dalam pembelajaran daring melakukan perencanaan pembelajaran daring agar proses belajar menjadi lebih terarah. Perencanaan pembelajaran daring guru membuat dan mempersiapkan RPP daring, membuat media pembelajaran yang sesuai materi yang yang akan dipelajari dan mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.

a. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran daring (RPP Daring) Berdasarkan hasil temuan observasi peneliti temukan terlihat guru sudah membuat RPP daring yang digunakan untuk mengajar. Guru membuat RPP daring dengan melihat di Internet dengan berbagai sumber dan berdiskusi dengan guru lain, RPP daring yang dibuat atau yang digunakan guru terdiri dari pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Penulis melakukan wawancara guru terkait RPP yang digunakan saat pembelajaran daring untuk menggali informasi lebih dalam mengenai data yang telah diperoleh.

Selama pembelajaran dilakukan secara daring guru selalu membuat RPP daring satu lembar setiap materi pertemuan. Guru matematika membuat RPP daring dengan pedoman untuk mengajar sehingga

(46)

pembelajaran menjadi lebih terarah dan sistematis. Sebagai guru yang professional maka guru harus melaksanakan kewajibannya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, karena itu sangat penting sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah dan dapat berjalan dengan baik.

b. Mempersiapkan media pembelajaran

Perencanaan pembelajaran selanjutnya yaitu membuat media pembelajaran, dari hasil observasi guru terlihat sudah mempersiapkan dan membuat media pembelajaran berupa video pembelajaran. Video pembelajaran dibuat berdasarkan materi yang akan dipelajari, namun jika guru tidak membuat video pembelajaran, maka guru tetap akan mencari video pembelajaran di You tube yang sesuai materi yang akan di paparkan kepada siswanya.

c. Mempersiapkan bahan ajar

Perencanaan pembelajaran selanjutnya yaitu mempersiapkan bahan ajar berupa video pembelajaran yang telah dibuat atau di download dari Youtube dan mempersiapkan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan membaca buku dan mempelajari video yang sudah dibagikan ke siswa, agar ini dilakukan agar saat proses pembelajaran berlangsung guru dapat menguasai semua materi pelajaran.

2. Hasil Angket Siswa

Hasil angket tanggapan siswa Di SMP Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa. yang disebarkan mulai tanggal 29 Juli 2021 melalui Whataspp Grup

(47)

siswa dan guru. Maka diperoleh hasil data angket siswa dengan jawaban responden terbanyak sebagai berikut:

Tabel. 4. 1 Hasil tanggapan Angket Indikator 1

No Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 76-100 Tinggi 160 58,0

2 50-75 Sedang 106 38,4

3 0-49 Rendah 10 3,6

Total 276 100.0

Tabel4.1 menunjukkan bahwa indikator 1 tentang kurikulum pembelajaran daring harus relevan dengan kebutuhan siswa mendapatkan kategori tinggi dengan nilai 58,0%, kategori sedang dengan nilai 38,4% dan kategori rendah dengan nilai 3,6%. Berdasarkan tabel diatas bahwa indikator 1 memiliki persentase paling tinggi sebesar 58,0% dibandingkan dengan kategori lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan indikator 1 berada pada tingkat keberhasilan tinggi.

Tabel. 4. 2 Hasil tanggapan Angket Indikator 2

No Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 76-100 Tinggi 200 72,5

2 50-75 Sedang 69 25,0

3 0-49 Rendah 7 2,5

Total 276 100.0

(48)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa indikator 2 tentang segmentasi konsep dan fleksibilitas penjadwalan waktu belajar bagi siswa mendapatkan kategori tinggi dengan nilai 72,5%, kategori sedang dengan nilai 25,0% dan kategori rendah dengan nilai 2,5%. Berdasarkan tabel diatas bahwa indikator 2 memiliki persentase paling tinggi sebesar 72,5% dibandingkan dengan kategori lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan indikator 2 berada pada tingkat keberhasilan tinggi.

Tabel. 4. 3 Hasil tanggapan Angket Indikator 3

No Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 76-100 Tinggi 191 69,2

2 50-75 Sedang 79 28,6

3 0-49 Rendah 6 2,2

Total 276 100.0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa indikator 3 tentang konsep yang menarik degan menggunakan teknik pembelajaran yang kreatif mendapatkan kategori tinggi dengan nilai 69,2%, kategori sedang dengan nilai 28,6% dan kategori rendah dengan nilai 2,2%. Berdasarkan tabel diatas bahwa indikator 3 memiliki persentase paling tinggi sebesar 69,2% dibandingkan dengan kategori lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan indikator 3 berada pada tingkat keberhasilan tinggi.

(49)

Tabel. 4. 4 Hasil tanggapan Angket Indikator 4

No Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 76-100 Tinggi 223 80,8

2 50-75 Sedang 48 17,4

3 0-49 Rendah 5 1,8

Total 276 100.0

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa indikator 4 tentang Interaktivitas antara siswa yaitu kemampuan dalam berkomunikasi mendapatkan kategori tinggi dengan nilai 80,8%, kategori sedang dengan nilai 17,4% dan kategori rendah dengan nilai 1,8%. Berdasarkan tabel diatas bahwa indikator 4 memiliki persentase paling tinggi sebesar 80,8% dibandingkan dengan kategori lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan indikator 4 berada pada tingkat keberhasilan Tinggi.

Tabel. 4. 5 Hasil tanggapan Angket Indikator 5

No Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 76-100 Tinggi 207 75,0

2 50-75 Sedang 63 22,8

3 0-49 Rendah 6 2,2

Total 276 100.0

(50)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa indikator 5 tentang teknologi, yaitu dengan banyak menggunakan pendekatan teknologi mendapatkan kategori tinggi dengan nilai 75,0%, kategori sedang dengan nilai 22,8% dan kategori rendah dengan nilai 2,2%. Berdasarkan tabel diatas bahwa indikator 5 memiliki persentase paling tinggi sebesar 75,0% dibandingkan dengan kategori lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan indikator 5 berada pada tingkat keberhasilan tinggi.

Tabel. 4. 6 Hasil tanggapan Angket Indikator 6

No Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 76-100 Tinggi 189 68,5

2 50-75 Sedang 76 27,5

3 0-49 Rendah 11 4,0

Total 276 100.0

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator 6 tentang karakteristik guru/pengajar yaitu kemampuan guru mengatur jalannya pembelajaran dan memiliki kemampuan dalam berinteraksi terhadap siswa mendapatkan kategori tinggi dengan nilai 68,5%, kategori sedang dengan nilai 27,5% dan kategori rendah dengan nilai 4,0%. Berdasarkan tabel diatas bahwa indikator 6 memiliki persentase paling tinggi sebesar 68,5% dibandingkan dengan kategori lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan indikator 6 berada pada tingkat keberhasilan tinggi.

(51)

Tabel. 4.7 Hasil tanggapan Angket tentang Keberhasilan pembelajaran daring

No Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 76-100 Tinggi 215 77,9

2 50-75 Sedang 56 20,3

3 0-49 Rendah 5 1,8

Total 276 100.0

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa persentase tingkat keberhasilan pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa dalam 3 kategori tingkat keberhasilan pembelajaran daring. Dengan kategori tingkat keberhasilan tinggi sebesar 77,9% dengan total 215 responden untuk kategori tingkat keberhasilan sedang sebesar 20,3% dengan total 56 responden dan kategori tingkat keberhasilan rendah 1,8% dengan total 5 responden.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pembelajaran daring dalam kategori Tinggi memiliki persentase paling Tinggi dibandingkan dengan kategori lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa, dalam kategori tingkat keberhasilan Tinggi dengan nilai persentase rata-rata 77,9%.

(52)

3. Hasil Dokumentasi

Berdasarkan pengumpulan dokumentasi pembelajaran yang mendukung penelitian ini, peneliti mengetahui bahwa Di SMP Negeri 1 Bajeng masih menggunakan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan peraturan menteri tahun pendidikan dan kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peneliti memperoleh Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi pembelajaran secara umum yang dilakukan oleh guru, sehingga RPP secara khusus untuk pembelajaran daring tidak berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Akibatnya tahapan pembelajaran di RPP tidak terlaksana dengan baik. Adapun dalam RPP yang seharusnya dilaksanakan tatap muka indikator pembelajaran yang dapat dilihat dari RPP yang ada adalah sebagai berikut:

Indikator pertama observasi (mengamati) ditemukan pada kegiatan berikut: 1) Melihat, 2) Membaca, 3) Mendengar, 4) Menyimak, 5) Mengamati objek/kejadian, 6) Membaca sumber lain selain buku teks.

Indikator kedua yaitu klasifikasi (menggolongkan) pada kegiatan mengumpulkan informasi dan mengolah informasi dari materi. Indikator ketiga interpretasi (menafsirkan) pada kegiatan aktivitas dan menulis. Dan indikator ke empat mengkomunikasikan dilihat pada kegiatan mendiskusikan, mempresentasikan, dan saling bertukar informasi

(53)

B. Pembahasan

Setelah melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa analisis data yang dilakukan sebagai berikut.

a. Analisis hasil Observasi

Setelah melakukan analisis observasi dalam pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa sudah terlaksana dengan cukup baik. Dalam pembelajaran daring guru selalu membuat perencanaan pembelajaran dengan membuat RPP daring dengan melihat internet dan berdiskusi dengan guru-guru lain, RPP daring yang dibuat guru terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

Selalin itu guru selalu mempersiapkan bahan ajar dengan mempelajari kembali materi yang akan diajarkan, hal itu dilakukan agar guru dapat menguasai materi pembelajaran dengan sempurna. Selain itu guru juga mempersiapkan media berupa video pembelajaran sebelum pembelajaran berlangsung yang akan dikirim ke grup Whatsapp masing-masing.

Selanjutnya untuk bentuk evaluasi dan teknik penilaian terhadap peserta didik di masa pandemi dilakukan melalui aplikasi Whatsapp dalam penelitian tugas harian siswa. Selain itu guru juga akan memberikan penilian setiap akhir pembelajaran berupa kritikan kepada siswa tentang perilakunya selama proses pembelajaran yang disampaikan kepada wali murid melalui Whatsapp. Penilian merupakan hal yang sangat penting karena untuk mengetahui ketercapaian siswa dalam pembelajaran. Selain itu

(54)

juga dengan adanya penilaian akan memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan dengan kondisi pandemi Covid -19 saat ini. Hamalik (2001) menyatakan, proses evaluasi umumnya berpusat pada siswa, ini berarti evaluasi dimaksudkan untuk mengamati hasil belajar siswa dan berupaya menentukan bagaimana kesempatan belajar yang dilakukan siswa di masa pandemi saat ini.

b. Analisis hasil angket siswa

Berdasarkan hasil angket pembelajaran daring Di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa dapat dilihat dari hasil 6 indikator terdapat 20 angket terkait pernyataan pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Dari 6 indikator yang memiliki kategori tertinggi adalah indikator yang ke empat sebanyak 80,8% dan total kategori tertinggi keberhasilan pembelajaran daring dari enam indikator dengan jumlah 20 butir pernyataan angket memiliki nilai tertinggi sebanyak 77,9%. Hal ini terealisasikan karena bantuan guru dalam mengarahkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di masa pandemi ini untuk tetap melakukan pembelajaran daring yang mudah dan menarik, sehingga siswa tetap bisa mengembangkan keterampilan yang dimiliki setiap siswa meskipun dalam proses pembelajaran daring.

c. Analisis hasil Dokumentasi

Setelah melakukan analisis dokumentasi pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran Matematika Di SMP Negeri 1 Bajeng

(55)

Kab. Gowa diketahui bahwa susunan RPP yang digunakan masih sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 dengan 13 (tiga belas) komponen RPP. Namun sekarang ini pembaharuan terhadap penyederhanaan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran telah disederhanakan sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menyusun komponen inti adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, sedangkan komponen lainnya bersifat pelengkap.

Tidak adanya rancangan pelaksanaan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru untuk proses pembelajaran daring tentunya memberi pengaruh pada pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat terlaksana dengan baik sesuai tahapan pembelajaran dalam RPP yang ada yaitu RPP tatap muka yang dimiliki oleh guru. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap siswa dalam mengasah kemampuan keterampilan proses belajar siswa karena guru tidak memiliki langkah pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran daring.

Beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran daring berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu: melakukan kegiatan pembuka melalui Grup Whatsapp berupa salam, dan mengabsen, kemudian guru akan mengarahkan siswa jika

(56)

pembelajaran hanya melalui Whatsapp guru akan memberikan materi di grup Whatsapp atau mengarahkan siswa untuk masuk ke aplikasi belajar yang digunakan oleh sekolah misalnya Google Classroom. Dalam aplikasi belajar guru akan mengarahkan siswa mengisi absen terlebih dahulu. Hingga pada kegiatan pembelajaran guru akan membagikan materi belajar berupa buku atau modul, video pembelajaran, power point atau gambar-gambar yang mendukung pembelajaran yang tentunya akan membantu siswa dalam mengasah keterampilan proses siswa siswa. Diakhiri pembelajaran guru juga terkadang memberikan siswa tugas dan dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa guru juga akan memberikan semangat dan motivasi kepada siswa agar bersemangat dalam proses pembelajaran daring.

Proses pembelajaran daring ini keadaan akan lebih menuntut siswa untuk lebih mandiri dalam proses pembelajaranya. Hal ini tentunya sejalan dengan yang tujuan dari keterampilan proses yaitu memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran agar lebih memahami dan mencari materi pembelajaran untuk dapat menemukan konsep materi yang dipelajari, serta menyelaraskan antara teori dan kehidupan nyata siswa dituntut untuk berpikir logis, percaya diri, bertanggungjawab dan memiliki rasa kesetiakawanan dalam menyelesaikan masalah..

(57)

(58)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdsarkan observasi yang dilakukan peneliti, didapatkan guru melakukan perencanaan pembelajaran daring agar proses pembelajaran lebih terarah, perencanaan pembelajaran daring guru membuat dan mempersiapkan RPP daring, membuat media pembelajaran dan mempersiapkan bahan ajar yang akan di sampaikan dalam proses belajar mengajar.

2. Berdasarkan hasil angket siswa dapat disimpulkan bahwa hasil dari 6 indikator yang diteliti berada dalam kategori tinggi.

3. Pelaksanaan pembelajaran daring selama COVID-19 di SMP Negeri 1 Bajeng Kab. Gowa didapatkan hasil dengan tingkat keberhasilan dalam kategori tinggi

B. Saran

Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran daringdengan kebutuhan para tenaga pendidik dan para siswa.

2. Bagi Guru, dapat lebih mengembangkan pembelajaran yang dapat membuat kondisi belajar tetap efektif walaupun dilakukan dalam jaringan, lebih sering berkomunikasi dengan siswa. Guru hendaknya lebih

(59)

meningkatkan kreativitas nya sebagai pendidik untuk menjadi guru yang lebih professional.

3. Bagi Siswa, untuk lebih memberikan peratian nya dalam proses pembelajaran daring agar bisa menerima kekurangan dan kelebihan pembelajaran daring

4. Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi  No.  Kelas  Jenis Kelamin  Jumlah Siswa  Laki-Laki  Perempuan  1  VII
Tabel 3.2 kisi-kisi instrumen angket
Tabel 3.4 Pengkategorian Skor Angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran daring, serta faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 pada

Efektifitas Implementasi Pembelajaran Daring (Full Online) Dimasa Pandemi Covid- 19 Pada Jenjang Sekolah Dasar Di Kabupaten Subang.. Rancangan Pengembangan Instrumen

Dengan demikian kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Rendahnya motivasi mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 tersebut didasari karena pemanfaatan atau penggunaan media

Berdasarkan hasil wawancara terkait persepsi mahasiswa pendidikan matematika terhadap pembelajaran daring (online) pada masa pandemi covid-19 di STKIP Budidaya Binjai,

Terbatasnya kuota dan lemahnya sinyal dilingkungannya serta penyampaian materi yang kurang efektif menjadi salah satu hambatan yang sering dialami siswa Berdasarkan hasil

Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Pakel memadukan antara dalam jaringan (daring/online) dan luar jaringan

1. Pola Pembelajaran guru SD Negeri Ngelowetan selama masa pandemi Covid-19 adalah menggunakan model pembelajaran daring. Teknik pembelajaran daring menggunakan