• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS LAMPUNG DIPA BLU 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS LAMPUNG DIPA BLU 2021"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

UNIVERSITAS LAMPUNG

DIPA BLU 2021

ANALISIS PERANGKAT KOHESIF DALAM KEGIATAN PENGAJARAN

TIM PENELITI:

Sri Suningsih, S. Pd., M.Pd. (Ketua)/ 0013028903/ 6682900 Lidya Ayuni Putri, S.Pd., M.Hum. (Anggota)/ 0002068804/ 6682397

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

2021

(2)

2

(3)

3 DAFTAR ISI

Daftar Isi ... i

Ringkasan ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Urgensi Penelitian ... 2

1.5 Batasan Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

Cohesion ... 9

Correctness ... 9

2.2 Penelitian Terdahulu ... 10

State of the Art ... 10

BAB III. METODE PENELITIAN ... 14

BAB IV. HASIL ... 16

4.1 Hasil Perolehan Penggunaan Perangkat Kohesif ... 16

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

Daftar Pustaka ... 23

(4)

4 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis perangkat kohesif yang digunakan oleh guru selama proses belajar-mengajar. Data dianalisis menggunakan teori Halliday dan Hasan (1976) yang diambil dari transkrip video pengajaran bahasa Inggris yang direkam di sekolah menengah swasta di Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang memberikan gambaran dan interpretasi objek pada situasi yang sebenarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kohesi yang paling sering muncul dalam percakapan adalah referensi 30,77%, elipsis 33,33%, konjungsi 23,08%. Sedangkan kemunculan substitusi 5,13%, dan kohesi leksikal yang meliputi pengulangan 7,69% dan kolokasi (0%) dalam kohesi leksikal. Dalam dialog pengajaran, kalimat sederhana lebih disukai seperti memberikan penjelasan, instruksi, atau mengeluh sesuatu. Selain itu, penghilangan kata lebih banyak digunakan daripada menggantikan, juga lebih banyak elipsis daripada substitusi.

Perangkat kohesi wacana yang digunakan dalam percakapan guru mencakup semua kohesi kecuali kolokasi seperti yang dikemukakan Halliday dan Hasan, disini peneliti menemukan bahwa perangkat kohesi yang paling banyak digunakan oleh guru adalah elipsis dan referensi.

Kata kunci—perangkat kohesif, teori Halliday dan Hasan, kolokasi, elipsis, substitusi.

(5)

5 BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa meruppakan alat berkomunikasi dan berinteraksi. Penting untuk menyelidiki kegunaan sebuah bahasa, menganalisis penggunaan bahasa, dan bagaimana suatu bahasa bekerja. Bahasa adalah suatu sistem yang terorganisir di mana setiap unit memainkan peran penting yang terkait satu sama lain. Gagasan inilah yang ada dalam pikiran Boey (1975) ketika dia mengat bahwa:

Ahli bahasa mencoba untuk memverifikasi teori dengan membuat pengamatan obyektif dari data bahasa aktual dan memodifikasi teori dalam terang apa yang dia anggap sebagai pola atau keteraturan yang mendasari data.

Pembicara harus mengatur struktur dan isi dari apa yang ingin mereka kat. Mereka harus mengemas pesan mereka dengan apa yang menurut mereka pendengar dan tidak tahu, serta mengurutkan semuanya dengan cara yang koheren. Jika pembicara tersebut memutuskan untuk menulis pesan mereka, membuat teks tertulis, mereka tidak lagi memiliki pendengar yang memberikan umpan balik interaktif langsung. Akibatnya, mereka harus mengandalkan mekanisme struktural yang lebih eksplisit untuk mengatur teks mereka. Dalam perspektif yang diperluas ini, penutur dan penulis dipandang menggun bahasa tidak hanya dalam fungsi interpersonalnya (yaitu mengambil bagian dalam interaksi sosial), tetapi juga dalam fungsi tekstualnya (yaitu mencipt teks yang terbentuk dengan baik dan sesuai), dan juga dalam ideasionalnya. fungsi (yaitu merepresentasikan pemikiran dan pengalaman dengan cara yang koheren). (Yule; 1996). Selain itu, Halliday dan Hassan (1976) juga mengidentifikasi tiga fungsi bahasa, yaitu fungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual.

Dalam pendekatan linguistik teks oleh de Beaugrande & Dressler (1981), teks, lisan atau cet, ditetapkan sebagai kejadian komunikatif, yang harus memenuhi tujuh standar tekstualitas. Jika salah satu dari standar tersebut tidak terpenuhi, teks dianggap tidak memenuhi fungsinya dan tidak komunikatif. Standar tekstualitas termasuk Intentionality menyangkut sikap produser teks bahwa himpunan kejadian harus merup teks yang kohesif dan koheren yang berperan dalam memenuhi niat produser yang mendefinisikan dan menciptakan komunikasi tekstual serta menetapkan aturan untuk berkomunikasi.

(6)

6

Kohesi dan koherensi adalah pengertian yang berpusat pada teks. Kohesi berkaitan dengan bagaimana komponen teks permukaan (kata-kata sebenarnya yang kita dengar atau lihat) saling terhubung dalam suatu urutan. Koherensi, di sisi lain, menyangkut bagaimana komponen dunia tekstual, yaitu konsep dan hubungan yang mendasari teks permukaan, relevan dengan situasi.

Lestari (2017) menyelidiki jenis perangkat kohesif di Pidato Jokowi dalam APEC CEO Summit 2014. Ghofar (2018) menganalisis jenis perangkat kohesif di Pidato Soekarno. Ratnasari (2015) mengidentifikasi jenis perangkat kohesif pada pidato yang disampaikan oleh mahasiswa dan mahasiswi kelas Speaking IV dan untuk menjelaskan bagaiamana perangkat kohesif yang digunakan pada pidato mahasiswa dan mahsiswi kelas Speaking IV merefleksikan kaitan makna pada kejelasan teks pidato mereka.

Penelitian sebelumnya yang dijelaskan di atas memberi pembaca gambaran tentang cara pelajar EFL / ESL, pembicara menggunakan perangkat kohesif dalam tindak tutur. Sejalan dengan mereka, penelitian ini berfokus pada penggunaan perangkat kohesif namun peneliti menelaah dari subjek yang berbeda yaitu seorang pengajar (guru) pada saat melakukan aktivitas kegiatan mengajar di kelas.

1.2. Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan indentifikasi masalah di atas dan dicarikan solusinya adalah:

1. Apasaja jenis perangkat kohesif yang digunakan guru selama proses belajar mengajar?

2. Bagaimana ketepatan perangkat kohesif yang digunakan guru selama proses belajar mengajar?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi jenis perangkat kohesif yang digunakan guru selama proses belajar mengajar 2. Menganalisis ketepatan perangkat kohesif yang digunakan guru selama proses belajar mengajar.

1.4. Urgensi Penelitian

Dari aspek akademik, hasil penelitian ini diharapkan :

Bagi pengembangan ilmu umumnya, hal ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan dibidang kajian bahasa. Sedangkan dari aspek praktis, manfaat hasil penelitian ini dapat menunjukkan

(7)

7

pentingnya untuk menyelidiki untuk apa bahasa itu, menganalisis penggunaan bahasa, dan bagaimana suatu bahasa bekerja. Sehingga bahasa yang merupakan suatu sistem yang terorganisir di mana setiap unit memainkan peran penting yang terkait satu sama lain dapat diaplikasikan dengan baik, khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk memberi informasi tambahan bagi pengembangan penelitian lebih lanjut di bidang kohesi. Selain itu, penelitian ini memberikan informasi kepada pelajar tentang pentingnya kohesi untuk memiliki wacana yang kohesif

1.5. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi penelitiannya hanya berkaitan dengan “Analisis Penggunaan Perangkat Kohesi pada Kegiatan Pengajaran” Analisis ini dipilih karena dengan mengetahui pengunaan perangkat kohesif pada aktifitas pengajaran akan memberikan informasi dalam pemahaman tentang prinsip-prinsip yang paling dasar dari keterpaduan perangkat kohesi, memberikan beberapa wawasan tentang bagaimana pengajar menyusun apa yang ingin mereka katakan dan menunjukkan bagaimana satu kalimat atau paragraf berhubungan dengan kalimat atau paragraf lain.

(8)

8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka Cohesion

Selama beberapa tahun, analisis kohesi dalam teks telah menjadi topik utama dalam studi wacana. Kohesi mengacu pada hubungan makna yang ada di dalam teks. Ini adalah bagian dari sistem bahasa yang berpotensi meningkatkan makna dalam teks.

Fenomena wacana yang paling menonjol adalah fakta bahwa kalimat atau ucapan saling terkait. Untuk “keterhubungan”, “tekstur” ini, digunakan dua konsep: kohesi, merujuk pada koneksi yang terwujud dalam wacana itu sendiri, dan koherensi, merujuk pada koneksi yang dapat dibuat oleh pembaca atau pendengar berdasarkan pengetahuan. di luar wacana. Dalam kalimat seperti “Mary hamil dan dia menikah”, fakta bahwa dia merujuk pada Maria adalah contoh kohesi, dan interpretasi bahwa kehamilannya adalah alasan dia menikah adalah contoh koherensi. (Rankema, 2004).

Kita akan melihat apa yang dapat dikatakan oleh para analis wacana tentang penggunaan struktur dan tata bahasa yang dikontekstualisasikan orientasinya untuk mencakup area signifikan yang saat ini kurang terwakili dalam pengajaran tata bahasa.

Kita mulai dengan melihat kohesi gramatikal, tanda permukaan dari hubungan semantik antara klausa dan kalimat dalam diskus tertulis, antara ucapan dan belokan dalam pidato. McCarthy: 1991)

Halliday dan Hasan (1976: 04) mencatat bahwa kohesi terjadi di mana interpretasi beberapa elemen dalam wacana bergantung pada elemen lain. Mereka menemukan lima sumber kohesi yang dapat ditemukan dalam bahasa Inggris: kohesi melalui referensi, kohesi melalui substitusi, kohesi melalui elipsis, kohesi melalui konjungsi, dan kohesi melalui item leksikal. Dari berbagai jenis hubungan kohesif ini, empat yang pertama bersifat tata bahasa, sedangkan yang lainnya bersifat leksikal.

(9)

9 Correctness

Dalam pengajaran bahasa, "kebenaran" biasanya mengacu pada akurasi dalam sistem linguistik dan berbagai subsistemnya, termasuk bentuk tegang, kerukunan tata bahasa, ejaan dan tanda baca di antara hal-hal lain (Allison: 1999).

Bartsch (1987) membedakan enam jenis ketepatan dalam bahasa: ketepatan sarana ekspresi dasar, ketepatan item leksikal, ketepatan bentuk sintaksis, ketepatan teks, ketelitian semantik dan ketepatan pragmatis.

Bahasa memperoleh berbagai bentuk dan variasi karena ia berubah sesuai dengan kegunaannya. Setiap bentuk dan variasi bahasa memiliki arti dan fungsional. Seperti yang ditunjukkan di atas, penggunaan bahasa yang benar melibatkan penggunaan bentuk bahasa yang sesuai dengan orang yang tepat pada kesempatan yang tepat dan dengan cara yang benar. Bentuk bahasa standar selalu diutamakan daripada bentuk lain, akan tetapi bentuk bahasa nonstandar diperlukan dalam beberapa kesempatan dan digunakan oleh kelompok orang tertentu dalam komunitas tutur dan juga dapat diterima oleh orang lain dalam beberapa keadaan. Untuk pelajar bahasa asing, penting untuk mengetahui bentuk bahasa standar, tetapi sama pentingnya untuk mengenal penyimpangan dari norma dan standar dan untuk mengetahui di mana dan bagaimana variasi ini berlaku, yang secara teoritis ideal tetapi secara praktis sulit dan terkadang berbahaya. (Yong dan Peng: 2007).

Dalam diskusi publik tentang bahasa Inggris tertulis yang benar, misalnya sering tidak mencantumkan akhiran “orang ketiga –s”, di mana variasi standar mengharuskannya, kemungkinan akan dikecam sebagai kesalahan (bentuk linguistik yang tidak akurat).

Kesalahan semacam ini kemudian dapat dengan mudah menunjukkan kecerobohan dari kurangnya perhatian (sikap dan perilaku yang tidak diinginkan) di mata para kritikus.

Dalam lingkaran pengajaran bahasa, perintah penulisan pelajar akan sering kali memperhitungkan aspek lain dari bahasa yang sedang dipelajari dan diterapkan dengan beberapa keberhasilan. Namun, reaksi dari elemen berpengaruh lainnya dalam komunitas, seperti pemberi kerja yang membaca surat lamaran atau draf salinan untuk iklan, seringkali tampaknya cenderung tetap fokus pada masalah kebenaran permukaan.

Kesalahan dalam hal ini dapat dengan mudah dinilai untuk merefleksikan secara negatif kompetensi penulis dalam hal lain (Allison: 1999). Oleh karena itu, penting untuk melihat ketepatan penggunaan bahasa peserta didik untuk mengetahui prestasi belajarnya.

(10)

10 2.2 Penelitian Terdahulu

Temuan dari penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini pernah dilakukan oleh Ratnasari, et all (2015) melalui penelitiannya mengenai penggunaan cohesive devices dalam mata kuliah speaking IV pada mahasiswa studi program bahasa Inggris. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perangkat cohesive devises yang paling banyak muncul dalam tuturan adalah konjungsi, referensi, dan pengulangan leksikal. Sedangkan kemunculan elipsis, substitusi, dan leksikal kolokasi ialah paling sedikit. Hal itu menunjukkan bahwa kejelasan tindak tutur terjadi melalui munculnya keterkaitan referensi dan semantic koneksi. Keterkaitan bentuk tidak digunakan sebanyak yang lain sejak itu tindak tutur tersebut merupakan produksi kedua dari teks tertulis yaitu skrip yang sebelumnya disiapkan oleh para pembicara.

Abdullah (2018) melakukan penelitian mengenai penggunaan cohesive divices pada pembicara bahasa Inggris sebagai bahasa kedua untuk memperoleh kehorenan dalam tindak tutur mereka. Studi tersebut mengidentifikasi perangkat kohesif referensial dan konjungtif menjadi perangkat kohesif yang paling disukai digunakan oleh peserta, persentase keseluruhan penggunaannya masing-masing 49,5% dan 34,5%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini menegaskan kembali bahwa dari Witte & Faigley (1997) dan Crossley & McNamara (2008), yang menyatakan bagaimana fokus eksklusif pada sintaksis dan fitur permukaan formal lainnya dari ucapan tidak memuaskan untuk mempelajarinya secara keseluruhan kualitas, juga tidak akan sempit penekanan pada kohesi membantu dalam mengevaluasi keberadaan yang sama.

Ghofar (2018) menganalisis penggunaan cohesive devices pada pidato Soekarno.

Pembelajaran. Ditemukan bahwa ada dua jenis kohesi yang ditemukan di pidato Soekarno, kohesi tata bahasa dan kohesi leksikal. Tata bahasa kohesi yang digunakan dalam tuturan terdiri dari referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Referensi ditemukan (793), substitusi ditemukan (18), elipsis ditemukan (52), dan konjungsi ditemukan (239). Leksikal kohesi yang digunakan dalam tuturan terdiri dari pengulangan dan kolokasi. Pengulangan ditemukan (44) dan kolokasi ditemukan (25).

Dari hasilnya, dapat disimpulkan bahwa dalam pidato Soekarno menggunakan kohesi tata bahasa tipe referensi.

(11)

11 Lestari (2017) menganalisa penggunaan cohesive devices pada pidato Jokowi.

Ditemukan lima jenis Perangkat kohesi seperti pengacuan (reference), yang digunakan untuk menghindari penggunaan kata benda; substitusi yang digunakan untuk mengganti kata dengan yang lain; elipsis yang digunakan untuk menghilangkan sebuah kata tanpa mengubah makna kalimat; konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain atau klausa yang satu dengan yang lain; dan kohesi leksikal yang digunakan untuk mengulangi kata denda yang memiliki makna/arti yang serupa, sama atau bahkan berlawanan dalam teks pidato tersebut. Dapat disimpulkan bahwa Perangkat kohesi yang paling banyak digunakan dalam teks pidato tersebut adalah repetisi.

State of the Art

Ratnasari, et all (2015) melalui penelitiannya mengenai penggunaan cohesive devices dalam mata kuliah speaking IV pada mahasiswa studi program bahasa Inggris. Abdullah (2018) melakukan penelitian mengenai penggunaan cohesive divices pada pembicara bahasa Inggris sebagai bahasa kedua untuk memperoleh kehorenan dalam tindak tutur mereka. Ghofar (2018) menganalisis penggunaan cohesive devices pada pidato Soekarno. Lestari (2017) menganalisa penggunaan cohesive devices pada pidato Jokowi.

Penelitian ini orisinil dan berbeda dengan penelitian sebelumnya karena variabel yang digunakan adalah analisa perangkat kohesi pada aktifitas kegiatan belajar mengajar dikelas, penelitian ini melibatkan subjek yang belum pernah diteliti sebelumnya yaitu seorang pengajar dan pelajar guna mendapatkan perspektif yang beragam. Sementara penelitian lain melibatkan pelajar, atau seseorang yang sedang berpidato.

Nantinya akan dihasilkan outpput hasil dari penelitian ini seperti temuan yang akan dipublikasikan dalam jurnal nasional ataupun internasional bereputasi.

(12)

12

Peta Jalan/ Roadmap Penelitian

(13)

13 BAB III. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yang didasarkan atas perpaduan beberapa teori sehingga membentuk alur penelitian sebagai berikut:

a. Awalan

Pada tahap awal ini dilakukan pengumpulan informasi dan data-data yang mendukung pelaksanaan penelitian yang dimulai sejak bulan pertama jadwal riset.

1. Audio visual berupa video recorder yang digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Dokumen transkrip percakapan guru dengan siswa-siswa pada saat proses belajar mengajar.

b. Proses

Penelitian ini menguraikan fakta-fakta dan informasi yang diperoleh di lapangan, dan membuat gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat dalam hubungan antara variabel yang diteliti, serta implikasi dari suatu masalah yang diteliti. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk menggambarkan implikasi dari hasil analisa Perangkat cohesive dalam performa guru. Analisis data secara deskriptif analitis, yaitu dengan menarasikan data-data yang telah terkumpul dengan menggambarkan hasil analisis.

c. Keluaran

Melalui penelitian ini, peneliti melahirkan sumbangan konseptual dan pemikiran baru terutama terhadap pengembangan kajian bahasa. Produk penelitian ini dapat dijadikan panduan atau referensi bagi para peneliti dibidang kajian bahasa. Penelitian ini nantinya menghasilkan produk yang spesifik, yaitu dilakukan penulisan hasil rekomendasi

Awalan Proses Keluaran Tempat Indikator

(14)

14 berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini yang untuk peneliti di bidang serumpun sehingga dapat menghasilkan temuan baru yang bermanfaat bagi ilmu pendidikan.

Luaran Wajib Penelitian Dosen Pemula ini berupa:

1. Satu artikel yang dimuat dalam prosiding terindeks atau satu artikel yang dimuat dalam jurnal nasional terindeks SINTA 4;

2. Satu artikel yang dipresentasikan di konferensi internasional

3. Laporan penelitian yang diunggah ke silemlit dan repository Universitas Lampung

d. Tempat

Kegiatan pengumpulan data dilakukan di SMA Muhammadiyah Bandar Lampung yang dilaksanakan selama enam bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

e. Indikator

Penelitian ini mengadopsi indikator pengukuran dari beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan konsep analisis perangkat kohesif.

(15)

15 Kajian Literatur

Identifikasi Masalah

Analisa Perangkat Kohesif

Data Sekunder 1. Observasi Data Primer:

1. Video Recorder 2. Transkrip Percakapan

Temuan

Kesimpulan dan Rekomendasi

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

(16)

16 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perolehan Penggunaan Perangkat Kohesif

Dalam percakapan yang dilakukan guru kepada siswa di kelas selama kegiatan mengajar di kelas bahasa Inggris, guru menggunakan perangkat kohesi menurut Halliday & Hasan (1976), Pada grafik di bawah ini:

Fig. 1. Cohesive Devices Used by the Teacher.

Dari hasil data yang dijelaskan di atas, disimpulkan bahwa selama mengajar bahasa Inggris, guru paling banyak menghasilkan referensi 30,77%, elipsis 33,33%, konjungsi 23,08 %.

Sedangkan kemunculan substitusi 5,13%, dan kohesi leksikal yang termasuk pengulangan 7,69%

adalah yang paling sedikit. Hal ini juga menunjukkan bahwa peserta tidak menghasilkan kolokasi dalam kohesi leksikal 0%.

Tabel di bawah ini menggambarkan frekuensi penggunaan referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan kohesi leksikal dalam produksi lisan guru yang dihasilkan oleh guru. Hasil analisis data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

0.00% 10.00%20.00%30.00%40.00%

Lexical Item Conjunction Ellipsis Substitution Reference

The Use of Cohesive Devices

(17)

17 Table 1. Reference

Total use of reference

The percentage of reference used in teacher’s oral production

20

The types of references

Types of reference that appear in the dialogue

Total number of reference

%

Person We (1), You (2), Your (1), It (1)

5 25%

Demonstrative The (3), There (4), This (4), That (1), Here (1)

14 70%

Comparative Same (1) 1 5%

Table 2. Substitution Total

use of cohesion

The percentage of substitution used in teacher’s oral production

46

Types of substitution

Types of substitution

that appear in the dialogue

Total number of substitution

%

Nominal It (1), Not

(2) 3 6,52%

Verbal - 0 0%

Clausal - 0 0%

Table 3. Ellipsis Total use of

cohesion

The percentage of ellipsis used in teacher’s oral production 46 The types of

ellipsis

Total number of

ellipsis

%

Nominal 11 23,91%

Verbal 2 4,35

Clausal 0 0%

(18)

18 Table 4. Conjunction

Total use of conjunction

The percentage of conjunction used in teacher’s oral production

9

The types of conjunction

Types of conjunction

that appear in the dialogue

Total number of conjunction

%

Additive Or (2), and (1), what

else (1)

3 33,33%

Adversative But (1),

beside (1) 2 22,22%

Causal So (2) 1 11,11%

Temporal Next (1) 1 11,11%

Consequence In order to (1), means

(1)

2 22.22%

Table 5. Lexical Item Total use of

cohesion

The percentage of lexical used in teacher’s oral production 46 The types of

lexical cohesion

Total number of

lexical cohesion

%

Reiteration 3 6,52%

Collocation 0 0%

Dari transkripsi data yang telah dianalisis, peneliti menemukan 40 perangkat kohesif yang digunakan oleh guru selama berbicara di kelas. Kohesi tertinggi yang paling banyak digunakan oleh guru adalah elipsis. Butuh 13 kalimat atau 33,33%. Ellipsis kategoris produksi lisan guru dapat dilihat sebagai berikut; Meisi saya suru pindah biar gak keUti (Meisi saya minta pindah, agar tidak dengan Uti) pernyataan "biar gak ke Uti/ agar tidak bersama Uti" mengacu pada elipsis karena ada penghilangan kata "pindah", asumsi peneliti adalah guru ingin mengatakan biar gak pindah duduk di samping kursi milik Uti/ tidak pindah ke samping kursi Uti. Bahwa apa yang peneliti nyatakan dalam kalimat tersebut bukanlah bahasa normatif.

Peringkat kedua adalah referensi yang mengambil 12 kalimat atau 30,77% dapat dilihat sebagai berikut; “Itu yang dimaksud dengan moderat” (Ini disebut moderat), kata “itu/ that”

mengacu pada referensi pribadi eksistensial.

Di sisi lain, kohesi paling sedikit yang tidak banyak digunakan oleh guru adalah substitusi.

Hanya butuh 2 kalimat atau 5,13%. Peneliti berasumsi bahwa guru kurang paham dalam

(19)

19

mengganti kalimat; Oleh karena itu guru memilih elipsis yang fungsinya mirip dengan substitusi.

Produksi substitusi guru dapat dilihat pada kalimat ini; “Seberapa strong atau stress nya seorang kamu itu, sebuah keharusan, kemudian apakah dia hanya mengikutinya” (Seberapa kuat atau stres Anda, itu adalah kewajiban, lalu, apakah itu hanya mengikutinya?). Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa untuk menggunakan kalimat lengkap, guru memilih untuk mengganti kata modalitas menjadi kata ganti (it), guru mencoba mempersingkat kalimat. Dalam penggunaan konjungsi, dibutuhkan 9 kalimat atau 23,08%.

Selanjutnya, kohesi leksikal membutuhkan 3 kalimat atau 3,79 persen dari waktu, yang diklasifikasikan sebagai pengulangan, sehingga guru tidak menggunakan kohesi leksikal kolokasi dalam kohesi lisan, yang juga umum dalam percakapan sehari-hari, di mana bahasa lisan memiliki beberapa masalah yang tidak hadir secara tertulis karena penulis biasanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan apa yang harus dikatakan. Akibatnya, spontanitas hadir dalam bahasa lisan.

Akibatnya, pembicara dapat membuat slip lidah dalam bahasa lisan, yang dapat diperbaiki saat percakapan berlangsung. Ketika pembicara mengucapkan akun verbal tertentu, itu terkait dengan Brown, G & Yule (1983) hipotesis. Namun, beberapa elemen internasional dan paralinguistik yang tersedia bagi penutur dapat digunakan untuk menyesuaikan bahasa lisan dengan lawan bicaranya. Penutur juga dapat memastikan pemahaman dengan mengubah ucapan dan kemudian pindah ke konteks komunikatif di mana lawan bicara menunjukkan tanda-tanda pemahaman.

(20)

20 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulannya, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan kelas, guru kebanyakan menggunakan kalimat sederhana dalam memberikan penjelasan, instruksi, atau mengeluh untuk menyederhanakan kalimat. Itu dominan dalam menghilangkan daripada mengganti. Selain itu, peneliti menemukan lebih banyak elipsis daripada substitusi. Perangkat kohesi wacana yang digunakan dalam percakapan guru mencakup semua kohesi kecuali kolokasi seperti yang dikemukakan Halliday dan Hasan, disini peneliti menemukan bahwa perangkat kohesi yang paling banyak digunakan oleh guru adalah elipsis dan referensi. Peneliti berasumsi bahwa pendengar atau siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami teks atau instruksi guru karena guru gagal mengidentifikasi ikatan kohesif dan memahami ide-ide yang dia coba ungkapkan karena dia perlu menerapkan ikatan kohesi yang lebih tepat dalam kalimat bahasa Inggris dengan jelas. dan wajar saja, hal itu diduga karena ditemukannya beberapa ketidaksesuaian bahasa yang digunakan guru, guru tidak memahami bahasa normatif dan sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu peneliti menyarankan guru perlu dilatih untuk memiliki pengetahuan eksplisit tentang teknik kohesif yang akan membantu siswa untuk memahami teks-teks sulit, terutama dalam teks lisan.

5.2 Saran

Meskipun langkah-langkah kegiatan pengajaran telah dilakukan sebagaimana mestinya, namun proses kegiatan belajar mengajar dikelas belum sepunuhnya berjalan secara optimal terkait penggunaaan perangkat kohesif dalam kegiatan pengajaran. Dengan demikian, disarankan guru Bahasa Inggris sebagai partisipan dalam penelitian ini dapat mengevaluasi tindak tutur maupun kosakata yang kurang tepat. Serta, untuk penelitian lebih lanjut agar menindaklanjuti dan meneruskan penelitian ini di masa mendatang.

(21)

21 DAFTAR PUSTAKA

Allison, Desmond. (1999). Language Testing and Evaluation: An Introductory Course. Singapore University Press

Bartsch, R. (1987). Norms of language: theoretical and practical aspects. London: Longman.

Boey, L.K. (1975). An Introduction to Linguistica for the Language Teacher. Singapore University Press

Brown, G.A. & Yule, G. (1983). Teaching the Spoken Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Crossley, S. A., and McNamara, D. S. (2012). Predicting Second Language Writing Proficiency:

The Roles of Cohesion and Linguistic Sophistication. Journal of Research in Reading, 35, 115-135.

De Beaugrande, R., & Dressler, W. U. (1981) Introduction to text linguistics. Wolfgang Ulrich Dressler. London ; New York : Longman.

Halliday, M.A.K. and Hassan. (1976). Cohesion in English. London: Longman.

Lestari, R. (2017). Cohesive Devices in Jokowi’s SpeechiIn Apec Ceo Summit 2014. English Department Faculty of Cultural Sciences Hasanuddin University.

McCarthy, M. (1991). Discourse Analysis for Language Teachers. Cambridge University Press.

Rankema, J. (2004). Introduction to Discourse Studies. Amsterdam. Benjamins.

Ratnasari, D. (2015). The Use of Cohesive Devices in the Speech of Speaking IV Students of English Education Study Program of the Academic Year of 2014/2015. English Language Teaching Journal.

Yong, H., & Peng, J. (2007). Bilingual lexicography from a communicative perspective.

Amsterdam: John Benjamins Pub.

Yule, G. (1996). Pragmatics. Oxford: University Press.

(22)

LAMPIRAN LAMPIRAN :

Biodata Ketua Peneliti Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Sri Suningsih, S.Pd., M.Pd.

2 Jenis Kelamin P

3 Jabatan Fungsional

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 231704890213201

5 NIDN 0013028903

6 Tempat, Tanggal Lahir Rajabasa, 13 Februari 1989

7 E-mail srisuningsih13@gmail.com

8 Nomor Telepon/HP 089626152433

9 Alamat Kantor Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro no.1 10 Nomor Telepon/Faks

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = ... orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang 12 Nomor Telepon/Faks

13 Mata Kuliah yang Diampu

1. Bahasa Inggris Ekonomi dan Bisnis 2. Bahasa Inggris Bisnis

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi STKIP-PGRI Bandar Lampung Universitas Lampung Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Bahasa

Inggris

(23)

Tahun Masuk-Lulus 2006-2010 2014-2016 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi

An Analysis Of Students’

Errors In Using Conjunction In Their Writing Recount Text

The Use of Cohesive Devices in Students’

Writing

Nama Pembimbing/Promotor Drs. Sudarmaji, M.Pd.

Prof. Patuan Raja, M.Pd.,

Dr. Muhammad Sukirlan, S.Pd., M.A.

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 TahunTerakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1

Derivational and Inflectional Affixes Occured in the Headline News and Readers’ Comment of Jakarta Post Entitles Chronology of Violent Agains Angeline.

Journal of Lingua Academy of Foreign Language Dian Cipta Cendekia (DCC) Bandar Lampung,

Volume 1 no 10 June 2015, ISSN 021693921

(24)

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 TahunTerakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 National Education Seminar MPBI Unila

The Use of Cohesive Devices in Students’ Writing

Juli 2015,

FKIP Universitas Lampung

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

H. Perolehan HKI dalam 5–10 TahunTerakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1 2 3 dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan Tahun Tempat

Penerapan Respon Masyarakat 1

2 3 dst

J. Penghargaan dalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

(25)

1 2 3 dst

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Dipa BLU Unila dengan skema Penelitian Dosen Pemula

Bandar lampung, 16 September 2021 Pengusul,

(Sri Suningsih, S.Pd., M.Pd.) A.

ID Shinta Ketua pengusul

(26)

Biodata Anggota (1) Peneliti Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Lidya Ayuni Putri, S.Pd., M.Hum.

2 Jenis Kelamin P

3 Jabatan Fungsional

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 231704880602201

5 NIDN 0002068804

6 Tempat, Tanggal Lahir Bandar lampung, 2 Juni 1988

7 E-mail lidyaayuniputri@yahoo.com

8 Nomor Telepon/HP 081297303636

9 Alamat Kantor Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro no.1 10 Nomor Telepon/Faks

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = ... orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang 12 Nomor Telepon/Faks

24

(27)

13 Mata Kuliah yang Diampu

1. Bahasa Inggris Ekonomi dan Bisnis 2. Bahasa Inggris Bisnis

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Lampung Universitas Indonesia

Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa

Inggris Linguistik Terapan

TahunMasuk-Lulus 2006-2011 2012-2015

JudulSkripsi/Tesis/Disertasi

Improving Students’

Speaking Ability Through Communicative Language Teaching

Konsep Belief dalam Praktik Pengajaran Bahasa Inggris antara Pengajar Sekolah Formal dan Nonformal (studi kasus kontrastif edukatif) Nama

Pembimbing/Promotor

Drs. Huzairin, M.Pd./

Dra. Editha Gloria Simanjuntak

Dr. Afdol Tharik Wastono, M.Hum.

25

(28)

26 C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 TahunTerakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1

Communication Strategies in English as a Second Language (ESL) Context

Advances in Language and Literary Studies,

Vol. 4 no. 1 p129-133, Jan 2013

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 TahunTerakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 International Conference on English Language Teaching

Communication Strategies in English as a Second Language (ESL) Context

18-20 November 2013

Equatorial Hotel, Melaka, Malaysia

(29)

27 G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

H. Perolehan HKI dalam 5–10 TahunTerakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1 2 3 dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan Tahun Tempat

Penerapan Respon Masyarakat 1

2 3 dst

J. Penghargaan dalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1 2 3 dst

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

(30)

28 Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Dipa BLU Unila dengan skema Penelitian Dosen Pemula.

Bandar lampung, 16 September 2021 Pengusul,

(Lidya Ayuni Putri, S.Pd., M.Hum) Sinta ID (Anggota 1)

(31)

29

LAMPIRAN:

SCREEN SHOOT FOTO VIDEO PENGAJARAN

(32)

30 LAMPIRAN DATA TRANSKRIPSI

A. Grammatical Cohesion Used by the Teacher.

1. The use of reference in teacher’s conversation can be described as follows:

- Open page 192, can we go on or not:

“we” refers to personal reference by means of function in the speech situation through the category of person

- Masih ingat teks organisation nya?

Do you still remember the text organization?

“the” refers to definite article reference

- Kalau kamu lihat disitu ada 3 kolom If you see there, there are 3 coloms

“disitu/ there” refers to demonstrative reference

- Contoh nya disitu apa?

What is the example there?

“disitu/ there” refers to demonstrative reference

- Kira-kira yang sebaiknya ini ga wajib, you should bring glasses, nah ga kan Perhaps, this is not obligation, you should bring glasses, alright

It refers to demonstrative reference

- Itu yang dimaksud dengan moderate That is called moderate

“itu/ that” refers to existential personal reference

- Dengan situasi yang sama, with the same situation, dengan situasi yang sama kita akan gunakan modals yang moderate should.

with the same situation, we use moderate modal should

“same” refers to comparative reference. Comparative reference is indirect reference by rneans of identity or similarity.

- You may take your partner, ini ga penting ya kata kamu ya You may take your partner, this is not important you said right

It refers to existential personal reference

(33)

31 - Sampe sana kan bawa peta sih, apa lagi?

Arrived there, bring map, what else?

“there” refers to demonstrative reference. Demonstrative reference is reference by means of location, on a scale of proximity

- Baca yang sebelah nya, disitu ada:

Read beside it, over there there is

“over there” refers to demonstrative reference

- Oke jadi, disini ada 5 situation:

Oke so here there are 5 situations

“disini/ here” refers to demonstrative reference

- Nah kamu buat kalimat recommendation nya berdasarkan situasi ini:

You make the recommendation of the sentence based on this situation

“ini/ this” refers to demonstrative reference

2. The usage of substitution in teacher’s conversation can be described as follows:

- Seberapa strong atau stress nya seorang kamu itu, sebuah keharusan, kemudian apakah dia hanya mengikuti nya

How strong or stress you are, an obligation, then does it just follow it.

“it” refers to substitution that substitudes the pronoun

- Meisi saya suru pindah biar gak ke uti:

Meisi I asked you move, in order not to be with uti

“biar gak ke uti/ in order not to be with uti” also refers to substitution because the speaker substituted the word “move” to “with uti”

3. The usage of ellipsis in teacher’s conversation can be described as follows:

- Seberapa strong atau stress nya seorang kamu itu, sebuah keharusan, kemudian apakah dia hanya mengikuti nya

How strong or stress you are, an obligation, then does it just follow it.

according to what the teacher has spoken, we can know that “kamu itu/ you are” refers to the action of students, not the students itself, therefore it refers to ellipsis grammatical cohesion

- Kalau dilihat dari 3 kolom itu apa saja?

If you see from 3 coloms, what are

“apa saja/ what are” refers to ellipsis since the omission of the complement, the complete sentence is

“what are the classifications”?

(34)

32 - Tapi kalau kamu tidak bawa paspor dan visa, itu baru kamu tidak bisa

But, if you do not bring passport and visa, you can’t

It also refers to ellipsis the omission of the complement, the complete sentence ahould be “you can’t go”

- Mau bawa pasangan bisa juga kan ya:

Will invite partner right?

It refers to ellipsis, it ommits the pronoun (your partner)

- Devi tau gak dsuru ngapain, nah nyengir

Devi, you know what I asked you, why you smiled

It refers to ellipsis, it shorthen the sentence of “apakah kamu tau apa yang saya suruh/ mengapa kamu nyengir/ do you know what I asked you, why are u smiling

- Udah dapet belum, hei ngapain,malah maen Have you got? Heii what are you doing, playing

“dapet/ got” refers to ellipsis, it ommits the object, in complete sentence, it should be “sudah dapet jawaban pertanyaan nya belum/ have you got the answer of the question”. Therefore it can be more appropriate confirmation

- Meisi saya suru pindah biar gak ke uti:

Meisi I asked you move, in order not to be with uti

“biar gak ke uti/ in order not to be with uti” also refers to ellipsis because there is ommision word

“move”, in complete sentence it should be “biar gak pindah duduk di samping kursi uti/ not to move beside uti’s seat

- Dian utami, dapet bisikan dari mana dian?

Dian utami, where did you get the whisper?

“dapet bisikan darimana/ where did you get the whisper” refers to ellipsis, in complete sentence it should be dapet bisikan jawaban dari mana?/ where did you get the whisper answer?

- Jadi, recommendation nya dia yang strong, moderate atau tentative:

So, the recommendation is strong, moderate, or tentative

“recommendation nya/ the recommendation” refers to ellipsis, the complete sentence should be kalimat rekomendasi nya/ the recommendation of the sentence...

- Yang sendiri-sendiri ada 5, berarti ada 15 sentences Each consist of 5, means there are 15 sentences

“means” also refers to ellipsis, it ommits the subject of the sentence, in complete sentence it needs a

(35)

33 subject e.g itu berarti/ it means...

- Ok silahkan tanya artinya makna nya sama temenya:

Ok let ask the meaning to your friend

“silahkan/let” refers to ellipsis, it ommits the object of the sentence, in complete sentence it need an object e.g silahkan kalian/ let you... N

- Kalau terjemahan nya tanya lah ilham, semi If the translation, ask ilham, semi

“terjemahan nya/ the translation” refers to ellipsis, the complete sentence should be terjemahan kalimat nya/ the translation of the sentence...

“ilham, semi ” also refer to ellipsis, in explicit sentence, they still need conjunction (and/or), therefore the clear sentence should be ilham and semi/ ilham or semi. N

3. The use of conjunction in teacher’s conversation can be described as follows:

- Open page 192, can we go on or not:

“or” refers to additive conjunction

- Tapi kalau kamu tidak bawa paspor dan visa, itu baru kamu tidak bisa But, if you do not bring passport and visa, you can’t

“and” refers to additive conjunction

- Selain should menggunakan would: additive conjunction Besides should, use would

“besides” refers to additive conjunction

- Sampe sana kan bawa peta sih, apa lagi?

Arrived there, bring map, what else?

“what else” refers to additive conjunction

- Ok now look at the next page

“next” refers to temporal conjunction

- Meisi saya suru pindah biar gak ke uti:

Meisi I asked you move, in order not to be with uti

“biar/ in order not to” refers to consequence conjunction

- Oke jadi, disini ada 5 situation:

Oke so here there are 5 situations

(36)

34

“jadi/ so” refers to causal conjunction

- Jadi, recommendation nya dia yang strong, moderate atau tentative:

So, the recommendation is strong, moderate, or tentative

“so” refers to causal conjunction

“or” refers to additive conjunction

- Yang sendiri-sendiri ada 5 berarti ada 15 sentences Each consist of 5, means there are 15 sentences

“means” refers to consequence conjunction

B. Lexical Cohesion Used by the Teacher

1. The usage of reiteration in teacher’s conversation can be described as follows:

- Do you still remember about hortatory? Hortatory is

“hortatory? Hortatory”, they refer to reiteration lexical cohesion (repetition)

- Kalau recomendation kamu itu dia sifat nya strong, maka kalian menggunakan is If your recommendation it is strong, better you use is

“recomendation kamu itu dia/ your recommendation it is...” refers to reiteration, that is repetition between the recommendation and it.

- Dikertas, kertas selembar On the paper, a piece of paper

“dikertas, kertas/ on the paper/...paper” refer to lexical cohesion, that is reiteration

(37)

35 LAMPIRAN

TANDA PENGUMPULAN JURNAL

THE 2nd Universitas Lampung Internatinal Conference on Social Science (ULICoSS)

(38)

36 LOA PUBLIKASI

Gambar

Fig. 1. Cohesive Devices Used by the Teacher.
Table 5. Lexical Item  Total use of

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimanakah asuhan kebidanan komprehensif pada Perempuan “KN” di PMB “KK’ di

[r]

Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi .Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).. Rahayu &

70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bagi para peserta pengadaan penyedia pekerjaan

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Click to edit Master title style... Click to edit Master

Agar dihadiri oleh direktur Perusahaan / pegawai yang diberikan kuasa oleh direktur dengan membawa data – data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifkasi yang

Dari keenam bentuk disparitas regional yang ada di Pulau Jawa (berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan indeks Theil entropy dan indeks Williamson), dapat diketahui