9 BAB II
KERANGKA KONSEP
2.1 Tinjauan Karya Sejenis
Dari hasil tinjauan, penulis berhasil menentukan dua contoh karya sejenis yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan tugas akhir berbasis karya ini. Penulis mencari beberapa program dengan format talk show yang telah diproduksi berbagai media radio di Indonesia. Kemudian penulis membandingkannya dengan karya penulis, berikut hasil perbandingannya:
Tabel 2. 1 Tinjauan Karya Sejenis
GOTONG ROYONG HADAPI CORONA
JADI PROFESIONAL DI BISNIS KELUARGA
Media Radio Heartline FM Smart FM
Frekuensi 100.6 FM 95,9 FM
Format Program
Talk show Talk show
Bahasan Utama
Inovatif kembali Bergotong royong menghadapi corona
Bisnis keluarga identik dengan tidak professional
Hari tayang
Senin Selasa
Jam tayang
10:00-11:00 WIB 10:00-11:00 WIB
10 Penyiar Yohana Elizabeth Hardjadinata dan
Frans Nicholas
James Gwee
kelebihan a. Pemilihan penyiar yang tepat Menguasai topik yang dibawakan Dan pembahasan penyiar yang mudah dicerna oleh pendengar b. Pemilihan Narasumber yang sesuai
Dengan topik yang dibahas c. Disiarkan secara live di youtube
a. Pemilihan penyiar yang memang mengetahui dalam hal berbisnis b. Pemilihan Narasumber
juga sesuai dan hadir di studio.
c. Interaktif terhadap pendengarnya
kelemahan a. Promosi Waktu siaran yang kurang b. Narasumber tidak bisa hadir
c. kurang Interaktif kepada pendengar
a. waktu siaran yang singkat.
Dari hasil tinjauan karya sejenis yang penulis temukan, dari program sketsa keluarga yang di pimpin oleh dua penyiar yakni Yohana Elizabeth Hardjadinata dan Frans Nicholas memiliki kesamaan dengan program yang akan penulis buat untuk tugas akhir berbasis karya yakni sama-sama menggunakan format program talk show namun narasumber tidak dapat hadir dan diganti degan berbincang secara live melalui telepon untuk membahas topik yang menginovasi.
Pada tinjauan selanjutnya kesamaan pada program yang penulis buat yakni dari segi topik membahas mengenai family business jika pada tinjauan ini hanya membahas satu topik yakni bagaimana perusahan keluarga bisa menjadi professional, sedangkan penulis membahas dengan empat topik pembahasan Family business, Brand equity, Badan usaha dan Leading women in family business.
11 Namun, dari dua tinjauan karya sejenis ini penulis belum menemukan kesamaan dalam penyajian program talk show yang memanfaatkan media sosial, dan berinteraksi langsung dengan pendengarnya baik menggunakan via whatsapp atau telephone yang telah tersedia.
2.2 Teori atau Konsep-Konsep yang Digunakan 2.2.1 Radio Di Era Multimedia
Kehadiran internet sebagai media baru memang sangat menjanjikan bagi semua bidang teknologi. Bahkan sebagian orang beranggapan bahwa media tradisional seperti radio akan lenyap di tahun mendatang. Dikarenakan Radio hanya mengunggulkan sebuah suara, sedangkan masyarakat lebih tertarik pada bidang visual.
(Siahaan, 2015, p. 7).
Menurut Siahan (2015, p. 9) dalam sebuah penelitian masyarakat masih mendengarkan radio hingga saat ini dikarenakan kemudahan dalam mengaksesnya, elemen musik yang tersedia, unsur suara yang memiliki kekuatan untuk menghibur serta dibutuhkan untuk bersantai.
Beberapa media radio di Indonesia seperti Hearline FM, Smart FM, dan radio lainnya memberikan kemudahan tersebut seperti menyediakan layanan streaming youtube untuk mengakses radio secara online, dan mendengarkan podcast melalui media musik. Hal tersebut juga dapat dengan mudah diakses masyarakat hanya dengan menggunakan telepon genggam.
12 2.2.2 Strategi Penyiaran Radio
Segala seuatu yang berkaitan dengan produksi sangat dibutuhkan penyusunan strategi penyiaran radio karena sebuah perencanaan atau penyusunan termasuk dalam menyusun konsep-konsep acara yang akan disuguhkan untuk pendengar, dan mengetahui secara persisi kebutuhan pendengar mana yang penting sehingga tidak menyajikan informasi yang seadanya. (Rihartono, 2015, pp. 55-56).
Paling utama dalam pembuatan strategi penyiaran adalah merencanakan format siaran dengan lingkup produksi siaran, personalitas siaran, dan programa siaran dalam pemasaran kemudian dilakukanya riset pendengar dengan memformat siaran radio yang disesuaikan dengan kondisi atau keadaan geografis dan demografis dalam arti disesuaikan berdasarkan usia, pendidikan, dan sosial budaya wilayah. (Rihartono, 2015, p. 55)
2.2.3 Program Radio
Para penggiat radio di era modern sekarang ini, mengartikan format radio sebagai sebuah program atau acara yang menyenangkan hati pendengarnya. Sebuah program radio tidak hanya mengacu pada music yang dimainkan, tetapi karakter dan cara percakapan yang colloquial (penggunaan bahasa sehari-hari) bisa menghibur para pendengarnya (Santana, 2005, p. 108).
13 Program pada radio merupakan suatu kerangka atau konsep kerja dari sebuah siaran radio. Setiap radio memiliki format penyiaran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.Menurut (Santana, 2005, p.
109) format tersebut terbagi ke dalam beberapa golongan, diantaranya:
a. Siaran Informasi
Format program berbentuk informasi yang dipakai oleh stasiun radio sebagai materi utama dalam sebuah siaran, dimana setiap informasi yang disampaikan diaktualisasikan berdasarkan pengembangan peristiwa yang baru terjadi atau suatu kebaruan. Pemasukan iklan sesekali disisipkan untuk mengiringi sajian informasi.
Talk show dipakai sebagai sisipan lain yang menjelaskan pemberitaan. Siaran Informasi-Musik
Format program ini menggunakan perbandingan 60-70 persen informasi dan untuk musik sebesar 30-40 persen.
Pada bagian ini informasi di titik beratkan dan 13 persen musik hanya sebagai selingan informasi.
b. Siaran Musik
Program atu format ini mengutamakan sebuah musik dalam siarannya dan jumlah informasi yang dihadirkan tidak lebih dari 10-20 persen. Selebihnya sebanyak 80- 90 persen.
14 Dari ketiga jenis golongan penyiaran program radio yang penulis buat nantinya, cenderung masuk pada jenis golongan ke dua yakni Siaran Informasi – Musik dimana program berbisnis dari keluarga ini mengutamakan pada sumber informasinya dan musik hanya sebagai selingan dari informasi tersebut.
2.2.4 Talk Show
Talk show merupakan sebuah program yang bisa dikatakan sebagai program primadona dalam sebuah siaran radio, sebab sebuah talkshow disiarakan secara langsung, interaktif dan juga aktraktif ditambah dengan sifatnya yang menghibur. (Madsuki, 2001, p. 44).
Adapun perbedaan antara talk show dengan wawancara berita yakni talk show bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik perbincangan dan jam yang sangat fleksible. Talk show juga dapat dikategorikan program spesial atau program wawancara sebagai acara dikarekanakan kata talk show mengacu pada kata talk yang artinya obrolan dan show yang artinya gelaran (Madsuki, 2001, p. 45).
Sebuah program atau format baik televisi ataupun radio tempat audiens berkumpul serta mendiskusikan bermacam topik yang dibawakan oleh penyiar ataupun presenter mengenai sebuah “structural conversation”. Bisa disebut sebagai structural conversation dikarenakan materi pada acara yang sudah dikemas sedemikian rupa
15 tentang tema yang hendak disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. (Situmorang, 2015, p. 5).
Sebuah wicara atau biasa dikenal dengan talk show merupakan sebuah tayangan yang disusun untuk mengetengahkan pembicaraan yang sedang diulas atau yang sedang hangat ditengah masyarakat (Wibowo, 2007, p. 67).
Adapun pendapat lain mengenai Talkshow menurut Morisan (2008, p. 28) bahwa sebuah talk show merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang yang membahas sebuah topik dan dipandu oleh seorang penyiar dan narasumber yang hadir ialah orang yang sangat berperan terhadap topik yang ingin dibahas biasanya mereka ahli dalam topik pembahasan.
Menurut Wibowo (2009, pp. 26-27) sebuah talk show memiliki beberapa jenis diantaranya Program uraian (talk Program), Vox pop, Interview (wawancara),dan program Diskusi.
Sebagai panduan untuk produksi talk show progam $MARTIVE (Smart and Innovative) pada episode dua “ Berbisnis dari Keluarga”
dibutuhkan naskah untuk penyiar agar siaran berjalan dengan lancar menurut Romli (2003, p. 76) nasakah siaran talk show merupakan sebuah materi yang akan disampaikan dengan teknik “ membaca naskah” selain berfungsi sebagai bahan siaran untuk penyiar. Naskah
16 berfungsi sebagai pengendalian saat dilakukannya siaran agar tepat waktu, dan sesuai isi program dan penyeragaman tata gaya bahasa bagi penyiar.
Adapun karakteristik sebuah naskah siaran radio diantaranya memiliki pembahasan yang jelas dari kata dan kalimat yang disusun diharuskan “sekali ucap dimengerti”, memilih kata yang ringkas, sederhana, bercerita, dan imajinatif (Romli, 2004, pp. 80-83).
17 2.2.5 Family Business & Ekonomi Digital 4.0
Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia menggunakan smartphone untuk berbagi kebutuhan sehari-hari. Penerapan ekonomi digital dari banyaknya pengguna smartphone tersebut, diproyeksikan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 2 persen. Hal tersebut terlihat dari angka penyerapan tenaga kerja yang melebihi 10 juta, dan kontribusi industry manufaktur sebesar 25 persen terhadap PDB nasional. Hal ini sesuai dengan peta jalan making Indonesia 4.0 maka dipilihlah sektor-sektor yang mampu memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia dintaranya Industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, Otomotif, elektronik serta kimi-biokimia.
(Kemenperin, 2019, para.1).
Pada masa peralihan era industri 4.0 perusahan keluarga atau family business justru dianggap mengalami kegagalan dalam berbinis khususnya pada generasi ke-2 dikarenakan minimnya pengetahuan dari generasi pendiri ke genrasi penerus. Menurut Prof. Sharma Professor of Family Business di University of Vermont justru generasi penerus mampu meningkatkan kualitas dikarenakan anak-anak baru atau generasi milenial mampu beradaptasi dengan namanya teknologi tanpa mengurangi visi dan misi dari generasi pendiri yang mampu meningkatkan kualitas bisnis keluarga tersebut. (Drupady, 2019).
18 Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih topik bisnis keluarga (family business) untuk dibahas di program radio $MARTIVE (Smart and Innovative). Menurut Susanto et all (2007, p. 4), sebuah Perushaan keluarga memiliki dua jenis tipe dalam berbisnis yaitu :
a. Family Owned EnterPrise (FOE),yaitu sebuah perusahaan yang dimiliki oleh keluarga, namun dikelola oleh oang professional atau Open for Public dari lingkungan keluarga tersebut, dan posisi keluarga hanya sebatas pemilik usaha serta tidak turun langusng ke lapangan.
b. Family Business Enterprose (FBE) yaitu sebuah perusahaan keluarga yang dikelola secara langsung oleh keluarga pemilik bisnis. Tipe kedua ini memposisikan kunci perusahaan yang dikendalikan oleh masing- masing anggota keluarga. (Leornardo, 2016, p. 4)