• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 1 Juni 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 1 Juni 2021"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

78

ANALISIS FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MASYARAKAT KAMPUNG ARUI DISTRIK KEPULAUAN MOORA

Di KABUPATEN NABIRE

Betsy Vivin Misiro1), Maria Arim2), Elsa Meliala3)

1) Mahasiswa Proggram Studi Agribisnis Fakulltas Pertanian, Universitas Papua

2) Dosen Proggram Studi Agribisnis Fakulltas Pertanian, Universitas Papua

3) Dosen Proggram Studi Agribisnis Fakulltas Pertanian, Universitas Papua Universitas Papua, Jl. Gunung Salju Amban Manokwari-Papua Barat, 98314

ABSTRACT

Nabire Regency is one of the Districts of the Papua Province which has sufficient facilities. This is the driving and pulling factor for people in small areas, especially those in Arui Village, Moora islands Districts to urbanize to Nabire City, with the aim of getting more adequate income, continuing education, more adequate health services, and fasilities, to market gaerden or marine products. To see the relationship between urbanization of the Arui Village Community with push and pull factors cross tabulation analysis is used to so that it can be seen that there is a relationship between urbanization, whether permanent or temporary, to the driving factors of minimum wages, land area, and availability of facilities (Health education, economy) and factors that attract drinking wages, population, evailability of fasilities (Education, health, worship, economy) entertainment venues, and lifestyle.

Keywords: push and pull factors, cross tabulation analysis, urbanization, relationship PENDAHULUAN

Jumlah penduduk di suatu wilayah berubah, perubahannya disebabkan oleh tiga komponen utama dalam demografi yaitu, kelahiran ( fertilitas atau mortalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (mobilitas penduduk). Perubahan pada ketiga komponen tersebut akan menyebabkan perubahan dalam jumlah penduduk, yaitu akan bertambah, baik jumlah tetap atau sebaliknya akan berkurang. Hal ini terjadi pula pada penduduk di Kabupaten Nabire . Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nabire menurut Distrik, dapat disajikan pada Tabel berikut.

Peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2010 sebesar 30.900 ribu jiwa dan pada tahun 2015 menjadi 142.795 ribu jiwa dan dalam jangka waktu dua tahun yaitu tahun 2017 jumlah penduduk di Kabupaten Nabire menjadi 145.101 ribu jiwa. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2018 hingga tahun 2019 mencapai 1,61 persen.

Banyaknya penduduk yang berpusat pada Ibu Kota Nabire dapat dihubungkan dengan ada tidaknya berbagai fasilitas ekonomi dan sosial baik kesehatan dan pendidikan yang dapat diakses oleh seluruh penduduk di daerah tersebut. Sebagai contoh perkembangan masing masing Distrik yang kepadatan penduduknya tinggi dan rendah dapat diukur dari beberapa fasilitas yang dapat disajikan pada Tabel 2.

Kabupaten Nabire merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam wilayah administrasi Provinsi Papua. Kabupaten Nabire cukup memiliki fasilitas yang memadai terutama fasilitas yang menunjang perekonomian masyarakat seperti pasar, pertokoan, perbankan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendidikan Kondisi ini tentu menjadi salah satu faktor penarik bagi masyarakat yang tersebar di beberapa Distrik bahkan kampung- kampung yang ada di wilayah administrasi Kabupaten Nabire. Terkhususnya masyarakat Kampung Arui yang berada di Distrik Kepulauan Moora Kabupaten Nabire.

Urbanisasi dapat menjadi satu masalah yang serius dalam pembangunan apabila pemerintah tidak memfasilitasi para kaum urban yang pindah dari Desa ke Kota dengan

(2)

79 jumlah yang selalu meningkat, maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis faktor pendorong dan penarik urbanisasi masyarakat Kampung Arui Distrik Kepulauan Moora Kabupaten Nabire.

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nabire Berdasarkan Distrik 2010, 2015 ,2017, 2018, dan 2019

Distrik Jumlah penduduk (ribu Jiwa)

Laju pertumbuhan penduduk/Thn

(%)

2010 2015 2017 2018-2019

Uwapa 3.296 3.577 3.631 1.54

Menou 2.918 3.172 3.221 1.55

Dipa 3.912 4.138 4.181 1.11

Yaur 1.354 1.492 1.519 1.74

Teluk Umar 890 992 1.012 2.03

Wanggar 7.229 7.836 7.954 1.58

Nabire Barat 10.780 11.709 11.888 1.52

Nabire 74.787 81.747 83.096 1.63

Teluk Kimi 9.061 9.931 10.100 1.70

Napan 1.164 1.282 1.305 1.73

Makimi 5.402 5.874 5.966 1.60

Wapoga 9.861 1.055 1.068 1.29

Kep.Moora 212 1.334 1.358 1.73

Siriwo 4.691 5.143 5.232 1.78

Yaro 3.218 3.513 3.570 1.68

Kab.Nabire 30.900 142.795 145.101 1.61

Sumber : Nabire dalam angka, 2018

Tabel 2. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Distrik Nabire Barat, Teluk Kimi, Nabire dan Kepulauan Moora Tahun 2019.

Jenis Fasilitas

Jumlah Fasilitas Per Distrik (Unit)

Nabire Barat Teluk Kimi Nabire Kepulauan Moora PENDIDIKAN

TK 7 12 37 0

SD 10 13 31 4

SMP 4 7 19 1

SMA 1 1 12 0

SMK 1 2 12 0

PT 0 0 5 0

EKONOMI Perusahaan

Perdagangan 20 24 326 0

Koperasi 11 10 191 0

KESEHATAN

Polindes/Pustu 0 0 0 0

Posyandu 3 3 2 1

Puskesmas 2 2 9 2

Rs (Rumah Sakit) 0 0 1 0

Sumber : Nabire dalam angka, 2019

(3)

80 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kampung Arui, Distrik Kepulauan Moora dan Kabupaten Nabire khususnya Distrik Nabire. Penelitian ini dilaksanakan satu bulan mulai dari tanggal 10 September 2020 sampai dengan 10 Oktober 2020, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, Subjek adalah masyarakat Kampung Arui sebagai masyarakat pelaku urban baik yang menetap di Kampung Arui maupun yang menetap di Kota Nabire. Metode pengambilan contoh secara sengaja (Purposive). Metode pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode wawancara secara langsung dan data sekunder diperoleh dari instansi- instansi terkait yaitu BPS serta lainnya. Metode analisis data terbagi berdasar tujuan, (1), untuk mengetahui faktor pendorong dan faktor penarik terjadinya urbanisasi masyarakat Kampung Arui di Kabupaten Nabire, data dianalisis secara tabulasi dengan penjelasan deskriptif.(2) Untuk melihat hubungan antara urbanisasi baik urbanisasi permanen (menetap selamanya) dan non-permanen (menetap sementara) dengan faktor pendorong dan faktor penarik menggunakan analisis Tabulasi Silang.

BATASAN PENELITIAN

Pada penelitian ini batasan penelitian perlu dipaparkan secara jelas untuk menyamakan persepsi (1)Deskripsi data faktor penarik bersumber dari masyarakat Kampung Arui yang menetap di Kota Nabire dan sekitarnya juga di Kampung Arui, sedangkan faktor pendorong bersumber dari masyarakat Kampung Arui yang menetap di Kampung Arui.. (2) Penelitian bertujuan untuk melihat dan mengetahui (a) faktor faktor yang mempengaruhi urbanisasi di Kabupaten Nabire (b) keterkaitan hubungan atau ada tidaknya hubungan antara urbanisasi (permanen/non permanen) dengan faktor pendorong dan faktor penarik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Urbanisasi Masyarakat Kampung Arui Ke Kota Nabire Dapat Dilihat Pada Tabel 3.

Tabel 3. Faktor Penyebab Urbanisasi Masyarakat Kampung Arui ke Kabupaten Nabire

Faktor Pendorong Jumlah (Jiwa)

Nisbah

(%) Faktor Penarik Jumlah (Jiwa)

Nisbah (%)

Upah Minimum 15 15,62 Upah Minimum 13 11,50

Luas Lahan 16 16,66 Jumlah Penduduk 16 14,15

Fasilitas

Pendidikan 18 18,75 Fasilitas

Pendidikan 20 17,69

Fasilitas Kesehatan 19 19,79 Fasilitas Kesehatan 18 18,92 Fasilitas

Peribadatan 6 6,25 Fasilitas

Peribadatan 6 5, 30

Fasilitas

Perekonomian 19 19,79 Fasilitas

Perekonomian 19 16, 81

Bencana alam 3 3,12 Tempat Hiburan 11 9, 73

Faktor Lain 0 0 Gaya Hidup 10 8, 84

Rata-rata 96 99,98 113 102,94

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2020

Hasil pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa faktor pendorong memiliki rata-rata 99,98 persen alasan masyarakat Kampung Arui melakukan urbanisasi ke Kota Nabire.

Sedangkan faktor penarik mempengaruhi alasan urbanisasi masyarakat Kampung Arui ke

(4)

81 Kota Nabire dengan rata-rata 102,94 persen. Analisis Lanjutan Hubungan Faktor Pendorong dan Penarik dengan Status Urbanisasi Masyarakat Kampung Arui

Analisis tabulasi silang digunakan untuk melihat keterkaitan hubungan antar variabel status urbanisasi penduduk Kampung Arui baik permanen (menetap) atau non permanen (menetap sementara) dengan faktor pendorong dan penarik.

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK

Keterkaitan Hubungan Antara Jenis Urbanisasi Dengan Faktor Pendorong dan Faktor Penarik Upah Minimum, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keterkaitan Hubungan Antara Urbanisasi Dengan Faktor Pendorong dan Penarik Upah Minimum

Upah Minimum Jenis

Urbanisasi

>

5.0 00

1.000- 5.000

500 - 900

300 - 400

<

300

Nisbah (%)

>

5.00 0

1.000 - 5.000

500 - 900

300 - 400

<

300

Permanen 1 10 1 1 7 2,5 25 2,5 2,5 17,

5

Non Permanen 0 2 4 4 10 0 5 10 10 25

Jumlah 1 12 5 5 17 2,5 30 12,

5 12,5 42, 5 Total

40 100,00

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

Tabel 4 dapat diketahui adanya hubungan antara Jenis urbanisasi permanen (menetap) dan jenis urbanisasi non-permanen (menetap sementara) dengan faktor pendorong dan penarik upah minimum sebesar 42,5 persen dengan jumlah pendapatan kurang dari Rp 300.000,00. Keterkaitan Hubungan Antara Jenis Urbanisasi Dengan Faktor Pendorong Luas Lahan dan Faktor Penarik Jumlah Penduduk , dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan Antara Urbanisasi dengan Faktor Pendorong dan Penarik Jumlah Penduduk/Luas Lahan Yang Tersedia

Jumlah Penduduk

Luas Lahan

Jiwa

Memadai

Jiwa

Tidak Memadai

Nisbah (%)

Jenis Urbanisasi

Jiwa

Memadai

Jiwa

Tidak memadai

Permanen 6 14 15 35

Non Permanen 15 5 37,5 12,5

Jumlah 21 19 52,5 47,5

Total 40 100,00

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

Berdasarkan data pada Tabel menunjukkan adanya hubungan antara jenis urbanisasi non-permanen (menetap sementara) dan urbanisasi permanen menetap

(5)

82 selamanya) dengan faktor pendorong luas dan faktor penarik jumlah penduduk sebesar 52,5 persen. Keterkaitan Hubungan Jenis Urbanisasi dengan Faktor Pendorong Ketersediaan Fasilitas dan Faktor Penarik Ketersediaan Fasilitas. Baik ketersediaan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas perekonomian.

(a). Keterkaitan hubungan jenis urbanisasi dengan faktor pendorong ketersediaan fasilitas pendidikan dan faktor penarik fasilitas pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 6. Keterkaitan Hubungan Urbanisasi dengan Faktor Pendorong dan Penarik Ketersediaan Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan

Jenis Urbanisasi

Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak Memadai

Nisbah (%) Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak memadai

Permanen 20 0 50 0

Non Permanen 18 2 45 5

Jumlah 38 2 95 5

Total 40 100,00

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

Pada Tabel 6 terlihat bahwa adanya keterkaitan hubungan jenis urbanisasi terhadap faktor pendorong dan penarik ketersediaan sebesar 95 persen dengan alasan melakukan urbanisasi karena ketersediaan fasilitas yang lebih memadai.

(b). Keterkaitan hubungan jenis urbanisasi dengan faktor pendorong dan faktor penarik katersediaan fasilitas kesehatan dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 7. Keterkaitan Hubungan Urbanisasi dengan Faktor Pendorong dan Penarik Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan

Jenis Urbanisasi

Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak Memadai

Nisbah (%) Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak memadai

Permanen 18 2 45 5

Non Permanen 19 1 47,5 2,5

Jumlah 37 3 92,5 7,5

Total 40 100,00

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

Tabel 7 menunjukkan bahwa adanya keterkaitan hubungan jenis urbanisasi yang dilakukan oleh penduduk Kampung Arui terhadap faktor pendorong dan penarik

(6)

83 ketersediaan fasilitas sebesar 92,5 % dengan alasan melakukan urbanisasi karena ketersediaan fasilitas kesehatan yang lebih memadai di daerah tujuan (Kota Nabire) disbanding daerah asal (Kampung Arui). (c) Keterkaitan hubungan jenis urbanisasi dengan faktor pendorong dan faktor penarik katersediaan fasilitas peribadatan dapat dilihat pada Tabel 8

Tabel 8. Keterkaitan Hubungan Urbanisasi dengan Faktor Pendorong dan Penarik Ketersediaan Fasilitas Peribadatan

Fasilitas Peribadatan

Jenis Urbanisasi

Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak Memadai

Nisbah (%) Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak memadai

Permanen 14 6 35 15

Non Permanen 6 14 15 35

Jumlah 20 20 50 50

Total 40 100,00

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

Tabel 8 menunjukkan tidak terdapat keterkaitan hubungan antara jenis urbanisasi dengan faktor penarik dan pendorong ketersediaan fasilitas peribadatan.

(d). Keterkaitan Hubungan jenis urbanisasi dengan faktor pendorong dan faktor penarik katersediaan fasilitas peribadatan dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 9. Hubungan Pengaruh Jenis Urbanisasi dengan Faktor Pendorong dan Penarik Ketersediaan Fasilitas Perekonomian

Fasilitas Ekonomi

Jenis Urbanisasi

Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak Memadai

Nisbah (%)

Memadai

Memadai

Tidak Memadai

Tidak memadai

Permanen 19 1 47,5 2,5

Non Permanen 19 1 47,5 2,5

Jumlah 38 2 95 5

Total 40 100,00

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

Dengan hasil analisis tersebut dapat terlihat bahwa ketersediaan fasilitas ekonomi di daerah asal menjadi alasan urbanisasi bagi masyarakat Kampung Arui yang

(7)

84 melakukan urbanisasi ke Kota Nabire, dengan demikian terdapat hubungan antara urbanisasi (permanen/non permanen) terhadap faktor pendorong ketersediaan fasilitas di daerah, dan juga memiliki hubungan terhadap ketersediaan fasilitas ekonomi di daerah tujuan sebagai faktor penarik. Hubungan Urbanisasi dengan Faktor Pendorong Becana Alam dan Faktor Penarik Tempat Hiburan. Dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10. Keterkaitan Hubungan Urbanisasi dengan Faktor Pendorong Bencana Alam dan Faktor Penarik Tempat Hiburan

Tempat Hiburan

Bencana Alam

Jadi alasan pindah

Jadi alasan pindah

Tidak jadi alasan pindah

Tidak jadi alasan pindah

Nisbah (%)

Jenis Urbanisasi

Jadi alasan pindah

Jadi Alasan Pindah

TidaknJad i alasan

pindah Tidak

Jadi Alasan pindah

Permanen 11 9 27,5 22,5

Non Permanen 3 17 7,5 42,5

Jumlah 14 26 35 65

Total 40 100,00

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

Tabel 10 tidak terdapat keterkaitan hubungan antara urbanisasi dengan faktor pendorong bencana alam dan faktor penarik tempat hiburan. Hal ditandai dengan 65 persen masyarakat Kampung Arui tidak menjadikan tempat hiburan dan bencana alam sebagai alasan untuk berpindah ke daerah tujuan (Kota Nabire). Keterkaitan Hubungan Urbanisasi dengan Faktor Pendorong Faktor Lain dan Faktor Penarik Gaya Hidup dapat dilihat pada Tabel 11

Tabel 11. Keterkaitan Hubungan Jenis Urbanisasi dengan Faktor Pendorong Faktor Lain dan Faktor Penarik Gaya Hidup

Gaya Hidup

Faktor Lain Jadi alasan pindah

Jadi alasan pindah

Tidak jadi alasan pindah

Tidak jadi alasan pindah

Nisbah (%)

Jenis Urbanisasi

Jadi alasan pindah

Jadi Alasan pindah

Tidak Jadi alasan pindah Tidak

Jadi Alasan pindah

Permanen 10 10 25 25

Non Permanen 0 0 0 0

Jumlah 10 10 25 25

Total 20 50

Sumber :Olahan Data Primer, 2020

(8)

85 Tabel 11 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan keterkaitan antara jenis urbanisasi dengan faktor pendorong faktor lain dan faktor penarik gaya hidup. Hal ini ditandai dengan 25 persen masyarakat Kampung Arui tidak menjadikan faktor penarik gaya hidup dan faktor pendorong faktor lain sebagai alasan untuk melakukan urbanisasi ke daerah tujuan (Kota Nabire).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Faktor pendorong urbanisasi masyakarat Kampung Arui adalah : 1) Rendahnya tingkat upah .2) Keterbatasan lahan yang tersedia, dan 3) Terbatasnya ketersediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan ekonomi. Sedangkan faktor penarik adalah 1) Tingginya tingkat upah di daerah tujuan 2). Lapangan pekerjaan 3).Ketersediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, ekonomi dan hiburan, serta 4) Gaya hidup.

2. Terdapat keterkaitan hubungan urbanisasi( permanen/non permanen) dengan faktor pendorong (upah minimum, luas lahan, dan ketersediaan fasilitas (pendidikan, kesehatan, dan ekonomi) dan faktor penarik yaitu upah minimum, jumlah penduduk, ketersediaan fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, ekonomi), tempat hiburan, dan gaya hidup.

Saran

Dari hasil penelitian diatas, maka yang dapat disarankan dalam bagi penelitian ini adalah :

1. Bagi pemerintah, agar dapat membuat kebijakan perpindahan penduduk (urbanisasi) guna mengendalikan laju perpindahan penduduk yang tidak merata di Kabupaten Nabire sehingga tidak terjadi ketimpangan wilayah antara wilayah Pedesaan dan wilayah Perkotaan.

2. Bagi akademik, perlu adanya penelitian-peneltian lajutan yang lebih mendalam terkait terkait faktor penyebab urbanisasi khsusnya di bidang perekonomian agar dapat mengetahui kelebihan serta kelemahan guna meningkatkan pendapatan daerah asal yakni Kampung Arui.

3. Perlu pengembangan penelitian di bidang kependudukan mengingat laju pertumbuhan penduduk dan mobiltasnya semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat dihasilkan kebijakan dan program-program yang berpihak pada pemerataan penduduk dan kesejahteraan di segala bidang.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire. 2018. Kabupaten Nabire Dalam Angka 2018.

Nabire, Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire. 2018. Kabupaten Nabire Dalam Angka 2019.

Nabire, Badan Pusat Statistik.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, dapatan kajian ini menunjukkan bahawa dalam mereka bentuk kurikulum BIM untuk golongan pekak bagi PAFA kesemua item telah dipersetujui oleh kesemua pakar dan terdapat

a) Wajib muwaqqat, yaitu kewajiban yang ditentukan batas waktu untuk melaksanakannya, seperti shalat fardhu yang lima waktu, kapan mulai dan berakhirnya waktu

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti menemukan bahwa jumlah pengunjung yang terus meningkat masih ada masalah yang dihadapi diTaman Margasatwa yaitu dari segi

Beberapa potensi yang dimiliki oleh STMIK MUSIRAWAS untuk mendapatkan pengakuan secara nasional salah satunya dapat dilihat dari kerjasama-kerjasama yang selama ini telah

Selain itu, berdasarkan dengan data 34% tersebut siswa yang tidak berminat untuk berwirausaha memiliki beberapa alas an dalam diri sendiri yakni terdapat 17 siswa yang

Makalah ini bertujuan untuk mendokumentasikan toponimi yang dimunculkan pada sejumlah lagu populer sehingga dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah terkait,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal sosial peternak terhadap pengembangan badan Usaha Milik Desa (BUMDes) unit usaha ternak sapi di