• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN LEAN MAINTENANCE UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. GROWTH SUMATRA INDUSTRY DRAFT TUGAS SARJANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN LEAN MAINTENANCE UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. GROWTH SUMATRA INDUSTRY DRAFT TUGAS SARJANA"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)PENERAPAN LEAN MAINTENANCE UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. GROWTH SUMATRA INDUSTRY. DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Oleh. SONY CHANDRA LUMBAN TOBING NIM. 120403117. DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S. T E K N I K. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019. Universitas Sumatera Utara.

(2) Universitas Sumatera Utara.

(3) Universitas Sumatera Utara.

(4) ABSTRAK PT. Growth Sumatra Industry merupakan salah satu badan usaha penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang bergerak di bidang pengolahan baja. Pada proses maintenance yang dilakukan oleh perusahaan masih terdapat pemborosan pada kerusakan mesin. Kerusakan mesin diakibatkan oleh sistem corrective maintenance mesin yang hanya bisa dilakukan perbaikan jika mesin dalam keadaan mati. Hal tersebut mengakibatkan besarnya peluang kehilangan kesempatan produksi, sehingga diperlukan perbaikan yang secara efektif dapat dilakukan dengan pendekatan lean maintenance. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan (waste) pada aktivitas perbaikan perawatan mesin, menghitung waktu aktivitas perawatan sebelum dan sesudah perbaikan, serta meningkatkan efektivitas mesin dan peralatan dengan mengidentifikasi jenis waste dan penyebab waste. Dengan menggunakan Root Causes Analysis dan Five Why (5Why) yang diajukan untuk setiap komponen maka dapat diidentifikasi akar penyebab masalah waste yang terjadi dan juga rekomendasi tahap perbaikannya. Berdasarkan gambaran Value Stream Mapping diketahui bahwa terdapat perubahan nilai persen maintenance efficiency pada masing-masing komponen, yaitu komponen Remis Packing dari 27,78% menjadi 42,01 %, Shaft atau Poros dari 25% menjadi 38,46%. Pada waste aktivitas setelah dilakukan pengurangan sebesar 50% menjadi waste motion sebesar 34%, waste process 2%, waste defect 7% dan waste waiting 7%. Perbandingan current state map dan future state map tersebut menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan efisiensi perbaikan mesin dan total waste menurun setelah penerapan lean maintenance. Kata Kunci : Lean Maintenance, Root Causes Analysis (RCA) dan Five Why (5Why), Value Stream Mapping, Overall Effectiveness Equipment (OEE).. Universitas Sumatera Utara.

(5) ABSTRACT PT. Growth Sumatra Industry is one of the domestic investment business that engaged in steel processing. In the maintenance process that carried out by the company there is still a waste of production time. This is caused by the engine maintenance corrective system that can only be repaired if the engine is turned off. That matter can inflict losing the production opportunity, so that lean maintenance is needed to that the repairs can be done effectively. The purpose of this study is to reduce the waste on the engine maintenance activites, calculate the duration of treatment activites before and after the repairs, and improve the machines and equipment effectiveness by identifying the types and causes of waste. By using Root Causes Analysis (RCA) and Five Why (5Why) that submitted for each component, the cause of the waste problem and the repair phase can be identified. Based on the Value Stream Mapping overview it is known that the percent value of maintenance efficiency are increased, remis packing from 27,78% to 42,01%, shaft from 25% to 38,46%. Waste activity after a 50% reduction becomes waste motion 34%, waste process 2%, waste defect 7% and waste waiting 7%. The comparison of the current state map and future state map shows that the efficiency of machine repair is increased and total waste decreased after lean maintenance implementation. Keywords : Lean Maintenance, Root Causes Analysis (RCA) and Five Why (5Why), Value Stream Mapping, Overall Effectiveness Equipment (OEE).. Universitas Sumatera Utara.

(6) KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat Kasih-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tugas Akhir dan menyelesaikan Tugas Sarjana ini. Tugas Sarjana ini merupakan salah satu persyaratan yang diajukan kepada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri). Adapun Tugas Sarjana ini berjudul Penerapan Lean Maintenance untuk mengurangi waste pada lantai produksi di PT. Growth Sumatra Industry. Tugas sarjana ini dibuat berdasarkan hasil penelitian Penulis pada bulan Maret hingga Juni 2019 di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan beberapa tempat terkait dengan topik penelitian yang dilakukan. Data-data, pembahasan, dan usulan pada tugas sarjana ini diharapkan dapat dijadikan sebagai literatur terkait solusi perbaikan untuk mengurangi waste di PT. Growth Sumatra Industry. Penulis mengharapkan agar tugas sarjana ini dapat memberikan manfaat kepada Pembaca.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, JUNI 2019. PENULIS, SONY CHANRA L. TOBING. Universitas Sumatera Utara.

(7) UCAPAN TERIMAKASIH. Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat Kasih-Nya, serta kepada Orang tua Penulis yang telah senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materi dalam penyusunan Tugas Sarjana ini, sehingga Penulis berkesempatan menyelesaikan Tugas Sarjana ini tepat pada waktunya. Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, S.T., M.T., sebagai Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.. 2.. Bapak Buchari, S.T., M.Kes., sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.. 3.. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing dan Koordinator Tugas Sarjana atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukkan yang diberikan kepada Penulis dalam penyusunan Tugas Sarjana ini.. Universitas Sumatera Utara.

(8) 4.. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, M.S.I.E. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim Matondang, M.S.I.E., selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah memberikan wejangan terkait topik Tugas Akhir Penulis.. 5.. Seluruh Dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan sebagai bekal dalam penulisan Tugas Sarjana.. 6.. Bang Nurmansyah, Bang Tumijo, Bang Edy, Ibu Ester, Kak Rahmaini, Kak Mia dan Neneng sebagai Staf Pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Industri Universitas Sumatera Utara yang telah membantu segala urusan administrasi dan peminjaman buku di Perpustakaan.. 7.. Sahabat-sahabat penulis di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, khususnya teman-teman Angkatan 2012 “DUA BELATI” yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.. 8.. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga Kasih Karunia Tuhan yang Maha Esa memberkati, melindungi,. dan menyertai kita semua.. SONY CHANDRA LUMBAN TOBING. viii Universitas Sumatera Utara.

(9) DAFTAR ISI. BAB. HALAMAN LEMBAR JUDUL. I. LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... i. SERTIFIKAT EVALUASI ................................................................... ii. ABSTRAK .............................................................................................. iii. KATA PENGANTAR ........................................................................... iv. UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................. v. DAFTAR ISI .......................................................................................... vi. DAFTAR TABEL .................................................................................. vii. DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii. DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ix. PENDAHULUAN .................................................................................. I-1. 1.1. Latar Belakang. ........................................................................... I-1. 1.2. Perumusan Masalah........................................................................ I-3. 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... I-3. 1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................... I-4. 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ..................................................... I-5. 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ............................................. I-5. Universitas Sumatera Utara.

(10) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB II. HALAMAN GAMBARAN UMUM PENELITIAN ................................................ II-1 2.1. Sejarah Perusahaan......................................................................... II-1. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ....................................................... II-1. 2.3. Lokasi Perusahaan .......................................................................... II-2. 2.4. Daerah Pemasaran .......................................................................... II-2. 2.5. Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... II-2. 2.6. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ........................................ II-5. 2.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja............................................. II-22 2.7.1. Jumlah Tenaga Kerja ......................................................... II-22 2.7.2. Jam Kerja .......................................................................... II-22 2.8. Sistem Pengupahan ....................................................................... II-23. III. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. III-1. 3.1. Perawatan ( Maintenance )....................................................... III-1. 3.1.1. Maintenance Engineering .............................................. III-2. 3.1.2. Perawatan Mesin ............................................................ III-4. 3.1.3. Tujuan Maintenance....................................................... III-6. 3.1.4. Manajemen Maintenance ............................................... III-7. 3.1.5. Perencanaan Maintenance .............................................. III-7. 3.1.6. Strategi Maintenance...................................................... III-8. Universitas Sumatera Utara.

(11) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. IV. HALAMAN 3.2. Definisi dan Konsep Lean ........................................................ III-9. 3.3. Lean Maintenance .................................................................... III-13. 3.4. Corrective Maintenance ........................................................... III-16. 3.5. Overall Equipment Effectiveness (OEE) .................................. III-17. 3.6. Standar OEE ............................................................................. III-18. 3.7. OEE Metrik .............................................................................. III-18. 3.8. Diagram Pareto......................................................................... III-21. 3.9. Root Causes Analysis ............................................................... III-23. 3.9.1. Langkah-langkah Melakukan Root Causes Analysis ..... III-23. 3.10. Value Stream Mapping............................................................. III-25. 3.10.1. Proses Penerapan Value Stream Mapping .................... III-26. 3.10.2. Simbol Value Stream Mapping ................................... III-30. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... IV-1. 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. IV-1. 4.2. Objek Penelitian ....................................................................... IV-1. 4.3. Jenis Penelitian ......................................................................... IV-1. Universitas Sumatera Utara.

(12) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. V. VI. HALAMAN 4.4. Kerangka Konseptual Penelitian .............................................. IV-3. 4.5. Blok Diagram Prosedur Penelitian ........................................... IV-4. 4.6. Metode Pengumpulan Data ...................................................... IV-5. 4.7. Metode Pengolahan Data ......................................................... IV-6. 4.8. Analisis Pemecahan Masalah ................................................... IV-7. 4.9. Kesimpulan dan Saran .............................................................. IV-8. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................ V-1. 5.1. Pengumpulan Data ................................................................... V-1. 5.1.1. Pengumpulan Data Kerusakan Mesin .......................... V-1. 5.1.2. Pengumpulan Data Kerusakan Komponen Kritis ........ V-3. 5.2. Pengolahan Data ....................................................................... V-4. 5.2.1. Lean Assesment ............................................................ V-4. 5.2.2. Pemilihan Komponen Kritis ......................................... V-7. 5.2.3. Identifikasi Waste Aktifitas Pemeliharaan Kritis ......... V-9. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. VI-1. 6.1. Analisis Pemborosan/Identifikasi Waste .................................. VI-1. 6.2. Analisis Penyebab Waste ......................................................... VI-2. 6.2.1. Root Causes Analysis ..................................................... VI-2. Universitas Sumatera Utara.

(13) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN 6.3. Rekomendasi Perbaikan ........................................................... VI-11. 6.3.1. Usulan Perbaikan untuk Waste Motion .......................... VI-11. 6.3.2. Usulan Perbaikan untuk Waste Process dan Defect ...... VI-14. 6.3.3. Usulan Perbaikan untuk Waste Waiting ........................ VI-15. 6.4. Analisis Pengurangan Maintenance Lead ................................ VI-16. 6.5. Analisa Cost. ........................................................................ VI-17. 6.5.1. Analisa Cost Waste........................................................ VI-18. 6.6. Analisa Peningkatan Efektivitas Peralatan ............................... VI-21. 6.7. Pembentukan Future State Map ............................................... VI-23. VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ VII-1. 7.1. Kesimpulan............................................................................... VII-1. 7.2. Saran ......................................................................................... VII-2. DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara.

(14) DAFTAR TABEL. TABEL. HALAMAN. 1.1. Data Kerusakan Mesin di PT. Growth Sumatra Industry ...... I-1. 2.1. Jam Kerja Karyawan Kantor PT. Growth Sumatra Industry. ............................................................................. II-23. 2.2. Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi dan Keamanan PT.Growth Sumatra Industry................................................. II-23. 2.3. Sistem Pengupahan PT.Growth Sumatra Industry ................ II-24. 3.1. World Class Rating................................................................ III-18. 5.1. Data Kerusakan Mesin di PT.Growth Sumatra Industry ....... V-2. 5.2. Data Kerusakan Komponen Mesin Reheating Furnace ........ V-3. 5.3. Delay Mesin Reheating Furnace ........................................... V-6. 5.4. Data Pengolahan Pemilihan Komponen Kritis ...................... V-8. 5.5. Klarifikasi 7 Wastes............................................................... V-10. 5.6. Kerusakan dan Aktifitas Perbaikan ....................................... V-10. 5.7. Aktifitas Non Value Added Komponen Remis Packing ........ V-14. 5.8. Aktifitas Value Added Komponen Remis Packing ................ V-15. 5.9. Aktifitas Non Value Added Komponen Shaft atau Poros ...... V-17. 5.10. Aktifitas Value Added Komponen Shaft atau Poros .............. V-18. 5.11. Proses Identifikasi Wastes ..................................................... V-19. 6.1. Penelusuran Akar Masalah Penyebab Waste Motion ............ VI-4. Universitas Sumatera Utara.

(15) DAFTAR TABEL (LANJUTAN). TABEL. HALAMAN. 6.2. Penelusuran Akar Masalah Penyebab Waste Waiting ........... VI-6. 6.3. Penelusuran Akar Masalah Penyebab Waste Process ........... VI-8. 6.4. Penelusuran Akar Masalah Penyebab Waste Defect ............. VI-10. 6.5. Biaya Rekomendasi Perbaikan .............................................. VI-12. 6.6. Spesifikasi Komputer ............................................................ VI-12. 6.7. Panjang Kabel LAN yang dibutuhkan................................... VI-13. 6.8. Estimasi Biaya Pelatihan Karyawan ...................................... VI-14. 6.9. Waktu Kerusakan Mesin Reheating Furnace........................ VI-16. 6.10. Jenis Aktivitas Pemeliharaan Kritis....................................... VI-17. 6.11. Perhitungan. NPV. Sistem. Informasi. Maintenance. Terintegrasi ............................................................................ VI-19. 6.12. Perhitungan NPV Pelatihan Karyawan ................................. VI-21. 6.13. Aktivitas Non Value Added Komponen Remis Packing........ VI-23. 6.14. Aktivitas Value Added Komponen Remis Packing ............... VI-24. 6.15. Aktivitas Non Value Added Komponen Shaft atau Poros .... VI-24. 6.16. Aktivitas Value Added Komponen Shaft atau Poros............ VI-25. 6.17. Aktivitas Non Value Added Komponen Drain RWT ............. VI-26. 6.18. Aktivitas Value Added Komponen Drain RWT..................... VI-27. xv Universitas Sumatera Utara.

(16) DAFTAR TABEL (LANJUTAN). TABEL. HALAMAN. 6.19. Perbandingan Current State Map dengan Future State Map Komponen Remis Packing .................................................... VI-31. 6.20. Perbandingan Current State Map dengan Future State Map Komponen Shaft atau Poros .................................................. VI-31. 6.21. Perbandingan Current State Map dengan Future State Map Komponen Drain RWT .......................................................... VI-32. 6.22. Perbandingan Waste Sebelum dan Sesudah Perbaikan ......... VI-32. xvi Universitas Sumatera Utara.

(17) DAFTAR GAMBAR. GAMBAR. HALAMAN. 2.1.. Struktur Organisasi PT.Growth Sumatra Industry............. II-4. 3.1.. Skematik Pembagian Maintenance.................................... III-8. 3.2.. Lean Maintenance Practice ............................................... III-16. 3.3.. Diagram Pareto .................................................................. III-22. 3.5.. Penerapan Value Stream Mapping .................................... III-27. 3.6.. Simbol Value Stream Mapping .......................................... III-31. 4.1.. Kerangka Konseptual Penelitian........................................ IV-3. 4.2.. Blok Diagram Prosedur Penelitian .................................... IV-5. 4.3.. Prosedur Penelitian ............................................................ IV-8. 5.1.. Diagram Pareto Pemilihan Komponen Kritis .................... V-9. 5.2.. Current State Map Aktifitas Perawatan Komponen Remis Packing.................................................................... 5.3.. Current State Map Aktifitas Perawatan Komponen Shaft atau Poros........................................................................... 6.1.. VI-28. Future State MVSM Aktivitas Perawatan Komponen Shaft atau Poros ................................................................. 6.3.. V-16. Future State MVSM Aktivitas Perawatan Komponen Remis Packing.................................................................... 6.2.. V-13. VI-29. Future State MVSM Aktivitas Perawatan Komponen Drain RWT ......................................................................... VI-30. Universitas Sumatera Utara.

(18) BAB I PENDAHULUAN. 1.1.. Latar Belakang Proses produksi (manufacture) merupakan suatu kegiatan dari perusahaan-. perusahaan yang memakai bahan mentah untuk diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan memakai bahan penolong, tenaga kerja manusia , alat dan mesin sehingga akan mempunyai nilai tambah (value added) yang lebih berguna.. Perusahaan-perusahaan manufaktur. berusaha. untuk mengurangi. pemborosan (waste) terhadap sumber daya produksi pada setiap proses, karena adanya pemborosan dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi dari proses produksi. Permasalahan yang terjadi pada pada proses produksi di PT. Growth Sumatera Industry yang berlokasi di Kawasan Industri Medan I KM 10 , Sumatera Utara ini adalah adanya kerusakan mesin-mesin yang mengganggu produktivitas perusahan, sehingga diberikan perbaikan pada mesin yang akan berdampak terhadap. aktivitas perusahaan ini, maka efektivitas mesin sangat diutamakan. Berikut merupakan Data Kerusakan Mesin dari PT. Growth Sumatra Industry dapat dilihat pada Tabel 1.1.. Tabel 1.1 Data Kerusakan Mesin di PT. Growth Sumatra Industry No. Nama Mesin. 1 2 3 4. Reheating Furnace Electri Arc Furnace (EAF) Rolling Mill Rolling Mill I. Total Kerusakan 28 15 19 14. Persentase Kerusakan (%) 60.05 24.17 3.34 2.46. I-1 Universitas Sumatera Utara.

(19) Tabel 1.1 Data Kerusakan Mesin (Lanjutan) 5 6 7 8 9 10. Rolling Mill III Rolling Mill II Bending Machine Filter I Continious Casting Machine(CCM) Filter II. 14 12 16 12. 2.46 2.1 1.87 1.4. 8. 1.1. 9. 1.05. Pada perusahaan ini, diterapkan sistem perawatan secara corrective maintenance dimana tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakankerusakan yang terjadi berulang kali. Namun corrective maintenance bisa dilakukan apabila kerusakan telah terjadi dan perbaikan dilakukan jika mesin dalam keadaan mati. Semakin lama proses maintenance semakin besar peluang untuk kehilangan kesempatan produksi.. Dengan pendekatan lean maintenance diharapkan mampu mereduksi waste yang ditimbulkan pada bagian maintenance dengan mengidentifikasi dan menghilangkan waste atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah serta menciptakan aliran yang lancar di seluruh aktivitas perawatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikan pada aktivitas perawatan berdasarkan konsep lean maintenance dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mengurangi waste. Penerapan lean maintenance memberikan serangkaian manfaat yang bisa diperoleh manfaat utamanya yaitu berkontribusi dalam menurunkan lead time aktivitas perawatan serta meningkatkan efektivitas mesin. (Rosie Andarnis, 2011) Lean Maintenance juga diterapkan pada Green Manufacturing. Disini lean maintenance digunakan untuk mereduksi polutan pada lingkungan sekitar tanpa. I-2 Universitas Sumatera Utara.

(20) I-3. mengurangi produksi dan emisi yang dihasilkan oleh mesin dengan biaya yang rendah dan sumber daya alam yang kecil. (Jesiulewicz, 2014) Penerapan sistem perawatan mesin dengan pendekatakan lean maintenance ini dapat divisualisasikan dengan suatu sistem dimana akan menghasilkan suatu gambaran umum sebuah proses yang mudah dipahami dengan metode Value Stream Mapping (MVSM). Metode MVSM dilakukan pada Pabrik Pembangkit Listrik untuk mengidentifikasi sumber pemborosan dan penerapan pada sistem perawatan. (Dinesh, 2015).. 1.2.. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka pokok permasalahan penelitian. ini adalah adanya pemborosan (waste) pada mesin reheating furnace sebanyak 28 kali dengan persentase 60.05% di lantai produksi PT. Growth Sumatera Industry. Akibatnya, tingkat kepercayaan pelanggan terhadap PT. Growth Sumatera Industry menjadi menurun karena perusahaan tidak dapat memenuhi pemesanan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dibutuhkan cara untuk meningkatkan sistem perawatan mesin di PT. Growth Sumatera Industry dengan menerapkan pendekatan lean maintenance sehingga perawatan berjalan secara efektif dan efisien dengan mengurangi waste yang ada.. 1.3.. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah mengurangi waste (pemborosan) yang. dihasilkan pada. Departemen Precured Liner dengan pendekatan Lean. Maintenance.. Universitas Sumatera Utara.

(21) I-4. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1.. Menghitung waktu aktivitas perawatan sebelum dan sesudah perbaikan.. 2. Mengurangi waste pada aktivitas perbaikan perawatan mesin pada PT. Growth Sumatra Industry. 3.. Meningkatkan efektivitas mesin dan peralatan pada PT. Growth Sumatra. Industry. 1.4.. Manfaat Penelitian Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:. 1. Bagi Mahasiswa. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah dan menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan pola pikir yang lebih baik agar memberikan solusi perbaikan dengan pendekatan lean maintenance. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai suatu bahan pertimbangan dalam memperkirakan jadwal perawatan mesin, dan penerapan langkah-langkah perawatan mesin dengan pendekatan lean maintenance sehingga perusahaan dapat mengatasi setiap kendala yang terjadi. 3. Bagi Departemen Teknik Industri USU Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan (PT. Growth Sumatera Industry) dengan Departemen Teknik Industri USU.. Universitas Sumatera Utara.

(22) I-5. 1.5.. Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:. 1.. Metode yang digunakan untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah Lean Maintenance.. 2.. Penelitian ini dilakukan pada mesin yang digunakan dalam proses produksi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:. 1.. Proses produksi dilaksanakan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Perusahaan). 2.. Kondisi mesin dan peralatan dalam keadaan normal selama penelitian dilakukan.. 3.. Tidak terjadi perubahan sistem produksi saat penelitian berlangsung dan proses produksi berjalan dengan normal.. 1.6.. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah. sebagai berikut: Pada Bab Pertama berisi tentang Pendahuluan yang menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Pada Bab Kedua berisi tentang Gambaran Umum PT Growth Sumatera Industry, berisi ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja, jam kerja karyawan, dan sistem. Universitas Sumatera Utara.

(23) I-6. pengupahan. Pada Bab Ketiga berisi tentang Landasan Teori, berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah yaitu teori tentang waste, lean maintenance dan metode-metode pendukung yang digunakan pada penelitian. Literatur yang digunakan diambil dari referensi buku-buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan topik tersebut dan disertakan pada daftar pustaka. Pada Bab Keempat berisi tentang Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu lokasi dan waktu penelitian, objek penelitian, jenis penelitian, kerangka konseptual penelitian, variabel penelitian, rancangan penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Pada Bab Kelima berisi tentang Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data-data yang dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan penelitian, serta bagaimana data-data tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar pemecahan permasalahan tersebut. Pada Bab Keenam berisi tentang Analisis Pemecahan Masalah, memaparkan analisis terhadap hasil pengolahan data serta alternatif dari pemecahan masalah. Pada Bab Ketujuh berisi tentang Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi PT Growth Sumatera Industry dan pengembangan penelitian selanjutnya.. Universitas Sumatera Utara.

(24) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1.. Sejarah Perusahaan PT. Growth Sumatra Industry berdiri tanggal 23 April 1969. Pada. awalnya perusahaan ini bernama PT. Industry Ltd Besi dan Baja Sumatra yang berlokasi di Jln. K.L. Yos Sudarso Km. 10 Medan/ Belawan. Perusahaan ini merupakan salah satu badan usaha penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang bergerak di bidang pengolahan baja. Berdasarkan akte pendiriannya perusahaan ini berbentuk perseroan terbatas. Sejak berdirinya hingga sekarang perusahaan ini telah mengalami perubahan nama pada tanggal 8 Februari 1971 menjadi PT. Growth Sumatra Industry. Pada awalnya perusahaan ini beroperasi dalam pembuatan kuali dengan menggunakan alat-alat yang masih sederhana dan terbatas jumlahnya seperti satu unit dapur peleburan dan satu unit mesin penggilingan. Dengan perkembangan yang terjadi saat ini perusahaan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan keuntungan yang semakin tinggi. Perusahaan juga telah memanfaatkan teknologi baru di bidang pengolahan logam.. 2.2.. Ruang Lingkup Bidang Usaha Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Growth Sumatra Industry adalah. penghasil wiremesh, brc dan besi baja.. Universitas Sumatera Utara.

(25) 2.3.. Lokasi Perusahaan PT. Growth Sumatra Industry berlokasi di Jalan KL. Yos Sudarso,. Kawasan Industri Medan, Km.10 Medan-Belawan yang dibangun pada area tanah 2. seluas 123.705 m .. 2.4.. Daerah Pemasaran Pemasaran hasil produksi PT. Growth Sumatra Industry diatur oleh kantor. direksi PT. Growth Sumatra Industry. Pemasaran hasil produksi dilakukan di dalam negeri seperti Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Padang, Surabaya dan Jakarta. Untuk memperluas daerah pemasaran, PT. Growth Sumatra Industry juga menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain.. 2.5.. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara setiap bagian. maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan. yang. telah. ditentukan. sebelumnya.. Struktur. organisasi. dapat. menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Struktur organisasi juga merupakan suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Fungsi struktur dalam organisasi yaitu untuk. Universitas Sumatera Utara.

(26) menunjukkan kejelasan tanggung jawab, kejelasan kedudukan, kejelasan mengenai jalur hubungan dan kejelasan mengenai uraian tugas. Struktur organisasi merupakan komponen penting dalam sebuah perusahaan karena akan menjadi fondasi bisnis dalam perusahaan tersebut. Struktur organisasi di PT. Growth Sumatra Industry memiliki bentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi PT. Growth Sumatra Industry dapat dilihat pada Gambar 2.1.. Universitas Sumatera Utara.

(27) II-4. Dirut. Direktur Gilingan. Direktur Keuangan. Direktur Peleburan. Manager Gilingan. Manager Pembelian. Manager Peleburan. Kabag Gilingan I. Kabag Gilingan II. Kabag Gilingan III. Kabag Gilingan V. Kabag Tarik As. Kabag CCM. Kabag Ladle. Kabag Perawatan. Kabag Tanur. Kabag Gudang. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Kabag Distribusi Billet. Kabag Bengkel. Kabag Reparasi. Kabag Perawatan. Mandor. Mandor. Mandor. Mandor. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Manager Marketing. Manager Personalia/ Umum/ Adm. Kabag Keuangan. Karyawan. Karyawan. Karyawan. Kabag Personalia. Karyawan. Kabag QC. Kabag ADM. Karyawan. Karyawan. Sumber: PT Growth Sumatra Industry. Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Growth Sumatra Industry Keterangan :. Wewenang lini (Line authority) = Wewenang staf (Staff authority) =. Universitas Sumatera Utara.

(28) 2.6.. Pembagian Tugas dan Tanggung jawab Adapun jabatan pada PT. Growth Sumatra Industry adalah sebagai berikut:. 1.. Direktur Utama Direktur utama merupakan seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dengan mendapatkan kuasa langsung bertanggungjawab penuh atas perkembangan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari direktur utama sebagai berikut: a. Memimpin dan mengurus aspek kegiatan perusahaan sesuai dengan tujuan dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. b. Menentukan kebijakan perusahaan secara garis besar demi tercapainya tujuan utama perusahaan. c. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar, baik hubungan dengan perusahaan lain maupun kegiatan-kegiatan perusahaan. d. Mengkoordinasikan tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap direktur dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk suatu grup kerja yang harmonis. e. Mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. f. Bertanggungjawab atas segala keterangan tentang keadaan dan operasi perusahaan termasuk laporan keuangan, baik laporan tahunan ataupun laporan berkala lainnya kepada pemegang saham.. Universitas Sumatera Utara.

(29) 2.. Direktur Gilingan Tugas dan tanggung jawab dari direktur gilingan sebagai berikut: a. Mendistribusikan sasaran dan kebijakan perusahaan serta instruksi dari Direktur Utama yang berhubungan dengan operasional gilingan dan workshop. b. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. c. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. d. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.. 3.. Direktur Peleburan Tugas dan tanggung jawab dari direktur peleburan sebagai berikut: a. Mendistribusikan sasaran dan kebijakan perusahaan serta instruksi dari Direktur Utama yang berhubungan dengan operasional peleburan, gudang, dan workshop. b. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. c. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. d. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.. Universitas Sumatera Utara.

(30) 4.. Direktur Keuangan Tugas dan tanggung jawab dari direktur keuangan sebagai berikut: a. Mendistribusikan sasaran dan kebijakan perusahaan serta instruksi dari Direktur Utama. yang berhubungan dengan administrasi, penjualan, dan. pembelian. b. Menyusun prosedur komunikasi keluar dan ke dalam perusahaan. c. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. d. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama. 5.. Manager Gilingan Tugas dan tanggung jawab dari manajer gilingan sebagai berikut: a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Gilingan. b. Mengatur dan menyusun seluruh kegiatan yang ada di lantai produksi gilingan. c. Mengkoordinir operasional gilingan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku yang didelegasikan kepada setiap Kabag. Gilingan. d. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Gilingan. Universitas Sumatera Utara.

(31) 6.. Manager Peleburan Tugas dan tanggung jawab dari manajer peleburan sebagai berikut: a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Peleburan. b. Mengatur dan menyusun seluruh kegiatan yang ada di lantai produksi peleburan. c. Mengkoordinir operasional peleburan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku yang didelegasikan kepada setiap Kabag. d. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Peleburan.. 7.. Manager Pembelian Tugas dan tanggung jawab dari manajer pembelian sebagai berikut: a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Keuangan. b. Mengatur penerimaan barang sesuai dengan prosedur yang berlaku. c. Mengawasi kegiatan pemasukan bahan baik bahan baku dan bahan penolong, maupun material.. Universitas Sumatera Utara.

(32) d. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Keuangan dan semua aktivitas perhitungan material yang masuk. 8.. Manajer Marketing Tugas dan tanggung jawab dari manajer marketing sebagai berikut: a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Keuangan. b. Mengatur pengeluaranbarang sesuai dengan prosedur yang berlaku. c. Mengarahkan kegiatan penjualan dan pengiriman produk d. Mengawasi kegiatan pengeluaranproduk. e. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. f. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. g. Bertanggung jawab terhadap Direktur Keuangan dan semua aktivitas perhitungan produk yang keluar.. Universitas Sumatera Utara.

(33) 9.. Manager Personalia/Umum/Adm. Tugas dan tanggung jawab dari manajer personalia/umum/adm.sebagai berikut: a. Melaksanakan sasaran dan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direktur Keuangan. b. Mengatur penyedia jasa-jasa administrasi yang berhubungan dengan personalia, purchasingdan arsip personil. c. Mengkoordinir operasional umum sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku yang didelegasikan kepada setiap Kabag. d. Mengambil keputusan-keputusan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan. e. Menjalin hubungan kerja yang baik dengan para manager agar terbentuk suatu kerja yang harmonis. f. Bertanggung jawab terhadap Direktur Keuangan.. 10. Kabag Gilingan I, II, III dan V Tugas dan tanggungjawab kabag Gilingan I, II, III dan V sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan gilingan I, II, III dan V agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan gilingan I, II, III dan V untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. c. Menyusun produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.. Universitas Sumatera Utara.

(34) d. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan dan pelaksanaan kegiatan gilingan I, II, III dan V. 11. Kabag Tarik As Tugas dan tanggungjawab kabag tarik as sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan produksi tarik as agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi tarik asuntuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. c. Menyusun produk baja as yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. d. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan dan pelaksanaan kegiatan produksi tarik as. 12. Kabag Distribusi Billet Tugas dan tanggungjawab kabag distribusi billet sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan distribusi billet agar sesuai dengan kebutuhan penggilingan. b. Mengawasi dan mengevaluasi distribusi billet untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan pemebuhan. c. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan dan pelaksanaan kegiatan distribusi billet. 13. Kabag Bengkel, Reparasi, dan Perawatan Gilingan: Tugas dan tanggung jawab Kabag Bengkel, Reparasi, dan Perawatan Gilingan: a. Bertanggung jawab terhadap Manager Gilingan.. Universitas Sumatera Utara.

(35) b. Memimpin kegiatan pemeliharaan dan perbaikan semua peralatan gilingan. c. Mengintrol kegiatan maintenance mesin dan peralatan serta utilitas. d. Menangani masalah yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas maintenance di lapangan kerja gilingan. 14. Kabag Continous Casting Machine (CCM) Tugas dan tanggungjawab kabag continous casting machine sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan kegiatan peleburan scrap menjadi billet agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan peleburan scrap menjadi billet untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. c. Menyusun billet yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. d. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan kegiatan peleburan menjadi billet. 15. Kabag Ladle Tugas dan tanggungjawab kabag Ladle sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan kegiatan penentuan kebutuhan scrap agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan penentuan kebutuhan scrap untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. c. Mengawasi penentuan kebutuhan scrap yang ditetapkan.. Universitas Sumatera Utara.

(36) d. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan kegiatan peleburan scrap. 16. Kabag Perawatan Peleburan Tugas dan tanggungjawab kabag perawatan peleburan sebagai berikut: a. Memimpin kegiatan pemeliharaan dan perbaikan semua peralatan gilingan dan peleburan. b. Menangani masalah yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas maintenance di lapangan kerja gilingan dan peleburan yang tidak dapat ditangani bawahan. c. Mengarahkan dan mengontrol aktivitas maintenance dan utilitas. d. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan. 17. Kabag Tanur Tugas dan tanggungjawab kabag tanur sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan kegiatan mensortir scrap dan menuang scrap agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan mensortir scrap dan menuang scrap untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. c. Mengawasi mensortir scrap dan menuang scrap yang ditetapkan. d. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan kegiatan peleburan scrap.. Universitas Sumatera Utara.

(37) 18. Kabag Gudang Tugas dan tanggungjawab kabag gudang sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan kebutuhan spare part dan bahan penolong agar sesuai dengan kebutuhan peleburan dan hasil produksi. b. Mengawasi dan mengevaluasi pengeluaran spare part dan bahan penolong sesuai dengan kebutuhan dengan menyetujui permintaan kebutuhan barang dan sebagainya. c. Bertanggung jawab terhadap Manager Peleburan dan pelaksanaan kegiatan distribusi billet. 19. Kabag Keuangan Tugas dan tanggungjawab kabag Keuangan sebagai berikut: a. Mengatur penyimpanan dan penerimaan serta pengeluaran uang perusahaan sesuai dengan sasaran dan kebijaksanaan perusahaan. b. Merencanakan anggaran pendapatan dan belanja tahunan. c. Menyusun neraca dan perhitungan rugi pada setiap bulan. d. Mengkoordinir penagihan atas piutang yang timbul akibat penjualan hasil produksi serta piutang lainnya. e. Mengawasi pemberian kompensasi berupa gaji/upah, uang makan, tunjangan lembur, bonus dan kompensasi lainnya. f. Bertanggung jawab atas pengeluaran untuk pembiayaan usaha dan pembayaran kepada pihak lain.. Universitas Sumatera Utara.

(38) g. Mengambil keputusan mengenai isu-isu modal kerja, memegang uang, mengelola dan mengendalikan arus kas perusahaan. h. Bertanggung jawab kepada keuangan perusahaan. 20. Kabag Personalia Tugas dan tanggungjawab kabag personalia sebagai berikut: a. Mengawasi dan merencanakan pengembangan tenaga kerja sesuai dengan sasaran dan kebijaksanaan perusahaan. b. Mengawasi dan mengevaluasi pengembangan dan pelatihan tenaga kerja. c. Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta mengatur pelaksanaannya dalam perusahaan dan lembaga yang sesuai. d. Bertanggung jawab terhadap Manager Personalia dan pelaksanaan kegiatan tenaga kerja. 21. Kabag Quality Control Tugas dan tanggungjawab kabag quality control sebagai berikut: a. Mengadakan peninjauan langsung dan menganalisis bahan b. Meneliti, memeriksa dan menganalisis mutu produk sejak dari bahan baku sampai produk jadi agar sesuai dengan spesfikasi dan standar mutu yang ditetapkan. c. Bertanggung jawab terhadap pelaksaanaan karakteristik ISO. d. Bertanggung jawab terhadap Manager Umum dan pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu produk.. Universitas Sumatera Utara.

(39) 22. Kabag Adm Tugas dan tanggungjawab kabag adm. sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi dari setiap bagian serta menyimpan arsip-arsip perusahaan dan melaksanakan surat-menyurat untuk kelancaran kegiatan perusahaan. b. Menentukan bentuk-bentuk surat, bon, rekening serta cara pengaturannya. c. Membantu direktur utama menyusun program pertemuan dengan tamu- tamu perusahaan. d. Bertanggung jawab terhadap Manager Adm. 23. Mandor Gilingan I, II, III dan V Tugas dan tanggungjawab mandor gilingan I, II, III dan V sebagai berikut: a. Mengawasi kegiatan gilingan I, II, III, IV, V, dan VI untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. b. Mengelola dan menyimpan data gilingan I, II, III, IV, V, dan VI. c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Gilingan I, II, III, IV, V, dan VI. 24. Mandor Tarik As Tugas dan tanggungjawab mandor tarik as sebagai berikut: a. Mengawasi kegiatan produksi tarik as untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. b. Mengelola dan menyimpan data produksi tarik as. c. Bertanggung jawab terhadapKabag. Tarik As.. Universitas Sumatera Utara.

(40) 25. Mandor Distribusi Billet Tugas dan tanggungjawab mandor distribusi billet sebagai berikut: a. Mengawasi distribusi billet untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan pemebuhan. b. Mengelola dan menyimpan data distribusi billet. c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Distribusi Billet. 26. Mandor Bengkel, Reparasi, dan Perawatan Gilingan Tugas dan tanggung jawab Mandor Bengkel, Reparasi, dan Perawatan Gilingan: a. Bertanggung jawab terhadap Kepala Bagian Bengkel, Reparasi, dan Perawatan Gilingan. b. Mengawasi kegiatan perbaikan dan perawatan mesin/peralatan gilingan. c. Menangani masalah yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas maintenance di lapangan kerja gilingan dan peleburan yang tidak dapat ditangani bawahan. 27. Mandor Continous Casting Machine (CCM) Tugas dan tanggungjawab mandor continous casting machine sebagai berikut: a. Mengawasi kegiatan peleburan scrap menjadi billet untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. b. Mengelola dan menyimpan data peleburan scrap menjadi billet. c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Continous Casting Machine (CCM).. Universitas Sumatera Utara.

(41) 28. Mandor Ladle Tugas dan tanggungjawab mandor ladle sebagai berikut: a. Mengawasi kegiatan penentuan kebutuhan scrap. untuk mendeteksi. kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. b. Mengelola dan menyimpan data kebutuhan scrap. c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Ladle. 29. Mandor Perawatan Peleburan Tugas dan tanggungjawab mandor perawatan peleburan sebagai berikut: a. Mengawasi kegiatan perbaikan dan perawatan mesin/peralatan gilingan dan peleburan. b. Menangani masalah yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas maintenance di lapangan kerja gilingan dan peleburan yang tidak dapat ditangani bawahan. c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Perawatan. 30. Mandor Tanur Tugas dan tanggungjawab mandor tanur sebagai berikut: a. Mengawasi kegiatan mensortir scrap dan menuang scrap untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. b. Mengelola dan menyimpan data sortir scrap dan penuangan scrap yang ditetapkan. c. Bertanggung jawab terhadap Kabag. Tanur. Universitas Sumatera Utara.

(42) 31. Mandor Gudang Tugas dan tanggungjawab mandor gudang sebagai berikut: a. Mengawasi pengeluaran sparepart dan bahan penolong sesuai dengan kebutuhan dengan memproses surat permintaan kebutuhan barang dan sebagainya. b. Mengawasi kondisi stok sparepart dan bahan penolong pada gudang. c. Menyusun laporan kondisi stok sparepart dan bahan penolong. d. Bertanggung jawab terhadap Kabag Gudang. 32. Karyawan Gilingan I, II, III dan V Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas gilingan billet menjadi produk seperti baja beton dan membersihkan daerah di sekitar gilingan. 33. Karyawan Tarik As Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas produksi tarik asdan membersihkan daerah di sekitar produksi tarik as. 34. Karyawan Distribusi Billet Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas distribusi billet dan membersihkan daerah di sekitar distribusi billet. 35. Karyawan Bengkel, Reparasi, dan Perawatan Gilingan Tugas dan tanggung jawab Karyawan Bengkel, Reparasi, dan Perawatan Gilingan adalah melaksanakan aktivitas perbaikan dan perawatan mesin dan peralatan gilingan dan menjaga kebersihan daerah perawatan.. Universitas Sumatera Utara.

(43) 36. Karyawan Continous Casting Machine (CCM) Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas peleburan scrap menjadi billet dan membersihkan daerah di sekitar peleburan scrap menjadi billet. 37. Karyawan Ladle Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas penentuan kebutuhan scrap dan membersihkan daerah di sekitar penentuan kebutuhan scrap. 38. Karyawan Perawatan Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas perbaikan dan perawatan mesin/peralatan gilingan dan peleburan,. memperbaiki. atau. mengganti derek yang ada dalam pabrik, dan membersihkan daerah di sekitar workshop. 39. Karyawan Tanur Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas sortir scrap dan penuangan scrap dan membersihkan daerah di sekitar penentuan kebutuhan scrap. 40. Karyawan Gudang Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas pengeluaran sparepart dan bahan penolong sesuai dengan surat permintaan kebutuhan barang, memeriksa sparepart dan bahan penolong, dan membersihkan daerah di sekitar gudang.. Universitas Sumatera Utara.

(44) 41. Karyawan Pembelian Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan aktivitas pembelian dan pemasukan bahan baik bahan baku dan bahan penolong, maupun sparepart, menjalankan tugas yang diberikan oleh Manager Pembelian, dan. menyusun. laporan pembelian yang berkaitan dengan aktivitas pembeliannya. 42. Karyawan Marketing Tugas dan tanggungjawab adalah melaksanakan pedoman aktivitas pemasaran dan menjual produk yang dihasilkan oleh perusahaan baik dalam maupun luar negeri. 43. Karyawan Keuangan Tugas dan tanggungjawab adalah melakukan pembayaran hutang dagang dan lain, menyediakan kas untuk kebutuhan bagian penggajian, dan mengatur keluar masuknya arus kas, serta menyusun laporan keuangan. 44. Karyawan Personalia Tugas dan wewenang adalah mengadakan, melatih dan mengembangkan sumber daya manusia, memberikan kompensasi berupa gaji/upah, uang makan, tunjangan lembur, bonus dan kompensasi lainnya, dan memberi ulasan kinerja tahunan dan penilaian terhadap karyawan. 45. Karyawan Quality Control Tugas dan tanggungjawab adalah mengawasi kualitas produk agar sesuai dengan Standar Nasional Industri (SNI) dan melakukan pengujian kualitas produk.. Universitas Sumatera Utara.

(45) 46. Karyawan Administrasi Tugas dan tanggungjawabnya adalah mengawasi masuk dan keluar kendaraankendaraan para pemasok dan langganan untuk ditimbang, administrasi piutang dagang dan melakukan penagihan,. administrasi hutang dagang, dan. menginstruksikan pembayaran serta menyusun laporan yang diterima dari masing-masing divisi setiap periode. 2.7.. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja. 2.7.1.. Jumlah Tenaga Kerja Secara keseluruhan PT. Growth Sumatra Industry memiliki jumlah tenaga. kerja 1.311 orang dengan pembagian 985 orang karyawan tetap dan 326 orang karyawan tidak tetap.. 2.7.2.. Jam Kerja Pembagian jam kerja pada PT. Growth Sumatra Industry untuk karyawan. kantor adalah 1 shift, karyawan produksi dan keamanan memiliki jam kerja sebanyak 3 shift. 1.. Karyawan Kantor Jam kerja untuk karyawan yang bekerja di bagian kantor dapat dilihat pada Tabel. 2.1.. Universitas Sumatera Utara.

(46) Tabel 2.1. Jam Kerja Karyawan Kantor PT. Growth Sumatra Industry Hari Kerja. Senin –Sabtu. Jam Kerja. Keterangan. 08.00 – 12.00. Kerja. 12.00 – 13.00. Istirahat. 13.00 – 17.00. Kerja. Sumber: PT Growth Sumatra Industry. 2.. Karyawan Produksi dan keamanan Jam kerja untuk karyawan yang bekerja di bagian produksi dan keamanan dapat. dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi dan Kemanan PT. Growth Sumatra Industry Hari Kerja. Senin - Sabtu. Shift. Waktu Kerja. Istirahat. Waktu Kerja. I. 06.00 – 12.00. 12.00 – 13.00. 13.00 – 14.00. II. 14.00 – 18.00. 18.00 – 19.00. 19.00 – 22.00. III. 22.00 – 02.00. 02.0 – 03.00. 03.00– 06.00. Sumber: PT Growth Sumatra Industry. 2.8.. Sistem Pengupahan PT. Growth Sumatra Industry memiliki sistem pengupahan yang berbeda. untuk karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Kayawan tetap mendapatkan gaji pokok, uang makan, uang transportasi dan tunjangan masa kerja sedangkan karyawan. Universitas Sumatera Utara.

(47) tidak tetap hanya mendapatkan gaji pokok. Sistem pengupahan untuk kerja lembur disesuaikan dengan Undang-undang yang berlaku. Perusahaan mengikuti pedoman dari pemerintah yaitu tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Sistem pengupahan PT Growth Sumatra Industry dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Sistem Pengupahan PT. Growth Sumatra Industry Karyawan. Sistem Pengupahan. Jumlah yang Diterima (Rp). Gaji Pokok. 3.323.981. Uang Makan. 585.000. Uang Transportasi. 565.000. Tunjangan Masa Kerja. 10.000/Tahun. Gaji Pokok. 3.323.981. Karyawan Tetap. Karyawan Tidak Tetap Sumber: PT Growth Sumatra Industry. Selain gaji tersebut, karyawan juga memperoleh fasilitas yaitu sebagai berikut: 1. Sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para pekerja tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan pada kerja. 2. Jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan kematian, dan pemeliharaan kesehatan bagi setiap karyawan dilaksanakan oleh perusahaan. Dana untuk. Universitas Sumatera Utara.

(48) program jamsostek ditanggung bersama oleh perusahaan dan karyawan yang besarnya masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Fasilitas kerja yang diberikan untuk menunjang keselamatan kerja yaitu helm, kacamata, masker, dan lain sebagainya. 4. Disediakan kantin sebagai tempat makan karyawan. 5. Musholla dilokasi pabrik sebagai tempat untuk beribadah bagi pekerja dan karyawan yang beragama Islam.. Universitas Sumatera Utara.

(49) BAB III LANDASAN TEORI. 3.1.. Perawatan (Maintenance) Perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan. yang. dilakukan. untuk. menjaga. dan. memelihara. suatu. mesin. serta. memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Selain itu suatu perawatan juga merupakan suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Merawat pada suatu kondisi yang bisa diterima‟ merujuk pada standar yang ditentukan oleh perusahaan yang melakukan perawatan. Hal ini berbeda dari satu perusahaan dengan yang lain, tergantung keadaan industrinya dan sepadan dengan nilai yang ditetapkan berdasarkan standar yang tinggi. (Corder AS, 1992) Peranan perawatan baru akan sangat terasa apabila mesin mulai mengalami gangguan atau tidak dapat dioperasikan lagi. Dengan mengacu pada pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah perawatan berkaitan dengan tindakan pencegahan dan perbaikan, yang dapat berupa tindakan berikut: 1. Pemeriksaan (inspection), yaitu tindakan pemeriksaan terhadap mesin untuk mengetahui kondisi, apakah mesin tersebut dalam keadaan yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan atau tidak.. III-1 Universitas Sumatera Utara.

(50) 2. Perawatan (service), yaitu tindakan untuk menjaga kondisi suatu mesin agar tetap baik. Biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakaian mesin tersebut. 3. Penggantian komponen (replacement), yaitu melakukan penggantian komponen yang rusak dan tidak dapat digunakan dengan baik lagi. Penggantian ini mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan terlebih dahulu. 4. Repair and Overhaul, yaitu kegiatan melakukan perbaikan secara cermat serta melakukan suatu set up mesin. Tindakan repair merupakan kegiatan perbaika yang dilakukan setelah mesin mencapai kondisi gagal beroperasi (failed stated), sedangkan overhaul dilakukan sebelum failed stated terjadi.. 3.1.1. Maintenance Engineering Maintenance Engineering adalah disiplin dan profesi penerapan konsep teknik untuk optimalisasi peralatan, prosedur, dan anggaran departemen untuk mencapai tingkat kesiapan, keandalan, dan ketersediaan peralatan yang lebih baik. Pemeliharaan, dan karenanya rekayasa pemeliharaan, semakin penting karena meningkatnya jumlah peralatan, sistem, mesin dan infrastruktur. Sejak Revolusi Industri, perangkat, peralatan, permesinan dan struktur semakin kompleks, membutuhkan sejumlah personil, panggilan dan sistem terkait yang diperlukan untuk mempertahankannya. Sebelum tahun 2006, Amerika Serikat menghabiskan sekitar US $ 300 miliar per tahun untuk pemeliharaan dan operasi pabrik saja. Pemeliharaan adalah memastikan unit sesuai untuk tujuan, dengan ketersediaan. Universitas Sumatera Utara.

(51) maksimum dengan biaya minimum. Seseorang yang mempraktikkan Maintenance Engineering dikenal sebagai Maintenance Engineer. (Balbir S Dhillon, 2006) Seorang Insinyur Pemeliharaan harus memiliki pengetahuan statistik, probabilitas dan logistik yang signifikan, dan tambahan dalam dasar-dasar pengoperasian peralatan dan mesin yang menjadi tanggung jawabnya. Insinyur Pemeliharaan juga memiliki kemampuan interpersonal, komunikasi, manajemen dan kemampuan yang tinggi untuk membuat keputusan cepat. Tanggung Jawab Teknik Pemeliharaan yang khas antara lain adalah : 1.. Bertanggung jawab untuk mengoptimalkan struktur organisasi pemeliharaan. 2.. Menganalisis kegagalan peralatan secara berulang. 3.. Mengestimasi biaya perawatan dan evaluasi alternatif. 4.. Peramalan suku cadang. 5.. Menilai kebutuhan penggantian peralatan dan membuat program penggantian saat jatuh tempo. 6.. Penerapan prinsip penjadwalan dan manajemen proyek untuk program penggantian. 7.. Menilai alat dan keterampilan perawatan yang dibutuhkan untuk perawatan peralatan yang efisien. 8.. Menilai keterampilan yang dibutuhkan untuk personil perawatan. 9.. Meninjau personil transfer ke dan dari organisasi pemeliharaan. 10. Menilai dan melaporkan bahaya keselamatan yang terkait dengan pemeliharaan peralatan. Universitas Sumatera Utara.

(52) 3.1.2. Perawatan Mesin Setiap mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mengalami kerusakan sejalan dengan semakin menurunnya kemampuan mesin dan peralatan. Menurunnya kemampuan mesin/ peralatan ini disebabkan oleh : 1. Natural deterioration, yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan secara alami akibat terjadinya keausan pada fisik mesin/ peralatan selama waktu pemakaian. 2. Accelerated deterioration, yaitu menurunnya kinerja mesin/ peralatan akibat kesalahan manusia (human error) sehingga dapat mempercepat keausan mesin/ peralatan karena mengakibatkan tindakan dan perlakuan yang tidak seharusnya dilakukan terhadap mesin/ peralatan. Terdapat 6 (enam) kerugian mesin/ peralatan yang menyebabkan rendahnya kinerja mesin. Keenam keruian ini disebut dengan six big losses yang terdiri dari : i. Kerusakan peralatan (equipment failure) ii. Persiapan peralatan (setup and adjusment) iii. Gangguan kecil dan menganggur (idle and minor stoppage) iv. Kecepatan rendah (reduced speed) v. Cacat produk dalam proses (process defect) vi. Hasil rendah (reduced yield). Tetapi usia penggunaan mesin/ peralatan tersebut dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan secara berkala melalui aktivitas pemeliharaan (maintenance) yang tepat. Bentuk-bentuk pemeliharaan itu sendiri sebagaimana berikut :. Universitas Sumatera Utara.

(53) 1. Preventive Maintenance, merupakan perawatan terhadap mesin yang dilakukan secara benar agar mesin dapat dipertahankan dan berfungsi sesuai yang diharapkan. 2. Predictive Maintenance, merupakan perawatan dengan cara menentukan kehandalan masing-masing komponen dan melakukan penggantian sesuai dengan jadwal kehandalan komponen. 3. Total Productive Maintenance, adalah membangun sistem pemeliharaan yang menyeluruh untuk mendapatkan manfaat yang paling efisien dengan mengikutsertakan semua orang yang berkaitan dengan mesin/peralatan mulai dari manajer sampai kebawah dengan dasar kegiatan kelompok kecil yang mandiri dengan sasaran total efektifitas, total perawatan dan total partisipasi seluruh karyawan. 4. Perawatan Mandiri, merupakan kegiatan yang dirancang untuk melibatkan operator dalam merawat mesinnya sendiri disamping kegiatan yang dilaksanakan oleh departemen perawatan. Kegiatan tersebut antara lain : a. Pengecekan harian b. Pembersihan c. Pelumasan d. Pengencangan mur / baut e. Reperasi sederhana f. Pendeteksian penyimpangan. Universitas Sumatera Utara.

(54) 3.1.3. Tujuan Maintenance Tujuan maintenance adalah untuk menjaga agar kondisi semua mesin dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal pada setiap dibutuhkan sehingga dapat menjamin kelangsungan produksi serta untuk memperpanjang masa penggunaan (umur produktif) peralatan maupun untuk menjamin keselamatan kerja sehingga memberikan kenyamanan kerja yang optimal. Dengan demikian yang menjadi tujuan utama pemeliharaan adalah : 1. Mesin/peralatan dapat digunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama jangka waktu tertentu yang telah direncanakan tercapai. 2. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/ peralatan. 3. Menjamin agar setiap mesin/ peralatan dalam kondisi baik dan dalam keadaan dapat berfungsi dengan baik. 4. Dapat menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi. 5. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. 6. Memaksimumkan ketersediaan semua mesin/ peralatan untuk mengurangi downtime. 7. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. 8. Dapat mendukung upaya memuaskan pelanggan. Tugas. dan. fungsi. departemen. maintenance. adalah. melakukan. pemeliharaan/perawatan terhadap mesin dan peralatan perusahaan. Dengan. Universitas Sumatera Utara.

(55) demikian tugas dan fungsi bagian ini adalah mencegah kerusakan mesin/ peralatan dan memperbaiki mesin/peralatan bila terjadi kerusakan.. 3.1.4. Manajemen Maintenance Manajemen maintenance adalah pendekatan formal dalam melaksanakan fungsi manajemen pemeliharaan menyangkut pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk ketersediaan mesin dan peralatan setiap saat berdasarkan karakteristik kemampuan. dan. kehandalan. pemeliharaan.. Manajemen. maintenance. menghasilkan banyak keuntungan melalui: 1.. Kesiapan mesin saat dibutuhkan untuk proses produksi, menghasilkan hasil produksi yang tinggi dan biaya per-jam mesin rendah.. 2.. Produktivitas tenaga kerja pada saat produksi meningkat.. 3.. Dapat menurunkan biaya perbaikan.. 4.. Menurunkan kerja lembur.. 3.1.5. Perencanaan Maintenance Setiap perusahaan merancang dan mengembangkan rencana kegiatan pemeliharaan sendiri, karena kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, tergantung pada jenis perusahaan, metode produksi yang ditetapkan serta kondisi dan jenis mesin/peralatan yang digunakan. Pekerjaan pemeliharaan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor yang aman dan menguntungkan.. Universitas Sumatera Utara.

(56) 3.1.6. Strategi Maintenance Program pemeliharaan akan mempengaruhi kelangsungan produk tivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk pemeliharaan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga pemeliharaan dan kondisi peralatan yang. dikerjakan.. Faktor-faktor. yang. mempengaruhi. pemilihan. strategi. maintenance: 1.. Umur peralatan/mesin produksi. 2.. Tingkat kapasitas pemakaian mesin. 3.. Kesiapan suku cadang. 4.. Kemampuan bagian pemeliharaan untuk bekerja cepat. 5.. Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.. Secara skematik pembagian maintenance dapat dilihat pada Gambar 3.1. :. Sumber : As, Corder. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Gambar 3.1. Skematik Pembagian Maintenance. Universitas Sumatera Utara.

(57) 3.2. Defenisi dan Konsep Lean Defenisi popular dari lean maintenance dan sistem produksi toyota. biasanya terdiri dari: Salah satu set comperehensive teknik, bila dikombinasikan dan matang, akan memungkinkan anda untuk mengurangi dan kemudian menghilangkan seven wastes. Sistem ini tidak hanya akan membuat perusahaan anda lebih ramping, tetapi kemudian lebih fleksibel dan lebih mahal dengan mengurangi limbah. Dari Wikipedia” lean adalah suatu peralatan yang dapat membantu. mengindentifikasi. dan. mengeliminasi. waste. (muda),. untuk. meningkatkan kualitas, dan waktu produksi serta menurunkan biaya. Istilah dari Toyota adalah diwakili pada “Lean”. Untuk menyelesaikan masalah pemborosan, lean maintenance memiliki tools. Yang mana akan meningkatkan perbaikan secara terus-menerus (kaizen), 5 ways, dan poka-yoke. Cara ini dapat dilihat sebagai mengambil pendekatan yang sangat mirip dengan metodologi perbaikan yang lain. (Lonnie Wilson, 2010) Prinsip lean berasal dari industri manufaktur Jepang. Lean sering diartikan adalah suatu peralatan yang dapat membantu mengurangi pemborosan produk, pemborosan biaya, pemborosan waktu dan sebagainya. Lean menjelaskan bahwa mengurangi pemborosan dapat menggunakan metode Value Stream Mapping (VSM), 5S, Kanban, serta Poka-yoke. Menurut Toyota bahwa lean bukan hanya peralatan tetapi dapat mengurangi 3 jenis pemborosan yang dikenal dengan intilah bahasa Jepang yang antara lain adalah Muda (pekerjaan yang tidak memberi nilai tambah), Muri (pekerjaan yang berlebihan) dan Mura (ketidakseimbangan) dengan menemukan masalah secara sistimatik.. Universitas Sumatera Utara.

(58) Menurut Gaspersz dan Fontana (2011), menjelaskan Lean adalah suatu upaya terus-menerus (continous improvement efforts) untuk menghilangkan pemborosan (waste), dan untuk meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan atau jasa), agar memberikan hasil kepada pelanggan (customer value). Lean thinking mendorong nilai selain organisasi dengan menghapus limbah. Meskipun begitu strategi dalam memperaktikkan implementasi lean dan mencapai secara keseluruhan kekurangan yang saling berkaitan dengan lean akan lebih banyak. 1. Produksi berlebih (Overproduction) Produksi berlebih. adalah menghasilkan produk atau barang yang secara. berlebihan dari yang dibutuhkan pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa pemborosan tersebut paling buruk yang sering ditemukan di pabrik. Karena pemborosan ini terjadi memproduksi produk lebih banyak dari jumlah pemesanan, sehingga pemborosan ini dapat menyebabkan permintaan menurun dan tidak terjualnya persediaan (stock). Untuk mengatasi produksi berlebih, dengan cara menjadwalkan dan memproduksi sesuai dengan jumlah yang ditentukan. 2. Menunggu (Waiting) Pemborosan terjadi pada saat tangan operator menganggur atau menunggu proses. Pemborosan ini dapat terjadi pada gangguan mesin sehingga menunggu perbaikan mesin, jalur kerja yang tidak seimbang. Dapat disimpulkan bahwa pemborosan tersebut karena operator hanya melihat dan mengawasi proses. Universitas Sumatera Utara.

(59) berjalannya mesin sehingga operator tidak melakukan apa-apa, dan pekerjaan sepenuhnya telah dilakukan oleh mesin. 3. Memindahkan (Transporting) Pemborosan memindahkan – transporting terjadi pada kegiatan pergerakan yang berlebihan dan penanganan yang berlebihan bisa menimbulkan kerusakan serta kemungkinan menyebabkan mutu produk menurun. Hal ini terjadi pada produk yang ditangani secara berulang-ulang dari satu proses ke proses berikutnya tanpa memberikan nilai tambah produk. 4. Proses (Processing) Pemborosan ini terjadi adanya teknologi yang kurang tepat atau rancangan produk yang kurang baik. Pemborosan proses ini terjadi pada banyak kasus seperti yang diakibatkan karena kegagalan melakukan sinkronisasi proses. Operator seringkali melakukan pekerjaannya pada bidang tertentu lebih teliti dari yang diisyaratkan. 5. Persediaan (Inventory) Pemborosan persediaan hampir sama dengan pemborosan produksi berlebih, hanya saja pemborosan persediaan merupakan pembelian bahan material yang terlalu banyak, sehingga persediaan menjadi menumpuk digudang. Oleh sebab itu. untuk mengurangi. pemborosan. persediaan. dengan. cara. yang. menyingkirkan barang-barang persediaan yang tidak diperlukan, tidak membeli barang barang- barang dalam ukuran besar, dan tidak memproduksi barang yang tidak dibutuhkan pada proses.. Universitas Sumatera Utara.

(60) 6. Gerakan (Motion) Terjadi karena adanya gerakan pekerja yang tidak berkaitan langsung dengan nilai tambah. Hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi dari jalur produksi itu sendiri. Secara spesifik, semua gerak kerja yang membutuhkan usaha fisik berlebih dari pekerja merupakan pemborosan. Contoh gerakan tersebut adalah: a. Gerakan hilir-mudik mencari alat bantu. b. Mengambil dan mengembalikan alat ke tempat kerja yang letaknya berjauhan. 7. Cacat (Defects) Pemborosan yang terjadi karena harus ada pengerjaan ulang terhadap produk atau bila produk cacat maka harus dimusnahkan. Hal ini berdampak pada: a. Operator pada proses produksi berikutnya menunggu. b. Menambah biaya produksi. c. Memperpanjanglead time d. Perlu kerja tambahan untuk membongkar dan mereparasi produk. Pemeliharaan adalah manajemen, kontrol, pelaksanaan dan kualitas kegiatan yang memastikan tingkat optimal dari ketersediaan dan kinerja keseluruhan plant yang dicapai untuk memenuhi tujuan bisnis. Mesin juga telah menjadi lebih kompleks, membuat efektivitas pemeliharaan berfungsi isu manajemen utama melalui peningkatan permintaan pada produktivitas, kualitas dan ketersediaan. Hal ini telah menyebabkan dengan kesadaran bahwa kegiatan pemeliharaan tidak hanya harus teknologi ditingkatkan tetapi juga dicampur dengan konsep manajerial. Karena, perubahan teknologi proses, harapan. Universitas Sumatera Utara.

(61) pelanggan, sikap pemasok dan meningkatnya persaingan; pemeliharaan telah tanpa integrasi yang tepat dari teknik yang sesuai. Tujuan dari fungsi pemeliharaan saat ini adalah untuk memberikan kontribusi menuju keuntungan organisasi, jelas membawa kebutuhan untuk operasi pemeliharaan menjadi selaras dengan tujuan bisnis. (Greenoug dan Davis C, 2001) Dari perspektif lean thinking, meningkatkan efisiensi dan profitabilitas dapat dicari oleh meningkatkan nilai dalam suatu organisasi melalui penghapusan limbah, mengidentifikasi tujuh limbah awal dalam produksi manufaktur yang Bicheno (2000) menambahkan lebih tujuh. karakteristik A lean thinking terkait dengan pemeliharaan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi limbah melalui penggunaan total pemeliharaan produktif (TPM). TPM ditujukan nol kerusakan dan nol cacat yang menyimpang dari fungsi pemeliharaan spesialis untuk meningkatkan global yang pertimbangan, yaitu, operator, proses dan lingkungan.. 3.3.. Lean Maintenance Lean maintenance adalah suatu gambaran pengantar layanan maintenance. kepada pelanggan dengan kemungkinan sedikit limbah. Hal ini mendorong pencapaian pemeliharaan diinginkan hasil dengan input yang mungkin paling sedikit. 1 Input meliputi: tenaga kerja, suku cadang, peralatan, energi, modal, dan usaha manajemen. Keuntungan ditingkatkan keandalan pabrik (ketersediaan) dan ditingkatkan pengulangan proses (variasi berkurang). Lean maintenance ini melibatkan evaluasi apakah setiap elemen pemeliharaan praktik digunakan. Universitas Sumatera Utara.

(62) menambah nilai produk dan manfaat pada pelanggan. Lean maintenance mengatur efisiensi dan efektivitas dan ini memastikan peningkatan kualitas, peralatan kinerja, dan profitabilitas. (Gerard Clarke, 2010) Praktek waste maintenance terkait dengan kegiatan sebagai berikut: 1.. Unproductive Work - melakukan efisien kerja yang tidak meningkatkan reliability peralatan.. 2.. Delays in Motion - menunggu peralatan produksi yang akan tersedia untuk melaksanakan pra pemeliharaan preventif.. 3.. Unnecessary Motion - gerakan yang tidak dibutuhkan, transportasi ke bagian gudang peralatan, dan mencari peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan.. 4.. Poor Management Inventory - tidak memiliki jumlah yang cukup dari bagianbagian yang tepat pada waktu yang tepat.. 5. Rework - harus mengulang pekerjaan karena minimnya pekerja. 6.. Underutilization of Resources- memaksimalkan sumber daya yang tersedia dan memanfaatkan keterampilan tim pemeliharaan. 7.. Inneffective Data Management - pengumpulkan data yang tidak ada gunanya atau kegagalan untuk mengumpulkan data yang penting. Lean Maintenance adalah melakukan pemeliharaan yang tepat dan. melakukan kegiatan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Pemeliharaan ramping adalah pendekatan yang kuat untuk membantu mengidentifikasi dan menghilangkan masalah limbah terkait dan memberikan perbaikan garis nyata. Universitas Sumatera Utara.

(63) bawah jika dilaksanakan dan dikelola dengan cara yang benar. (Timothy C Kister, 2006) Manfaat menggunakan jenis pendekatan adalah: 1.. Implementasi penuh proyek perbaikan ditargetkan selama periode 12 bulan.. 2.. Prestasi yang cepat dari perbaikan kinerja yang terukur dalam jangka pendek.. 3.. Sebuah program Ramping yang dapat dikelola dan dipantau yang akan memastikan perbaikan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.. 4.. Konsistensi pendekatan Lean untuk proyek-proyek perbaikan masa depan.. 5.. Terlatih personil dalam prinsip-prinsip pemeliharaan lean maintenance.. 6.. Memanfaatkan alat dan teknik yang sejajar dengan penghapusan pemborosan di atas. Urutan di mana diperkenalkan sangat bergantung pada pemahaman limbah. pemeliharaan terkait dan apa yang harus ditangani untuk memberikan nyata nilai bottom line. Ini termasuk: a.. 5S. b.. Visual Work Place. c.. Value Stream Mapping. d.. Mistake Proofing. e.. Standard Work. f.. Planning & Scheduling. g.. RCM/PMO. Universitas Sumatera Utara.

(64) Berikut gambar dari Lean Maintenance Practice dapat dilihat pada Gambar 3.2.. Sumber : Kister, C Timothy. 2006. Maintenance Planning and Scheduling: Streamline your Organization for a lean Environment.. Gambar 3.2. Lean Maintenance Practice. 3.4.. Corrective Maintenance Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk. mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaian ini perlu dipelajari penyebab-penyebabbya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi. (Bruce Hawkins dan Ricky Smith, 2004) Usaha untuk mengatasi kerusakan: 1.. Merubah proses. 2.. Merancang kembali komponen yang gagal. 3.. Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Growth Sumatra Industry
Gambar 3.1. Skematik Pembagian Maintenance
Gambar 3.3. Diagram Pareto
Gambar 3.5. Penerapan Value Stream Mapping
+7

Referensi

Dokumen terkait

This research aims to link SHRM and strategic management by examining relationships between types of leadership behavior (transformational, transactional and interaction between

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Abstrak : penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan keterampilan proses terhadap self efficacy pada mata pelajaran akuntansi kelas

[r]

Figure 8 shows that the productivity growth of the companies in fiber industry group indicates positive trend by 17.3 percent in average with the productivity growth in 2008

48  ASRM  ASURANSI RAMAYANA Tbk 

keadaan stres terjadi dalam jangka waktu yang lama dengan intensitas yang2. cukup tinggi, ditandai dengan kelelahan fisik, kelelahan

Seseorang yang menderita hipertensi disebabkan karena ada masalah dari dalam diri atau dari luar, kemudian penderita hipertensi tersebut memiliki keyakinan