• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INKUIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INKUIRI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INKUIRI Ni Made Novitasari1, Achmad Dasuki2, Dadang Kurnia3

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pakuan November, 2012

Abstrak

Penelitian ini dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Inkuiri.

Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor sebanyak 35 siswa dengan komposisi perempuan 11 siswa dan laki-laki 24 siswa. penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama siswa yang mencapai KKM berjumlah 11 siswa atau 31,43% dengan nilai rata-rata 58,86, sedangkan pada siklus kedua siswa yang mencapai KKM berjumlah 31 siswa atau 88,57% dengan nilai rata-rata 76 artinya terjadi peningkatan atau perbaikan hasil belajar siswa. Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada partisipasi dan aktivitas siswa dengan memperoleh nilai pada siklus pertama siswa yang mencapai KKM berjumlah 7 siswa atau 20% dengan nilai rata-rata 55, sedangkan pada siklus kedua siswa yang mencapai KKM berjumlah 30 siswa atau 85,71% dengan nilai rata-rata 75,14.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Keyword: Hasil Belajar, IPA, Model Inkuiri

Abstract

The research uses Classroom Action Research as research approach; it is conducted collaboratively by two cycles. The main aim of the research is to find out the improvement of fifth grade students‟ score in science through cooperative inquiry model.

Teacher and students of fifth grader in SDN Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor is selected as research site and participants. There are 35 students in a class; 11 boys and 24 girls. The research is conducted in first semester 2012/2013 period.

The result shows that in the first cycle, 11 students reach the standard minimum score or about 31,43% with the average 58,86. In the second cycle, 31 students reach the standard minimum score or about 88,57% with the average 76. It means that the is an improvement of students activities and participations with the score of the first cycle, seven students reach the standard minimum score or about 20% and the average is about 55. While in the second cycle there are 30 students reach standard minimum score or about 85,71% and the average is 75,14.

The conclusion of the research is, the application of cooperative inquiry is able to improve fifth grade students‟ score of science in SDN Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Beside that, this application is good to increase students‟ participation and activities in teaching learning process.

Keywords: Students‟ Score Result, Science, Inquiry Model

Keterangan :

1. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNPAK 2. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK 3. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK

(2)

2 PENDAHULUAN

Kardi dan Nur dalam Trianto (2010:

136) mengatakan bahwa „IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati‟. Musfita et al. (2006: 20) pun mengemukakan pendapat bahwa “fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan dengan bantuan cahaya”. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terkadang sulit dipahami oleh siswa sekolah dasar. Sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini dialami oleh SDN Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan adalah 70. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V dengan jumlah 42 siswa, menunjukkan bahwa sebanyak 18 siswa atau 42,86% telah mencapai KKM dan sebanyak 24 siswa atau 57,14% belum mencapai KKM. Dengan ini menunjukkan banyak siswa yang berada dibawah KKM.

Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam proses pembeljaran. Sudiyarto dalam Waluyo et al. (1987: 2.4) menyebutkan bahwa

„Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dlam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan‟. Departemen Pendidikan Nasional (2006: 8) dapat menggunakan berbagai teknik sesuai kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.

Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak berperan secara pasif, sehingga siswa lebih banyak menunggu sajian materi yang akan diberikan guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang mereka butuhkan. Apabila kondisi proses pembelajaran yang memaksimalkan peran dan keterlibatan guru serta meminimalkan peran dan keterlibatan siswa terjadi secara terus- menerus, maka akan mengakibatkan sulit

tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu pula, peserta didik masih memberikan cara belajar yang standar tanpa menggunakan model pembelajaran, media dan alat peraga dalam proses pembelajaran. Padahal semua komponen tersebut sangatlah penting demi menunjang proses pembelajaran dikelas.

Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajrana di kelas yaitu inkuiri. Menurut Zulfa (2010: 86) juga memberikan pendapat bahwa “inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”. Selain itu, Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (2011: 84) berpendapat bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model kognitif yang diunggulkan dalam pembelajaran baik sains maupun non sains.

Pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan baik dengan metode eksperimen maupun non- eksperimen. Pembelajaran inkuiri dimulai dari adanya masalah, sehingga siswa berkesempatan untuk membahas dan menganalisis masalah tersebut, yang berujung pada penemuan konsep, prinsip, atau teori.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi penyebab timbulnya masalah, antara lain:

a. Apakah faktor yang membuat siswa belum aktif dalam pembelajaran?

b. Apakah faktor yang membuat guru belum bisa membuat siswa mendapatkan hasil belajar yang baik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)?

c. Apakah guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat pada saat proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)?

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas V yang berjumlah 35 siswa, dengan komposisi 24 siswa laki-laki dan 11 perempuan. Penelitian ini

(3)

3 dilaksanakan melalui 2 siklus yaitu siklus I pada tanggal 28 Juli 2012 dan siklus II pada tanggal 04 Agustus 2012. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Pasirlaja 03 pada Tahun Pelajaran 2012 -2013. Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewis. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu merencanakan apa saja yang diperlukan untuk penelitian seperti:

a) Perangkat pembelajaran meliputi: silabus, program semester, RPP, lembar bahan ajar, kisi-kisi soal, lembar kegiatan siswa (LKS), media dan alat pembelajaran.

b) Instrumen pengumpulan data meliputi:

penilaian kinerja guru, lembar observasi aktifitas siswa.

c) Instrumen penilaian dalam bentuk pilihan ganda.

Setelah perencanaan telah disiapkan, peneliti mulai melaksanakan penelitian. Materi yang diajarkan oleh peneliti sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Sehingga pembelajaran yang diajarkan berpacu terhadap RPP.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran peneliti didampingi oleh tim kolaborator.

Kolaborator bertugas menilai segala kegiatan yang dilakukan peneliti dan siswa. Tim kolaborator mengisi lembar observasi mengenai kinerja peneliti dan aktifitas siswa sebagai penilaian.

Setelah mengevaluasi hasil dari kinerja guru dan aktifitas siswa didalam kelas pada saat proses pembelajaran, maka tim kolaborator dan peneliti membicarakan refleksi yang sesuai untuk dilaksanakan pada siklus II.

Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus II, peneliti kembali merencanakan secara matang apa saja yang diperlukan untuk

penelitian agar dapat mengajar dengan optimal seperti:

a) Perangkat pembelajaran meliputi: silabus, program semester, RPP, lembar bahan ajar, kisi-kisi soal, lembar kegiatan siswa (LKS), media dan alat pembelajaran.

b) Instrumen pengumpulan data meliputi:

penilaian kinerja guru, lembar observasi aktifitas siswa.

c) Instrumen penilaian dalam bentuk pilihan ganda.

Pada saat peneliti melaksanakan siklus II, peneliti merasa lebih mudah dalam mengajar.

Sehingga tujuan yang direncanakan atau diinginkan sesuai dengan harapan.

Dalam observasi siklus II ini, tim kolaborator merasakan adanya peningkatan dari kinerja peneliti dalam belajar dan aktifitas siswa saat belajar.

Pada saat melakukan evaluasi, tim kolaborator menyatakan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran baik pada kinerja peneliti maupun aktifitas siswa. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat.

Untuk itu, tidak adanya refleksi pada siklus II ini karena siklus II telah dianggap berhasil.

TEMUAN PENELITIAN Kinerja Guru

Gambar 1

Diagram Histogram Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II

Pada diagram histogram tersebut, terjadi adanya peningkatan rata-rata nilai kinerja guru dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I kinerja guru pada siklus I peneliti memperoleh nilai rata-rata 2,89 dengan interprestasi cukup baik,

0 2 4

Siklus I Siklus II

Kinerja Guru

(4)

4 sedangkan pada siklus II peneliti memperoleh rata-rata nilai 3,79 dengan interprestasi baik.

Aktifitas Siswa

Gambar 2

Diagram Piechart Aktifitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram piechart tersebut pada data siklus I mengenai aktifitas siswa kelas V A pada siklus I siswa yang memcapai KKM sebanyak 20%, sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 85,71%.

Hasil belajar

Gambar 3

Diagram Piechart Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram piechart tersebut, maka dapat menunjukkan bahwa hasil belajar sisiwa kelas V A pada prasiklus siswa yang mencapai KKM sebanyak 34,29%, pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 31,43%, sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 88,57%.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian ini, melalui 2 siklus yaitu untuk siklus I pada tanggal 28 Juli 2012 dan pada siklus II pada tanggal 04 Agustus 2012. Dalam melaksanakan penelitian digunakan adanya model pembelajaran berupa model pembelajaran kooperatif inkuiri.

Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti melakukan perencanaan terlebih dahulu berupa

menyusun silabus, program semester, lembar bahan ajar, lembar kegiatan siswa, media dan alat peraga, kisi-kisi soal serta instrumen pengumpulan data.

Untuk siklus I, peneliti merasakan masih adanya kekurangan baik dari cara mengajar maupun aktivitas siswa yang masih belum maksimal untuk aktif dalam belajar.

Kekurangan ini dikuatkan pula oleh hasil data yang diperoleh dari penilaian tim kolaborator.

Sehingga, dibutuhkan adanya refleksi untuk memperbaiki pembelajaran di siklus berikutnya.

Untuk siklus II, dengan melaksanakan refleksi yang telah disepakati dengan tim kolaborator, berdampak positif terhadap proses pembelajaran baik dalam kinerja guru, aktifitas siswa dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dibandingkan siklus I.

Berdasarkan hasil pada siklus I dan Siklus II maka pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar karena menurut Amin dalam Jauhar (2011: 81) dalam pembelajaran inkuiri terdapat pula beberapa keuntungan yaitu:

1) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri

2) Menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa

3) Membentu siswa mengembangkan konsep diri yang positif

4) Meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri

5) Mengembangkan bakat individual secara optimal

6) Menghindarkan siswa dari cara belajar menghafal

KESIMPULAN

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas V A di Sekolah Dasar Negeri Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ini dibuktikan dengan adanya data yang

20%

85,71%

Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II

34,29%

31,43%

88,57%

Hasil Belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II

(5)

5 diperoleh dari hasil siklus I dengan nilai rata- rata ketercapaian 31,43% dengan interprestasi belum tuntas, sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata ketercapaian 88,57% dengan kategori interprestasi tuntas.

Dengan demikian, berdasarkan hasil dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V A pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok fotosintesis di Sekolah Dasar Negeri Pasirlaja 03 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.

Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Musfita., et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI. Klaten:

Usaha Mandiri.

Panitia Pendidikan dan Latihan Profesi Guru.

2011. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Bogor: Universitas Pakuan.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu.

Jakarta: Bumi Aksara.

Waluyo, H, Y., et al. 1987. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta:

Karunika.

Zulfa, Umi. 2010. Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Cilacap: Al Ghazali Press.

BIODATA PENULIS

Ni Made Novitasari, lahir di Bogor, 27 November 1989, beragama Hindu. Anak kedua dari pasangan I Wayan Sinah dan Herlinah. Bertempat

tinggal di Kampung Selaawi Rt 05/03 No.247 Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor 16154.

Pendidikan formal yang ditempuh di Sekolah Dasar Negeri Cibuluh II lulus pada tahun 2002, SMP Sejahtera I lulus pada tahun 2005, dan SMA PGRI I lulus pada tahun 2008 dan pada tahun itu juga melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogordan lulus pada tahun 2012.

Referensi

Dokumen terkait

DSNG Investor Newsletter — For further information, contact Investor Relations (investor.relations@dsngroup.co.id) PT Dharma Satya Nusantara Tbk.. Rawa Gelam V Kav OR/3B

 Pemegang sertifikat akreditasi, pemegang surat penetapan Menteri dan pemegang surat penunjukan Menteri berhak melakukan kegiatan usaha jasa penunjang tenaga listrik

Joglo merupakan bagunan khas yang memiliki niali-nilai peradaban tersendiri// benda peninggalan nenek moyang yang sekarang keberadaanya mulai punah ini/ bahkan sulit dijumpai

[r]

[r]

Dalam kerangka Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum inilah perlu dirumuskan sistem hukum berbasis demokrasi permusyawaratan, diskursif, pertimbangan

Based on the figure above, it is known that the result of expansion load simulation for heating coil inside service tank portside is in white metallic color,

Meningkatnya kebutuhan informasi, mengharuskan sekolah-sekolah yang ada untuk mempunyai sebuah situs dimana selain menjadi media promosi yang ampuh bagi sekolah tersebut juga