• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN SPASIAL VISUALIZATION SISWA PADA MATERI GEOMETRI TRANSFORMASI MENGGUNAKAN APLIKASI ZOOM DI SMA PERSIAPAN STABAT T.P.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN SPASIAL VISUALIZATION SISWA PADA MATERI GEOMETRI TRANSFORMASI MENGGUNAKAN APLIKASI ZOOM DI SMA PERSIAPAN STABAT T.P."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

389

ANALISIS KEMAMPUAN SPASIAL VISUALIZATION SISWA PADA MATERI GEOMETRI TRANSFORMASI MENGGUNAKAN APLIKASI

ZOOM DI SMA PERSIAPAN STABAT T.P.2020/2021

1)Delima Sani Perangin-angin, 2) Siti Khayroiyah

Pendidikan Matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan. Jl.Garu II No.52 Medan E-mail : delimasani7@gmail.com, Telp: +82304054115

Abstrak

Kemampuan spasial visualization haruslah dimiliki setiap siswa pada pembelajaran matematika.

Unsur spasial terdapat dalam geometri. Masih banyak siswa mengalami kesulitan mentransformasi objek geometri. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan spasial visualization siswa menggunakan aplikasi zoom. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.

Populasi penelitian ini siswa kelas XI SMA Persiapan Stabat tahun 2020/2021. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) siswa dengan kategori kemampuan matematika tinggi mampu memenuhi indikator kemampuan spasial visualization (2) siswa dengan tingkat kategori kemampuan matematika sedang hanya mampu memenuhi beberapa indikator spasial visualization (3) siswa dengan kemampuan matematika rendah belum mampu memenuhi beberapa indikator spasial visualization dan masih mengalami kesulitan (4) persentase kesalahan siswa pada pemecahan masalah soal translasi sebesar 66.66% dalam kategori tinggi , rotasi sebesar 0 % dalam kategori sangat rendah, refleksi sebesar 0% dalam kategori sangat rendah, dilatasi sebesar 83,33% dalam kategori sangat tinggi.

Kata kunci : Spasial Visualization, geometri transformasi dan aplikasi zoom.

Abstract

The ability of spatial visualization must be possessed by every student in learning mathematics.

Spatial elements exist in geometry. There are still many students who have difficulty transforming geometric objects. This study aims to analyze students' spatial visualization skills using the zoom application. This type of research is a qualitative research with descriptive method. The population of this research is students of class XI SMA Preparation Stabat in 2020/2021. Sampling using purposive sampling technique. The results showed that (1) students with high mathematical ability category were able to meet the indicators of spatial visualization ability (2) students with moderate level of mathematical ability category were only able to fulfill several spatial visualization indicators (3) students with low mathematical ability had not been able to fulfill several spatial indicators.

visualization and still having difficulties (4) the percentage of student errors in problem solving translation problems is 66.66% in the high category, rotation is 0% in the very low category, reflection is 0% in the very low category, dilation is 83.33% in the very category high.

Keywords : Spatial Visualization, geometry transformation and zoom application.

(2)

390

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tujuan pendidian nasional menurut UU No.2 tahun 2003 adalah mengembangan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dunia pendidikan di Indonesia semakin mengalami perkembangan yang signifikan, terlihat dari beragamnya metode pembelajaran.

Pada akhir Desember 2019, ditemukan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dikota Wuhan, China yang menyebar keberbagai negara termasuk Indonesia. Dengan munculnya virus berbahaya ini sangat berdampak pada berbagai sektor, termasuk pendidikan. Kebijakan pemerintah dengan melakukan jaga jarak satu sama lain dengan work from home. Kegiatan pembelajaran yang mulanya dilakukan secara konvensional tatap muka berubah menjadi daring. Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat- perangkat mobile seperti smarphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Gikas &

Grant, 2013).

Hambatan dalam pembelajaran daring juga muncul seperti, pembelajaran melalui internet menjadi hal yang sulit dilakukan di beberapa daerah tertentu dengan jaringan yang tidak memadai (Hastini et al., 2020). Penggunaan kuota internet juga memunculkan pengeluaran biaya baru yang bisa menjadi masalah bagi beberapa siswa yang mengalami kesulitan finansial (Morgan,2020). Kesuksesan dari penerapan pembelajaran daring juga tergantung

dari kesiapan sekolah penyelenggara serta guru pengajar (Rusdiana & Nugroho, 2020). Tidak semua guru mampu menyampaikan keseluruhan materi dengan optimal melalui sistem pembelajaran daring (Morgan, 2020).

Perkembangan teknologi memungkinkan pembelajaran daring dilaksanakan dengan baik.

Yaitu komunikasi pada dua arah di program pembalajaran daring antara guru dan peserta didik akan semakin baik karena semakin banyaknya pilihan media komunikasi yang tersedia. Salah satunya yaitu dengan menggunakan media aplikasi Zoom dimana komunikasi yang banyak memungkinkan guru memberikan materi pelajaran seperti secara langsung tatap muka.

Kelebihan dari aplikasi Zoom dibanding dengan aplikasi lainnya dalam proses pembelajaran yaitu adanya fitur board atau papan tulis yang mana berfungsi layaknya sebagai papan tulis di dunia di ruang kelas. Dengan fitur ini, pada saat melakukan melakukan presentasi, guru dapat menulis ataupun menampilkan lembar presentasi sehingga siswa akan merasa layaknya di dalam kelas. Aplikasi zoom sering digunakan karena tampilan yang sederhana dan fitur-fitur yang ada juga tidak banyak, sehingga sangat mudah untuk di gunakan, selain itu video, suara serta memasukan bahan paparan juga mudah selain dapat merekam semua aktivitas selama aplikasi digunakan (Syarif Hidayatullah, Umu Khouroh, Irany Windhyastiti, Ryan Gerry Patalo,

& Abdul Waris, 2020).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting, siswa di tuntut untuk menguasai matematika karena pembelajaran matematika adalah suatu pelajaran yang tidak hanya sebagai ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai alat berpikir ilmiah. Menjadi salah satu mata pelajaran wajib di sekolah peranan matematika ini menjadi sangat diperhitungkan sebab menjadi pelayan bagi disiplin ilmu lain serta dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pelajaran yang sulit untuk dibayangkan hanya dengan kata-kata, matematika memerlukan adanya media penunjang untuk memudahkan pengkomunikasian dalam pembelajarannya.

(3)

391

Selain mempunyai sifat yang abstrak,

pemahaman konsep matematika yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasarat pemahaman konsep sebelumnya (Surya,2017).

Dalam konteks kurikulum, NCTM (2000) telah menentukan 5 standar isi dalam standar matematika, yaitu bilangan dan operasinya, pemecahan masalah, geometri, pengukuran, dan peluang dan analisis data.

Dalam geometri terdapat unsur penggunaan visualisasi, penalaran spasial dan pemodelan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan spasial merupakan tuntutan kurikulum yang harus diakomodasi dalam pembelajaran.

Kemampuan spasial haruslah dimiliki setiap siswa pada pembelajaran matematika yang utama memahami dalam persoalan keruangan.

National Academy of Science (NAS) mengatakan bahwa berfikir spasila merupakan kumpulan dalam keterampilan-keterampilan kognitif, yang terdiri dari gabungan tiga unsur yaitu konsep keruangan, alat representasi dan proses penalaran. Akan tetapi, memahami konsep geometri transformasi masih sulit bagi siswa. Siswa juga mengalami kesulitan dalam membangun bukti transformasi geometris secara aljabar (Naidoo, 2010).

Dari hasil analisis penelitian (Mulyadi, Riyadi, & Subanti, 2015) bahwa persentase kesalahan terbesar siswa dalam kemampuan spasial matematika adalah siswa sulit dalam mentransformasi dan memberikan kesimpulan akhir dalam objek geometri. Selain itu kurangnya imajinasi untuk memvisualisasikan komponen- komponen bentuk bangun ruang sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi bangun ruang dan menyelesaikan masalah (Siswanto, 2016).

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru matematika kelas XI SMA Persiapan Stabat diperoleh informasi bahwa kemampuan spasial yang dimiliki siswa masih rendah sehingga tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal geometri masih tinggi. Rendahnya kemampuan spasial siswa tersebut dikarenakan kurangnya alat praga dan kemampuan dasar siswa seperti operasi

pecahan. Di sekolah SMA Persiapan Stabat pada masa pandemic ini menggunakan sistem pembelajaran luring dan daring. Menggunakan media pembelajaran daring dengan Google Classroom dan aplikasi Ruang Guru.

Berdasarkan permasalah tersebut menjadi alasan bagi penulis untuk meneliti dengan menganalisis bagaimana kemampuan Spasial Visualization siswa menggunakan aplikasi Zoom pada materi geometri transformasi.

METODE

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah ualitatif. Penelitian dilakuan pada bulan April bertempat di SMA Persiapan Stabat. subje dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Persiapan Stabat. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes dan wawancara. Penelitian ini menggunakan tes tertulis yaitu essay (uraian).

Tes ini digunakan untuk melihat kemampuan spasial siswa kelas XI dari proses pembelajaran Matematika tentang Geometri transformasi sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi zoom. Wawancara ini digunakan untuk melihat tanggapan siswa setelah mengerjakan tes kemampuan spasial visualization. Peneliti ingin melihat pemahaman siswa mengenai materi geometri transformasi dan kesulitan-kesulitan yang mereka alami.

Dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model Miles and Huberman (Sugiyono, 2018) yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (penarian kesimpulan).

JenisPenelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2018), menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive sampling, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat

(4)

392

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekan makna dari pada generalisasi.

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 April s/d 05 Mei 2021 di SMA Persiapan Stabat di kelas XI yang bertempat di Jln.Hib Tembeleng, Pantai Gemi Stabat.

Target/SubjekPenelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Persiapan Stabat. Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan hasil ulangan harian siswa dan berdasarkan saran dari guru mata pelajaran matematika. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018).

Data, Intrumen, dan TeknikPengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil dari tes siswa, observasi dan wawancara. Observasi (observation) dilakukan dengan pengamatan langsung. Wawancara (interview) dilakukan dengan pihak informan yaitu guru dan siswa kelas XI SMA Persiapan Stabat. Penelitian ini menggunakan tes tertulis yaitu essay (uraian). Tes ini digunakan untuk melihat kemampuan spasial siswa kelas XI dari proses pembelajaran Matematika tentang Geometri transformasi sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi zoom. Wawancara ini digunakan untuk melihat tanggapan siswa setelah mengerjakan tes kemampuan spasial visualization.

TABEL 1

INDIKATOR WAWANCARA SISWA

No Aspek Nomor

Pertanyaan

1 Perhatian 2, 10

2 Perasaan 1, 4

3 Rasa Tertarik 3, 5

4 Partisipasi 8, 9

5 Kesadaran/keinginan 6, 7

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model Miles and Huberman (Sugiyono, 2018) yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Untuk menganalisis data penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat soal.

2. Membuat kunci jawaban dari soal-soal yang dikerjakan siswa.

3. Memeriksa jawaban dari tiap-tiap soal.

4. Menghitung skor siswa.

5. Menganalisis kemampuan siswa dengan rumus persentase sebagai berikut.

𝑃 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Atau

𝑃 =∑ 𝑥𝑖

𝑛 x 100%

Keterangan:

P = Persentase skor salah jawaban siswa

∑ 𝑥𝑖 = Jumlah rata-rata butir kesalahan n = Jumlah seluruh siswa

6. Observasi dan wawancara HASIL DAN PEMBAHASAN

Tes diberikan kepada siswa XI I SMA Persiapan Stabat melalui WA grup kemudian siswa diminta untuk masuk pada link zoom selama proses pengerjaan. Dalam penelitian ini terpilih sampelnya adalah kelas XI-I karena kelas XI-I sudah selesai dalam pembelajaran geometri transformasi dan berdasarkan saran dari guru mata pelajaran matematika. Pengambilan subjek

(5)

393

berdasarkan dengan hasil ulangan harian yang

terbagi menjadi 3 kelompokk yaitu dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah dari jumlah siswa sebanyak 33 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 11 siswa dan siswa perempuan sebanyak 22 siswa. Dari ketiga kelompok tersebut diambil masing-masing 2 siswa sehingga jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 6 siswa. Setelah pengerjaan tes selanjutnya wawancara secara bergantian.

Berdasarkan hasil tes maka diperoleh nilai yang telah didapatkan yaitu:

TABEL 4 HASIL TES SISWA

Hasil analisi data TKS menunjukkan bahwa dari 6 siswa yang menjadi subjek penelitian terdapat 2 siswa yaitu A(NA-7) dan M.NF (NA-21) tergolong dalam kemampuan spasial visualization tinggi, 2 siswa Yaitu S (NA- 28) dan (RA-24) tergolong kemampuan spasial visualization sedang dan 2 siswa yaitu Ridho (NA-25) dan J (NA-17) tergolong kemampuan spasial visualization rendah.

a. Jawaban M.NF (NA-21)

Gambar 4.4 Jawaban M.NF

Berdasarkan jawaban M.Nasril, siswa sudah mampu menjawab pertanyaan dengan tepat namun kelengkapan menjawab berdasarakan panduan kunci jawaban tes belum terpenuhi.

Sedangkan hasil wawancara dengan M.NF adalah sebagai berikut:

P : Menurut kamu bagaimana belajar matematika selama daring?

S : lebih sulit dibandingkan belajar matematika secara normal tatap muka bu P : Apakah materi yang disampaikan guru

dapat dipahami?

S : Kurang memahi bu

P : Metode belajar manakah yang kamu sukai, dengan metode tatap muka atau daring?

Berikan lasannya!

S : Tatap muka bu, karena belajarnya lebih disiplin guru tau kondisinya seperti apa?

P : Setelah belajar matematika menggunakan aplikasi zoom apakah lebih mudah dipahami?

S : Masih kurang bu

P : Apa saja kendala yang kamu alami selama proses pembelajaran berlangsung?

S : Jaringan bu, kondisi dirumah, dan jika mau bertanya jadi lebih susah bu

P : Dapatkah kamu memahami pembelajaran

geometri transformasi?

S : Tidak terlalu memahami bu

P : Bisakah kamu menjelaskan secara singkat mengenai pembelajaran geometri transformasi?

S : Translasi Itu perpindahan titik bu, rotasi itu perputaran bu. Uda bu itu aja

P : Dalam pembelajaran geometri transformasi bagian manakah yang menurut kamu sulit untuk dipahami dan dibayangkan konsepnya?

S : Hampir semua bu, dilatasi, refleksi.

P : Apakah menurut kamu guru sudah jelas dan baik didalam menyampaikan materi pembelajaran?

S : Sudah jelas bu

P : Dari lima ssoal yang sudah diberikan bagian manakah yang menurut kamu sulit dikerjakan, berikan lasannya?

S : No 4 bu, ga ngerti bu

Berdasarkan wawancara tersebut antara jawaban siswa dengan wawancaranya sesuai, siswa sedikit kurang mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar namun mampu menyelesaikan dengan baik karena dia dapat

No Nama Skor Soal N

1 2 3 4 5 1 AL 10 10 10 10 10 100

2 MNF 9 9 9 0 7 68

3 S 0 10 10 1 8 58 4 RA 0 9 9 0 9 54

5 RBS 0 9 9 0 9 54

6 J 0 9 9 0 2 40

(6)

394

memahami sebagian dari pembelajaran geometri

transformasi.

Dari analisis jawaban dan wawancara tersebut, M.NF mampu menyelesaikan sebagian soal sesuai dengan indikator dan menjawab semua pertanyaan dengan baik yang diberikan oleh peneliti. Hal tersebut tampak dari hasil wawancara yang telah dipaparkkan diatas. dan dapat disimpulkan bahwa Sabela dapat menyelesaikan soal pada komponen kemampuan spasial visualization pada materi geometri transformasi.

Jawaban S (NA-28)

Gambar 4.5 Jawaban S

Berdasarkan jawaban S, siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat namun langkah sudah hampir benar menjawab berdasarkan panduan kunci jawaban tes .

Sedangkan hasil wawancara dengan S adalah sebagai berikut:

P : Menurut kamu bagaimana belajar matematika selama daring?

S : Sulit memahinya bu, karena waktunya juga terbatas

P : Apakah materi yang disampaikan guru dapat dipahami?

S : bisa bu

P : Metode belajar manakah yang kamu sukai, dengan metode tatap muka atau daring?

Berikan lasannya!

S : Tatap muka bu, karena ada chemistrynya mudah bertanya ini bagaiman pak begitu bu

P : Setelah belajar matematika menggunakan aplikasi zoom apakah lebih mudah dipahami?

S : belum bu

P : Apa saja kendala yang kamu alami selama proses pembelajaran berlangsung?

S : waktu bu,

P : Dapatkah kamu memahami pembelajaran geometri transformasi?

S : Bisa bu, tapi enggak semuanya bu

P : Bisakah kamu menjelaskan secara singkat mengenai pembelajaran geometri transformasi?

S : Translasi itu pemindahan titik dan garis bu, refleksi cermin bu, uda bu

P : Dalam pembelajaran geometri transformasi bagian manakah yang menurut kamu sulit untuk dipahami dan dibayangkan konsepnya?

S : Menggambarkan sumbu kordinatnya P : Apakah menurut kamu guru sudah jelas

dan baik didalam menyampaikan materi pembelajaran?

S : Sudah bu

P : Dari lima ssoal yang sudah diberikan bagian manakah yang menurut kamu sulit dikerjakan, berikan lasannya?

S : No 2, no 4 bu

Berdasarkan wawancara tersebut antara jawaban siswa dengan wawancaranya sesuai, siswa kurang mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar namun mampu menyelesaikan dengan baik karena dia dapat memahami sebagian dari pembelajaran geometri transformasi.

Dari analisis jawaban dan wawancara tersebut, S mampu menyelesaikan sebagian soal sesuai dengan indikator dan menjawab semua pertanyaan dengan baik yang diberikan oleh peneliti. Hal tersebut tampak dari hasil wawancara yang telah dipaparkkan diatas. dan dapat disimpulkan bahwa S dapat menyelesaikan beberapa soal pada komponen kemampuan spasial visualization pada materi geometri transformasi.

a. Jawaban No.3, 4 dan 5 Jaslin (NA- 17)

(7)

395

Gambar 4.14 Jawaban J

Berdasarkan jawaban Jaslin, untuk No.3 siswa mampu menjawab pertanyaan dengan tepat namun tidak ada langkah dalam pengerjaan sehingga belum dapat dikatakan siswa mengerti dalam pengerjaan. Sedangkan untuk jawaban No.4, siswa belum juga mampu menjawab dengan benar esalahan terletak pada operasi penjumlahan dan perkalian. Untuk jawaban No.5 sudah benar menjawab berdasarkan panduan kunci jawaban tes namun ada sedikit kekurangan pada awal . Sedangkan hasil wawancara dengan J adalah sebagai berikut:

P : Menurut kamu bagaimana belajar matematika selama daring?

S : Kurang paham bu

P : Apakah materi yang disampaikan guru dapat dipahami?

S : Kurang bisa bu

P : Metode belajar manakah yang kamu sukai, dengan metode tatap muka atau daring?

Berikan lasannya!

S : Lebih suka tatap muka bu

P : Setelah belajar matematika menggunakan aplikasi zoom apakah lebih mudah dipahami?

S : masih belum bu gak ngerti bu

P : Apa saja kendala yang kamu alami selama proses pembelajaran berlangsung?

S : Terkadang jaringan bu, gangguan dirumah juga bu

P : Dapatkah kamu memahami pembelajaran geometri transformasi?

S : iya sedikit mengerti bu

P : Bisakah kamu menjelaskan secara singkat mengenai pembelajaran geometri transformasi?

S : rotasi, translasi , refleksi bu

P : Dalam pembelajaran geometri transformasi bagian manakah yang menurut kamu sulit untuk dipahami dan dibayangkan konsepnya?

S : Hampir semuanya bu

P : Apakah menurut kamu guru sudah jelas dan baik didalam menyampaikan materi pembelajaran?

S : Sudah bu

P : Dari lima soal yang sudah diberikan bagian manakah yang menurut kamu sulit dikerjakan, berikan lasannya?

S : Semuanya bu saya masih bingung

Berdasarkan wawancara tersebut antara jawaban siswa dengan wawancaranya sesuai, siswa mampu menjawab beberapa tes soal dengan benar namun belum menyelesaikan dengan baik.

Dari analisis jawaban dan wawancara tersebut, J kurang mampu menyelesaikan sebagian soal sesuai dengan indikator dan menjawab semua pertanyaan dengan baik yang diberikan oleh peneliti. Hal tersebut tampak dari hasil wawancara yang telah dipaparkkan diatas.

dan dapat disimpulkan bahwa Jaslin kurang mampu dalam menyelesaikan beberapa soal pada komponen kemampuan spasial visualization pada materi geometri transformasi.

Adapun kesalahan yang dilakukan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 6

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB SOAL NO.1 DAN PERSENTASENYA

Aspek Kesalahan Jumlah Siswa Yang Persentase

Menjawab Salah Langkah Jawaban 4 66,66 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aspek kesalahan siswa dalam menjawab soal nomor satu sebagai berikut : kesalahan Langkah jawaban sebanyak 4 orang dan pesentasenya : 𝑝 =4

6𝑥 100% = 66,66%.

(8)

396

Dari nilai yang diperoleh menunjukkan

bahwa persentase kesalahan siswa sebesar 66,66% dikategori tinggi.

TABEL 7

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB SOAL NO.2 DAN PERSENTASENYA

Aspek Kesalahan Jumlah Siswa Yang Persentase

Menjawab Salah Langkah Jawaban 0 0 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aspek kesalahan siswa dalam menjawab soal nomor dua sebagai berikut : kesalahan Langkah jawaban sebanyak 0 orang dan pesentasenya 𝑝 =0

6𝑥 100% = 0%.

Dari nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase kesalahan siswa sebesar 0%

dikategori sangat rendah.

TABEL 8

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB SOAL NO.3 DAN PERSENTASENYA

Aspek Kesalahan Jumlah Siswa Yang Persentase

Menjawab Salah

Langkah Jawaban 0 0%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aspek kesalahan siswa dalam menjawab soal nomor tiga sebagai berikut : kesalahan Langkah jawaban sebanyak 0 orang dan pesentasenya 𝑝 =06𝑥 100% = 0%.

Dari nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase kesalahan siswa sebesar 0%

dikategori sangat rendah.

TABEL 9

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB SOAL NO.4 DAN PERSENTASENYA Aspek Kesalahan Jumlah Siswa Yang Persentase

Menjawab Salah

Langkah Jawaban 5 83,33%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aspek kesalahan siswa dalam menjawab soal nomor empat sebagai berikut : kesalahan Langkah jawaban sebanyak 5 siswa dan pesentasenya : 𝑝 =5

6𝑥 100% = 83,33%.

Dari nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase kesalahan siswa sebesar 83,33% dikategori sangat tinggi.

TABEL 10

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB SOAL NO.5 DAN PERSENTASENYA

Aspek Kesalahan Jumlah Siswa Yang Persentase

Menjawab Salah

Langkah Jawaban 1 16,66%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aspek kesalahan siswa dalam menjawab soal nomor lima sebagai berikut: kesalahan Langkah jawaban sebanyak 1 siswa dan pesentasenya:

𝑝 =1

6𝑥 100% = 16,66%.

Dari nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase kesalahan siswa sebesar 16,66% dikategori sangat rendah.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat hasil yang disajikan pada Bab IV diambil kesimpulan bahwa: Kemampuan spasial visualization siswa yang mengikuti tes pada materi geometri transformasi di SMA Persiapan stabat masih kurang. Persentase kesalahan siswa pada soal tes No.1 kemampuan spasial visualization siswa adalah sebesar 66,66% dalam kategori tinggi, soal No.2 sebesar 0% dalam kategori sangat rendah, soal No.3 sebesar 0% dalam kategori rendah, soal No.4 sebesar 83,33 dalam kategori sangat tinggi dan soal No.5 sebesar 16,66%

dalam kategori sangat rendah. Kendala yang dihadapi siswa saat proses pembelajaran menggunakan aplikasi zoom pada materi geometri transformasi adalah pada jaringan yang menghambat berlangsungnya pembelajaran, masih kurangnya pemahaman dan berfikir spasial siswa dalam proses pembelajaran.

(9)

397

Saran

Kepada peneliti selanjutnya hendaknya lebih memperdalam dengan mengembangkan media alat peraga, bisa juga mengadakan penelitian kuantitatif untuk melihat pengaruh ataupun perbedaan kelas yang memanfaatkan media baru dalam pemebelajaran geometri transformasi.

PROFIL SINGKAT

Delima Sani PA, lahir di Stabat Lama , 10 November 1995, saat ini sedang menempuh pendidikan Sarjana Pendidikan di Universitas Muslim Nusantara Al Wasliyah Medan Jl. Garu II No.52 Medan. Penulis dapat dihungi apada alamat email : delimasani7@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA

Adirakasiwi, A. G., & Warmi, A. (2018, Juni). Penggunaan Software CAbri 3D Dalam Pembelajaran Matematika Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Visualisasi Spasial Matematis Siswa. Jurnal Silogisme:

Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya, 3, 28-35.

Alimuddin, H., & MS, A. T. (2020). Profil Kemampuan Spasial Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Yang Memiliki Kecerdasan Logis Matematis Tinggi Ditinjau Dari Perbedaan Gender. ALFAmath, xx, 23-35.

Anyar. (2019, July). Jogloabang UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Retrieved from jogloabang.com:

https://www.jogloabang.com/pustaka/

uu-20-2003-sistem-pendidikan- nasional

Asis, M., Arsyad, N., & Alimuddin. (2015, Maret 1). Profil Kemampuan Spasial Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Yang Memiliki Kecerdasan Logis Matematis Tinggi

Ditinjau Dari Perbedaan Gender.

Jurnal Daya Matematis, 3, 78-87.

Hafizin, M. A., Tendri, M., & Kusumawati, N. I. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN SPASIAL SISWA PADA GEOMETRI KUBUS DAN BALOK DI KELAS IX SMP NEGERI 03 PULAU BERINGIN.

Nabla Dewantara Jurnal Pendidikan Matematika, III, 60-65.

Haqien, D., & Rahman, A. A. (2020, Agustus ). Pemanfaatan Zoom Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 5, 51-56.

Hidayatullah , S., Khouroh, U., Windhyastiti, I., Pattalo, R. G., & Waris, A. (2020).

Implementasi Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone And McLean Terhadap Sistem Pembelajaran Berbasis Aplikasi Zoom Di Saat Pandemi Covid-19.

Jurnal Teknologi Dan Managemen Informatika, 6, 44-52.

Kusuma, J. W., & Hamidah. (2020).

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Dengan Penggunaan Platform Whatsap Group dan Webinar ZoomDalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemik Covid 19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 5, 97-106.

Kusumaningrum, B., & Wijayanto, Z. (2020, December). Apakah Pembelajaran Matematika Secara Daring Efektif?

(Studi Kasus pada Pembelajaran Selama Masa Pandemi Covid-19).

Jurnal UNNES, 136-142.

doi:http://dx.doi.org/10.15294/kreano .v11i2.25029

Mustakim. (2020, May). Efektifitas

Pembelajaran Daring Menggunakan

Media Online Selama Vandemi

Covid-19 Pada Mata Pelajaran

(10)

398 Matematika. Al asma: Jurnal of

Islamic Education, 2, 1-12.

Nur'azizah, Toheri, & Haqq, A. A. (2019).

Reduksi Hambatan Belajar melalui Desain Didaktis Konsep Transformasi Geometri. SJME (Supremum Journal of Mathematics Education), 3, 117-127.

Oktawirawan, D. H. (2020, July). Faktor Pemicu Kecemasan Siswa dalam Melakukan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. JIUBJ, 541-544.

doi:10.33087/jiubj.v20i2.932

Prof.Dr. Sugiyono. (2018). METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN R&D (20 ed.).

Bandung: ALFABETA. Retrieved from www.cvalfabeta.com

Saputra, H. (2018, Agustus). KEMAMPUAN

SPASIAl MATEMATIS.

ResearchGate.

doi:10.17605/OSF.IO/JFWST

Sudirman, & Alghadari, F. (2020).

Bagaimana Mengembangkan Kemampuan Spasial dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah?: Suatu Tinjauan Literatur.

Journal of Instructional Mathematics, 1, 60-72. doi:10.37640/jim.v1i2.370 Sugiarni, R., Alghifari, E., & Ifanda, A. R.

(2018, April). Meningkatkan Kemampuan Spasial Matematis Siswa Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Geogebra. KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika, 3, 93-102.

Sumarni, & Prayitno, A. T. (2016, September). Kemampuan Visual- Spatial Thinking Dalam Geometri Mahasiswa Univrsitas Kuningan.

JES-MAT, 2, 81-100.

Syahputra, E. (2013, November).

PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK.

Cakrawala Pendidikan, 353-364.

Vebriana, E. (2015, Januari). PROFIL KEMAMPUAN SPASIAL SISWA MENENGAH PERTAMA(SMP)

DALAM MENYELESAIKAN

MASALAH GEOMETRI DIMENSI

TIGA DITINJAU DARI

KEMAMPUAN MATEMATIKA.

JURNAL ELEMEN, 1, 13-23

Gambar

TABEL 4  HASIL TES SISWA
Gambar 4.5 Jawaban S

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar dicikan : Kehidupan keagamaan sudah mencapai kemantapan, cenderung mulai menerima pendapat keagamaan, mulai timbul pengakuan akan adanya kehidupan setelah

Dari hasil skenario simulasi penurunan beban cemar BOD dan COD, maka strategi I dan III dinilai cukup signifikan untuk memperbaiki kualitas air sungai bengawan

maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Kecamatan Babat Toman Kab. Balai Agung Sekayu PEMERINTAH KABUPATEN

Makalah ini ditulis sebagai sebuah usaha penulis dalam menelusuri nash baik yang berupa ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi Muhammad Saw juga pendapat para ulama muslim tentang

Baik pada analisis usahatani atas dasar biaya tunai maupun analisis usahatani atas dasar biaya total, nilai R/C Ratio dan B/C Ratio musim tanam setelah

Agen adalah orang yang paling berpengaruh besar pada jaringan judi bola online, karena agen yang bekerja dalam mencari player-player baru dan agen juga harus sangat

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh

Terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan kakao di Indonesia, yakni (1) PPN 10 % terhadap transaksi lokal atas biji kakao; (2)