• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : SRI WAHYUNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : SRI WAHYUNI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makaassar

Oleh : SRI WAHYUNI

105401114416

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain Karena tidak semua bunga mekar bersamaan”

Tiada pengorbanan setulus pengorbananmu Tiada perhatian sebesar perhatianmu

Tiada kasih sayang seputih kasih sayangmu Tiada cinta kasih sesuci cinta kasihmu

Karena itu, kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibundaku dan ayahandaku,

saudara-saudariku, serta keluargaku yang senantiasa mendoakanku.

(7)

vi ABSTRAK

Sri Wahyuni. 2020. Pengaruh Penerapan Model Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Nursalam dan pembimbing II Rubianto.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Pair Checks terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif atau eksperiment (pre-eksperimental design) dengan desain one-grup pretest-posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar yang berjumlah 16 orang siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pretest dan posttest serta lembar observasi aktivitas siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif diketahui nilai rata-rata (mean) 59,06 dan berada pada kategori rendah yaitu 18,75% sedangkan rata-rata (mean) posttest adalah 77,18 berada pada kategori sangat tinggi yaitu 43,75% nilai rata-rata pada posttest lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest dan analisis statistik inferensial menggunakan rumus uji t, dapat diketahui nilai thitung sebesar 8,02 dengan (df) sebesar 16 – 1 = 15, pada taraf signifikan 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Pair Checks terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Penerapan Model Pair Checks Terhadap hasil belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat kita Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar .

Kata Kunci: Eksperimen, model Pair Checks, hasil belajar IPS

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam. Allah yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud hambanya, Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan hambanya. Salam serta salawat tak lupa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga skripsi dengan “Pengaruh Model Pembelajaran Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Beragam kendala dan hambatan yang dilalui oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat usaha yang optimal dan dukungan berbagai pihak hingga akhirnya penulis dapat melewati rintangan tersebut.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, ayahanda Baso Alle dan Ibunda Ne’nang yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban tanpa pamrih dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

(9)

viii

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. H.

Nursalam M.Si Pembimbing I dan Rubiato S.Pd., M.Pd., Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Ernawati, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis, serta seluruh staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada Hj. Siti Tabariah S.Pd ., Kepala sekolah, Bapak/Ibu Guru, seluruh staf dan siswa-siswi SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar atas segala bimbingan, kerjasama, dan bantuannya selama penulis mengadakan penelitian.

Kepada rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2016 terkhusus Kelas D Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai di sini. Ucapan terima

(10)

ix

kasih pula kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabat yang setia dan tulus mengorbankan waktu, tenaga, materi, doa, dukungan dan masukan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu, semoga segala bantuan dan pengorbanannya bernilai ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, September 2020

Penulis

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… …… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iii

SURAT PERNYATAAN………. iv

SURAT PERJANJIAN……….... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………... vi

ABSTRAK……… vii

KATA PENGANTAR……….. …… viii

DAFTAR ISI………. xi

DAFTAR GAMBAR……… xiii

DAFTAR TABEL………. xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah……… 5

C. Tujuan Penelitian………. 5

D. Manfaat Penelitian……… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka………. 7

1. Penelitian Yang Relevan………. 7

2. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar……… 7

3. Model Pembelajaran Pair Checks………... 9

4. Pengertian Belajar……… 16

5. Pengertian Hasil Belajar……….. 17

B. Kerangka Pikir………. 18

C. Hipotesis Penelitian………. 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Desain Penelitian……… 21

B. Populasi Dan Sampel……….. 22

C. Defenisi Operasional Variabel……… 24

D. Instrumen Penelitian……… 24

E. Teknik Pengumpulan Data……….. 25

F. Teknik Analisis Data………... 25

(12)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah……….. 30

B. Hasil Penelitian……… 30

C. Pembahasan………. 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan……….. 47

B. Saran……… 48

DAFTAR PUSTAKA………... 50

LAMPIRAN `

RIWAYAT HIDUP

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir……… 19

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Desain Rancangan Penelitian………. 22

3.2 Jumlah Populasi Siswa……… 23

3.4 Jumlah Sampel Siswa……….. 24

3.5 Tingkat Penguasaan Materi……….. 27

4.1 Data Nilai Pretest………. 31

4.2 Perhitungan Untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Pre test………… 32

4.3 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Hasil pre test Siswa... 33

4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pre test……….. 33

4.5 Data Nilai Pos test………. 34

4.6 Perhitungan Untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai post test... 36

4.7 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Hasil pos test Siswa... 37

4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pre test……….. 38

4.9 Anilisis Skor Pre-test dan Post-test……….. 39

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir……… 19

(16)

xv

DAFTAR TABEL

3.1 Desain Rancangan Penelitian……… 22

3.2 Jumlah Populasi Siswa……… 23

3.4 Jumlah Sampel Siswa……….. 24

3.5 Tingkat Penguasaan Materi……….. 27

4.1 Data Nilai Pretest………. 31

4.2 Perhitungan Untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Pretest…………. 32

4.3 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Hasil pre test Siswa... 33

4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPS……… 33

4.5 Data Nilai Postest………. 34

4.6 Perhitungan Untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai post test... 36

4.7 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Hasil pos test Siswa... 37

4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPS……… 38

4.9 Anilisis Skor Pre-test dan Post-test……….. 39

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam diri yang seluas-luasnya. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga didalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan tanggung jawab yang besar. Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia berkualitas.

Pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang interkatif akan mampu merangsang siswa untuk aktif dalam proses belajar sesuai dengan apa yang dituntut dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Meskipun tidak boleh dikesampingkan bahwa keberhasilan kegiatan belajar siswa dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat eksternal atau internal dan kemudian dapat menjadi penghambat atau penunjang proses belajar mereka.

Jarolimek, (Hendra 2018: 20) studi sosial lebih bersifat praktis, yaitu memberikan kemampuan kepada anak didik dalam mengelolah dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dalam menciptakan kehidupan yang serasi juga mempersiapkan anak didik untuk mampu memecahkan masalah sosial dan memiliki keyakinan akan kehidupan masa mendatang.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi

(18)

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang Sekolah Dasar mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Selain itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Model-model pembelajaran yang dianggap cocok untuk pembelajaran IPS salah satunya adalah model pembelajaran Pair Checks.

Hartono (Hasniah 2017:5) Pembelajaran pair checks dapat diartikan sebagai pendekatan mengajar yang digunakan sebagai penataan lingkungan dengan baik sehingga proses pembelajaran menjadi aktif dan efektif dan menyenangkan. Sehingga pembelajaran IPS menjadi lebih menarik dan siswa dapat menyukai pembelajaran IPS dan dapat dengan mudah memahami isi materi disimpulkan oleh guru sehingga hasil belajar murid akan meningkat.

Berdasarkan hasil pengamatan di SDN NO.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar terhadap pembelajaran IPS yang belum optimal, siswa cenderung pasif meskipun ada materi yang belum jelas baginya. Hal ini terjadi karena sebagian siswa tidak memperhatikan saat pembelajaran. Pembelajaran masih bersifat Teacher centered bukan student centered. Guru juga belum menerapkan berbagai

(19)

model pembelajaran. Alasan utamanya karena dengan motode konvensional yang biasa digunakan oleh guru selama ini akan mempermudah selama proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang belum optimal mengakibatkan murid menjadi bosan. siswa hanya diberikan buku teks pelajaran berisi macam- macam materi untuk dipelajari tanpa menggunakan metode dan model pembelajaran yang merangsang siswa untuk aktif dan tertarik untuk mengikuti pelajaran, terutama pada mata pelajaran IPS yang cakupan materinya sangat luas.

Hal tersebut akan berdampak pada cara belajar siswa yang hanya menghafal membuat siswa tidak kreatif dalam memahami materi dan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

Mengatasi kondisi seperti itu Pentingnya model pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu untuk menumbuhkan motivasi siswa khususnya pada siswa kelas V SDN Inpres Bajeng Kabupaten Takalar agar dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan pendidik, lebih aktif di dalam kelas dan lebih berpasrtisipasi dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran menjadi suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan model pembelajaran ini memang memandang keberhasilan dalam belajar bukan semata- mata harus diperoleh dari guru, melainkan juga dari siswa yang terlibat dalam proses belajar melalui kelompok-kelompok kecil maupun dari individu itu sendiri.

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang

(20)

lain. Banyak pembelajaran aktif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, tetapi disini peneliti memilih model pembelajaran Pair Checks.

Salah satu model pembelajarana yang dapat membantu dalam proses pebelajaran adalah model pembelajaran Pair Checks yang merupakan salah satu model pembelajaran yang melatih rasa sosial siswa, Kerjasama, dan kemampuan memberi penilaian. Model ini bertujuan untuk menigkatkan kemampuan siswa untuk menungkan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar.

Dengan model pembelajaran Pair Checks memungkinkan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat dan saling memberikan saran.

Faraningtias (2018: 6) Pair Checks adalah Model pembelajaran kooperatif.

Pair Checks merupakan salah satu cara untuk membantu peserta didik yang pasif dalam kegiatan kelompok, sehingga kelompok melakukan kerja sama secara berpasangan dan menerapkan suasana pengecekan berpasangan. Dengan model pembelajaran Pair checks peserta didik dapat mengolah komunikasi interpersonal dalam dirinya, dengan cara berkomunikasi dengan teman sebangku atau kelompoknya. Pair checks dapat meningkatkan sosial skiil siswa. Pair checks dapat meningkatkan prestasi belajar.

Huda (Adi 2016: 105) Pair Checks merupakan model pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagan pada 1990. Model ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan, model ini juga melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilaian.

(21)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ―Pengaruh Model Pembelajaran Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar‖.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas maka terdapat rumusan masalah yaitu

―Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar?‖

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain : a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberi gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran Pair Checks terhadap hasil belajar.

b. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

Dalam penerapan model pembelajaran Pair Checks ini

(22)

diharapkan dapat menjadi referensi, pengalaman untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

b. Bagi guru

Sebagai masukan dalam peningkatan hasil belajar melalui model Pair Checks konsep lingkungan alam dan lingkungan alam dan buatan siswa kelas V SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar. Guru dapat memperhatikan hal tersebut guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.

c. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan serta pengalaman tentang pengaruh model pembelajaran Pair Checks terhadap hasil belajar siswa.

(23)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Yang Relevan

Deni Atzia Anguara (2016) dalam skripsinya yang berjudul ―Penerapan Model Keterhubungan (Connectred Model) Terhadap Hasil Belajar siswa Kelas V Pada Pembelajaran IPS terpadu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Model Palembang‖. Dalam penelitian ini peneliti menunjukkan bahwa dari model ini siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.

Tria Muhammad Aris, dalam skripsi yang berjudul "Penerapan Model Pembelajaran Pair Checks (pasagan mengecek) untuk meningkatkan kemampuan sosial siswa dan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan jasmani kelas V dan VI SDN 01 Tanggung Turen Kabupaten Malang". Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan pembelajaran aktif sehingga siswa dituntut untuk berperan aktif dan percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya dalam pembelajaran.

Kedua penelitian tersebut di atas, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran Pair Checks terhadap hasil belajar IPS.

Sehingga penulis yakin bahwa model pembelajaran Pair Checks berpengaruh terhadap hasil belajar, karena penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh peneliti Anguara (2016), dan Tria Muhammad Aris.

(24)

2. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Mortella (Priyono, 2014: 26) mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep.

Dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep, mengembangkan, serta melatih sikap, moral, nilai dan keterampilan berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian pembelajaran IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikan.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Mortella (Priyono, 2014: 28) menjelaskan bahwa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan akhir dari proses pendidikan IPS pada tingkat Sekolah Dasar (SD) adalah untuk mengarahkan peserta didik agar dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Adapun tujuan IPS di SD adalah sebagai berikut: (1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah, (2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial, (3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.

c. Kajian Materi IPS di SD 1. Jenis-jenis Usaha Ekonomi

a. Berdasarkan lapangan usahanya

(25)

Istining (2016: 21) Ada beberapa jenis usaha berdasarkan lapangan usahanya, antara lain pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri, kerajinan, jasa, ekstraktif (pengolahan bahan-bahan tambang) dan perdagangan.

b. Berdasarkan pemiliknya

Jenis-jenis usaha berdasarkan pemiliknya yakni usaha perseorangan dan usaha kelompok.

c. Koperasi

Koperasi adalah usaha bersama yang memilliki organisasi dengan ciri khas kekeluargaan. Koperasi ada beberapa bentuk, antara lain koperasi konsumsi, koperasi simpan pinjam, koperasi produksi, koperasi jasa, koperasi serba usaha.

2. Kegiatan Ekonomi

Kegiatan ekonomi meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi. Produksi yakni kegiatan membuat barang dan jasa, distribusi yakni kegiatan menyalurkan barang dan jasa, konsumsi yakni kegiatan menghabiskan barang dan jasa. Agar produksi sampai ke tangan konsumen, barang dan jasa harus melalui proses distribusi yang terdiri dari produsen distributor konsumen.

3. Model Pembelajaran Pair Checks a) Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajara di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas

(26)

dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media computer, dan kurikulum sebagai kursus untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (Marlinda, 2018) setiap model mengarahkan kita merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi juga sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan bagi guru dalam merencakan aktivitas belajar mengajar.

Sutikno (Kasmirawati, 2018: 8) penggunaan model pembelajaran mengharuskan guru agar dapat memilih suatu model yang tepat untuk diterapkan.

menyatakan model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Komalasari (Kasmirawati, 2018: 8) menyatakan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Suprijono (Kasmirawati, 2018: 8) menyatakan bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Zusnani (Kasmirawati, 2018: 8) menyatakan model pembelajaran ialah suatau cara belajar yang memperhatikan pola pembelajaran tertentu. Dalam pola tersebut dapat dilihat kegiatan guru peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menciptakan terjadinya sistem belajar bagi peserta didik.

(27)

Menurut pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang direncanakan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran yang digunakan sebagai acuan guru dalam mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP). Dalam model pembelajaran memuat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.

b) Jenis-jenis Model Pembelajaran

Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru dapat memilih jenis-jenis model pembelajaran yang sesuai demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kurniasih & Sani (Kasmirawati, 2018: 9) berikut ini macam-macam model pembelajaran :

1. Model pembelajaran Student Teams Achievnebt Devision (STAD) 2. Model pembelajaran Jigsaw

3. Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) 4. Example Non Example

5. Model pembelajran terpadu

6. Model pembelajaran Picture and Picture 7. Model pembelajaran Mde Mapping 8. Model pembelajaran Pair Check

9. Model Pembelajaran Cooperatve Learning 10. Model pembelajaran Word Square

Huda (Kasmirawati 2018: 9) yang termasuk pola-pola yang kolaboratif adalah: (1) Theam-Games-Tournament; (2) Teams-Assisted-Individualization; (3) Student Team Achievment Division; (4) Numbered-Head Together (5) Jigsaw; (6)

(28)

Think Pair Sheer; (7) Two Stay Two Stray; (8) Role Playing; (9) Pair Check; dan (10) Cooperatve Script. Model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan jenis-jenis model pembelajaran di atas, pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan penentu salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Model pair checks salah satu model yang dianggap sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran yang memfokuskan pada tingkat pemahaman dan kesiapan siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan demikian dengan penelitian ini model pembelajaran pair checks merupakan salah satu model yang sesuai untuk memfokuskan pada kerjasama kelompok namun tetap membutuhkan keahlian mandiri dalam menyelesaikan masalah.

c) Pengertian Model Pembelajaran Pair Checks

Herdian (Shoimin, 2017: 119) Model pair checks (pasangan mengecek) merupakan model pembelajaran dimana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. Dalam pembelajaran model cooperative tipe pair checks guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa.

Model pembelajaran ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerjasama, dan kemampuan memberi penilaian. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk menuangkan ide, pikiran, pengalaman dan pendapatnya dengan benar. Dengan strategi pair checks memungkinkan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat dan saling memberikan saran.

(29)

Huda (Adi 2016: 105) secara umum, sintak pembelajaran model pembelajaran pair check adalah (1) bekerja berpasangan; (2) pembagian peran partner dan pelatih; (3) pelatih memberi soal, partner menjawab; (4) pengecekan jawaban(5) bertukar peran; (6) penyimpulan; (7) evaluasi; dan (8) refleksi.

Slavin (Afif, 2018: 19) mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Selanjutnya, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Berdasrkan pendapat para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan model pembelajaran Pair Checks adalah model pembelajaran berkelompok yang mengedepankan kemampuan individu untuk menyelesaikan persoalan dan bertukar pendapat. Dalam hal ini perlu kemampuan dari setiap individu untuk memecahkan persoalannya.

d) Langkah-langkah Model Pembelajaran Pair Checks

Shoimin (2017: 119) langkah-langkah teknis pelaksanan pembelajaran Pair Checks adalah sebagai berikut.

a. Bagilah siswa dikelas kedalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang.

b. Bagi lagi kelompok-kelompok siswa tersebut menjadi berpasang pasangan. Jadi, akan ada partner A dan partner B dari kedua pasangan.

(30)

c. Berikan setiap pasangan sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap).

d. Berikutnya, berikan kesempatan pada partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 1.

e. Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan partner A mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner B selama mengerjakan soal nomor 2.

f. Setelah 2 soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang sama kelompok dengan mereka.

g. Setiap kelompok yang memperoleh kesempatan (kesamaan pendapat atau cara memecahkan masalah atau menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan mereka, atau guru memberikan penghargaan (reward). Guru memberikan bimbingan bila kedua pasangan dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan. Setiap pasang kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.

h. Langkah nomor 4, 5, dan 6 diulang lagi menyelesaikan soal nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.

e) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pair Checks Shoimin (2017: 121) menyatakan kelebihan dan kelemahan model

(31)

pembelajaran pair checks sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) Melatih siswa untuk bersabar, yaitu dengan memberikan waktu bagi pasangannya untuk berpikir dan tidak langsung memberikan jawaban (menjawabkan) soal yang bukan tugasnya.

b) Melatih siswa memberikan dan menerima motivasi dari pasangannya atau dari pasangan secara tepat dan efektif.

c) Melatih siswa untuk bersikap terbuka terhadap kritik atau saran yang membangun dari pasangannya atau dari pasangan lainnya dalam kelompoknya. Yaitu, saat mereka saling mengecek hasil pekerjaan pasangan lain dikelompoknya.

d) Memberikan kesempatan pada siswa untuk membimbing orang lain.

e) Melatih siswa untuk bertanya atau meminta bantuan kepada orang lain (pasangannya) dengan cara yang baik (bukan langsung meminta jawaban, tapi lebih kepada cara-cara mengerjakan soal, menyelesaikan masalah).

f) Memberikan kesempatan kepada siswa menawarkan bantuan atau bimbingan pada orang lain dengan cara yang baik.

g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjaga ketertiban kelas (menghindari keributan yang mengganggu suasana belajar).

h) Belajar menjadi pelatih dengan pasangannya.

i) Menciptakan saling kerja sama.

j) Melatih dalam berkomunikasi.

(32)

2) Kekurangan

a) Membutuhkan waktu yang lebih lama.

b) Membutuhkan keterampilan siswa untuk menjadi pembimbing pasangannya, dan kenyataannya setiap partner pasangan bukanlah siswa dengan kemampuan belajar yang lebih baik. Jadi, kadang-kadang fungsi pembimbing tidak berjalan dengan baik.

Menurut pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pair checks memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pair checks diantaranya: 1) menciptakan saling kerjasama diantara siswa, 2) meningkatkan pemahaman konsep dan atau proses. Kelemahan pair checks diantaranya yaitu membutuhkan banyak waktu.

4. Pengertian Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan murid sebagai anak didik. Untuk memperoleh pengertian yang jelas tenang belajar, dibawah ini akan dikemukakan pendapat para ahli sebagai berikut:

Sagala (Permatasari, 2017: 6) bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku murid yang kompleks sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh murid itu sendiri. sedangkan menurut Slamet (Permatasari, 2017: 6) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam hasil interaksi dengan lingkungannya.

(33)

Winatapura, dkk (Permatasari, 2017: 6) bahwa belajar sebagai proses untuk mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang.

Rusyan, dkk (1998: 7) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Di dalam rumusan tersebut terkandung makna bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar pada dasarnya adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu utntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

5. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar secara umum adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dilingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, dan keterampilan dan nilai perubahan sikap itu bersifat dan membekas. Kalau belajar dikatakan kegiatan murid, maka belajar dikatakan kegiatan guru, jadi pembelajaran adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan yang didalamnya terdapat unsur pemberi informasi atau pengetahuan yaitu guru dan penerima informasi yaitu murid.

(34)

Dalam memperoleh hasil belajar yang efektif dan efisien maka hendaknya upaya yang sangat maksimal sangat diharapkan ditambah dengan kemampuan untuk mengolah dan mengkolaborasikan setiap hasil yang diperoleh suatu perubahan dari proses belajar mengajar yang terarah dan berkesinambungan.

Sudjana (Permatasari, 2017: 8) ―hasil belajar murid pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebgai hasil belajar dari pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, efektif dan psikomotorik‖.

Dimayanti dan Mudjiono (Permatasari 2017: 8) juga menyebutkan ―hasil belajar merupakan hasil belajar dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar‖. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dan puncak hasil proses belajar.

B. Kerangka Berpikir

Sugiyono (Kasmirawati, 2018: 19) menyatakan kerangka pikir merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya hubungan antar variable-variabel yang ada dalam penelitian. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran yang interaktif dan maksimal, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran Pair Checks dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perbandingan nilai hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Pair Checks.

Apabila dilihat dalam gambar sebagai berikut.

(35)

Pembelajaran IPS

Tidak Menggunakan Model Pembelajaran Pair Checks

Pretest

Menggunakan Model Pembelajaran Pair Checks

Posttest

Analisis

Hasil Belajar

(36)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka pikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap rumusan masalah. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Pair Checks terhadap hasil belajar IPS konsep Lingkungan Sahabat Kita siswa kelas V SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

(37)
(38)

21 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Desain Peneltian

1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:14) Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh peneliti berupa data angka. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

2. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:111) rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain The Group Pretest Posttest (Pretest-Postest Kelompok Tunggal). Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian pre-eksperimen dengan model pendekatan pre-test post-test one group design yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok pembanding. one group design pre-test post-test Design, pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post test) dengan satu kelompok subjek.

(39)

Dalam penelitian ini, penelitian ini akan menguji cobakan model pembelajaran pair checks terhadap hasil belajar yakni sebelum eksperimen (pre- test) dan setelah eksperimen (post-test).

Tabel 3.1 Desain Rancangan Penelitian

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test

Eksperimen X

Keterangan :

= nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

= nilai postest (setelah diberi perlakuan) Sugiyono (2017:111) X = Pembelajaran dengan menggunakan model Pair Checks

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:117) mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau obyek itu.

Berdasarkan beberapa pandangan di atas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh anggota atau objek yang akan

(40)

diteliti di dalam suatu penelitian, dalam hal ini seluruh siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

V 9 7 16

Jumlah 9 7 16

Sumber: Data Hasil Peneliitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

2. Sampel

Menururt Sugiyono (2017:118) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel sampling jenuh yang terdapat pada Non-Probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:124) sampling jenuh adalah teknik adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

(41)

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah

V 9 7 16

Jumlah 9 7 16

Sumber: Data Hasil Peneliitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takkalar.

C. Defenisi Operasional Variabel

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu Model Pair Checks.

Sedangkan Variabel terikat (Y) dalam penelitian yaitu hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

1) Model Pembelajaran Pair Checks

Model pembelajaran Pair Checks adalah model pembelajaran berkelompok yang mengedepankan kemampuan individu untuk menyelesaikan persoalan. Dalam hal ini perlu kemampuan dari setiap individu untuk memecahkan persoalannya.

2) Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa yang dinyatakan dengan skor melalui tes dari mengenal dan memahami sebuah materi pelajaran. Hasil belajar pada kegiatan ini difokuskan pada aspek kognitif (pengetahuan).

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yaitu berupa tes. Tes yang digunakan adalah tes yang dibuat peneliti berupa

(42)

soal essai sebanyak 10 nomor setiap kelompok. Soal tes hanya dibuat dalam satu versi, artinya soal tes yang diberikan saat Pretest sama dengan soal tes yang diberikan saat Posstest.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah teknik tes dalam bentuk pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir). Adapun langkah- langkah (prosedur) pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut : 1. Tes Awal (pretest)

= Tes awal dilakukan sebelum perlakuan, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa

sebelum diterapkannya pembelajaran Pair Check di SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

2. Treatment (Pemberian Perlakuan)

X = Treatment (pemberian perlakuan). Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran Pair Check di SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

3. Tes Akhir (posstest)

= Tes akhir (post-test). Tindakan selanjutnya adalah post-test untuk mengetahui pengeruh model pembelajaran pair checks.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017:207) Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian ini

(43)

data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017:208) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generealisasi. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis sebagai berikut :

a) Rata-rata (mean)

̅=

b) Presentase (%) nilai rata-rata P =

Keterangan :

P : Angka Persentase

f : Frekuensi yang dicari persentasenya N : Banyaknya sampel responden

Analisis ini peneliti menetapkan teknik kemampuan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar yaitu:

(44)

Tabel 3.4 Tingkat Penguasaan Materi

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar

0-45 Sangat Rendah

55-64 Rendah

55-65 Sedang

75-80 Tinggi

85-100 Sangat Tinggi

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar 2) Analisis statistika inferensial

Menurut Sugiyono (2017:209) Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan dipopulasi

Penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistic t (uji-t). Dengan tahap sebagai berikut :

t =

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pre-test dan post-test

= Hasil belajar sebelum perlakuan (pre-test)

= Hasil belajar setelah perlakuan (post-test) d = Deviasi masing-masing subjek

∑ = Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel

(45)

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Mencari harga Md dengan menggunakan rumus:

Md = Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test

∑ = Jumlah dari gain (posttest-pretest) N = Subjek pada sampel

b. Mencari harga ∑ d dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

∑ d = jumlah kuadrat deviasi

∑ = jumlah dari gain (posttest-pretest) N = Subjek pada sampel

c. Menentukan harga dengan menggunakan rumus : t =

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pre-test dan post-test

= hasil belajar sebelum perlakuan (pre-test)

= hasil belajar setelah perlakuan (post-test) d = deviasi masing-masing subjek

∑ = jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel

(46)

Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah pengujian signifikan :

1) Jika > maka ditolak dan diterima, berarti penerapan model pembelajaran pair checks berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

2) Jika < maka diterima, berarti penerapan model pembelajaran pair check tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pada siswa.

Menentukan harga dengan mencari menggunakan tabel distribusi t dengan signifikan

α = 0,05 dan d k = N – 1.

Membuat kesimpulan apakah model pembelajaran pair checks berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

(47)

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah

SDN No.125 Inpres Bajeng terletak di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar. Berada pada lokasi yang cukup strategis, karena mudah dijangkau dari berbagai arah. Sekolah ini terdiri dari 6 kelas. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada pagi hari mulai dari pukul 07.15-11.05 WITA untuk kelas rendah (kelas I, II dan III) dan p ukul 07.15-12.30 WITA untuk kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI).

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.untuk menunjukkan hal tersebut digunakan jenis penelitian kuantitatif berupa angka.

Penyajian yang bertujuan mengungkap hasil belajar siswa tersebut, dapat diamati pada analisis berikut ini yang dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu penyajian data pretest dan data posttest.

1. Deskripsi Pretest Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi untuk mencari nilai awal (pre test) siswa sebelum diberikan perlakuan. Nilai pre test antara lain sebagai berikut :

(48)

Tabel 4.1 Data nilai pre test

No Nama Nilai

1 Andika Saputra 55

2 Sri Ayu Lestari 55

3 Muh. Adrian 65

4. Muh. Fadil Bakri 60

5 Zulfiana 65

6 Mifta Khaerul Anugrah 45

7 Muh. Nurhidayat 60

8 Muh. Fadil 55

9 Nadira Reskina 55

10 Nur hijrah 45

11 Muh. Faisal 45

12 Rasul Ramadhan 60

13 Aulia 45

14 Adelia Ramadhani 55

15 Riskawanti 70

16 Muh. Akbar 70

Jumlah

∑x1 = 905

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

(49)

Dalam mencari mean nilai (rata-rata) pre test dari siswa kelas V SDN Inpres Bajeng Kabupaten Takalar dapat dilihat melalui table 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre test

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai dari

∑ = 945, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 16. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

̅ =

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar sebelum penerapan model Pair Checks yaitu 59,06.

X F F.X

55 5 275

65 2 130

60 3 180

45 4 180

70 2 180

Jumlah 16 945

(50)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Hasil pre test Siswa

No Skor Frekuensi Persentase

(%)

Kategori Hasil belajar

1 40-45 9 56,25 Sangat rendah

2 55-60 3 18,75

Rendah

3 60-65 2 12,5

Sedang

4 65-70 2 12,5

Tinggi

5 70-100 0 0

Sangat tinggi

Jumlah 16 100

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar Berdasarkan data pada tabel 4.3 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen test dapat dilihat dari kategori hasil belajar sangat rendah yaitu 9 orang dengan persentase 56,25%, kategori hasil belajar rendah yaitu 3 orang dengan persentase 18,75%, kategori hasil belajar sedang yaitu 2 orang dengan persentase 12,5 %, kategori hasil belajar tinggi yaitu 2 orang dengan persentase 12,5 dan kategori hasil belajar sangat tingggi yaitu 0 berada pada presentase 0 %. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa sebelum diterapkan model Pair Checks rendah.

(51)

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pretest

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × < 70 Tidak tuntas 14 85, 5

70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 2 12,5

Jumlah 16 100

Sumber : Data Hasil penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70) 75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena siswa yang tuntas hanya 2 orang dengan persentase 12,5% 75%.

2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) IPS Siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap siswa setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan post- test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini :

Data perolehan skor hasil siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar setelah penerapan model Pair Checks:

(52)

Tabel 4.5 Data nilai post test

No Nama Nilai

1 Andika Saputra 55

2 Sri Ayu Lestari 85

3 Muh. Adrian 65

4. Muh. Fadil Bakri 85

5 Zulfiana 80

6 Mifta Khaerul Anugrah 55

7 Muh. Nurhidayat 75

8 Muh. Fadil 65

9 Nadira Reskina 90

10 Nur hijrah 75

11 Muh. Faisal 85

12 Rasul Ramadhan 90

13 Aulia 80

14 Adelia Ramadhani 75

15 Riskawanti 90

16 Muh. Akbar 85

Jumlah ∑x1 = 1.235

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

(53)

Dalam mencari mean (rata-rata) nilai pos-test dari siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar dapat dilihat melalui tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6 Perhitungan Untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Posttest.

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa nilai dari

∑ = 1235, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 16. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

̅ =

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar setelah penerapan model Pair Checks yaitu 77,18

X F F.X

55 2 110

85 4 340

65 2 130

80 2 160

75 3 225

90 3 270

Jumlah 16 1235

(54)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Persentase Skor Hasil pos test Siswa

No Skor Frekuensi Persentase

(%)

Kategori Hasil belajar

1 0-45 0 0 Sangat rendah

2 45-55 2 12,5 Rendah

3 55-65 2 12,5 Sedang

4 75-80 5 31,25 Tinggi

5 85-100 7 43,75 Sangat tinggi

Jumlah 16 100

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test dapat dilihaat berdasarkan kategori halil belajar sangat rendah yaitu 0 orang dengan persentase 0%, kategori hasil belajar rendah yaitu 2 orang dengan persentase 12,5%, kategori hasil belajar sedang yaitu 2 orang dengan persentase 12,5%, kategori hasil belajar tinggi yaitu 5 orang dengan persentase 31,25% dan kategori hasil belajar sangat tinggi yaitu 7 orang dengan persentase 43,75%.

Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Pair Checks meningkat.

(55)

Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPS posttest

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × < 70 Tidak tuntas 4 25

70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 12 75

Jumlah 16 100

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar Apabila Tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70) 75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena siswa yang tuntas adalah 12 orang dengan persentase 75% 75%.

3. Pengaruh Model Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni ―ada pengaruh dalam menerapkan model Pair Checks terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar‖. Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.

(56)

Tabel 4.9 Analisis Skor Pre-test dan Post-test

No X1 (Pre-test) X2(Post-test) d = X2 - X1 d²

1 55 55 0 0

2 55 85 30 60

3 65 65 0 0

4 60 85 25 50

5 65 80 15 30

6 45 55 10 20

7 60 75 15 30

8 55 65 10 20

9 55 90 35 70

10 45 75 30 60

11 45 85 40 80

12 60 90 30 60

13 45 80 35 70

14 55 75 20 40

15 70 90 20 40

16 70 85 15 30

Jumlah 905 1235 330 660

Sumber : Data Hasil Penelitian SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Mencari harga ―Md‖ dengan menggunakan rumus:

Md =

= 20,62

Mencari harga ―∑ ‖ dengan menggunakan rumus:

∑ = ∑

(57)

=

= 618,75 2. Menentukan harga t Hitung

t =

t =

t =

t =

t =

t = 8,02 3. Menentukan harga t Tabel

Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah pengujian signifikan:

Jika t hitung > t table maka H o di tolak dan H 1 di terima, berarti penerapan model Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

Jika t hitung < t table maka H o di terima, berarti penerapan Model Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

(58)

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah di lakukan,dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh model Pair Checks Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

Dalam mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan = 16 – 1 = 15 maka diperoleh t 0,05 = 1,76.

Setelah diperoleh tHitung= 8,02 dan tTabel = 1,76 maka diperoleh tHitung >

tTabel atau 8,02 > 1,76. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran Pair Checks Terhadap Hasil Belajar IPS Konsep Lingkungan Sahabat Kita SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar.

C. Pembahasan

Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.

Hasil dimaksud yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan. Fokus utama yang akan dibahas pada bagian ini adalah penerapan model pembelajaran Pair Checks terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar

Sebelum melaksanakan pembelajaran, berdasarkan data awal siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar yang berjumlah 34 siswa tetapi karena adanya pandemic covid-19 peneliti melakukan penelitian di sekolah dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok yaitu masing masing kelompok berjumlah 17 orang, tetapi pada saat penelitian berangsung yang hadir pada

(59)

kelompok pertama yaitu berjumlah 16 orang.penelitian berlangsung selama 6 hari, maka peneliti hanya mengambil data hanya 16 orang siswa sampai penelitian berakhir. Pada saat hari pertama melakukan laporan kunjungan untuk penelitian disekolah tersebut, pada hari kedua melaksanakan pretest, pada hari ketiga, keempat dan kelima melaksanakan pelakuan atau treatment, dan pada hari keenam melaksanakan posttest Data awal dimaksudkan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa. Model Pair Checks merupakan model pembelajaran dimana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan.

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar IPS pada siswa dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Pair Checks (Posttest) dan pada siswa dengan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran konvensional (Pretest) pada materi lingkungan sahabat kita, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS dengan menerapkan model pembelajaran Pair Checks. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai pretest= 59,06 dan rata-rata nilai posttest= 77,18.

Masalah yang dialami siswa dalam belajar pada pretest tentunya berdampak negatif terhadap nilai akhir yang diperoleh. Dapat diketahui bahwa frekuensi dan persentase hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar pada pretest belum memadai. Dapat dinyatakan bahwa frekuensi dan persentase nilai hasil belajar siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar pada pretest.

Hasil analisis data pada hasil belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran Pair Checks dikategorikan rendah. Hal tersebut disebabkan pada

(60)

proses pembelajaran siswa terlihat jenuh pada saat pemberian materi mengenai pembelajaran yang hanya didominasi oleh gurusaja, sehingga mempengaruhi hasil belajaranya. Pembelajaran dengan cara lama yang kurang menarik dan monoton ini berdampak pada minat belajar siswa dalam belajar.

Siswa cenderung kurang aktif dan terkesan main-main sehingga meganggap remeh pembelajaran terutama saat pembelajaran berkelompok.

Kemudian, pada saat siswa diberi tugas kelompok yang merupakan tekik pembelajaran yang wajib digunakan saat pembelajaran. Sebagian besar siswa tidak antusias dalam menerima pembelajaran dan beberapa siswa terlihat mengeluh saat pemberian tugas karena kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri. Aspek pembelajaran tersebut dikategorikan rendah.

Kekurang mampuan siswa disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan, karena mereka terlihat tidak serus dalam menerima pembelajaran maupun mengerjakan tugas hdan kurang bergairanh untuk menggali kreativitas pembelajaran berkelompok mereka. , akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, data disimpulkan bahwa hasil tes siswa kelas V SDN No.125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar tergolong rendah. Berdasarkan skor dan nilai pada saat pretest yang telah diperoleh siswa yaitu dikategorikan rendah.

Pada saat penerapan model pembelajaran Pair Checks siswa cenderung mampu menerima pembelajaran dengan baik dan mulai aktif dan percaya diri sehingga penilain pada hasil belajar Sebagian besar sudah terpenuhi. Temuan yang diperoleh saat penerapn model pembelajaran Pair Checks menunjukkan bahwa

(61)

peneran modekl pembelajaran Pair Checks berpengarugh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Hasil analisis data paa saat pemberian test (postest) dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks dapat dikategorikan tinggi berdasarkan hasil analisis deskriptif yang diproleh. Hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran Pair Checks diawali dengan pemberian tes atau pretest tanpa penerapan model pembelajaran Pair Checks, kemudian setelah pemberian pretest siswa diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Pair Checks sesuai dengan materi yang telah ditentukan. Pada proses ini terlihat bahwa siswa sangat antusias saat pembelajaran berlangsung. Kemudian setelah perlakuan, siswa kemudian diberikan tes postest dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks. Namun setelah melakukan postest hasil yang diperoleh saat tes cukup tinggi dan sebagian besar memenuhi standar ketuntasan klasikal dan hasilnya sangat berbeda dibandingkan saat pelaksanaan pretest dan berada pada kategori tinggi.

Fenomena yang dialami siswa pada hasil belajar tersebut setelah menerapkan model pembelajaran Pair Checks tentunya berdampak positif terhadap nilai akhir yang diperoleh. Dapat diketahui bahwa frekuensi dan persentase hasil belajar siswa setelah menerapkan model Pair Checks dikategorikan memadai.

Dalam menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut

Gambar

Gambar  Halaman
Gambar  Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka pikir
Tabel 3.1 Desain Rancangan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru memberikan waktu pada siswa untuk membaca dan memahami soal4. Siswa membaca dan memahami soal/permasalahan kemudian

Pembelajaran matematika dengan mengaplikasikan soal-soal open ended berguna sekali dalam melatih siswa untuk berpikir tentang suatu konsep matematika, memecahkan masalah yang

Kelebihan dari tahap ini adalah adanya “think time” atau waktu berpikir yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir mengenai jawaban mereka

Hasil penelitian adalah modul pembelajaran matematika berbasis soal-soal PISA untuk melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang

Berdasarkan interpretasi dari jawaban siswa pada tes karakteristik cara berpikir matematika soal nomor 1 sampai 3 dan tes karakteristik cara berpikir matematika John Parks Le

Untuk mengetahui kualitas sikap siswa terhadap pelajaran matematika, pendekatan Langsung-tak langsung, serta soal-soal berpikir kritis dan berpikir kreatif dilakukan

Menurut Adi Susanto (2000), beberapa motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu keinginan merasakan pekerjaan bebas, keberhasilan diri

1) Memudahkan peserta didik mencari jawaban. 2) Mendorong peserta didik untuk belajar mengerjakan soal tersebut. 3) Melatih peserta didik untuk berpikir aktif. 4) Membuat pelajaran