• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu. Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh jumlah penduduk, upah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu. Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh jumlah penduduk, upah"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh jumlah penduduk, upah minimum, dan pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan distribusi pendapatan telah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu antara lain yaitu, (Putra, 2011), Adipuryanti & Sudibia (2015), (Nurlina &

Chaira, 2017), (Ratnasari, 2017), (Matondang, 2018), (Istikharoh et al., 2018), (Anshari et al., 2019), (Nadya & Syafri, 2019), (Khoirudin & Musta’in, 2020).

(Putra, 2011) melakukan penelitian dengan topik yang sama. Variabel independen ketimpangan distribusi pendapatan. Variabel dependen jumlah penduduk miskin. Hasil penelitian menunjukkan ketimpangan distribusi pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin.

Adipuryanti & Sudibia (2015) melakukan penelitian dengan topik yang sama. Variabel independen jumlah penduduk yang bekerja, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Variabel dependen ketimpangan distribusi pendapatan.

Hasil penelitian menunjukkan jumlah penduduk yang bekerja berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

Investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

Nurlina & Chaira (2017) melakukan penelitian dengan topik yang sama.

Variabel independen pertumbuhan ekonomi. Variabel dependen ketimpangan

(2)

distribusi pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

Ratnasari, (2017) melakukan penelitian dengan topik yang sama. Variabel independen pertumbuhan ekonomi. Variabel dependen ketimpangan distribusi pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan variable pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

Matondang, (2018) melakukan penelitian dengan topik yang sama.

Variabel independen jumlah penduduk, jumlah pengangguran, dan tingkat pendidikan. Variabel dependen ketimpangan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah penduduk dan jumlah pengangguran berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan. Sedangkan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan.

Anshari et al., (2019) melakukan penelitian dengan topik yang sama.

Variabel independen pengaruh pendidikan, upah minimum dan belanja modal.

Variabel dependen ketimpangan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pendidikan dan upah minimum berpengaruh negative terhadap ketimpangan pendapatan. Sedangkan belanja modal berpengaruh positif terhadap ketimpangan pendapatan.

Nadya & Syafri, (2019) melakukan penelitian dengan topik yang sama.

Variabel independen pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan pengangguran. . Variabel dependen ketimpangan distribusi pendapatan. Hasil penelitian

(3)

menunjukkan pertumbuhan ekonomi tanda positif tetapi tidak berpengaruh signifikan terdapat ketimpangan distribusi pendapatan. Pendidikan menunjukkan tanda positif dan signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan. Sedangkan pengangguran menunjukkan tanda negative dan signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

Khoirudin & Musta'in (2020) melakukan penelitian dengan topik yang sama. Variabel independen pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, disentralisasi fiscal, dan upah minimum. Variabel dependen ketimpangan distribusi pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengangguran dan upah minimum berpengaruh pada ketimpangan distribusi pendapatan, sedangkan pertumbuhan ekonomi dan disentralisasi fiskal tidak berpengaruh pada ketimpangan distribusi pendapatan.

Istikharoh, dkk (2020) melakukan penelitian dengan topik yang sama.

Variabel independen tingkat pendidikan, upah minimum dan tingkat pengangguran. Variabel dependen ketimpangan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan dan upah minimum berpengaruh pada ketimpangan pendapatan. Sedangkan tingkat pengangguran tidak berpengaruh pada ketimpangan pendapatan.

Penelitian terdahulu dengan topik ketimpangan distribusi pendapatan, banyak memakai beragam variable dan hasil yang tidak sama, menjadikan penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh terhadap ketimpangan distribusi pendapatan dengan menggunakan tiga variabel bebas yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu: jumlah penduduk, upah

(4)

minimum dan pertumbuhan ekonomi. Pengembangan lain selain variabel bebas adalah jangka waktu data yang digunakan, yakni data tahun 2015-2019, dengan jenis data Time Series (runtun waktu), dan teknik analisis data yang menggunakan analisis data panel. Penelitian ini terdapat pengurangan atau penambahan variabel dari penelitian-penelitian terdahulu dan terdapat pula penambahan waktu, sehingga kondisi dan hasil yang didapatkan akan berbeda dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

B. Tinjauan Pustaka

1. Teori Distribusi Pendapatan a. Pengertian Distribusi Pendapatan

Menurut Sirajuddin (2012: 218) Distribusi Pendapatan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk melihatberapa pembagian dari pendapatan nasional yang diterima masyarakat. Dari perhitungan ini akan dapat dilihat porsi pendapatan nasional yang dikuasai oleh berapa persen dari penduduk.

Gunanya untuk melihat seberapa besar penguasaan pendapatan nasional tersebut sehingga dapat diketahui apakah ada pendapatan nasional oleh segelintir orang atau terjadi pemerataan diantara penduduk di negara tersebut. Distribusi pendapatan merupakan masalah perbedaan pendapatan antara individu yang paling kaya dengan individu yang paling miskin.

Semakin besar juga pendapatan semakin besar pula variasi dalam distribusi pendapatan. Jika ketidakseimbangan terus terjadi antara kelompok kaya dan kaum miskin, maka perekonomian tersebut benar - benar menggambarkan pertumbuhan yang tidak merata. Menurut Michael Todaro, Distribusi

(5)

pendapatan sebagai suatu ukuran dibedakan menjadi dua ukuran pokok, baik untuk tujuan analisis maupun untuk tujuan kuantitatif, yaitu:

1) Pendapatan ”personal” atau distribusi pendapatan berdasarkan ukuran atau besarnya pendapatan. Distribusi pendapatan pribadi atau distribusi pendapatan berdasarkan besarnya pendapatan paling banyak digunakan ahli ekonomi. Distribusi ini hanya menyangkut orang per orang atau rumah tangga dan total pendapatan yang mereka terima, darimana pendapatan yang mereka peroleh tidak di persoalkan. Tidak dipersoalkan pula berapa banyak yang diperoleh masing-masing individu, apakah merupakan hasil dari pekerjaan mereka atau berasal dari sumber-sumber lain. Selain itu juga diabaikan sumber-sumber pendapatan yang menyangkut lokasi (apakah di wilayah menurut bagian faktor distribusi.

Sistem distribusi ini desa atau kota) dan jenis pekerjaan.

2) Distribusi pendapatan “fungsional” atau distribusi pendapatan mempertimbangkan individu - individu sebagai totalitas yang terpisah- pisah. mengenai keadaan distribusi pendapatan di beberapa negara dapat digambarkan dalam 2 (dua) hal, yaitu perbandingan jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai golongan penerima pendapatan dan golongan ini didasarkan pada besar pendapatan yang mereka terima menggolongkan penduduk penerima pendapatan .Distribusi pendapatan mutlak adalah persentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai suatu tingkat pendapatan tertentu atau kurang daripada nya.

Ukuran umum yang dipakai biasanya adalah kriteria Bank Dunia yaitu

(6)

ketidakmerataan tertinggi bila 40 persen penduduk dengan distribusi pendapatan terendah menerima kurang dari 12 persen pendapatan nasional. Ketidakmerataan sedang apabila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima 12–17 persen pendapatan nasional.

Ketidakmerataan rendah bila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima lebih dari 17 persen dari seluruh pendapatan nasional.

b. Dampak Distribusi Pendapatan

Adapun dampak rendahnya tingkat distribusi pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah :

1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang baik.

2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.

Untuk meningkatkan distribusi pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam bentuk :

1. Menekan laju pertumbuhan penduduk.

2. Merangsang kemauan berwiraswasta.

3. Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.

4. Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa 2. Pengukuran Distribusi Pendapatan

(7)

Adapun pengukuran distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau distribusi ukuran pendapatan (size distribution of income) merupakan indikator yang paling sering digunakan oleh para ekonom.

Ukuran ini secara lansung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga.

a. Size Distribution

Secara umum ketimpangan ini dihitung dengan menghitung berapa persen pendapatan yang diterima oleh 40% penduduk yang paling miskin, selanjutnya ukuran ketimpangan bisa juga dilakukan dengan membandingkan presentase pendapatan yang diterima oleh 40% orang paling miskin dengan persentase yang diterima oleh 20% orang paling kaya sehingga :

1) Tingkat ketimpangan berat jika 40% penduduk paling miskin menerima kurang dari 12% pendapatan nasional.

2) Tingkat ketimpangan sedang jika 40% penduduk paling miskin menerima 12-17% dari pendapatan nasional.

3) Tingkat ketimpangan ringan jika 40% penduduk paling miskin menerima diatas 17% dari pendapatan nasional.

b. Gini Rasio

Menurut Bappenas gini rasio merupakan alat ukur atau indicator yang menerangkan distrbusi pendapatan actual, pengeluaran konsumsi atau variable lain yang terkait dengan distribusi dimana setiap orang menerima

(8)

bagian secara sama atau identic. Rasio Gini dapat dihitung secara matematik dengan rumus :

𝐺𝑅 = 1 − ∑(𝑋𝑖 + 1 − 𝑋𝑖)(𝑌𝑖 + 𝑌𝑖 + 1)

𝑛

1

Keterangan :

G = Rasio Gini

Xi + 1 = proposi jumlah kumulatif rumah tangga dalam kelas-i Yi + 1 = proposi jumlah kumulatif pendapatan dalam kelas-i Nilai gini rasio berada pada selang 0 sampai dengan 1.

Apabila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat porsi yang sama dari pendapatan)

Apabila 1 : ketidak sempurna dalam pembagian atau distribusi pendapatan (satu orang atau satu kelompok pendapatan di suatu Negara menikmati semua pendapatan Negara tersebut).

c. Kurva Lorenz

Kurva lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional golongan penduduk. Jumlah yang menerima pendapatan (Populasi) dinyatakan pada sumbu horzontal, sebaliknya pemasukan total yang diterima dnyatakan oleh sumbu vertical. Apabila jarak kurva Lorenz semakin jauh dari garis diagonal maka makin tidak menyeluruh atau semakin timpang dalam distribusi pendapatanya.

(9)

Gambar 1 Kurva Lorenz

Gambar 1 Kurva Lorenz 1

3. Teori yang Berkaitan dengan Distribusi Pendapatan

Adapun beberapa teori yang berkaitan dengan distribusi pendapatan menurut para ahli :

A. Teori Klasik dalam Perdagangan Internasional

1) Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi, walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.

2) Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ricardo sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar

(10)

dan juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasionall dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi (Ikhsan, 2008:145).

B. Teori Neo-Klasik dalam Perdagangan Internasional

1) Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi.

2) Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak.

Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi (Benhabib JW, 2009:75-80).

(11)

2. Upah

a. Teori Upah

1. Teori Upah Efesiensi

Teori upah efesiensi dikembangkan oleh (Cafferty, 1990) menyatakan bahwa upah yang tinggi membuat para pekerja lebih produktif, ketika pekerja dengan memperoleh upah yang besar sehingga pekerja bisa penuhi kebutuhan fisik minimum hidupnya, oleh karena itu pekerja akan tenang untuk berangkat ketempat pekerjaanya dan dia akan memberikan konsentrasi maksimum serta akan meluapkan pikiran dan tenaga yang optimal semasa pekerja bertempat ditempat pekerjaanya apabila kebutuhan fisiknya telah terpenuhi.

Tingginya tingkatan produktifitas tenaga kerja mendorong tingkatan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya memunculkan dampak ekonomi bagi perusahaan, dengan upah yang besar maka pekerja juga akan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kemampuan dengan hasil yang lebih memuaskan sehingga pekerja akan merasakan kepuasan dengan hasil pekerjaanya sebaliknya bagi perusahaan merasa tidak mengalami kerugian dengan memperkejakan tenaga kerja yang terampil dan senantiasa aktif dalam meningkatkan hasil produktivitas kerjanya.

(12)

Gambar 2 Efesiensi Upah

2. Teori Upah Dana Menurut Stuart Mill Senior

Menurut teori upah dana buruh tidak perlu menantang seperti yang disarankan oleh teori undang-undang upah besi, karena upah yang diterimanya itu sebetulnya adalah berdasarkan kepada besar kecilnya jumlah dana yang ada pada masyarakat.

3. Teori Upah Alam, dari David Ricardo

Teori ini menerangkan, Upah menurut kodrat adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup pekerja dengan keluarganya, sedangkan upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi dipasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Oleh ahli-ahli ekonomi modern, upah kodrat dijadikan batas minimum dari upah kerja.

4. Teori Upah Besi dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle

Penerapan sistem upah kodrat menimbulkan tekanan terhadap kaum buruh, karena kita ketahui posisi kaum buruh dalam posisi yang sulit untuk menembus kebijakan upah yang telah ditetapkan oleh produsen. Berhubungan dengan kondisi tersebut maka teori ini dikenal dengan istilah “Teori Upah Besi”. Untuk itulah Lassalle menganjurkan

(13)

untuk menghadapi kebijakan para produsen terhadap upah agar dibentuk serikat pekerja.

b. Jenis-jenis Upah

Jenis-jenis upah dalam berbagai kepustakaan Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja menurut Zaeni Asyhadie dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Upah Nominal

Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara tunai kepada pekerja atau buruh yang berhak sebagai imbalan atas pengerahan jasa-jasa atau pelayananya sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang terdapat dalam perjanjian.

2. Upah Rill

Dalam pandangan ilmu ekonomi konvensional upah riil sangat tergantung kepada produktifitas dari tenaga kerja. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori permintaan ke atas produksi, sebagaimana gambar berikut:

Gambar 3 Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja

Kurva MRP0= D0 dan MRP1= D1 menunjukkan hasil penjualan marginal. Kurva MRP menggambarkan kurva permintaan buruh, yang nilainya ditentukan oleh MPP (produksi fisik marginal) dan harga

(14)

barang.Keadaan kurva MRP1 berada di atas MRP0 berarti pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerjahasil penjualan marginal yang digambarkan oleh MRP1 adalah lebih tinggi dari pada hasil penjualan marjinal yang digambarkan oleh MRP0. Apabila di misalkan harga barang di dua keadaan itu adalah sama, kedudukan MRP1 yang lebih tinggi dari MRP0 mencerminkan perbedaan produktifitas. Jumlah penawaran tenaga kerja dipasar ditunjukkan oleh kurva S, yang memotong MRP0 di titik E0 dan memotong MRP1 di titik E1. Apabila permintaan tenaga kerja adalah MRP0= D0, upah tenaga kerja adalah W0, sedang permintaan tenagakerja adalah MRP1= D1maka tingkat upah adalah W1.

3. Upah Hidup

Upah hidup yaitu upah yang diterima pekerja/buruh relatif cukup untuk membiayai keperluan hidupnya secara luas, yang bukan hanya kebutuhan pokoknya, melainkan juga kebutuhan sosial keluarganya, seperti pendidikan, asuransi, rekreasi, dan lain-lain.

4. Upah Wajar

Upah wajar adalah upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh pengusaha dan pekerja/buruh sebagai imbalan atas jasa-jasanya pada perusahaan.

5. Upah Minimum

Upah minimum adalah upah terendah yang akan dijadikan standar, oleh pengusaha untuk menetukan upah yang sebenarnya dari

(15)

pekerja/buruh yang bekerja diperusahaannya. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang pengupahan mendefinisikan upah minimum merupakan upah bulanan terendah yang terdiri dari upah tanpa tunjangan atau upah pokok dan tunjangan tetap. Upah ini berlaku bagi mereka yang lajang dan memiliki pengalaman kerja 0-1 tahun, berfungsi sebagai jaring pengaman, ditetapkan melalui Keputusan Gubernur berdasarkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan dan berlaku selama 1 tahun berjalan.

Upah minimum adalah upah terendah yang akan dijadikan standar, oleh pengusaha untuk menentukan upah yang sebenarnya dari pekerja/buruh yang bekerja di perusahaannya. Upah minimum ini umumnya ditentukan oleh pemerintah dan setiap tahun kadangkala berubah sesuai dengan tujuan ditetapkannya upah minimum, yaitu :

a) Untuk menonjolkan arti dan peranan pekerja/buruh sebagai subsistem dalam suatu hubungan kerja.

b) Untuk melindungi kelompok kerja dari adanya sistem pengupahan yang sangat rendah dan yang secara materiil kurang memuaskan.

c) Untuk mendorong kemungkinan diberikannya upah yang sesuai dengan nilai pekerjaan yang dilakukan.

d) Untuk mengusahakan terjaminnya ketenangan dan kedamaian kerja dalam perusahaan.

(16)

e) Mengusahakan adanya dorongan peningkatan dalam standar hidup secara normal.

Pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktifitas dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa jenis Upah minimum sebagai berikut :

a. Upah minimum sub sektoral regional; upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan pada sub sector tertentu dalam daerah tertentu.

b. Upah minimum sektoral regional, upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan pada sector tertentu dalam daerah tertentu.

c. Upah minimum regional/upah minimum provinsi, upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan dalam daerah tertentu.

d. Upah minimum regional (UMR)/UMP ditiap-tiap daerah besarnya berbeda-beda. Besarnya UMR/UMP didasarkan pada indeks harga konsumen, kebutuhan fisik minimum, perluasan kesempatan kerja, upah pada umum nya yang berlaku secara regional, kelangsungan dan perkembangan perusahaan, tingkat perkembangan perekonomian regional dan nasional.

Pada penelitian ini variable yang digunakan adalah upah minimum Kabupaten/Kota.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

(17)

Teori ini berkembang pada analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pemikiran klasik. Robert Solow dan Trevor Swan adalah ekonom yang merintis dalam mengembangkan teori ini. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor- faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi, pandangan teori ini didasarkan pada anggapan yang mendasari analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu.

Perekonomian akan berkembang tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi (Arsyad, 2004).

Semakin banyak pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi akan semakin mempermudah dalam menghasilkan barang dan jasa semakin banyak yang akhirnya memicu pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang menggambarkan kemakmuran masyarakat negara tersebut sehingga masyarakat terhindar dari kemiskinan.

Menurut (Kuznets, 1995) seseorang ekonom memaparkan ketika pertumbuhan ekonomi di negera miskin awal mulanya condong menimbulkan tingkat kemiskinan yang tinggi serta tidak menyeluruh pada tingkat distribusi pendapatan, tetapi apabila negeri miskin itu telah bertambah berkembang, maka ketimpangan distribusi pendapatan dan kamiskinan akan menyusut.

4. Penduduk

(18)

a. Pengertian Penduduk

Pengertian dari kata penduduk ialah warga suatu daerah atau Negara yang dapat didefinisikan menjadi dua: pertama, orang yang tinggal di daerah tersebut. Kedua, orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut, dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi utuk tinggal di daerah tersebut. Sedangkan menurut UU Nomor 24 Tahun 2013, 2013 Tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, penduduk adalah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Jumlah penduduk berarti seluruh orang yang tinggal dan menetap pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Jumlah penduduk mengalami perubahan pada setiap harinya. Hal itu dipengaruhi tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan migrasi. Jumlah penduduk yang tinggi dapat menguntungkan suatu wilayah apabila diimbangi dengan penyediaan berbagai kebutuhan dan fasilitas seperti pendidikan, lapangan kerja, dan kebutuhan lainnya.

Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi jumlah penduduk adalah proses-proses vital yaitu: kelahiran, kematian, migrasi, perkawinan, perceraian. Dengan adanya faktor-faktor tersebut jumlah penduduk dapat berkurang atau bertambah dengan adanya pertumbuhan, pengurangan atau tetapnya jumlah penduduk ini dapat menciptakan keseimbangan yang memadai. Hubungan sederhana yang terjalin antara faktor-faktor diatas ini merupakan salah satu faktor terpenting.

b. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk dalam pembangunan Ekonomi

(19)

Teori kependudukan dibagi ke dalam tiga kelompok besar: (1) aliran Malthusian yang dipelopori oleh Thomas Robert Malthus; (2) aliran Marxist yang dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels (Bagoes, 2008).

Menurut aliran Malthusian: terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan makanan, dalam hal ini pertumbuhan penduduk berjalan berdasarkan deret ukur, sedangkan pertumbuhan/pertambahan makanan berdasarkan deret hitung. Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Pembatasan jumlah penduduk dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu preventive dan positive check.

Menurut kalangan sosialis awal dalam masyarakat yang sudah direorganisasikan maka pertumbuhan penduduk dapat dicegah oleh peningkatan produksi, maupun oleh tata kehidupan sosial yang lebih baik.

Nitti (1894) dalam (Munir & Budiarto, 1986) mengemukakan bahwa setiap peningkatan kondisi ekonomi kelas pekerja akan menyebabkan tingkat kelahiran menurun, dan masalah kependudukan dapat diatasi dengan melakukan reorganisasi terhadap masyarakat agar sebab-sebab ketidak samaan dapat dihilangkan (Munir & Budiarto, 1986). Dalam konteks historis materialism yang lebih luas, marx dan engels memang tidak menyusun formulasi tentang teori kependudukan semata-mata, tetapi menyususn seperangkat prinsip-prinsip dasar yang mereka anggap sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kependudukan serta korelasi ekonomi dan sosialnya. Marx menyatakan bahwa tidak mungkin terdapat hukum kependudukan yang alamiah atau yang universal; pertumbuhan

(20)

penduduk akan lebih ditentukan oleh kondisi-kondisi sosial dan ekonomis yang mempengaruhi berbagai masyarakat.

Menurut Marx, perbedaan mortalitas dan fertilitas, baik di dalam kelas sosial maupun di dalam kelas pekerja, akan senantiasa dibentuk oleh posisi sosial, tingkat kehidupan (suatu istilah modern untuk jumlah sarana-sarana kehidupan), kondisi sosial maupun faktor-faktor sosial lainnya (Munir &

Budiarto, 1986).

5. Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Kuznets, (1995) menjelaskan pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan akan cenderung memburuk. Kemudian pada tahap berikutnya distribusi pendapatan akan cenderung membaik. Hal itu berkaitan dengan hakikat perubahan structural yang dijelaskan pada model Lewis. Teori ketimpangan distribusi pendapatan “U-terbalik” menurut (Kuznets, 1995) memaparkan bahwa mula pada saat pembangunan diawali, distribusi pendapatan akan semakin tidak menyeluruh, tetapi setelah tercapai tingkat pembangunan tertentu, distribusi pendapatan akan semakin menyeluruh. Fenomena U-Terbalik dikatakan adanya hubungan positif antara pertumbuhan pendapatan perkapita terhadap ketimpangan pendapatan dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang hubungan keduanya menjadi korelasi negative, yang diartikan dalam jangka pendek setiap peningkatan pendapatan akan disertai dengan peningkatan ketimpangan pendapatan, sebaliknya dalam jangka panjang apabila pendapatan meningkat hal tersebut akan disertai dengan menurunya

(21)

ketimpangan pendapatan. Jadi pada tahap pertama, pembangunan ekonomi mengalami tingkat kepincangan pembagian pendapatan yang semakin memburuk, stabil dan akhirnya menurun. Pola perkembangan ini menurut Kuznets tidak terlepas dari kondisi social dan ekonomi suatu masyarakat.

Penyebabnya adalah terjadinya konsentrasi kekayaan pada kelompok atas, kurang efektifnya pajak yang progresif, dan terjadinya akumulasi pemilikan modal.

Kurva Kuznet bisa diperoleh pada proses pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk mengembangkan sektor modern pada saat bidang modern sedang tumbuh memerlukan keterampilan dan kemudian menurun ketika penawaran pekerja terdidik meningkat dan penawaran pekerja tidak terampil menurun. Asumsi tersebut terhadap prosesnya pmbangunan perekonomian pada dasarnya seirama dengan berlangsungnya secara bertahap.(Todaro & Smith, 2008).

Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat keahlian seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya. Menurut (Sukirno, 2006) Distribusi pendapatan pada dasarnya adalah persepsi yang menyinggung tentang perluasan penerimaan di masyarakat. Masyarakat yang berbeda mempunyai persepsi yang berbeda pula tentang apa itu adil (merata) dan norma-norma social budayanya, sehingga terjadi kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemerataan tetap saja menimbulkan consensus bahwa terjadi ketidakmerataan yang cukup besar dalam hal distribusi pendapatan (Setianegara, 2008).

(22)

Adapun menurut (Sukirno, 2013) distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek dalam masalah kemiskinan yang perlu diperhatikan karena pada dasarnya distribusi pendapatan merupakan ukuran kemiskinan relatif.

Distribusi pendapatan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: distribusi ukuran, adalah besar kecilnya bagian pendapatan yang diterima masing masing orang dan distribusi fungsional atau distribusi kepemilikan faktor- faktor produksi.

Teori ketimpangan distribusi pendapatan dapat dikatakan dimulai dari munculnya suatu hipotesis yaitu hipotesis “U-terbalik” yang dikemukakan oleh Simon Kuznet tahun 1995. Distribusi pendapatan dibedakan menjadi dua ukuran pokok yaitu distriusi ukuran adalah besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima masing-masing orang dan distribusi fungsional atau distribusi kepemilikan factor-faktor produksi (Todaro & Smith, 2006).

Terdapat dua model ketimpangan yaitu teori menurut Harrod Domar dan teori menurut Neo-klasik. Kedua teori tersebut memberikan peranan khusus pada peranan modal yang dapat direpresentasikan dengan kegiatan investasi yang ditanamkan pada suatu daerah untuk menarik modal kedalam daerahnya. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi kemampuan setiap daerah untuk tumbuh sekaligus akan menciptakan perbedaan dalam kemampuan menghasilkan pendapatan.

(Arsyad, 2010) terdapat 8 hal yang menimbulkan ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan di Negara sedang berkembang yaitu antara lain :

(23)

a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang menyebabkan menyusutnya pendapatan per kapita.

b. Inflasi dimana pendapatan uang meningkat tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.

c. Pembangunan antar daerah yang tidak merata.

d. Proyek-proyek padat modal yang banyak dalam investasi.

e. Mobilitas social yang rendah.

f. Penerapan kebijakan pabrik substitusi impor yang menyebabkan kenaikan harga-harga barang hasil pabrik untuk melindungi usaha- usaha kaum kapitalis.

g. Nilai tukar yang memburuk bagi NSB dalam perdagangan dengan Negara-negara maju.

h. Hancurnya pabrik-pabrik kerajinan.

Menurut (Dumairy, 1996) distribusi pendapatan dalam kaitannya dengan pemerataan pembagian pendapatan,dapat dilihat dari segi yaitu:

a. Distribusi pendapatan antar lapisan pendapatan masyarakat.

b. Distribusi pendapatan antar wilayah,dalam hal ini antar provinsi dan antar kawasan (barat,tengah,timur).

c. Distribusi pendapatan antar daerah, dalam hal ini antar wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan.

(Todaro & Smith, 2006) menjelaskan jika laju pertumbuhan ekonomi makin tinggi maka pola pendistribusian pendapatan semakin timpang

(24)

karena diakibatkan orang kaya yang mempunyai ukuran simpanan uang yang besar dibanding orang tidak mampu sehingga akan meningkatkan aggregate saving rate yang diikuti oleh peningkatan investasi dan

pertumbuhan ekonomi.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan jumlah penduduk dengan ketimpangan distribusi pendapatan

Pertumbuhan jumlah penduduk dari waktu ke waktu cenderung berdampak negatif terhadap penduduk miskin. Jika penduduk miskin tersebut memiliki keluarga dengan banyak anggota maka memburuknya kemisikinan mereka akan diikuti dengan memburuknya ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan. (Matondang, 2018) menyatakan bahwa variable jumlah penduduk berpengaruh terhadap ketimpangan distribusi pendapatan. (Putra, 2011) juga menyatakan jumlah penduduk miskin berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

2. Hubungan upah minimum dengan ketimpangan distribusi pendapatan

Institusional ekonom mengemukakan bahwa upah minimum mengurangi ketimpangan. Menurut (Sungkar, 2015) upah minimum tidak hanya menjadi batas minimum upah secara umum, tetapi juga mempengaruhi kenaikan pendapatan dan memiliki dampak penting dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.

(25)

Perubahan dalam undang-undang upah minimum merupakan faktor penting dan relevan memberikan kontribusi untuk memperlambat ketimpangan upah antara bagian atas dan bawah dari distribusi upah dan pendapatan di Indonesia (Khor dan Chun, 2010). Hasil penelitian (Khoirudin & Musta’in, 2020) menyatakan bahwa variabel upah minimum berpengaruh signifkan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

Penelitian (Istikharoh et al., 2018) juga menunjukkan bahwa variable upah minimum berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan.

3. Hubungan pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan distribusi pendapatan

Menurut (Todaro & Smith, 2006) menyatakan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi pola distribusi pendapatan akan semakin timpang dikarenakan adanya peningkatan agregat saving rate yang di ikuti meningkatnya investasi dan pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan oleh orang-orang kaya memiliki rasio tabungan yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang miskin. Hasil peneltian (Adipuryanti and Sudibia, 2015) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan distribusi. (Ratnasari, 2017) juga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

D. Hipotesis Penelitian

(26)

Hipotesis adalah merupakan suatu kesimpulan sementara yang belum final; suatu jawaban sementara; suatu dugaan sementara, yang merupakan konstruk peneliti terhadap masalah penelitian, yang menyatakan hubungan dua variabel atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut perlu dibuktikan secara ilmiah.

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Jumlah penduduk diduga berpengaruh terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di Karesidenan Malang tahun 2015-2019.

H2 : Upah Minimum diduga berpengaruh terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di Karesidenan Malang tahun 2015-2019.

H3 : Pertumbuhan Ekonomi diduga berpengaruh terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di Karesidenan Malang tahun 2015-2019.

(27)

E. Kerangka Pikir

Gambar 4 Kerangka Pikir

Sumber : Diolah 2021

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh jumlah penduduk, upah minimum dan pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di Karesidenan Malang?

UJI HIPOTESIS Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji Parsial (Uji T)

Koefisien Determinasi (R2) Studi Teoritik

 Teori Kutznet atau U-

Terbalik Distribusi

Pendapatan

 Teori Neo Klasik Pertumbuhan Ekonomi

 Teori Upah Efesiensi atau efficiency wage theory

Penelelitian Terdahulu

Khoirudin (2020)

Adipuryanti & Sudibia (2015)

Matondang (2018)

Istikharoh dkk (2020)

Anshari (2018)

Nadya & Syafri (2019)

Nurlina & Chaira (2017)

HIPOTESIS

Jumlah penduduk, upah minimum, pertumbuhan ekonomi diduga berpengaruh terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di Karesidenan Malang tahun 2015-2019.

Hasil

TEKNIK ANALISIS DATA Data Panel

Gambar

Gambar 1 Kurva Lorenz
Gambar 2 Efesiensi Upah
Gambar 3 Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja
Gambar 4 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sistem pengendalian temperatur menggunakan logika fuzzy mendapatkan data yang linier antara data Setting Point dan data

Dalam pertaturan Fatwa Nomor 52/DSN MUI/III/2006 "Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang

KWA’LIPP merupakan usaha penyedia layanan perencanaan acara, baik untuk acara pribadi ataupun acara kejutan.Jasa yang ditawarkan adalah membuat sebuah acara menjadi

Penelitian sekarang dilakukan oleh Wisnu Aditya Nurkamal untuk menguji ulang pengaruh dimensi gaya hidup terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan objek yang berbeda dengan

Massa Cabai Perwakktu pada Suhu 400C Grafik menunjukkan pengeringan dengan suhu 40°C hingga cabai dinyatakan kering dengan penurunan massa cabai kurang lebih seperempat

Pada percobaan lanjutan tahun kedua (2010), pengaruh residu dan pemberian kapur tambahan sebagai perawatan tanah sebesar 25% takaran yang diberikan pada tahun pertama, dengan

Biomineral Zn lysinate di dalam rumen akan meningkatkan jumlah dan aktivitas mikrobia rumen sehingga kerja rumen akan lebih efektif untuk mendegradasi secara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman gerusan dan pola gerusan yang terjadi di sekitar abutmen pada kondisi aliran jernih (clear-water scour) untuk saluran