Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
ISSN. xxxx-xxxx (Online); ISSN. xxxx-xxxx (Print) Journal Homepage: https://alisyraq.pabki.org/index.php/aiccra/
21
EFEKTIVITAS COGNITIF BEHAVIORAL THERAPY DENGAN TEKNIK SELF-CONTROL UNTUK MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN SISWA
THE EFFECTIVENESS OF COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY WITH SELF-CONTROL TECHNIQUES
TO IMPROVE STUDENT'S DISCIPLINE
Nur Wahyudi
1*, C Casmini
11 Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
*E-mail: nurwahyudi196@gmail.com
Abstract
Discipline behavior is a manifestation of the individual's ability to control himself. The quality of a person's self-control determines the quality of his discipline, so that each individual must have self-control in improving discipline. Therefore, this study aims to see the effectiveness of cognitive behavior therapy with self-control techniques to improve student discipline. This research is an experimental study with a sample of 8 students.
Data collection techniques using a discipline scale, interviews, observations, and documentation. The data analysis technique used paired samples test (T-Test). The results of data analysis t-count is 8.027 and t-table is 2.365, (8.027 2.365). The value of sig (2-tailed) is 0.000 so 0.000 0.05. The results of the study show that cognitive behavioral therapy with self-control techniques is effective in improving student discipline.
Keywords: Cognitive Behavioral Therapy; Self-Control; Student Discipline.
Abstrak
Perilaku disiplin merupakan wujud dari kemampuan individu dalam mengendalikan dirinya. Kualitas kontrol diri seseorang menentukan kualitas kedisiplinannya, sehingga kontrol diri harus dimiliki setiap individu dalam meningkatkan kedisiplinan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat sejaumana efektivitas cognitive behavior therapy dengan teknik self control untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel sebanyak 8 orang siswa. Teknik pengambilan data menggunakan skala kedisiplinan, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan paired samples test (Uji- T). Hasil analisis data t-hitung sebesar 8,027 dan t-tabel sebesar 2,365, (8,027
≥ 2,365). Nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 sehingga 0,000 ≤ 0,05. Hasil
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
22
penelitian menunjukan bahwa cognitive behavioral therapy dengan teknik self- control efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
Kata Kunci: Cognitive Behavioral Therapy; Self-Control; Kedisiplinan Siswa.
Pendahuluan
Pengembangan sikap disiplin siswa di sekolah berimplikasi positif bagi lingkungan sekolah. Perilaku disiplin merupakan pola hasil belajar dalam upaya melakukan penyesuaian dengan lingkungan (Handiati, 2008; Koswara, 1991). Tata tertib yang terdapat di sekolah dapat memandu siswa untuk belajar disiplin dalam bertingkah laku, bersikap, bertindak, berbicara, dan melaksanakan aktivitas sehari- hari dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang dapat menunjang pembelajaran (Munawaroh, 2013).
Fenomena kedisiplinan di MTsN 9 Bantul memiliki persoalan dalam menghadapi tindak disipliner yang dilakukan oleh para siswa. Kedisiplinan yang sering dilanggar adalah sering terlambat berangkat sekolah, tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR), sering keluar kelas pada jam pelajaran, tidak memakai atribut sesuai dengan aturan, dan sebagainya. Kedisiplinan terdiri dari tiga aspek yaitu (1) sikap mental merupakan sikap taat dan tertib yang berasal dari pendendalian pikiran serta pengendalian watak; (2) pemahaman yang baik mengenai sistem aturan tingkah laku, pemahaman tersebut menumbuhkan kesadaran untuk memahami disiplin sebagai suatu aturan yang membimbing tingkah laku; dan (3) sikap dan tingkah laku secara wajar menunjukan kesungguhan hati untuk menaati segala aturan secara cermat. (Prijodarminto, 1993). Selain dari segi aspek, kedisiplinan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesadaran diri, ketaatan diri, motivasi diri, keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Tentunya jika faktor tersebut dapat diatasi dapat dikatakan individu memiliki kontrol diri (Hasbullah, 2003).
Faktor utama yang menyebabkan kurangnya kedisiplinan adalah faktor
kontrol diri yang masih kurang, karena kontrol diri berfungsi untuk melakukan
kendali secara sadar agar seseorang mampu menghindari hal yang negatif dan
melaksanakan aturan yang telah diatur (Arumsari, 2016). Sebagai upaya untuk
melakukan peningkatan kontrol diri dapat dijadikan opsi pemilihan treatment.
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
23
Kontrol diri (self-control) merupakan kemampuan individu untuk melakukan pengendalian diri, mengelola diri agar perilaku yang muncul sesuai dengan aturan standar yang telah disepakati ( Ghufron & Risnawita, 2016).
Teknik self-control merupakan salah satu teknik yang ada dalam pendekatan cognitive behavioral therapy (CBT), teknik ini mengedepankan pada tiga hal dalam pemberian treatment yaitu pencatatan diri, evaluasi diri, dan pengukuhan diri.
Pencatatan diri dilakukan untuk monitoring perilaku agar siswa sadar perilaku yang telah dilaksanakan dan perilaku yang telah ditinggalkan, monitoring diri membantu individu untuk melakukan evaluasi perilaku pada tahap evaluasi. Evaluasi yang baik harus disertakan bukti dari perilaku yang telah dilaksanakan sehingga evaluasi lebih optimal, poin yang ketiga adalah adanya pengukuhan, pengukuhan mempunyai peran agar perilaku yang timbul, dan bertahan pada diri individu.
Pengukuhan yang diberikan berupa reward atas perilaku yang telah dibentuk (AD &
Megalia, 2016; Safaria, 2004).
Token ekonomi merupakan sebuah teknik dengan memberikan reward
berupa token (penanda) terhadap perilaku yang muncul, kemudian token tersebut
dapat ditukarkan dengan hadiah utama yang telah disepakati. Karena membentuk
perilaku tidak hanya menggunakan hukuman saja, tetapi juga menggunakan reward
(Komalasari & Wahyuni, 2011; Corey, 1995). Penggunaan token ekonomi
dilakukan sebagai bentuk reward terhadap perilaku yang telah dilaksanakan. Karena
token ekonomi dapat membantu siswa untuk menguatkan perilaku yang sesuai dan
menghapuskan perilaku yang salah (Septiani & Ervika, 2011). Penggunaan token
ekonomi disini dimaksudkan sebagai salah satu usaha untuk menguatkan teknik
self-control, token ekonomi dimasukan dalam metode pengukuhan diri yang terdapat
dalam teknik self-control. Dengan demikian, peneliti bermaksud untuk melakukan
kolaborasi antara teknik self-control dengan teknik token ekonomi sebagai media
pengubah perilaku. Dinamika antara teknik self-control dengan peningkatan
kedisiplinan siswa akan disajikan pada Gambar 1.
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
24
Gambar 1. Dinamika antara Penggunaan Teknik Self-Control dengan Peningkatan Kedisiplinan
Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh AD & Megalia (2016) memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan eksperiment pretest and posttest design, tetapi yang menjadi pembeda adalah titik fokus pada variabel terikat.
Peneliti menekankan pada kedisiplinan sedangkan penelitian ini fokus pada agresivitas. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Erviani & Ervika (2011), penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fokus penelitian ini pada anak yang mengalami gangguan conduct disorder, yang tentunya sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan tersebut terletak pada variabel terikat, jenis penelitian, dan karakteristik penelitian. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sama-sama menggunakan token ekonomi dalam proses treatment. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan oleh peneliti bermaksud untuk menguatkan penelitian yang sudah ada, tentunya penelitian yang berkaitan dengan teknik self-control pada pendekatan CBT. Selain itu, penelitian ini merupakan kolaborasi antara teknik self-control dengan token ekonomi, sehingga
Kontrol Diri
Pencatatan Diri
Pengisian Kartu Token
Kartu Token
Evaluasi Diri
Hasil Pengisian Kartu Token
Evaluasi Bersama
Peningkatan Kedisiplinan
Pengukuhan Diri
Token Ekonomi
Hadiah Utama
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
25
harapannya lebih efektif dalam usaha meningkatkan kedisiplinan siswa di MTsN 9 Bantul.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan eksperimen. Pendekatan eksperimen yang digunakan adalah pre-experimental design dengan mengunakan one group pretest and posttest design (Sugiyono, 2013). Pemilihan subjek eksperimen menggunakan purposive sampling dengan mengambil 8 orang siswa sebagai responden yang dipilih sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Pemilihan sampel eksperimen didasarkan hasil pretest yang memiliki nilai rendah dan sedang, sampel eksperimen kemudian diberikan treatment selama 1 bulan kemudian langkah terakhir adalah pemberian angket posttest. Adapun design eksperimen penelitian ini akan disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Design Penelitian
Pretest
Perlakuan
PosttestSE Y
1X Y
2Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket skala kedisiplinan siswa yang sudah valid, sehingga pengukuran menghasilkan data yang baik dan akurat yang telah memenuhi uji validitas angket dan uji reliabilitas angket sebesar 0,848 (Sugiyono, 2013).
Pengukuran angket menggunakan skala Likert dimana skala ini memiliki alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Alasan peneliti hanya menggunakan 4 kriteria penilaian dan menghapus poin ragu-ragu. Hal ini mengacu pada Hadi (dalam Muftafa, 2009) bahwa jawaban netral atau ragu-ragu mengandung tiga kelemahan yaitu dapat mengandung arti ganda, membawa central tendency effect, dan mengurangi ketegasan dalam bersikap.
Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai pendukung adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk melakukan
pengamatan mengenai perubahan perilaku setelah mendapatkan treatment, hal itu
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
26
dilakukan untuk memperkuat hasil data (Nasution, 2006). Sedangkan, wawancara dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku setiap hari di sekolah. Peneliti melakukan wawancara dengan ketua kelas VIII B, C, D dan guru BK yaitu ibu Tri Suparmi, S.Pd.. Dokumentasi yang digunakan peneliti sebagai bukti otentik yang berupa kartu monitoring diri daftar hadir kegiatan, hasil kartu token ekonomi, daftar hadiah dan jumlah poin dan dokumentasi yang berupa foto pelaksanaan kegiatan.
Peneliti menggunakan uji tanda (Sign Test) dengan sampel tak bebas. Berikut merupakan perbandingan hipotesisnya yaitu jika diperoleh t-hitung > dari t-tabel, maka hipotesis ditolak dan jika t-hitung ≤ dari t-tabel, maka hipotesis dapat diterima. Penelitian ini memiliki taraf kesalahan sebesar 5% dengan nilai N=8.
Kesimpulan uji hipotesis ini jika Ha diterima, berarti ada perbedaan parameter rata- rata populasi dan jika Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan parameter rata- rata populasi (Kadir, 2015).
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Setelah treatment dilakukan, maka peneliti melakukan analisa dari data posttest yang telah diambil. Hasil dari analisis data berdasarkan perubahan nilai kedisiplinan tiap siswa disajikan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Nilai Kedisiplinan siswa Sebelum dan Setelah Pemberian Treatment
74 86
78 75 74 86
68 74
91 101
84 95 101 102
83 95
0 20 40 60 80 100 120
Pretest Posttest
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
27
Jika dilihat dari Gambar 2, terdapat peningkatan kedisiplinan dari setiap siswa. Peningkatan dialami siswa yang memiliki kedisiplinan yang rendah maupun sedang, sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian treatment yang berupa teknik self-control yang diperkuat dengan token ekonomi memberi pengaruh dalam upaya peningkatan siswa kelas VIII. Hasil sebelum dan sesudah treatment jika dilihat dari nilai rata-rata (mean) secara keseluruhan disajikan dalam taBel 2.
Tabel 2. Tabel Hasil Sebelum dan Sesudah Pemberian Treatment
Y
1 (Pretest)X (Treatment) Y
2 (Posttest)76,875 Self-control 94,000
Berdasarkan hasil data tersebut, dapat diketahui nilai rata-rata pretest 76,875 dan nilai rata-rata posttest sebesar 94. Hal ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan perilaku kedisiplinan siswa sebelum treatment dan sesudah treatment (Setyaningsih, 2009), sedangkan hasil nilai paired samples test untuk mengetahui nilai sig (2-tailed), t-hitung
,dan selisih rata-rata antara pretest dan posttest disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Nilai Samples Paired Test
Nilai Acuan Hasil Analisis Data Nilai Sig (2-tailed) 5%= 0,05 0,000
Nilai T t-tabel = 2,365 t-hitung = 8,027
Rata-rata (Mean) - 17,125
Nilai t-hitung yang didapatkan dari uji paired samples test dengan N = 8 untuk
mencari nilai df dengan melihat (N-1) artinya df dalam penelitian ini adalah 7,
karena df sebesar 7, maka nilai t-tabel sebesar 2,365, dengan ini dapat dilihat bahwa
8,027 ≥ 2,365. Selain dengan melihat dari t-tabel dan t-hitung, dalam menentukan
Ha dan Ho juga dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed). Nilai sig (2-tailed) dalam
penelitian ini sebesar 0,000 dan nilai 0,000 ≤ 0,05. Artinya nilai sig. (2-tailed) ≤ 0,05
maka dapat diketahui bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (Machali, 2015).
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
28
PembahasanUji hipotesis yang dilakukan menggunakan paired simple test (uji-T) menunjukkan perbedaan nilai rata-rata pretest sebesar 76,875 dengan dan nilai rata- rata posttest sebesar 94. Perbedaan hasil tersebut menunjukkan peningkatan perilaku kedisiplinan siswa sebelum treatment dan sesudah treatment. Nilai t-hitung yang didapatkan dari uji paired samples test sebesar 8,027 dan nilai t-tabel sebesar 2,365, dengan ini dapat dilihat bahwa 8,027 ≥ 2,365. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha dalam penelitian ini diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian menunjukan bahwa teknik self control dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII MTsN 9 Bantul.
Perubahan perilaku kedisiplinan juga dapat dilihat dari perubahan perilaku sampel eksperimen sehari-sehari, perubahan tersebut dilihat ketika peneliti melakukan observasi mulai dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas seperti mendengarkan guru saat pelajaran, tidak ramai sendiri, penampilan rapi, dan memberikan respon baik ketika guru menjelaskan. Peneliti juga melakukan pengamatan kegiatan di luar kelas seperti melaksanakan shalat berjamaah dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan tertib dalam melaksanakan shalat berjamaah.
Selain observasi untuk mengetahui perubahan perilaku siswa peneliti melakukan wawancara kepada ketua kelas, yang meliputi ketua kelas VIII B, VIII C dan VIII D. Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perubahan yang terjadi pada sampel eksperimen seperti melaksanakan jadwal piket, mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru, penampilan rapi. Akan tetapi memang ada beberapa perilaku yang sulit untuk dirubah misal keluar kelas saat jam kosong, terkadang masih ramai pada saat guru menjelaskan.
Hal ini dikarenakan faktor eksternal teman sebaya dan lingkungan sekolah sangat mempengaruhi. Tetapi, jika dibandingkan memang lebih banyak perilaku yang dapat dirubah.
Beberapa perilaku yang sulit terbentuk disebabkan oleh beberapa faktor,
terutama faktor lingkungan sekolah atau teman sebaya. Kedua faktor tersebut
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
29
menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kedisiplinan. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh guru BK yaitu ibu Tri Suparmi, S.Pd.
“Untuk meningkatkan kedisiplinan anak memang sangat susah mas, hal tersebut di pengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya, terkadang anak takut untuk disiplin, takut dijauhi jika di ajak melanggar aturan tidak mau, selain faktor itu terkadang faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan kedisiplinan anak adalah proses pengajaran guru mata pelajaran yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban dan membiarkan jika anak ramai, tidak mengerjakan tugas, dan lain-lain.”
(Wawancara, 25 Februari 2019)
Pemaparan di atas memang tidak mudah untuk meningkatkan kedisiplinan anak, butuh kerjasama dari setiap komponen stakeholder seperti orang tua, guru, dan bahkan anak yang bersangkutan. Selain itu, memang faktor eksternal terkadang mendorong faktor internal untuk melakukan pelanggaran. Faktor internal tersebut berupa minat anak, dan kesadaran anak untuk menjadi seorang yang disiplin.
Minat yang rendah berasal dari faktor eksternal seperti bagaimana guru mengajar, dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Proses pembelajaran yang diberikan guru mata pelajaran akan mempengaruhi pola kedisiplinan siswa, jika guru mampu menarik minat siswa maka siswa akan mengikuti pola yang telah di berikan oleh guru, sehingga pelanggaran akan berkurang semisal tidak mengerjakan tugas, ramai saat guru menjelaskan, keluar kelas pada jam pelajaran, dan bahkan membolos pada saat jam pelajaran (Hasbullah, 2003).
Pemberian treatment yang efektif jika dilihat dari pendekatan eksperimental dan pendekatan tujuan bahwa pemberian treatment yang efektif dilihat dengan adanya dampak dari treatment yang diberikan. Dampak yang muncul berupa peningkatan kedisiplinan siswa dari berbagai aspek perilaku yang sesuai dengan tujuan adanya pemberian treatment. Pendekatan keputusan sangat membantu pemberi treatment dalam melakukan evaluasi agar ke depannya treatment yang diberikan lebih maksimal. Evaluasi dilakukan setiap seminggu sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan untuk pemberian treatment di minggu berikutnya.
Pendekatan responsif menekankan pada evaluasi yang dilakukan oleh orang dari
berbagai posisi yang masih terlibat disini pemberi program bekerja sama dengan
setiap ketua kelas VIII B, C, D untuk mengetahui perilaku apa yang sudah
terbentuk.
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
30
Perubahan perilaku yang efektif juga dapat dinilai tiga hal yaitu perilaku spesifik, perilaku yang tampak, dan perilaku yang dapat diukur. Sesuai dengan penjelasan di atas, perubahan perilaku yang terjadi bersifat spesifik dan nampak seperti tidak ramai di dalam ruangan, melaksanakan shalat dengan kesadaran sendiri, tidak terlambat masuk sekolah, mengerjakan tugas piket dan tugas sekolah.
Sedangkan perilaku yang dapat diukur dibuktikan dengan penyebaran angket pretest dan posttest yang menunjukan peningkatan skor sebelum dan sesudah pemberian treatment. Dengan hasil demikian dapat dinyatakan bahwa pemberian cognitive behavioral therapy dengan teknik self-control efektif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di MTsN 9 Bantul.
Simpulan
Hasil eksperimen efektivitas cognitive behavior therapy dengan teknik self control untuk meningkatkan kedisiplinan siswa menunjukan adanya peningkatan hasil dari nilai pretest dan posttest dari treatment yang diberikan. Peningkatan hasil ini menunjukan bahwa pemberian treatment dengan menggunakan teknik self control yang diperkuat dengan teknik token ekonomi dapat meningkatkan kedisiplinan siswa mulai dari yang rendah sampai sedang.
Daftar Pustaka
Arumsari, C. (2016). Konseling Individu dengan Teknik Konseling Simbolis terhadap peningkatan kemampuan Kontrol Diri. Jurnal GUSJIGANG, 2(1).
Corey, G. (1995). Teori Dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Eresco.
Creswell, J. W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. S. (2016). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Handiati, L. S. (2008). Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 2(1).
Hasbullah, H. (2003). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kadir, K. (2015). Statistik Terapan, Konsep Contoh dan Analisis Data Menggunakan
Program SPSS. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32
31
Komalasari, G., & Wahyuni, E. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Koswara, E. (1999). Teori-Teori Kepribadian Psikoanalisis, Behaviorisme, Humanistik.
Bandung: PT Eresco.
Machali, I. (2015). Statistik Itu Mudah, Yogyakarta: Ladang Kata.
Megalia, Y. (2016). Pengaruh Konseling Cognitive Behavior Therapy (CBT) dengan Teknik Self Control untuk Mengurangi Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas VIII Di SMPN 9 Bandar Lampung. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(2).
Muftafa, Z. (2009). Mengurangi Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Munawaroh, S. (2013. Perilaku Disiplin dan Kejujuran Generasi Muda di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BNPD.
Nasution, N. (2006). Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Prijodarminto, S. (1993). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita.
Safaria, T. (2004). Terapi Kognitif Perilaku Untuk Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Septiani, D., & Ervika, E. (2015). Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Masalah Perilaku pada Anak Conduct Disorder. Jurnal Itervensi Psikologi, 3(1).
Setyaningsih, N. (2009). Pengolahan Data Statistics dengan SPSS 16.0. Jakarta:
Salemba Infotek.
Sugiyono, S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zusnaini, I. (2012). Strategi Mendidik Anak agar Jujur. Jakarta: Tugu Publisher.
Acta Islamica Counsenesia: Counselling Research and Applications Vol. 1, No. 1 (2021), pp. 21-32