• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 462011053 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 462011053 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Panti Werdha

Menurut Sugono (2008) mengatakan bahwa, Kata “Panti” adalah tempat, dan “Werdha” berartikan tua. Panti Werdha adalah

suatu institusi hunian bersama untuk para Lanjut Usia, yang secara

fisik, dan kesehatan masih mandiri, dimana kebutuhan harian para

Lanjut Usia biasanya disediakan oleh pengurus Panti. Panti Werdha

yaitu suatu tempat atau daerah yang anggotanya adalah para Lanjut

Usia, dan juga adalah tempat dimana para Lanjut Usia berkumpul,

baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga.

2.2 Pengertian Lanjut Usia

Beberapa peneliti mengatakan bahwa semua orang akan

mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa

hidup manusia yang terakhir. Pada masa ini seseorang mengalami

kemunduran fisik, mental, dan sosial. Sedikit demi sedikit hingga

tidak dapat melakukan aktifitas seperti sebelumnya. Ada juga

dinyatakan lanjut usia, dimana seseorang yang sudah memasuki

atau bertambahnya usia, yaitu pada usia 60 tahun keatas disebut

usia emas atau tahun emas, karena proses menua adalah proses

(2)

Gerontologi yang berasal dari kata Geros yang berarti lanjut

usia dan Logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang Lanjut Usia dengan segala permasalahan.

Sedangkan gerontik adalah sesuatu yang berhubungan dengan

Lanjut Usia dan segala permasalahanya baik dalam keadaan sehat

maupun sakit (Efendi, & Makhfudli, 2009).

World Health Organization (WHO) terdapat dalam Nugroho

(2008) menggolongkan Lanjut Usia menjadi 4 golongan yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah usia mulai dari 45–59 tahun,

Lanjut Usia (elderly) adalah usia mulai dari 60–74 tahun, lanjut usia

tua (old) adalah usia 75–90 tahun, dan usia sangat tua (very old)

Lanjut Usia diatas 90 tahun. Lanjut Usia dikatakan sebagai tahap

akhir dari perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat 2. 3, dan 4 UU No. 13 tahun 1998 tentang

Kesehatan, dinyatakan bahwa Lanjut Usia adalah seseorang yang

telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

2.3 Proses Penuaan

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan, untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta

(3)

menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah

kesehatan atau biasa disebut dengan penyakit degeneratif (Maryam

R.S, dkk, 2008).

Proses penuaan otak yang merupakan salah satu bagian dari

proses degenerasi, yang akan menimbulkan berbagai gangguan neuro psikologis. Salah satu dari masalah kesehatan yang paling

umum terjadi pada kelompok Lanjut Usia yaitu penurunan daya

ingat. Kondisi seperti ini akan menyebabkan Lanjut Usia terjadi

penurunan daya ingat yang memerlukan perhatian dan perawatan

khusus dari keluarganya. Sebuah perhatian diberikan kepada Lanjut

Usia berupa dukungan sosial khususnya keluarga, kerabat dekat atau teman sebaya. Dukungan dari keluarga juga dapat merupakan

informasi verbal ataupun informasi secara nonverbal, saran, bantuan, atau tingkahlaku yang diberikan oleh orang-orang terdekat,

yang berupa kehadiran serta hal-hal yang dapat memberi dukungan

dan keuntungan emosional kepada Lanjut Usia. Dukungan dari

keluarga terhadap Lanjut Usia juga sangat dipengaruhi oleh

modernisasi yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai

keluarga dalam merawat Lanjut Usia. Ada tiga penyebab perubahan

pergeseran nilai-nilai keluarga dalam merawat Lanjut Usia, keluarga

dari extended family ke nuclear family, ini meningkatkan tingkat

(4)

usia yang masih muda (Young-Out Migration) (Widyastuti, Dkk,

2011).

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang

terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai

keriput, perubahan warna pada rambut/beruban, gigi mulai ompong,

pendengaran dan penglihatan mulai berkurang, mudah lelah,

gerakan mulai melamban dan kurang lincah, dan akan terjadi

penumbunan lemak dibagian perut dan pinggul. Kemunduran yang

terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa

(pikun), kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta

tidak mudah menerima hal-hal atau ide baru (Maryam R.S, dkk, 2008).

Beberapa aspek yang berkaitan dengan proses yang biasa disebut penuaan yaitu aspek psikologis, biologis, dan sosial. Aspek

psikologis Lanjut Usia akan mengalami penurunan intelektualitas

yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, dan memori (Maryam,

dkk, 2008). Aspek sosial, Lanjut Usia mengalami penarikan diri dari

lingkungan sosial. Hal ini merupakan bagian dari suatu proses

dimana penuaan yang terjadi secara normal, sedangkan dalam

aspek biologis, Lanjut Usia merupakan penduduk yang mengalami

penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan penurunan

(5)

psikis yang menurun pada Lanjut Usia, menyebabkan Lanjut Usia

kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif, jika tidak

bekerja berarti bantuan yang diperoleh Lanjut Usia dari bantuan

keluarga, kerabat atau orang lain. Keluarga juga masih sangat

kurang untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada Lanjut

Usia untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Hal ini disebabkan

karena sikap proteksi yang berlebihan dari keluarga terhadap Lanjut

Usia, seperti rasa takut terjatuh di luar rumah dan kelelahan.

Keluarga menganggap Lanjut Usia tidak mampu lagi untuk

melakukan aktivitas di luar rumah, sedangkan keluarga tidak punya

waktu untuk mendampinginya karena kondisi mereka yang sibuk dengan urusan pribadi masing-masing (Rinajumita, 2011).

2.4 Perubahan Sistem Tubuh Lanjut Usia

Pada Lanjut Usia ada beberapa perubahan yang terjadi

antara lain: perubahan fisik, perubahan mental, dan perubahan

psikososial (Nugroho, 2000)

2.4.1 Perubahan Fisik

Perubahan fisik adalah perubahan-perubahan yang

terjadi secara alami pada organ-organ tubuh manusia,

sebagai berikut:

a) Sel

Sel akan mengalami perubahan dalam tubuh

(6)

adalah jumlah selnya akan lebih sedikit dan

ukurannya akan lebih besar. Cairan tubuh dan cairan

intraseluler berkurang, ginjal, darah, proporsi protein

di otak, dan hati juga akan ikut berkurang. Jumlah sel

otak akan menurun, mekanisme perbaikan sel akan

terganggu, dan otak akan terjadi pengecilan.

b) Sistem Persarafan

Pada sistem persarafan rata-rata akan berkurangya saraf neocortical sebesar 1 per detik persarafan cepat

menurun, lambat dalam merespon baik gerakan

maupun jarak waktu, stres, mengecilnya saraf pancaindra, dan menjadi kurang sensitif terhadap

sentuhan.

c) Sistem Pendengaran

Gangguan pada pendengaran, membran timpani

mengalami pengecilan atau penyusutan pada jaringan

otot atau jaringan saraf, terjadi pengumpulan dan

pengerasan serumen karena peningkatan keratin,

pendengaran akan menurun pada Lanjut Usia yang

mengalami ketergantungan jiwa dan stres.

d) Sistem Penglihatan

Terjadi hilangnya respon terhadap sinar dan kornea

(7)

dapat menyebabkan katarak, meningkatnya ambang,

pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap

kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk

melihat dalam keadaan gelap. Menurunnya

pandangan dan daya untuk membedakan warna biru

dan hijau pada skala pemeriksaan.

e) Sistem Kardiovaskular

Sistem ini terjadi elastisitas dinding aorta menurun,

katup jantung menebal dan menjadi kaku,

kemampuan jantung memompa darah menurun 1%

setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume.

Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

tekanan darah meningkat yang diakibatkan oleh

meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.

f) Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Pada Lanjut Usia, suhu tubuh menurun atau dalam

bahasa latin Hipotermi secara fisiologis kurang lebih

350C, hal ini terjadi oleh karena metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil, dan tidak

dapat memproduksi panas yang banyak sehingga

(8)

g) Sistem Pernapasan

Pada sistem pernapasan ini terjadi pada otot–otot

pernapasan yang kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, paru–paru

kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu

meningkat, menarik napas lebih berat kapasitas

pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman

pernapasan menurun. Ukuran alveoli melebar dari

normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri

menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan untuk batuk

berkurang, dan penurunan kekuatan otot pernapasan. h) Sistem Gastrointestinal

Kehilangan gigi, indra pengecapan mengalami penurunan, esofagus melebar, sensitivitas akan rasa

lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu

pengosongan lambung menurun, peristaltik lemah

dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorbsi

menurun, hati semakin mengecil dan menurunnya

tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai

aliran darah.

i) Sistem Genitourinaria

Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah

(9)

berkurang karena akibat pada penurunan

kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine,

berat jenis urine menurun, proteinuria biasanya +1,

blood urea nitrogen meningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal tehadap glukosa meningkat. Otot–otot

kandung kemih melemah, kapasitasnya menurun

hingga 200 ml dan menyebabkan frekuensi buang air

kecil meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan

sehingga meningkat retensi urine. Pada pria dengan

usia 65 tahun ke atas sebagian besar mengalami

pembesaran prostat hingga ±75% dari besar normalnya.

j) Sistem Endokrin

Menurunnya aktifitas tiroid, daya pertukaran gas,

produksi aldosterone, serta sekresi hormone kelamin

seperti progesterone, esterogen, dan testosterone.

k) Sistem Integument

Kulit menjadi keriput akibat kehilangan lemak,

permukaan kulit kasar dan bersisik, menurunnya

respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit

menurun, kulit kepala dan rambut mulai menipis serta

berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga

(10)

menumbuhnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan

kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh,

kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti

tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan

fungsinya, kuku menjadi pudar, dan kurang

bercahaya.

l) Sistem Musculoskeletal

Tulang kehilangan kepadatanya dan semakin rapuh,

kifosis, persendian membesar dan menjadi kaku,

tendon mengerut dan mengalami sklerosis, antrofi

serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot–otot kram dan menjadi tremor.

m) Vagina

Perubahan pada vagina bagi kaum wanita, akan

terjadi perubahan pada selaput lendir mengering dan

sekresi menurun.

2.4.2 Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental

adalah perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan,

keturuan, lingkungan, tingkat kecerdasan, dan kenangan.

Kenangan ini dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka

(11)

mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka

pendek biasanya terjadi hanya beberapa menit saja (0 – 10

menit) biasanya berupa kenangan buruk.

2.4.3 Perubahan Psikososial

Menurut (Maryam R. S, dkk, 2008) Perubahan

psikososial adalah perubahan yang terjadi pada lanjut usia

jika mengalami frustrasi, kesepian, takut kehilangan

kebebasan, takut menghadapi kematian, depresi, perubahan

keinginan, dan kecemasan. Dalam psikologi perkembangan

pada lanjut usia dan perubahan yang dialaminya akibat dari proses penuaan, yaitu sebagai berikut:

a) Masalah umum yang sering dialami pada lanjut usia, keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga

bergantung pada orang lain,

b) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau

istri yang sudah tiada, dan atau cacat,

c) Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu

kosong, dan

d) Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang

sesuai untuk lanjut usia dan memiliki kemauan untuk

mengisi atau menggantikan kegiatan–kegiatan lama

(12)

Menurut Nugroho (2000) mengatakan bahwa, perubahan psikososial terjadi setelah seseorang mengalami pensiun. Hal–hal

yang akan terjadi dimasa pensiun pada lanjut usia adalah sebagai

berikut:

1) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan

berkurang,

2) Kehilangan status yang dulunya mempunyai jabatan

yang tinggi,

3) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan yang dulunya

sangat sibuk,

4) Kehilangan teman atau relasi, dan

5) Merasakan atau kesadaran akan kematian dimasa tua

yang terus berjalan.

2.5 Dukungan Sosial dengan Keluarga

Ada beberapa tempat yang mempunyai kebiasaan sosial

budaya masyarakat di dunia bagian timur sampai sekarang mereka

masih menempatkan Lanjut Usia di tempat yang terhormat dan

penghargaan yang tinggi. Lanjut Usia sering dianggap lamban, baik

dalam berpikir maupun dalam hal bertindak. Anggapan ini

bertentangan dengan pendapat–pendapat pada zaman sekarang,

dan justru menganjurkan masih tetap ada keterlibatan sosial yang

(13)

bidang pendidikan, lanjut usia masih tetap butuh untuk melanjutkan

pendidikannya, sehingga dapat meningkatkan intelegensi dan

memperluas wawasannya. Hal ini merupakan suatu dukungan bagi

Lanjut Usia dalam menghadapi masalah yang nantinya akan terjadi

(Tamher S, & Noorkasiani, 2009).

Papalia, Olds dan Feldman (2004) mengatakan bahwa dalam

hubungan sosial, umumnya hubungan Lanjut Usia diperkaya dengan

kehadiran teman lama dan keluarga. Kontak sosial yang dimiliki Lanjut Usia akan mempengaruhi Weel Being lebih dari sebelumnya.

Kontak sosial juga merupakan sumber mendapatkan dukungan pada

Lanjut Usia, keluarga memberikan keamanan dan dukungan emosional, sedangkan teman juga merupakan sumber penting untuk

mendapatkan kesenangan.

Keluarga masih merupakan tempat perlindungan yang paling

disukai para Lanjut Usia. Sampai sekarang ini penelitian dan

observasi yang dilakukan tidak menemukan bukti–bukti yang

menunjukan bahwa anak atau keluarga yang segan untuk

melakukan hal ini. Menempatkan Lanjut Usia di Panti Wreda adalah

satu–satunya jalan alternatif yang terakhir. Martabat Lanjut Usia

dalam keluarga dan keakraban hidup kekeluargaan di dunia timur

yang seperti kita rasakan dan melihat perlu untuk dipertahankan.

Dari segi negatif, penghargaan kepada orang tua yang sering

(14)

unsur terpenting dalam membantu individu untuk menyelesaikan

masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri anak bertambah

dan, motivasi menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat

(15)

2.6 Perspektif Teoritis (Faktor Internal dan Faktor Eksternal)

Bagan 2.1 Perspektif Teoritis

Lanjut Usia

Dibagi 4 golongan:  Middle age 45–59 th  Elderly 60–74 th  Old 75–90 th  Very old>90 th

Perubahan kemunduran alami secara fisik, mental, dan sosial

Lanjut Usia sangat sensitif dengan kata-kata yg menyakiti perasaan

Lanjut Usia cepat tersinggung

Lanjut Usia merasa tdk percaya diri

Tdk ada dukungan dari keluarga

Lanjut Usia merasa kesepian

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Lanjut Usia memilih tinggal di

Panti Werdha

Faktor Internal

(16)

Lanjut Usia di golongkan menjadi 4 golongan middle age 45–

59 tahun, elderly 60–74 tahun, Old 75–90 tahun, dan very old 90

tahun keatas. Terjadi perubahan kemunduran secara alami yaitu

kemunduran fisik, mental, dan sosial. Pada perubahan tersebut yang

terjadi ada dua faktor yaitu, faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri Lanjut Usia dan faktor Internal itu terjadi dari dalam diri Lanjut Usia.

Pada faktor Internal mengakibatkan, Lanjut Usia sensitif dengan kata-kata menyakitkan perasaan, menyebabkan Lanjut Usia cepat

merasa tersinggung, dan menyebabkan Lanjut Usia merasa tidak

percaya diri. dari penyebab ini Lanjut Usia akan merasakan

kesepian. Sedangkan faktor eksternal itu tidak adanya dukungan

dari keluarga, yang mengakibatkan Lanjut Usia merasa kesepian,

sehingga menyebabkan Faktok-faktor yang mempengaruhi Lanjut

Usia memilih tinggal di Panti Werdha. Ket:

= digolongkan = menyebabkan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pembianaan Pedalangan Di Sekaa Batel, Parwa, Wayang Dan Topeng Banjar Belawan, Abiansemal,

Ebook ini dibuat dan dipublikasikan oleh www.TanyaApoteker.com Page 4 selanjutnya akan direspon tubuh dengan munculnya jerawat atau.. masalah

Berdasarkan hasil penelitian, maka metode ini menunjukkan performa metode yang baik untuk analisis logam Pb pada tanah, daun, batang dan buah tomat; sehingga dapat

Keuntungan utama mereka adalah biaya rendah (silikon vs tembaga), bandwidth sinyal yang luas dan kekebalan dari gangguan yang disebabkan oleh elektromagnetik radiasi, seperti

PROFIL SIKAP SISWA SMP BERDASARKAN HASIL PENCAPAIAN LITERASI SAINTIFIK (LS) PADA TOPIK

Skripsi ini membahas tentang Analisis Putusan Pengadilan Milter III-16 Makassar Terhadap Seorang TNI yang Melakukan Tindak Pidana Kesusilaan (Studi kasus Nomor : 06-K/PM

Kegiatan abdimas yang dilakukan adalah melakukan pendampingan kegiatan peningkatan kualitas masyarakat melalui strategi usaha (UMKM) dalam menghadapi pandemi covid 19 pada

Budiana Setiawan hadir melalui artikel yang membahas tentang kreativitas dan inovasi yang dila kukan oleh kalangan gerenasi muda terhadap kesenian tradisional dengan mengambil lokasi