• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Dan Discovery Learning (DL) Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Semester Genap Di Mts Negeri Surakarta II Tahun 2015/

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Dan Discovery Learning (DL) Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Semester Genap Di Mts Negeri Surakarta II Tahun 2015/"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemajuan

suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa dan sumber daya

manusia (SDM) yang berkompeten. Fathurahman, dkk ( 2012: 40-41)

menyatakan bahwa pendidikan akan maju dan berkembang dengan cara

meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan profesionalisme

guru dan pendidik. Pendidikan diharapkan dapat membentuk

individu-individu yang dapat berkompeten dibidangnya sehingga sejalan dengan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang.

Matematika merupakan suatu bidang yang menduduki peranan

penting dalam pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari waktu jam pelajaran

yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Sampai

saat ini matematika masih dianggap sulit dan kurang diminati oleh

sebagian besar siswa. Dalam proses pembelajarannya, matematika

dianggap sebagai mata pelajaran yang cenderung banyak menghafal

rumus-rumus. Pada dasarnya matematika bukanlah ilmu yang berisi

hafalan rumus, siswa tidak hanya sekedar menerima rumus dari guru dan

menghafalnya namun siswa harus mengetahui bagaimana rumus tersebut

terjadi dan digunakan.

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Asep Sahrudin, 2014: 2). Namun

realitanya belum sesuai harapan, pembelajaran yang diterapkan

cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Hal ini dapat dilihat melalui sikap pasif siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran, yang akhirnya mempengaruhi hasil

(2)

Sekarang ini prestasi dan kualitas belajar matematika di Indonesia

masih dalam level rendah, atau lebih mengarah pada kemampuan

menghafal dalam pembelajaran matematika. Hal ini didukung dengan

beberapa data hasil studi internasional yang menunjukkan prestasi

matematika siswa Indonesia berada diperingkat bawah. Data Trends in

Mathematics and Science Study (TIMSS) menyatakan nilai rerata prestasi

belajar matematika siswa yang diambil sampel kelas VIII di Indonesia

pada tahun 2011 berada diperingkat 38 dari 42 negara dengan skor 386,

sedangkan skor rerata internasional yaitu 500. Skor Indonesia ini turun

dari penilaian tahun 2007, dimana Indonesia berada diperingkat 36 dari

49 negara dengan skor 411 dari 500 skor rerata internasional (Hari

Setiadi, dkk, 2012).

Tidak jauh berbeda dengan data TIMSS, hasil studi Programme

for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012

menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa di Indonesia

berada pada peringkat ke-64 dari 65 negara yang mengikuti penilaian

internasional di bidang membaca (reading literacy), matematika

(mathematics literacy), dan sains (scientific literacy). Indonesia

mendapatkan skor 375 untuk matematika, sedangkan skor rerata

internasional yaitu 500 (http://litbang.kemendikbud.go.id).

Rendahnya hasil belajar juga terjadi pada siswa di MTs Negeri

Surakarta II. Salah satu kegiatan evaluasi hasil pembelajaran matematika

diMTs Negeri Surakarta II adalah ulangan harian. Rata-rata hasil ulangan

matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Surakarta II yaitu 26,19 %

masih di bawah KKM. Hasil belajar matematika di MTs Negeri Surakarta

II dikatakan tuntas apabila 70 dan dikatakan belum tuntas apabila < 70.

Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih

kurang optimal.

Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam

(3)

terpengaruh kebiasaan di sekolah dasar dimana guru harus menjelaskan

materi terlebih dahulu sebelum latihan soal. Tugas guru hanya memberi

dan tugas siswa adalah menerima. Guru memberi informasi dan

mengarahkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. Dengan proses

belajar seperti ini siswa kurang dilibatkan dalam menemukan

konsep-konsep pelajaran yang harus dikuasai sehingga informasi yang diberikan

hanya akan membuat siswa menjadi mudah lupa terhadap materi yang

diterimanya. Berdasarkan permasalahan tersebut, harus ada perubahan

dalam proses pembelajaran matematika. Strategi pembelajaran yang

digunakan harus merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

Selain strategi pembelajaran, dalam proses pembelajaran tidak

terlepas dari fasilitas yang mendukung proses pembelajaran. Keterbatasan

fasilitas akan menghambat guru dalam mengembangkan kompetensinya.

Salah satu fasilitas tersebut adalah media pembelajaran seperti: LCD,

laptop, DVD atau alat peraga pembelajaran. Jika fasilitas yang dibutuhkan

dalam kegiatan belajar mengajar terpenuhi, maka guru dan siswa mampu

melaksanakan proses pembelajaran dengan optimal. Fasilitas di MTs

Negeri Surakarta II sudah lengkap, akan tetapi dalam proses pembelajaran

terkadang terhalang oleh masalah rusaknya salah satu fasilitas pendukung

pembelajaran seperti proyektor yang tiba-tiba tidak bisa digunakan.

Sehingga proses pembelajaran kembali berorientasi pada text book.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika adalah

kemampuan berpikir kreatif siswa. Risqi Rahman (2012: 21) menjelaskan

bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dapat dilihat dari

kelancaran siswa dalam menyelesaikan masalah dengan tepat,

menggunakan beragam strategi penyelesaian masalah serta memerinci

jawaban dengan cara atau idenya sendiri. Kemampuan berpikir kreatif

memegang peranan penting terhadap hasil belajar matematika. Pada

dasarnya setiap siswa mempunyai tingkat kemampuan berpikir kreatif

(4)

mengklaim bahwa jawaban yang dia berikan adalah satu-satunya yang

benar. Akibatnya guru menganggap pemikiran dan jawaban yang

digunakan siswa tidak cocok dengan pemikiran guru. Cara tersebut akan

mematikan kreativitas dan pemikiran siswa yang memang dalam proses

pembentukan.

Salah satu strategi pembelajaran yang memberikan peluang bagi

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa

dan meningkatkan hasil belajar adalah strategi Problem Based Learning

(PBL) dan Discovery Learning (DL). Strategi Problem Based Learning

(PBL) yaitu strategi pembelajaran yang bercirikan penggunaan masalah

dalam kehidupan nyata sebagai sesuatu yang dipelajari siswa untuk

melatih dan meningkatkan ketrampilan berpikir kritis (Hosnan, 2014:

295). Penggunaan strategi Problem Based Learning (PBL) akan

membiasakan siswa dalam menyelesaikan permasalahan nyata yang

bersifat terbuka (open ended) dan matematis yang mendorong siswa

untuk menyusun pengetahuannya sendiri, maka selanjutnya akan

terbentuk konsep dari materi yang telah diajarkan sehingga dapat

meningkatkan ketrampilan berpikir tinggi.

Sedangkan Discovery Learning (DL) merupakan strategi yang

menekankan pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu

disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar

(Hosnan, 2014: 280). Penggunaan strategi Discovery Learning (DL) akan

mendorong siswa belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki

sendiri dan mengidentifikasi proses pemecahan masalah sehingga hasil

akhir atau konsep yang diperoleh akan tertanam lama dalam ingatan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis pada penelitian ini akan

meniliti sejauh mana pengaruh strategi Problem Based Learning (PBL)

dan Discovery Learning (DL) terhadap hasil belajar matematika ditinjau

(5)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut.

1. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa

disebabkan kurang tepatnya strategi pembelajaran yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dilakukan

penelitian apakah jika penggunaan strategi pembelajaran yang

digunakan guru diubah, maka hasil belajar matematika siswa akan

lebih baik.

2. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa

disebabkan guru dalam proses pembelajaran hanya menekankan pada

aspek kognitif saja. Terkait hal itu, dapat dilakukan penelitian apakah

jika proses pembelajaran matematika menekankan pada aspek

kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa dapat

meningkatkan hasil belajar.

3. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa

disebabkan fasilitas yang kurang mendukung dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian apakah jika

penggunaan fasilitas pembelajaran yang lengkap dapat

mengoptimalkan proses pembelajaran.

4. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa

disebabkan oleh tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa yang

berbeda-beda. Terkait hal ini, dapat dilakukan penelitian untuk

mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dan bagaimana

pengaruhnya terhadap hasil belajar.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji

maka pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal

(6)

1. Strategi yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah strategi

Problem Based Learning (PBL) dan strategi Discovery Learning

(DL).

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang digolongkan kedalam

tingkatan tinggi, sedang, dan rendah dengan indikator kemampuan

berpikir kreatif kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, keaslian

berpikir dan elaborasi (memerinci) dari suatu gagasan.

3. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII semester gasal MTs Negeri

Surakarta II Tahun 2015/2016.

4. Hasil belajar merupakan nilai yang dicapai siswa dalam pembelajaran

matematika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Apakah terdapat pengaruh strategi Problem Based Learning (PBL)

dan Discovery Learning (DL) terhadap hasil belajar matematika ?

2. Apakah terdapat pengaruh tingkat kemampuan berpikir kreatif

terhadap hasil belajar matematika ?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi Problem Based Learning

(PBL) dan Discovery Learning (DL) serta tingkat kemampuan

berpikir kreatif terhadap hasil belajar matematika ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu.

1. Untuk menguji pengaruh strategi Problem Based Learning (PBL) dan

strategi Discovery Learning (DL) terhadap hasil belajar matematika.

2. Untuk menguji pengaruh tingkat kemampuan berpikir kreatif terhadap

(7)

3. Untuk menguji interaksi antara strategi Problem Based Learning

(PBL) dan Discovery Learning (DL) serta tingkat kemampuan

berpikir kreatif terhadap hasil belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori

pembelajaran dan menambah wawasan mengenai penerapan strategi

Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL) serta

kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan

kepada guru atau calon guru dalam menerapkan strategi pembelajaran

matematika yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir

kreatif siswa. Sedangkan bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan untuk selalu berpikir kreatif dalam kegiatan belajar

sehingga akan meraih hasil belajar yang lebih baik. Selain manfaat

bagi guru dan siswa, penelitian ini juga diharapkan memberi ide

(sumbangan informasi) dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran

matematika di sekolah. Serta bagi peneliti selajutnya diharapkan dapat

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Veithzal (2005) persepsi yang positif terhadap pemberian insentif merupakan sarana yang tepat dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong munculnya semangat dan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

Mandiri mengerjakan tugas dan selesai tepat waktu Masih perlu diingatkan sesekali untuk menyelesai- kan tugas Tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya Keterampilan

Kalimat tersebut banyak mengandung deiksis (mereka, itu, besok, di sini, sekarang) yang maknanya tergantung pada konteks saat pengucapan kalimat itu. Jadi bahasa

keluarga dalam upaya untuk pengendalian hipertensi. Alat ukur yang digunakan kuesioner. Skala pengukuran nominal. Tingkat pengetahuan adalah kemampuan lansia dalam memahami tentang

Perbandingan hasil pengendalian persediaan bahan pembantu gula pasir dan coklat bubuk selama bulan Agustus 2005 sampai Juli 2006 dengan menggunakan metode perusahaan, metode

Based on the research background above, the problem of the study is “how class struggle is reflected in Harriet Beecher Stowe’s UNCLE TOM’S CABIN”.. Limitation of

Penelitian ini berusaha untuk menjawab sebagian dari permasalahan pajak lahan di Kecamatan Cibinong dan Cileungsi yaitu: (1) mengetahui konsistensi RDTRK/RUTRK, (2) mengetahui