Oleh: Khairina Rambe
NIM 408311026
Program StudiPendidikanMatematika
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Abstrak ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Pengertian Aktivitas Belajar 9
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar 10
2.1.4. Lembar Aktivitas Siswa 13
2.1.5. Metode 14
2.1.6. Metode Inkuiri 15
2.1.6.1 Proses Pembelajaran dengan Metode Inkuiri 18 2.1.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri 20
2.1.7. Uraian Materi 20
2.1.7.1 Pengertian Bilangan Pecahan 20
2.1.7.2 Jenis – jenis pecahan 21
2.1.7.3 Operasi Hitung pada Pecahan 22
2.1.7.4 Sifat – sifat Operasi Hitung 24
2.1.8 Pembelajaran Pecahan dengan Metode Inkuiri 25
2.2. Kerangka Konseptual 26
2.3 Hipotesis Tindakan 27
BAB III METODE PENELITIAN 28
3.1. Jenis Penelitian 28
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 28
3.2.1 Lokasi Penelitian 28
3.2.2 Waktu Penelitian 28
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 28
vii
3.3.2. Objek Penelitian 28
3.4 Prosedur Penelitian 29
3.5. Instrumen Pengumpulan Data 32
3.6. Analisis Data 34
3.7 Penarikan Kesimpulan 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39
4.1. Hasil Penelitian 39
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 39
4.1.1.1 Tahap Permasalahan 39
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 45
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan 45
4.1.1.4 Observasi I 48
4.1.1.5 Analisis Data I 49
4.1.1.6 Refleksi I 56
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 57
4.1.2.1 Permasalahan II 57
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 57
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 58
4.1.2.4 Observasi II 60
4.1.2.5 Analisis Data II 61
4.1.2.6 Refleksi II 68
4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71
5.1. Kesimpulan 71
5.2 Saran 72
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa 35 Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa 36 Tabel 4.1. Data Kesalahan Siswa Pada Soal nomor 1 40 Tabel 4.2. Data Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 3 41 Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa Pada Soal nomor 4 41
Tabel 4.4. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 44
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 49 Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I 50
Tabel 4.7. Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 52 Tabel 4.8. Nilai Minimum, Maksimum, Rata – rata Siswa Siklus I 53 Tabel 4.9. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 53 Tabel 4.10. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 60 Tabel 4.11. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 62 Tabel 4.12. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 63 Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II 63 Tabel 4.14. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 64 Tabel 4.15 Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 65
Tabel 4.16. Nilai Maksimum, Minimum Rata – rata Siklus II 66
Tabel 4.17. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 66
viiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 75 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 90 Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I 104 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II 108 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa III 114 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa IV 119 Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian LAS I 117 Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS II 120 Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS III 125 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS IV 129 Lampiran 11 Kisi – Kisi Tes Awal 132 Lampiran 12 Lembar Validitas Tes Awal 133
Lampiran 13 Tes Awal 136
xi
Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 162 Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Guru 167 Lampiran 27 Penjelasan Skala Penilaian Lembaran Observasi 174 Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa 181 Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas Siswa I, II 190 Lampiran 30 Deskripsi Hasil Observasi Guru 207 Lampiran 31 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Awal 211
Lampiran 32 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Hasil Belajar I 213 Lampiran 33 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Hasil Belajar II 215 Lampiran 34 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Pertemuan Ke I 217
Lampiran 35 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Pertemuan Ke II 214
Lampiran 36 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan Ke I 223
Lampiran 37 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan Ke II 226
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa. Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting karena dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi.
Seperti yang dikemukakanoleh Cornelius (dalamAbdurrahman,2009:253) bahwa:
“Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
Sejalan dengan hal itu, tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan peserta didik siswa yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan. (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-pertama).
Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas satu sama lain serta pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Selain itu, matematika merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide matematika serta generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah. Matematika disadari sangat penting peranannya. Karena matematika merupakan salah satu pelajaran dasar dan sarana berfikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.
2
Sejalan dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah karena banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang dipelajari disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Hal ini dapat terjadi akibat pemahaman para siswa terhadap konsep matematika rendah. Siswa tidak dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah khususnya kalau masalah itu sedikit kompleks. Sehingga matematika dianggap sebagai beban, padahal konsep – konsep dalam matematika pada umumnya disusun dari konsep – konsep terdahulu. Akibatnya, banyak materi matematika semakin sulit dikuasai atau dipahami siswa yang menyebabkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika belum sesuai dengan harapan . Untuk itu diperlukan suatu metode dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memahami suatu konsep dari pokok bahasan matematika dan mampu menigkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
bervariasi, misalnya dalam bentuk soal cerita. Siswa juga masih kesulitan dalam mengoperasikan bilangan pecahan baik dalam pecahan biasa maupun dalam pecahan campuran , menyamakan penyebut, dan mengurangi pecahan.
Dari observasi yang telah dilakukan maka observasi memberikan beberapa tes yang berhubungandenganmateri bilangan pecahandalam bentuksoaluraian. Siswakesulitanmemecahkansoaluraiansepertiberikutini :
1. Berilah nilai dari + + ?
2. Berapakahnilaidari + + ?
3. Ayah mempunyaisebidangtanah yang
berbentukpersegipanjangdenganluas . Jika lebarnya 8 , maka berapakah panjangnya ?
Berikutiniadalahhasilpengerjaanbeberapakesalahanmenyelesaikansoaluraiandiatas .
No Hasilpekerjaansiswa Analisiskesalahan
1 Menyamakan penyebut dalam
pecahan biasa dalam operasi hitung bilangan pecahan masih salah
2 menyamakan penyebut pada
pecahan campuran
operasihitungpenjumlahan yang dilakukanmasihsalah
3 Siswa tidak mampu menyelesaikan
Hasil yang diperolehdaritestersebutsangatlahdiluarharapan.Dari 39 siswa yang mengikuti tes, di peroleh data bahwa ada 10% siswa yang sangat menguasai materi (memperoleh nilai di atas 65), 1 ,5% siswa yangg menguasai materi (memperoleh nilai 65) dan 2,5% siswa belum menguasai materi (memperoleh nilai di bawah 65).
Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara LabuhanBatuyaitu rendahnya hasil belajar matematika. Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak terlepas dari aktivitas yang dilaksanakan.
Bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/#ixzz21M z5Idi
Adapun jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa.
Mengenai metode pembelajaran yang digunakan selama ini dalam proses belajar mengajar, IbuUmmiKalsummengungkapkan: “Metode mengajar yang digunakan selama ini adalah metode mengajar ceramah, berdiskusi ”.
pendekatan, metode, dan teknik yang cocok digunakan bagi topik matematika tertentu dan sekelompok siswa tertentu.
Ada faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti yang Abbas (hhtp://www.depdiknas.go.id ) kemukakan bahwa: “Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan metode atau model pembelajaran yang digunakan guru kelas”.
Kenyataannya menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru menggunakan metode atau model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa
Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran aktif siswa agar mereka mampu berekspresi untuk membentuk kompetisi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah sehingga menimbulkan motivasi belajar. Salah satunya adalah dengan menerapakan pembelajaran metode inkuiri. Sanjaya (200 : 196) mengemukakan bahwa model inkuiri adalah : ” Suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.
Berdasarkan uraian diatas, dalam hal ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul“ Penera an Met e Inku r engan Menggunakan LA untuk men ngkatkan Akt f tas an Has l Bela ar swa Pa a P k k Bahasan Pe ahan Kelas VII MP Neger antau Utara La uhan Batu .A 1 1 ”.
1. . I ent f kas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Rendahnya minat siswa dalam belajar matematika
2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP N 3 Rantau Utara Labuhan Batu
3. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas masih pasif.
4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses belajar mengajar.
1. . Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013 / 2014.
1. . umusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu:
2. Apakah penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014?
1. . u uan Penel t an
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014. 2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara LabuhanBatu T.A 2013/2014.
1. . ManfaatPenel t an
Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru: Sebagai masukan dalam sistem pembelajaran inkuiri yang diterapkan pada Materi pecahan.
2. Bagi siswa: Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika melalui penerapan metode inkuiri.
3. Pihak Sekolah: Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin komunikasi yang positif dengan siswa.
4. Bagi peneliti: Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa akan datang.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama melakukan pembelajaran
melalui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS. Hal ini dapat dilihat dari analisis data. Setelah pemberian tindakan dengan penerapan metode inkuiri berbantuan LAS, aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata presentase siswa 67,03% pada siklus I. Kemudian setelah diberikan tindakan II pada siklus II, rata – rata presentase aktivitas siswa menjadi mencapai 74,86%, ini berarti presentase aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 7,83%.
2. Terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Dimana pada siklus I banyak siswa yang belum tuntas belajar ada 15 siswa (38,46%) dan siswa yang telah tuntas ada 24 siswa (61,54%). Sedangkan pada siklus II, Banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 34 siswa dari 39 siswa dengan persentase 87,18 %. Oleh karena itu berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal dapat disimpulkan kelas tersebut telah tuntas.
3. Berdasarkan hasil penelitian maka metode inkuiri efektif digunakan pada pembelajaran pokok bahasan pecahan dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:
1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan karena metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam menyelesaikan soal – soal matematika.
3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran sulit.