• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) DALAM PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP KARYA BUNDA MEDAN ESTATE TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) DALAM PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP KARYA BUNDA MEDAN ESTATE TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) DALAM PELAJARAN MATEMATIKAUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP KARYA BUNDA

M E D A N E S T A T E T . A 2 0 1 3 / 2 0 1 4

Oleh: Nurnaini Siahaan

NIM. 409311035

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Kontekstual (CTL) Dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas IX SMP Karya Bunda Medan Estate Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. H.Banjarnahor, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., dan Bapak Drs.Syafari, M.Pd selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

(4)

v

Matematika SMP Karya Bunda Medan Estate, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kapada Ayahanda Bornok Siahaan dan Ibunda Roslan yang telah membimbing, memberi kasih sayang, mendukung, memberikan doa, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai. Terkhusus juga kepada Abanganda yang selalu penulis banggakan Meiko Hidayat, Nurringgit Siahaan, Samsul Arifin Siahaan yang menjadi sumber motivasi, dukungan, doa, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai. Terima kasih juga untuk Adinda Nur Asiah Siahaan dan Mhd. Tohir Siahaan yang selalu mengerti dan mengalah demi kepentingan penulis.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Oppung H. Bahiman Rambe dan Hj. Nursyam Hayati Ritonga yang menjadi sumber motivasi, bimbingan dan kedisiplinan yang hari-hari tidak lepas dari nasehat kepada penulis, jika ingin menjadi orang succes “Bersih, Rapi dan Teratur”. Terimakasih juga kepada Oppung H. Mhd. Darawis Ritonga, Tulang Baharuddin Ritonga, Hakim Ritonga, dan Asnan Ritonga, Adi Syahputra Rambe dan abang Jhoni Timbul Nasution yang memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai.

(5)

vi

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Februairi 2014

Penulis,

Nurnaini Siahaan

(6)

iii

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) DALAM PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI

KELAS IX SMP KARYA BUNDA MEDAN ESTATE

T.A 2013/2014

Nurnaini Siahaan (NIM.409311035) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran matematika untuk meningkatakan kemampuan koneksi siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Karya Bunda Medan Estate.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-1 SMP Karya Bunda Medan Estate tahun ajaran 2013/2014 yang masing-masing berjumlah 24 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemmapuan koneksi matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Karya Bunda Medan Estate tahun ajaran 2013/2014.

Data diperoleh dari tes koneksi matematika siswa pada akhir setiap siklus dan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan. Sebelum dilaksanakannya siklus diadakan tes awal pada kelas IX-1 untuk melihat kemampuan awal kelas memahami koneksi bangun ruang sisi lengkung, juga untuk mengetahui gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan bangun ruang sisi lengkung. Kemudian dilaksanakan siklus I dikelas IX-1 dan dilanjutkan ke siklus II untuk melihat peningkatan pemahaman koneksi matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung.

Kemampuan koneksi matematika siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa pada tes koneksi awal yaitu 35,6 dengan tingkat kemampuan koneksi matematika sangat kurang. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa meningkat menjadi 65,2 dengan tingkat kemampuan koneksi matematika cukup. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa meningkat menjadi 80,2 dengan tingkat kemampuan koneksi matematika baik serta telah mencapai target keberhasilan belajar.

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar persetujuan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Pembelajaran Matematika

2.1.3 Kesalahan Belajar Matematika 10

2.1.4 Koneksi Matematis 13

2.1.5 Pembelajaran Kontekstual 16 2.1.5.1 Pengertian dan Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual 17 2.1.5.2 Karakteristik Pembelajarn Kontekstual 17 2.1.5.3 Komponen Pembelajaran Kontekstual 19 2.1.5.4 Keunggulan dan Kelemahan CTL 23 2.1.6 Tinjauan Tentang Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung 23

2.1.5.1 Tabung 23

2.1.5.2 Kerucut 25

2.1.6 Kerangka Konseptual 29

2.1.7 Hipotesis Tindakan 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31 3.2. Subjek dan Objek Penelitian 31

3.2.1. Subjek Penelitian 31

3.2.2. Objek Penelitian 31

3.3. Jenis Penelitian 31

3.4. Defenisi Operasional 31

3.5. Alat Pengumpul Data 32

(8)

viii

3.5.2 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa 33

3.5.3 Observasi 35

3.6. Prosedur Penelitian 35

3.7 Interpretasi Hasil 40

3.7.1 Pencapaian Pemahaman koneksi Matematis Siswa 40

3.7.2 Analisi Hasil Observasi 41

3.7.3 Indikator Keberhasilan 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 44

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 44

4.1.1.1Permasalahan 44

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 45 4.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 45

4.1.4 Observasi I 47

4.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 47

4.1.5.1Hasil Tes Koneksi 47

4.1.6 Refleksi I 69

4.2. Siklus II 69

4.2.1 Permasalahan II 69

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 69 4.2.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 70

4.2.4 Observasi II 72

4.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 73

4.2.5.1Hasil Tes Koneksi 73

4.2.6 Refleksi II 80

4.3 Diskusi Penelitian 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 84

5.2. Saran 84

DAFTAR PUSTAKA 85

(9)

ix

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Deskripsi Nilai Kemampuan koneksi I 47 Tabel 4.2 Data Ketuntasan Belajar siswa Pada Tes Koneksi I 48 Tabel 4.3 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan Koneksi I 48 Tabel 4.4 Deskripsi Nilai Persentase Tes Koneksi I 49 Tabel 4.5 Kesalahan-kesalahan Yang Dilakukan Siswa dalam

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tabung 23

Gambar 2.2. Tabung dan Rangkaiannya 24

Gambar 2.3. Kerucut 26

Gambar 2.4. Kerucut dan Rangkaiannya 26

Gambar 2.5. Tabung dan Kerucut 28

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kisi-kisi tes diagnostik 87

Lampiran 2. Soal tes diagnostik 89

Lampiran 3. Alternatif jawaban tes diagnostik 90 Lampiran 4. Pedoman pensekoran tes diagnostik 93 Lampiran 5. Daftar hasil tes diagnostik 96 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) 98 Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) 103 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) 108 Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) 112 Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa I 116

Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa II 118 Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Koneksi I 120

(13)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ranah pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi masa depan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sumber dan tujuan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan kualitas pendidikannya. Oleh karena itulah pendidikan dapat dijadikan sebagai parameter seberapa baik kualitas pembangunan suatu bangsa. Menurut Hamalik (2010:79) bahwa:

”Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat”.

Sesuai dengan pernyataan Trianto (2010:1) bahwa:

“Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dalam pendidikan banyak sekali ilmu yang digali untuk meningkatkan kualitas SDM, salah satunya adalah ilmu matematika. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Seperti yang diungkapkan oleh Hudojo (1988:1) bahwa matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi.Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.Cornellius (dalam Abdurrahman,2009:253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan :

(14)

2

kreativitas,dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”

Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum. Olehnya itu diperlukan kreativitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang di maksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode, model, pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran.

Namun kenyataanya di lapangan dalam proses pembelajaran matematika yang dilakukan saat ini belum memenuhi harapan. Kurangnya penguatan yang diberikan guru terhadap siswa juga memmpengaruhi pemikiran siswa tentang materi yang telah dipelajarinya ketika disekolah untuk di aplikasikan pada kehidupan sehari-hari siswa. Penguatan memberi pengamat informasi yang berhubungan dengan hal-hal yang menimbulkan sesuatu hal di dalam suatu lingkungan sehingga pengamat dapat mengantisifasi hasil tertentu yang berasal dari perilaku tertentu. Selain itu pelaksanaan pembelajaran lebih cenderung di sampaikan secara konvensional, pembelajran hanya berpusat pada guru, siswa dalam kondisi ini hanya bersifat pasif dan tidak terlibat secara aktif sehingga tidak mendorong siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir.

Kemampuan yang tidak kalah pentingnya yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan koneksi matematis. Kemampuan koneksi matematis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Kutz (Dinidini, 2013:4) menyatakan bahwa koneksi matematis berkaitan dengan koneksi internal dan koneksi eksternal. Koneksi internal meliputi koneksi antar topik matematika, sedangkan koneksi eksternal meliputi koneksi dengan mata pelajaran lain dan koneksi dengan kehidupan sehari – hari.

(15)

3

masih kurang, seperti siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru, ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan yang dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya hapal saja. Dan siswa merasa kesulitan ketika mengerjakan soal latihan karena kemungkinan kurangnya waktu pembelajran, waktu yang digunakan juga mempengaruhi tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda.

Hal ini sejalan dengan hasil tes diagnostik yang telah peneliti lakukan pada september 2013 dengan cara tes diagnostik ditemukan beberapa masalah pada sekolah penelitian di kelas IX SMP Karya Bunda. Dari hasil tes diagnostik terhadap koneksi matematis siswa peneliti mendapatkan 100% belum mampu menyelesaiakn soal tes diagnostik tersebut dengan benar, dengan rincian 80% siswa tidak mampu menyelesaiakan soal koneksi antar topik matematika, 90% siswa tidak mampu menyelesaiak soal koneksi matematika dengan diklat lain, dan 65% siswa tidak mampu menyelesaiakan soal koneksi matematika antar kehidupan sehari-hari.

Kemampuan koneksi matematis siswa yang masih rendah dapat dilihat dari kemampuan siswa menyelesaikan soal yang membutuhkan koneksi, baik koneksi antar topik matematika, koneksi matematika dengan ilmu lain maupun dengan kehidupan sehari-hari.

(16)

4

dalam belajar. Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa.

Ansari (2008:3) mengungkapkan bahwa hal yang seperti ini akan mengakibatkan dua konsekwensi :

”Pertama,siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua,jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal latihan,mereka kebingungan karena tidak tahu harus memulai darimana mereka bekerja.”

Selain itu, rendahnya koneksi matematis siswa juga dapat diakibatkan oleh pembelajaran yang monoton. Pada model pembelajaran umumnya guru-guru mengajarkan sebagian besar bahan dan materi dengan cara yang sama yang berdampak kepada kesulitan belajar siswa. Sebab kesulitan belajar siswa tidak selamanya disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi bisa disebabkan karena penggunaan metode belajar yang tidak sesuai. Pemilihan metode tidak boleh asal pilih, sesuaikan metode mana yang cocok untuk setiap materi. Sesuai dengan pernyataan (Slameto, 2010 : 65) yang mengatakan bahwa agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode yang diusahakan yang setepat mungkin. Dengan demikian guru sebaiknya menggunakan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga kemampuan anak dapat terlayani.

Bila kemampuan yang akan dicapai penekanannya pada kemampuan koneksi matematis, maka hal yang memungkinkan pembelajaran matematika disajikan melalui masalah kontekstual, yaitu melalui pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Sanjaya (2008:255) mengemukakan bahwa:

“Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.

(17)

5

memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa belajar.

CTL merupakan sistem menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung yang terdiri dari 7 komponen yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian yang auntentik. Dalam kegiatan pembelajaran ada keunggulan dari CTL yaitu siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, siswa dapat belajar melalui teman diskusi kelompok, pembelajaran dikaitkan dengan situasi nyata, keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman. Sedangkan kelemahannnya adalah waktu yang dibutuhkan relatif lama, banyaknya masalah yang dihadapi guru disebabkan karena tidak semua guru dapat melaksanakan pembalajaran CTL secara optimal, membutuhkan perhatian terhadap perkembangan siswa.

Dari semua penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Penerapan Model Kontekstual (CTL) Dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas IX SMP Karya Bunda”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdsasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Kemampuan matematika siswa rendah 2. Kemampuan koneksi matematis siswa rendah

3. Proses dan metode mengajar guru masih konvensional

(18)

6

1.3 Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar masalah dalam penelitian ini terarah dan jelas. Mengingat pertimbangan dana, waktu dan kemampuan peneliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Penerapan Model Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas IX SMP Karya Bunda Medan Estate. Sedangkan materi pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung dalam penelitian ini adalah luas dan volume tabung dan kerucut.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diberikan maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut :

a. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal-soal pada pembahasan bangun ruang sisi lengkung dalam pembelajaran kontekstual.

b. Apakah ada peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan menerapkan model kontekstual pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Karya Bunda Medan Estate.

1.5 Tujuan Masalah

Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal-soal pada pembahasan bangun ruang sisi lengkung dalam pelajaran dengan model pembelajaran kontekstual

(19)

7

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan akan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan antara lain adalah:

a. Bagi siswa, diharapkan dengan penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan koneksi matematis siswa

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Karya Bunda Medan Estate.

(20)

84 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan model kontekstual (CTL) dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX-1 SMP Karya Bunda Medan Estate.

2. Berdasarkan tes koneksi, penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan koneksi matematika siswa melampaui target penelitian

3. Berdasarkan analisis kesalahan, siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal-soal bangun runag sisi lengkung.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan kemampuan koneksi matematika siswa dan melibatkan peran akitf siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika dapat menerapkan Pembelajaran kontekstual. Karena Strategi pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa.

2. Kepada siswa SMP Karya Bunda Medan Estate disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide dan mempergunakan seluruh perangkat pembelajaran sebagai acuan, yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif sehingga guru dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran.

(21)
(22)

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Ansari, (2009), Komunikasi Matematik, Penerbit Pena, Jakarta.

Adi, (2013), Defenisi Matematika, http://adimatheda.blogspot.com/2013/01/defeni si-matematika.html. (akses 26 april 2013)

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Dedi, (2013), Pengertian Matematika, http://dedi26.blogspot.com/2013/02/apa-itu-matematika-pengertian.html. (di akses 26 april 2013)

Dinidini, (2010), Penerapan Brain Based Learning dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa, http://dinidinidini.wordpress.com/2011/01/ 140.html.(diakses 26 april 2013)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Hadi, (2011), Kesalahan Belajar Matematika, http://hadisoen.wordpress.com/201 1/10/09/beberapa-kesalahan-belajar-matematika.html.

(akses 2 november 2013)

Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Herdy, (2010), Koneksi Matematika, http://herdy07.wordpress. com/2010 /05/27 / kemampuan-koneksi-matematik-siswa.html (akses 2 november 2013)

Hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

(23)

86

Nofy, (2010), Kemampuan Komunikasi,http://nofytaarlianti.wordpress.com/2010/ 12/15/ makalah-evaluasi-kemampuan-komunikasi.html.

(akses 2 november 2013)

Nurhadi, (2004), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK, UNM, Malang

Rati, (2011), Koneksi Matematis, http://ratisiramziah.blogspot. com/ 2011 /12 / koneksi-matematis-menggunakan-ctl.html. (akses 7 mei 2013)

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Raja wali, Bandung

Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Bandung.

Siahaan, Sahat, (2010), Penerapan Model Belajar Kooperatif Yang Beriorentasi Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Matematika Diskrit 2, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Surabaya.

Usman, U., (2010), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gambar

Tabel 4.1. Deskripsi Nilai Kemampuan koneksi I Tabel 4.2 Data Ketuntasan Belajar siswa Pada Tes Koneksi I Tabel 4.3 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan Koneksi I
Gambar 2.1. Tabung Gambar 2.2. Tabung dan Rangkaiannya

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan

manfaat yang lebih besar pada anggotanya. Dari bentuk partisipasi anggota.. maka dari pihak koperasi juga memberikan insentif dan kontribusi untuk para. anggota,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi Snow Ball. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

Hasil penilaian rata-rata dari pengujian kegunaan aplikasi yang dilakukan oleh 15 responden menghasilkan rata-rata penilaian mencapai skala 4.7 bahwa aplikasi ini

In the present study the fuzzy membership approach to crop-land suitability analysis is applied to assess: (1) the suitability class ratings (from highest 1 to lowest 5) for

Melia azedarach tumbuh baik di hutan rakyat di Jawa Barat. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas hutan rakyat adalah penggunaan benih yang

Di sisi lain, pada dasarnya menurut Kuncoro (1995:12-15), ada 2 (dua) faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan derajat otonomi fiskal (DOF) suatu daerah

Beberapa hasil penelitian tersebut memberikan, gambaran bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa lebih aktif