• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Perbedaan Kualitas Hidup Ibu Postpartum Dengan Operasi Saesaria Dan Kelahiran Pervaginam Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Perbedaan Kualitas Hidup Ibu Postpartum Dengan Operasi Saesaria Dan Kelahiran Pervaginam Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Periode postpartum yaitu waktu transisi kritis untuk perempuan, yang

mempengaruhi secara signifikan fisik dan mental kesehatan ibu setelah

melahirkan dan masalah psikologis postpartum dapat mengganggu dengan

kemampuan ibu untuk merawat bayinya dan mungkin mempengaruhi kualitas

hidupnya biasanya dengan berbagai perubahan hidup seperti kurang tidur, asupan

makanan yang tidak teratur, dan dehidrasi. Periode ini mulai dari 6 jam sampai

dengan 42 hari pasca persalinan (Aktas, Demet & Terzioglu, Fusun, 2013).

Hasil data dari Riskesdas (2013), angka ibu melahirkan dengan normal

(Vigina delivery) di Indonesia sebesar 89.2%. Di daerah perkotaan sebesar 79.2%

hal ini lebih rendah dibanding di Jawa Tengah yaitu sebesar 88.2%. Angka ibu

melahirkan dengan operasi sesaria di Indonesia sebesar 9.8%. Di daerahi

perkotaan sebesar 19.9% lebih tinggi dibanding di Jawa Tengh 10.1% (Profil

kesehatan, 2013). Angka ibu bersalin/nifas di Indonesia sebesar 4.492.618 orang,

di Jawa Tengah 525.527 orang.

Hasil studi pendahuluan RSUD Surakarta pada tahun (2014), angka

kejadian melahir dengan normal (Vigina delivery) di RSUD Surakarta sebesar

59%, sedangkan dengan operasi sesaria sebesar 41%. Bagi pasien postpartum

(2)

sangat penting karena tidak hanya untuk pemulihan kondisi tubuh pasien tetapi

untuk memaksimalkan perawatan pasien dan dalam melakukan perawatan bayi di

rumah sakit.

Ibu yang melahirkan secara pervaginam biasanya memberikan suatu

kepuasan tersendiri dari sisi psikologis dibandingkan melahirkan secara operasi

sesaria. Dilihat dari segi ekonomi bersalin secara pervaginam lebih ekonomis

dibandingkan bersalin dengan cara operasi atau sektio sesaria karena bersalin

secara sektio sesaria memerlukan alat-alat yang lebih rumit (Zohreh, et, al., 2013).

Persalinan ibu dengan secara operasi sesaria karena ada faktor-faktor

yang mempengaruhi yaitu faktor ibu dan janin, janin abnormal, kelainan letak

bayi terlalu besar, kelainan tali pusat dan bayi kembar. Faktor ibu terdiri dari

keadaan panggul, usia, kelainan kontraksi rahim, ketuban pecah dini dan

preeclamsia (Hutabalian, 2011).

Operasi sesaria akan menimbulkan nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh ibu

postpartum berasal dari luka yang terdapat operasi perut. Mengeluh rasa nyeri

karena bekas jahitan sesar. Keluhan ini sebenarnya wajar karena tubuh mengalami

luka dan poses penyembuhannya tidak sempurna (Christina, 2012). Kelahiran

pervaginam akan menimbulkan nyeri seperti operasi sesaria tetapi sumbuhnya

akan cepat dari operasi sesaria. Robekan jalan lahir atau luka-luka biasanya

ringan tepi kadang juga terdapat luka yang luas sehingga dapat menimbul

perdarahan yang dapat memebahyakan jiwa ibu (Kritcharoen , et al., 2010). Rasa

(3)

attachment (ikatan kasih sayang) dan Inisiasi Menyusui Dini tidak terpenuhi

karena adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak (Fabris, 2011).

Perempuan dalam periode ini membutuhkan bantuan emosional dan

support dukungan social penting untuk kesehatan perempuan terutama satelah

melahirkan, dan peran mereka sebagai ibu menciptakan bayak teatangan bagi ibu

dan dapat sangat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menikmati perawatan

bayi ( Kongsuriyanavin , et, al., 2010 ).

Kualitas hidup ibu selama periode postpartum memberikan efek baru

pasangan terhadap berubahnya peran sebagai orangtua. Periode ini ditandai

dengan masa yang intensif dan tuntutan untuk merawat bayi dan menyusui.

permasalahan sering muncul kepada ibu postpartum yaitu nyeri, ketidaknyamanan

pada payudara, konstipasi, mengatur aktivitas pekerjaan rumah, koping terhadap

tekanan emosional, kecemburuan sibling dan kelelah. (Sadat, et, al., 2010).

Hasil observasi peneliti terhadap 5 orang pasien postpartum dengan

operasi sesaria pada primipara hari ketiga setelah melahirkan, menunjukkan

semua pasien belum dapat melakukan perawatan pada bayi dengan maksimal,

kondisi ini disebabkan pasien masih mengalami nyeri pada insisi operasi.

Perawatan bayi dilakukan oleh perawata ata anggota keluarga pasien. Wawancara

peneliti kepada 5 orang pasien tersebut diperoleh keterngan bahwa 3 orang belum

berani melakukan perawatan bayi karena kawatir dengan kondisi luka yang

(4)

disuruh oleh orang tuanya dan pernah melihat anggota keluarga lainnya pernah

melakukan hal tersebut.

Selanjutnya hasil observasi peneliti terhadap 5 orang pasien postpartum

kelahiran pervaginam primipara hari ketiga setelah melahirkan, menunjukkan

sebagian besar pasien telah melakukan aktivitas perawatan bayinya. 4 orang

pasien telah menyusui bayinya dengan posisi tidur dan posisi duduk serta

sudah mengganti popok atau baju bayinya sendiri. Sedangkan satu orang

lainnya belum bisa menyusui dengan posisi duduk dan belum merawat bayi

secara mandiri disebabkan pada proses persalinannya bayi besar sehingga ibu

menerima jahitan yang cukup bannyak dan menimbulkan rasa nyeri.

Peneliti ingin memperbandidingan kualitas hidup ibu postpartum dengan

operasi sesaria dan kelahiran pervaginam premipara hari ke tiga karena hari ke

ibu timbul perasaan khawatir akan tidak mampuan dan rasa tanggung jawabnya

dalam perawatan bayi. Ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung dan mudah

marah. Peneliti di penetitian ibu postpartum primipara secara psikologis antara

lain merasa gembira dengan kehaduran anaknya, tidak menyesal setelah

melahirkan anak, kebahagiaan menjadiseorang ibu. Sedangakan dalam aktivitas

ada pengaruhi seperti dalam perawatan bayinya disebabakan oleh kondisi setelah

melahirkan.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah ada perbedaan kualitas hidup antara ibu postpartum dangan operasi

sesaria dan kelahiran pervaginam di RSUD Surakarta.

C. Tujuan Penelitian: 1. Tujuan umum

Untuk mengatahui perbedaan kualitas hidup antara ibu postpartum dengan

operasi sesaria dan kelahiran pervaginam.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kualitas hidup ibu postpartum dengan operasi sesaria

di RSUD Surakarta.

b. Untuk mengtahui kualitas hidup ibu kelahiran pervaginam di RSUD

Surakarta.

c. Menganalisia perbedaan kualitas hidup ibu postpartum dengan operasi

sesaria dan kelahiran pervaginam di RSUD Surakarta

D. Manfaat Penelitian :

Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi tentang

perbedaan antara kualitas hidup ibu postpartum dengan operasi sesaria dan

(6)

1. Pasien (Ibu postpartum)

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang perbedaan antarara kualitas

hidup ibu postpartum dengan operasi sesaria dan kelahiran pervaginam.

2. Masyarakat

Menambah wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya pada

ibu postpartum bahwa perbedaan antarara kualitas hidup ibu postpartum

dengan operasi sesaria dan kelahiran pervaginam.

3. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti terutama untuk

menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman, serta peneliti dapat

mengaplikasikan ilmunya secara langsung pada area keperawatan maternitas.

4. Peneliti lain

Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.

Dengan metode, populasi, sampel dan tempat penelitian yang berbeda.

E. Keaslian penelitian

Penelitian ini belum pernah dilakukan, namuan penelitian yang mirip

tentang perbedaan kualitas hidup ibu postpartum dengan operasi sesaria dan

kelahiran pervaginam adalah :

1. Torkan, et, al., 2007 “Comparative Analysis of Life Quality in Mothers after

Cesarean Section and Normal Vaginal Delivery” Metode penelitian ini adalah

(7)

rancang khusus. Kuesioner dirancang disertai dengan Edinburgh

Postnataldan, Skala Depresi (EPDS) dan Short-Form-36 (SF-36) diisi oleh 50

wanita menjalani normal vigina delivery dan 50 menjalani saesar. Hasil

penelitian ini membandingkan skor EPDS kelompok menunjukkan bahwa

kelompok sesar lebih rentan terhadap gangguan depresi. Perbedaan signifikan

6-8 minggu postpartum. Juga, hasil SF-36 kuesioner menunjukkan bahwa

kualitas hidup dalam kelompok spontan lebih baik dalam beberapa aspek dan

serupa dengan kelompok sesar di aspek lain. Perbedaan dari penelitian ini

adalah budaya ibu postpartum di Indonesia dan instrument PQOL. Persamaan

dengan penelitian ini adalah metode penelitian yaitu komparatif dan variabel

penelitian.

2. Behnaz, et, al., 2009 “Postnatal quality of life in women after normal vaginal

delivery and caesarean section” Metode penelian ini adalah studi prospektif.

Pada kelompak wanita dengan persalinan normal dan saesar. Penelitian diukur

dengan menggunakan SF-36. Data dianalisis untuk membandingkan kualitas

hidup dalam dua kelompok. Hasil dalam penelitian semua 100 wanita

diwawancarai (50 dengan persalinan normal dan 50 dengan saesar bagian).

Perbedaan dari penelitian ini adalah budaya ibu postpartum di Indonesia.

Persamaan penelitian dengan yang akan dilakukan peneliti yaitu metode

Referensi

Dokumen terkait

Guru yang bekerja di sekolah-sekolah Muhammadiyah Kota Surakarta dari tingkat SD/MI s.d SMA/MA/SMK berjumlah 946 orang. Terdiri guru perempuan berjumlah.. Dengan

Dari uji daya dukung pondasi, maka akan diketahui penurunan pondasi yang terjadi pada jembatan Sugutamu I, berdasarkan data penurunan tersebut, daya dukung ultimate Q ult

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap konsumen pengguna facebook di Boneka Bandung untuk mengetahui pengaruh social media marketing terhadap

Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan kerja sama siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi.. animalia melalui penerapan

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) memurnikan ekstrak enzim protease dari jeroan ikan tuna dengan proses ultrafiltrasi (UF) dan reverse osmosis (RO), (2)

1. R = kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa yang diambil secara random. kedua kelompok tersebut diberi pre tes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

This research was conducted to obtain in-depth information about the learning obstacles experienced by students, the results of the analysis of learning obstacles will be

kerja Hot Spot terdiri dari dua orang yang bertugas untuk menggali tema , bahan , dan materi yang kemudian diolah dan dikemas untuk menjadib. sebuah episode