• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI METODE PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION) SISWA KELAS VIII SMP PGRI 4 DENPASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI METODE PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION) SISWA KELAS VIII SMP PGRI 4 DENPASAR."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

i

TESIS

KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI

METODE PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION,

PRACTICE, AND PRODUCTION) SISWA KELAS VIII

SMP PGRI 4 DENPASAR

I KETUT OKA RIBAWA

NIM 1390161015

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI

METODE PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION,

PRACTICE, AND PRODUCTION)

SISWA KELAS VIII SMP PGRI 4 DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Linguistik,

Program Pascasarjana, Universitas Udayana

I KETUT OKA RIBAWA

NIM 1390161015

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)
(4)

iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 14 April 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No: 1646/UN14.4/HK/2016 Tanggal 14 April 2016

Ketua : Dr. I Gusti Ayu Gde Sosiowati, M.A. Anggota :

1. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. 2. Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A.

(5)

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : I Ketut Oka Ribawa

NIM : 1390161015

Program Studi : Magister Linguistik, Konsentrasi Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila pada kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17, Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 18 April 2016

Yang membuat pernyataan,

(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha-Nya tesis yang berjudul “Kemampuan Menulis Recount Text

Melalui Metode Pembelajaran PPP (Presentation, Practice, and Production)

Siswa Kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar” ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankalah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program magister di Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K)., atas kesempatan yang diberikan kepada penulis menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A., selaku Ketua Program Magister Linguistik, Program Pascasarjana, Universitas Udayana. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa.

(7)

vii

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada pembimbing II, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., yang telah memberikan bimbingan dan saran serta semangat kepada penulis. Selanjutnya penulis mengucapkan terim kasih kepada seluruh staf administrasi di Program Studi Magister Linguistik yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan seluruh administrasi selama perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada penguji tesis yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta I Nyoman Jaya dan Ni Made Repen serta kakak-kakak penulis (Ni Wayan Subakti, Mangku Made Arya, Ni Nyoman Ayu Sarini) serta anggota keluarga lainnya atas kesabaran dan semangat yang diberikan. Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada Putu Ayu Asita devi beserta keluarga atas semangat dan motivasi yang diberikan selama penulis melaksanakan perkuliahan.

Ucapan terima kasih terakhir penulis ucapkan kepada seluruh rekan-rekan Program Studi Linguistik Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Angkatan 2013 yang selalu memberikan informasi, motivasi, dan saran kepada penulis serta seluruh pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti perkuliahan.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penyelesaian tesis ini.

(8)

viii

KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI METODE

PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION) SISWA KELAS VIII

SMP PGRI 4 DENPASAR

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi belajar menulis recount text pada peserta didik kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar sebelum dan setelah diterapkannya metode PPP (presentation, practice, and production). Di samping itu, juga untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran menulis recount text dengan menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production).

Data dikumpulkan melalui metode observasi dan metode dokumentasi dengan teknik penugasan, kuesioner, wawancara, catatan langsung, serta dokumentasi berupa hasil karangan recount text dan foto-foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik juga dengan penjelasan deskripsi. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran dan pengajaran bahasa serta beberapa teori pendukung, seperti teori menulis dan teori tata bahasa Inggris.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pada tahap pratindakan sebelum diterapkan metode pembelajaran PPP, nilai rerata peserta didik adalah 67,07 dengan kategori kurang dan ditemukan banyak kesalahan dalam aspek organisasi, ketidaksesuaian dalam pengembangan ide karangan, kesalahan penggunaan tata bahasa Inggris, dan kesalahan mekanik penulisan. (2) Setelah diberikan treatment

dengan penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) nilai rerata peserta didik meningkat menjadi 73,08 pada siklus I dan 78,38 pada siklus II. Peningkatan tersebut dilihat dari hasil karangan peserta didik yang menunjukkan berkurangnya kesalahan pada aspek organisasi, pengembangan ide yang tepat, penggunaan tata bahasa Inggris yang benar, dan mekanik penulisan yang sesuai dengan kaidah yang benar. (3) Faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan hasil belajar peserta didik adalah (a) media role play, (b) bimbingan dan latihan berulang-ulang, dan (c) motivasi.

(9)

ix

THE ABILITY OF WRITING RECOUNT TEXT THROUGH PPP (PRESENTATION, PRACTICE AND PRODUCTION) METHOD

GRADE VIII STUDENTS OF SMP PGRI 4 DENPASAR

ABSTRACT

This study is classroom action research which aimed at finding out the result of writing recount text for the grade VIII students of SMP PGRI 4 Denpasar before and after implementing PPP (Presentation, Practice and Production) method and determining the influence of applying this method toward the students learning result.

The data was collected through observation method and documentation method by assignments, questionnaires, interviews, direct record, and also the photographs during the activities. The data was analyzed using descriptive qualitative method. The result of this study was presented using tables and figures and also was explained descriptively. The main theories used in this study are theory of learning and teaching language and also language acquisition. Moreover, this study was also supported by some theories such as writing theory and English grammar.

The result of this study showed that (1) the pre-action before being applied PPP method, the mean was 67.07 belong to insuffcient and there were found many errors in organization aspect, a mismatch in development of the ideas, the errors of English grammar used, and mistakes in mechanic. (2) After the treatment by applied PPP (presentation, practice, and production) method, the mean of

students’ achievement rose to 73.08 in the first cycle and 78.38 in the second cycle. It showed from the results of students’ assignment, the students’ errors were less in organizational aspects, developing the right idea, better English grammar used and mechanics in the right rules. (3) The factors that influenced of learning result in writing recount text are (1) the media used, (2) practice, and (3) motivation.

(10)

x

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...v

2.2.5 PPP (Presentation, Practice, and Production) ...20

2.2.6 Sintaksis ...21

2.2.7 Motivasi ...22

2.3 Landasan Teori ...23

(11)

xi

2.3.2 Menulis ...28

2.3.3 Teori Tata Bahasa Inggris ...33

2.3.3.1 Penggunaan Grammar ...33

2.3.3.2 Mekanisme Penulisan ...36

2.4 Model Penelitian ...38

BAB III METODE PENELITIAN ...42

3.1 Pendekatan Penelitian ...42

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ...43

3.2.1 Lokasi Penelitian ...43

3.2.2 Waktu Penelitian ...44

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...44

3.3.1 Populasi ...44

3.5.1 Lembar Pengamatan (Observasi) ...48

3.5.2 Penugasan ...48

3.5.3 Composing Organizer ...48

3.5.4 Lembar Kuesioner ...49

3.6 Prosedur Penelitian ...52

3.6.1 Rancangan Penelitian ...54

3.6.1.1 Proses Prasiklus (Refleksi Awal) ...54

3.6.1.2 Proses Siklus I ...56

3.6.1.3 Proses Siklus II ...58

3.7 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...59

3.7.1 Penugasan ...60

3.7.2 Pengamatan Langsung ...61

3.7.3 Kuesioner ...62

3.7.4 Dokumentasi ...63

3.8 Metode dan Teknik Analisis Data ...63

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ...64

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ...70

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...72

4.1 Kemampuan Peserta Didik Menulis Recount Text Sebelum Menggunakan Metode PPP (Presentation, Practice, and Production) ...72

4.1.1 Pratindakan ...72

4.1.2 Hasil Pratindakan secara Kuantitatif dan Kualitatif ...73

4.1.2.1 Analisis Kuantitaif (Pratindakan) ...74

4.1.2.2 Analisis Kualitatif (Pratindakan) ...78

4.1.3 Hasil Kuesioner Siklus Pratindakan ...98

4.1.4 Refleksi Pratindakan ...99

4.2.2 Hasil Siklus I secara Kuantitatif dan Kualitatif ...109

4.2.2.1 Analisis Kuantitatif ...109

4.2.2.2 Analisis Kualitatif ...113

4.2.3 Refleksi Siklus I ...127

4.2.4 Siklus II ...129

4.2.4.1 Perencanaan Siklus II ...129

4.2.4.2 Pelaksanaan Siklus II ...130

4.2.4.3 Observasi Siklus II ...132

4.2.5 Hasil Siklus II secara Kuantitatif dan Kualitatif ...135

4.2.5.1 Analisis Kuantitatif Siklus II ...135

4.2.5.2 Analisis Kualitatif Siklus II ...139

4.2.6 Refleksi Siklus II ...151

4.2.7 Hasil Kuesioner Siklus II ...152

4.2.8 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ...153

4.2.8.1 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ...155

(13)

xiii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...161

5.1 Simpulan ...161

5.2 Saran ...164

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Planning Organizer ...32

2.2 Diagram Model Penelitian ...39

3.1 Compossing Organizer ...49

3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas...53

4.1 Kesalahan Peserta Didik Selama Pratindakan ...74

4.2 Hasil Belajar Siklus Pratindakan ...77

4.3 Kesalahan Peserta Didik Selama Siklus I ...110

4.4 Hasil Belajar Siklus I ...112

4.5 Kesalahan Peserta Didik Selama Siklus II ...136

4.6 Hasil Belajar Siklus II ...138

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Generic/Schematics Structure of Recount Text ...20

3.1 Lembar Kuesioner Peserta Didik Pratindakan ...50

3.2 Lembar Kuesioner Peserta Didik Pascatindakan...51

3.3 Rubrik Penilaian Menulis Recount Text ... 65--68

3.4 Level Kemampuan dan Ketercapaian KKM ...69

4.1 Hasil Belajar Siklus Pratindakan ...75

4.2 Kesalahan Tata Bahasa PD01 (Pratindakan) ...81

4.3 Kesalahan Mekanik PD01 (Pratindakan) ...83

4.4 Kesalahan Tata Bahasa PD10 (Pratindakan) ...87

4.5 Kesalahan Mekanik PD10 (Pratindakan) ...89

4.6 Kesalahan Tata Bahasa PD09 (Pratindakan) ...92

4.7 Kesalahan Mekanik PD09 (Pratindakan) ...95

4.8 Hasil Kuesioner Pratindakan ...98

4.9 Hasil Belajar Siklus I ...111

4.10 Kesalahan Tata Bahasa PD01 (Siklus I) ...115

4.11 Kesalahan Mekanik PD01 (Siklus I) ...117

4.12 Kesalahan Tata Bahasa PD10 (Siklus I) ...120

4.13 Kesalahan Mekanik PD10 (Siklus I) ...121

4.14 Kesalahan Tata Bahasa PD09 (Siklus I) ...124

4.15 Kesalahan Mekanik PD09 (Siklus I) ...126

4.16 Hasil Belajar Siklus II ...136

4.17 Kesalahan Tata Bahasa PD01 (Siklus II) ...141

4.18 Kesalahan Mekanik PD01 (Siklus II) ...142

4.19 Kesalahan Tata Bahasa PD10 (Siklus II) ...145

4.20 Kesalahan Mekanik PD1O (Siklus II) ...146

4.21 Kesalahan Tata Bahasa PD09 (Siklus II) ...148

4.22 Kesalahan Mekanik PD09 (Siklus II) ...149

4.23 Hasil Kuesioner Siklus II ...152

4.24 Perbandingan Perolehan Skor Peserta Didik pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ...154

(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

PD : Peserta Didik

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Keempat hal tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Dari keempat keterampilan tersebut, menulis merupakan keterampilan yang paling sulit bagi siswa SMP PGRI 4 Denpasar karena menulis merupakan keterampilan yang produktif (kegiatan yang menghasilkan tulisan yang diatur dengan kaidah-kaidah bahasa). Di samping itu, juga keterampilan yang ekspresif (kegiatan yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, ataupun perasaan yang dimiliki kepada orang lain).

Pembelajaran keterampilan menulis memiliki tujuan agar peserta didik mampu menghasilkan tulisan yang dapat membangun pemahaman mengenai cara menulis yang baik dan bagaimana tulisan yang baik. Di samping itu, pembelajaran keterampilan menulis juga memiliki tujuan agar peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berbahasa sesuai dengan kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Inggris. Adapun standar kompetensinya, yaitu mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana

(18)

2

berbentuk recount. Di pihak lain kompetensi dasarnya, yaitu menulis teks pendek dan sederhana berbentuk recount dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat, akurat, dan berterima.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis karena menghendaki penguasaan berbagai kompetensi kebahasaan sehingga melalui keterampilan menulis terjadi keseimbangan antara kompetensi kebahasaan dan keterampilan berbahasa pada peserta didik. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori, tetapi dilakukan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga dengan usaha tersebut peserta didik dapat menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik (Alwasilah dalam Zainurrahman, 2013: v).

(19)

3

memperbaiki kemampuan menulis dan hasil evaluasi belajar menulis peserta didik melalui penerapan metode pembelajaran yang inovatif, yaitu metode PPP (presentation, practice, and production) untuk mempermudah peserta didik dalam mengembangkan keterampilan menulis, terutama dalam menulis recount text.

Kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Inggris SMP/MTs, mencantumkan pembelajaran keterampilan menulis recount text. Recount text

merupakan suatu jenis teks yang berisi tentang pengalaman pribadi seseorang yang disampaikan secara terurut dan teratur (Fadlun, 2011:98). Pembelajaran menulis recount text diajarkan pada kelas VIII SMP/MTs dengan standar kompetensi mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk recount. Di samping itu, kompetensi dasar adalah menulis teks pendek dan sederhana berbentuk recount dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat, akurat, dan berterima. Tujuan mempelajari recount text bagi peserta didik adalah sebagai upaya mereka berkomunikasi secara lisan dan tulisan mengenai pengalaman-pengalaman yang berkesan dalam kehidupannya. Melalui pembelajaran menulis recount text, peserta didik diharapkan mampu mengekspresikan perasaan, pengalaman, dan kejadian yang berkesan dalam hidupnya ke dalam sebuah tulisan yang berbentuk recount text secara terurut.

(20)

4

Pada saat menulis recount text peserta didik merasa kesulitan dalam mengungkapkan gagasan/ide, penggunaan tata bahasa yang tepat, penggunaan tanda baca, dan lain-lain.

Terdapat kesalahan yang dialami peserta didik dalam menulis, misalnya kesalahan penggunaan tata bahasa. Kesalahan tersebut berupa kesalahan penggunaan bentuk kata kerja (verb) past tense. Misalnya, dalam menulis kata

call (dalam bentuk lampau) seharusnya berubah menjadi called dengan penambahan sufiks –ed karena kata call merupakan regular verb (kata kerja beraturan). Akan tetapi, sebagian peserta didik masih tetap menulis ke dalam bentuk dasarnya, yaitu call. Contoh lain adalah dalam menuliskan bentuk lampau dari kata go. Peserta didik menulis perubahan bentuk lampau menjadi goed, seharusnya perubahan bentuk kata tersebut menjadi went, yakni kata go

merupakan irregular verb (kata kerja tidak beraturan). Kesalahan-kesalahan tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman peserta didik terhadap penggunaan tata bahasa yang tepat dalam penulisan recount text.

(21)

5

menganggap keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sulit dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan yang menunjukkan bahwa kesulitan yang dihadapi peserta didik juga dikarenakan karena motivasi dan semangat belajar yang kurang.

Berdasarkan latar belakang kesulitan yang menjadi kendala peserta didik dalam menulis recount text, maka peneliti melakukan suatu penelitian tindakan kelas (class action research) untuk mencari pemecahan masalah terhadap hambatan yang dihadapi peserta didik dalam menulis recount text serta menjadikan kegiatan menulis sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan. Pada penelitian ini diterapkan sebuah teknik pembelajaran yang inovatif, yaitu metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production). Metode PPP digunakan karena merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan dan divariasikan dengan berbagai teknik pengajaran yang menyenangkan, seperti picture series, role playing, dan lainnya. Metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) merupakan sebuah variasi dari pendekatan audiolingual yang berfungsi sebagai kontrol terhadap kebebasan aktivitas belajar peserta didik, latihan terbimbing terhadap peserta didik sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang diharapkan (Harmer, 2007:65). Metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dibagi menjadi tiga tahap, yaitu presentation (penyajian), practice (praktik), dan

(22)

6

bahasa, kosa kata, bahkan pengucapannya. Selain itu, metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) juga dapat digunakan untuk mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan gagasan/ide dan pengetahuannya secara lebih kritis dan komunikatif dalam ragam bentuk bahasa tulis yang bermakna dan berguna bagi dirinya sendiri maupun yang membacanya.

(23)

7

peserta didik berlatih, dan terus berlatih tanpa disadari bahwa mereka telah menguasai cara menulis yang baik.

Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks. Oleh karena itu, ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Supaya proses pembelajaran menulis dapat berjalan dengan baik, peserta didik sebaiknya diajarkan untuk memanfaatkan semua alat indranya (Arsyad, 2002:8). Pendidik berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indra melalui penggunaan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) sehingga nantinya menghasilkan suatu respon berupa hasil karangan recount text yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah hasil evaluasi belajar menulis peserta didik kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar dalam pembelajaran menulis recount text sebelum diterapkannya metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production)?

(24)

8

3. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi hasil belajar menulis peserta didik dalam pembelajaran menulis recount text dengan menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production)?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari ketiga masalah yang dirumuskan di atas, dapat ditentukan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Kedua tujuan tersebut yang dipaparkan sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami kesesuaian pendekatan, metode, dan teknik yang tepat dalam kegiatan pembelajaran sebagai satu muatan kurikulum 2013 yang digunakan oleh seorang pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran menulis di dalam kelas. Di samping itu, juga diharapkan berguna untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori yang berhubungan dengan kesesuaian metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dalam proses pembelajaran menulis recount text di dalam kelas.

1.3.2 Tujuan Khusus

(25)

9

1) mengetahui kelemahan peserta didik kelas VIII di SMP PGRI 4 Denpasar dalam pembelajaran menulis recount text sebelum diterapkannya metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production);

2) mengetahui hasil evaluasi belajar menulis peserta didik kelas VIII di SMP PGRI 4 Denpasar dalam menulis recount text setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) di dalam kelas;

3) mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar menulis peserta didik dalam pembelajaran recount text dengan menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production).

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide, keilmuwan, dan kepraktisan. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dipaparkan berupa manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

(26)

10

sebelum memasuki kelas dan melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Di samping itu, diharapkan juga agar penelitian ini menjadi suatu alat untuk memotivasi para peneliti tenaga edukatif dalam bidang kebahasaan dan lainnya untuk lebih memperkaya temuan-temuan kebahasaan guna mendukung proses belajar mengajar yang lebih baik di sekolah, baik formal maupun informal.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan menulis, terutama menulis sebuah recount text

(27)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas kajian pustaka, konsep, landasan teori, dan model penelitian. Keempat hal tersebut dipaparkan sebagai berikut.

2.1 Kajian Pustaka

Tujuan kajian pustaka adalah untuk mengetahui kualitas penelitian sebelumnya serta mengetahui hal-hal menarik terkait dengan penelitian ini sehingga terdapat perbedaan dan kebaruan dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini diacu penelitian sebelumnya yang dilakukan beberapa ahli yang berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) untuk meningkatkan kemampuan menulis recount text. Adapun penelitian-penelitian yang pernah dilakukan yaitu sebagai berikut.

Pertama, penelitian yang dilaksanakan oleh Widiadnya (2013) dalam

tesisnya yang berjudul “Penerapan Metode Presentation, Practice, and

Production dalam Pembelajaran Menulis Peserta didik Kelas VII SMP Angkasa

Kuta Tahun Pelajaran 2012/2013’. Dari hasil penelitian tersebut ditunjukkan

bahwa nilai rata-rata tes akhir sebelum penerapan metode PPP (presentation, practice, and production) dikategorikan buruk, yaitu berkisar pada nilai 60. Setelah menerapkan metode PPP (presentation, practice, and production) pada siklus II, nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan menjadi 77 yang

(28)

12

dikategorikan baik. Selanjutnya, pada siklus III nilai rata-rata peserta didik terus meningkat menjadi 81. Nilai tersebut masih termasuk dalam kategori baik. Peningkatan ini terjadi karena motivasi belajar peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode PPP (presentation, practice, and production) sangat antusias. Kelebihan penelitian ini adalah digunakannya metode yang jelas dalam merumuskan setiap data yang dianalisis dan memberikan tahapan yang berbeda sehingga hasil belajar dapat dianalisis dengan baik. Kekurangan penelitian ini adalah tidak dicantumkannya berapa rentangan nilai pada data-data yang digunakan pada setiap siklus. Dengan demikian, data yang dicantumkan tersebut tidak dapat memberikan kejelasan bagi pembaca untuk memahami rentangan nilai maksimal atau minimal yang menjadi dasar acuan peneliti dalam memberikan skor atau nilai. Relevansinya dengan penelitian ini adalah (1) sama-sama melihat peningkatan hasil belajar peserta didik dalam aspek menulis sebuah teks, (2) sama-sama mengujicobakan metode belajar yang sama, yaitu penerapan metode PPP (presentation, practice, and production) dalam keterampilan menulis. Namun, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilaksanakan ini. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, aspek yang dianalisis adalah kemampuan peserta didik dalam menulis descriptive text, sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini menganalisis kemampuan peserta didik dalam menulis recount text.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Milati (2011) dengan judul tesis

“Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Passive Simple Present Tense

(29)

13

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat tahapan dalam setiap siklus yang diterapkan. Kelebihan penelitian Milati adalah hasil analisis data kuantitatif yang digunakan menunjukkan bahwa pendekatan chain and card game dapat meningkatkan kemampuan menulis kalimat passive simple present tense pada peserta didik di SMPN 1 Tegallalang. Sebaliknya, kekurangannya adalah pendekatan chain and card game yang digunakan tidak dijelaskan secara terperinci sehingga menyulitkan pembaca untuk mengerti metode-metode dalam permainan kartu tersebut. Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan adalah mengkaji peningkatan kemampuan menulis dalam bahasa Inggris. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple present tense

dan pendekatan chain and card game, sedangkan penelitian ini menganalisis penggunaan kalimat simple past tense dalam membuat recount text dengan menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production).

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2013) dengan tesis yang

berjudul “Kemampuan Menulis Recount Text dengan Menggunakan Metode

Picture Series pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung.” Penelitian yang

dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat tahapan dalam setiap siklus. Penelitian ini menggunakan tiga siklus. Dari hasil data kuantitatif dapat dilihat bahwa penerapan metode picture series dapat meningkatkan kemampuan menulis peserta didik, khususnya dalam menulis

(30)

14

diindikasikan bahwa nilai tersebut termasuk dalam kategori kurang dan di bawah KKM. Namun, setelah diterapkan metode picture series pada siklus I, II, dan III terjadi peningkatan nilai peserta didik mencapai 79,54 dengan kategori baik. Kelebihan penelitian ini adalah peneliti memaparkan langkah-langkah penerapan metode picture series dengan jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud penulis. Kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak menggunakan metode penskoran yang jelas untuk menganalisis karangan, sehingga pada analisis data kuantitatif peneliti hanya mencari nilai rata-rata dari setiap siklus. Relevansi penelitian Pertiwi dengan penelitian ini adalah menganalisis kemampuan menulis peserta didik dalam jenis karangan recount. Perbedaan penelitian Pertiwi dengan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya menggunakan metode picture series, sedangkan penelitian ini menerapkan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production).

Keempat, sebuah artikel jurnal penelitian yang dilakukan oleh D.

Manurung (2013) yang berjudul “Improving the Students’ Achievement in Writing

Recount Text by Using Transitions-Action-Details (TAD) Strategy”. Penelitian ini

(31)

15

hanya mencapai 44, 33. Namun, setelah diterapkannya strategi TAD ( transitions-action-details), nilai peserta didik meningkat menjadi 61, 13 pada siklus I, dan mencapai 82,66 pada akhir siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi TAD (transitions-action-details) mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menulis recount text. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan ini adalah melakukan penelitian tindakan kelas. Namun, perbedaan dengan penelitian tersebut adalah menggunakan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dalam menganalisis kemampuan menulis recount text.

Kelima, sebuah e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 3 Tahun 2013) yang ditulis oleh Sutarmi dkk dengan judul

“Pengaruh Pembelajaran Scaffolding terhadap Keterampilan Menulis Teks

Recount Berbahasa Inggris dan Kreativitas Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 3

Manggis”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan

rancangan the posttest only nonequivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis

recount text dan kreativitas antara peserta didik yang belajar dengan pembelajaran

(32)

16

mereka-reka maksud yang dituliskan. Selain itu, dalam mengkaji data-data tidak dijelaskan secara konkret dan jelas sehingga sulit dipahami oleh pembaca. Relevansinya dengan penelitian ini adalah melakukan penelitian yang melihat kemampuan peserta didik dalam menulis recount text. Perbedaannya adalah penelitian sebelumnya menggunakan metode scaffolding, sedangkan penelitian ini menggunakan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production).

2.2 Konsep

Konsep merupakan sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi, objek, atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide, atau gambaran mental (Kunandar, 2011:90). Adapun beberapa konsep yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.2.1 Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup)

melakukan selalu. Menurut Stephen dan Timothy (2009:57), kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beberapa tugas dalam suatu pekerjaan. Menurut Caplin (1997: 34), kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan dan praktek (Robbins, 2000:67).

(33)

17

keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan, misalnya kemampuan menulis sebuah recount text.

2.2.2 Keterampilan

Keterampilan berasal dari terampil yang berarti cakap. Keterampilan adalah kemampuan mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (Ibid, 2000: 494-495). Menurut Poerwadharminta (1996:108), keterampilan merupakan kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Sejalan dengan pendapat Poerwadharminta, Soemaryadi (1995:2) menjelaskan bahwa keterampilan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan cepat.

Dari pengertian keterampilan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik, cakap, dan cermat sehingga hasil yang dikerjakan tersebut sangat memuaskan.

2.2.3 Menulis

(34)

18

Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2014:4), menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menurut Tarigan (2005:21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafis tersebut.

Sejalan dengan pendapat di atas, Marwoto (dalam Dalman, 2014:4) menjelaskan bahwa menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasan dalam bentuk karangan secara leluasa. Artinya, keterampilan menulis itu membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan ide, gagasan, atau pendapat dengan mudah dan lancar. Djibran (2008: 17) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk tutur.

Dari pengertian-pengertian menulis di atas, pemahaman mengenai menulis dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses penyampaian pikiran, perasaan, pengalaman, ide, gagasan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna yang dituangkan ke dalam sebuah media (seperti kertas, buku, laptop) dengan penggunaan tata bahasa, tata tulis, kosakata, dan struktur kata yang tepat sehingga pembaca memahami maksud tulisan tersebut.

2.2.4 Recount Text

(35)

19

menceritakan kejadian yang dialami kepada orang lain yang dapat diungkapkan melalui bentuk tulisan yang di dalamnya dituliskan kronologis peristiwa-peristiwa yang terjadi (Fadlun, 2011: 98). Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa

recount text adalah sebuah jenis teks yang berisi tentang pengalaman seseorang atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau yang diungkapkan secara terurut.

Terdapat tiga jenis recount text, yaitu (1) personal recount: menceritakan kembali pengalaman di mana penulis terlibat secara langsung; (2) factual recount: menceritakan kembali kejadian atau insiden, seperti berita koran, laporan kecelakaan; dan (3) imaginative recount: menceritakan peran yang bersifat imajinatif dan menghubungkan kejadian khayalan (Emilia dkk., 2008:16). Adapun jenis recount text yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

personal recount. Personal recount dipilih dalam penelitian ini karena peserta didik mengalami kejadian atau pengalamannya di masa lampau yang selalu diingat sehingga peserta didik dengan mudah menentukan ide cerita dan mengembangkannya menjadi sebuah paragraf.

(36)

20

terjadi sebelumnya. Akan tetapi, ini bersifat opsional yang sering merupakan komentar yang merefleksikan perasaan penulis tentang kejadian-kejadian yang disebutkan sebelumnya.

Tabel 2.1

Generic / Schematics Structure of Recount Text

Generic

Structure/Schematics

structure

Function

Orientation Pembukaan (pengenalan tokoh, tempat, waktu, dan

kejadian/aktivitas si pelaku)

Sequence of Events Kejadian (rangkaian kejadian yang dilakukan)

Reorientation/Conclusion

Simpulan (penutup yang menjelaskan perasaan si pelaku dengan kejadian atau aktivitas yang dilakukan)

Sumber: Rangkuman Intisari Bahasa Inggris (Fadlun, 2011:98).

2.2.5 PPP (Presentation, Practice, and Production)

(37)

21

Metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) merupakan suatu metode pembelajaran yang mengedepankan pengawasan terhadap aktivitas peserta didik di dalam proses pembelajaran untuk memproduksi atau menghasilkan suatu produk, seperti sebuah karangan recount text. Terdapat tiga tahapan dalam penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production), yaitu tahap penyajian (presentation), tahap praktik/latihan (practice), dan tahap produk/hasil (production). Tahapan-tahapan metode tersebut dapat diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan kreativitas dari tenaga pendidik (Harmer, 2007).

2.2.6 Sintaksis

Sintaksis merupakan bagian dari subsistem gramatika atau tata bahasa yang membahas kalimat dan kata merupakan satuan terkecil dalam suatu gramatikal. Sintaksis menerangkan pola-pola kalimat dan bagian-bagian yang membentuk kalimat tersebut. Bahasan sintaksis meliputi urutan yang menentukan makna gramatikal, bentuk kata, dan intonasi/tanda baca (Kentjono, 1982:53). Berikut dapat dijabarkan beberapa bahasan sintaksis yang disinggung dalam penelitian ini, yang digolongkan sebagai berikut.

a. Grammar meliputi penggunaan finite and nonfinite verb.

b. Mechanics meliputi ejaan (spelling), pilihan kata (diction), dan tanda baca (punctuation).

(38)

22

2.2.7 Motivasi

Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987), motivasi adalah pemberian

atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan yang menjadi motif. Menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002), motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensinya kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan pada tujuan tertentu.

Gray (dalam Winardi, 2002) mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Soemanto (1987) juga mendefiniskan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan.

(39)

23

2.3 Landasan Teori

Teori merupakan seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan antarvariabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kerlingker dalam Sugiyono, 2013:79).

Teori utama dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran bahasa karena penelitian ini lebih menekankan proses pembelajaran di kelas dengan tujuan agar peserta didik mampu menghasilkan tulisan yang dapat membangun keterampilan berbahasa. Teori tersebut didukung oleh teori-teori lain yang relevan, yaitu (1) teori menulis yang digunakan untuk memahami dan memeriksa ketentuan-ketentuan yang ada dalam proses menulis, seperti memeriksa penggunaan bahasa, tanda baca, ejaan, pengembangan ide dalam tulisan, dan mengoreksi hasil tulisan mereka; (2) teori tata bahasa Inggris digunakan untuk memahami dan memeriksa kemampuan peserta didik dalam menggunakan tata bahasa Inggris khususnya dalam penggunaan past tense.

2.3.1 Teori Pembelajaran Bahasa

Menurut Brown (1987:6), pembelajaran adalah proses memperoleh atau mendapatkan pengetahuan tentang subjek atau keterampilan yang dipelajari melalui belajar, pengalaman, atau instruksi (“learning is acquiring or getting

(40)

24

(“Learning is relatively permanent change in a behavioral tendency and is the

result of reinforced practice”).

Menurut Cahyo (2012:27), dalam teori pembelajaran ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu (1) pendekatan behavioristik dan (2) pendekatan konstruktivisme. Pendekatan behavioristik adalah suatu dasar pemikiran yang memandang peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dan respons (R) yang diberikan atas stimulus tersebut. Di pihak lain, pendekatan kontruktivisme adalah pendekatan yang memandang subjek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dari dua pendekatan tersebut yang sesuai dengan penelitian ini adalah pendekatan behavioristik, yaitu stimulus diberikan kepada peserta didik berupa penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) serta tahapan menulis recount text dan respons yang diberikan peserta didik adalah hasil tulisan recount text sederhana.

Skinner (1957) seorang psikolog Amerika Serikat yang menganut aliran behaviorisme menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar jika telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dalam kutipan bukunya yang berjudul Verbal Behavior dinyatakan bahwa teknik pendidikan yang menekankan pada penghafalan, baik bahan lisan maupun tulisan, sangat bergantung pada dorongan atau motivasi. Sebagai contoh, beberapa baris puisi yang diberikan kepada peserta didik dan dia diperintahkan

untuk “belajar”. Pendidik kemudian meminta peserta didik untuk membaca puisi.

(41)

25

Sebaliknya, pendidik akan menghukumnya jika peserta didik salah mengucapkannya. Hal itu dilakukan dalam rangka menghasilkan tanggapan yang kemudian dapat diperkuat.

“In educational techniques, there were required motivation in learning process by giving rewards and punishment. It used to generate a good response. (Skinner, 1957:255).

Pandangan behavioristikmengakui pentingnya masukan input yang berupa stimulus dan keluaran output yang berupa respons. Penguatan (reinforcement)

adalah faktor penting dalam belajar. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positif reinforcement), maka respons semakin kuat. Demikian juga penguatan dikurangi

(42)

26

penguatan negatif bertujuan untuk mengurangi kesalahan agar memperkuat respons. Efek prosedur dalam memberikan respons dari kondisi pengendalian tertentu biasanya dilakukan dengan cara lain. Selain menggunakan berbagai macam penguatan, suatu ketergantungan diatur dengan respons verbal dan penguat umum. Setiap peristiwa yang bersifat mendahului suatu ganjaran berbeda dapat digunakan sebagai penguat untuk membawa perilaku bawah kontrol seseorang pada semua kondisi yang kurang tepat dan rangsangan yang buruk (Skinner, 1957:54)

“By provide the reinforcement could strengthen the responses. Giving reinforcement, reward, and punishment would be able to control the responses” (Skinner, 1957:54).

(43)

27

(5) menggunakan urutan, suatu kecakapan untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan landasan komponennya; dan (6) memecahkan masalah, kemampuan berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah.

Kedua pandangan Skinner dan Brown mengenai pendekatan behavioristik dalam teori pembelajaran di atas mengemukakan bahwa pendekatan behavioristik diterapkan dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian keseluruhan. Beberapa aplikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran adalah (1) bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis; (2) hasil belajar harus segera diberitahukan kepada peserta didik, yaitu jika salah, dibetulkan dan jika benar, diperkuat; (3) proses belajar harus mengikuti irama dan yang belajar, materi pelajaran menggunakan sistem modul; (4) tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic; (5) dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri; (6) dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman; (7) dalam pendidikan diutamakan mengubah lingkungan untuk menghindari pelanggaran agar tidak menghukum; (8) tingkah laku yang diinginkan pendidik diberikan hadiah; (9) hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu); dan (10) tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan (Skinner, 1957).

(44)

28

(reinforcment) yang diberikan dalam penelitian ini adalah pengulangan materi dan latihan menggunakan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) dalam menulis sebuah recount text sebelum penugasan diberikan. Penelitian ini diberikan penguatan positif berupa pujian kepada peserta didik yang mampu memperoleh hasil yang baik dalam menulis sebuah recount text. Penguatan positif ini bertujuan untuk mendapatkan respons yang baik pada hasil kegiatan menulis recount text di tahap berikutnya.

2.3.2 Menulis

Teori pembelajaran bahasa di atas diterapkan pada model linguistik yang diteliti, yaitu dalam proses pembelajaran menulis yang difokuskan pada produk dari proses penulisan itu sendiri. Menurut Tarigan (2000:21), menulis adalah mengeluarkan dan mengekspresikan isi hati dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis tidak langsung datang dengan sendirinya, tetapi harus melalui banyak latihan dan praktik secara teratur. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hasil dari tulisan yang dikerjakan dapat dilihat proses yang berkaitan dengan hasil tulisan yang telah dibuat sehingga dapat diamati secara langsung. Ketika berkonsentrasi pada produk, seseorang hanya tertarik pada hasil akhirnya. Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan proses meminta peserta didik untuk mempertimbangkan prosedur penyusunan hasil kerja yang baik.

(45)

29

Menurut Harmer (2007), terdapat berbagai tahapan dalam proses menulis, yaitu penyusunan, peninjauan, menyusun kembali, dan terakhir adalah menulis yang dilakukan secara rekursif sehingga pada tahap pengeditan mungkin dirasakan perlu untuk kembali ke fase pramenulis dan berpikir lagi. Potongan tulisan dapat diedit seperti yang disusun sebelumnya. Tahapan menulis, di antaranya adalah (a) periksa penggunaan bahasa (tata bahasa, kosakata, kata penghubung), (b) periksa tanda baca (dan tata letak), (c) periksa ejaan Anda, (d) periksa tulisan Anda untuk pengulangan yang tidak perlu, (e) tentukan informasi untuk setiap paragraf, (f) tuliskan berbagai ide, (g) pilih ide-ide terbaik untuk dimasukkan, (h) menulis salinan bersih dari versi yang dikoreksi, dan (i) tulislah versi kasar (Harmer, 2007: 326).

(46)

30

baca, diksi, pengalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan, dan kovensi tulisan lainnya. Setelah itu adalah tahap editing, yaitu perbaikan yang lebih mengarah pada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan. Tahap terakhir adalah publishing. Tahap ini adalah tahap yang optional, maksudnya bisa ada dan bisa juga tidak. Tahap ini adalah pencetakan atau pengeprinan. Dalam tahap ini tulisan yang sudah dibuat dapat diperbanyak dan diedarkan ke publik untuk dibaca khayalak ramai.

(47)

31

langsung, karangan yang jelas tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok soalnya; dan (4) tepat, karangan yang jelas dapat melukiskan secara betul ide-ide yang terdapat dalam pikiran penulis.

(48)

32

Gambar 2.1 Planning Organizer

Teori menulis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat digunakan untuk membedah rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu mengungkap tentang kemampuan menulis sebelum dan sesudah diberikan tindakan secara kualitatif.

2.3.3 Tata Bahasa Inggris

Dalam setiap karangan yang ditulis, seorang penulis tidak dapat terlepas dari kaidah-kaidah tata bahasa yang menjadi acuan. Pada karangan sederhana

PLANNING ORGANIZER

TITLE

SEQUENCE OF EVENTS

RE-ORIENTATION Commentary, Conclusion

ORIENTATION Who? When? Where? What?

(49)

33

bahasa Inggris terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses menulis. Menurut Yule (2010: 83), tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa. Beberapa kesalahan dalam penggunaan tata bahasa Inggris dalam menulis recount text ditinjau dari beberapa kategori kebahasaan seperti berikut.

2.3.3.1Penggunaan Grammar

Grammar yang dibahas dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

A. Finite Verb

Finite verb merupakan bentuk kata kerja utama dalam sebuah kalimat bahasa Inggris dan dapat berubah bergantung pada tense (present dan past) dan subject agreement atau penggunaan pronominal. Berikut penjabaran tentang finite verb.

1. Tenses biasanya digunakan untuk menunjukkan waktu saat kegiatan itu dilakukan. Tenses dikenal dengan sistem kala dalam bahasa Indonesia. Alexander (2003:159) menyebutkan seperti di bawah ini.

Tenses must always be shown by the actual from of the verb and it is used to indicate the time, and sometimes the continuation or

completeness, of an action in relation to the time of speaking” Alexander (2003:159)

(50)

34

yang dilakukan oleh seseorang yang menggambarkan waktu kegiatan tersebut dilakukan. Berikut merupakan beberapa contoh kalimat untuk menerangkan

tenses.

a. I drink coffe everyday. Kalimat tersebut tergolong simple present tense

untuk menyatakan kebiasaan.

b. I drank coffe this morning. Kalimat tersebut tergolong simple past tense untuk menyatakan kegiatan pada masa lampau.

2. Subject agreement atau penggunaan pronominal (pronoun), yaitu kata ganti orang atau benda. Berdasarkan pendapat Azar (2003:171--178) dan Langan (2006:252--258), diketahui bahwa dalam bahasa inggris terdapat empat pronominal (pronoun), yaitu sebagai berikut.

a. Subject pronouns, yaitu kata ganti yang berkedudukan sebagai subjek kalimat, misalnya I, You, We, They, He, She, It.

b. Object pronouns, yaitu kata ganti yang berkedudukan sebagai objek kalimat, misalnya me, you, us, them, him, her, it.

c. Possessive pronouns, yaiu kata ganti yang berkedudukan sebagai pemilik (kepunyaan) dan diikuti kata benda/milik, misalnya my…. Your…., our…., their…, his…., her…, its….

(51)

35

e. Reflexive pronouns, yaitu kata ganti yang digunakan jika subjek dan objeknya sama, misalnya myself, yourself, yourselves, ourselves, themselves, himselves, herselves

B. Nonfinite Verb

Nonfinite verb merupakan kebalikan dari finite verb yang berkedudukan sebagai pelengkap dan tidak bisa menjadi kata kerja utama (main verb) di dalam sebuah kalimat. Nonfinite verb tidak dipengaruhi oleh

tense dan subjek. Beberapa contoh nonfinite verb, yaitu sebagai berikut. 1. Gerund merupakan suatu kata kerja yang dibentuk dari verb dengan

ditambahkan suffix ing dan berfungsi sebagai noun. Penggunaan gerund

sebagai berikut.

a. Gerund as a subject

Contoh : running maybe hard for some people. b. Gerund as direct object

Contoh : I hate waiting

c. Gerund as a subject complement

Contoh : my favorite activity is shooping d. Gerund as an object of preposition

Contoh : they discussed an article about telling the truth e. Gerund as appositive

(52)

36

2. To-infinitive merupakan bentuk kata kerja nonfinite yang tidak dapat dijadikan predikat dalam kalimat dan tidak mengalami perubahan bentuk tentang orang (person) dan jumlah (number). Infinitive biasanya dibentuk dengan meletakkan to sebelum kata kerja dasar sehingga disebut to infinitive, tetapi ada juga tidak didahului to sehingga disebut bare infinitive.

Contoh: The peacocks like to dance.

2.3.3.2 Mekanisme Penulisan

Mekanisme penulisan dalam penelitian ini meliputi ejaan (spelling), tanda baca (punctuation), dan penggunaan huruf kapital (capitalization) yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Spelling (ejaan), yaitu menekankan pada ejaan dalam penulisan. Kesalahan

spelling muncul karena dalam bahasa Inggris terdapat variasi spelling (sepeti

American and British English) sehingga perlu lebih ditekankan spelling apa yang dipakai peserta didik. Dalam penulisan color atau colour disesuaikan dengan spelling yang digunakan (Harmer, 2001:256).

2. Punctuation (tanda baca) merupakan tanda-tanda yang dipakai sesuai dengan ejaan yang berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu penulisan, intonasi, dan jeda saat membaca (Langan, 2006:325--382). Berikut penjabaran jenis-jenis tanda baca:

(53)

37

b. Tanda koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat serta untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

c. Tanda kurung ((…)) berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui.

d. Tanda kutip satu/apostrof (‘) berfungsi untuk mengasosiasikan suatu

istilah.

e. Tanda petik (“…”) berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau

percakapan dalam naskah drama.

f. Tanda seru (!) berfungsi untuk menegaskan, memberikan peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu diperhatikan.

g. Tanda tanya (?) berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.

h. Tanda hubung (…-…) berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, dan rentang suatu nilai.

i. Tanda titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat. 3. Penggunaan huruf kapital (capital letter) harus disesuaikan dengan

kaidah-kaidah dalam penulisan sebuah teks yang benar. Penggunaan huruf kapital dijabarkan sebagai berikut.

a. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis huruf pertama pada awal kalimat. Contoh: My brother is at home right now.

b. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis pronoun ‘I’, baik berdiri sendiri maupun manakala disatukan dengan auxiliary. Contoh,

(54)

38

c. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis huruf pertama proper noun (sebutan nama orang/tempat/benda). Contoh: Setiawan, Indonesia. d. Capital letter (huruf besar) digunakan untuk menulis huruf pertama nama

hari, hari besar, dan bulan. Contoh, Sunday, January, Christmast.

Selanjutnya, teori ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat digunakan untuk membedah permasalahan pertama dan kedua, yaitu mengungkap tentang kemampuan peserta didik dalam menggunakan tata bahasa Inggris khususnya dalam penggunaan simple past tense dalam menulis sebuah

recount text sebelum dan setelah diberikan tindakan secara kualitatif.

2.4 Model Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan class action research (penelitian tindakan kelas) yang berjudul “Kemampuan Menulis Recount Text Melalui Metode Pembelajaran PPP (Presentation, Practice, and Production) Peserta Didik Kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini mengkaji dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek terapannya (pembelajaran). Aspek kebahasaan yang dianalisis adalah kemampuan menulis

recount text peserta didik yang lebih menekankan unsur tata bahasa, struktur teks, pengembangan ide, dan tata tulisnya. Di pihak lain dalam aspek terapan (pembelajaran), yang lebih diutamakan adalah penerapan metode pembelajaran PPP (presentation, practice, and production) untuk meningkatkan hasil belajar menulis peserta didik dalam pembelajaran recount text. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram model penelitian berikut.

(55)

39

(Presentation, Practice, and Production) Peserta Didik Kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar

Metode PPP (Presentation, Practice, and Production) oleh Harmer (2007)

Data: Recount Text

Deskriptif Kuantitatif Deskriptif Kualitatif

Linguistik Terapan

Siklus PTK yang dilakukan secara berulang dalam proses pembelajaran melalui empat tahapan menurut Arikunto

Teori Behavioristik

(56)

40

Dalam penelitian yang berjudul “Kemampuan Menulis Recount Text

Melalui Metode Pembelajaran PPP (Presentation, Practice, and Production) pada Peserta didik Kelas VIII SMP PGRI 4 Denpasar” digunakan teori behavioristik sebagai landasan dasar atau teori utama dalam proses pembelajaran di kelas. Teori behavioristik memandang adanya perubahan tingkah laku, karakter, dan pengetahuan peserta didik melalui praktik yang dilakukan secara berulang-ulang. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di kelas peneliti mengajar peserta didik menggunakan pendekatan behavioristik dengan memberikan latihan yang terbimbing, terkontrol, dan berulang-ulang sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, khususnya kemampuan menulis recount text.

Pada setiap akhir siklus tindakan pembelajaran, peneliti memberikan penugasan berupa menulis sebuah karangan recount yang dikoreksi berdasarkan teori menulis dan teori tata bahasa. Teori tata bahasa Inggris yang dikemukakan oleh Yule (2010) digunakan untuk melihat, mengkoreksi, dan menilai hasil tulisan peserta didik dalam membuat sebuah recount text. Di samping itu, terdapat teori menulis yang dikemukakan oleh Harmer (2007) digunakan untuk melihat, mengoreksi, dan menilai hasil tulisan peserta didik yang dilihat dari pengembangan ide, kosakata, ejaa, dan tanda baca.

(57)

41

evaluasi setelah penerapan metode pembelajaran PPP, digunakan teori tata bahasa Inggris oleh Yule (2010) yang didukung dengan penerapan metode pembelajaran PPP, teori behaviorstik, dan teori menulis. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi setiap pembelajaran berlangsung melalui teori pembelajaran behavioristik yang didukung dengan penerapan metode pembelajaran PPP dan hasil analisis kuesioner peserta didik.

Gambar

 Generic / Schematics Structure of Recount TextTabel 2.1
Gambar 2.1 Planning Organizer
Tabel dan persentase yang

Referensi

Dokumen terkait

1). Meminta peserta didik untuk memilih buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih buku sesuai dengan

Dalam penelitian ini, media pembelajaran berupa lembar kerja LKS dapat dibuat dan dimodifikasi sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar peserta didik, memberikan siswa peluang dan opsi

Metode Tes Kemampuan Penggunaan Media Edutainment Metode tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menggunakan media edutainment yang akan diberikan, yakni berupa

677 Mei Detri, Nur Hafsah Yunus MS, Kurnia /peningkatan kemampuan menulis teks ulasan menggunakan metode pembelajaran Brainwriting pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Mamasa