• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PROVINSI SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL PROVINSI SULAWESI UTARA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PAPARAN

DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM

PENILAIAN SUMBER DAYA HUTAN,

KONTRIBUSI DAN IMPLEMENTASINYA

DI DAERAH

oleh

Ir. Herry Rotinsulu

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulut

Disampaikan Pada Acara :

WORKSOP NASIONAL “Penguatan Kapasitas, Kemampuaan dan Penguasaan Iptek dalam Penilaian Sumberdaya Hutan di Indonesia

Jakarta,11-12 Maret 2014

PROFIL

(2)

o Memilki Kawasan berbatasan antar negara dgn Negara Philipina

o Merupakan Provinsi Kepulauan, memiliki 287 Pulau, 59 pulau berpenghuni, 228 pulau belum berpenghuni o Memiliki 11 pulau terluar / terdepan Indonesia sbg

Kawasan Strategis Nasional

o Dgn luas Laut (ZEE) 351,54 Km2, dgn panjang pantai 1.837,29 Km

o Memilki komoditas unggulan Kelapa, pala dan cengkeh o Memilki 2 Kota PKSN (Melongguane dan Tahuna) o KSN KAPET Manado-Bitung

o Memilki KSN Danau Tondano dan kwsn P. Bunaken yang indah sbg tujuan pariwisata.

o Daerah rawan bencana

o Sulawesi Utara adalah wilayah yang aman dan damai

GEOPOSISI

SULAWESI UTARA

DI TEPIAN PASIFIC & ASIA TIMUR

BATAS-BATAS PROVINSI SULAWESI UTARA :

Utara : Laut Sulawesi, Negara Philipina dan

Samudera Pasifik

Selatan : Teluk Tomini

Barat : Provinsi Gorontalo

Timur : Laut Maluku

3

LUAS WILAYAH: 15.297,76 km2

1.521.409,53 Ha

PENDUDUK: 2.265.937 jiwa

NO Kabupaten/ Kota Luas km2 PendudukJmlh

1 Kab. Kepulauan Talaud 1.240,40 83.441

2 Kab.Kepulauan Sangihe 461.01 126.133

3 Kab. Kep. Siau Tagulandang

Biaro 275.96 63.543 4 Kab. Minahasa 1.114,87 309.876

5 Kab. Minahasa Utara 932,20 188.467

6 Kab. Minahasa Selatan 1.409,97 195.087

7 Kab. Minahasa Tenggara 710.83 100.305

8 Kab. Bolaang Mongondow 3.628.90 213.223

9 Kab. Bolaang Mongondow Utara 1.843,92 70.629

10 Kab. Bolmong Selatan 1.615.86 56.546

11 Kab. Bolmong Timur 897.93 63.593

12 Kota Manado 157,25 408.354

13 Kota Bitung 304,00 187.932

14 Kota Tomohon 114,20 91.592

(3)

NO Kabupaten/Kota Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah Pulau

1 Kab. Kepulauan Talaud 19 11 142 16

2 Kab.Kepulauan Sangihe 15 145 22 105

3 Kab. Minahasa 19 157 37 1

4 Kab. Minahasa Selatan 17 146 10 4

5 Kab. Minahasa Utara 10 105 6 46

6 Kab. Bolaang Mongondow 12 150 2 17

7 Kota Manado 9 - 87 3

8 Kota Bitung 8 - 69 17

9 Kota Tomohon 5 5 35 -

10 Kota Kotamobagu 4 12 18 -

11 Kab. Bolaang Bongondow Utara 6 76 1 6

12 Kab. Minahasa Tenggara 6 72 4 24

13 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 10 80 4 47

14 Kab. Bolmong Selatan 5 59 - -

15 Kab. Bolmong Timur 5 51 - -

J U M L A H 150 1.200 306 286

WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

SULAWESI UTARA

5

Keanekaragaman hayati

- Tingkat keunikan yang tinggi

- Habitat dan Organisme

Karakteristik bentangan Sulawesi Utara

Geologis

- Tanah angkatan dalam pengaruh vulkanik

Tingkat alterasi

- Tinggi

Potensi restorasi alami

- Tinggi

(4)

RPJM 4

(2020-2025)

RPJM 1

(2005-2010)

Mewujudkan

Sulawesi Utara

yang Berbudaya,

Berdaya Saing dan

Sejahtera

RPJM 2

(2010-2015)

Melanjutkan

pembangunan

Sulawesi Utara yang

berbudaya, berdaya

saing dan Sejahtera,

dengan

menekankan misi

MEMPERSIAPKAN

SULUT SEBAGAI

PINTU GERBANG

INDONESIA KE

KAWASAN ASIA

TIMUR DAN

PASIFIK.

RPJM 3

(2015-2020)

Memantapkan

pembangunan

Sulawesi Utara yang

berbudaya, berdaya

saing, aman dan

sejahtera, dengan

menekankan

pem-bangunan

keung-gulan kompetitif

perekonomian yang

berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang

berkualitas, serta

kemampuan iptek

Mewujudkan

Sulawesi Utara yang

berbudaya, berdaya

saing, aman dan

sejahtera sebagai

pintu gerbang di

Asia Pasifik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PROV. SULUT (RPJPD 2010-2025)

7

VISI RPJMD 2010-2015 :

“MEWUJUDKAN

SULAWESI UTARA YANG BERBUDAYA,

BERDAYA SAING & SEJAHTERA

B

ERBUDAYA

, terwujudnya masyarakat Sulawesi Utara yang tetap memegang teguh

kearifan lokal dengan prinsip Sitou Timou Tumou Tou yang tercermin dalam budaya

mapalus, mapaluse dan moposat. Masyarakat Sulawesi Utara memiliki karakter

yang mampu menerima dan mengadopsi budaya modern yang konstruktif, agamais

serta berkepribadian/berjatidiri yang dinamis, kreatif, inovatif, disiplin, berdaya tahan

dan mampu ikut mewarnai proses globalisasi, membangun tanpa korupsi.

B

ERDAYA

S

AING

, terwujudnya masyarakat Sulawesi Utara yang sehat, cerdas untuk

menjadi unggul di segala bidang, serta mampu berperan dalam pembangunan

nasional maupun internasional.

S

EJAHTERA

, terwujudnya masyarakat Sulawesi Utara yang memiliki penghidupan

yang layak, bebas dari segala macam gangguan agar dapat menjalani kehidupan

yang aman, sentosa, dan makmur.

(5)

9

M I S I

1. Mewujudkan perencanaan dan evaluasi pembangunan

kehutanan

2. Meningkatkan penyelenggaraan pembangunan kehutanan

dengan mengoptimalkan sarana prasarana dan sumber daya

manusia yang tersedia

3. Mewujudkan dan menjamin keberadaan sumber daya hutan

4. Memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

hutan dan lahan dalam Daerah Aliran Sungai (DAS)

5. Meningkatkan kualitas pengamanan hutan dan penegakan

hukum

6. Melaksanakan pengelolaan sumber daya hutan guna

optimalisasi manfaat dan daya saing produk hasil hutan

V I S I

Terwujudnya kelestarian hutan dan daya saing produk hasil

hutan untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara

TARGET PEMULIHAN LINGKUNGAN HIDUP SULUT

Mendukung visi pariwisata alam yang didukung

oleh agro industri yang kuat

- Restorasi lingkungan pertanian agar berwawasan lingkungan

- Pengurangan pestisida

- Pengembangan Pertanian organik

- Sistem usahatani berdasarkan kesesuaian lahan

- Perbaikan habitat alam liar di ekosistem akuatik dan terestrial

- Restorasi ekosistem sungai, pantai, mangrove dan terumbu karang

- Reboisasi dan penghijauan kawasan kunci

- Udara kota dan desa yang tidak terpolusi

- Penegakan hukum lingkungan agar

- Pembangunan ekonomi tertata untuk dalam koridor

sustainability dan environmentally conscious

- Pengelolaan lingkungan ditegakkan

(6)

11

(Sesuai SK. MENHUTBUN No. 452/Kpts-II/1999)

(7)

(Sesuai SK. MENHUT NO. 434/MENHUT-II/2013)

13

KAWASAN HUTAN TERSEBUT BERADA DALAM WILAYAH

ADMINISTRASI 15 KABUPATEN/KOTA

SECARA

DE JURE

, KAWASAN HUTAN TERSEBUT TELAH

DIKUKUHKAN, NAMUN

DE FACTO

, KAWASAN TERSEBUT TELAH

MENGALAMI KERUSAKAN ATAU ALIH FUNGSI MENJADI KEBUN,

PEMUKIMAN ATAU PERUNTUKAN NON KEHUTANAN

SEIRING TERJADINYA PEMBENTUKAN KABUPATEN/KOTA BARU

(HASIL PEMEKARAN) MAKA PERLU SEGERA DILAKUKAN

PENATAAN BATAS, PEMETAAN DAN PENETAPAN KAWASAN HUTAN

GUNA KEPASTIAN HUKUM MENGENAI STATUS, FUNGSI, LETAK,

BATAS KAWASAN HUTAN.

(8)

DAFTAR PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN PROV. SULUT

1. Ijin Pinjam pakai untuk konstruksi

Pemohon Penggunaan Lokasi Luas (Ha) Ket

Excelmindo

Pratama, PT Tower/menara & pemasangan serta pengoperasian BTS dan saran penunjang

G. Soputan Kec.

Ratahan Mitra 0,0995 Telah mendapat ijin Menhut

Bupati Minahasa

Utara Pangkalan Pendaratan Ikan Kec. Likupang Barat kab. Minut 0,4190 Telah mendapat ijin Menhut

2. Ijin pinjam pakai untuk eksplorasi

Pemohon Penggunaan Lokasi Luas (Ha) Ket

Manembo Mineral,

PT Pertambangan Emas Minahasa Selatan 200,00 Telah mendapat Ijin Menhut Avocet Bolaang

Mongondow,PT Pertambangan Emas Bolmong 26.017,00 Telah mendapat Ijin Menhut Suma Heksa

Sinergi, PT Pertambangan Emas dan mineral pengikut Kec. Bintauna, Bolangitang, Bolmut 7.837,10 Telah mendapat Ijin Menhut 15

3. Persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan

Pemohon

Penggunaan

Lokasi

Luas

(Ha)

Ket

Hakian Wellem

Rumansi, PT Eksploitasi tambang emas dan sarana penunjang Kabupaten Minahasa Tenggara 100,00 Ijin Menhut PT Avocet

Bolmong Pertambangan emas Bolmong dan Bolmong Selatan

± 578,61 Ijin Menhut

Pemohon Penggunaan Lokasi Luas (Ha) Ket

PT Boltim Prima

nusa Resources Pertambangan emas BolmongTimur

± 735 Rekomendasi eksplorasi PT Rihendy Trijaya Pertambangan emas Bolmong Timur ± 382,47 Rekomendasi

eksplorasi PT Sumber Energi

Jaya Minsel Pertambangan emas dan mineral ikutan Minahasa Selatan

± 682,05 Rekomendasi eksplorasi Pemerintah Kab.

Minahasa Selatan Pelabuhan Amurang Minahasa Selatan 18,00 Rekomendasi Gubernur PT Sumber Energi

Jaya Mitra Pertambangan emas dan mineral ikutan Minahasa Tenggara 832,23 Rekomendasi eksplorasi PT. Arafura Mandiri

Semangat Pertambangan emas dan mineral ikutan Bolmong 859,96 Rekomendasi eksplorasi PT. Gorontalo

Sejahtera Mining Pertambangan emas Dan mineral ikutan Bolmong Utara 3.074,39 Rekomendasi eksplorasi

4. Rekomendasi Gubernur dalam rangka ijin pinjam pakai

(9)

DAFTAR PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN

NO

IUPHHK/ HPH

FUNGSI HUTAN (HA)

JUMLAH

(HA)

LOKASI

HPT

HP

APL

A IUPHHK HUTAN ALAM

1 PT. Huma Sulut Lestari

26.150

650

-

26.800

Kab. Bolmong.

Utara

Jumlah A

57.650

650

1.500

62.800

B IUPHHK HUTAN TANAMAN

1

PT. Kawanua Kahuripan

Pantera

6.750

750

-

7500

Kab. Bolmong

Selatan

Jumlah B

6.750

750

-

7500

JUMLAH

65.400

1.400

1.500

68.300

(10)

Fungsi Hutan

BP-DAS Tondano 2012

19

No UNIT KPH

FUNGSI KAWASAN HUTAN (Ha)

Jumlah

(Ha)

Ket

Lokasi

HL

HPT

HP

1 Unit V

21,809

5,215 - 27,024 KPHL

Minsel, Mitra,Mhs, Tmhn

2 Unit VI

19,159

10,221 - 29,380 KPHL

Minsel, Mhs, Tomohon

3 Unit VIII

14,308 - - 14,308 KPHL

Sangihe & Sitaro

4 Unit IX

10,065

2,430 - 12,495 KPHL

Talaud

Jumlah

65,341

17,866 - 83,207

5 Unit I

32,204

82,456

5,907 120,567 KPHP

Bolmut & Bolmong

6 Unit II

3,109

8,878

7,293 19,280 KPHP

Bolmong

7 Unit III

43,805

37,458

22,458 103,721 KPHP

Bolsel & Boltim

8 Unit IV

5,773

16,595

19,739 42,107 KPHP

Minsel, Bolmong

9 Unit VII

14,717

36,638

9,751 61,106 KPHP

Minut, Manado, Bitung

Jumlah

99,608 182,025

65,148 346,781

JUMLAH

164,949 199,891

65,148 429,988

RINCIAN LUAS & FUNGSI HUTAN

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH)

PROPINSI SULAWESI UTARA

(SK MENHUT No. 796/Menhut-II/2009, 7 Desember 2009)

(11)

KPH (L) Sangihe KPH (L) Talaud KPH (L) Minahasa I KPH (P) Minahasa II KPH (L) Sangihe KPH (P) Minahasa III KPH (P) Bol.Mong I KPH (P) Bol.Mong II KPH (P) Bol.Mong III 21

DUKUNGAN PEMDA PROV.

SULUT DALAM PENILAIAN

(12)

PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota

Kewenangan :

• PEMERINTAH

Penetapan Norma, Standar, Prosedur & Kriteria, & pelaksanaan

penetapan pembentukan wilayah pengelolaan hutan, penetapan

wilayah pengelolaan & institusi wilayah pengelolaan serta arahan

pencadangan.

• PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA

Pertimbangan

penyusunan

rancang

bangun

&

pengusulan

pembentukan wilayah pengelolaan HL & HP serta institusi wilayah

pengelolaan hutan

• PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Pelaksanaan penyusunan rancang bangun, pembentukan &

pengusulan penetapan wilayah pengelolaan HL & HP serta

pertimbangan teknis institusi wilayah pengelolaan hutan

23

1. PROGRAM RENCANA TATA

RUANG WILAYAH / RTRW

(13)

PROGRAM RTRW (Pola Ruang Kawasan Lindung Kawasan

Hutan dan DAS) :

a) Melarang dilakukannya kegiatan budidaya, kecuali kegiatan

yang berkaitan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang

alam, kondisi penggunaan lahan serta ekosistem alami yang

ada;

b) Mencegah dilakukannya kegiatan budidaya bagi perlindungan

kawasan yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air,

kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya;

c) Mengendalikan kegiatan yang telah ada dan mengamankan

daerah aliran sungai;

d) Mengendalikan dan mencegah dilakukannya kegiatan budidaya

di sekitar danau yang dapat mengganggu fungsi danau

(terutama sebagai sumber air dan sumber energi listrik);

e) Mengatur kegiatan yang ada di danau dengan cara zonasi

pemanfaatan danau, serta melakukan pengelolaan lingkungan

termasuk pengelolaan limbah.

f) Mengamankan di daerah hulu;

g) Mencegah

dilakukannya

kegiatan

budidaya

sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter di sekitar mata air yang dapat

mengganggu kuantitas air dan/atau merusak kualitas air;

h) Mengamankan dan konservasi daerah tangkapan air (catcment

area);

25

Lanjutan ...

i)

Mencegah dan membatasi kerusakan kawasan terbuka hijau/hutan kota/hutan desa

yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama

dan penyakit;

j) mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas

kawasan terbuka hijau, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang

berhubungan dengan pengelolaan hutan;

k) kawasan terbuka hijau / hutan dapat dimanfaatkan sepanjang tidak mengganggu

fungsi pokoknya. Misalnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata alam dan

rekreasi; penelitian dan pengembangan; pendidikan; pelestarian plasma nutfah;

budidaya hasil hutan bukan kayu; dan produksi hasil hutan kayu secara terbatas;

l) mengelola kawasan cagar alam dan suaka margasatwa sesuai dengan tujuan

(14)

1. Kawasan Hutan Lindung;

2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap

Kawasan Bawahannya, Meliputi: Kawasan Resapan

Air;

3. Kawasan Perlindungan Setempat, Meliputi:

Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar

Danau Atau Waduk, Dan Kawasan Sekitar Mata Air;

4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar

Budaya Meliputi: Kawasan Suaka Alam Laut, Suaka

Margasatwa, Cagar Alam, Kawasan Pantai Berhutan

Bakau, Taman Nasional Dan Taman Nasional Laut,

Taman Wisata Alam Darat Dan Taman Wisata Alam

Laut, Serta Kawasan Cagar Budaya Dan Ilmu

Pengetahuan;

5. Kawasan Rawan Bencana Alam, Meliputi: Rawan

Tanah Longsor, Rawan Gelombang Pasang, Dan

Rawan Banjir;

6. Kawasan Lindung Geologi, Meliputi: Kawasan Cagar

Alam Geologi Dan Kawasan Rawan Bencana Alam

Geologi.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG

(Kawasan Hutan dan DAS)

27

A. Kawasan Hutan Lindung, meliputi :

1. Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara, dan Kota Kotamobagu seluas kurang lebih 95.088,56 ha; 2. Minahasa, seluas kurang lebih 9.173 ha;

3. Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara, seluas 22.551 ha; 4. Minahasa Utara, seluas kurang lebih 17.428 ha;

5. Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro seluas kurang lebih 13.820 ha;

6. Kepulauan Talaud, seluas kurang lebih 10.199 ha 7. Bitung, seluas kurang lebih 6.027 ha;

8. Manado seluas kurang lebih 1.202 ha meliputi bakau kurang lebih 316 ha dan darat kurang lebih 885 ha); dan

9. Tomohon, seluas kurang lebih 585 ha.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG

(Kawasan Hutan dan DAS)

B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya, meliputi :

1. Bulude Sahengbalira dan Kalumelahana, Bentihu Langinang, Bialangsoa, Palenti, Wulo,

Batukakiraeng, Sahendarumang, Pananembaen, Bongkonsio dan Batungbakara di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Sitaro;

2. Puncak tertinggi Pulau Karakelang di Kabupaten Talaud, sekitar G. Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa, G. Lokon, G. Tatawiran di Kota Tomohon, G. Tumpa di Kota Manado dan G. Klabat, G. Dua Saudara di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung; 3. Pegunungan Buludaweketan dengan puncak-puncaknya adalah G. Poniki, G. Matabulewa, G.

Bumbungon di Bolaang Mongondow;

4. Daerah yang memiliki kemiringan lahan kurang lebih > 40% ditetapkan sebagai kawasan resapan air

(15)

C. Kawasan Perlindungan Setempat, meliputi :

1. Kawasan Sempadan Pantai, mencakup seluruh garis pantai terutama yang berpotensi abrasi di seluruh wilayah provinsi;

2. Kawasan Sempadan Sungai, mencakup wilayah sungai-sungai besar yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu Sungai Ranoyapo, Sungai Poigar, Ongkak Mongondow, Sungai Sangkup, Sungai Tondano, Sungai Malalayang, Sungai Ranowangko dan Sungai Talawaan;

3. Kawasan Sempadan Danau, yaitu Danau Tondano (Kabupaten Minahasa) dan Danau Moat (terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow). Danau Iloloi (Kabupaten Bolaang Mongondow), Danau Tampusu (Kabupaten Minahasa), Danau Mokobang, Danau Bulilin (Kabupaten Minahasa Selatan) ; serta Danau Pangolombian dan Danau Linaw di Kota Tomohon;

4. Kawasan sekitar mata air meliputi semua wilayah yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG

(Kawasan Hutan dan DAS)

D. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, meliputi :

a. Suaka Alam (SA) Laut yang, meliputi:

i. (SA) Laut Selat Lembeh di Kota Manado; ii. (SA) Laut Sidat.

b. Suaka Margasatwa (SM) dan Suaka Marga Satwa Laut yang, meliputi: i. (SM) Gunung Manembo-nembo di Kabupaten Minahasa;

ii. SM. Karakelang Utara – Selatan di Kepulauan Talaud. c. Cagar Alam (CA) dan Cagar Alam Laut yang, meliputi:

iii. CA) Dua Saudara, seluas kurang lebih 4.299 ha berada di Bitung; iv. (CA) Tangkoko, berada di Bitung;

v. (CA) Gunung Ambang, seluas kurang lebih 18.765,40 terbagi antara Minahasa Selatan dan Bolaang Mongondow. vi. Rencana Pengembangan Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya Provinsi meliputi: CA Gunung Lokon di

Kota Tomohon seluas 720 ha. 29

d. Kawasan Pantai Berhutan Bakau, meliputi :

• Rencana Pengembangan kawasan pantai berhutan bakau (HB) HB Esang, HB Beo, HB Rainis, HB Karakelang Selatan di Kepulauan Talaud, HB P. Bangka, HB Likupang, HB Tg.Pisok di Kabupaten Minahasa Utara, HB Kuma, HB Manalu, HB Tamako di Kabupaten Kepulauan Sangihe, HB Siau, HB Tagulandang, HB Pasighe, HB P.Biaro di Kabupaten Kepulauan Siau Biaro Tagulandang, HB Tg. Kelapa, HB Tg.Walintau, HB Bentenan di Kabupaten Minahasa Selatan, HB Salimburung, HB Dumisil, HB Dumi, HB Kaidipang, HB Bohabak, HB Duminanga, HB Tg. Dodepo di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongodow Timur dan Bolaang Mongondow Selatan.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG

(Kawasan Hutan dan DAS)

d. Kawasan Taman Nasional (TN) dan Taman Nasional Laut yang, meliputi :

i. (TN) Bogani Nani Wartabone, seluas kurang lebih 287.115 ha. berada di Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo, dengan rincian di Bolaang Mongondow seluas kurang lebih 136.572 ha., Bolaang Mongondoow Selatan seluas kurang lebih 35.220 ha. dan Bolaang Mongondoow Utara seluas kurang lebih 5.383 ha.;

(16)

E. Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi :

a. Kawasan rawan tanah longsor, yang meliputi:

1. Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Sitaro: daerah Manganitu, Tamako dan Siau Timur;

2. Kota Manado : Kec. Wanea, Kec. Singkil, Kec. Tuminting, Kec. Tikala, Kec. Mapanget, Kec. Bunaken, Kec. Malalayang, dan Kec. Wenang;

3. Jalur jalan Manado-Amurang; 4. Jalur jalan Manado-Tomohon; 5. Jalur jalan Noongan-Ratahan-Belang, dan 6. Daerah Torosik.

b. Kawasan rawan gelombang pasang yang meliputi pesisir pantai utara dan selatan Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki elevasi rendah;

c. Kawasan rawan banjir yang meliputi daerah muara sungai, dataran banjir dan dataran aluvial terutama di sepanjang Sungai.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG

(Kawasan Rawan Bencana Alam)

31

E. Kawasan Lindung Geologi, meliputi :

1. Kawasan cagar alam geologi di Provinsi Sulawesi Utara terletak di Lahendong dan sekitarnya (kota Tomohon), Leilem dan sekitarnya (kabupaten Minahasa) dan Bukit Kasih Kanonang (Kawangkoan);

2. Rencana Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi Provinsi Sulawesi Utara meliputi 9 (sembilan) gunung berapi aktif, yaitu:

1. Gunung Awu (kurang lebih 1.320 m dpl) yang berada di bagian utara Kabupaten Sangihe;

2. Gunung Karangetang (kurang lebih 1.827 m dpl) yang terdapat di bagian utara Pulau Siau;

3. Gunung Ruang (kurang lebih 714 m dpl) dan Gunung Submarin Banua Wuhu yang terletak di Kabupaten Sitaro;

4. Gunung Soputan terletak di Kabupaten Minahasa Selatan;

5. Gunung Lokon (kurang lebih 1.580 m dpl) & G. Mahawu (kurang lebih 1.311 m dpl) yang terletak di Kota Tomohon;

6. Gunung Ambang (kurang lebih 1.689 m dpl) yang ada di Bolaang Mongondow, dan

7. Gunung Tangkoko yang ada di Kota Bitung.

3. Kawasan rawan gempa bumi meliputi kawasan yang terletak di zona patahan aktif: Sesar Amurang – Belang, Sesar Ratatotok, Sesar Likupang, Selat Lembeh, Sesar yang termasuk dalam sistem sesar Bolaang Mongondow, dan sesar Manado – Kema.

4. Kawasan rawan tsunami meliputi daerah pesisir pantai dengan elevasi rendah dan/atau berpotensi atau pernah mengalami tsunami yang tersebar di seluruh wilayah provinsi.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG

(Kawasan Lindung Geologi)

(17)

2. PROGRAM PENGAMANAN

DAN PERLINDUNGAN

HUTAN

(18)

KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN :

OPERASI PENGAMANAN HUTAN TIM TERPADU DI

KABUPATEN/KOTA

HASIL : TELAH DISITA/DITEMUKAN KAYU SEBANYAK

± 150 M3 SEPANJANG TAHUN 2013

SK. Gubernur Prov. Sulut No. 187 tahun 2012,

tgl. 5 Juli 2012, Tentang Pembentukan Tim

Terpadu Pengamanan Hutan

35

3. PROGRAM REHABILITASI

KAWASAN HUTAN DAN

LAHAN

(19)

37

KEGIATAN RHL YANG TELAH TEREALISASI SAMPAI TAHUN 2012

(20)

PEMBANGUNAN HTR

39

HAK MASYARAKAT

UU 41/1999 Psl 68

MASYARAKAT BERHAK :

1. menikmati kualitas lingkungan hidup yang dihasilkan hutan.

2. memanfaatkan hutan & HH sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

3. mengetahui rencana peruntukan hutan, pemanfaatan HH, &

informasi kehutanan;

4. memberi

informasi,

saran,

serta

pertimbangan

dalam

pembangunan kehutanan;

5. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan

kehutanan baik langsung maupun tidak langsung.

6. memperoleh kompensasi karena hilangnya akses dengan hutan

sekitarnya sebagai lapangan kerja untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya akibat penetapan kaw hutan, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

7. memperoleh kompensasi karena hilangnya hak atas tanah

miliknya sebagai akibat dari adanya penetapan kaw hutan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

40

(21)

PERANSERTA MASYARAKAT

UU 41/1999 Pasal 69 & 70

41

GRAND DESIGN

(22)

PROGRAM DAN KEBIJAKAN PRIORITASPEMDA

PROV SULUT DALAM RANGKA PENILAIAN SDH

43

1. PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN (Status, Fungsi

dan Tata Batas)

2. PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (Pengendalian

Izin Pemanfaatan Kayu IUPHHK-HA, IUPHHK-HT

dan IUPHHK-HTR serta lainnya)

3. REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (Gerakan

Masyarakat Menanam “CEMPABON”)

4. PEMANFAATAN HUTAN LINDUNG (Jasling,

Parawiswata dan Litbang)

5. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

(Kesejahteraan Masyarakat yang berinteraksi

langsung dengan Hutan)

PERMASALAHAN HUTAN SULAWESI UTARA

1. JUMLAH TENAGA POLISI

KEHUTANAN DAN PENYULUH MASIH

KURANG

2. SARANA PRASARANA PENGAMANAN

HUTAN BELUM MEMADAI

3. MASIH LEMAHNYA PENGAWASAN

PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN

KAWASAN HUTAN

(23)

4. MASIH KURANGNYA PEMANFAATAN JASA

LINGKUNGAN DAN WISATA ALAM HUTAN

5. MASIH TINGGINYA KERUSAKAN HUTAN

AKIBAT PENCURIAN KAYU, PERAMBAHAN

DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

UNTUK KEPENTINGAN NON KEHUTANAN

YG TDK SESUAI KETENTUAN.

6. MASIH LUASNYA LAHAN KRITIS DI DLM

DAN LUAR KAWASAN HUTAN

7. MASIH KURANGYA PERAN TOKOH

MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

SETEMPAT DALAM PELESTARIAN HUTAN

45

ISU – ISU STRATEGIS

1. ISU PERUBAHAN IKLIM

2. MILLENIUM DEVELOPMENT GOAL’S

3. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

DAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA

MITIGASI BENCANA

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil proyeksi terhadap produksi dan konsumsi bawang putih di Indonesia dengan metode ARIMA menunjukan bahwa pada tahun 2019 Indonesia belum mampu mencapai target

Berdasarkan hal tersebut maka penulis akan mencoba membuat suatu perangkat lunak sistem penentuan pemilihan jenis ikan untuk kolam, dimana aplikasi ini akan di

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) untuk mengetahui perbandingan hasil belajar antara metode mind mapping berbasis CTL dengan metode ceramah (2) untuk

Peluang Teoritis adalah perbandingan dari banyaknya kemungkinan muncul kejadian dengan semua hasil yang mungkin pada eksperiment tunggal/ ruang sampel1. Dalam suatu eksperimen

Model pembelajaran pragmatik terintegrasi dengan hasil penelitian konteks sosial, sosietal, situasional, dan kultural, berbasis paradigma pedagogi reflektif ini disusun dengan

Cara yang digunakan dalam mempelajari suatu data teks, adalah dengan terlebih dahulu menentukan fitur-fitur yang mewakili setiap kata untuk setiap fitur yang ada pada

Alasan peneliti tertarik untuk menganalisis bentuk sajian dan struktur gerak tari, karena pada bentuk sajian Tari Jepin Langkah Simpang memiliki pola garapan yang unik

Kesimpul-an bagi yang percaya Alkitab kanon terbuka adalah bahwa tidak ada doktrin yang absolut yang dapat disimpulkan dari Alkitab, karena Alkitab hanya salah satu