• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR DENGAN ALAM MEMBEBASKAN MURID BE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BELAJAR DENGAN ALAM MEMBEBASKAN MURID BE"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR DENGAN ALAM MEMBEBASKAN MURID BERPIKIR LUAS Adam Doni Mauladi

MA PPMI Assalaam Surakarta

Indonesia adalah bangsa yang memiliki sumber daya alam berlebih, tetapi memiliki sumber daya manusia yang “masih kurang berkualitas” sehingga belum mampu untuk mengelola seluruh sumber daya alam yang ada. Mungkin kita setuju bahwa Indonesia sangat merindukan generasi pengganti pejuang-pejuang dahulu yang memerdekakan Indonesia dari kemiskinan yang kian meluas. Peningkatan pendidikan anak bangsa adalah salah satu upaya untuk memajukan bangsa Indonesia.

Suasana formal, monoton, dan resmi mungkin seperti itulah lembaga pendidikan dalam mendidik muridnya. Mungkin kita sepakat bahwa lembaga pendidikan di Indonesia mengadakan pendidikannya dalam ruang kelas yang muridnya duduk di atas bangku, mendengarkan, dan memperhatikan gurunya menyampaikan pelajaran di depan kelas dengan menggunakan papan tulis sebagai media ajar. Ruang gerak murid pun terbatasi oleh meja kursi mereka dan pandangan mereka terhalang oleh tembok kelas.

Walaupun demikian, pendidikan di Indonesia tetap layak kita acungi jempol dari segi kurikulumnya terbukti bahwa murid-murid Indonesia seringkali memenangi olimpiade-olimpiade dunia. Akan tetapi, hal itu kurang memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan Indonesia yang masih saja menjadi negara dunia ketiga yang selalu meniru dan meniru negara adidaya belum mampu menjadi pandangan bagi negara-negara lain. Hal ini berbanding terbalik dengan Jepang yang memiliki hasil alam yang sedikit, tetapi mampu untuk mendidik dan menjadikan masyarakatnya menjadi SDM yang berkualitas. Apakah hati Anda tidak tersayat-sayat mendengarnya? Tentu saja mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas sejak mereka kecil. Mereka dilatih dengan keras agar tertanam pada diri mereka karakter yang kuat yang mampu mengantarkan mereka menjadi pribadi yang sukses di ke depannya.

Indonesia memerlukan pengganti pejuang-pejuang terdahulu yang mampu membangkitkan Indonesia dari keterpurukan. Bagaimanakah pemuda yang kita butuhkan? Kita memerlukan pemuda yang memiliki semangat yang membara untuk memajukan Indonesia. Pemuda yang bersih yang tidak tersentuh obat-obatan terlarang serta memiliki karakter yang kuat. Untuk itu, semua pastilah diperlukan pendidikan yang paripurna. Jangan mengasumsi bahwa pendidikan hanya sebatas pelajaran formal, tetapi juga mencakup

(2)

pendidikan moral dan pendidikan spiritual. Dan keberhasilan pendidikan adalah seimbangnya ketiga faktor tersebut.

Alam pun mengajarkan kita banyak hal, termasuk dalam hal kedisiplinan. Seperti perputaran bumi pada porosnya mengajarkan kita untuk selalu teratur mengatur jadwal harian kita, terbitnya matahari di ufuk timur yang menghimbau kita untuk selalu tepat waktu menjalankan tugas kita. Embun pagi dan udara pagi mencerminkan rasa semangat dalam menjalani hari, teriknya matahari melatih kita untuk bersabar. Indah bebungaan memperlihatkan pada kita indahnya menjalani hari dengan senyuman. Maka pelajaran dari alam dapat kita petik pelajarannya. Banyak pelajaran yang dapat kita jadikan cerminan bagi kehidupan kita. Pengajaran outdoor ini ternyata memiliki banyak keistimewaan dan kelebihan. Tak hanya kegiatan belajar mengajar yang dapat berjalan dengan asyik, tetapi murid juga dapat langsung berinteraksi dengan alam.

Belajar adalah kegiatan wajib yang menjadi sarana prasarana bagi kita sebagai manusia untuk memahami dunia. Belajar tidak mengenal umur setiap orang berhak mendapatkan pembelajaran yang digunakan untuk modal bekerja karena bekerja tanpa ilmu tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal. Seperti halnya seorang petani dan seorang manajer sama-sama bekerja, berangkat pagi pulang sore. Tetapi yang mereka hasilkan juga jauh lebih berbeda. Hal itu terjadi dikarenakan untuk menjadi petani hanya membutuhkan ilmu pertanian yang bisa didapatkan tanpa belajar kepada lembaga pendidikan tertentu atau dengan kata lain hanya membutuhkan sedikit pengorbanan, sedangkan untuk menjadi manajer haruslah menempuh pendidikan minimal strata satu atau sederajat yang perlu menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya atau memerlukan lebih banyak pengorbanan.

Akan tetapi, pada kenyataannya Indonesia hanya mewajibkan belajar 9 tahun yang lulusannya hanya sederajat sekolah menengah pertama yang derajatnya masih jauh dari tingkatan seorang manajer yang ahli dalam manajemen. Apakah Indonesia kita akan bangkit dengan lulusan sekolah menengah bawah saja? Tentu tidak! Indonesia perlu generasi penerus bangsa yang cerdas dan mapan sehingga tidak kaget jika diterjunkan dalam pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kepandaian dan keterlatihan. Sekiranya, wajib belajar 12 tahun pun masih terasa kurang untuk menghasilkan generasi penerus untuk membangkitkan Indonesia.

Pendidikan yang diberikan kepada anak haruslah sangat diperhatikan karena akan menunjang kesuksesan anak tersebut pada masa depan, terutama pada umur 0-6 tahun yang notabenenya adalah golden age di mana otaknnya berkembang begitu maksimal. Ketika seorang bayi dilahirkan ke

(3)

bumi. Bayi ini menjadi penyebab kebahagiaannya seorang ibu. Kemudian bayi tersebut tumbuh dan berkembang di bawah asuhan dan didikan ibu dan ayahnya. Setiap hari mendidik bayi, berjalan hingga berpakaian adalah kewajiban ibu dan ayahnya untuk merawat bayi tersebut. Kemudian, bayi tersebut mulai lepas sedikit demi sedikit dari orang tuanya. Bayi itu tumbuh menjadi anak dan mulai bermain dengan anak anak seusianya. Ia mulai mengenali lingkungannya sampai akhirnya ia masuk taman kanak-kanak. Ia mulai mengerti pembelajaran, mulai memahami menulis, dan membaca. Setamatnya dari taman kanak-kanak, anak tersebut masuk ke dalam sekolah dasar. Ia pun mulai mempelajari pelajaran yang diampu oleh gurunya, orang tua keduanya di sekolah.

Dari alur kehidupan tersebut orang tualah terutama ibu yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak. Tetapi, di era kompetisi ini perempuan juga turut andil dalam dunia pekerjaan yang menyibukkan dan menyaingi kaum lelaki sehingga kewajibannya sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi anaknya menjadi terabaikan. Apakah Anda termasuk orang tua yang sibuk? Seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi orang tua sibuk kemungkinan kurang mendapatkan perhatian maupun bimbingan dari orang tuanya. Anak-anak menjadi lebih merasa nyaman dengan teman-temannya yang sangat potensial mengarah pada kegiatan negatif. Oleh karena itu, orang tua khususnya ibu diharapkan untuk sesering mungkin berkomunikasi dengan anaknya dan berusaha mengurangi kepadatan jam kerjanya agar dapat difokuskan dalam pembimbingan anak.

Lingkungan ternyata juga merupakan faktor penting perkembangan sosial dan kepribadian anak. Sifat anak akan mudah meniru dan menyesuaikan lingkungan sekitar. Bukan hanya masyarakatnya lingkunganpun juga sangat mempengaruhi cara pandang anak. Mungkin Kita kaget bahwa anak yang dibesarkan dalam lingkungan perkotaan yang sesak dan ramai mengakibatkan anak lebih berpikir monoton dan sempit. Sebaliknya, ternyata lingkungan desa yang masih alami dan luas membuat anak lebih luas dalam memandang, lebih kreatif, dan lebih aktif. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan yang membentuk sikap dan sifat anak sangatlah perlu diperhatikan.

Peran guru sebagai orang tua kedua di sekolah tidak kalah penting dengan peran orang tua. Guru adalah pendamping anak di sekolah, guru harus memahami potensi muridnya dan memahami kemauan muridnya, kecenderungan muridnya, dan kelebihan muridnya. Guru jangan hanya mengajarkan muridnya pendidikan formal, tetapi juga mengajarkan kepada murid-muridnya pendidikan moral. Guru harus siap menjadi panutan bagi muridnya. Perilaku buruknya mudah sekali ditiru oleh seluruh muridnya.

(4)

Akhir-akhir ini banyak sekali contoh perbuatan buruk yang dilakukan guru seperti kasus kekerasan seksual di JIS. Seharusnya, penerimaan tenaga ajar dalam lembaga-lembaga Indonesia harus sangat diperhatikan. Calon guru harus benar-benar lulusan terbaik dari almamaternya yang bukan hanya terbaik dari segi akademisnya, tetapi juga terbaik dari segi moralnya. Siapkah guru-guru di Indonesia memberikan yang terbaik untuk anak-anak Indonesia? Bukan pendidikan asal-asalan yang didapat muridnya, melainkan pendidikan yang paripurna yang menghasilkan orang-orang dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Profesi guru menjadi hal yang sangat terhormat karena dari mereka, lahirlah penerus penerus bangsa.

Jadi, pendidikan bagi anak Indonesia memerlukan perbaikan dari segi orang tua maupun tenaga pengajar yang benar-benar dapat mempersiapkan penerus bangsa yang berkualitas, memberikan pendidikan, pengajaran yang terbaik, menyediakan pendidikan alam agar murid lebih dekat, dan mengerti tentang kebesaran Tuhan yang selalu menjaga keteraturan alam. Kebijakan pemerintah pun lebih baik segera diperbaiki yang membuat siswa tidak hanya puas dengan hanya mengenyam pendidikan 9 tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi pengangkutan ialah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai. Di sini

Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba Dan Penyakit Sosial Lainnya) dilaksanakan dengan dasar Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1998

Mangga kweni (Mangifera odorata Griff) merupakan salah satu anggota genus Mangifera yang memiliki aroma yang khas pada buah yang telah masak, sehingga mangga

Kualitas hasil survei sangat tergantung pada hasil pengumpulan data harga di lapangan yang diperoleh dari responden survei. Daftar responden survei yang sistematis dan

Berdasarkan pada proses penelitian, dengan mengimplementasikan performance appraisal didapatkan kesimpulan Kinerja biro administrasi dapat diukur tanpa melibatkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik hidrolisis enzim yaitu pada konsentrasi enzim selulase 5% v/v selama 12 jam pada hidrolisat asam sulfat 1%

Manfaat dari kerja sama yang saling ketergantungan antarsiswa di dalam pembelajaran kooperatif berasal dari empat faktor diungkapkan oleh Slavin (dalam Eggen dan Kauchak, 2012:

Berdasarkan nilai korelasi, koefisien lintas, dan heritabilitas maka karakter yang dapat digunakan untuk menyusun indeks seleksi bagi daya hasil pada 11 populasi