• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PERHOTELAN (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PERHOTELAN (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel)."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM

INFORMASI PERHOTELAN

(Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memeperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

OLEH :

DWI AYUNINGDYAH 0642010075

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

 

Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel)

Disusun oleh : DWI AYUNINGDYAH

0642010075

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universiatas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal : 10 Juni 2010

PEMBIMBING TIM PENGUJI :

1. Ketua

Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si

NIP. 030 203 679 NIP. 030 203 679

2. Sekretaris

Drs. Nurhadi, M.Si NIP. 030 227 930 3. Anggota

Drs. Eddy Poernomo, SE., MM. NIP. 030 178 443

Mengetahui,

DEKAN

(3)

 

Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan

(Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel)

Disusun oleh :

Dwi Ayuningdyah 0642010075

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi.

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si. NIP. 030 203 679

Mengetahui,

Dekan

(4)

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap segenap syukur kepada Allah SWT dengan ridho-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Penyusunan mengambil

judul yaitu : “ Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi

Perhotelan (Studi Kasus pada Patra Semarang Convention Hotel)”. Di dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak. Maka tidak berlebihan apabila penulis mengucapkan terima kasih

kepada ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si. sebagai dosen pembimbing atas bantuan

dan dorongan serta bimbingan dari selaku dosen pembimbing skripsi di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Bisnis UPN ” Veteran ” Jawa

Timur dan pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UPN ”Veteran ” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Sadjudi, M.si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis UPN ”Veteran ” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, M.si. selaku sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis UPN ”Veteran ” Jawa Timur.

4. Kedua Orang Tua yang telah memberikan bantuan baik dari segi materi

(5)

 

5. Bapak Teguh selaku general manajer Patra Semarang Convention Hotel.

6. Bapak Hendi selaku manager IT Patra Semarang Convention Hotel.

7. Dan seluruh karyawan Patra Semarang Convention Hotel.

8. Dan teman-teman Jurusan Administrasi Bisnis khususnya angkatan

2006.

Demikian laporan penelitian ini disusun dan penulis menyadari bahwa

penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran yang bermanfaat

sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Surabaya, April 2010

(6)

  DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSi ... …xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Sistem informasi ... 6

(7)

 

2.2.1Komponen Sistem Informasi ...9

2.2.2Kharakteristik Sistem Informasi Manajemen ...12

2.2.3Klasifikasi Sistem ...14

2.2.4Tujuan Sistem Informasi Manajemen ...15

2.3 Pengembangan Sistem Informasi...15

2.3.1Prinsip Pengembangan...16

2.3.2Siklus pengembangan ...18

2.3.3 Implementasi Sistem ...19

2.3.3.1 Menerapkan Implementasi Sistem ...19

2.3.3.2 Kegiatan Implementasi ...20

2.3.3.3 Tindak Lanjut Implementasi ...27

2.4 Faktor Manusia dalam Pengembangan Sistem dan Desain Sistem... 27

2.4.1 Permasalahan Manusia Dalam Pemakaian Sistem ... 33

2.5 Faktor keberhasilan Implementasi ...28

2.6 Kerangka Berpikir...34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...36

3.2 Lokasi Penelitian...39

(8)

 

3.3.1 Populasi ...39

3.3.2 Sampel...40

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel ...41

3.4 Teknik Pengumpulan Data...41

3.5 Teknik Analisis Data...42

3.6 Validitas Data...43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil ...44

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan...44

4.1.2 Penyajian Data ...53

4.2 Pembahasan...64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN ...68

5.2 SARAN ...69

(9)
(10)

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Komponen Dari Sistem Informasi ... 11

(11)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kemampuan Sistem ... 54

Tabel 4.2 Kecepatan Akses Informasi ... 55

Tabel 4.3 File Mudah Diakses ... 55

Tabel 4.4 Sistem Keamanan yang Handal ... 56

Tabel 4.5 Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 57

Tabel 4.6 Partisipasi Pengguna ... 58

Tabel 4.7 Diberikan Pelatihan... 59

Tabel 4.8 Cara Pelatihan ... 59

Tabel 4.9 Pemahaman Pengguna ... 60

Tabel 4.10 Kepuasan Pengguna ... 61

Tabel 4.11 Sistem Sesuai Dengan Keinginan Pengguna ... 62

Tabel 4.12 Mepermudah Pekerjaan... 63

(12)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... xiii

Lampiran 2 ...xvii

Lampiran 3 ... xviii

Lampiran 4 ... xix

Lampiran 5 ... xx

Lampiran 6 ... xxi

Lampiran 7 ...xxii

Lampiran 8 ... xxiii

Lampiran 9 ... xxiv

(13)

  ABSTRAKSI

Dwi Ayuningdyah. Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Perhotelan (Studi Kasus pada Patra Semarang Convention Hotel).

Perkembangan yang semakin pesat dalam teknologi informasi pada beberapa tahun terakhir memungkinkan bagi suatu organisasi untuk dapat mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dijadikan informasi yang bermanfaat. Saat ini banyak perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap sistem informasinya, salah satunya adalah Patra Semarang Convention Hotel. Hal terpenting dalam pengembangan sistem adalah implementasi sistem. Implementasi merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Pengembangan sistem dapat dikatakan berhasil apabila sistem berhasil diimplementasikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis keberhasilan implementasi sistem informasi pada Patra Semarang Convention Hotel.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian deskriptif, dimana peneliti hanya menguraikan kondisi yang ada dan memberikan analisis terhadap fenomena tersebut. Sebagai responden digunakan 37 data dari responden dengan menggunakan kuesioner. Dimana responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil studi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diamati dalam penelitian (kualitas sitem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna dan manfaat sistem), ternyata faktor dari pengguna yaitu pemahaman pengguna, yang sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem.

(14)

  BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang semakin pesat dalam teknologi informasi pada

beberapa tahun terakhir memungkinkan bagi suatu organisasi atau perusahaan

untuk dapat mengumpulkan dan mengolah informasi untuk dapat dijadikan

data yang berguna dalam jumlah yang besar. Istilah informasi bukan

merupakan sesuatu yang asing bagi suatu perusahaan baik perusahaan jasa

maupun perusahaan manufaktur. Namun masalah informasi terkadang

menjadi salah satu kendala untuk mencapai tujuan perusahaan karena sistem

informasi yang tidak terkendali, manual, dan tidak praktis. Dengan semakin

pentingnya informasi dan pengelolaan data pada banyak bidang aspek

kehidupan, kemajuan teknologi informasi membuat semua orang dapat

mengetahui apa saja yang ingin mereka ketahui dengan segera.

Mengarah pada kondisi pentingnya informasi agar memperoleh

informasi yang berkualitas merupakan tantangan bagi pihak manajemen

untuk dapat menetapkan suatu kebijakan dan membuat suatu keputusan yang

bersifat strategis dan handal terhadap bidang usaha yang ditekuninya. Dalam

upaya untuk dapat menciptakan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan

yang handal tersebut diperlukan suatu sistem yang akurat, relevan dan tepat

(15)

 

diperlukan suatu sistem yang dikenal dengan sistem informasi. Sistem

informasi akan bekerja dengan baik jika ditunjang dengan fasilitas

penyimpanan data yang diperlukan secara tepat dan mudah ketika informasi

tersebut dibutuhkan.

Karena keterbatasan kemampuan seseorang dalam mengelola file-file

yang memiliki jumlah sanggat banyak, maka dibutuhkan suatu sistem infor

masi berbasis komputer untuk menyimpan data-data tersebut dalm sebuah

basis data yang dapat menampung data dengan jumlah yang sangat banyak.

Tidak hanya dapat menampung saja tetapi juga dapat mempermudah

pengelolaannya untuk mengatur, membantu, mempercepat dalam penyediaan

informasi pada pihak yang membutuhan.

Saat ini banyak perusahaan yang mengunakan sistem informasi

berbasis komputer, namun sisitem tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan

informasi. Karena hal tersebut maka diperlukan sebuah sistem baru yang

dapat memenuhi seluruh kebutuhan informasi. Selain dapat memenuhi

kebutuhan akan informasi, sistem harus menghasilkan informasi dengan cepat

dan akurat. Hal ini untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. Pergantian

sistem lama ke sistem baru disebut pengembangan sistem. Hal terpenting

dalam perkembangan sistem adalah implementasi sistem. Implementasi

merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Implementasi sistem

merupakan penentu apakah pengembangan sistem berhasil atau tidak.

Pengembangan sistem dapat dikatakan berhasil bila sistem berhasil

(16)

 

Patra Semarang Convention Hotel merupakan salah satu perusahaan

jasa perhotelan terbesar di kota Semarang. Pertama didirikan Patra Semarang

Convention Hotel merupakan hotel bintang tiga dengan nama Hotel Motel

Patra Jasa Semarang. Patra Semarang Convention Hotel terus melakukan

perkembangan hingga akhirnya menjadi hotel bintang lima. Dengan

berkembangnya Patra Semarang Convention Hotel maka berkembang pula

sistem informasinya. Saat menjadi hotel bintang tiga Patra Semarang

Convention Hotel menggunakan sistem informasi manual. Pada saat menjadi

hotel bintang empat, sistem manual tersebut kurang dapat memenuhi

kebutuhan informasi dan kurang cepat dalam menghasilkan informasi. Karena

hal tersebut maka Patra Semarang Convention Hotel menggunakan sistem

informasi berbasis komputer dengan menggunakan aplikasi hotel sistem yang

dibuat sendiri oleh tim IT Patra Semarang Convention Hotel. Namun pada

saat Patra semarang Convention Hotel berkembang menjadi hotel bintang

lima sistem informasi tersebut masih memiliki kekurangan, hal tersebut

dikarenakan sistem informasi berbasis komputer dengan menggunakan

aplikasi hotel sistem masih memerlukan sistem manual. Sistem manual ini

dapat menghambat penyampaian informasi dan pelayanan. Karena sistem

tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan informasi dan kurang cepat dalam

menyampaikan informasi maka Patra Semarang Convention hotel melakukan

pengembangan sistem. Patra Semarang Convention Hotel merubah sistem

informasi bebasis komputer dengan aplikasi Fidelio. Aplikasi Fidelio ini

(17)

 

jasa perhotelan. Untuk memastikan apakah pengembangan sistem informasi

tersebut berhasil maka perlu diimplementasikan. Terdapat beberapa faktor

dalam keberhasilan implementasi sistem yaitu kualitas sistem, partisipasi

pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna dan manfaat sistem.

Bila sistem informasi tersebut berhasil diimplementasikan maka berhasil pula

pengembangan sistem tersebut.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka peneliti memberi judul

penelitian ini Analisis Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi

Perhotelan (Studi Kasus Aplikasi Fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang muncul

adalah bagaimana keberhasilan implementasi sistem informasi perhotelan

dengan aplikasi fidelio pada Patra Semarang Convention Hotel ditinjau dari :

kualitas sistem, partisipasi pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan

pengguna, manfaat sistem.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan

menganalisis keberhasilan implementasi sistem informasi perhotelan pada

Patra Semarang Convention Hotel ditinjau dari : kualitas sistem, partisipasi

(18)

  1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk

pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan atau teori yang selama

ini sudah didapatkan pada waktu kuliah.

2. Secara Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi perusahaan yang bermanfaat, mengenai implementasi sistem.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian

(19)

  BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem

didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, sedangkan dengan pendekatan

komponen, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang

saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk tujuan tertentu (Hartono,

2005:2).

Informasi merupakan sumber daya terpenting bagi suatu

perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Tata Sutabri (2004:18)

informasi adalah data yang tela diklasifikasikan atau diolah atau

diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Jogiyanto Hartono (2005:8) informasi adalah data yang diolah

menjadi bentuk yang berguna bagi pemakainya.

Data yang diolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu informasi.

Untuk dapat menjedi suatu informasi, maka data yang diolah tersebut harus

(20)

 

system yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, serta menyimpan data

dan melaporkan informasi yang dibutuhkan secara tepat, cepat dan akurat.

Definisi sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K Roscoe

Davis (dalam buku Hartono, 2005:11) adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan.

Definisi sistem informasi menurut Jogiyanto Hartono (2005:12)

adalah suatu system yang tujuannya menghasilkan informasi yang berguna,

yaitu harus memenuhi tiga kriteria relevan, tepat waktu dan akurat. Informasi

yang relevan, tepat waktu, dan akurat dapat dicapai dengan komponen

teknologi. Komponen teknologi sistem komputer mempercepat proses

pengolahan data dan komponen teknologi telekomunikasi mempercepat

proses transmisi data, seingga informasi dapat disajikan tepat waktu.

Informasi yang akurat dapat dicapai dengan komponen kontrol. Komponen

kontrol akan menjaga system informasi dari kesalahan-kesalahan yang

disengaja maupun tak disengaja.

2.2. Sistem Informasi Manajemen

Di dalam dunia usaha dan dunia kerja, informasi merupakan bagian

penting dan berharga. Informasi yang cepat dan akurat akan membantu

(21)

 

harus dilakukan untuk memepertahankan dan mengembangkan usahanya.

Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum

dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted)

untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen,

dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini

menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah

“database”.

Menurut Hartono, Jogiyanto (2005:14) sistem informasi

manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk

mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan

manajemen.

Menurut Raymond Mcleod, Jr dan George P.Schell (2007:10)

sistem informasi manajemen merupakan sistem berbasis kompoter yang

menyediakan informasi yang berguna bagi para pengguna yang memiliki

kebutuhan yang sama.

Menurut Gordon B. Davis (dalam buku Hartono, 2003:40) sistem

informasi manajemen adalah sistem manusia atau mesin yang menyediakan

informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan

keputusan dari suatu organisasi.

Menurut Frederick H. Wu (dalam buku Hartono, 2003:40) sistem

informasi manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang

(22)

 

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi

serta menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen.

Keberhasilan suatu sistem informasi manajemen sangat

dipengaruhi oleh sistem database yang merupakan salah satu elemen

penyusun sistem tersebut. Oleh karena itu, sangat penting menyusun sistem

database yang baik, yang mampu memenuhi segala kebutuhan data dan informasi bagi pengguna.

2.2.1 Komponen Sistem Informasi

Informasi yang tepat waktu (timeliness) dapat dicapai dengan

komponen teknologi. Sistem komputer mempercepat proses pengolahan data

dan komponen teknologi telekomunikasi mempercepat proses transmisi data

sehingga membuat informasi dapat disajikan tepat waktunya.

Informasi yang akurat (accurate) dapat dicapai dengan komponen

kontrol. komponen kontrol atau pengendali akan menjaga system informasi

dari kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Komponen

kontrol membuat system inormasi menghasilkan informasi yang akurat.

Dengan demikian, system informasi mempunyai enam komponen yaitu

(Hartono, 2005 ; 41) :

(23)

 

Input adalah data yang masuk dalam sistem informasi. Sistem

Informasi tidak dapat menghasilkan informasi jika tidak mempunyai

komponen input. Komponen input sangat diperlukan karena merupakan

bahan dasar dalam pengolahan informasi. Input yang masuk dalam sistem

informasi dapat langsung diolah menjadi informasi atau dapat disimpan di

dalam storage dalam bentuk basis data (database).

b. Komponen Output

Output merupakan informasi yang berguna bagi para pengguna yang dihasilkan oleh sistem informasi. Output dan sistem informasi dibuat

dengan menggunakan data yang terdapat pada database dan diproses

menggunakan model tertentu.

c. Komponen Basis Data (Database)

Database merupakan kumpulan semua data yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang tersimpan diperangkat keras komputer dan

dikelola, dikontrol, serta digunakan oleh perangkat lunak untuk

memanipulasinya.

d. Komponen Model

Komponen model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logikal dan

model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran

yang diinginkan.

(24)

 

Teknologi merupakan komponen yang penting dalam system

informasi. Tanpa teknlogi yang mendukung, maka system informasi tidak

akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu.

f. Komponen Kontrol

Komponen kontrol ini digunakanuntuk menjamin bahwa sistem

informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi

yang akurat.

Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu

kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem

informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data tidak

akan dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan,

tepat waktu dan akurat. Komponen sistem ini digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Jogiyanto, “Sistem Teknologi Informasi”, (2005) Gambar 1. Komponen dari sistem informasi  

 

   

 

kontrol 

Data          Diolah          Informasi 

input  model  output 

(25)

  2.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu,

yaitu:

1. Komponen sistem, terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen system dapat

berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap

subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu

fungsi tertentu dan mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

2. Batas sistem (boundary), merupakan daerah yang membatasi

antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan

lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu system

dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan

ruang lingkup (scop) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (enviroment) dari suatu sistem adalah

apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dan dapat pula

merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung sistem (interface), merupakan media penghubung

(26)

 

penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari

satu subsistem ke subsitem yang lainnya. Keluaran (output) dari

satu subsistem akan menjadi masukan input untuk subsistem yang

lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu

subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya

membentuk satu kesatuan.

5. Masukan (input), adalah energy yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input)

dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah

energy yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi.

Signal input adalah energy yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluran sistem (output), adalah hasil dari energy yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang dan sisa pembuangan.

Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain

atau kepada supra sistem.

7. Pengolahan sistem, suatu system dapat mempunyai suatu bagian

pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu

sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan

bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Tujuan atau sasaran sistem, suatu system pasti memiliki tujuan atau

sasaran. Sasaran system sangat menentukan masukan yng

(27)

 

Suatu system dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuannya.

2.2.2 Klasifikasi Sistem

Dari sumber buku Analisis dan Desain Sistem Informasi karangan

Jogiyanto Hartono (2005 ; 6-7), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa

sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem Abstrak (Abstrack System ) dan Sistem fisik (Physical System)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide

yang tidak tampak secara fisik sedangkan sistem fisik adalah merupakan

sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem Alamiah (Natural Sistem) dan Sistem Buatan Manusia (Human

Mode Sistem)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam,

tidak dibuat manusia sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang

dirancang oleh manusia.

3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tidak Tentu

(Probabilistic Syste )

Sistem tertentu adalah sistem tertentu beroperasi dengan tingkah

laku yang sudah dapat diprediksi sedangkan sistem tidak tentu adalah

sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena

(28)

 

4. Sistem Tertutup(Closed System) dan Sistem terbuka(Open System)

Sistem tertutup adalah merupakan sistem yang tidak

berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkkungan luarnya

sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan

terpengaruh dengan lingkungan luarnya

2.2.3 Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Tujuan Sistem Informasi Manajemen menurut Abdul Kadir (2003)

adalah:

1. Menyediakan informasi yang digunakan sebagai dasar analisis

terhadap kondisi awal.

2. Membantu dalam pengambilan keputusan secara manajerial.

3. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang sudah

terprogram.

4. Mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan rutin dari bagian

administrasi.

2.3 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang

baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti

(29)

 

yang timbul disistem yang lama, untuk meraih peluang usaha, adanya

instruksi-instruksi (Sutabri, 2004:50).

2.3.1 Prinsip Pengembangan Sistem

Ada beberapa prinsip pengembangan sistem dalam proses

pengembangan sistem, yaitu (Hartono, 2005:38-41) :

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan

informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat

mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.

Sistem informasi yang akan dikembangkan membutuhkan dana modal

yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang

mutakhir.

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.

Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya

suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya,

maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat

dalam pengembangan maupun pengguna sistem ini harus merupakan

orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan

terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan. Analis sistem harus

(30)

 

juga dengan pemakai sistem harus merupakan orang yang terdidik

dengan cara memberikan pelatihan kepada mereka tentang cara

menggunakan sistem yang diterapkan.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses

pengembangan sistem.

Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan

kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk

mengerjakannya. Sebelum proses pengembangan system dilakukan,

maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukan

tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan,

sehingg proses pengembangan system dapat dilakukan dan dapat selesai

dengan berhasil sesuai waktu dan anggaran yang direncanakan.

5. Proses pengembangan system tidak harus urut.

Tahapan kerja dari pengembangan system pada prinsip no 4

menunjukkan langkah yang harus dilakukan dan

langkah-langkah ini tidak harus urut tetapi dapat dilakukan secara bersama-sama.

6. Jangan takut membatalkan proyek.

Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya

memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus tertentu, di

mana suatu proyek harus dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka

harus dilakukan dengan tegas.

(31)

 

Banyak analis system yang membicarakan pentingnya dokumentasi.

Mereka membuat dokumentasi hasil dari analisis setelah mereka selesai

mengembangkan sistemnya dan bahkan ada yang tidak membuat

documentasi ini. Dokumentasi yang dibuat dan dikumpulkan dapat

digunakan untuk bahan komunikasi antara analis sistem dengan pemakai

sistem dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai

sistem.

2.3.2 Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Siklus Pengembangan Sistem Informasi merupakan suatu bentuk

yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah

pada tahap tersebut dalam proses pengembangan sistem. Tahapan tersebut

adalah (Sutabri, 2004:57-62).:

1. Fase Perencanaan, bertujuan untuk mengidentifikasi dan

memprioritaskan sistem informasi apa yang akan dikembangkan,

sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta

mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang akan

melaksanakan.

2. Fase Pengembangan, disebut juga sebagai siklus pengembangan sistem

informasi yang terdiri dari lima langkah yaitu :

a. Investigasi Sistem, untuk menentukan permasalahan-permasalahan atau

(32)

 

b. Analisis Sistem, tujuan tahap ini adalah untuk mendefinisikan sistem

berjalan.

c. Desain Sistem, pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi

pada komputer dilaksanakan.

d. Implementasi Sistem, tujuannya adalah untuk menyelesaikan disain

sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan

program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa

personil yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan

memastikan sistem baru dapat berjalan dengan baik dan benar.

e. Pemeliharaan Sistem, tujuannya adalah untuk meyakinkan apakah

sistem tersebut berjalan sesuai dengan tujuan semula dan apakah masih

ada perbaikan atau penyempurnaan yang harus dilakukan.

2.3.3 Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya

siap dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program

jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi. Tahap implementasi

sistem dapat terdiri dari langkah-langkah berikut ini (Hartono, 2005:573) :

1. Menerapkan rencana implementasi.

2. Melakukan kegiatan implementasi.

3. Tindak lanjut implementasi.

(33)

 

Rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari implementasi

sistem. Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu

yang dibutuhkan selama tahap implementasi. Semua biaya yang dikeluarkan

untuk implementasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya.

Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap

biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan

implementasi juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk

skedul waktu. Skejul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu

implementasi.

2.3.3.2 Kegiatan Implementasi

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasr kegiatan yang telah

direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat

dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai berikut ini (Hartono,

2005:574-588) :

1. Pemilihan dan pelatihan.

Telah diketahui bahwa manusia merupakan faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam sistem informasi. Jikja sistem informasi ingin

sukses, maka personil-personil yang terlibat harus diberi pengertian dan

pengetahuan yang cukup tentang sistem informasi dan posisi dan tugas

mereka.

(34)

 

1) Personil yang dipilih dapat berasal dari dua sumber, yaitu

karyawan-karyawan yang telah ada diperusahaan atau calon

karyawan dari luar perusahaan. Karyawan yang ada diperusahaan

lebih diperioritaskan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai

berikut :

2) Memindahkan karyawan ke posisi baru umumnya lebih mudah

daripada merekruit karyawan baru.

3) Karyawan yang ada biasanya sudah lebih memahami operasi

perusahaan, sedangkan karyawan baru membutuhkan waktu yang

lama untuk mempelajari cara-cara operasi perusahaan.

4) Moral karyawan akan lebih meningkat untuk posisi baru yang lebih

baik, khususnya jika menduduki posisi di sistem yang baru.

Personil-personil yang dapat terlibat di sistem informasi dapat

dikelompokkan dalam empat bagian :

a) Tugas input-output data.

Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah

personil-personil yang menangani pemasukan data dan distribusi

dari output. Yang termasuk personil-personil ini dengan deskripsi

tugasnya adalah sebagai berikut :

1) Pengawas pemasukan data: bertanggung jawab untuksemua

staf yang melakukan pemasukan data lewat keyboard dan

(35)

 

2) Operator pemasuk data: mengoperasikan satu atau lebih alat

masukan data.

3) Pengawas pengolah data: bertanggung jawab terhadap

pengawasan peralatan kata, operator pengolahan kata, arus

pekerjaan pengolah kata, peraturan-peraturannya dan

distribusi hasil pengolahan kata.

4) Operator pengolah kata: mengoperasikan mesin ketik

elektronik, sistem pengolahan kata komputer, terminal

pengolahan kata dan pengeditan teks.

b) Tugas-tugas operasi

Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah

personil-personil yang menangani jalannya operasi pengolahan

data yang tidak terlibat langsung dengan tugas input-output.

c) Tugas-tugas pemrograman.

Personil-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah

personil-personil yang akan menulis program-program komputer.

d) Tugas-tugas analisis sistem.

Personila-personil yang terlibat dalam tugas ini adalah

personil-personil yang akan mengembangkan sistem.

Personil-personil analis sistem ada di dalam perusahaan, jika perusahaan

akan menerapkan departemen sistem di organisasinya. Dengan

adanya departemen sistem dengan sistem sendiri, maka

(36)

  b. Pelatihan karyawan

Personil-personil yang akan menduduki posisi yang baru perlu

dilatih agar dapat memahami hal-hal baru. John Burch dan Gary

Grudnitski (dalam buku Hartono, 2005:580) membedakan antara pelatihan

dan pendidikan. Pelatihan dimaksudkan untuk personil-personil operasi,

yaitu yang mengoperasikan sistem, yang terlibat dalam tugas

mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat

dan menjaga sistem. Sedangkan pendidikan dimaksudkan untuk pemakai

informasi/user.

1) Pendekatan untuk pelatihan dan pendidikan. Ada beberapa

pendekatan untuk melakukan pelatihan dan pendidikan yaitu:

a) Ceramah/seminar. Ceramah lebih bersifat mengungkapkan hal

yang sudah diterima umum. Seminar lebih bersifat pembahasan

temuan baru untuk mencari titik kebenarannya.

b) Pelatihan prosedural, dengan prosedur tertulis yang menjelaskan

kegiatan masing-masing personil.

c) Pelatihan turtorial, ditujukan untuk masing-masing personil

secara tatap muka.

d) Simulasi, dilakukan dengan membuat suatu simulasi yang

mewakili lingkungan kerja personil.

2) Skedul pelatihan dan pendidikan.

Skedul ini terdiri dari siapa saja yang akan dilatih atau

(37)

 

pelaksanaannya, lokasinya, pendekatan yang akan digunakan dan

siapa instruktornya.

2. Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak.

Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat untuk peralatan ini

harus dipersiapkan. Keamanan juga perlu dipertimbangkan. Sistem

komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan yang

lebihharus diperhitungkan. Setelah persiapan tempat adalah menginstalasi

perangkat keras yang sudah dikirim dan menginstalasi perangkat lunak

yang sudah ada.

3. Pemrograman dan pengetesan program.

Pemrograman adalah kegiatan menulis kode program yang akan

diesekusi oleh komputer. Hasil program yang sesuai dengan desainnya

akan menghasilkan program yang sesuai dengan yng dibutuhkan oleh

pemakai sistem. Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas

dari kesalahan-kesalahan. Kesalahan dari program yang mungkin terjadi

dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk kesalahan, yaitu :

a. Kesalahan bahasa adalah kesalahan di dalam penulisan yang tidak

sesuai dengan yang telah disyaratkan.

b. Kesalahan sewaktu proses adalah kesalahan yang terjadi saat program

dijalankan. Kesalahan ini mengakibatkan proses program berhenti

sebelum selesai.

c. Kesalahan logika adalah kesalahan dari logika yang dibuat. Cara

(38)

 

menjalankan program dengan menggunakan data tertentu dan

membandingkan hasil pengola bahannya. Jika hasilnya berbeda berarti

terjadi kesalahan.

4. Pengetesan sistem.

Pengtesan sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar

komponen sistem yang akan diimplementasi. Tujuan utamanya adalah

untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari sistem

berfungsi sesuai dengan yang akan diharapkan.

5. Konversi sistem.

Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru

supaya siap mulai untuk dapat digunakan. Terdapat beberapa pendekatan

untuk melakukan konversi sistem, yaitu :

a. Konversi langsung.

Pendekatan ini dilakukan dengan mengganti sistem ynag lama

langsung dengan sistem yang baru. Pada pendekatan ini sistem lama

dihentikan sama sekali dan sistem yang baru mulai

dioperasikan.pendekatan ini baik digunakan pada sistem yang tidak

terlalu besar. Kebaikan lain pendekatan ini adalah biayanya tidak

terlalu mahal, karena sistem lama sudah tidak dioperasikan lagi

sehingga tidakn ada biaya operasi dari sistem yang lama. Kelemahan

pendekatan ini adalah mempunyai resiko tinggi jika sistem baru gagal

beroperasi seperti yang diharapkan.

(39)

 

Pendekatan ini dilakukan dengan mengoperasikan sistem baru

bersama dengan sistem lama dalam periode tetentu. Kebaikan sistem

ini adalah menyediakan proteksi yang tinggi kepada organisasi

terhadap kegagalan sistem yang baru. Jika sistem baru gagal sistem

lama masih beroperasi. Kelemaahan pendekatan ini adalah terletak

pada biaya yang dikeluarkan sangat besar karena terdiri dari biaya

operasi dua sistem, yaitu biaya sistem lama dan sistem baru. Sistem

lama akan dihentikan bila sistem yang baru benar-benar bisa

diandalkan.

c. Konversi percontohan.

Pendekatan ini biasanya dilakukan bila beberapa sistem yang

sejenis akan diterapkan pada beberapa area yang terpisah. Konversi ini

dilakukan pada sebuah unit organisasi terlebih dahulu dan dinilai

operasinya. Kebaikan dari pendekatan ini adalah :

1) Resiko kegagalan sistem hanya terletak pada area tetentu saja.

2) Kesalahan yang terjadi di sistem yang baru dapat dibetulkan

terlebih dahulu, sehingga kesalahan tidak terjadi di area lain/

3) Personil dari area lain dapat dilatih di daerah percontohan sebelum

sistem baru diterapkan pada area kerjanya.

Kelemahan dari sistem ini adalah proses konversi dapat menjadi

lama.

(40)

 

Pendekatan ini dilakukan dengan menerapkan masing-masing

modul sistem yang berbeda secara urut. Tiap-tiap modul dioperasikan

terlebih dahulu dan jika telah sukses maka disusul oleh modul yang

lainnya dan seterusnya sampai berhasil dioperasikan.

2.3.3.3 Tindak Lanjut Implementasi

Partisipasi analis sistem belum berakhir setelah sistem

diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan tindakn lanjut

berikutnya setelah sistem baru diimplementasikan. Analis sistem masih perlu

melakukan pengetesan penerimaan sistem. Pengetesan ini berbeda dengan

pengetesan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Jika pada pengetesan

sistem sebelumnya digunakan tes data dan dilakukan oleh analis sistem

bersama-sama dengan pemrogram komputer, maka pada pengetesan ini

dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu

tertentu yang dilakaukan oleh analis sistem bersama-sama dengan user.

Setelah pengetesan penerimaan ini selesai dilakukan, manajemen perlu

menyelenggarakan rapat penerimaan. Rapat penerimaan ini untuk

menentukan sistem yang baru diterima atau harus diperbaiki kembali

2.4 Faktor Manusia dalam Pengembangan dan Desain Sistem Informasi Dalam desain sistem dan implemantasi sistem, perhatian harus

dicurahkan pada faktor manusia. Sebuah sistem yang didesain dengan baik

(41)

 

menjalankan sistem tersebut. Sistem yang lemah dapat berhasil bila

personil/manusia membuat sistem itu operasional/berjalan (Davis, 2001:253).

2.4.1 Permasalahan Manusia dalam Pemakaian Sistem Berbasis Komputer

Cara manusia melihat tugas mereka bisa mempengaruhi pemakaian

suatu sistem informasi. Ada bukti bahwa para manajer tidak mau memakai

sistem berbasis komputer. Mereka bersedia bila sekretaris atau asisten mereka

telah memperoleh latihan pemakaian. Para manajer cenderung tidak memakai

sistem yang tidak mereka pahami. Ini tidak berarti suatu pemahaman teknis

seperti struktur program atau desain modular. Tetapi suatu pemahaman

mengenai logik proses yang menjadi sandaran mereka. Permasalahan

memang akut dalam model untuk analisis, simulasi pembuatan keputusan,

perencanaan dan sebagainya. Suatu model yang demikian rumitnya hingga

pemakai tidak mampu memahami mengapa masukannya menghasilkan

keluaran tertentu, mungkin sekali tidak akan pernah dimanfaatkan. Keadaan

ini menunjukkan perlunya model sederhana yang berkembang dengan

diterimanya oleh para pemakai ciri yang makin kompleks (Davis, 2001:253).

2.5 Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi

Ada beberapa variable yang berhubungan dengan studi implementasi,

yaitu (Lucas, 2003:72) : keterlibatan pengguna, sikap pengguna,

mutu/kualitas sistem, kepuasan pengguna, sikap pemakai. Sikap merupakan

(42)

 

tingginya tingkat penggunaaan dan kepuasan terhadap sistem. Mutu/kualitas

sistem juga penting karena dapat mempengaruhi sikap pengguna serta

mempermudah penggunaan sistem secara fisik. Sebagai contoh, sebuah

sistem dengan persyaratan input atau bahasa yang sulit untuk input

pemakai,akan lebih jarang digunakan dari pada sebuah sistem yang

mempunyai desain teknik bagus.

Keterlibatan/partisipasi pengguna dalam perencanaan dan perancangan

sistem merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan

pemakai (Franz dan Robey, 1986; Tait dan vessey, 1988; Mc Keen et al.,

1994; Choe, 1996, Chandrarin dan Indriantoro, 1997; Setianingsih dan

Indriantoro, 1998) sedangkan kepuasan pemakai sendiri merupakansalah satu

indikator keberhasilan pengembangan sistem informasi. Mc Keen (1994)

mengemukakan bahwa peningkatan pemahaman pemakai tentang sistem akan

berpengaruh terhadap keberhasilan sistem informasi yang

dikembangkan.(Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 3, No 2, Juli 2000 Hal.

119-133).

Dalam pengembangan sistem informasi apabila pemakai diajak

berpartisipasi, akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal

ini dapat tercapai karena pengguna terlibat secara langsung dalam

pengembangan sistem informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai

lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalm suatu sistem informasi.

(43)

 

keinginan-keingina mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem

informasi. Apabila keinginan-keingina pengguna tersebut dapat menjadi

masukan dan dilaksanakan dalam proses pengembangan sistem informasi,

maka hal ini dapat member pengaruh yang cukup baik.(Ginzberg, 1981). Ives

et al (1983) menyatakan bahwa kepuasan pemakai mengungkapkan kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang diperolehnya,

dikarenakan adanya partisipasi selama pengembangan sistem. (Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia Vol. 3, No 2, Juli 2000 Hal. 119-133).

Kepuasan pengguna menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan

percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan

mereka (Ives, et al., 1983). Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan

dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari

kelompok pengguna target (Olson & Ives, 1981 dalam Choe, 1996). (Gajah

Mada International Journal of Business. May. Vol. 3 No. 2 pp. 177-202).

Pelatihan dan Pendidikan Pengguna merupakan usaha secara formal

untuk tujuan transfer pengetahuan sistem informasi yang disyaratkan yang

meliputi konsep-konsep sistem informasi, kemampuan teknis, kemampauan

organisasi, dan pengetahuan mengenai produk-produk sistem informasi

spesifik (Choe, 1996). Pelatihan dan pendidikan pengguna diukur dengan

pertanyaan apakah terdapat pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan

sistem informasi yang disediakan oleh perusahaan atau departemen

(44)

 

Barki dan Hartwick (1989) dan lainnya menganjurkan keterlibatan

pemakai digunakan saat berhubungan dengan jenis-jenis desain yang sesuai

dengan perilaku dan aktivitas target pemakai atau bentuk yang cocok bagi

mereka selama proses pengembangan sistem, dan pada saat dihubungkan

dengan suatu keadaan psikologi yang subyektif dari individu dan diartikan

penting dan pribadi relevan. Sebagian penelitian sebelumnya mengenai

keterlibatan pemakai dihadapkan pada perilaku partisipasi pemakai selama

proses pengembangan sistem informasi. (Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: 1907-5022, Yogyakarta, 17

Juni 2006).

Meta analisis yang dilakukan oleh Hwang dan Thorn (1999)

menyimpulkan bahwa partisipasi partisipasi pengguna mempunyai

hubungan yang sangat signifikan dengan keberhasilan sistem. Artinya

dalam konteks tidak langsung adanya partisipasi pengguna merupakan

upaya untuk mencapai kepuasan pengguna agar keberhasilan dalam

pengembangan sistem dapat dicapai. Doll dan Deng (2001) menyatakan

bahwa partisipasi pengguna merupakan faktor penting yang harus

dipenuhi.

Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh McKeen et al. (1994), Doll

dan Deng (2001), Gui- maraes et al. (2003) serta Suryaningrum (2003)

menemukan bahwa partisipasi pengguna merupa- kan variabel yang efektif

(45)

 

sistem. Penggunaan ketiga terminologi variabel ini (kepuasan pengguna,

keberhasilan sistem dan kualitas sistem) seringkali rancu. Seringkali

kepuasan pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak

kepuasan pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem.

Hasil penelitian yang dipaparkan baik oleh McKeen et al. (1994), Doll

dan Deng (2001), Gui- maraes et al. (2003) serta Suryaningrum (2003)

menemukan bahwa partisipasi pengguna merupakan variabel yang efektif

yang menentukan kepuasan pengguna, keberhasilan sistem maupun kualitas

sistem. Penggunaan ketiga terminologi variabel ini (kepuasan pengguna,

keberhasilan sistem dan kualitas sistem) seringkali rancu. Seringkali

kepuasan pengguna dianggap sama dengan kualitas sistem, atau bila tidak

kepuasan pengguna digunakan untuk mengukur kualitas sistem.

Rini (2002) dalam risetnya terhadap pengguna dalam industri

perbankan menggunakan aspek kognitif yang berupa tingkat pemahaman

pengguna terhadap tingkat partisipasi. Riset ini mendapatkan temuan

penting yang menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mempunyai

pengaruh yang positif terhadap partisipasi

Guimaraes et al. (2003) menyatakan bahwa keberhasilan sistem

mempunyai tiga komponen (tolak ukur), yaitu kualitas sistem, manfaat sistem

dan kepuasan pengguna. Pendapat ini menunjukkan bahwa keberhasilan

(46)

 

oleh sampai sejauh mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan kepuasan

pengguna.(Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol.3 No.1, Juli 2003 hal

119-133).

2.6 Kerangka berpikir

Ada beberapa tahap untuk mengetahui pengembangan sistem berhasil

atau tidak, yaitu :

1. Pengembangan sistem : Investigasi Sistem, untuk menentukan

permasalahan-permasalahan atau kebutuhan yang timbul. Analisis

Sistem, tujuan tahap ini adalah untuk mendefinisikan sistem berjalan.

Desain Sistem, pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi

pada komputer dilaksanakan.

2.Keberhasilan implementasi sistem meliputi : kualitas sistem, partisipasi

pengguna, pemahaman pengguna, kepuasan pengguna, manfaat sistem.

3. Kinerja perusahaan : kerberhasilan sistem informasi tersebut akan

memperbaiki kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan akan meningkat

dan perusahaan akan mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan

(47)

 

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Pengembangan sistem

Keberhasilan Implementasi sistem : 1. Kualitas sistem

2. Partisipasi pengguna 3. Pemahaman pengguna

4. Kepuasan pengguna

5. Manfaat sistem

(48)

51  BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini penulis tidak menguji antara variabel sehingga

tidak ada pengukuran variabel. Penelitian kualitatif bersifat holistik

(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) yang dipandang sebagai realitas

sosial dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam

melihat hubungan antara variabel pada obyek yag diteliti lebih bersifat

interaktif yaitu, saling mempengaruhi, sehingga tidak diketahui variabel

independen dan dependennya (Sugiyono, 2005:7). Penelitian ini difokuskan

pada faktor keberhasilan implementasi pengembangan sistem pada Patra

Semarang Convention Hotel, sehingga peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif untuk mendeskriptifkan faktor-faktor keberhasilan

implementasi sistem pada Patra Semarang Convention Hotel.

Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada faktor-faktor keberhasilan

implementasi sistem, yaitu kualitas sistem, pertisipasi pengguna, pemahaman

pengguna, kepuasan pengguna, manfaat sistem, dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Kualitas sistem : secara langsung dapat mempengaruhi pemakai,

(49)

 

menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pemakai maka akan

mudah digunakan dan dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan

pengguna.

2. Partisipasi pengguna : kerterlibatan/partisipasi pengguna dalam

perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu faktor

keberhasilan implementasi.

3. Kepuasan pengguna : bila pengguna sistem informasi merasa puas

dengan sistem yang telah dikembangkan maka pengguna akan dengan

sukarela menggunakan sistem tersebut.

4. Pemahaman pengguna : tingkat pemahaman pemakai akan

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi sistem informasi

yang dikembangkan.

5. Manfaat sistem : sistem yang dikembangkan harus dapat mencapai

manfaat agar sistem tersebut dapat berhasil.

Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut

secara holistik. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari suatu keutuhan (Bogdan dan Taylor dalam Moleong,

2002:3).

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam

(50)

 

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument

kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul

berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada

angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk

atau outcome.

4. Penelilitian kualitatif lebih melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang

teramati).

Metode penelitian kualitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti bila

permasalahan dalam situs sosial masih remang-remang, kompleks, dinamis,

peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam, serta

menemukan hipotesis atau teori. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara, akan berkembang atau berganti setelah

peneliti berada dilapangan.

Dalam penelitian kualitatif, hubungan antara peneliti dengan yang

diteliti bersifat independen. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai

instrumen dan dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara

mendalam maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dalam

penelitian sekaligus merupakan perencana, pelaksanapengumpulan data,

(51)

  3.2 Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada Patra Semarang

Convention Hotel. Lokasi penelitian tersebut merupakan salah satu

perusahaan perhotelan dibawah nauangan anak perusahaan PT. Pertamina

yaitu PT. Patra Jasa.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau

obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang

dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah (Sugiyono, 2005:72). Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 karyawan yang terdiri dari :

1. 1 orang General manager Patra Semarang Convention Hotel.

2. 1 orang General manager secretary Patra Semarang Convention

Hotel.

3. 1 orang Executive assistance manager Patra Semarang Convention

Hotel.

4. 21 karyawan room division yang terdiri dari : 1 orang room division

(52)

 

orang Guest activities manager dan 2 orang karyawan guest

activities.

5. 9 karyawan bagian food & beverage yang terdiri dari : 1 orang F&B

manager dan 8 karyawan bagian food and beverage. 6. 1 orang kitchen admin.

7. 3 karyawan bagian human resource yang terdiri dari : 1 orang HR

manager dan 2 karyawan bagian human resource.

8. 9 karyawan bagian marketing yang terdiri dari : 1 orang sales

marketing manager dan 8 karyawan bagian marketing.

9. 20 karyawan bagian accounting yang terdiri dari 1 orang financial

controller dan 19 karyawan bagian accounting.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila jumlah populasi besar maka peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 37 karyawan Patra Semarang Convention Hotel yang

terdiri dari 1 orang general manager, 5 orang manajer dari setiap bagian dan

(53)

  3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel mengunakan metode

purposive sampling. Purposive sampling menurut Cooper dan Emory adalah

Sampel yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak

yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. (http://

home.unpar.ac.id/~hasan/SAMPLING.doc.). Untuk memperoleh data tentang

informasi apa saja yang ingin ditampilkan dalam sistem informasi, maka

manajer merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi.

Sedangkan untuk mengetahui apakah sistem tersebut berhasil

diimplementasikan, maka karyawan yang selalu menggunakan sistem

informasi merupakan orang yang terbaik yang bias memberikan informasi.

Jadi, purposive sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi

sampel karena mereka mempunyai “information rich”.

3.4 Teknik Pengumpulan Data a. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data

primer, merupakan data yang didapat melalui angket yang diisi

langsung oleh pegawai. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui

keberhasilan implementasi sistem informasi perhotelan pada Patra

(54)

  b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu berasal dari jawaban

responden melalui kuesioner yang disebarkan pada pegawai Patra

Semarang Convention Hotel.

c. Cara Pengumpulan Data

1) Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi pertanyaan kepada karyawan Patra Semarang

Convention Hotel.

2) Kuesioner, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi pertanyaan atau peryataan tertulis kepada

pegawai Patra Semarang Convention Hotel.

3.5 Teknik Analisis

Teknik analisis data ini menggunakan teori Grounded, penelitian

dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif yang membantu

penelitian namun tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau menjadi dinamis.

Sewaktu peneliti mulai mengumpilkan data, konsep penelitian ini

diidentifikasikan. Kemungkinan kaitan dikembangkan antara konsep inti teori

dengan data. Tahap awal ini cenderung terbuka dan waktunya bias memakan

berbulan-bulan. Kemudian peneliti memasuki verifikasi dan ikhtisar.

Usahanya cenderung berkembang secara perlahan menapaki kategori inti

(55)

  3.6 Validitas Data

Untuk menghasilkan penelitian yang baik, maka faktor validitas

sangat penting bagi sebuah penelitian. Maxwell (2004:171) dalam

menyatakan terdapat empat teori validitas yaitu : deskriptif, interprestasi,

teori-teori dan generalisasi.

Adapun upaya menjaga validitas dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan deskriptif dan interprestasi. Uji deskriptif dituntut untuk

menampilakn deskripsi kental/thick description dalam penelitian, yaitu

deskripsi secara literal manusia, kejadian,atau proses yang diamati. Deskriptif

ini harus menyajikan interpretasi bukan sekedar fakta-fakta yang teramati. Uji

interpretasi, dalam penelitian kualitatif dicapai melalui interaksi antara

peneliti dan responden. Ancaman terhadap validitas interpretasi adalah

peneliti memaksakan kerangkanya dalam memahami data. Ancaman ini

muncul karena peneliti tidak mencari pemahaman responden terhadap

perilakunya. Cara terbaik untuk menghindari ancaman tersebut dengan

mempelajari bagaimana responden memaknai apa yang mereka lakukan atau

katakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adlah dengan melakukan

pengecekan kebenaran atau konfirmasi dengan menyatakan langsung kepada

yang bersangkutan. Para peneliti kualitaif berpendapat bahwa teori akan lebih

mantap bila tidak melalui a priori reasoning melainkan grounding. Validitas

teori terancam apabila peneliti tidak mengumpulkan atau tidak

memperhatikan data yang menyimpang atau tidak menghiraukan penjelasan

(56)

  BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Hotel Motel Patra Jasa Semarang yang sekarang dikenal sebagai Patra Semarang Convention Hotel merupakan National Chains Hotel yang

dibangun atas modal PT Pertamina pada tahun 1972, dan diresmikan pada

tanggal 18 Juni 1974 oleh Bapak Ibnu Sutowo yang saat itu menjabat

sebagai direktur utama Pertamina.

Tujuan utama didirikan Patra Semarang Convention Hotel pada

saat itu adalah para kontraktor Pertamina supaya tidak menginap di tempat

lain dan pengelolaannya dipegang oleh Pertamina. Namun setelah

pemerintah mengeluarkan peraturan tertuang dalam undang-undang No. 8

tahun 1974, yang berisikan tentang larangan bagi perusahaan Pertamina

untuk mengelola usaha lain selain minyak dan gas, maka perusahaannya

diserahkan kepada anak perusahaannya yaitu PT Patra Jasa.

Patra Semarang Convention Hotel berdiri di atas tanah seluas 10,6

hektar di kawasan Candi Baru Semarang, sehingga cocok sebagai tempat

peristirahatan bagi orang bisnis maupun wisatawan mancanegara maupun

domestic. Oleh karena itu sering terjadi tamu yang akan menginap tidak

(57)

 

penginapan bagi tamu yang bersangkutan di hotel lain. Sehubungan

dengan keadaan tersebut, maka timbul gagasan untuk menambah jumlah

kamar baru, yang semula hanya 72 kamar pada bulan Juni 1985 diadakan

penambahan kamar baru sebanyak 75 kamar. Penambahan kamar baru

tersebut terletak pada bangunan baru yang berlantai lima yang diresmikan

pada bulan Oktober 1987 oleh Menparpostel saat itu, yaitu Bapak Achmad

Taher. Kamar-kamar baru disebut sebagai “New Wings” sedangkan

kamar-kamar yang lama disebut “Old Wings”. Pada tahun 1999 manajemen

memutuskan untuk menggunakan satu kamar deluxe sebagai ruang spa

sehingga total kamar menjadi 146 kamar. Patra Semarang Convention

Hotel merupakan hotel terbaik di semarang dan terbaik kedua dari seluruh

hotel-hotel Patra Jasa yang ada di Indonesia.

Berikut ini adalah unit hotel PT Patra Jasa :

1. The Patra Bali Resort & Villas, yang berlokasi di Bali.

2. Patra Semarang Convention Hotel, yang berlokasi di Semarang,

Jawa Tengah.

3. Patra Anyer Beach Resort, yang berlokasi di Anyer, Serang,

Banten, Jawa Barat.

4. Patra Jakarta Hotel, yang berlokasi di Jakarta.

5. Patra Bandung Hotel, yang berlokasi di bandung, Jawa Barat.

6. Patra Cirebon Hotel, yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat.

(58)

 

Sistem Informasi Patra Semarang Convention Hotel

Sistem informasi Patra Semarang Convention Hotel sebelum

menggunakkan aplikasi Fidelio, menggunakkan program Hotel system

yang dibuat sendiri, akan tetapi program yang dulu tidak secanggih sistem

yang digunakan saat ini dan kemungkinan loss data tinggi karena dulu

sistem yang digunakan sangat sederhana. Sistem yang ada saat ini

memiliki ruang server sebagai media pengatur sistem dan data, yang

terdiri dari:

1. Server untuk Fidelio, yang mana Fidelio adalah suatu system

pelayanan data yang berkaitan dengan data hotel yang

berhubungan dengan tamu, mencakup reservation, housekeeping

dan front office.

2. Server untuk Micros, merupakan pendukung dari Fidelio sendiri,

akan tetapi Micros berkenaan dengan penjualan di outlet, disebut

POS (Point Of Sales), meliputi Bar, Restaurant, dan Sunken Bar

(yang berada di Sw. Pool) dan kegiatan Banquette lainnya.

3. Server Material Control, merupakan pendukung untuk bagian

Logistic dan Kitehen. System ini berkenaan dgn stok barang dan

maintenance barang.

4. Proxy Server, untuk pendukung client yang terhubung dengan

Internet, tanpa server ini client tidak bisa menggunakan internet.

5. SAP (system application and product) Server, untuk pendukung

(59)

 

perusahaan untuk mendukung segala kegiatan operasional dan

produksi secara efektif dan efisien serta merupakan program yang

real time berkenaan dengan Back Office khususnya Accounting

dan Human Resources dan bisa dibaca pada saat itu juga di kantor

pusat.

6. CCMail Server, untuk pendukung email intranet dalam satu

gedung, artinya pengguna adalah yang diberi hak oleh management

sehingga komunikasi lebih irit tanpa menggunakan kertas

(paperless).

7. Antivirus Server, untuk pendukung program antivirus bagi client

yang terhubung dengan mesin server dari serangan virus.

8. Interface Server, sebagai penyedia (jembatan) untuk

mengkomunikasikan agar system Fidelio dapat terbaca

(terintegrasi) dengan program lainnya.

9. Night Audit Server, sebagai program pendukung dari system

Fidelio.

10.Datacom Server, sebagai mesin pendukung untuk telepon dengan

PABX. PABX (private automatic branch exchange/pertukaran

cabang pribadi otomatis) adalah suatu perangkat yang berfungsi

sebagai sentral telepon, dalam suatu lokasi tertentu, misalnya :

kantor, gedung, perumahan, dll. Dalam skala kapasitas yang lebih

besar, PABX dapat berupa Sentral Telepon Otomatis PSTN yang

(60)

 

kantor dan lain-lain, misalnya PT. TELKOM, PT. INDOSAT, dll.

Perangkat ini akan mengatur panggilan yang masuk serta

meneruskan panggilan ke nomor tujuannya, sehingga pengguna

dapat dengan mudah melakukan penggilan ke nomer tujuan, cukup

dengan menekan nomor tujuan nya (nomor extension atau nomer

rumah).

Untuk Client yang terhubung dengan jaringan adalah, sekitar 42 client,

dan beberapa computer yang stand alone (berdiri sendiri tidak terhubung

dengan jaringan) yang kira-kira ada 10 komputer. Untuk computer yang

terhubung dengan jaringan, semua terbackup dengan UPS terpadu,

sehingga apabila listrik tiba-tiba mati computer masih menyala dengan

maksimal mencapai 15 menit sampai ada daya listrik yang mensupply lagi

(biasanya dari mesin genset)

Visi dan Misi (Corporate)

Visi : menjadi pelaku bisnis hotel dan property yang professional.

Misi :

1. Mengutamakan kepuasan dan memberikan nilai tambah yang

optimal.

2. Menjadi entitas bisnis yang dikelola secara professional.

3. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan.

(61)

  a. Lokasi

Patra Semarang Convention Hotel adalah hotel yang

terletak di ujung bukit Candi Baru dengan pemandangan kota

Semarang, pelabuhan Tanjung Mas, dan pegunungan Ungaran.

Dengan lokasi strategis hanya 20 menit dari airport dan hanya 15

manit dari pusat kota.

Alamat : JL. Sisingamangaraja, Candi Baru, Semarang

50252

Telp : (024) 8414141, 8314441

Fax : (024) 8314448

Website : www.patra-jasa.com/semarang

Email : reservation.semarang@patra-jasa.com

Toll-free : 0800-1100-300

b. Fasilitas kamar

Kamar yang ada di Patra Semarang Convention Hotel

terdiri dari 121 kamar hotel dan 25 villa. Setiap kamar dilengkapi

dengan fasilitas-fasilitas seperti, air conditioning (ac), IDD

telephone Line, internet connection, mini bar, refrigerator, tea & coffee maker, 50 channels TV. Berikut ini adalah jenis dan jumlah kamar di Patra Convention Hotel :

Jenis Kamar Jumlah Kamar

Gambar

Gambar 1. Komponen dari sistem informasi
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Table 4.2 Kecepatan Akses Informasi
Table 4.3 File Mudah Diakses
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi

Wawancara dengan 4 orang pengguna dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap tiga dimensi kualitas, dimensi penggunaan, dan kepuasan pengguna pada model

Penelitian ini menggunakan model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean untuk mengukur kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, kepuasan pengguna,

Wawancara dengan 4 orang pengguna dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap tiga dimensi kualitas, dimensi penggunaan, dan kepuasan pengguna pada model

Wawancara dengan 4 orang pengguna dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap tiga dimensi kualitas, dimensi penggunaan, dan kepuasan pengguna pada model

Kualitas Informasi dan Perceived Usefulness terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi ( Studi Kasus Kantor DPRD Kota Medan)” adalah benar hasil karya tulis saya

Penelitian ini menggunakan model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean untuk mengukur kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, kepuasan pengguna,

Wawancara dengan 4 orang pengguna dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap tiga dimensi kualitas, dimensi penggunaan, dan kepuasan pengguna pada model