iv
KEDUDUKAN WALI NIKAH DALAM PERKAWINAN MELALUI MEDIA VIDEOTELECONFERENCE DENGAN HUKUM ISLAM DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN ABSTRAK
Raditya Agus Putra 110110100002
Sebagaimana diketahui bahwa ala-alat komunikasi sudah semakin canggih. Kenyataan tersebut mengilhami sebagian orang untuk melangsungkan perkawinan dengan memanfaatkan alat komunikasi seperti
videoteleconference, karena dipandang lebih efisien. Namun memutuskan
hukum, tidaklah cukup hanya didasarkan atas pertimbangan keefisienan semata. Perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang lain, sebab menurut ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 perkawinan itu sah apabila dilaksanakan menurut hukum masing-masing agama, dalam pembahasan skripsi ini penulis mengangkat permasalahan tentang bagaimana kedudukan wali nikah dalam perkawinan yang dilakukan melalui videoteleconfrence, bagaimana akibat hukum terhadap sahnya wali nikah melalui videoteleconfrence terhadap perkawinan tersebut.
Penulisan skripsi berdasarkan metode pendekatan yuridis normatif dan metode deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dianalisa berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan terkait hukum perdata dan hukum Islam, literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian dan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer melalui wawancara dan selanjutnya data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan Penelitian tersebut, diperoleh hasil Wali Nikah dari perkawinan yang dilangsungkan dengan media videoteleconference adalah sah menurut fiqh Islam. Perkawinan tersebut dapat dikategorikan qiyas, karena mempermudah sebuah urusan perkawinan dengan perantara media
videoteleconference. Selanjutnya sahnya wali nikah dengan media
videoteleconference didasari oleh Mahzab Hanafi yang menyatakan bahwa