vii ABSTRAK
PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
LOYALITAS KARYAWAN
Elisabeth Yuli Purwandari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh : 1) kompensasi terhadap loyalitas karyawan, 2) lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan, 3) gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan, 4) kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di CV. Cemerlang Baru pada bulan Oktober-November 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan CV. Cemerlang Baru. Ukuran sampel adalah 39 karyawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara.
Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap loyalitas karyawan, lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan, dan gaya pemepimpinan terhadap loyalitas karyawan digunakan teknik analisis regresi linier. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan digunakan teknik analisis regresi ganda.
viii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COMPENSATION, WORKING ENVIRONMENT AND THE STYLE OF LEADERSHIP TOWARDS THE LOYALTY OF
EMPLOYEES
Elisabeth Yuli Purwandari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to know whether there are influences of : 1) compensation towards the loyalty of the employees, 2) working environment towards the loyalty of the employees, 3) the style of leadership towards the loyalty of the employees, 4) compensation, working environment and the style of leadership towards the loyalty of employees.
This research is a case study and was carried out at CV. Cemerlang Baru from October to November 2007. The population of this research were CV. Cemerlang Baru’s employees. The samples were 39 employees. The techniques of data collection were questionnaire and interview.
To know the influence of compensation towards the loyalty of the employees, working environment towards the loyalty of the employees, and leadership toward the loyalty of the employees, linier regression analysis technique was used. Meanwhile, to know the influence of compensation, working environment, and the style of leadership towards the loyalty of the employees, double regression analysis technique was used.
PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA,
DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
LOYALITAS KARYAWAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Elisabeth Yuli Purwandari NIM: 021334049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO
Apa yang ada di luar dan di dekat kit a m erupakan hal- hal t ak berart i jika dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kit a.(Ralph Waldo Em erson)
Di dunia ini, tidak ada yang tak bisa Anda m iliki jika Anda yakin m am pu m em ilikinya.(Robert Collier)
v
P ERS EMB AH AN
UNTUK
KELUARGAKU,
BAPAK
FL.
HARYADI
SARBANI,
IBU
MARIA
SRI
PURWANTI,
KAKAKKU
YOHANES
ADVEN
SARBANI,
DAN
ADIKKU
MONICA
ASTRI
HARINI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama :
Elisabeth Yuli PurwandariNomor Mahasiswa :
021334049Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH
KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun
memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 2 Februari 2008
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
LOYALITAS KARYAWAN
Elisabeth Yuli Purwandari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh : 1) kompensasi terhadap loyalitas karyawan, 2) lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan, 3) gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan, 4) kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di CV. Cemerlang Baru pada bulan Oktober-November 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan CV. Cemerlang Baru. Ukuran sampel adalah 39 karyawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara.
Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap loyalitas karyawan, lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan, dan gaya pemepimpinan terhadap loyalitas karyawan digunakan teknik analisis regresi linier. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan digunakan teknik analisis regresi ganda.
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COMPENSATION, WORKING ENVIRONMENT AND THE STYLE OF LEADERSHIP TOWARDS THE LOYALTY OF
EMPLOYEES
Elisabeth Yuli Purwandari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to know whether there are influences of : 1) compensation towards the loyalty of the employees, 2) working environment towards the loyalty of the employees, 3) the style of leadership towards the loyalty of the employees, 4) compensation, working environment and the style of leadership towards the loyalty of employees.
This research is a case study and was carried out at CV. Cemerlang Baru from October to November 2007. The population of this research were CV. Cemerlang Baru’s employees. The samples were 39 employees. The techniques of data collection were questionnaire and interview.
To know the influence of compensation towards the loyalty of the employees, working environment towards the loyalty of the employees, and leadership toward the loyalty of the employees, linier regression analysis technique was used. Meanwhile, to know the influence of compensation, working environment, and the style of leadership towards the loyalty of the employees, double regression analysis technique was used.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas limpahan berkah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikam skripsi yang berjudul Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Loyalitas
Karyawan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, bimbingan, dorongan dan terutama doa dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang terus memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
5. B. Indah Nugraheni, S.I.P., M.Pd. dan Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Penguji, terima kasih.
6. Bapak Andi Irawan, Direktur I CV. Cemerlang Baru yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Segenap dosen di Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membimbing penulis sepanjang masa studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih.
8. Mas Sandy yang membantu saya mencari tempat penelitian, terima kasih atas bantuannya.
9. Sahabat-sahabatku selama kuliah Tyas, Sisca, Epi, Dita. Terima kasih untuk persahabatan kalian, semoga kita mendapat yang terbaik dalam hidup. Semangat, Semangat !!!
10. Temen-temanku di PAK’02 semua. Terima kasih untuk kebersamaan yang boleh kualami bersama kalian. Terlebih untuk Krisum, Dina, Wiwin, Eri, Goris, Bulan, DP, Muntari, Indri, Dewa, April, Ipul, Lusi, Erma, Iin, Yuni, Kriwul, Adi, Didik terima kasih sudah memberi semangat padaku dan mengingatkan aku untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat seperjuanganku dalam menyelesaikan skripsi ini, Imas dan Lusi’03. Terima kasih banyak untuk kebersamaan dalam perjuangan kita. Tapi perjuangan belum berakhir, ayo semangat, semangat !!!
12. Karyawan Sanata Dharma, terutama Pak Waluyo, Pak Wawik dan Mbak Aris, terima kasih.
xi
14. Keponakanku (Hestra dan Agrit) yang lucu dan bisa membuatku tertawa. 15. Mbak Upik, Om Saryanto, Simbah Mamak, Simbah Buyut yang telah
mendukung dan mendoakanku.
16. Teman-teman lama yang masih perhatian dan mendukungku Arin, Yulia, Luvi, Agnes. Terima kasih.
Dalam penulisan ini, penulis telah berusaha seoptimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik, namun penulis menyadari bahwa ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Karena itu, masukan berupa kritik dan saran bagi perbaikan skripsi ini dengan senang hati penulis terima dan ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya.
Yogyakarta, 2 Februari 2008
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian... 6
xiii
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan... 20
C. Kerangka Berpikir... 21
D. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
D. Variabel Penelitian, Devinisi Operasional, dan Pengukurannya 25 E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Uji Instrumen... 29
G. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Lokasi Usaha... 40
B. Kegiatan Usaha ... 40
C. Karyawan ... 42
BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 44
B. Uji Prasyarat Analisis ... 59
C. Uji Asumsi Klasik ... 66
D. Pengujian Hipotesis ... 69
E. Pembahasan ... 82
xiv
B. Keterbatasan Penelitian ... 90
C. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel... 27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Loyalitas Karyawan... 27
Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel Kompensasi ... 28
Tabel 3.4 Kisi-kisi Variabel Lingkungan Kerja... 28
Tabel 3.5 Kisi-kisi Variabel Gaya Kepemimpinan ... 28
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas ... 31
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 44
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ... 45
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan... 46
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja.. 47
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Berpindah Kerja... 48
Tabel 5.6 Deskripsi Variabel Loyalitas Karyawan ... 49
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Loyalitas Karyawan... 49
Tabel 5.8 Kategori Kecenderungan Loyalitas Karyawan ... 50
Tabel 5.9 Deskripsi Variabel Kompensasi... 51
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Kompensasi ... 52
Tabel 5.11 Kategori Kecenderungan Kompensasi... 52
Tabel 5.12 Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja ... 54
Tabel 5.13 Distribusi Frekeunsi Lingkungan Kerja... 54
xvi
Tabel 5.15 Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan ... 57
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan ... 57
Tabel 5.17 Kategori Kecenderungan Gaya Kepemimpinan ... 58
Tabel 5.18 Uji Normalitas Variabel Kompensasi ... 60
Tabel 5.19 Uji Normalitas Variabel Lingkungan Kerja... 61
Tabel 5.20 Uji Normalitas Variabel Gaya Kepemimpinan... 62
Tabel 5.21 Uji Normalitas Variabel Loyalitas Karyawan... 63
Tabel 5.22 Uji Linieritas ... 65
Tabel 5.23 Uji Multikolinieritas Ditinjau dari Korelasi... 66
Tabel 5.24 Uji Multikolinieritas Ditinjau dari Nilai Tolerance dan VIF ... 67
Tabel 5.25 Uji Heterokedastisitas dengan Uji Park ... 69
Tabel 5.26 Persamaan Regresi ... 70
Tabel 5.27 Korelasi antara Loyalitas Karyawan Dengan Kompensasi... 70
Tabel 5.28 Koefisien Determinasi Kompensasi Terhadap Loyalitas Karyawan ... 71
Tabel 5.29 Uji ANOVA ... 72
Tabel 5.30 Persamaan Regresi ... 73
Tabel 5.31 Korelasi Antara Loyalitas Karyawan Dengan Lingkungan Kerja ... 73
Tabel 5.32 Koefisien Determinasi Lingkungan Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan ... 74
Tabel 5.33 Uji ANOVA ... 75
xvii
Tabel 5.35 Korelasi Antara Loyalitas Karyawan Dengan Gaya Kepemimpinan
... 76
Tabel 5.36 Koefisien Determinasi Gaya Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Karyawan ... 77
Tabel 5.37 Uji ANOVA ... 78
Tabel 5.38 Persamaan Regresi ... 79
Tabel 5.39 Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 79
Tabel 5.40 Koefisien Determinasi... 80
Tabel 5.41 Bobot Sumbangan Variabel ... 81
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner ... 94
2. Surat-surat ... 100
3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 102
4. Data Responden ... 118
5. Data Induk Penelitian... 122
6. Uji Asumsi Klasik ... 127
7. Pengujian Hipotesis... 130
8. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif... 149
9. Perhitungan Tabel Kategoi Kecenderungan... 153
10. Tabel Distribusi t dan nilai r Product Moment ... 156
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan di dunia bisnis saat ini sangat ketat. Dengan segala
keterbatasan yang dimiliki, perusahaan harus bersaing dengan perusahaan lain
untuk bisa merebut pangsa pasar yang ada. Hal ini tidak akan terwujud jika
perusahaan tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan.
Salah satu sumber daya yang harus dimiliki perusahaan untuk dapat
memenangkan pangsa pasar adalah sumber daya manusia atau yang sering
disebut karyawan. Tanpa adanya karyawan, maka perusahaan tidak dapat
beroperasi. Tapi disisi lain tanpa adanya perusahaan, maka tidak ada lapangan
kerja sehingga tidak ada sumber daya manusia yang terserap oleh perusahaan.
Jadi bisa dikatakan bahwa antara perusahaan dengan karyawannya saling
tergantung. Karyawan membutuhkan penghasilan dengan bekerja pada
perusahaan, sementara perusahaan memerlukan karyawan untuk bisa
menjalankan perusahaan.
Loyalitas karyawan terhadap perusahaan sangat diperlukan oleh
perusahaan. Akan sangat sulit bagi perusahaan untuk berkembang jika tidak
memiliki karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi. Perusahaan harus
berusaha menumbuh kembangkan loyalitas karyawannya supaya perusahaan
bisa tetap bertahan di saat sulit sekalipun. Tentu lebih sulit menumbuhkan
menurun. Karyawan akan ragu pada kemampuan perusahaan untuk menggaji
para karyawan. Karena tidak yakin perusahaan dapat dijadikan sandaran
hidup, maka karyawan karyawan yang tidak memiliki loyalitas tinggi akan
berusaha mencari pekerjaan lain yang lebih memberikan jaminan hidup.
Tetapi karyawan yang sudah memiliki loyalitas yang tinggi akan tetap bekerja
secara maksimal, berusaha mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam
bekerja, baik saat perusahaan sedang dalam kondisi normal maupun saat
perusahaan mengalami kesulitan. Hal ini akan menjadi sumber kekuatan bagi
perusahaan di saat-saat sulit. Namun saat perusahaan dalam keadaan yang
baik, tentunya perusahaan tidak boleh melupakan karyawannya. Pemberian
bonus tentu akan dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan. Jika perusahaan memiliki banyak karyawan tentunya tidak mudah
untuk menumbuhkan dan meningkatkan loyalitas semua karyawannya. Jika
begitu, lebih baik peningkatan loyalitas karyawan diutamakan pada karyawan
yang memegang posisi penting dalam perusahaan. Tapi tentu saja bila
perusahaan mampu memperhatikan loyalitas semua karyawannya itu akan
jauh lebih baik.
Bagi karyawan, loyalitas terhadap perusahaan tidak begitu saja mudah
diberikan. Jika perusahaan tidak dapat menghargai karyawan sebagai mana
mestinya, diduga karyawan akan berpikir ulang apakah dia akan tetap bekerja
di perusahaan itu atau mencari pekerjaan di perusahaan yang lain.
Memperoleh karyawan yang punya loyalitas tinggi tidak mudah. Bahkan
tempat lain oleh karyawannya. Jika begitu keadaannya tidak mungkin
perusahaan akan berkembang. Oleh sebab itu perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan.
Tuntutan kebutuhan hidup yang terus meningkat sejalan dengan naiknya
biaya hidup yang ada, membuat orang berusaha memperoleh penghasilan
supaya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan bekerja orang berharap
kebutuhan hidupnya bisa dipenuhi melalui kompensasi yang akan diberikan
oleh perusahaan. Jika kebutuhan hidupnya sudah bisa terpenuhi dengan baik,
maka orang tidak perlu berpindah kerja ke perusahaan lain yang menjanjikan
kompensasi yang lebih baik. Jika karyawan yang dimiliki oleh perusahaan itu
keluar dan lebih memilih untuk bergabung dengan perusaan pesaing, maka hal
itu akan menjadi kerugian bagi perusahaan. Apalagi bila karyawan itu cukup
berprestasi dan mengetahui seluk beluk perusahaan. Karena tidak mudah
memperoleh karyawan yang handal dan berprestasi. Oleh karena itu
perusahaan harus memperhatikan dengan baik pemberian kompensasi bagi
karyawannya sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik dan sepenuh hati
sehingga tidak berkeinginan untuk meninggalkan perusahaan.
Faktor lingkungan kerja yang nyaman diduga turut pula menjadi salah satu
pertimbangan karyawan dalam bekerja. Saat bekerja karyawan mendapat
pengaruh dari lingkungannya. Jika lingkungan kerja tidak mendukung
karyawan untuk merasa nyaman dalam bekerja, maka karyawan tentu akan
mencari alternatif bekerja di tempat lain yang mungkin lebih nyaman baginya.
atasan maupun bawahan yang baik akan menjadikan karyawan lebih
bersemangat saat bekerja. Selain itu faktor fisik seperti peralatan kerja,
gedung atau ruang kerja juga berpengaruh bagi karyawan.
Karyawan bekerja dengan mendapat pengawasan dari atasannya. Gaya
kepemimpinan atasan diduga juga turut mempengaruhi loyalitas karyawan.
Atasan yang bersikap sebagai penguasa yang cenderung sewenang-wenang
dan tidak menghargai aspirasi karyawan akan membuat karyawan merasa
tidak puas dalam bekerja. Sehingga ada kemungkinan karyawan akan mencari
perusahaan yang dipimpin oleh atasan yang lebih baik dalam memperlakukan
bawahannya. Seandainya karyawan tidak berpindah kerja, kemungkinan
karyawan tersebut akan bekerja dengan tidak sepenuh hati atau bisa dikatakan
loyalitasnya terhadap perusahaan menjadi rendah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja,
dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Karyawan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan diatas
maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Kompensasi yang diterima oleh karyawan diduga mempengaruhi loyalitas
karyawan terhadap perusahaan.
2. Gaya kepemimpinan atasan diduga mempengaruhi loyalitas karyawan
3. Lingkungan kerja yang nyaman diduga bisa meningkatkan loyalitas
karyawan terhadap perusahaan.
4. Adanya pertumbuhan perusahaan akan membuat karyawan merasa bahwa
perusahaan dapat dijadikan sandaran hidup, sehingga tercipta loyalitas
kepada perusahaan.
C. Batasan Masalah
Dengan adanya beberapa masalah tersebut diatas, maka penulis
hanya akan membatasi masalah yang akan dibahas lebih lanjut yaitu mengenai
faktor kompensasi, faktor lingkungan kerja, dan faktor gaya kepemimpinan
dalam pengaruhnya terhadap faktor loyalitas karyawan.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh yang positif dari kompensasi terhadap loyalitas
karyawan ?
2. Apakah ada pengaruh yang positif dari lingkungan kerja terhadap
loyalitas karyawan ?
3. Apakah ada pengaruh yang positif dari gaya kepemimpinan terhadap
loyalitas karyawan ?
4. Apakah ada pengaruh yang positif dari kompensasi, lingkungan kerja, dan
E. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari kompensasi
terhadap loyalitas karyawan.
b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari lingkungan kerja
terhadap loyalitas karyawan.
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari gaya
kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan.
d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari kompensasi,
lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
mempertahankan serta meningkatkan loyalitas karyawannya.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tambahan bagi
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pengaruh kompensasi, lingkungan kerja dan gaya
kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan.
3. Bagi penulis
Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan penelitian sekaligus
mengembangkan pengetahuan dengan menerapkan teori yang telah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoretik
1. Loyalitas Karyawan
Drs. Alex S. Nitisemito (1982:177) mengungkapkan bahwa
kesetiaan/loyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan dapat
menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab dapat menciptakan
kegairahan dan semangat kerja. Untuk dapat menimbulkan loyalitas para
karyawan terhadap perusahaan, maka pihak pimpinan harus
mengusahakan agar para karyawan merasa senasib dengan perusahaan.
Dengan perasaan senasib seperti ini kemajuan dan kemunduran
perusahaan akan dirasakan juga oleh karyawan. Dalam kenyataan pihak
perusahaan biasanya mengusahakan agar karyawan dapat merasakan
kemajuan perusahaan dengan cara membagikan laba perusahaan
(membagikan bonus). Cara lain untuk menimbulkan perasaan loyal para
karyawan terhadap perusahaan ialah dengan memberikan kesempatan
kepada mereka untuk ikut membeli saham perusahaan, tapi hal ini hanya
dapat dilakukan jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Sebenarnya
loyalitas dapat juga dapat ditimbulkan dengan cara pemberian gaji yang
cukup, perhatian terhadap kebutuhan rohani, dan hal-hal positif yang lain.
Dalam praktek memang sulit menimbulkan loyalitas semua karyawan
terhadap perusahaan, apalagi jika jumlah karyawan terlalu banyak. Jika
karyawan terlalu banyak maka titik beratnya ialah kepada para karyawan
yang memegang posisi penting.
Dalam Usahawan yang terbit bulan Februari 2004, Nang Among
Budiadi mengemukakan apabila organisasi mempekerjakan seseorang
hanya berdasarkan kinerjanya yang tinggi tanpa mempedulikan minatnya,
maka dalam jangka pendek komitmen dan loyalitasnya akan pudar.
Selama ini banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja. Dari penelitian-penelitian tersebut
diberikan contoh orang-orang yang terbaik di perusahaan yang berbakat
dan berprestasi dalam pekerjaannya merasakan ketidakpuasan dalam
pekerjaan dan karir mereka karena mereka tidak berada pada pekerjaan
yang sesuai dengan minat hidup yang tertanam dalam lubuk hatinya
(deeply embedded life interests). Minat ini tidak pula menentukan dimana
prestasi terbaiknya, tetapi sangat menentukan jenis pekerjaan yang
membuatnya senang dan puas dalam jangka yang relatif lama. Kepuasan
kerja ini akan berdampak pada komitmen dan loyalitas terhadap organisasi
dimana ia bekerja. Sedangkan komitmen dan loyalitas merupakan sasaran
organisasi dalam usaha mempertahankan karyawannya, khususnya
karyawan yang berbakat. Mendapatkan orang-orang yang cocok melalui
proses rekruitmen dan seleksi tidak akan menjamin bahwa orang-orang
tersebut akan memberikan komitmen serta loyalitas terhadap organisasi
dalam jangka panjang. Karyawan yang menyukai pekerjaannya dan
akan memberikan komitmen dan loyalitas kepada organisasi dalam jangka
waktu yang relatif lama.
Dalam Sriwijaya Post yang terbit hari Jumat 28 Februari 2003
ditulis bahwa pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan menarik minat
pada karyawan karena karyawan merasa bahwa perusahaan dapat
dijadikan pegangan untuk tumbuh berkembang bersama dalam hidup
mereka. Seiring dengan pertumbuhan yang tinggi, perusahaan sanggup
memberikan renumerasi tinggi pula untuk para karyawannya. Kondisi ini
akan menciptakan kesetiaan karyawan pada perusahaan. Jika kondisi
tersebut telah tercapai, karyawan akan terpacu untuk selalu mengadakan
perbaikan berkesinambungan (continous improvement) untuk menciptakan
nilai yang lebih tinggi lagi bagi pelanggan. Kesetiaan bukanlah sesuatu
yang harus dituntut dari karyawan melainkan yang diciptakan oleh
perusahaan.
Pembinaan loyalitas perlu dilakukan agar Sumber Daya Manusia dalam perusahaan tersebut : (Gouzali Saydam,2005:416-417)
a. Mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan
SDM yang mempunyai loyalitas tinggi akan mempunyai kepedulian yang tinggi pula. Seorang karyawan yang memiliki tingkat kepedulian tinggi akan terlihat pada perilaku :
1) Tidak senang melihat perbuatan yang cenderung merugikan perusahaan
2) Bersedia turun tangan untuk mencegah hal-hal yang merugikan perusahaan
3) Bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya, waktunya, tenaganya untuk kemajuan perusahaan
4) Tidak mau berbuat hal-hal yang mengarah pada hal yang merusak perusahaan
5) Suka bekerja keras, kreatif dan selalu ingin berbuat yang terbaik bagi perusahaan
Seorang karyawan dikatakan mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan, kalau ia merasakan bahwa kerugian perusahaan dirasakannya sebagai kerugiannya sendiri. Bila perusahaan maju, maka hal itu diyakininya akan turut memajukan kepentingan dirinya sendiri. Sekiranya produksi yang dicapai perusahaan turun atau merosot, disadarinya akan dapat pula menurunkan tingkat kompensasi yang diterimanya.
c. Dapat mencegah terjadinya turn over (berbondong-bondongnya karyawan keluar dari perusahaan)
SDM yang loyal pada perusahaan akan tetap bertahan dalam perusahaan, walaupun perusahaan ini maju atau mundur. Walaupun penghasilan tidak begitu memadai karena kemampuan perusahaan terbatas, maka ia tetap tidak ingin meninggalkan perusahaan, karena ia merasa terikat secara moral akan bekerja sebaik-baiknya. Namun, para karyawan yang tidak loyal, biasanya selalu gelisah, tidak tenang dan berusaha untuk mencari lahan/perusahaan lain yang dianggapnya dapat memberikan kompensasi yang lebih besar.
d. Menjamin kesinambungan kinerja perusahaan
Tingginya loyalitas para SDM dalam suatu perusahaan, akan menahan mereka untuk tidak melakukan turn-over dari perusahaan. Loyalitas yang tinggi juga akan memberi motivasi kerja yang tinggi kepada para SDM. Dengan demikian, mereka dengan kesadaran sendiri selalu ingin meningkatkan prestasinya. Bila semua karyawan mempunyai loyalitas tinggi, maka kesinambungan kinerja perusahaan dapat lebih terjamin dari waktu ke waktu.
e. Menjamin tetap terpeliharanya motivasi kerja
SDM yang mempunyai loyalitas tinggi pada perusahaan, biasanya akan mempunyai motivasi yang juga tinggi. Dengan kecintaan dan kesetiaan SDM yang besar pada perusahaan, ia juga tidak memerlukan motivasi yang begitu besar lagi untuk melakukan pekerjaan, karena loyalitas sudah merupakan sikap mental positif bagi perusahaan.
f. Dapat meningkatkan profesionalisme dan produktivitas kerja
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
loyalitas karyawan dibentuk dan dibina oleh perusahaan melalui
pemenuhan kebutuhan karyawannya.
2. Konsep Kompensasi
a. Pengertian kompensasi
Menurut Hasibuan (2001:118), kompensasi merupakan semua
pendapatan dalam bentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan. Bagi karyawan, kompensasi merupakan sesuatu
yang diterima sebagai hak atas pelaksanaan pekerjaan. Bagi
perusahaan kompensasi merupakan kewajiban yang harus dijalankan
dengan kebijakan yang tepat sebagai bentuk penghargaan perusahaan
terhadap karyawan.
Sedangkan Handoko (1991:155) berpendapat kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas
hasil kerja mereka. Kompensasi merupakan salah satu cara yang
dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk meningkatkan
prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan.
Hariandja berpendapat bahwa kompensasi adalah keseluruhan
balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya.
Kompensasi ini dapat berwujud gaji,upah, bonus, insentif, tinjangan
Drs. Alex S. Nitisemito (1982:149) menuliskan bahwa
kompensasi adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai
kecenderungan diberikan secara tetap. Kompensasi merupakan
masalah yang sangat penting, karena justru adanya kompensasi itulah
seseorang mau menjadi karyawan dari suatu perusahaan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kompensasi merupakan seluruh pendapatan yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan terhadap perusahaan.
b. Bentuk-bentuk Kompensasi
Penghasilan atau imbalan yang diterima karyawan atau pekerja
sehubungan dengan pekerjaannya dapat digolongkan dalam empat
bentuk yaitu (J. Sudarsono,1994:140) :
1) Upah atau gaji dalam bentuk uang
Upah atau gaji terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan.
2) Tunjangan dalam bentuk natura
Tunjangan dalam bentuk natura seperti beras, gula, pakaian diberikan untuk memenuhi kebutuhan pokok karyawan dan menjaga gaji riil pada masa inflasi.
3) Fringe benefits
Fringe benefits adalah berbagai jenis keuntungan di luar gaji yang
diperoleh karyawan sehubungan dengan jabatannya. Bentuk-bentuk fringe benefits yaitu dana pensiun, asuransi, upah dibayar pada hari libur, cuti sakit, sarana olah raga dan rekreasi.
c. Efektivitas kompensasi
Program kompensasi yang efektif dalam sebuah organisasi
1) Kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku
2) Efektivitas biaya bagi organisasi
3) Keadilan internal, eksternal, dan individual bagi para karyawan
4) Peningkatan kinerja bagi organisasi
Disarankan bahwa di dalam kebijakan kompensasi ada 7 kriteria
agar suatu kompensasi efektif, yaitu :
1) Memadai, maksudnya memenuhi segala persyaratan dari pemerintah, serikat kerja dan managerial.
2) Adil, setiap orang dibayar dengan adil sepadan dengan usaha, kemampuan, latihan dan sebagainya.
3) Seimbang. Pembayaran upah dan gaji, jaminan kesejahteraan dan penghargaan lain cukup memadai.
4) Efektif dari segi biaya. Upah dan gaji tidak terlalu berlebihan dengan memperhatikan kemampuan organisasi untuk membayarnya.
5) Aman. Sampai sejauh mana kebutuhan akan rasa aman relatif terbayar dan kebutuhan memenuhi kepuasan terpenuhi.
6) Memberikan insentif. Pembayaran upah dan gaji memotivasi untuk bekerja efektif dan produktif.
7) Dapat diterima oleh pegawai. Pegawai memahami sistem
pembayaran dan merasa cukup beralasan bagi organisasi untuk memakai sistem tersebut.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan
supaya bisa menetapkan kompensasi yang efektif dan efisien. Drs.
Alex S. Nitisemito menggambarkan pertimbangan dalam kompensasi
3. Konsep Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito (1996:184), lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan. Adapun faktor
lingkungan fisik yang harus diperhatikan oleh organisasi dalam upaya
meningkatkan semangat gairah kerja antara lain : pewarnaan, kebersihan,
pertukaran udara, penerangan, musik, keamanan, dan kebisingan.
Lingkungan kerja dibedakan dalam dua keadaan yaitu lingkungan
fisik dan psikologis (Hariardja, 2002:292). Lingkungan fisik meliputi rasa
aman, suhu atau temperatur, pencahayaan, kebisingan, peralatan dan
fasilitas kerja. Lingkungan fisik juga meliputi mesin, gedung, ruangan dan
PERATURAN&ETIKA
MAMPU MENGIKAT SYARAT KEBUTUHAN
MINIMAL
MENJAMIN SEMANGAT & KEGAIRAHAN KERJA
ADIL
DINAMIS KOMPOSISI
SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KEUANGAN
KOMPENSASI
EFEKTIF
SASARAN
peralatan. Lingkungan psikologis dapat diartikan sebagai kondisi sosial
antar sesama karyawan dan antara karyawan dengan atasan atau pimpinan.
Kondisi sosial ini meliputi keramahan, persahabatan, dan hubungan
kekeluargaan dengan sesama karyawan dan juga atasan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja merupakan keadaan fisik dan psikologis yang ada di
tempat kerja. Lingkungan kerja akan mempengaruhi kenyamanan
karyawan dalam bekerja sehingga timbul loyalitas karyawan bagi
perusahaan.
4. Konsep Gaya Kepemimpinan
a. Pengertian gaya kepemimpinan
Menurut Thoha Mitfah, gaya kepemimpinan adalah norma
perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat (Thoha Mitfah,
1988:52).
Menurut Flippo, gaya kepemimpinan dirumuskan sebagai pola
perilaku yang dirancang untuk memadukan kepentingan organisasi
dan personalia guna mengejar beberapa sasaran (Flippo, 1987:122).
b. Macam-macam gaya kepemimpinan
Menurut studi kepemimpinan Universitas Iowa, Ronald Lippit
dan Ralph K. White (Sutarto, 1989:72) disebutkan ada tiga gaya
1) Gaya kepemimpinan otoriter, otokratis, atau diktator Kepemimpinan gaya otoriter antara lain berciri : a) Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan b) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan c) Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
d) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat
f) Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
g) Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan, atau pendapat
h) Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif i) Lebih banyak kritik daripada pujian
j) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
k) Pimpinan menuntut kesetian mutlak tanpa syarat l) Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman m) Kasar dalam bertindak
n) Kaku dalam bersikap
o) Tanggung jawab keberhasilan hanya dipikul oleh pimpinan Penerapan gaya ini dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktivitasnya naik. Tetapi disamping itu, penerapan gaya ini juga menimbulkan kerugian yaitu suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkam sehinga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidakpuasan. Gaya kepemimpinan ini hanya tepat diterapkan dalam organisasi yang sedang menghadapi keadaan darurat karena sendi-sendi kelangsungan hidup organisasi terancam. Apabila keadaan darurat telah selesai, gaya ini sebaiknya segera ditinggalkan karena tidak akan mengembangkan karyawannya.
2) Gaya kepemimpinan demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis (Sutarto,1989:75) adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan.
Kepemimpinan gaya demokratis berciri : a) Wewenang pimpinan tidak mutlak
b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
c) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan d) Kebijaksanaan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan e) Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara
f) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar
g) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
h) Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan, atau pendapat
i) Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
j) Pujian dan kritik seimbang
k) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing
l) Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar
m) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak
n) Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai
o) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan
Penerapan kepemimpinan gaya demokratis dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih obyektif, timbul rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahan gaya ini antara lain keputusan serta tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan keputusan yang terbaik.
3) Gaya kepemimpinan laissez faire (kebebasan)
Kepemimpinan gaya kebebasan (Sutarto,1987:77) adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
Kepemimpinan gaya laissez faire berciri :
a) Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b) Keputusan lebih banyak dibuat bawahan
c) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya
e) Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan yang dilakukan para bawahannya f) Prakarsa selalu datang dari bawahan
g) Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
h) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok i) Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan
kelompok
Kelebihan dari gaya laissez faire ini adalah karyawan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya dan kekurangannya berupa kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing-masing.
Dalam bukunya, Abi Sujak (1990:34-37) membuat diagnosis untuk
mengidentifikasi keefektifan gaya kepemimpinan. Dia membagi gaya
kepemimpinan menjadi 2 macam, yaitu gaya struktur inisiasi dan gaya
pertimbangan. Manajer yang efektif adalah manajer yang memiliki
gaya struktur inisiasi yang tinggi dan gaya pertimbangan yang
moderat. Gaya struktur inisiasi yaitu gaya kepemimpinan yang
ditandai oleh banyaknya prakarsa dari pemimpin Gaya ini ditandai
dengan diri pemimpin yang aktif membuat berbagai rencana,
pengorganisasian, kontrol dan pengoordinasian terhadap aktivitas
yang dilakukan bawahan. Sedangkan gaya pertimbangan adalah gaya
kepemimpinan yang cenderung senag membuat berbagai
pertimbangan-pertimbangan dalam berbagai tindakan. Pemimpin
seperti ini memprioritaskan perhatiannya pada kesejahteraan bawahan,
memandang pentingnya status dan keselarasan, serta berasumsi
bawahan akan bekerja dengan baik jika pemimpin mampu membuat
pekerjaan yang lebih mudah untuk dikerjakan bawahan.
c. Profil perilaku pemimpin
Sujak (1990:7-9) mengungkapkan bahwa Gary Yulk telah
mengembangkan profil perilaku pemimpin dan kategori perilakunya.
1) Perhatian terhadap prestasi
Dengan memperhatikan pentingnya prestasi bawahan, pemimpin mencoba meningkatkan produktivitas dan efisiensi, menunjukkan kepada bawahan untuk bekerja sesuai dengan kapasitas yang ada, dan mengecek hasilnya.
2) Tenggang rasa
Membina sikap yang ramah, serta mengembangkan sikap obyektif dan terbuka kepada bawahan.
3) Inspirasi
Pemimpin merangsang rasa antusias bewahannya dalam mengerjakan tugas kelompok, mendorong rasa percaya anggota kelompok terhadap kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas dengan sukses dan dapat mencapai tujuan.
4) Penghargaan berupa pengakuan
Menekankan perhatian pada penghargaan dan pengakuan terhadap prestasi bawahan secara efektif, menunjukkan penghargaan terhadap hasil-hasil khusus dan kontribusi yang telah diberikan kepada organisasi.
5) Merancang kemungkinan-kemungkinan penghargaan
Menghargai prestasi bawahan secara efektif berupa pemberian keuntungan nyata seperti kenaikan upah, promosi, tugas-tugas yang lebih banyak serta pengaturan kerja yang lebih baik.
6) Partisipasi keputusan
Pemimpin mengkonsultasikan dengan bawahan dan memberi kesempatan kepada bawahan untuk mempengaruhi keputusan pimpinan.
7) Pendelegasian otonomi
Pemimpin mendelegasikan otoritas dan tanggung jawab terhadap bawahan serta mengizinkan untuk menetapkan bagaimana mengerjakan pekerjaannya.
8) Penjelasan peranan
Pemimpin menginformasikan kepada bawahan tentang tugas-tugas dan tanggung jawabnya.
9) Penetapan tujuan
Pemimpin menekankan pentingnya penetapan tujuan dari setiap perbuatan tertentu bagi pekerjaan bawahannya.
10) Pelatihan
Pemimpin menetapkan kebutuhan pelatihan bawahan dan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan sesuai keperluan.
11) Penyebaran informasi
Pemimpin memberikan informasi kepada bawahan tentang pengembangan yang mempengaruhi pekerjaannya.
12) Pemecahan masalah
pasti dalam memecahkan suatu problem ketika dituntut pemecahan yang cepat.
13) Perencanaan
Perhatian pemimpin untuk membuat suatu rencana yang dapat mengorganisir dan mengatur pekerjaan secara efisien.
14) Pengkoordinasian
Perhatian pemimpin dalam mengkoordinasikan pekerjaan bawahannya.
15) Pengelolaan konflik
Perhatian pemimpin untuk mencegah timbulnya bawahan yang saling berselisih secara emosional dan mendorong pemecahan konflik yang penuh makna, serta membantu penyelesaian konflik bawahan.
16) Kedisiplinan
Perhatian pemimpin terhadap pentingnya tindakan disiplin kepada pegawai dalam bentuk peringatan, hukuman, atau bahkan pemecatan.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Helvianti Br Sitepu (2004:82-85) dalam penelitiannya yang berjudul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan” meneliti
tentang pengaruh antara persepsi karyawan tentang gaji bersih, gaya
kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja. Hasil dari
penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara persepsi karyawan tentang
gaji bersih, gaya kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan
kerja yang ditunjukkan dengan R sebesar 0,783 pada taraf kepercayaan 95%
terhadap variabel terikat.
Helen Vebiyanti (2004:136-140) dalam penelitiannya yang berjudul
hubungan persepsi karyawan terhadap kompensasi, kepemimpinan, dan
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja meneliti hubungan persepsi karyawan
terhadap kompensasi, kepemimpinan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan
karyawan terhadap kompensasi dengan kepuasan kerja, ada hubungan positif
antara persepsi karyawan terhadap kepemimpinan dengan kepuasan kerja, dan
ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja
dengan kepuasan kerja.
Dari kedua hasil penelitian tersebut diatas menunjukkan ada
kecenderungan kepuasan kerja dipengaruhi oleh gaji/kompensasi,
kepemimpinan dan lingkungan kerja. Peneliti kemudian tertarik untuk
meneliti lebih lanjut apakah gaji/kompensasi, kepemimpinan, dan lingkungan
kerja juga mempengaruhi loyalitas karyawan.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh kompensasi terhadap loyalitas karyawan
Kompensasi diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa
yang telah diberikannya kepada perusahaan. Kompensasi merupakan salah
satu bentuk penghargaan perusahaan kepada karyawannya. Jika
perusahaan memberi kompensasi yang layak dan adil sesuai dengan jasa
yang diberikan oleh karyawan, dan kompensasi tersebut dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya maka karyawan diduga tidak akan berpikir untuk
berpindah kerja lagi, atau menerima pekerjaan dari perusahaan lain. Jadi,
semakin baik kompensasi yang diterima karyawan diduga semakin tinggi
2. Pengaruh lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan
Karyawan bekerja dalam suatu lingkungan kerja. Jika ia bekerja
dalam lingkungan yang sudah nyaman, ruang bekerja serta peralatan kerja
yang baik, memiliki hubungan yang baik dengan karyawan yang lain dan
juga dengan atasannya maka diduga ia akan tetap setia bekerja di
perusahaannya. Karena jika ia berpindah kerja belum tentu ia akan
mendapatkan lingkungan kerja yang sebaik lingkungan kerjanya sekarang.
Jadi semakin baik dan nyaman lingkungan kerja yang ada, diduga semakin
tinggi loyalitas karyawannya.
3. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan
Karyawan bekerja dengan mendapat pengawasan dari atasannya.
Jika pemimpin tidak bisa menjaga hubungan baik dengan karyawannya,
dan karyawan merasa tertekan dengan gaya kepemimpinan atasannya
maka diduga tidak akan memiliki loyalitas kepada perusahaan. Dia akan
berusaha berpindah kerja ke perusahaan yang memperlakukan
karyawannya dengan lebih baik. Hal ini berarti semakin baik gaya
kepemimpinan atasan diduga akan semakin baik pula loyalitas
karyawannya.
4. Pengaruh kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap
loyalitas karyawan
Berdasarkan ketiga pemikiran diatas, maka penulis berasumsi
secara bersama-sama mempengaruhi loyalitas karyawan terhadap
perusahaan.
Dari uraian diatas, maka gambaran kerangka berpikir dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh yang positif dari kompensasi terhadap loyalitas karyawan
2. Ada pengaruh yang positif dari lingkungan kerja terhadap loyalitas
karyawan
3. Ada pengaruh yang positif dari gaya kepemimpinan terhadap loyalitas
karyawan
4. Ada pengaruh yang positif dari kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya
kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan kompensasi
lingkungan kerja
gaya kepemimpinan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian
studi kasus. Penelitian ini termasuk dalam penelitian studi kasus karena
penelitian ini tentang loyalitas karyawan di CV. Cemerlang Baru. Dengan
demikian kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini berlaku terbatas pada
karyawan di CV. Cemerlang Baru.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di CV. Cemerlang Baru yang beralamat di Jl.
Kaligawe Raya no. 203 A Semarang.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah pada bulan Oktober-November tahun 2007.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
karyawan CV. Cemerlang Baru.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. Karena populasi penelitian ini adalah semua karyawan CV.
Cemerlang Baru yang berjumlah 39 orang, maka peneliti memutuskan
untuk meneliti semua karyawan tersebut.
D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto,2002:96). Dalam penelitian
ini, variabel yang akan diteliti adalah kompensasi, lingkungan kerja, gaya
kepemimpinan, dan loyalitas karyawan. Variabel tersebut dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh terhadap variabel
terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
2. Definisi Operasional
a. Loyalitas Karyawan
Loyalitas karyawan adalah kesetiaan karyawan pada perusahaan
sehingga karyawan itu memiliki rasa tanggung jawab dan semangat
kerja.
b. Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan dalam bentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
c. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan keadaan fisik dan psikologis yang
ada di tempat kerja dan mempengaruhi proses dan hasil kerja
karyawan.
d. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah perilaku seorang pemimpin dalam
menggerakkan bawahannya sehingga mau bekerja sesuai dengan
tujuan perusahaan.
3. Pengukuran Variabel dan Indikator
Pengukuran variabel akan didasarkan pada indikator-indikatornya.
Pengukuran variabel menggunakan skala Likert. Teknik pengukurannya
dalam bentuk skor, yaitu dengan memberi skor dalam setiap jawaban dari
Pemberian skor dari pilihan jawaban untuk setiap pernyataan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel
Skor untuk pernyataan No Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Ragu-ragu 3 3
4 Tidak setuju 2 4
5 Sangat tidak setuju 1 5
Tabel kisi-kisi kuesioner yang akan disajikan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Variabel Loyalitas Karyawan
LOYALITAS KARYAWAN
NO INDIKATOR NO. BUTIR JML
1 Kesetiaan pada perusahaan 3,5,10,12,15 5
2 Tidak menerima tawaran perusahaan
pesaing
7,11 2
3 Yakin pada eksistensi perusahaan 6,14 2
4 Merasa senasib dengan perusahaan 1,4,13 3
5 Menjaga rahasia perusahaan 8,9 2
Tabel 3.3
Kisi-kisi Variabel Kompensasi
KOMPENSASI
NO INDIKATOR NO. BUTIR JML
1 Peraturan dan etika 1 1
2 Syarat kebutuhan minimal 2,7 2
3 Mampu mengikat 6 1
4 Menjamin semangat kerja 9,10,12 3
5 Adil 3,4 2
6 Komposisi 8 1
7 Dinamis 5,11 2
8 Sesuai kemampuan keuangan 13 1
Tabel 3.4
Kisi-kisi Variabel Lingkungan Kerja
LINGKUNGAN KERJA
NO INDIKATOR NO. BUTIR JML
1 Lingkungan fisik 1,2,3,4,5,6,7,8 8
2 Lingkungan psikologis 9,10,11,12,13,14,15 7
Tabel 3.5
Kisi-kisi Variabel Gaya Kepemimpinan
GAYA KEPEMIMPINAN (mengacu pada buku “Kepemimpinan Manajer : Eksistensinya dalam Perilaku Organisasi” karangan Abi Sujak, dengan penyesuaian)
NO INDIKATOR NO. BUTIR JML
1 Cara atasan memberi tugas 1,8,9,11 4
2 Cara atasan menetapkan standar dan
prosedur kerja
3,4,5,7,12 5
3 Cara atasan menjelaskan pentingnya
peran karyawan
2,6,10 3
4 Cara atasan memperhatikan karyawan 14,20,21, 22 4
6 Cara atasan membangun relasi dengan karyawan
13,17,18 3
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya secara
langsung kepada karyawan perusahaan untuk memperoleh data mengenai
gambaran umum perusahaan.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi sesuai keadaan
responden sebenarnya. Kuesioner ini berisi sejumlah pertanyaan tertulis
yang dipergunakan untuk memperoleh data mengenai karakteristik
karyawan, dan juga variabel pokok dalam penelitian yaitu loyalitas
karyawan, kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan.
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
Untuk menguji validitas eksternal digunakan rumus korelasi
product moment (Suharsimi Arikunto,2002:146)
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑ ∑
∑
−(
)
}
− = 2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N rxy
Pengujian validitas butir penelitian dilakukan dengan bantuan
SPSS 11.0. Dari hasil pengujian itu, ternyata seluruh item pernyataan
kuesioner untuk semua variabel penelitian yaitu kompensasi, lingkungan
kerja, gaya kepemimpinan serta loyalitas karyawan adalah valid karena r
hitungnya lebih besar daripada r tabel (0,349)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mencari reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha
(Suharsimi Arikunto,2002:167).
(
)
⎥⎦⎤⎢⎢⎣⎡ − ⎥⎥⎦⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −=
∑
22 11 1 1 t b k k r σ σ keterangan : 11
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
∑
2b
σ = jumlah varians butir
2
t
Untuk harga r11 yang diperoleh dengan rumus Alpha ini, kita tidak
dapat menggunakan tabel r product-moment untuk konsultasi. Cara
mengkonsultasikan harga r11 dengan cara tradisional yaitu mengartikan
indeks korelasi dengan :
0,800-1,00 : sangat tinggi
0,600-0,799 : tinggi
0,400-0,599 : cukup
0,200-0,399 : rendah
< 0,200 : sangat rendah
Dari hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 11.0 diperoleh nilai
r alpha tiap variabel seperti terlihat dalam tabel dibawah ini. Dengan df
= 32-2 = 30 dan taraf signifikansi 5% menunjukkan r tabel 0,349. Karena r
hitung lebih besar dari r tabel maka variabel tersebut reliabel.
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas
Variabel r alpha r tabel Kesimpulan
Kompensasi 0.8890 0.349 Reliabel
Lingkungan kerja 0.8233 0.349 Reliabel
Gaya kepemimpinan 0.9246 0.349 Reliabel
Loyalitas karyawan 0.9378 0.349 Reliabel
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan profil responden
di perusahaan, dan berapa kali responden berpindah kerja. Data akan
dideskripsikan melalui perhitungan-perhitungan dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
Selain deskripsi responden, analisis deskriptif juga akan dilakukan
terhadap variabel penelitian, yaitu variabel kompensasi, lingkungan kerja,
gaya kepemimpinan, dan variabel terikatnya yaitu loyalitas karyawan.
Untuk dapat mendeskripsikan variabel-variabel tersebut, maka peneliti
akan membuat interpretasi-interpretasi dengan melakukan perhitungan dan
menyajikannya dalam bentuk tabel yang disusun berdasarkan klasifikasi
menurut kriteria yang ditentukan.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Bila berdistribusi normal
maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas
menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov sebagai berikut
(Sugiyono,2006:150)
D = maksimum
[
Sn1( )
X −Sn2( )
X]
Keterangan:
D = Deviasi atau penyimpangan maksimum
Sn1(X) = Distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan (teoritis) Sn2(X) = Distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi
Jika dari hasil uji yang dilakukan diperoleh probabilitas (asymptotic
jika probabilitas (asymptotic significance) < 0,05 berarti data tidak
berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan
yang linier atau tidak antara variabel bebas dengan terikat. Rumus
yang digunakan adalah rumus garis regresi dengan menghitung nilai F
atau analisis varians untuk uji linieritas. Rumusnya adalah sebagai
berikut (Sudjana,2002:332) :
2 2
e TC S S
F =
Keterangan :
F = harga bilangan F untuk garis regresi
2
TC
S = varians tuna kecocokan
2
e
S = varians kekeliruan
Dalam hal ini, kita akan menolak hipotesis model regresi linier jika
F≥F(1-α)(k-2,n-k). Untuk distribusi F yang akan digunakan diambil
dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k).
3. Pengujian Hipotesis
a. Untuk menguji hipotesis yang pertama digunakan analisis regresi linier
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perumusan hipotesis
a) H0 =Tidak ada pengaruh yang positif dari kompensasi
b) H1 =Ada pengaruh yang positif dari kompensasi terhadap
loyalitas karyawan.
2) Mencari persamaan regresi linier dengan rumus sebagai berikut :
bX a
Y = +
Keterangan :
Y = loyalitas karyawan X = variabel kompensasi b = koefisien regresi a = konstanta
a) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Penentuan koefisien korelasi dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan :r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel X = variabel kompensasi Y = variabel loyalitas karyawan
Penafsiran koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut:
1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi
2. 0,60 - 0,79: Tinggi
3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang
4. 0,20 - 0,39: Rendah
5. 0,00 - 0,19: Sangat rendah
Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif
2. “+” berarti korelasinya positif 3. r = 0 berarti tidak ada korelasi
b) Penarikan kesimpulan:
H0 ditolak jika probabilitas < 0,05, dengan taraf signifikansi 5%.
b. Untuk menguji hipotesis yang kedua digunakan analisis regresi linier
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perumusan hipotesis
a) H0 = Tidak ada pengaruh yang positif dari lingkungan kerja
terhadap loyalitas karyawan.
b) H1 = Ada pengaruh yang positif dari lingkungan kerja terhadap
loyalitas karyawan.
2) Mencari persamaan regresi linier dengan rumus sebagai berikut :
Y = a+bX
Keterangan :
Y = loyalitas karyawan X = variabel lingkungan kerja
b = koefisien regresi
a = konstanta
a) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Penentuan koefisien korelasi dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− =
2 2
2 2
Y Y
n X X
n
Y X XY
n
rxy
Keterangan :
r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel
X = variabel lingkungan kerja Y = variabel loyalitas karyawan
1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi 2. 0,60 - 0,79: Tinggi
3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang 4. 0,20 - 0,39: Rendah
5. 0,00 - 0,19: Sangat rendah
Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif
2. “+” berarti korelasinya positif 3. r = 0 berarti tidak ada korelasi
4. r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif sempurna
b) Penarikan kesimpulan:
H0 ditolak jika probabilitas < 0,05, dengan taraf signifikansi 5%.
c. Untuk menguji hipotesis yang ketiga digunakan analisis regresi linier
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perumusan hipotesis
a) H0 = Tidak ada pengaruh yang positif dari gaya kepemimpinan
terhadap loyalitas karyawan.
b) H1 = Ada pengaruh yang positif dari gaya kepemimpinan
terhadap loyalitas karyawan.
2) Mencari persamaan regresi linier dengan rumus sebagai berikut :
bX a
Y = +
Keterangan :
Y = loyalitas karyawan
X = variabel gaya kepemimpinan b = koefisien regresi
a = konstanta
a) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Penentuan koefisien korelasi dilakukan
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− =
2 2
2 2
Y Y
n X X
n
Y X XY
n
rxy
Keterangan :
r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel
X = variabel gaya kepemimpinan Y = variabel loyalitas karyawan
Penafsiran koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut: 1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi
2. 0,60 - 0,79: Tinggi
3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang 4. 0,20 - 0,39: Rendah
5. 0,00 - 0,19: Sangat rendah
Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif
2. “+” berarti korelasinya positif 3. r = 0 berarti tidak ada korelasi
4. r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif sempurna
b) Penarikan kesimpulan:
H0 ditolak jika probabilitas < 0,05, dengan taraf signifikansi 5%.
d. Untuk menguji hipotesis keempat digunakan analisis regresi ganda
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perumusan hipotesis
a) H0 =Tidak ada pengaruh yang positif dari kompensasi,
lingkungan kerja, dan kepemimpinan terhadap loyalitas
karyawan.
b) H1 = Ada pengaruh yang positif dari kompensasi, lingkungan
kerja dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas
2) Mencari persamaan regresi linier ganda, dengan rumus sebagai
berikut : (Sugiyono,2006:251)
3 3 2 2 1
1X b X b X
b a
Y = + + +
Keterangan :
Y = loyalitas karyawan a= konstanta
1
b= koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel X1
2
b = koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel X2
3
b = koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel X3
1
X = skor kompensasi
2
X = skor lingkungan kerja
3
X = skor gaya kepemimpinan
3) Menentukan koefisien korelasi ganda, dengan rumus sebagai
berikut :
∑
∑
+∑
+∑
= 1 1 2 22 3 3 ) 3 , 2 , 1 ( y y x a y x a y x a Ry Keterangan : ) 3 . 2 , 1 ( y
R = koefisien korelasi ganda
1
a = koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel X1
2
a = koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel X2
3
a = koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel X3
∑
x1y=∑
−(
∑
)( )
∑
nY X Y
X1 1
∑
x2y=∑
−(
∑
)( )
∑
nY X Y
X2 2
∑
x3y=∑
−(
∑
)( )
∑
nY X Y
X3 3
Penafsiran koefisien korelasi (R) adalah sebagai berikut: 1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi
2. 0,60 - 0,79: Tinggi
3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang 4. 0,20 - 0,39: Rendah
5. 0,00 - 0,19: Sangat rendah
Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif
2. “+” berarti korelasinya positif 3. R= 0 berarti tidak ada korelasi
4. R= -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif sempurna
4) Penarikan kesimpulan:
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Lokasi Usaha
CV. Cemerlang Baru bergerak di bidang jual beli besi beton, pipa, dll.
CV Cemerlang Baru berdiri sejak tahun 1985, dengan pemilik utama bapak
Moses Hoediyono. Kemudian pada tahun 1996 kepemilikannya diserahkan
kepada Andi Irawan. CV. Cemerlang Baru berlokasi di Jl. Kaligawe Raya
No. 203 A Semarang, yang merupakan kawasan industri. Pada mulanya luas
tanah yang dimiliki oleh CV. Cemerlang Baru berukuran 200 m x 75 m, tapi
kemudian perusahaan dapat berkembang dan membeli tanah yang berada di
belakangnya sehingga luas tanahnya menjadi 400 m x 150 m.
B. Kegiatan Usaha
Jumlah sarana transportasi yang dimiliki oleh perusahaan untuk
menjalankan usahanya adalah 5 truk dan 5 mobil. Sedangkan produk-produk
yang dijual oleh CV. Cemerlang Baru berupa :
1. Besi beton
2. Beton ulir
3. Plat ezzter/ bordes
4. kanal UNP/ CNP
5. Siku
6. Bendrat/ kawat
Gambar
Dokumen terkait
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres kerja, gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dikantor PDAM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres kerja, gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dikantor PDAM
Nilai F hitung 21,821 > f tabel 2,92 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen yang terdiri dari lingkungan kerja, gaya kepemimpinan, kompensasi, dan
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompensasi, motivasi, lingkungan kerja, kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta.
Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “ Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Loyalitas karyawan HS
Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “ Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Loyalitas karyawan HS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik pekerjaan, kompensasi dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan dealer di Purbalingga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik pekerjaan, kompensasi dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan dealer di Purbalingga baik secara