• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

i

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA,

DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP LOYALITAS

KARYAWAN PENGRAJIN PERAK HS SILVER KOTAGEDE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Witur Agustiningrum

NIM: 08 1324 031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEM BAH AN

Skr i psi i n i ku per sem ba h ka n u n t u k :

Tu h a n Yesu s ya n g sen a n t i a sa m en yer t a i

k eh i d u pa n k u .

Ked u a o r a n g t u a k u I b u Est er Su k a r ya t i d a n

Ba pa k Pa i d i ya n g sel a l u m em b er i k a si h sa ya n g

d a n d u k u n g a n .

M b a k k u Wa h yu n i Sh i n t a U t a m i ya n g sel a l u

m em b u a t h a r i - h a r i k u cer i a d a n pen u h

sem a n g a t .

Sa h a b a t - sa h a b a t k u Va l en t i n e D u n a m , Yo l a n d a

Sa r a h D i l l a , D eb b y H er l i a n i ya n g m em b u a t h a r i

-h a r i k u l eb i -h b er m a k n a .

(5)

v

M OTTO

? m ul [ n a j p d s um el =a i=b b Fin [ s s uk \

a m /g f in [ s s uk H ik uk f un u=z n Ks us ha [ n D[ w .

? k s us ha n S f in , w us C|k up K=[ g os f in .

m t ia us \ ; 6 ; : ; 3 4 ;

“M ulané aja padha sumelang ing bab dina sésuk, amarga dina sésuk iku kadunungan kasusahan dhéwé.

Kasusahan sadina, wus cukup kanggo sadina." M atius 6:34

“Kita bisa menunda untuk berubah karena banyaknya urusan. Tapi hidup tidak pernah menunda urusannya untuk menunggu kita berubah.”

“Sebuah rencana yang hebat dapat gagal hanya karena kurangnya kesabaran.”

“Berusaha, berdoa, yakin, dan percaya. Pasti akan ada jalan menuju keberhasilan.”

Ukuran sebenarnya dari seseorang manusia bukan pada bagaimana dia berkelakuan di saat nyaman dan senang, tetapi pada bagaimana dia menghadapi

saat-saat timbulnya pertentangan dan tantangan.” Martin Luther

" Learn from yest erday, live for t oday, hope for t omorrow. The import ant t hing is not t o st op quest ioning."

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Maret 2013

Penulis

(7)

vii

LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Witur Agustiningrum Nomor Mahasiswa : 08 1324 031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN

LINGKUNGAN KERJA, TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN HS

SILVER KOTAGEDE.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 11 Maret 2013

Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

KONTRIBUSI GAYA KEPEM IM PINAN, M OTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP LOYALITAS KARYAW AN HS SILVER KOTAGEDE

W itur Agustiningrum

Universitas Sanata Dharma

2013

Penelit ian ini bert ujuan unt uk m enget ahui seberapa besar kont ribusi gaya kepem im pinan, m ot ivasi kerja, dan lingkungan kerja t erhadap loyalit as karyaw an HS Silver Kot agede.

Penelit ian ini m erupakan jenis penelit ian eksplanat if yang dilaksanakan bulan Desem ber 2012. Populasi dari penelit ian adalah seluruh karyaw an HS Silver Kot agede yang berjum lah 35 karyaw an. Sam pel diam bil dengan t eknik sam pling jenuh. Dat a dikum pulkan m enggunakan kuesioner, observasi dan w aw ancara. Sebelum m elakukan pengujian hipot esis, dilakukan uji inst rum en yait u uji validit as dan reliabilit as, selanjut nya dengan uji prasyarat yait u uji m ult ikolinierit as, uji het eroskedast isit as, uji aut okorelasi lalu uji hipot esis dengan uji T dan uji F. Dat a dianalisis dengan m enggunakan analisis regresi berganda.

(9)

ix

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF LEADERSHIP STYLE, W ORKING M OTIVATION, AND W ORKING

ENVIRONM ENT ON THE LOYALTY OF EM PLOYEES IN HS SILVER KOTAGEDE

W itur Agustiningrum

Sanata Dharma University

2013

This st udy aim s t o det ermine how m uch t he cont ribut ion of leadership st yle, w orking m ot ivat ion, and w orking environm ent on t he loyalt y of em ployees in HS Silver Kot agede.

This research is an explanat ive research conduct ed in Decem ber 2012. The populat ion of t he st udy w ere 35 em ployees of HS Silver Kot agede. Sam ples w ere t aken by a sat urat ed sam pling t echnique. Dat a w ere collect ed by using quest ionnaires, observat ion, and int erview . Before t est ing t he hypot hesis, validit y, and reliabilit y w ere t est ed, t hen by applying t he prerequisit e t est , m ult icollinearit y, het eroscedast icit y, aut ocorrelat ion w ere t est ed by t est T and t est F. Dat a w ere analyzed by using m ult iple regression analysis.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Krist us karena at as berkat dan kasih-Nya yang t idak pernah put us, sehingga penulis dapat m enyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bert ujuan unt uk m em enuhi salah sat u syarat m em peroleh gelar sarjana pendidikan, program st udi Pendidikan Ekonom i, Fakult as Keguruan dan Ilm u Pendidikan, Universit as Sanat a Dharm a Yogyakart a.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari aw al penyusunan hingga akhir, t idak sedikit pihak yang t urut t erlibat . Unt uk it u perkenankanlah penulis dengan t ulus m engucapkan t erim a kasih yang sebesar-besarnya unt uk dukungan, bim bingan dan bant uan yang t idak t erhingga dari:

1. Yesus Kristus yang selalu membimbing, memberkati dan menyertai penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma, yang memberi kesempatan pada penulis untuk memperoleh

pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3. Romo Dr. C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc.Ph.D, selaku wakil rektor III

Universitas Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berposes

dalam kegiatan kemahasiswaan.

4. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

6. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I,

yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan dan semangat.

7. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang

(11)

xi

8. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc, selaku dosen tamu penguji skripsi ini.

9. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk

mengoreksi abstract penulis.

10. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam

kelancaran pembuatan skripsi penulis.

11. Bapak Paidi dan Ibu Ester Sukaryati, selaku orang tua saya. Terimakasih

atas doa, semangat, dan dukungannya serta kasih sayangnya yang telah

diberikan selama ini.

12. Wahyuni Shinta Utami yang memberikan motivasi dan keceriaan kepada

penulis.

13. Valentine Dunam, Yolanda Sarah Dilla, dan Debby Herliani, terima kasih

atas kesetiaan dalam suka dan duka yang boleh ku rasakan selama ini.

14. Beni Septiyanto yang tidak pernah berhenti memberikan semangat dalam

pengerjaan skripsi ini.

15. Momon, Aick, Asri, Ratna, Arisa, Santi, Ayu, Anita, Ledy, Ika. Trima kasih

atas kerjasama dan kekompakannya di PE 08.

16. HS Silver Kotagede atas kesediaannya dalam memberikan ijin penelitian

dan memberikan informasi penting yang dibutuhkan peneliti.

17. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang selalu menjaga

kebersamaan dan kekompakan sampai sekarang ini dan saling membantu

kepada mereka yang mengalami kesulitan dalam kuliah maupun

penyusunan skripsi.

18. Semua pihak dan teman-teman yang tak tersebut yang telah membantu dan

memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis m enyadari bahw a m asih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hat i penulis m em but uhkan krit ik dan saran yang sifat nya m em bangun, dem i karya yang lebih baik lagi kedepannya.

Yogyakart a, 11 M aret 2013

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Definisi Operasional ... 5

(13)

xiii

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 8

2. Macam-macam Gaya Kepemimpinan ... 8

3. Profil Perilaku Pemimpin ... ... 12

4. Gaya Kepemimpinan Tiga Dimensi dari Reddin ... 15

5. Pengertian Motivasi ... ... 16

6. Lingkungan Kerja ... ... 24

7. Loyalitas Karyawan ... ... 30

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Perumusan Hipotesis ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN ... 38

A. Desain Penelitian ... 38

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 38

1. Subjek Penelitian ... 38

2. Objek Penelitian ... 38

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

(14)

xiv

2. Waktu Penelitian ... 39

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 39

E. Variabel dan Indikator Penelitian ... 39

a. Variabel ... 39

b. Indikator ... 40

F. Data yang Dicari ... 41

1. Data Primer ... 41

2. Data Sekunder... 41

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi ... 42

1. Teknik Pengumpulan Data ... 42

2. Instrumentasi ... 42

a. Kisi-kisi Instrumen ... 42

b. Validitas dan Reabilitas ... 44

c. Hasil Validitas ... 46

d. Hasil Reabilitas ... 50

e. Kesimpulan Reabilitas ... 50

H. Teknik Analisis Data ... 52

1. Analisis Deskripsi ………... 52

2. Uji Prasyarat ...………... 61

(15)

xv

b. Uji Linieritas ……….. 62

3. Uji Hipotesis ...……… 63

a. Uji Asumsi Klasik ... 63

1) Uji Multikolinieritas ………... 63

2) Uji Heteroskedastisitas ……….. 64

3) Uji Autokorelasi ………. 65

b. Uji Hipotesis ……….... 67

1) Analisis Regresi Berganda ... 67

2) Uji F ... 68

3) Uji T ... 70

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 72

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Deskripsi Responden ... 80

B. Analisis Data ... 94

1. Pengujuan Prasyarat... 94

a. Uji Normalitas ... 94

b. Uji Linieritas ... 95

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 97

a. Uji Multikolinieritas... 97

b. Uji Heteroskedastisitas ... 98

c. Uji Autokolerasi ... 99

(16)

xvi

D. Pembahasan ... 105

BAB VI. SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Keterbatasan Penelitian ... 119

C. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Gaya Kepemimpinan ... 43

Tabel III.2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Kerja ... 43

Tabel III.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja ... 43

Tabel III.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Loyalitas Karyawan ... 43

Tabel III.5 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesoner ... 44

Tabel III.6 Hasil Uji Validitas Gaya kepemimpinan (X1) ... 47

Tabel III.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja (X2) ... 48

Tabel III.8 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja (X3) ... 49

Tabel III.9 Hasil Uji Validitas Loyalitas Karyawan (Y) ... 49

Tabel III.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 50

Tabel III.11 Interval Rata-rata Responden Terhadap X1 ... 54

Tabel III.12 Interval Rata-rata Responden Terhadap X2 ... 56

Tabel III.13 Interval Rata-rata Responden Terhadap X3 ... 58

Tabel III.14 Interval Rata-rata Responden Terhadap Y ... 60

Tabel V.1 Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 81

Tabel V.2 Deskripsi Responden Menurut Lamanya Bekerja ... 81

Tabel V.3 Deskripsi Tentang Gaya Kepemimpinan ... 82

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan ... 84

Tabel V.5 Deskripsi Tentang Motivasi Kerja ... 86

(18)

xviii

Tabel V.7 Deskripsi Tentang Lingkungan Kerja ... 89

Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja ... 90

Tabel V.9 Deskripsi Tentang Loyalitas Karyawan ... 92

Tabel V.10 Distribusi Frekuensi Loyalitas Karyawan ... 93

Tabel V.11 Hasil Uji Normalitas ... 95

Tabel V.12 Hasil Uji Linieritas ... 96

Tabel V.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 97

Tabel V.14 Hasil Uji Heteroskesdastisitas ... 98

Tabel V.15 Hasil Uji Autokolerasi ... 100

Tabel V.16 Hasil Rangkuman Uji Asumsi Klasik ... 100

Tabel V.17 Pengujian Hipotesis ... 101

Tabel V.18 Model Summary Pengujian Hipotesis ... 104

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 124

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 132

Lampiran 3 Uji Prasyarat ... 137

Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik ... 140

Lampiran 5 Uji Hipotesis ... 143

Lampiran 6 Data Induk Penelitian ... 145

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat

berpengaruh dalam sebuah pekerjaan. Sebuah pekerjaan sekecil apapun

apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia yang baik, tidak akan

memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan untuk sebuah

perusahaan. Bahkan, akibat penggunaan sumber daya manusia yang

kurang tepat bisa mengakibatkan sebuah kerugian yang besar pada

perusahaan. Dalam upaya untuk mengatur penggunaan Sumber Daya

Manusia agar realistis, maka perusahaan harus mengetahui tingkat

kemampuan karyawannya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk memantau

dan memetakan penggunaan dan pemanfaatan tenaga kerja.

Perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara

sumber daya-sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk yang

dapat dipasarkan dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan apa yang

diharapkan perusahaan. Sumber daya tersebut bisa berupa modal, manusia,

mesin. Apabila semua sumber daya-sumber daya tersebut dapat dikelola

dengan baik maka akan dapat mempermudah perusahaan tersebut dalam

mencapai tujuannya. Ketiga sumber daya tersebut merupakan asset yang

paling penting yang harus dimiliki perusahaan.

Manusia merupakan sumber daya yang selalu ada didalam

(21)

tidaknya suatu tujuan perusahaan. Sumber Daya Manusia dapat

mempengaruhi efisiensi dan efektifitas perusahaan, sekaligus merancang

dan memproduksi barang dan jasa, mengawasi kualitasnya, memasarkan

produk, mengalokasikan sumber daya manusia yang ada, menentukan

tujuan perusahaan.

Menyadari pentingnya Sumber Daya Manusia bagi kelangsungan

hidup dan kemajuan perusahaan, maka perusahaan harus memberikan

perhatian khusus pada faktor produksi ini dan sudah sewajarnya pemilik

perusahaan memandang sumber daya manusia lebih dari sekedar asset

perusahaan tetapi sebagai mitra dalam berusaha. Sebagai mitra dalam

berusaha, sumber daya khususnya karyawan di perusahaan itu sendiri

maka perusahaan harus dapat bersikap adil atas apa yang telah diberikan

sumber daya manusia untuk perusahaan, karena setiap karyawan berhak

mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari pemimpinnya

sebagai timbal balik atas jasa yang diberikannya, sehingga dapat

mendorong para karyawan untuk lebih termotivasi dalam bekerja. Untuk

mendorong semangat kerja karyawan diperlukan adanya hubungan kerja

yang saling menguntungkan antara perusahaan dan karyawan. Karyawan

memberikan hasil kerja yang baik untuk kemajuan perusahaan, sedangkan

perusahaan memberikan upah yang sesuai atas kinerja yang diberikan

karyawan terhadap perusahaan.

Pemimpin dalam suatu perusahaan dirasa sangat penting karena

(22)

positif seorang pemimpin juga menjadi sumbangsih berlangsungnya

kegiatan perusahaan. Gaya kepemimpinan yang luwes dilansir akan

membuat karyawan semakin betah bekerja di perusahaan, hal ini

dimaksudkan untuk dapat memperlancar proses produksi. Jika karyawan

merasa nyaman dengan pemimpinnya, karyawan akan termotivasi untuk

bekerja lebih baik. Motivasi yang dimiliki karyawan untuk

mengembangkan ketrampilan yang dimiliki dan motivasi yang diberikan

perusahaan kepada karyawan sehingga merasa diperhatikan oleh atasan.

Loyalitas karyawan terhadap perusahaan sangat diperlukan karena

akan sangat sulit bagi perusahaan untuk berkembang jika tidak memiliki

loyalitas yang tinggi. Perusahaan harus berusaha menumbuhkan loyalitas

karyawan supaya perusahaan dapat berjalan dalam keadaan sulit sekalipun.

Karena karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi akan tetap bekerja

secara maksimal, berusaha mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam

bekerja, baik saat perusahaan sedang dalam kondisi normal atau

mengalami kesulitan sekalipun. Hal ini akan menjadi kekuatan perusahaan

dai saat-saat yang sulit. Namum saat perusahaan dalam keadaan yang baik

sekalipun tetap harus memperhatikan karyawannya.

Dengan menciptakan suasana yang kondusif untuk bekerja,

karyawan juga akan lebih termotivasi dalam bekerja. Lingkungan dengan

kondisi yang baik serta fasilitas-fasilitas yang mendukung membuat

karyawan semakin bergairah untuk bekerja. Hal-hal diatas tersebut dilansir

(23)

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik mengambil objek penelitian

pengrajin perak HS Silver Kotagede. HS Silver Kotagede yang berdiri

pada tahun 1953 dan kini menjadi toko perak terbesar di Kotagede. Dalam

perjalanan untuk menjadi sebuah toko perak besar, tentunya pemilik toko

sangat memperhatikan apa yang diinginkan karyawan. Dengan tetap

menjaga keadaan tempat kerja yang nyaman dan aman, dengan

kepemimpinan yang disukai karyawan sehingga toko tersebut tetap

memiliki karyawan yang setia.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan mengambil judul

tentang “KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA,

DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN

PENGRAJIN PERAK HS SILVER KOTAGEDE”

B. Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada karyawan HS Silver Kotagede.

2. Permasalahan yang teridentifikasi tidak akan dibahas semuanya, yang

dipilih hanya tentang gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan

motivasi kerja karyawan HS Silver Kotagede.

C. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar dan signifikan jika ada, kontribusi gaya kepemimpinan

terhadap loyalitas karyawan?

2. Seberapa besar dan signifikan jika ada, kontribusi motivasi kerja

(24)

3. Seberapa besar dan signifikan jika ada, kontribusi lingkungan kerja

terhadap loyalitas karyawan?

4. Seberapa besar dan signifikan jika ada, kontribusi gaya kepemimpinan,

motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan?

D. Definisi Operasional

1. Variabel Bebas :

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Motivasi Kerja

X3 = Lingkungan Kerja

2. Variabel Terikat :

Y = Loyalitas Karyawan

X1

X2 Y

X3

a. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah perilaku pemimpin dalam

menggerakkan bawahannya sehingga mau bekerja sesuai dengan

tujuan perusahaan. Indikatornya meliputi: cara pemimpin memberi

tugas, cara pemimpin menetapkan standar dan prosedur kerja, cara

pemimpin memperlakukan karyawan, dan cara pemimpin

(25)

b. Motivasi kerja

Motivasi kerja adalah faktor-faktor yang mendorong

karyawan untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses

produksi perusahaan. Indikatornya meliputi keinginan karyawan

untuk mengembangkan ketrampilan dan keinginan karyawan untuk

mencapai target maksimal.

c. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah keadaan tempat kerja fisik maupun

non fisik. Indikatornya meliputi: suasana kekeluargaan dengan

karyawan, keadaan tempat kerja yang nyaman, rasa aman kepada

karyawan dalam bekerja.

d. Loyalitas karyawan

Loyalitas karyawan adalah kesetiaan karyawan pada

perusahaan sehingga karyawan memiliki rasa tanggung jawab dan

semangat kerja. Indikator yang akan diteliti antara lain: kesetiaan

pada perusahaan, bertanggung jawab atas pekerjaan, tidak

menerima tawaran perusahaan pesaing.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi gaya kepemimpinan terhadap loyalitas

karyawan.

2. Untuk mengetahui kontribusi motivasi kerja terhadap loyalitas

(26)

3. Untuk mengetahui kontribusi lingkungan kerja terhadap loyalitas

karyawan.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini memberi masukan dan menambah informasi

mengenai loyalitas karyawan yang diberikan untuk perusahaan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapat selama

(27)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Menurut Mitfah (1988:52), gaya kepemimpinan adalah norma

perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempungaruhi perilaku orang lain.

Menurut Flippo (1987:122), gaya kepemimpinan dirumuskan

sebagai pola perilaku yang dirancang untuk memadukan kepentingan

organisasi dan personalia guna mengejar beberapa sasaran.

2. Macam-macam gaya kepemimpinan

Menurut hasil studi kepemimpinan Universitas Iowa, Ronald

Lippit dan Ralph K. White Sutarto (1989:72) disebutkan ada tiga gaya

kepemimpinan, yaitu:

a. Gaya kepemimpinan otoriter, otokratis, atau diktator, dengan

ciri-ciri sebagai berikut:

1) Wewenang mutlak terpusat kepada pimpinan 2) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan 3) Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan

4) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

5) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat

6) Prakarsa harus selalu datang dari pemimpin

7) Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan, atau pendapat

8) Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara intruktif 9) Lebih banyak kritik daripada pujian

(28)

11)Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat 12)Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman 13)Kasar dalam bertindak

14)Kaku dalam bersikap

15)Tanggung jawab keberhasilan hanya dipikul oleh pimpinan

Penerapan gaya ini dapat mendatangkan keuntungan antara lain

berupa kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan

bertindak sehingga untuk sementara mungkin produktivitasnya naik.

Tetapi disamping itu, penerapan gaya ini juga menimbulkan kerugian

yaitu suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan, sehingga dapat

berakibat lebih lanjut timbulnya ketidakpuasan. Gaya kepemimpinan

ini hanya dapat diterapkan dalam organisasi yang sedang menghadapi

keadaan darurat karena sendi-sendi kelangsungan hidup organisasi

terancam. Apabila keadaan darurat telah selesai, gaya ini sebaiknya

segera ditinggalkan karena tidak akan mengembangkan karyawannya.

b. Gaya kepemimpinan demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan

mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk

kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara

pimpinan dan bawahan. Kepemimpinan gaya demokratis berciri:

(Sutarto, 1989:75)

1) Wewenang pimpinan tidak mutlak

2) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan

3) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan 4) Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan 5) Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara

(29)

6) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan

7) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan

8) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar

9) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan

10)Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan, atau pendapat

11)Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif

12)Pujian dan kritikan seimbang

13)Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing

14)Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing

15)Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar

16)Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak

17)Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai

18)Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan

Penerapan gaya demokratis dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih objektif, timbul rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahannya gaya ini antara lain keputusan serta tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan keputusan yang terbaik.

c. Gaya kepemimpinan laissez faire (kebebasan)

Kepemimpinan gaya kebebasan (Sutarto, 1989:77) adalah

kemampuan memppengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai

kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada

bawahan. Kepemimpinan gaya laissez faire (kebebasan) berciri: 1) Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada

bawahan

(30)

4) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya

5) Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan yang dilakukan para bawahannya 6) Prakarsa selalu datang dari bawahan

7) Hampir tiada pengarahan dari pimpinan

8) Peranan pimpinan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok

9) Tanggungjawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang

Kelebihan dari gaya laissez faire (kebebasan) ini adalah karyawan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya dan

kekurangannya berupa kekacauan karena tiap pejabat bekerja

menurut selera masing-masing.

Dalam bukunya, Sujak (1990:34-37) membuat diagnonis untuk

mengidentifikasi kefektifan gaya kepemimpinan. Dia membagi gaya

kepemimpinan menjadi 2 macam, yaitu gaya struktur inisiasi dan gaya

pertimbangan. Manajer yang efektif adalah manajer yang memiliki

gaya struktur inisiasi yang tinggi dan gaya pertimbangan yang

moderat. Gaya struktur inisiasi yaitu gaya kepemimpinan yang

ditandai oleh banyaknya prakarsa dari pimpinan. Gaya ini ditandai

dengan diri pemimpin yang aktif membuat berbagai rencana,

pengorganisasian, kontrol, dan perngoordinasian terhadap aktivitas

yang dilakukan bawahan. Sedangkan gaya pertimbangan adalah gaya

kepemimpinan yang cenderung senang membuat berbagai

pertimbangan-pertimbangan dalam berbagai tindakan. Pemimpin

seperti ini mepreoritakan perhatian pada kesejahteraan bawahan,

(31)

bawahan akan bekerja dengan baik jika pemimpin mampu membuat

pekerjaan yang lebih mudah untuk dikerjakan.

3. Profil Perilaku Pemimpin

Sujak (1990:7-9) mengungkapkan bahwa Gary Yulk telah

mengembangkan profil perilaku pemimpin dan kategori perilakunya.

Katergori tersebut meliputi:

a. Perhatian terhadap prestasi

Dengan memperhatikan pentinganya prestasi bawahan, pemimpin

mencoba meingkatkan produktivitas dan efesiensi, menunjukkan

kepada bawahan untuk bekerja sesuai dengan kapasitas yang ada

dan mengecek hasilnya.

b. Tenggang rasa

Membina sikap ramah, serta mengembangkan sikap objektif dan

terbuka terhadap karyawan.

c. Inspirasi

Pemimpin merangsang atusias bawahannya dalam mengerjakan

tugas kelompok, medorong rasa percaya anggpta kelompok

terhadap kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas dengan

sukses dan dapat mencapai tujuan.

d. Penghargaan berupa pengakuan

Menekankan perhatian pada penghargaan dan pengakuan terhdapa

(32)

terhadap hasil-hasil khusus dan konmtribusi yang telah diberikan

kepada organisasi.

e. Merancang kemungkinan-kemungkinan perhargaan

Menghargai prestasi bawahannya secara efektif berupa pemberian

keuntungan nyata seperti kenaikan upah, promosi, tugas-tugas

yang lebih banyak serta pengaturan kerja yang lebih baik.

f. Partisipasi keputusan

Pemimpin mengkoinsultasikan dengan bawahan dan memberi

kesempatan kepada bawahan untuk mempengaruhi keputusan

pemimpin.

g. Penghargaan otonomi

Pemimpin mendegelasikan otoritas dan tanggung jawan terhadap

bawahan serta mengizinkan untuk menetapkam bagaimana

mengerjakan pekerjaannya.

h. Penjelasan peranan

Pemimpin menginformasikan kepada bawahan tentang tugas-tugas

dan tanggung jawabnya.

i. Penetapan tujuan

Pemimpin menekankan pentinganya penetapan tujuan dari setiap

perubuatan tertentu bagi pekerjaan bawahannya.

j. Pelatihan

Pemimpin menetapkan kebutuhan pelatihan bawahan dan memberi

(33)

k. Penyebaran informasi

Pemimpin memberikan informasi kepada bawahan tentang

pengembangan yang mempengaruhi pekerjaannya.

l. Pemecahan masalah

Tingkat perhatian pemimpin terhadap inisiatif, usulan pemecahan

problem yang berkaitan dengan pekerjaan, dan tindakannya yang

pasti dalam memecahkan suatu problem ketika dituntut pemecahan

yang cepat.

m. Perencanaan

Perhatian pimpinan untuk membuat suatu rencana yang dapat

mengorganisasi dan mengatur pekerjaan secara efisien.

n. Pengkoordinasian

Perhatian pimpinan dalam mengkoordinasikan pekerjaan

bawahannya.

o. Pengelolaan konflik

Perhatian pimpinan untuk mencegah timbulnya bawahan yang

saling berselisih secara emosional dan mendorong pemecahan

konflik yang penuh makna, serta membantu penyelesaian konflik

bawahannya.

p. Kedisiplinan

Perhatian pemimpin terhadap pentingnya tindakan disiplin kepada

pegawai dalam bentuk peringatan, hukuman, atau bahkan

(34)

4. Gaya Kepemimpinan Tiga Dimensi dari Reddin

Dalam artikel Gaya Kepemimpinan dari Reddin Mitha (2011)

mengidentifikasikan gaya-gaya kepemimpinan yang secara

tidaklangsung berhubungan dengan efektivitas. Ada 4 gaya efektif,

yaitu :

a. Eksekutif.

Gaya ini banyak memberikan perhatian pada tugas-tugas

pekerjaan dan hubungan kerja. Seorang manajer yang

menggunakan gaya ini disebut sebagai motivator yang baik, mau

menetapkan standar kerja yang tinggi, berkehendak mengenal

perbedaan diantara diantara individu, dan berkeinginan

menggunakan tim kerja dalam manajemen.

b. Pecinta pengembangan (developer).

Gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap

hubungan kerja, dan perhatian yang minimum terhadap tugas-tugas

pekerjaan. Seorang manajer yang menggunakan gaya ini

mempunyai kepercayaan yang implicit terhadap orang-orang yang

bekerja dalam organisasinya, dan sangat memperhatikan

pengembangan mereka sebagai individu.

c. Otokratis yang baik (benevolent autocrat)

Gaya ini memberikan perhatian yang maksimum terhadap

tugas, dan perhatian minimum terhadap hubungan kerja. Manajer

(35)

memperoleh yang diinginkan tersebut tanpa menyebabkan

ketidakseganan di pihak lain.

d. Birokrat.

Gaya ini memberikan perhatian yang minimum baik

terhadap tugas maupun hubungan kerja. Manajer ini sangat tertarik

pada peraturan-peraturan dan menginginkan peraturan tersebut

dipelihara serta melakukan control situasi secara teliti.

5. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, keinginan, sebab, atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Menurut

Manullang (1982:150), motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja

kepada karyawan. Dengan pemberian motivasi dimaksudkan

pemberian daya perangsang kepada karyawan yang bersangkutan agar

karyawan tersebut bekerja dengan segala upayanya. Sedangkan

menurut Handoko (1999), motivasi diartikan sebagai keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna tujuan.

Menurut Malthis (2006:14), motivasi adalah keinginan dalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya

orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan.

Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap

kompensasi dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi

(36)

berbeda - beda, karena teori yang berbeda mengembangkan pandangan

dan model mereka sendiri. Teori motivasi manusia yang

dikembangkan oleh Maslow dalam Mathis (2006) mengelompokkan

kebutuhan manusia menjadi lima kategori yang naik dalam urutan

tertentu. Sebelum kebutuhan lebih mendasar terpenuhi, seseorang tidak

akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Hierarki

Maslow yang terkenal terdiri atas kebutuhan fisiologis, kebutuhan

akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan akan kebersamaan dan

kasih sayang, kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan seseorang merupakan dasar untuk model motivasi.

Kebutuhan adalah kekurangan yang dirasakan oleh seseorang pada saat

tertentu yang menimbulkan tegangan yang menyebabkan timbulnya

keinginan. Karyawan akan berusaha untuk menutupi kekurangannya

dengan melakukan suatu aktivitas yang lebih baik dalam melaksanakan

pekerjaannya. Dengan melakukan aktivitas yang lebih banyak dan

lebih baik karyawan akan memperoleh hasil yang lebih baik pula

sehingga keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan yang timbul dalam

diri karyawan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun berasal

dari luar dirinya, baik yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun

dari luar lingkungan kerjanya. Motivasi bukanlah merupakan sesuatu

yang berdiri sendiri, melainkan ada beberapa faktor yang

(37)

motivasi, yang dari kesembilan tersebut dapat dirangkum dalam enam

faktor secara garis besar, yaitu:

a. Faktor kebutuhan manusia

1) Kebutuhan dasar (ekonomis)

Kebutuhan dasar yang dimaksud disini adalah kebutuhan

akan makanan, pakaian, dan perumahan yang biasa disebut

sebagai kebutuhan primer. Untuk memenuhi kebutuhan dasar

ini sesorang akan bekerja keras dengan mengerahkan segala

kemampuannya, karena kebutuhan makanan, pakaian, dan

perumahan merupakan kebutuhan yang paling mendasr yang

harus di penuhi.

2) Kebutuhan rasa aman (psikologis)

Yang termasuk dalam kategori kebutuhan psikologis disini

diantaranya adalah kebutuhan akan status, pengakuan,

penghargaan, dan lain–lain. Menurut Arep (2003:61) keinginan

karyawan untuk mencapai status tertentu atau untuk menjadi

seorang “ tokoh “, bukan saja berarti bahwa karyawan harus

mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mencapai

kemajuan, akan tetapi juga harus bersedia menerima

kewajiban-kewajiban lebih banyak. Artinya motivasi untuk

meraih status yang diidam-idamkan akan melekat kuat dalam

dirinya.

(38)

Menurut Robert Carison: ”Satu cara meyakinkan para

karyawan betah bekerja adalah dengan meyakinkan bahwa

dirinya memiliki banyak mitra di organisasi“. Karyawan dalam

suatu organisasi memerlukan berinteraksi dengan sesama

karyawan dan dengan sesama atasannya serta menumbuhkan

pengakuan atas prestasi kerjanya.

b. Faktor Kompensasi

Menurut Handoko ( 2001: 155 ), kompensasi adalah segala

sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa bekerja.

Apabila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan

lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran

organisasi. Kompensasi penting bagi karyawan, karena kompensasi

mencerminkan nilai karya karyawan itu sendiri, keluarga, dan

masyarakat. Dalam hal pemberian gaji beberapa faktor yang harus

diperhatiakan, diantaranya:

1) Arti gaji bagi karyawan

Bagi seorang karyawan gaji mempunyai arti yang

mendalam, yakni sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkat

kehidupan karyawan yang bersangkutan bersama keluarganya.

(39)

Ada beberapa dasar dalam pemberian gaji. Satu diantaranya

adalah “ hasil kerja “ yakni gaji diberikan berdasarkan jumlah

atau nilai barang yang dijual atau yang dihasilkan.

c. Faktor Komunikasi

Menurut Arep (2003: 81), komunikasi yang lancar adalah

komunikasi terbuka dimana informasi mengalir secara bebas dari

atas ke bawah atau sebaliknya, Dalam suatu organisasi komunikasi

perlu dijalin secara baik antara atasan dengan bawahan atau sesama

bawahan, karena dengan komunikasi yang lancar maka arus

komunikasi akan berjalan lancar pula serta tidak terjadi adanya mis

komunikasi yang akan mengakibatkan kesimpang siuran dalam

melaksanakan pekerjaan dalam organisasi. Dengan komunikasi

yang lancar kebijakan organisasi akan dapat lebih mudah

dimengerti.

d. Faktor Kepemimpinan

Menurut Arep (2003: 93), kepemimpinan adalah

kemampuan seseorang untuk memguasai atau mempengaruhi

orang lain atau masyarakat yang berbeda-beda menuju pencapaian

tertentu. Dalam mencapai tujuan yakni untuk dapat menguasai atau

mempengaruhi serta memotivasi orang lain, maka dalam penerapan

manajemen sumber daya manusia digunakan beberapa gaya

(40)

untuk menciptakan moral“ dan “kemampuan untuk menciptakan

kepercayaan “.

Dictatorial atau autocratic Leadership, yakni suatu gaya

Leadership yang menitikberatkankepada “kesanggupan untuk memaksakan“ keinginannya yang mampu mengumpulkan

pengikut-pengikutnya untuk kepentingan pribadinya dan / atau

golongannya dengan kesediaan untuk menerima segala resiko

apapun.

Paternalistik Leadership, yakni bentuk antara gaya pertama

(democratic) dan kedua (dictatorial) diatas. Free Rain Leadership, yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100% menyerahkan

sepenuhnya seluruh kebijaksanaan pengoperasiaan manajemen

sumber daya manusia kepada bawahannya dengan hanya

berpegang kepada ketentuan-ketentuan pokok yang ditetapkan oleh

atasan mereka.

e. Faktor pelatihan

Pelatihan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan

kemampuan karyawan dalam suatu organisasi. Untuk lebih

meningkatkan kualitas sumber daya manusia setiap organisasi

perlu melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya,

baik yang diselenggarakan di dalam maupun di luar organisasi.

(41)

untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama dalam hal

pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan sikap.

Manfaat pelatihan bagi karyawan adalah:

1) Meningkatkan motivasi

2) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

3) Meningkatakn rasa percaya diri dan menghilangkan rasa rendah diri

4) Memperlancar pelaksanaan tugas.

5) Menumbuhkan sikap positif terhadap organisasi. 6) Meningkatkan semangat dan gairah kerja. 7) Mempertinggi rasa peduli terhadap organisasi.

8) Meningkatkan rasa saling menghargai antar karyawan.

9) Memberikan dorongan bagi karyawan untuk menghasilkan yang terbaik.

10)Memberikan dorongan bagi karyawan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

f. Faktor prestasi

Penilaian presasi kerja karyawan bagi organisasi

merupakan sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia.

Sedangkan bagi karyawan penilaian prestasi dapat memacu

semangat kerja, guna peningkatkan kinerja selanjutnya. Karena

dengan penilaian prestasi ini akan merasa bahwa hasil kerja

mereka diakui oleh pihak organisasi dan kemudian menimbulkan

harapan untuk memperoleh kompensasi dari organisasi. Hal ini

merupakan sumber motivasi kerja yang sangat mempengaruhi

kinerja karyawan.

Untuk lebih jelasnya, penulis akan menekankan pengertian

dan makna motivasi kerja yaitu suatu sikap dan kepuasan dengan

(42)

tujuan organisasi, serta faktor – faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya motivasi kerja di dalam suatu organisasi khususnya:

1) Absensi

Absensi disini diantaranya waktu yang hilang, sakit /

kecelakaan, serta pergi meninggalkan pekerjaan karena

keperluan pribadi baik diberi wewenang maupun tidak. Yang

tidak diperhitungkan dalam absensi yaitu tidak ada pekerjaan,

cuti yang sah, periode libur panjang, dan diberhentikan kerja

atau pemberhentian bekerja.

2) Kerjasama

Kerjasama ini meliputi keaktifan di dalam organisasi

dan kesediaan karyawan untuk bekerja sama dan saling

membantu, baik dengan pimpinan maupun teman – teman

sekerja untuk mendapatkan tujuan bersama.

3) Disiplin

Menurut Haryoto ( 2002 ) disiplin adalah kesediaan dan

kesadaran karyawan untuk menaati peraturan yang berlaku,

baik menaati perintah kedinasan yang diberkan oleh pimpinan,

selalau menaati jam kerja, selalu memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan sebaik – baiknya sesuai dengan

(43)

Dari beberapa penjelasan di atas disimpulkan bahwa

beberapa ukuran untuk mengukur disiplin kerja yang antara

lain:

1) Kepatuhan karyawan pada jam kerja.

2) Kepatuhan pelayanan pada perintah / instruksi dari pimpinan serta menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku.

3) Berpakaian yang baik, sopan, dan menggunakan tanda-tanda pengenal instansi.

4) Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan hati-hati.

5) Bekerja dengan mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh organisasi.

6. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam

menciptakan kinerja karyawan. Karena Lingkungan kerja mempunyai

pengaruh langsung terhadap karyawan didalam menyelesaikan

pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja oragnisasi.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila karyawan dapat

melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Oleh

karena itu penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang baik akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

Sebaliknya apabila lingkungan kerja yang tidak baik akan dapat

menurunkan motivasi serta semangat kerja dan akhirnya dapat

menurunkan kinerja karyawan.

Kondisi dan suasana lingkungan kerja yang baik akan dapat

tercipta dengan adanya penyusunan organisasi secara baik dan benar

(44)

yang baik dihasilkan terutama dalam organisasi yang tersusun secara

baik, sedangkan suasana kerja yang kurang baik banyak ditimbulkan

oleh organisasi yang tidak tersusun dengan baik pula. Dari pendapat

tersebut dapat diterangkan bahwa terciptanya suasana kerja sangat

dipengaruhi oleh struktur organisasi yang ada dalam organisasi

tersebut.

Menurut Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa secara garis

besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk

fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat

mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung (Sedarmayanti, 2001). Nitisemito (2002)

Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas - tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara,

ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain.

Berdasarkan definisi tersebut bahwa lingkungan kerja fisik

adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat kerja karyawan

lebih banyak berfokus pada benda-benda dan situasi sekitar tempat

kerja sehingga dapat mempengaruhi karyawan dalam

melaksanakan tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu

(45)

pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik

dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.

Faktor - faktor lingkungan kerja fisik adalah sebagai

berikut:

1) Pewarnaan

Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan

didalam melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak

perusahaan yang kurang memperhatikan masalah warna.

Dengan demikian pengaturan hendaknya memberi manfaat,

sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.

Pewarnaan pada dinding ruang kerja hendaknya

mempergunakan warna yang lembut.

2) Penerangan

Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang

peranan yang sangat penting dalam meningkatkan semangat

karyawan sehingga mereka akan dapat menunjukkan hasil

kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat kerja

yang cukup sangat membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan

operasional organisasi.

3) Udara

Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara

yang cukup, dimana dengan adanya pertukaran udara yang

(46)

tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menurunkan

semangat kerja karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.

4) Suara bising

Suara yang bunyi bisa sangat menganggu para

karyawan dalam bekerja. Suara bising tersebut dapat merusak

konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan bisa

menjadi tidak optimal. Oleh karena itu setiap organisasi harus

selalu berusaha untuk menghilangkan suara bising tersebut

atau paling tidak menekannya untuk memperkecil suara bising

tersebut. Kemampuan organisasi didalam menyediakan dana

untuk keperluan pengendalian suara bising tersebut, juga

merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan cara

pengendalian suara bising dalam suatu organisasi.

5) Ruang Gerak

Suatu organisasi sebaiknya karyawan yang bekerja

mendapat tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan

atau tugas. Karyawan tidak mungkin dapat bekerja dengan

tenang dan maksimal jika tempat yang tersedia tidak dapat

memberikan kenyamanan. Dengan demikian ruang gerak

untuk tempat karyawan bekerja seharusnya direncanakan

terlebih dahulu agar para karyawan tidak terganggu di dalam

(47)

dapat menghindari dari pemborosan dan menekan pengeluaran

biaya yang banyak.

6) Keamanan

Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap

semangat kerja dan kinerja karyawan. Di sini yang dimaksud

dengan keamanan yaitu keamanan yang dapat dimasukkan ke

dalam lingkungan kerja fisik. Jika di tempat kerja tidak aman

karyawan tersebut akan menjadi gelisah, tidak bisa

berkonsentrasi dengan pekerjaannya serta semangat kerja

karyawan tersebut akan mengalami penurunan. Oleh karena itu

sebaiknya suatu organisasi terus berusaha untuk menciptakan

dan mempertahankan suatu keadaan dan suasana aman tersebut

sehingga karyawan merasa senang dan nyaman dalam bekerja.

7) Kebersihan

Lingkungan kerja yang bersih akan menciptakan

keadaan disekitarnya menjadi sehat. Oleh karena itu setiap

organisasi hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan

kerja. Dengan adanya lingkungan yang bersih karyawan akan

merasa senang sehingga kinerja karyawan akan meningkat.

b. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang

terjadi yang berkaitan dengan hubungsn kerja, baik hubungan

(48)

kerja, ataupun hubungan dengan bawahan (Sedamayanti, 2001).

Lingkungan kerja non fisik ini tidak kalah pentingnya dengan

lingkungan kerja fisik. Semangat kerja karyawan sangat

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan kerja non fisik, misalnya

hubungan dengan sesama karyawan dan dengan pemimpinnya.

Apabila hubungan seorang karyawan dengan karyawan lain dan

dengan pimpinan berjalan dengan sangat baik maka akan dapat

membuat karyawan merasa lebih nyaman berada di lingkungan

kerjanya. Dengan begitu semangat kerja karyawan akan meningkat

dan kinerja pun juga akan ikut meningkat.

Ada 5 aspek lingkungan kerja non fisik yang bisa

mempengaruhi perilaku karyawan, yaitu: Struktur kerja, yaitu

sejauh mana bahwa pekerjaan yang diberikan kepadanya memiliki

struktur kerja dan organisasi yang baik. Tanggung jawab kerja,

yaitu sejauh mana pekerja merasakan bahwa pekerjaan mengerti

tanggung jawab mereka serta bertanggung jawab atas tindakan

mereka. Perhatian dan dukungan pemimpin, yaitu sejauh mana

karyawan merasakan bahwa pimpinan sering memberikan

pengarahan, keyakinan, perhatian serta menghargai mereka. Kerja

sama antar kelompok, yaitu sejauh mana karyawan merasakan ada

kerjasama yang baik diantara kelompok kerja yang ada. Kelancaran

(49)

komunikasi yang baik, terbuka, dan lancar, baik antara teman

sekerja ataupun dengan pimpinan.

Kedua jenis lingkungan kerja di atas harus selalu

diperhatikan oleh organisasi. Keduanya tidak bisa dipisahkan

begitu saja. Terkadang organisasi hanya mengutamakan salah satu

jenis lingkungan kerja di atas, tetapi akan lebih baik lagi apabila

keduanya dilaksanakan secara maksimal. Dengan begitu kinerja

karyawan bisa akan lebih maksimal. Peran seorang pemimpin

benar-benar diperlukan dalam hal ini. Pemimpin harus bisa

menciptakan sebuah lingkungan kerja baik dan mampu

meningkatkan kinerja karyawan.

7. Loyalitas Karyawan

Nitisemito (1982:177) mengungkapkan bahwa

kesetiaan/loyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan dapat

menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab dapat

menciptakan kagairahan dan semangat kerja. Untuk dapat meimbulkan

loyalitas para karyawan terhadap perusahaan, maka pihak pimpian

harus mengusahakan agar para karyawannya merasa senasib dengan

perusahaan. Dengan perasaan senasib seperti ini kemajuan dan

kemunduran perusahaan akan dirasakan juga oleh karyawan. Dalam

kenyataan pihak perusahaan biasanya mengusahakan agar karyawan

dapat merasakan kemajuan perusahaan dengan cara membagikan laba

(50)

perasaan loyal para karyawan terhadap perusahaan ialah dengan

memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut membeli saham

perusahaan, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan jika perusahan

berbentuk perseroan terbatas. Sebenarnya loyalitas dapat juga

ditumbulkan dengan cara pemberian gaji yang cukup, perhatian

terhadap kebutuhan rohani, dan hal-hal positif lain. Dalam praktek

memang sulit menimbulkan loyalitas semua karyawan terhadap

perusahaan, apalagi jika jumlah karyawan terlalu banyak. Jika

karyawan terlalu banyak maka titik beratnya ialah kepda karyawan

yang memegang posisi penting.

Dalam Usahawan yang terbit bulan Februari 2004, Nang Among

Budiadi (2004) mengemukakan apabila organisasi memperkerjakan

seseorang hanya berdasarkan kinerjanya yang tinggi tana

mempedulikan minatnya, maka dalam jangka pendek komitmen dan

loyalitas akan pudar. Selama ini banyak penelitian yang telah

dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.

Dari penelitian-penelitian tersebut diberikan contoh orang-orang yang

terbaik di perusahaan yang berbakat dan berprestasi dalam

pekerjaannya merasakan ketidakpuasan dalam pekerjaan dan karir

mereka karena mereka tidak berada pada pekerjaan yang sesuai dengan

(51)

dan puas dalam jangka yang relatif lama. Kepuasan kerja ini akan

berdampak pada komitmen dan loyalitas terhadap organisasi dimana ia

bekerja. Sedangkan komitmen dan loyalitas merupakan sasaran

organisasi dalam usaha mempertahankan karyawannya, khususnya

karyawan yang berbakat. Mendapatkan orang-orang yang cocok

melalui proses rekruitmen dan seleksi tidak akan menjamin bahwa

orang-orang tersebut akan memberikan komitmen serta loyalitas

terhadap organisasi dalam jangka panjang. Karyawan yang menyukai

pekerjaannya dan merasa senang dalam bekerja akan menimbulkan

kepuasan kerja serta akan memberikan komitmen dan loyalitas kepada

organisasi dalam jangka waktu yang relatif lama.

Pembinaan loyalitas perlu dilakukan agar Sumber Daya Manusia

dalam perusahaan tersebut : (Saydam, 2005:416-417)

a. Mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan

SDM yang mempunyai loyalitas tinggi akan mempunyai

kepedulian yang tinggi pula. Seorang karyawan yang memiliki

tingkat kepedulian yang tinggi akan terlihat pada perilaku:

1) Tidak senang melihat perbuatan yang cenderung merugikan

perusahaan

2) Bersedia turun tangan untuk mencegah hal-hal yang merugikan

perusahaan

3) Bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya, waktunya, dan

(52)

4) Tidak mau berbuat hal-hal yang mengarah pada hal-hal yang

mengarah pada hal yang merusak perusahaan

5) Merasa bangga atas prstasi yang dicapai perusahaan

b. Merasa memiliki terhadap perusahaan

Seorang karyawan dikatakan mempunyai rasa memiliki terhadap

perusahaan, kalai ia merasakan bahwa kerugian perusahaan

dirasakan sebagai kerugiannya sendiri. Bila perusahaan maju, maka

hal itu diyakininya akan turut memajukan kepentingan dirinya

sendiri. Sekiranya produksi yang dicapai perusahaan turun atau

merosot, disadarinya akan dapat pula menurunkan tingkat

kompensasi yang diterimanya.

c. Dapat mencegah terjadinya turn over (berbondong-bondong karyawan keluar dari perusahaan)

SDM yang loyal pada perusahaan akan tetap bertahan dalam

perusahaan, walaupun perusahaan ini maju atau mundur. Walaupun

penghasilan tidak begitu memadai karena kemampuan perusahaan

terbatas, maka ia tetap tidak ingin meninggalkan perusahaan,

karena ia merasa terikat secara moral akan bekerja sebaik-baiknya.

Namun para karyawan yang tidak loyal, biasanya selalu gelisah,

tidak tenang dan berusaha untuk mencari lahan/perusahaan lain

yang dianggapnya dapat memberikan kompensasi yang lebih besar.

(53)

Tingginya loyalitas para SDM dalam suatu perusahaan, akan

menahan mereka untuk tidak melakukan turn over dari perusahaan. Loyalitas yang tinggi juga akan memberikan motivasi kerja yang

tinggi kepada para SDM. Dengan demikian, mereka dengan

kesadaran sendiri selalu ingin meningkatkan prestasinya. Bila

semua karyawan mempunyai loyalitas tinggi, maka kesinambungan

kinerja perusahaan dapat lebih terjamin dari waktu ke waktu.

e. Menjamin tetap terpeliharanya motivasi kerja

SDM yang mempunyai loyalitas tinggi pada perusahaan biasanya

akan mempunyai motivasi yang tinggi juga. Dengan kecintaan dan

kesetiaan SDM yang besar pada perusahaan, ia juga memerlukan

motivasi yang begitu besar lagi untuk melakukan pekerjaan, karena

loyalitas sedha merupakan sikap mental positif bagi perusahaan.

f. Dapat meningkatkan profesionalisme dan produktivitas kerja

Pembinaan loyalitas bertujuan untuk meningkatkan

profesionalisme dan produktifitas. Dengan adanya loyalitas

karyawan dalam perusahaan, berarti seluruh SDM merasa semua

hak dan kebutuhannya sudah terjamin dalam perusahaan. Jika

segala kebutuhan sudah terjamin, maka karyawan tidak tidak akan

mempunyai pikiran ganda lagi dalam melakukan tugas yang

dibebankan kepadanya. Dalam kondisi seperti ini kita akan

menemukan karyawan yang bersemangat, berdisiplin tinggi, dan

(54)

profesionalisme dan produktifitas kerja. Suasana kerja betul-betul

sudah memenuhi persyaratan untuk mendukung peningkatan

profesionalisme dan produktifitas kerja bagi setiap karyawan.

Dari beberapa penyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

loyalitas karyawan dibentuk dan dibina oleh perusahaan melalui

penemuan kebutuhan kebutuan karyawan

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Purwandari (2008)

Peneliti mencoba menganalisis pengaruh kompensasi, lingkungan

kerja, dan gaya kepemimpinan loyalitas karyawan CV. Cemerlang

Baru, Semarang. Jenis penelitian ini studi kasus. Populasi penelitian

semua karyawan CV. Cemerlang Baru dan jumlah sampel semua

karyawan yaitu 39 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan meliputi uji

validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji model, analisis regresi

linier. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada pengaruh positif

kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap

loyalitas karyawan dengan pengaruh 55,9%.

2. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Yulianita (2010)

Peneliti mencoba menganalisis pengaruh motivasi dan gaya

kepemimpinan atasan langsung terhadap kinerja karyawan pada

karyawan BPR Shinta Daya Yogyakarta. Jenis penelitian yang

(55)

sebanyak 70 orang dan peneliti mengambil sampel 59 responden.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear

berganda, uji asumsi klasik, uji F, dan uji t. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh motivasi dan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan sebesar 75,1%.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian dengan judul “Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Motivasi

Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan HS Sliver

Kotagede” ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

pemberian gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja

terhadap loyalitas karyawan HS Silver Kotagede.

Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat menjadi masukan

bagi perusahaan dalam upaya peningkatan pemimpin yang disenangi

karyawan, dan yang memotivasi pekerja, dan dalam meningkatkan suasana

lingkungan kerja yang kondusif supaya karyawan merasa diperhatikan

sehingga timbul kesetiaan terhadap perusahaan.

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitan ini, seperti yang disajikan

(56)

Bagan II. 1

KERANGKA BERPIKIR

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat dikemukakan

hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap

loyalitas karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede.

2. Terdapat kontribusi yang signifikan motivasi kerja terhadap loyalitas

karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede.

3. Terdapat kontribusi yang signifikan lingkungan kerja terhadap

loyalitas karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede.

4. Terdapat kontribusi yang signifikan gaya kepemimpinan, motivasi

kerja, dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan pengrajin

perak HS Silver Kotagede.

GAYA KEPEM IM PINAN

(X1) M OTIVASI KERJA

(X2) LINGKUNGAN

KERJA (X3)

(57)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yaitu

penelitian yang menjelaskan secara keseluruhan dari objek yang diteliti

dalam batas-batas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

kontribusi gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja

terhadap loyalitas karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede. Hasil

dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman menentukan

informasi yang dibutuhkan oleh HS Silver Kotagede.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah karyawan pengrajin perak HS Silver

Kotagede.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel gaya kepemimpinan, motivasi

kerja, dan lingkungan kerja, dan loyalitas karyawan HS Silver Kotagede.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di HS Silver Kotagede. Ada beberapa

alasan yang melatarbelakangi ini dipilih menjadi lokasi penelitian.

Pertama, HS Silver merupakan toko perak yang semakin berkembang

hingga sekarang menjadi toko perak terbesar di Kotagede, dan

(58)

dengan toko perak yang lain. Diperhatikannya kesejahteraan karyawan

penting supaya karyawan yang sudah bekerja menjadi lebih loyal

terhadap toko perak HS Silver. HS Silver Kotagede termasuk dalam

industri padat karya sehingga harus memperhatikan kinerja karyawan

demi kelangsungan berkembangnya perusahaan. Selain itu HS Silver

Kotagede mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan setempat

sehingga dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat .

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan desember tahun 2012.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan pengrajin

perak HS Silver Kotagede yang berjumlah 35 karyawan.

2. Sampel Penelitian

Peneliti akan mengambil semua populasi untuk digunakan sebagai

sampel penelitian ini, sehingga sampel dalam penelitian ini didapat

dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 35 responden.

E. Variabel dan Indikator

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang

(59)

variabel terikat atau dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah :

a. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah perilaku pemimpin dalam

menggerakkan bawahannya sehingga mau bekerja sesuai dengan

tujuan perusahaan. Indikatornya meliputi: cara atasan memberi

tugas, cara atasan menetapkan standar dan prosedur kerja, cara

atasan memperlakukan karyawan, cara atasan memperhatikan

karyawan.

b. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan faktor-faktor yang mendorong

karyawan untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses

produksi perusahaan. Faktor-faktor tersebut dinyatakan dengan

skala Likert dengan mengukur indikator : keinginan karyawan

untuk mengembangkan ketrampilan dan keinginan karyawan untuk

mencapai target maksimal.

c. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah keadaan tempat kerja fisik maupun

non fisik. Indikatornya meliputi: suasana kekeluargaan dengan

karyawan, keadaan tempat kerja yang nyaman, rasa aman kepada

(60)

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kinerja karyawan. Loyalitas karyawan adalah

kesetiaan karyawan pada perusahaan sehingga karyawan memiliki

rasa tanggung jawab dan semangat kerja. Indikator yang akan diteliti

antara lain: kesetiaan pada perusahaan, bertanggung jawab atas

pekerjaan, tidak menerima tawaran perusahaan pesaing.

F. Data yang Dicari

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, yaitu

karyawan HS Silver Kotagede, yang melip

Gambar

Tabel III.1
Tabel III. 5
Tabel III.6
Tabel III.7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres kerja, gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dikantor PDAM

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA DAN SPIRITUALITAS TERHADAP KINERJA KARYAWAN.. (Studi Kasus Pada Goro Assalam Hypermarket di

Hipotesis yang disampaikan adalah 1) Diduga ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja karyawan.. Penulis menggunakan kuesioner untuk mendapatkan

Pengujian hipotesis dalam penelitian bertujuan untuk membuktikan pengaruh kompensasi, kepuasan kerja, motivasi kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

Gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT Mentari Timur Unggul memiliki pengaruh yang lebih tinggi apabila gaya kepemimpinan dan lingkungan