• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM LITERASI INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SKRIPSI OLEH M. ZAKI ANANTA ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM LITERASI INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SKRIPSI OLEH M. ZAKI ANANTA ( )"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM LITERASI INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Serjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi OLEH

M. ZAKI ANANTA (140709032)

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S-1 FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip pada karya ini.

Medan, Januari 2019

M. Zaki Ananta NIM. 140709032

(5)

ABSTRAK

Ananta, M. Zaki. 2019. Pelaksanaan Program Literasi Informasi Perpustakaan

Universitas Negeri Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini mengkaji tentang pelaksanaan program literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeevaluasi pelaksanaan program literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam (depth interview) oleh kordinator pemasyarakatan perpustakaan dan teknologi informasi, bagian pengolahan bahan pustaka, dan kordinator layanan pengguna. Metode yang digunakan untuk pelaksanaan program literasi informasi adalah dengan menggunakan The Big6 yaitu: perumusan masalah, strategi pencarian informasi, lokasi dan akses, pemanfaatan informasi, sintesis, evaluasi.

Hasil penelitian ini adalah peserta akan diberikan pengenalan mengenai literasi informasi dan penelusuran informasi, hal ini menjadi dasar dalam melaksanakan tahapan penelusuran informasi. Tahapan penelusuran informasi yaitu, mendefenisikan topik, strategi penelusuran informasi, lokasi dan akses informasi, menganalisa informasi, menyajikan informasi dan mengevaluasi informasi.

Kata Kunci: Program literasi informasi, The Big6.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunianya yang memampukan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pelaksanaan Program Literasi Informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Serjana Sosial dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Banyak pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, karena itu dari hati yang paling dalam penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Almarhum kedua orang tua saya Bapak Syaiful Akmal, Ibu Nurlely, Dan Ibu Tiri penulis Elida Nst, karena mereka yang membuat saya tetap semangat dalam setiap langkah dan pekerjaan penulis lakukan. Dan untuk kedua kakak penulis Meldan Melisa, Wina Mentari, keponakan penulis Salsabila Qhadisa, Marwah Azizah, Dan tante penulis Elfiati Chaniago, Enik, Didit, Nonik, Om Win, Om Dedek yang selalu memberikan semangat, doa, dan dana hingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara moril maupun material.

1.Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2.Ishak, S.S.,M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi S1, serta selaku sebagai dosen penguji 1 penulis yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3.Laila Hadri Nasution, S.Sos.,M.P, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi S1.

(7)

4. Drs. Dirmansyah, M.A, selaku Dosen Pembimbing penulis yang sudah meluangkan waktu untuk membimbing penulis, dan memberikan motivasi dan dukungan penuh dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Irawati A. Kahar, M.Pd, selaku Dosen Penguji 2 penulis yang sudah memberikan masukan dan informasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Dan seluruh dosen yang mengajar di Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi S1 yang sudah berbagi ilmu dan pengalaman dengan penulis.

7. Ketiga informan penulis, Bapak Banu, Kak Harly, Bang Donny, Terima kasih sudah meluangkan waktu dan berbagi informasi dengan peneliti.

8. Untuk rekan stambuk 2014, Terima kasih buat persahabatan dan kekeluargaan yang dapat sudah terjalin selama 4 tahun ini dan telah mendukung penulis memberikan solusi hingga skripsi ini selesai.

9. Kak Mustika yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu penelitiu dari awal pembuatan skripsi serta memberikan ilmu dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Lylie Rosalinda, Nicky Aura, Amanda Shahila, Reicha Adelia, Ririn, Debby, Kak Indah, Fikky Silvana, Terima kasih buat teman terdekat penulis dalam memberikan semangat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Januari 2019 Penulis

M.ZAKIANANTA

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

1.5.Ruang Lingkup ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Literasi Informasi ... 5

2.2. Manfaat Dan Tujuan Literasi Informasi ... 6

2.3. Model Literasi Informasi ... 7

2.3.1. The Big6... 7

2.3.2. The Seven Pillars Of Information Literacy ... 12

2.3.3. Empowering Eight(E8) ... 15

2.3.4. UNESCO... 19

2.4. Program Literasi Informasi ... 20

2.5. Evaluasi Pelatihan ... 22

2.5.1. Tujuan Evaluasi Pelatihan... 24

2.5.2. Evaluasi Program-Program Pelatihan ... 25

2.5.3. Bahan Pelatihan Literasi Informasi ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. MetodePenelitian ... 30

3.2. Lokasi Penelitian ... 30

3.3. Proses Penelitian ... 31

3.3.1. Identifikasi Informan ... 31

3.3.2. Penentuan Informan ... 31

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4.1. Wawancara ... 32

3.4.2. Observasi ... 36

3.4.3. Studi Literatur ... 36

3.5. Penulisan Hasil Penelitian ... 36

(9)

3.6. Analisis Data ... 37

3.7. Keabsahan Data ... 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Wawancara ... 40

4.1.1. Perumusan Masalah ... 40

4.1.2. Strategi Pencarian Informasi ... 41

4.1.3. Lokasi Dan Akses ... 42

4.1.4. Pemanfaatan Informasi ... 43

4.1.5. Sintesis ... 44

4.1.6. Evaluasi ... 45

BAB V. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 52

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komponen The Big6 ... 8

2.2. Komponen Seven Pillars ... 13

2.3. Komponen E8... 17

3.1. Kisi-Kisi Wawancara ... 36

4.2. Rangkuman Hasil Penelitian ... 46

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Lanskap Literasi Informasi ... 16

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Literasi informasi menjadi sebuah keterampilan pustakawan yang penting di era global saat ini, sehingga literasi informasi bagi pustakawan tidak hanya ditandai sekedar melek huruf maupun hanya sekedar bisa membaca saja.

Untuk mengajari mahasiswa mendapatkan informasi, mengevaluasinya secara kritis dan menggunakan serta mengkomunikasikannya pihak pustakawan harus benar-benar siap untuk bekerja di kelas dengan dosen dalam mengajar mahasiswa menggunakan teknologi untuk mengakses informasi dan memanfaatkan pemikiran kritis dalam memilih informasi. Literasi informasi berhubungan erat dengan tugas pokok pelayanan perpustakaan. Dalam perkembangannya, para pustakawan terutama pustakawan pada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, umumnya memandang keterampilan yang hendak dikembangkan dalam literasi informasi adalah berupa keterampilan yang tidak mengundang permasalahan (non-problematis). Artinya, bahwa kemampuan seseorang untuk mencari dan menemukan informasi adalah berupa serangkaian keterampilan yang dipindahkan dari pustakawan kepada pengguna untuk tujuan memudahkan pelayanan dan agar tidak merepotkan pustakawan. Selanjutnya, setelah seorang siswa atau mahasiswa memperoleh keterampilan itu, ia diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta pada gilirannya menambah motivasi untuk belajar.

(13)

Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, program-program pelatihan literasi informasi diperluas menjadi pelatihan tentang dunia teks pada umumnya yaitu bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk mencari dan menemukan dokumen dari perpustakaan, selanjutnya ditambah dengan penumbuhan budaya digital agar mampu dan terbiasa melakukan akses terhadap berbagai sumber daya informasi elektronik. Akses terhadap sumberdaya informasi elektronik saat ini sudah menjadi keharusan mengingat volume informasi dalam format elektronik yang tersedia saat ini diperkirakan jauh melebihi informasi yang tersedia dalam format tercetak. Akibatnya, proses pembelajaran harus memanfaatkan informasi dalam format elektronik.

Literasi informasi sebagai kemampuan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif bukanlah merupakan kemampuan atau keterampilan baru yang muncul sebagai tuntutan dari era informasi. Kebutuhan akan penguasaan kemampuan ini telah muncul sejak puluhan tahun lalu, yang berubah hanyalah jumlah dan bentuk dari informasi yang tersedia serta cara untuk mengakses dan mendapatkannya (Hasugian 2008, 34-35).

Salah satu cara yang digunakan untuk membangun literasi informasi di perpustakaan dengan pendidikan pemakai. Pendidikan pemakai suatu proses di mana pemakai perpustakaan pertama-tama disadarkan oleh luasnya dan jumlah sumber-sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi yang tersedia bagi pemakai, dan kedua diajarkan bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia.

(14)

Dari hasil observasi awal kelas literasi informasi pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan telah di buka sejak tahun 2016, Kelas literasi informasi di adakan seminggu dua kali setiap hari selasa dan kamis dengan durasi 120 menit. Kelas literasi informasi di Perpustakaan Universitas Negeri Medan membuka kelas apabila jumlah anggota minimal 20 orang mahasiswa.

Setiap mahasiswa/I baru pada Universitas Negeri Medan diwajibkan mengikuti kelas literasi informasi.

Pada saat observasi awal belum jelas model literasi informasi apa yang diterapkan pada pelatihan tersebut. Di samping itu waktu pelatihan yang dilakukan selama 2 jam terlalu singkat untuk mendiskusikan tahapan – tahapan dari model literasi informasi tertentu. Misalnya untuk model literasi informasi The Big Six yang memiliki 6 tahapan ( 12 komponen ) tidak mungkin dapat di diterapkan dalam waktu hanya 2 jam. Di samping itu bahan pelatihan yang digunakan belum sesuai dengan tujuan pelatihan literasi informasi. Dikarenakan bahan mereka belum mencakup keseluruhan keterampilan literasi informasi.

Bahan yang ada pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan lebih fokus pada pencarian informasi terutama pada bagian koleksi Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Pelaksanaan Program Literasi Informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan”.

(15)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Pelaksanaan Program Literasi Informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan.

1.4.Manfaat Penelitian

1) Bagi Perpustakaan Universitas Negeri Medan, agar dapat menjadi evaluasi pelaksanaan kelas literasi informasi di Perpustakaan Universitas Negeri Medan kepada mahasiswa agar mahasiswa mengetahui literasi informasi..

2) Bagi penelitian lanjutan, agar dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian dengan subjek yang sama dengan objek yang berbeda.

3) Bagi penulis (Teoritis), dapat meningkatkan kemampuan dalam hal literasi informasi.

4) Untuk menambah khasanah dalam bidang ilmu perpustakaan khususnya pada bidang literasi informasi

1.5.Ruang Lingkup

Penelitian ini mengkaji tentang pelaksanaan pelatihan literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan dengan menggunakan metode literasi yaitu: The Big6 yaitu: (1) perumusan masalah (2) strategi pencarian informasi (3) lokasi dan akses (4) pemanfaatan informasi (5) sintesis (6) evaluasi

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.6.Literasi Informasi

Literasi informasi merupakan sebuah konsep yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia terlebih dalam bidang akademik khususnya mahasiswa. Seorang mahasiswa diharapkan mampu mencari, menemukan, dan menggunakan informasi sesuai dengan kebutuhan setiap mahasiswa tersebut.

“Dalam konteks perpustakaan dan informasi, literasi informasi berkaitan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar sejumlah informasi yang tersedia baik di dalam perpustakaan maupun berada di luar gedung perpustakaan” (Hasugian 2009, 200).

Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP) menyatakan literasi informasi sebagai “Information literacy is knowing when and why you need information, where to find it, and how to evaluate, use and communicate it in an ethical manner” (CILIP, 2008). Sehingga di simpulkan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan mengakses dan menggunakan informasi yang diperoleh secara efektif

(17)

1.7. Manfaat dan Tujuan Literasi Informasi

Dengan memiliki literasi informasi, kita akan memiliki kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kebutuhan informasi.

Menurut Hancock Vicky E. (1999) manfaat literasi informasi adalah:

1) Untuk pelajar: Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber- sumber informasi.

2) Untuk masyarakat: Literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan dalam lingkungan pekerjaan.

Mereka mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat keputusan misalnya saat mencari bisnis atau mengelola bisnis dan berbagi informasi dengan orang lain.

3) Untuk pekerja: Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh. Bagi pekerja, dengan memiliki literasi informasi akan mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan.

Sedangkan Gunawan et al. (2008: 2-3) menyatakan bahwa manfaat dari literasi informasi adalah “agar seseorang dapat hidup sukses dalam masyarakat informasi, dan mendukung kita dalam persaingan di era globalisasi”.

Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa literasi informasi bermanfaat di era globalisasi informasi bagi semua orang baik pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat. Literasi informasi yang dimiliki setiap orang akan dapat memudahkan orang tersebut

(18)

dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan.

Tujuan literasi informasi menurut UNESCO (2005) “literasi informasi memampukan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri”. UNESCO juga mengatakan bahwa tujuan literasi informasi adalah:

a. Memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain.

b. Memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka.

c. Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.

Berdasarkan tujuan di atas diketahui bahwa literasi informasi memiliki tujuan dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan masyarakat.

1.8.Model Literasi Informasi

Terdapat banyak model literasi informasi yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur literasi informasi seseorang, pada penelitian ini model literasi informasi yang di jadikan acuan adalah The Big6, Empowering 8 Seven Pillars, dan Unesco.

2.3.1 The Big 6

Model literasi ini dikembangkan oleh dua pakar bernama Robert E.

Berkowitz dan Michael B. Eisenberg pada tahun 1990. Berkowitz dan Eisenberg menamai model literasi informasi ini dengan the Big 6. Model literasi ini telah

(19)

banyak digunakan di seluruh dunia antara lain Amerika Serikat, Italia, Belanda, Afrika Selatan, Taiwan, Selandia Baru dan Indonesia. Model The Big 6 terdiri dari 6 tahap pemecah masalah, pada masing-masing tahap dikelompokkan dua sub langkah atau komponen.

Tabel 2.1 Komponen Big6

No. Kemampuan Indikator

1. Perumusan Masalah a. Merumuskan masalah informasi.

b. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi.

2. Strategi Mencari Informasi

a. Menetapkan sumber seara intelektual dan fisik.

b. Memilih sumber terbaik.

3. Lokasi dan Akses a. Mengalokasikan sumber-sumber (baik isi maupun fisik).

b. Menemukan informasi dalam sumber tersebut.

4. Pemanfaatan Informasi a. Membaca, mendengar, meraba, dsb.

b. Mengekstrasi informasi yang relevan.

5. Sintesis a. Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber.

b. Mempersentasikan informasi tersebut.

6. Evaluasi a. Mengeevaluasi hasil (efektivitas).

b. Mengevaluasi proses (efesiensi).

Sumber: www.big6.com

Berdasarkan Tabel 2.1 di atas dapat diketahui bahwa model literasi the big 6 memiliki 6 keterampilan. The Big6 seperti namanya, memiliki 6 buah langkah efektif yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah,. Setiap langkah diperjelas dengan 2 subdivisi. Keenam langkah tersebut adalah:

(20)

1. Perumusan Masalah

 Merumuskan masalah informasi

 Mengidentifikasikan kebutuhan informasi

Langkah pertama dalam strategi literasi informasi adalah memperjelas dan memahami persyaratan permasalahan atau suatu tugas. Seseorang perlu mengetahui lebih dulu dengan pasti permasalahan apa yang harus dipecahkan.

Pertanyaan mendasar apa yang perlu mereka cari jawabannya. Setelah mengetahui dengan pasti permasalahannya, kemudian langkah selanjutnya adalah mencari tahu informasi apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Strategi Pencarian Informasi

 Menetapkan sumber secara intelektual dan fisik

 Memilih sumber terbaik

Setelah mengetahui masalah dan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengatur strategi pencarian informasi tersebut. Pada langkah ini seseorang menjawab pertanyaan, dimana saya dapat memperoleh informasi ini, dari sumber-sumber informasi apa yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

Variasi sumber informasi sangat tergantung dari karakter tugas atau masalah.

Sumber ini meliputi : buku, ensiklopedia, peta, almanak, dll. Inipun dapat dalam beragam media seperti media cetak, media elektronik, dll. Pada tahap inilah keterampilan menggunakan perpustakaan itu menjadi sangat penting.

(21)

3. Lokasi dan Akses

 Mengalokasikan sumber-sumber (baik isi maupun fisik)

 Menemukan informasi dalam sumber-sumber tersebut

Langkah ketiga adalah memeriksa sumber informasi yang ditemukan.

Harus diputuskan apakah informasi itu berguna atau tidak dalam menyelesaikan permasalahan. Informasi yang berguna dikumpulkan dan yang tidak berguna disingkirkan.

4. Pemanfaatan Informasi

 Membaca, mendengar, meraba, dsb

 Mengekstrasi informasi yang relevan

Pada langkah keempat mulai dilakukan pengorganisasian atas informasi yang berguna untuk mengembangkan pengetahuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Beberapa tindakan antara lain adalah membedakan antara fakta dan pendapat, membandingkan karakter yang hampir sama, menyadari beragam interpretasi dari data, mencari informasi tambahan apabila masih diperlukan, menyusun ide dan informasi secara logis.

5. Sintesis

 Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber

 Mempresentasikan informasi tersebut

Pada langkah kelima, seseorang menyusun informasi yang diperoleh di langkah empat di atas menjadi sebuah susunan yang terstruktur untuk menjawab

(22)

permasalahan yang sudah ditetapkan di langkah pertama. Kemudian, bentuk penjawaban masalah ini sangat tergantung pada kebutuhan yang ada. Dengan kata lain, solusi atas permasalahan itu disampaikan kepada pihak terkait dalam format yang tepat. Jika memang ingin disampaikan dalam bentuk tulisan untuk nantinya dipresentasikan, maka dapat dibuat semacam sebuah makalah atau dalam bentuk power point. Makalah dibuat, presentasi disiapkan dilengkapi dengan gambar, ilustrasi dan grafik yang memudahkan pemahaman pihak lain.

6. Evaluasi

 Mengevaluasi hasil (efektivitas)

 Mengevaluasi proses (efesiensi)

Langkah keenam adalah saat seseorang menilai bagaimana produk akhir yang dihasilkan itu menjawab pertanyaan pada langkah pertama atau tidak.

Bagaimana seseorang mengevaluasi secara kritis penyelesaian tugas atau pemahaman baru atas permasalahan. Apakah permasalahan itu berhasil dipecahkan? Adakah cara pemecahan yang lain, dan sebaik apa tugas itu diselesaikan? Selain itu, proses pemecahannya juga perlu dievaluasi. Adakah hal- hal yang perlu diperbaiki untuk penyelesaian masalah lainnya di lain waktu?

Evaluasi ini dapat dilakukan secara mandiri maupun melalui masukan dari orang lain.

The Big6 dapat digunakan siapapun ketika mereka mencari atau mengaplikasikan informasi untuk memecahkan masalah atau membuat keputusan.

Yang perlu di perhatikan adalah bahwa tahapan tersebut tidaklah linear dan setiap

(23)

tahapan tidak perlu menghabiskan waktu yang lama. Jadi seseorang bisa memecahkan masalah tanpa harus selalu melalui seluruh tahapan secara berurutan. Namun, dalam sebuah penyelesaian masalah yang sukses, semua tahapan akan dilalui. Jadi Metode The BIG 6 ini bisa digunakan oleh siapapun dan tentunya merupakan metode yang paling bagus untuk pencarian informasi untuk memecahkan permasalahan yang kita hadapi.

2.3.2 The Seven Pillars of Information Literacy

Seven Pillars model dibuat oleh SCONUL (Society of College, National and University Libraries) dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1999. Model ini mengkombinasikan ide mengenai kemampuan yang meliputi mengklarifikasi dan mengilustrasikan hubungan antara keterampilan informasi dan keahlian TI, serta gagasan tentang kemajuan. Model Seven Pillars dibuat berdasarkan tingkatan yang dimulai dari keterampilan dasar sampai ke tingkat yang lebih tinggi dalam memahami hingga memanfaatkan informasi tersebut, katakanlah dari novice (pemula) hingga expert (ahli).

Model Seven Pillar terdiri dari 2 himpunan keterampilan yaitu:

1. Mengetahui bagaimana menentukan lokasi informasi serta mengaksesnya.

2. Mengetahui bagaimana memahami serta menggunakan informasi

(24)

Tabel 2.2 Komponen Seven Pillars

Kemampuan Pilar Indikator

Mengetahui bagaimana menemukan

informasi serta cara mengaksesnya

Pilar 1

Merekognisi kebutuhan informasi, mengetahui apa yang telah diketahui, mengetahui apa yang tidak diketahui dan mengidentifikasi kesenjangan diantara keduanya

Pilar 2

Membedakan cara mengatasi kesenjangan, mengetahui sumber informasi mana yang paling besar peluangnya dalam memuaskan kebutuhan informasi

Pilar 3

Membangun strategi untuk menenemukan

informasi. Contoh: Bagaimana

mengembangkan dan memperbaiki strategi penelusuran efektif

Pilar 4

Menemukan dan mengakses informasi, mengetahui bagaimana mengakses sumber informasi dan memeriksa alat untuk akses dan temu balik informasi

Mengetahui bagaimana

memahami serta menggunakan informasi

Pilar 5

Membandingkan dan mengevaluasi, mengetahui bagaimana mengakses relevansi dan kualitas informasi yang ditemukan

Pilar 6

Mengorganisasi, menerapkan dan mengkomunikasikan, mengetahui bagaimana merangkaikan informasi baru dengan informasi lama, mengambil tindakan atau membuat keputusan dan akhirnya bagaimana berbagi hasil temuan informasi tersebut dengan orang lain

Pilar 7

Sintesis dan menciptakan, mengetahui Bagaimana mengasimilasikan informasi dari berbagai jenis sumber untuk keperluan menciptakan pengetahuan baru.

Model Seven Pillars menjelaskan seperangkat keterampilan dan pemahaman seseorang dengan membaginya ke dalam tujuh pilar yang

(25)

menggambarkan kemampuan seseorang tersebut dalam menghadapi informasi.

Ketujuh pilar tersebut adalah identify (mengidentifikasi), scope (ruang lingkup), plan (rencana), gather (mengumpulkan), evaluate (evaluasi), manage (mengelola), dan present (menyajikan). Uraian di atas dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1. Lanskap Literasi Informasi

2.3.3 Empowering Eight (E8)

Empowering 8 adalah model literasi informasi yang dihasilkan dari dua workshop. Model ini menggunakan pendekatan pemecahan masalah berupa resource-based learning yaitu suatu kemampuan untuk belajar berdasarkan sumber datanya. Menurut model ini, literasi informasi terdiri dari kemampuan untuk:

1. Mengidentifikasi topik/subjek, sasaran audiens, format yang relevan, jenis- jenis sumber

(26)

2. Mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik

3. Menyeleksi dan merekam informasi yang relevan, dan mengumpulkan kutipan-kutipan yang sesuai

4. Mengorganisasi, mengevaluasi dan menyusun informasi menurut susunan yang logis, membedakan antara fakta dan pendapat, dan menggunakan alat bantu visual untuk membandingkan dan mengkontraskan informasi

5. Menciptakan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri, mengedit, dan membuat daftar pustaka ataupun menghasilkan karya baru

6. Mempresentasi, menyebarkan atau menyampaikan informasi yang dihasilkan 7. Menilai output, berdasarkan masukan dari orang lain

8. Menerapkan masukan penilaian, pengalaman yang diperoleh untuk kegiatan yang akan datang, dan menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh untuk pelbagai situasi. (Gunawan et al., 2008: 5-6)

Walaupun dibuat oleh 10 negara tetapi pemegang hak cipta dari Empowering 8 adalah National Institute of Library and Information Sciences (NILIS) Universitas Colombo, Sri Lanka. Model ini boleh digunakan untuk pendidikan dan kepentingan non profit.

Tabel 2.3 Komponen E8 No. Kemampuan Indikator

1. Identifikasi - Mendefinisikan topik atau subjek

- Menentukan dan memahami sasaran penyajian - Memilih format yang relevan untuk produk akhir - Mengidentifikasi kata kunci

- Merencanakan strategi penelusuran

- Mengidentifikasi berbagai jenis sumber informasi dimana dapat ditemukan

2. Eksplorasi - Menentukan lokasi sumber yang sesuai dengan topik - Menemukan informasi yang sesuai dengan topik melakukan wawancara, kunjungan lapangan

3. Memilih - Memilih informasi yang relevan

- Menentukan sumber mana saja yang terlalu mudah, sukar atau sesuai

- Mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau membuat pengorganisasian visual seperti chart, grafik, bagan, ringkasan.

- Mengidentifikasi tahap-tahap dalam proses

(27)

mengumpulkan sitiran yang sesuai

4. Mengorganisir - Memilah informasi dengan membedakan fakta, pendapat dan hayalan

- Mengecek ada atau tidaknya bias dalam sumber - Mengatur informasi yang diperoleh dalam urutan yang logis

- Menggunakan pengorganisasian visual

- Membandingkan atau membuat kontras informasi yang diperoleh

5. Menciptakan - Menyusun informasi sesuai dengan pendapat dalam cara yang bermakna

- Merevisi dan menyunting sendiri atau bersama pembimbing finalisasi format bibliographi

6. Menyiapkan - Mempraktekkan aktivitas penyajian

- Berbagi informasi dengan orang atau pihak yang sesuai

- Memaparkan informasi dalam format yang tepat sesuai dengan hadirin

- Menyusuan dan menggunakan peralatan yang sesuai 7. Mengakses - Menerima masukan dari orang lain

- Merefleksikan seberapa jauh keberhasilan

- Menentukan apakah membutuhkan keterampilan baru 8. Menerapkan - Menggunakan informasi

- Menggunakan masukan untuk keperluan pembelajaran/aktivitas berikutnya

Sumber: Annual National Conference on Library & Information Science organized by the Sri Lanka Library Association, 29 Juni 2005

Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas diketahui bahwa model Empeworing 8 terdiri dari delapan tahapan yaitu mengidentifikasi masalah yang meliputi identifikasi topik, audien, format informasi, kata kunci, strategi penelusuran dan sumber sumber informasi; eksplorasi meliputi kegiatan dalam memilih dan menemukan sumber informasi yang sesuai dengan topik yang dapat dilakukan dengan interview; memilih informasi yang relevan; mengorganisir informasi meliputi menyusun informasi secara logis; menciptakan informasi yang dapat dilakukan dengan menciptakan informasi sendiri, merevisi dan membuat daftar bibliografi; menyajikan yaitu menyebarkan informasi yang diperoleh

(28)

kepada peserta; menaksir yaitu menerima masukan dari orang lain dan menentukan apa yang terbaik dimasa yang akan datang; terakhir menerapkan yaitu menerapkan informasi.

2.3.4 UNESCO

literasi informasi adalahbelajar bagaimana memanfaatkan teknologi yang sangat beragam dan kuat efektif dan efektif untuk mencari, mengambil, mengatur, menganalisa, mengevaluasi informasi dan kemudian menggunakannya untuk menentukan keputusan dan keputusan pemecahan masalah berakhir.

Menurut UNESCO (2005). Information for all programme (IFAP):

towards

informationliteracyindicators.http://www.uis.unesco.og/Library/Documents/wp08 _InfoLit_enpdf diakses pada 15 Desember 2017.model litetasi terdiri dari 11 tahap pemecah masalah, pada masing-masing tahap dikelompokkan dua sub langkah atau komponen.

1. Menyadari masalah yang ada dan informasi yang dibutuhkan.

2. Tahu bagaimana cara mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan

3. Tahu caranya untuk menentukan jika informasi yang dibutuhkan tersedia atau tidak tersedia.

4. Tahu caranya untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

5. Tahu bagaimana caranya untuk membuat danmenciptakan informasi yang tidak tersedia.

6. Tahu bagaimana untuk sepenuhnya memahami dan menemukan informasi atau mengetahui alat yang digunakan untuk mencari informasi.

7. Tahu caranya untuk mengatur, menganalisa, menafsirkan, dan mengevaluasi informasi.

8. Tahu bagaimana caranya menyampaikan informasi agar informasi yang di dapatkan dapat diterima..

(29)

9. Tahu caranya untuk memanfaatkan informasi, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi kebutuhan informasi guna untuk kepentingan diri.

10. Tahu caranya untuk melestarikan, menyimpan, menggunakan kembali, mencatatan informasi yang di peroleh untuk penggunaan informasi di masa yang akan datang mengetahui bagaimana cara membuang informasi yang tidak di butuhkan.

1.9.Program Literasi Informasi

Program literasi informasi adalah program tutorial yang diadakan untuk membekali pengguna dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan menggunakan informasi secara efektif dan etis untuk kebutuhan informasi mereka. Tujuan yang ditentukan oleh penyelenggara program adalah setiap pengguna yang telah mengikuti program ini memiliki kemampuan tersebut.

Tujuan umum tersebut dirinci menjadi beberapa tujuan-tujuan yang lebih khusus sesuai dengan tutorial yang disajikan.

Peran program literasi informasi dalam konteks sebuah perpustakaan adalah untuk mendorong dan memfasilitasi pembelajaran untuk seumur hidup.

Program ini dapat memberdayakan seseorang dalam mendapatkan pengetahuan, perpustakaan bertujuan untuk mengajari mereka agar terampil untuk mengidentifikasi, menemukan dan mengevaluasi informasi.

Program literasi informasi sebenarnya adalah program pemberdayaan masyarakat. menurut Pendit (2008:119) kemampuan – kemampuan masyarakat pengguna yang ingin diberdayakan adalah:

1. Menetapkan hakikat tentang rentang informasi yang dibutuhkan 2. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien 3. Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis

4. Menggunakan informasi untuk keperluan tertentu

(30)

Salah satu contoh program literasi informasi yang dikembangkan oleh Proboyekti (2008), yang menganut model The Big6 yaitu :

1. Pemahaman Masalah: pemahaman masalah dengan brainstorming, freewriting, clustering dan 5W1H.

2. Strategi Pencarian Informasi: mengenal jenis sumber informasi, menentukan kebutuhan bentuk, isi dan format produk informasi.

3. Lokasi dan Akses Informasi:pencarian informasi dengan menggunakan search engine Google dan penelusuran artikel online di EBSCO dan PROQUEST.

4. Pemanfaatan Informasi: evaluasi sumber informasi dari Internet dan database online.

5. Sintesa: sitiran, mengutip, membuat paragraf.

6. Evaluasi : presentasi produk dan memberi evaluasi pada program literasi informasi.

Dari langkah-langkah diatas, maka beberapa program literasi informasi yang dapat dikembangkan misalnya cara membaca cepat, cara menilai keabsahan informasi, cara mengevaluasi website, cara membuat footnote dan sebagainya.

1.10. Evaluasi Pelatihan

Secara umum, Pengertian Evaluasi ialah sebuah proses dalam menyediakan informasi agar dapat mengetahui sejauh mana kegiatan itu telah dicapai.Pengertian evaluasi menurut para ahli misalnya, Wrigstone, dkk (1956) mengatakan bahwa pengertian evaluasi ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan juga kemajuan ke arah tujuan atau nilai-nilai yang sudah ditetapkan.

Sedangkan dalam perusahaan, pengertian evaluasi ialah proses pengukuran akan efektifitas strategi dalam usaha mencapai tujuan bagi perusahaan. Contohnya ialah evaluasi proyek.

Adapun pengertian evaluasi juga dicetuskan oleh Sudijono (1996) yang mengatakan bahwa pengertian “evaluasi ialah penafsiran atau interpretasi bersumber pada data kuantitatif, sedangkan, data kuantitatif berasal dari hasil pengukuran”.

(31)

Dalam melakukan evaluasi, ada tahapan-tahapan yang mesti dilakukan dalam melakukan evaluasi yang terdapat urutan ataupun proses yang mendasari sebelum melakukan evaluasi terbagi dari dua tahapan yakni tahapan pertama : dengan mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian lebih awal. Konsep pun direncanakan dengan matang sebelum diadakannya dan mesti diuji coba dalam mengecek draft yang dibuat dengan cara eksekusi pesannya, sedangkan tahapan kedua ialah : melakukan uji coba, mencari tanggapan ataupun masukan, agar dapat mengukur efektifitas pesan yang disampaikan.

Proses evaluasi mempunyai tahapan-tahapan, walaupun tahapan masing- masing objek evaluasi berbeda-beda namun tak menghilangkan fungsi dari evaluasi itu sendiri. Tahapan-Tahapan Evaluasi secara umum ialah sebagai berikut:

1) Menentukan topik evaluasi, dalam mengevaluasi tentukan topik ataupun apa yang akan kita evaluasi baik itu suatu program kerja, ataupun hasil kerja.

2) Merancang kegiatan evaluasi, sebelum melakukan evaluasi, sebaiknya merancang (desain) kegiatan-kegiatan evaluasi agar tak ada yang kita lewatkan dalam evaluasi nantinya.

3) Pengumpulan data, Setelah merancang (desain) kegiatan, lakukanlah pengumpulan data sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dalam kegiatan evaluasi berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.

4) Pengolahan dan analisis data, Setelah data telah terkumpul, selanjutnya data itu diolah dengan mengelompokkan agar dapat mudah dianalisis, dan juga sediakan tolak ukur waktunya sebagai hasil dari evaluasi.

(32)

5) Pelaporan hasil evaluasi, Hasil evaluasi harus diketahui oleh setiap orang- orang yang berkepentingan agar mengetahui hasil-hasil yang telah dia kerjakan.

2.5.1 Tujuan Evaluasi Pelatihan

Evaluasi bertujuan mengukur suatu pekerjaan atau hal-hal yang kita lakukan, evaluasi amat berguna ataupun bermanfaat karena kita bisa mengetahui tingkatan pekerjaan kita dan juga sebagai penilaian terhadap apa yang telah kita kerjakan atau lakukan. Adapun Tujuan dari evaluasi pelatihan adalah :

1. Menemukan dan menganalisa informasi mengenai pencapaian tujuan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2. Mengetahui pengaruh program pelatihan terhadap kinerja hasil implementasinya.

3. Mengetahui dengan cepat kemungkinan utnuk perbaikan dan sinkronisasi program pelatihan sesuai dengan perkembangan situasi dalam organisasi.

4. Mengetahui reaksi peserta terhadap sebagian atau keseluruhan program pelatihan;

5. Mengetahui hasil pembelajaran peserta;

6. Mengantisipasi tindakan tertentu ketika diperlukan untuk mengambil langkah- langkah perbaikan,

7. Mengetahui hasil pelaksanaan pelatihan dan pengaruhnya terhadap kinerja serta masalah-masalahnya;

8. Mengetahui opini pemimpin dan bawahan peserta mengenai hasil pelatihan;

(33)

9. Mengetahui hubungan hasil pelatihan serta dampaknya bagi organisasi di tempat peserta bekerja. Sudijono (1996)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Evaluasi Pelatihan iyalah menemukan dan menganalisa informasi serta mengetahui hasil pembelajaran peserta.

2.5.2 Evaluasi Program – Program Pelatihan

Pelatihan mestilah di evaluasi dengan sistematis mendokumentasikan hasil- hasil pelatihan dari segi bagaimana sesungguhnya peserta pelatihan berperilaku kembali pada pekerjaan mereka dan relevansinya perilaku peserta pada tujuan- tujuan perusahaan. Dalam menilai manfaat atau kegunaan program pelatihan, perusahaan mencoba menjawab empat pertanyaan (Simamora, 1997) :

a. Apakah terjadi perubahan ?

b. Apakah perubahan disebabkan oleh pelatihan ?

c. Apakah perubahan secara positif berkaitan dengan pencapaian tujuan-tujuan organisasional ?

d. Apakah perubahan yang serupa terjadi pada partisipan yang baru dalam program pelatihan yang sama ?

Evaluasi membutuhkan adanya penilaian terhadap dampak program pelatihan pada perilaku sikap dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Adapun pengukuran efektifitas penilaian meliputi penilaian (Simamora, 1997) : a. Reaksi-reaksi yaitu bagaimana perasaan partisipan terhadap program.

b. Belajar yaitu pengetahuan, keahlian, dan sikap-sikap yang diperoleh sebagai hasil dari pelatihan.

c. Perilaku yaitu perubahan – perubahan yang terjadi pada pekerjaan sebagai akibat dari pelatihan.

d. Hasil-hasil yaitu dampak pelatihan pada keseluruhan efektifitas organisasi atau pencapaian pada tujuan – tujuan organisasional.

(34)

Adanya pengukuran efektifitas pelatihan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelatihan baik mengenai program maupun instruktur/pelatih dapat menjadi umpan balik untuk pelatihan selanjutnya demikian pula dengan pembelajaran mereka apakah mereka mempelajari prinsipprinsip, ketrampilan, dan fakta-fakta yang seharusnya mereka pelajari.

Selanjutnya dapat untuk mengetahui apakah perilaku peserta berubah karena program pelatihan atau bukan. Terakhir dengan melihat hasil dari pelatihan apakah sesuai dengan tujuan pelatihan yang ditetapkan.

2.5.3 Bahan Pelatihan Literasi Informasi

Adapun bahan-bahan pelatihanliterasi informasi yang digunakan Perpustakaan Universitas Negeri Medan yaitu:

Sumber : https://perpustakaan.unimed.ac.id/download.html,2018

Bahan ini digunakan sebagai langkah awal memulai pelatihan literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan. Dan kemudian pengguna

(35)

literasi informasi memulai dengan mengklik bagian nomor 4, yaitu daftar website literasi informasi.

Sumber : https://perpustakaan.unimed.ac.id/download.html,2018

Kemudian setelah membuka daftar website literasi informasi akan terbuka semua website literasi informasi dan website yang di langgan oleh Perpustakaan Universitas Negeri Medan.

Sumber : https://perpustakaan.unimed.ac.id/download.html,2018

(36)

Sumber :https://perpustakaan.unimed.ac.id/download.html,2018

Sumber :https://perpustakaan.unimed.ac.id/download.html,2018

Dari hasil penelitian di atas maka terlihat jelas bahwa kelas literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan masih terbatas pada penyediaan alamat database/website, baik yang di langgan maupun yang open akses. Dan dari bahan pelatihan literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan terlihat masih belum memenuhi standart literasi informasi The Big6.

(37)

`BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 17): “Metodologi penelitian merupakan salah satu hal penting dalam penelitian, karena berhasil tidaknya, dan tinggi rendahnya kualitas hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. “Penelitian deskriptif kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”. (Bogdan dan Taylor, 1992: 21-22). Menurut Pendit (2003: 21),

“penelitian kualitatif berusaha untuk mengkontruksi realitas untuk kemudian memahami makna di dalamnya”. Oleh karena itu, penelitian ini titik beratnya ada pada proses, peristiwa, dan otentisitas. Penelitian kualitatif mengandalkan wawancara, observasi, dan studi literatur.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan Jalan Williem Iskandar Pasar V, Medan Estate.

(38)

3.3 Proses Penelitian

Proses penelitian merupakan hal yang penting, karena menunjukkan tahap- tahap yang harus dilakukan untuk mengolah hasil yang akan didapat. Berikut tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.

3.3.1 Identifikasi Informan

Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting. “Informan adalah subjek yang memahami objek penelitian Universitas Sumatera Utara sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian”.(Bungin, 2007:76). Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah staf Perpustakaan Universitas Negeri Medan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis. Pemilihan informan dilakukan karena dianggap mengerti mengenai masalah yang ingin diketahui oleh penulis. Sampel yangakan menjadi informan adalah, Pustakawan Bagian Layanan, dan Kepala Bagian Pemasyarakatan.

3.3.2 Penentuan Informan

Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2006:61), “purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Dengan kata lain penulis hanya memilih informan yang dianggap mengetahui masalahnya. Pengambilan informan pada penelitian ini berdasarkan pada sampel atau informan yang ditentukan berdasarkan informan inti atau kunci kemudian dicari dan digali informasi

(39)

mengenai masalah penelitian dan berlanjut kepada informan yang memiliki kaitan dengan tujuan penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara mendalam (depth interview), data yang didapatkan direkam dengan Handpone dan dibantu dengan alat tulis lainnya. Melakukan observasi kepada seluruh kegiatan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan dan melakukan studi literatur. Data yang didapatkan kemudian dibaca berulang-ulang agar penulis benar benar mengerti tentang data atau hasil yang telah didapatkan.

3.4.1 Wawancara

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. yakni dengan wawancara mendalam. Menurut Nazir Universitas Sumatera Utara (2005:193) “wawancara adalah proses memperoleh tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si pewawancara dengan informan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)”. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.4.2 Observasi

Selain wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses teriadinva

(40)

wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap keadaan yang ada dilapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama melakukan penelitian yang meliputi gambaran umum, suasana dan fasilitas yang terdapat diperpustakaan.

3.4.3 Studi Literatur

Melalui studi literatur penulis dapat mengetahui definisi istilah dari permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan ini kemudian dibandingkan antara keadaan di lapangan yang sedang ditelitinya dengan sumber literatur yang ada atau dengan kata lain membandingkan antara teori dan praktik di lapangan.

3.5 Analisis Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat maka perlu digunakan analisis data. Menurut Effendy (1991: 263) menyatakan bahwa “analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dapat diinterpretasikan”. Untuk mengolah data agar data lebih mudah dianalisis secara benar maka dibuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan. Adapun tahapan analisis data yang harus dilakukan adalah analisis wawancara. Analisis wawancara merupakan pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban pada tahap ini dibutuhkan adanya pengetahuan yang mendalam terhadap data serta adanya keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar lapangan dengan apa yang ingin digali. Pada penelitian ini, penulis menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh informan. Data yang telah dikelompokkan kemudian dicoba

(41)

untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga penulis dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

3.6 Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan (kreadibilitas) data penulis menggunakan teknik triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut dan teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih. Data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang.

Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah :

1) Triangulasi Data Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi.

2) Triangulasi Teori Penggunaan berbagai teori untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori yang telah dijelaskan pada bab II akan digunakan untuk menguji hasil dari data yang terkumpul.

3) Triangulasi Metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, separti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Wawancara

4.1.1 Perumusan masalah

Tahap yang pertama dalam perumusan masalah informasi ini terdiri dari 2 indikator:

1. Merumuskan masalah informasi

2. Mengindentifikasi kebutuhan informasi

Adapun pertanyaan yang harus di jawab oleh informan dari pedoman wawancara tersebut adalah: (1) Bagaimana cara bapak membimbing mahasiswa untuk merumuskan masalah informasi yang dicari? (2) Setelah bapak mengajarkan merumuskan masalah informasi kepada mahasiswa, Bagaimana cara selanjutnya bapak mengajarkan mahasiswa mengindentifikasi masalah sesuai dengan kebutuhan informasi? Hal ini seperti yang disampaikan informan:

I1 :“dalam kelas literasi informasi mahasiswa harus sudah mempersiapkan bahan materi subjek atau masalah yang mau dicari nantinya. Kalau untuk mengajarkan kepada mahasiswa cara mengindentifikasi masalah dengan cara menentukan kata kuncinya. Yang kedua ini lebih fokus merumuskan kata kunci yang sesuai dengan fokus subjek kajiannya.

I2 :“cara membimbing mahasiswa untuk merumuskan masalah informasi mereka itu harus sudah tau subjek apa yang mau mereka cari rumusan masalahnya. Dan untuk mengajarkan kepada mahasiswa cara mengindentifikasi masalah dengan cara mencari subjek-subjek apa yang mau di pakai yang mendekati apa yang mereka mau.jadi kalau namanya mahasiswa subjeknya secara umum itu misalnya matematika, matematikanya paling matematika apa gitu apa matematika analisis kah dia atau matematika

(43)

pengetahuan dalam pembelajaran. Jadi yang penting tau dulu apa masalah yang mau dicari.”

I3 :”mahasiswa harus sudah mempersiapkan bahan materi subjek atau masalah yang mau dicari nantinya. Kalau untuk mengajarkan kepada mahasiswa cara mengindentifikasi masalah dengan cara membuat keyword atau kata kuncinya dahulu.

Jadi, kesimpulan dari ketiga pendapat informan diatas adalah Perpustakaan Universitas Negeri Medan mengajarkan mahasiswa untuk menentukan subjek atau mahasiswa sudah mempersiapkan topik permasalahan atau subjek yang mau dicari.

4.1.2.2 Strategi Pencarian Informasi

Tahap yang kedua diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan para informan adalah strategi pencarian informasi. Strategi pencarian informasi pada perpustakaan UNIMED mahasiswa di batasi topik atau subjek pencarian informasi atau memfokus mahasiswa dalam pencarian informasi. Hal ini seperti yang disampaikan informan:

I3: “jadi topik-topik yang sudah dibuat yang kita cari tadi harus kita batasi dulu informasinya apa yang mau kita cari dan kita batasi juga perencanaan sumber informasi yang mau dibatasi karena kan untuk mencari jurnal dengan buku metode nya sudah pasti berbeda, makanya kita batasi.

Pernyataan diatas dimaksudkan bahwa mahasiswa dalam kelas literasi informasi membatasi subjek yang mau dicari atau keywordnya, agar mempermudah nanti dalam pencarian informasi.

4.1.2.3 Lokasi Dan Akses

Tahap yang ketiga diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan para informan adalah lokasi dan akses. Dalam tahap ini mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk mengindeks, hampir semua informasi yang tersedia didunia ini tersusun dalam indeks, agar

(44)

memungkinkan untuk ditemukan kembali dengan cepat. Hal ini seperti yang disampaikan informan:

I3 : “dimana mahasiswa harus memiliki kemampuan menggunakan indeks maksudnya hampir semua informasi yang tersedia didunia ini tersusun dalam indeks jadi agar memungkinkan untuk ditemukan kembali dengan cepat. Misalnya buku-buku teks didalam buku teks itu kan dibelakang halamannya itu kan ada indeks kan nah itu bisa kita gunakan untuk mencari informasi secara cepat.. atau untuk mencarinya lebih cepat lagi bisa menggunakan opac, mesin penelusuran itukan akses namanya kan search engine atau google. Kalau mau cari katalog keseluruhan bisa dari one search. Bisa juga menggunakan strategi pencarian menggunakan Boolean login search engine lainnya”.

Pernyataan diatas dimaksudkan bahwa mahasiswa dalam kelas literasi informasi harus bisa mengindeks agar pencarian informasi yang diinginkan lebih cepat ditemukan.

4.1.2.4 Pemanfaatan Informasi

Tahap yang keempat diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan para informan adalah pemanfaatan informasi. Dalam tahapan ini Perpustakaan Universitas Negeri Medan belum menerapinnya ke dalam kelas literasi informasi karena pada tahap ini pembahasan kelas literasinya sudah ilmiah atau kajiannya sudah mendalam. Sedangkan kelas literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan hanya mengajarkan bagaimana cara penelusuran informasi dan memperkenalkan ke mahasiswa apa saja database yang di langgan baik secara open acses dan berbayar. Hal ini seperti yang disampaikan informan:

I1 : “Kalau perpustakaan unimed belum sampai sini. Jadi kalau ditanya seperti ini lah pertanyaannya dari saya, caranya adalah memilih bagian-bagian dari informasi yang di dapat seperti jurnal”.

Pernyataan diatas dimaksudkan bahwa mahasiswa dalam kelas literasi informasi mahasiswa harus mempersempit subjek penelusuran informasi yang mau dicari agar didapatkan hasil yang efektif dan relevan.

4.1.2.5 Sintesis

Tahap yang kelima diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan para informan adalah sintesis/sintesa. Dalam tahapan ini mahasiswa mengumpulkan semua alamat web yang sudah dicari, Sudah semua di kumpuli kemudian pada waktu literasi informasi itu dibagi lagi jadi nanti dikasih tau lagi ke mahasiswa apakah bisa di pergunakan lagi ke mereka dan jadi

(45)

tambahan informasi lagi ke mereka bisa di pake lagi diluar kampus. Baru itu nanti di presentasikan di kelas literasi. Hal ini seperti yang disampaikan informan:

I2 : “jadi semua alamat web yang udah di dapat yang memang bisa di pakek untuk literasi itu semua dikumpuli. Sudah semua di kumpuli kemudian pada waktu literasi informasi itu dibagi lagi jadi nanti dikasih tau lagi ke mahasiswa apakah bisa di pergunakan lagi ke mereka dan jadi tambahan informasi lagi ke mereka bisa di pake lagi diluar kampus.

Baru itu nanti di presentasikan di kelas literasi”.

Pernyataan diatas dimaksudkan bahwa mahasiswa dalam kelas literasi informasi mengumpulkan semua web yang sudah dicari kemudian dipilih lagi web mana dari keseluruhan itu yang merujuk ke informasi yang dicari. Setelah itu baru nanti di persentasikan hasilnya.

4.1.2.6 Evaluasi

Tahap yang keenam diperoleh dari hasil transkip wawancara dengan para informan adalah evaluasi. Dalam tahap ini mahasiswa mengevaluasi dari semua sumber informasi yang dicarinya tadi. Kemudian mahasiswa melihat strategi penelusurannya, apa sudah efektif atau tidak. Kalau dia sudah efektif maka hasil untuk pencarian informasi mahasiswa sudah sesuai dengan kebutuhan yang dicari. Dan jika kalau belum efektif, berarti pada strategi penelusurannya atau keywordnya terlalu meluas sehinga hasil yang dicari tidak efektif. Hal ini seperti yang disampaikan informan:

I1 : “jika pada langkah 1 perumusan masalahnya kemudian dalam strategi penelusurannya itu sudah benar dan efektif maka hasil untuk akan sesuai dengan kebutuhan informasi/efisien hasilnya. Jika TIDAK, pada langkah 1 ini tidak bisa atau tidak tepat misalnya fokus subjeknya tidak jelas, kemudian kata kuncinya yang digunakan terlalu luas kali”.

Pernyataan diatas dimaksudkan bahwa mahasiswa dalam kelas literasi informasi harus mengevaluasi hasil keseluruhan yang dicari tadi agar hasil yang diinginkan menjadi apa yang memang mahasiswa itu butuhkan.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, melalui proses analisa data yang menjaga keabsahan dan serta melakukan triangulasi, maka diperoleh beberapa tahapan

(46)

tersebut adalah program literasi informasi untuk pengguna Perpustakaan Universitas Negeri Medan, yaitu:

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian

No .

Fokus Penelitian

Indikator Pedoman Wawancara Hasil Wawancara 1. Perumusan

Masalah.

- Merumuska n Masalah Informasi.

- Mengindent ifikasi kebutuhan informasi.

1. Bagaimana cara bapak membimbing

mahasiswa untuk merumuskan masalah informasi yang dicari?

2. Setelah bapak mengajarkan

merumuskan masalah informasi kepada mahasiswa, Bagaimana cara selanjutnya bapak mengajarkan

mahasiswa mengindentifikasi masalah sesuai dengan kebutuhan informasi?

I1 : Perumusan masalah pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan mengajarkan mahasiswa untuk menentukan subjek atau mahasiswa sudah mempersiapkan topik permasalahan atau subjek yang mau dicari.

I2: Mereka harus sudah tau lah apa yang mau mereka cari rumusan masalahnya.

Jadi subjek-subjek apa yang mau dipakai yang mendekati apa yang mereka mau.

I3 : mahasiswa harus sudah mempersiapkan bahan materi subjek atau masalah yang mau dicari nantinya.

(47)

Cara mengindentifikasinya yaitu dari masalah-masalah topic atau subjek yang mau dicari mahasiswa tersebut mereka membuat keyword atau kata kuncinya dahulu.

2. Strategi pencarian informasi

- Menetapkan sumber secara intelektual dan fisik.

- Memilih sumber terbaik

1. Bagaimana cara bapak

mengatur dan

menentukan strategi pencarian informasi sesuai dengan informasi yang dibutuhkan?

2. Setelah bapak menentukan strategi pencarian informasi, Bagaimana cara bapak memilih sumber- sumber informasi atau referensi yang akan digunakan untuk pencarian informasi tersebut?

I1 : menentukan kata kuncinya. Yang kedua ini lebih fokus merumuskan kata kunci yang sesuai dengan fokus subjek kajiannya.

I2 : mereka fokusnya maunya mencari apa, jadi kalau mereka emang fokusnya mau mencari jurnal, berarti kita arahkan mereka kita ajarkan cara pakai jurnal, cara menelusur dari e-journal itu. Nanti kita ajari caranya.

I3 : topik-topik yang sudah dibuat yang kita cari tadi harus kita batasi dulu informasinya apa yang mau

(48)

kita cari dan kita batasi juga perencanaan sumber informasi yang mau dibatasi 3. Lokasi dan

akses.

- Mengalokas ikan

sumber- sumber.

- Menemuka n informasi dalam sumber tersebut.

1. Bagaimana cara bapak menentukan lokasi dan

akses sumber

informasi yang akan dicari?

2. Setelah bapak menemukan sumber informasi, Bagaimana cara bapak memeriksa dan memilih sumber informasi yang terbaik dan relevan?

I1 : cara menelusur. Ini disini terus produknya apa yang nomor 2 ini melakukan penelusuran produknya adalah hasil penelusuran berupa informasi dalam bentuk jurnal, dalam bentuk e-book. Nah itu dihasilkan

sesuai dengan

kebutuhannya.

I2 : Kalau disini kan kami jelasinnya biasa pakai dari perpusnas. Perpusnas kan banyak menglanggan database seperti proquest, ada apalagi ya ada ebsco, hm macam lah banyak lagi dll.

I3 : mahasiswa harus memiliki kemampuan menggunakan indeks maksudnya hampir semua

(49)

informasi yang tersedia didunia ini tersusun dalam indeks jadi agar memungkinkan untuk ditemukan kembali dengan cepat.

4. Pemanfaata n informasi.

- Membaca, mendengar, dan meraba.

- Mengekstra si informasi yang

relevan.

1. Bagaimana cara bapak melakukan pemilihan sumber informasi yang terbaik dan relevan?

2. Bagaimana cara bapak mengekstrasi sumber informasi yang relevan tersebut?

I1 : mereka suruh membaca hasil penelusuran itu ntah artikelnya, bukunya yang mana di pilih point-point mana yang baik untuk mendukung kajian yang relevan.

12 : cara pemanfaatan informasinya menggunakan kata kunci, kata kuncinya dia maunya

I3 : kita seleksi dulu dan kalau semuanya sudah memenuhi kriteria dan tidak boleh semua informasi digunakan tidak jelas sumbernya.

5. Sintesis - Mengorgani 1. Setelah bapak I1 : menyusun point-point

(50)

sasikan informasi dari berbagai sumber.

- Mempresen tasikan informasi tersebut.

mengekstrasi sumber informasi tersebut, Bagaimana cara bapak mengorganisasikan sumber informasi yang terbaik dan relevan tersebut?

2. Setelah informasi diorganisasikan,

Bagaimana cara bapak mempresentasikan informasi tersebut?

menyusun mengekstrasi tadi hasil ekstrasi informasi ke dalam tulisan atau kajiannya.

I2 : semua alamat web yang udah di dapat yang memang bisa di pakek untuk literasi itu semua dikumpuli. Sudah semua di kumpuli kemudian pada waktu literasi informasi itu dibagi lagi jadi nanti dikasih tau lagi ke mahasiswa apakah bisa di pergunakan lagi ke mereka dan jadi tambahan informasi lagi ke mereka bisa di pake lagi diluar kampus. Baru itu nanti di presentasikan di kelas literasi.

I3 : referensinya ambil kutip kan ini teorinya kutip. Udah berapa referensi kita gunakan, kutip-kutip akhirnya nanti kita organisasi lah sumber-

(51)

sumber yang terpisah-pisah menjadi satu bentuk produk/hasil yang sistematis.

6. Evaluasi - Mengevalua si hasil (efektivitas) .-

- Mengevalua si proses (efesiensi)

1. Bagaimana cara bapak mengevaluasi hasil informasi yang telah dipresentasikan?

Apakah sudah efektif cara yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut?

2. Setelah mahasiswa diajarkan

mengevaluasi dan memecahkan masalah, Apakah menurut bapak langkah-langkah literasi informasi sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna?

Jika Iya, Langkah- langkah mencari informasi sudah efisien. Dan jika Tidak, Apa yang

I1 : misalkan kita telah membuat skripsi nah itulah setelah dibaca tugasnya biasanya itu pembimbing skripsi nah itulah mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan pembimbing skripsi. Caranya yaitu kutipannya cocok tidak, kemudian urainnya cocok tidak, oh ini ga bisa oh ini ga bisa, nah berarti ada yang ga efektif apakah dia di memecahkan masalahnya.

I2 : pada langkah 1 perumusan masalahnya kemudian dalam strategi penelusurannya itu sudah benar dan efektif maka hasil untuk akan sesuai dengan kebutuhan informasi/efisien hasilnya. Jika TIDAK, pada

(52)

menjadi permasalahan yang membuat jadi tidak efisien?

langkah 1 ini tidak bisa atau tidak tepat misalnya fokus subjeknya tidak jelas, kemudian kata kuncinya yang digunakan terlalu luas kali.

I3 : nah ini kan udah kita persentasikan ke kawan- kawan atau ke kelompok hasil tugas kita tadi kan harus di evaluasi kan,

bagaimana cara

mengevaluasinya? Kan dari yang udah kita kasih ke teman kan ada komentar oh ini kurang cocok, oh ini kurang maksudnya ada referensi yang kurang coba masukin pendapat si polan nah berarti kita mencari dari awal referensinya.

Rangkuman hasil penelitian di atas terdiri dari enam tahapan yang memiliki beberapa indikator penentu. Dari hasil penelitian di atas maka terlihat jelas bahwa kelas literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan masih terbatas pada penyediaan alamat

(53)

database/website, baik yang di langgan maupun yang open akses. Dan dari bahan pelatihan literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan terlihat masih belum memenuhi standart literasi informasi The Big6.

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas mengenai pelaksanaan program literasi informasi yang dimulai dari perumusan masalah, strategi pencarian informasi, lokasi dan akses, pemanfaatan informasi, sintesis, evaluasi, maka penulis menyimpulkan bahwa:

1. Dari hasil penelitian di atas maka terlihat jelas bahwa kelas literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan masih terbatas pada penyediaan alamat database/website, baik yang di langgan maupun yang open akses. Dan dari bahan pelatihan literasi informasi Perpustakaan Universitas Negeri Medan terlihat masih belum memenuhi standart literasi informasi The Big6.

2. Pelaksanaan program literasi informasi ini dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna informasi. Program ini di mulai dengan pengenalan perumusan masalah, pengenalan strategi pencarian informasi, penelusuran lokasi dan akses, pengenalan pemanfataan informasi, pengenalan sintesis, pengenalan evaluasi. Tahapan penelusuran informasi yang diberikan menggunakan model literasi informasi The Big6 yang memiliki tahap penelusuran yang ringkas. Setelah diberikan materi peserta diminta untuk mempraktekan hasil dari pelatihan yang diberikan.

(55)

5.2 Saran

Pelaksanaan program literasi informasi ini dapat dijadikan sebagai panduan atau pedoman untuk melakukan pelatihan literasi informasi kepada pengguna yang menginginkan sesuai dengan kebijakan instansi yang melaksanakan program literasi informasi. Program ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam menemukan, menganalisa dan mengevaluasi informasi secara efektif dan relevan.

Gambar

Tabel 2.1 Komponen Big6
Tabel 2.2 Komponen Seven Pillars
Gambar 2.1. Lanskap Literasi Informasi
Tabel 2.3 Komponen E8  No.  Kemampuan   Indikator
+2

Referensi

Dokumen terkait

lata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian - bagian pabrik yang meliputi tempat bekerjanya karyawan, tempat peralatan dan tempat penyimpanan bahan baku dan produk.

Untuk warna digunakan perintah glColor3f() , jika lebih dari tiga maka argumen keempat adalah alpha yang akan dijelaskan pada bagian blending sebagai salah satu

Untuk mengetahui pendekatan mana yang lebih baik untuk perhitungan kesamaan semantik, wala- upun secara hipotesa teoritis WoredNet versi Indonesia akan memiliki hasil lebih baik

Tujuan donasi hijab pada Gerakan Seribu Kerudung ini agar wanita muslimah yang belum berhijab bisa menggunakan hijab, selain itu tujuan dari Gerakan Seribu Kerudung ini

Hasil penelit- ian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna dari perawatan metode kanguru terhadap respons fisiologis bayi prematur seperti pe- ningkatan suhu tubuh ke

segmenting, targeting , dan positioning teh siap minum Walini Peko dan bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan oleh PTPN VIII untuk meningkatkan

Variabel independen Risiko Usaha, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Besarnya perusahaan, Earning Volatility berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Struktur

1 butir 2: Politik Luar Negeri adalah kebijakan, sikap, dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain,