• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. O l e h HIKMANUDDIN NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. O l e h HIKMANUDDIN NIM"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

O l e h HIKMANUDDIN NIM. 10540 4200 10

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD-S1) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(2)

iii

Skripsi atas nama Hikmanuddin, NIM: 10540 4200 10, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keterangan Rektor Nomor. Tahun ...…./...….M tanggal………., sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru sekolah Dasar fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, pada hari……….

Makassar,………2014

Panitia Ujian:

1. Pengawas Umum : (……….)

2. Ketua : ( ……….)

3. Sekretaris : (………..)

4. Dosen Penguji : 1. (………..)

2. (………..)

3. (………..)

4. (………..)

Disahkan oleh:

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum NBM. 858 625

(3)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman malalui Metode SQ3R (Survey,Question,Read,Recite,Review) Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Mahasiswa yang bersangkutan : Nama Mahasiswa : Hikmanuddin

NIM : 10540 4200 10

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, Mei 2014 Disetujui Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Hambali, S.Pd., M.Hum Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd.

Diketahui :

Dekan FKIP Ketua Jurusan

Universitas Muhammdiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Sulfasyah, MA., Ph. D

NBM. 858 625 NBM : 970 635

(4)

vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Hikmanuddin

NIM : 10540 4200 10

Jurusan : Pendidikan Guru sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan selalu melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1 ,2 ,dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Mei 2014

Yang Membuat Perjanjian

Hikmanuddin

(5)

v Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Hikmanuddin

NIM : 10540 420010

Jurusan : Pendidikan Guru sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Mei 2014

Yang Membuat Pernyataan

Hikmanuddin

(6)

vii Sebuah prestasi…

bukanlah tercipta karena faktor kebetulan tetapi…

diraih dengan kerja keras, kejujuran, dan pengorbanan, yang disertai dengan doa

Kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita bangkit setiap kali kita jatuh

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Qs : 2 : 286)

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai bukti kecintaanku pada Ibunda dan Ayahanda tercinta

atas doa dan pengorbanannya yang tulus

demi kesuksesan penulis dalam meraih cita-cita dan kebahagiaan

(7)

viii

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hambali dan Aliem Bahri.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dengan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada murid kelas kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reaserch) yang terdiri dari dua siklus di mana setiap siklus dilaksanakan sebayak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa sebayak 27 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama yang tuntas secara individual dari 27 murid hanya 11 atau 40,75% yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau berada pada kategori sedang. Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata yang diperoleh 61,48%. Sedangkan pada siklus ke II dimana dari 27 murid terdapat 27 orang atau 100% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 83,33% tinggi .

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan hasil belajar murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa melalui, penerapan SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) mengalami peningkatan.

Kata Kunci: peningkatan, keterampilan, membaca, pemahaman, SQ3R

(8)

ix

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Yansar, SP dan Hj. Tahirah Tahere, S.Pd yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan kepada seluruh keluarga terutama kepada adinda tersayang Eliyanaswah atas motivasi dan selalu menemani dengan candanya.

Kepada Drs. H. Hambali, S.Pd., M.Hum dan Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., pembimbing

(9)

x

Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan (3) Sulfasyah, MA., Ph. D., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru, staf SD Negeri Batang Kaluku dan Ibu Hj. Hanariah, S.Pd, guru kelas di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat Nurma Nengsih, Abdul Salam, Andi Muliani K,Irwan, Reski Amalia, Ramdan, Megawati, Amiruddin, kakanda Jumardin, kakanda Muh.Ridwan Hasim, kakanda Imran, pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan PGSD, dan seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2010 yang selalu menemani dalam suka dan duka, atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidup.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama

(10)

xi

Makassar, Mei 2014

Penulis

(11)

xii

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

SURAT PERNYATAAN... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Rumusan Masalah ... 5

2. Pemecahan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Praktis ... 7

2. Manfaat Teoritis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Penelitian yang Relevan... 9

2. Pengertian Membaca Pemahaman ... 10

3. Proses Membaca Pemahaman... 11

4. Aspek-Aspek Membaca Pemahaman ... 11

5. Karakteristik Strategi SQ3R ... 12

6. Penerapan Strategi SQ3R... 14

(12)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 23

B. Fokus Penelitian ... 23

C. Setting dan Subjek Penelitian... 24

D. Rancangan Tindakan ... 25

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data... 29

F. Teknik Analisis Data... 31

G. Indikator Keberhasilan... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Siklus 1... 33

2. Siklus II ... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V PENUTUP... 58

A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 63

(13)

xv

2.1 Kerangka Pikir ... 21 3.1 Alur PTK yang Diadaptasi dari Kemmis dan Mc Taggart 1998 ... 26

(14)

xvi

1. Silabus Siklus I dan Siklus II ... 64

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan siklus II .. 68

3. Soal Evaluasi Siklus I dan siklus II ... 99

4. Daftar Hadir Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa... 108

5. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Siklus I dan Siklus II... 109

6. Hasil Observasi Aktivitas Murid ... 112

7. Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 125

8. Dokumentasi Mengajar... 127

9. Surat Penelitian dan Kontrol Penelitian... 130

(15)

xiv

3.1 Skor Penilaian ... 30

3.2 Distribusi Frekuensi Skor... 32

4.1 Tabulasi Nilai Akhir Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa melalui Metode Pembelajaran SQ3R pada Siklus I... 38

4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I... 39

4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa pada Siklus I ... 40

4.4 Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus I ... 41

4.5 Deskripsi Ketuntasan Belajar Murid pada Siklus I ... 42

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I ... 42

4.7 Tabulasi Nilai Akhir Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa melalui Metode Pembelajaran SQ3R pada Siklus II ... 47

4.8 Statistik Skor Penguasaan Murid pada Tes Siklus II ... 49

4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Bahasa Indonesia Murid pada Siklus II... 49

4.10 Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus II... 50

4.11 Deskripsi Ketuntasan Belajar Murid pada Siklus II... 51

4.12 Peningkatan Hasil Belajar Murid pada Setiap Siklus... 51

4.13 Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II... 52

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan. Jenjang pendidikan dasar merupakan landasan bagi jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, dalam landasan tersebut harus diletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi tegaknya pembangunan pendidikan secara menyeluruh. Hal ini selaras dengan pernyataan yang tertera pada pasal 13 Undang-undang No.2 Tahun 1989 bahwa pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Sekolah dasar (6 tahun) sebagai bagian dari pendidikan dasar (9 tahun) merupakan lembaga pendidikan pertama bagi peserta didik untuk belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecakapan ini merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai peserta didik untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan yang mantap terhadap kemampuan tersebut sudah barang tentu ilmu-ilmu yang lain tak dapat dikuasai.

Karena itu kebijaksanaan untuk memantapkan sekolah dasar sebagai tempat belajar tiga kemampuan dasar merupakan hal yang perlu diwujudkan.

(17)

Pasal 39 UU No.2/1989 tentang sistem pendidikan nasional memuat isi kurikulum pendidikan dasar antara lain tercakup di dalamnya bahan kajian membaca dan menulis serta matemetika (termasuk berhitung). Dihubungkan dengan pesan GBHN tentang percepatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat diperlukan dalam pembangunan, maka penguasaan dan kecakapan baca- tulis-hitung ini amat strategis sifatnya. Di satu sisi kelemahan dan kekurangan siswa dalam baca- tulis-hitung dapat menjadi kendala pengenalan dan penguasaan teknologi, sedangkan di sisi lain dapat pula menjadi kendala bagi kelanjutan pendidikan peserta didik.

Membaca merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh semua siswa mulai SD sampai dengan sekolah lanjutan. Dengan mempunyai kemampuan membaca, berbagai pengetahuan dapat diperoleh. Kemampuan membaca merupakan suatu hal yang vital dalam suatu masyarakat , melalui membaca dapat diserap berbagai informasi, dan wawasan pengetahuan pun akan semakin luas. Namun sayang, tidak semua orang menyadari akan hal tersebut sehingga membaca belum menjadi kebutuhan.Bahkan, pembelajaran membaca pada tingkat Sekolah Dasar yang seharusnya menjadi prioritas utama pun cenderung diabaikan.

Sanjaya (2005) mengemukakan :

Menurut catatan Human Development Index (HDI) tahun 2003 versi UNDP, peringkat kualitas sumber daya manusia Indonesia berada jauh dibawah Filipina (85), Thailand (74), Malasyia (58), Brunei Darussalam (31), ( Korea Selatan (30), dan Singapura (28). Di beberapa negara Asia, menunjukkan keterampilan membaca anak didik kelas IV SD di Indonesia, berada pada peringkat terendah. Anak- anak SD ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan.

(18)

Dari data di atas, jelas terlihat bahwa mutu pendidikan di Indonesia sungguh memprihatinkan. realita selama ini menunjukan bahwa pengajaran membaca pemahaman (lanjut) di sekolah dasar cenderung diabaikan. Faktor yang melatarbelakangi barangkali karena angapan yang salah terhadap membaca itu sendiri. Umumnya orang, khususnya guru SD menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa sekolah dasar telah dapat membaca dan menulis permulaan yang biasanya dilaksanakan di kelas I dan II Sekolah Dasar. Pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai kelas IV, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Membaca di kelas tinggi seolah- olah lebih menekankan pada kegiatan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari membaca dan menulis permulaan di kelas I dan II sekolah dasar. Sedangkan membaca tidak hanya menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari arti kata-kata sulit dalam suatu teks bacaan. Membaca, melibatkan pemahaman memahami apa yang dibacanya, apa maksudnya dan apa implikasinya. Ketika siswa mengalami kesukaran memahami suatu teks bacaan, tugas pengajaran membaca semakin kompleks. Bagaimana siswa dapat belajar dari suatu teks jika mereka tidak dapat memahami tugas membaca yang diberikan kepada mereka. Membaca merupakan bagian terpadu dari kemampuan berbahasa. Membaca sangat bersandar pada kemampuan berbahasa. Pendekatan pengalaman berbahasa dapat digunakan dalam pengajaran membaca. Menurut pendekatan ini, kekuatan konseptual dan linguistik yang dibawa anak ke sekolah harus digunakan secara penuh.

Menurut El Fanany (2012) dalam Teknik Baca Cepat, mengemukakan bahwa:

(19)

Pada hakikatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-bagian pikiran khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian-bagian pikiran khususnyapersepsi dan ingatan, terlibat didalamnya.

Burns, d.k.k. dalam Rahim, (2007:1 ) mengemukakan bahwa:

Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar.

Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.

Pengamatan peneliti di SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, kemampuan siswa dalam membaca pemahaman di kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa tidak sesuai dengan harapan. Banyak siswa yang belum mampu menentukan pokok pikiran dan menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. Hal ini disebabkan oleh latihan kemampuan membaca pemahaman cenderung pada pemahaman literal (tingkat rendah). Pembelajaran cenderung kegiatan individual, proses pembelajaran membaca pemahaman pada umumnya adalah interaksi searah, yaitu membaca teks dan selanjutnya menjawab pertanyaan di bawah teks secara individual. Selain itu,

(20)

Guru juga tidak menggunakan strategi membaca yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Dari beberapa masalah, maka diketahui bahwa penyebab rendahnya minat belajar murid selama proses pembelajaran berlangsung ialah :

1. Penjelasan guru terlalu cepat

2. Media pembelajaran kurang menarik bagi murid 3. Metode yang digunakan kurang tepat

4. Murid tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran

Bahkan dari pengamatan tersebut, peneliti menemukan hanya sepuluh siswa yang sudah tuntas dalam menentukan pokok pikiran dan menyimpulkan bacaan dalam beberapa kalimat. Sisanya yaitu tujuh belas siswa belum tuntas (terlampir).

Membaca pemahaman memerlukan strategi dalam membacanya. Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengupayaan pencapaian tujuan akhir digunakan sebagai acuan di dalam menata kekuatan serta menutup kelemahan yang kemudian diterjemahkan menjadi program kegiatan merupakan pemikiran strategi.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Joni dalam Rahim, (2007 : 36 ) dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks.

Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca. Pada dasarnya strategi membaca menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Salah satu strategi yaitu SQ3R ( survey, question,read,recite,review ). Strategi ini merupakan suatu

(21)

rencana membaca yang terdiri dari mensurvey isi, membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan dan meninjau kembali bacaan Tarigan,(1994: 35)

Untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menggunakan strategi membaca SQ3R. Untuk selanjutnya memotivasi peneliti untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa“

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu apakah membaca pemahaman dapat meningkat melalui metode Survey, Question, Read, Recite, dan Review (SQ3R) pada murid kelas IV SD Negeri

Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa?

2. Pemecahan Masalah

Sehubungan dengan permasalahan kualitas aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar murid dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka akan diterapkan metode SQ3R yang mengedepankan keaktifan murid dalam memahami bacaan.

Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode SQ3R, yaitu: survey berarti menyeliki, question berarti bertanya, read berarti membaca, recite berarti mendaras, dan review berarti mengulangi. Metode ini bersifat praktis yang dimulai dengan survey untuk menelusuri butir-butir gagasan besar yang dibahas, menanyakan dengan mengajukan pertanyaan dalam mengembangkan gagasan, ditinjak lanjuti

(22)

membaca secara aktif, kemudian mendaras atau menyimpulkan, menjawab pertanyaan dengan kata-kata sendiri, dan mengulangi untuk memperoleh pandangan menyeluruh sekaligus memperkuat ingatan. Melalui metode SQ3R, murid diharapkan dapat lebih mudah memahami bacaan sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan.

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui metode SQ3R pada murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan strategi SQ3R ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat praktis

a. Murid, akan dapat memberikan pengalaman baru dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran membaca sehingga diharapkan hal ini akan berdampak terhadap minat mereka dalam belajar sekaligus akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

b. Guru, sebagai referensi dalam pengembangan kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya secara sinergis akan menumbuh kembangkan semangat

(23)

persaingan positif di dalam lingkungan sekolah menuju upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran.

c. Sekolah, diharapkan penelitian ini bermanfaat dalam upaya pengembangan mutu dan hasil pembelajaran yang berindikasi pada besarnya motivasi serta meningkatkkan hasil belajar murid.

d. Masyarakat, pada umumnya diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang tantangan pendidikan yang dialami bangsa Indonesia.

e. Peneliti, diharapkan dapat dijadikan acuan model pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi SQ3R.

2. Manfaat teoritis

Temuan penelitian dapat dijadikan sebagi landasan teori pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan khususnya dalam peningkatan kemampuan membaca pemahaman di sekolah dasar.

(24)

9

Bab ini berisi penelitian relevan dan kerangka teori yang dijadikan acuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan guna membahas permasalahan yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian relevan dan teori yang merupakan kerangka landasan dalam pelaksanaannya yang tersusun dalam pembahasan berikut.

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang telah yang relevan dari segi membaca pemahaman adalah Kasturiah (2010) meneliti tentang Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Murid Kelas V SD Negeri No. 162 Kampung Beru Kabupaten Takalar dengan Metode SQ3R. Hasilnya menunjukkan bahwa efektif meningkatkan kemampuan pemahaman murid dalam pembelajaran membaca pemahaman. Karena penerapan metode SQ3R menuntut murid untuk melibatkan konsentrasi, perhatian dan ingatan selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya Muhammad Asdar (2011) yang juga meneliti tentang Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Murid Kelas IV SD Inpres Perumnas II Makassar. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia mengatakan bahwa kemampuan pemahaman murid khususnya dalam membaca pemahaman akan meningkat apabila guru mampu menciptakan kondisi yang bisa menghantarkan murid untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu bacaan.

Olehnya itu peneliti mencoba meneliti dengan judul yang sama dengan maksud untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu melakukan suatu Penelitian

(25)

Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Metode SQ3R pada Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

2. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca yang di lakukan untuk memahami isi bacaan. Tujuan utama kegiatan membaca pemahaman ialah untuk memahami isi bacaan.

Sehubungan dengan tujuan tersebut, Tarigan (2004 : 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya kegiatan membaca pemahaman itu terdiri atas dua bagian, yaitu :

Proses membaca dan hasil membaca. Dengan demikian aspek yang terpenting dalam kegiatan membaca pemahaman adalah mencakup (a) memahami pengertian sederhana, (b) memahami signifikasi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang, (c) evaluasi atau penilaian, berupa isi dan bentuk, dan (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yaitu yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Uraian singkat di atas mengisyaratkan bahwa membaca pemahaman mengandung pengertian sebagai proses pengolahan bacaan berupa paparan bahasa tulis yang tersusun dari material bahasa, dan tertata dalam tata aturan tertentu yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang bacaan itu, serta penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.

Khusus pada tingkat pendidikan sekolah dasar, kegiatan membaca pemahaman adalah mencakup antara lain (a) membaca dengan pemahaman yang baik, (b) membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-nunjuk dengan jari tangan, (c) menikmati bahan bacaan dalam hati (Tarigan, 2004: 38).

(26)

Dengan demikian, pemahaman yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah pemahaman teks bacaan secara literal dan sebagian dibantu dengan pemahaman interpretatif.

3. Proses Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah suatu proses yang bersifat kompleks, meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Membaca pemahaman pada tingkat Sekolah Dasar, khususnya pada murid kelas IV menjadi bagian yang terpisahkan dari prinsip- prinsip membaca secara umum, yaitu sebagai berikut:

a. Membaca bukanlah hanya mengenal dan membunyikan huruf, tetapi kegiatan membaca melampaui pengenalan huruf dan bunyi.

b. Membaca dan menguasai bahasa terjadi serempak. Seseorang tidak dapat dikatakan mempunyai keterampilan membaca jika ia tidak menguasai bahasa.

c. Membaca dan berpikir terjadi serempak. Orang tidak dapat membaca tanpa mempergunakan pikiran dan perasaannya.

d. Membaca berarti memahami. Ini berarti kegiatan membaca bermuara pada pemahaman (Parera dan Tasai, 1999: 27-28).

4. Aspek-Aspek Membaca Pemahaman

Di atas telah dikemukakan proses kegiatan membaca pemahaman. Namun, kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik bila dikaitkan dengan delapan aspek kegiatan membaca pemahaman seperti yang dijelaskan oleh Syafi’ie (2002: 43-46), yaitu sebagai berikut :

a. Aspek sensori, yaitu kegiatan mengamati seperangkat gambar- gambar bunyi bahasa menurut sistem ortografi (tulisan) tertentu.

(27)

b. Aspek persepsi, yaitu kegiatan membaca yang merupakan aspek dalam menginterpretasi kata-kata sebagai simbol lambang bunyi yang mengacu kepada konsep tertentu.

c. Aspek eksperimental, yaitu kegiatan membaca yang menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dengan teks bacaan untuk memperoleh pemahaman.

d. Aspek asosiasi, yaitu kegiatan membaca yang mencoba memahami hubungan antara gambar bunyi dengan bunyi, serta hubungan antara kata dengan artinya.

e. Aspek berpikir, yaitu kegiatan membaca untuk membuat kebiasaan berpikir dan bernalar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca pemahaman pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan membaca lainnya.

Perbedaan itu antara lain terletak dari kemampuan menangkap isi bacaan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, proses kegiatan membaca pemahaman pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar, khususnya pada murid kelas V adalah bermuara pada pemahaman isi teks bacaan secara sederhana sebagaimana yang tergambar dalam ruang lingkup penelitin ini.

5. Karakteristik Strategi SQ3R

SQ3R ialah strategi membaca yang telah diperkenalkan oleh Robinson pada tahun 1961. dalam sistem membaca terlebih dahulu melakukan survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca lalu dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan sehingga bacaan tersebut lebih mudah dipahami. Selanjutnya dengan mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri mengenai pokok-pokok penting, maka isi bacaan dapat dikuasai dan diingat lebih lama (Soedarso, 2006).

Strategi ini dirancang oleh Robinson pada tahun 1961 yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa

(28)

terhadap isi bacaan. SQ3R merupakan singkatan dari dari kata survey ( membaca sekilas), question (bertanya), reading (membaca), recite ( menjawab), dan review (meninjau kembali). Adapun tahap- tahap pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi SQ3R yang diadaptasi dari buku Teaching In Todays Elementary School oleh Burns dkk..1996. (dalam Khalik :2008) adalah sebagai

berikut :

a. Tahap membaca sekilas (survey)

Pada tahap awal siswa diarahkan untuk memperhatikan judul yang ditulis di papan tulis. Selanjutnya, siswa membaca teks dalam beberapa menit secara sekilas untuk mengenal detil-detil informasi penting dan garis besar isi teks sebelum membaca bacaan secara lengkap.

b. Tahap menyusun pertanyaan (question)

Setelah siswa membaca secara sekilas (buku ditutup sementara), siswa disusun untuk menyusun pertanyaan sesuai dengan yang mereka telah peroleh saat membaca sekilas. Pertanyaan tersebut ditulis oleh guru di papan tulis. Bila pertanyaan yang disusun kurang maksimal mendorong mereka untuk memahami isi bacaan 60% ke atas. Guru dapat mengemukakan jawaban sebagai pancingan untuk membuat pertanyaan. Tahap ini peranan bimbingan guru sangat menentukan untuk efektivitas tahap berikutnya.

c. Tahap membaca (reading)

Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk membaca kembali bukunya secara saksama sambil memperhatikan pertanyaan- pertanyaan yang telah disusun

(29)

sebelumnya, waktu yang diberikan relatif lebih lama dibanding pada tahap Survey.

Setelah itu, siswa diminta untuk menutup bukunya kembali.

d. Tahap menjawab pertanyaan (recite)

Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah ditulis di papan tulis, pertanyaan yang jawabannya belum sempurna tidak langsung dibahas sampai tuntas oleh guru tetapi diberi kesempatan pada tahap berikutnya untuk disempurnakan oleh siswa melalui bimbingan guru.

e. Tahap meninjau ulang (review)

Pada tahap ini siswa diarahkan membaca kembali teks untuk meninjau atau menyempurnakan seluruh jawabannya, jawaban yang belum tuntas pada tahap sebelumnya, dibahas oleh siswa melalui bimbingan guru.

6. Penerapan Strategi SQ3R

Menurut Burns, dkk. 1996(dalam Khalik:2008) strategi SQ3R pada tahap awal lebih efektif dilakukan secara kelompok kecil agar siswa dapat menyusun pertanyaan dan menjawab petanyaan dengan tepat dan cepat. Melalui kerja kelompok siswa saling bekerja sama dan saling membantu sehingga tidak terasa sangat sulit menyusun dan menjawab pertanyaan dengan tepat, dengan demikian tahap kegiatan pembelajaran membaca berikutnya dapat dilakukan dengan baik seperti meringkas bacaan, menceritakan kembali memberi pertanyaan aplikatif atau apresiasif.

Contoh penerapan strategi SQ3R dalam bentuk KBM dengan tema pahlawan dan anak tema yang berjudul ” Dr. Cipto Mangun kusumo”.

(30)

a. KBM pembuka

1) Mengucapkan salam 2) Mengadakan apersepsi

3) Mengemukakan tujuan dan langkah pembelajaran

4) Mengadakan tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan tema b. KBM inti

1) Menuliskan judul bacaan sambil memperlihatkan gambar Dr. Cipto 2) Mengajukan pertanyaan prediksi yang berkaitan dengan judul bacaan,

Misalnya:

a) Gambar siapa ini?

b) Pahlawan dari provinsi manakah dia?

c) Kapan dan dimana ia lahir?

3) siswa didorong menjawabnya secara lisan tanpa menekankan pada kebenaran jawaban karena hanya sebagai pendorong minat untuk membaca.

4) Setelah dibagi kelompok kecil, siswa membaca secara sekilas teks bacaan selama 4-5 menit untuk mengetahui detil penting dan memperoleh kesan umum tentang garis besar isi bacaan, lalu teks ditutup kembali.

5) Secara kelompok, menyusun pertanyaan sesuai apa yang diketahui setelah membaca teks, misalnya:

a) Tahun berapa Dr.Cipto lahir dan meninggal?

b) Dimana Dr. Cipto lahir dan wafat?

c) Sekolah apa saja yang pernah dilulusi Dr.Cipto?

d) Indiche parti didirikan oleh siapa saja?

(31)

Karena pertanyaan yang disusun siswa belum memadai untuk memahami isi bacaan secara maksimal, guru dapat menambahkan pertanyaan:

a) Apakah Dr. Cipto memiliki sifat-sifat yang mulia yang patut diteladani?kemukakan!

b) Mengapa setelah wafat Dr. Cipto dianugrahi pahlawan nasional oleh presiden sukarno?

6) Setelah muncul beberapa pertanyaan dari siswa dan ditulis di papan tulis, siswa diminta membaca kembali teks bacaan secara seksama sambil memperhatikan pertanyaan yang telah dikemukakan pada tahap sebelumnya.

7) Setelah siswa membaca teks selama beberapa menit, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan

8) Setelah seluruh pertanyaan dijawab dengan tuntas, siswa dihimbau untuk meninjau kembali dalam bacaan agar jawaban/pemahaman yang disampaikan sebelumnya dapat semakin sempurna.

9) Bila waktu memungkinkan, guru dapat memberi pertanyaan pengembangan / aplikatif,misalnya:

a) Apakah ada seorang pejuang lain yang dianugrahi sebagai pahlawan setelah wafat Dr. Cipto? jika anda jelaskan!

b) Apakah anda ingin melanjutkan perjuangan Dr.Cipto dimasa mendatang?

Pada tahap ini, dapat dilanjutkan/dipadukan dengan kegiatan meringkas atau menceritakan kembali isi bacaan.

(32)

7. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan Membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menjadi tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.

(Rahim, 2007:11) mengemukakan bahwa Tujuan membaca mencakup:

a. Kesenangan;

b. Menyempurnakan membaca nyaring;

c. Menggunakan strategi tertentu;

d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;

e. Mengaitkan informasi dengan informasi yang telah diketahuinya;

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;

g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

h. Menamlpilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;

i. Menjawab pertanyaan –pertanyaan yang spesifik.

8. Memilih Bahan Bacaan

Memilih bahan bacaan merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru. Materi bacaan yang memiliki daya tarik akan memotivasi siswa membaca teks tersebut dengan sungguh-sungguh, yang selanjutnya akan menunjang pemahaman membaca siswa. Materi pelajaran yang mudah dipahami akan menjadi bahan yang menarik dibaca lebih lanjut, Harris & Smith,1972 (dalam Rahim, 2007:58) akhirnya, membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan yang merupakan salah satu tujuan program membaca.

Bahan bacaan yang dipilih oleh guru hendaknya diambil dari berbagai sumber, misalnya:

(33)

a. Buku teks

b. Buku sastra anak-anak.

c. Majalah anak-anak;

d. Surat kabar;

e. Buku referensi;

Memilih materi bacaan dari sumber lain dimaksudkan agar siswa memiliki wawasan luas, juga agar membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan.

9. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Wingkel (dalam Bundu, 2004) menggolongkan kemampuan-kemampuan yang menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman.kemampuan sensori motorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.

Perubahan yang relatif menetap tersebut memungkinkan pengamatan terhadap pemampilan yang meskipun bervariasi akan dapat diklarifikasikan pada cirri-ciri tertentu yang dimiliki. Dalam hal ini, Gagne (Bundu,2004) menyebutkan keadaan yang tetap ini dengan dengan istilah kapabilitas, yang mengandung makna seseorang mampu melakukan penampilan tertentu.

(34)

Menurut Gagne (dalam Dimyati,2006),ada lima kategori hasil belajar dalam kelompok kapabilitas tersebut,yaitu: (1) informasi verbal; (2) keterampilan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; (5) kerterampilan gerak;

Hasil belajar siswa dapat juga dilihat dari segi tiga aspek, yakni secara kuantitatif, instutitusional, dan kualitatif (syah dalam Bundu: 2004). Bertolak dari definisi dan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah:

a. Tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

b. Tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

c. Perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah mengikuti kegiatan belajar dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan menunjuk pada aksi atau reaksi yang dilakukan seseorang dalam mencapai suatu tujuan.

d. Memungkinkan dapat diukur dengan angka-angka, tetapi mungkin juga hanya dapat diamati melalui perubahan tingkah laku. Oleh sebab itu, hasil belajar perlu dirumuskan dengan jelas sehingga dapat dievaluasi apakah tujuan yang diharapkan sudah tercapai atau belum.

B. Kerangka Pikir

Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

(35)

pelatihan. Untuk mendewasakan manusia maka diperlukan suatu proses dimana dalam suatu proses diperlukan strategi-strategi tertentu sehingga orang akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan, sehingga dalam upaya pengajaran dan pelatihan diperlukan peran aktif dari seluruh komponen pendidikan, baik dari siswa, guru, ataupun, pihak lain yang mendukung dalam proses pengajaran. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan (Syah, 2006 : 223) karena peranan penting guru dalam proses belajar mengajar ialah sebagai direktur belajar, dimana setiap guru harus pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan belajar mengajar.

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa di SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa adalah kesulitan siswa dalam memahami suatu teks atau bacaan, tingkat keaktifan siswa dalam kelas masih rendah. Membaca pemahaman merupakan pokok bahasan yang berupa uraian teks yang panjang. Dengan adanya permasalahan yang dihadapi oleh siswa maka diperlukan suatu usaha untuk mengatasi masalah tersebut sehingga mereka mampu memahami teks bacaan dengan baik.

Pembelajaran dengan menggunakan strategi SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman merupakan suatu strategi untuk memahami teks secara aktif yang meliputi tahap survey (membaca sekilas), question (bertanya), read (membaca), recite (menjawab) dan review (mengulangi), dimana strategi ini dilakukan dalam pembelajaran membaca pemahaman yang melibatkan kerjasama kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar. Penggunaan strategi SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat memberikan keuntungan yang positif karena siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memahami materi. Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar

(36)

pada siswa, dimana hasil belajar dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan melalui hasil tes. Dari uraian di atas maka kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pikir Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berbicara

Membaca Pemahaman Menyimak

KTSP

Membaca Menulis

Siklus I dan Siklus II Model Pembelajaran

SQ3R

Analisis

Hasil Belajar

(37)

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir hipotesis tindakan dalam penelitian adalah jia metode SQ3R diterpkan dalam pembelajaran, maka keterampilan membaca pemahaman murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat meningkat.

(38)

23 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan ini dipilih untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif. Menurut Umar dan Kaco (dalam Khalik 2007:9) bahwa “PTK bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani kegiatan belajar mengajar”. Model PTK yang dipilih untuk mengungkap hasil penelitian sesuai data dan fakta yang diperoleh di kelas adalah model PTK yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (jasruddin,2007) . pelaksanaan penelitian ini melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.daur PTK ditujukan sebagai perbaikan atas hasil refleksi tindakan sebelumnya yang dianggap belum berhasil, maka masalah tersebut dipecahkan kembali dengan mengikuti daur sebelumnya.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada dua hal, yaitu peningkatan aktivitas siswa dalam proses membaca pemahaman dengan menerapkan strategi SQ3R dan yang kedua adalah peningkatan hasil pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan strategi SQ3R.yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

(39)

1. Aspek siswa, karena siswa sebagai objek dalam kajian ini dengan melihat sejauh mana siswa mampu membaca sekilas, membuat pertanyaan dari teks yang dibaca,membaca kembali teks bacaan, menjawab pertanyaan dari isi bacaan,dan meninjau kembali isi bacaan.

2. Aspek guru, karena guru merupakan subjek yang menjadi pelaku dari penerapan strategi SQ3R dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dapat dilihat dari kemampuan guru dalam menerapkan strategi SQ3R dalam pembelajaran.

3. Aspek sumber belajar, yang menjadi fokus penelitian dari sumber belajar yang akan digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman adalah teks bacaan yang mana sumber belajar tersebut merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam perbaikan proses pembelajaran bahasa Indonesia.

C. Setting dan Subjek Penelitian

Tindakan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Sasaran perbaikannya adalah hasil belajar dan aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Oleh sebab itu yang terlibat langsung melakukan perbaikan adalah guru kelas IV dan siswa kelas IV dalam hal ini guru sebagai peneliti juga sebagai tindakan perbaikan yang dilaksanakan oleh guru.

Penelitian ini direncanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2014. Waktu tersebut di mulai dari tahap perencanaan sampai tahap laporan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu

(40)

Kabupaten Gowa berjumlah 27 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 15 perempuan.

Memilih siswa kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa didasarkan pada pertimbangan bahwa: (1) murid kelas IV SD belum terlatih membaca pemahaman tingkat tinggi, (2) tingkat perkembangan kognitif usia kelas IV merupakan kelas yang perlu dibina minat membacanya agar nantinya di kelas-kelas berikutnya minat baca siswa tersebut semakin baik, (3) adanya variasi siswa, dilihat dari status sosial, pendidikan, dan pekerjaan orang tua mereka, (4) adanya masalah yang di alami siswa kelas IV dalam pembelajaran membaca yaitu kurangnya minat siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman yang diikuti dengan rendahnya hasil balajar.

D. Rancangan Tindakan

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu

pada pendapat Kemmis dan Mc Taggart (1992: 134) bahwa Penelitian Tindakan Kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi(perenungan,pemikiran,dan evaluasi).penelitian dilakukan dua siklus yang digambarkan sebagai berikut:

(41)

Observasi Refleksi Pelaksanaan

Tindakan

Siklus I

Observasi Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

Siklus II Hasil

Alur PTK Yang diadaptasi Dari Kemmis dan Mc Taggart Pratindakan

Rencana Tindakan

Rencana Tindakan

(42)

Tahap pratindakan

1) Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dalam hal pelaksanaan tindakan.

2) Melakukan diskusi dengan pihak guru kelas IV untuk mendapatkan gambaran bagaimana pelaksanaan strategi SQ3R dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

3) Mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan strategi SQ3R Dalam pembelajaran di kelas agar dapat memahami kharateristik pembelajaran serta gambaran pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas sebagai langkah awal yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

a. Rencana tindakan

Persiapan menyamakan persepsi antara sekolah, peneliti, dan guru kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa tentang bentuk penerapan strategi SQ3R dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

1) Menyusun rancangan tindakan penelitian yang menggunakan strategi SQ3R.

2) Menentukan strategi pelaksanaan penelitian strategi SQ3R yang efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi bahasa Indonesia.

3) Menyiapkan teks bacaan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

4) Melakukan diskusi balikan untuk mencari kelemahan yang dilakukan selama pembelajaran yang menggunakan strategi SQ3R.

(43)

b. Pelaksanaan tindakan

Tahap ini merupakan tahap mengimplementasikan dari pelaksanaan rancangan yang telah disusun secara kolaboratif antara guru, peneliti, dan sekolah dengan menggunakan strategi SQ3R. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam Menerapkan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi SQ3R adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan pembelajaran dengan menggunakan strategi SQ3R.

2) Tahap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi SQ3R.

3) Tahap akhir pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan SQ3R c. Observasi

Selama pelaksanaan tindakan pembelajaran dilaksanakan pencatatan dengan menggunakan format observasi.

Adapun hal-hal yang dicatat selama berlangsungnya kegiatan observasi adalah kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Rangkaian kegiatan perencanaan, tindakan, dan observasi yang telah dilakukan maka peneliti mengadakan refleksi tentang pelaksanaan tindakan yang bertujuan untuk mengetahui hasil,dan masukan untuk perencanaan dan pelaksanaan tindakan berikutnya.

Penelitian tersebut akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 1 tindakan.

(44)

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang telah belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Proses penentuan subjek penelitian dilakukan dengan membagi murid ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dalam hal kemampuan akademik dan jenis kelamin serta status sosial murid. Dalam penentuan subjek penelitian berdasarkan hasil tes awal dan konsultasi dengan guru bahasa Indonesia.

Pertimbangan guru ini dijadikan alasan, karena salah satu teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara.

Tiap kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang murid meliputi 1 orang berkemampuan tinggi, 1-2 orang berkemampuan sedang, dan 2 orang berkemampuan rendah. Selain itu setiap kelompok terdiri atas laki-laki, dan perempuan.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan.

1. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan kemampuan membaca murid terhadap kemampuan berbahasa murid. Tes dilakukan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan, dan akhir setelah diberikan serangkaian tindakan.

Arikunto (2006: 150) mengemukakan bahwa ”tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok’’.

(45)

a. Bentuk Tes

Adapun bentuk tesnya yaitu :

 Tertulis (pilihan ganda dan essay) b. Cara Penilaian

No Aspek yang dinilai Skor

1 Jawaban lengkap dan benar 4

2 Sebagian besar benar 3

3 Sebagian kecil benar 2

4 Semua salah 1

2. Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.

3. Wawancara dilakukan untuk mendapat masukan dari murid yang menjadi subjek penelitian, mengenai pembelajaran model SQ3R, pada peningkatan pemahaman Kemampuan Membaca murid.

4. Catalan lapangan dilakukan untuk melengkapi data yang memuat deskripsi tentang kegiatan pembelajaran yang meliputi aktivitas murid dan guru serta kasus- kasus yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat perekam atau foto-foto.

(46)

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diolah dan disajikan dalam matriks tabulasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitaif. Secara garis besar tahap analisis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menelaah data: menelaah data ini dimulai saat pelaksanaan proses belajar mengajar. Di mana hasil observasi di lapangan data yang terkumpul dikelompokkan sesuai dengan masalah penelitian. Bagi hasil yang kurang dari 70% dikumpulkan untuk diajukan pada siklus berikutnya.

2. Mereduksi data: kegiatan ini dilakukan secara komprehensif yang berkaitan dengan strategi SQ3R melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi. Data ditelaah kemudian diseleksi. Data yang sudah releven dengan perencanaan dipisah lalu dibuatkan tindak lanjut.

3. Penyajian data: data yang sudah direduksi dalam satuan peristiwa dihubungkan dengan masalah penelitian. Penyajian data ini berkaitan erat dengan masalah- masalah yang timbul di kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dimana strategi SQ3R diterapkan untuk mengatasi masalah yang timbul. Data yang dibuat disajikan dalam kalimat sederhana, mudah dipahami.

4. Menarik kesimpulan: hasil tindakan strategi SQ3R dalam meningkatkan pemahaman membaca siswa kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

(47)

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penggunaan strategi SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan strategi SQ3R dapat menjadi salah satu alternatif solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil Belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman di kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (1986: 39) sebagai berikut:

Taraf keberhasilan kualifikasi

85 % - 100 % Sangat baik (SB)

70 % - 84 % Baik (B)

55 % - 69 % Cukup(C)

46 % - 54 % Kurang (K)

0 % - 45 % Sangat kurang (SK)

Sumber: Mill ( Khalik 2000:9).

Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan pada penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca secara individu maupun klasikal pada setiap siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian keberhasilan70.

(48)

33 A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. Hasil penelitian menyajikan upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).

Penelitian ini telah dilaksanakan selama dua siklus pada siswa kelas IV SD Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Dalam pelaksanaan penelitian tersebut penulis bertindak sebagai guru. Metode pelaksanaannya mengikuti prinsip kerja PTK yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Setelah melaksanakan penelitian dengan penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang terdiri dari dua siklus kegiatan, yaitu siklus I dan siklus II, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Siklus I a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan, dilakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran berupa:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) Membuat lembar observasi siswa

(49)

3) Membuat lembar kerja siswa

4) Membuat dan menyusun alat evaluasi.

Materi pembelajaran yang dibahas pada siklus I adalah penjelasan materi tentang Dolphina Si Anak Laut. Pembelajaran dilaksanakan sebagai upaya untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan, serta menyimpulkan hasil sesuai dengan materi bahasa Indonesia tentang Dolphina si anak laut. Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah membimbing para siswa selama proses kegiatan berlangsung.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian yaitu menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan uji kompetensi tentang materi yang sedang dipelajari yang dapat dilihat pada lampiran. Dalam kegiatan penyajian materi ini, peneliti bertindak sebagai guru.

Selama pelaksanaan penyajian materi ini, guru kelas IV mengamati jalannya proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan I

Pelaksanaan untuk siklus I pertemuan pertama berlangsung selama 70 menit, pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa, 15 April 2014 dengan pokok bahasan adalah keterampilan membaca pemahaman. Sebelum memasuki kelas siswa disuruh berbaris terlebih dahulu saat masuk kedalam kelas, guru melaksanakan kegiatan pendahuluan untuk menarik perhatian siswa. Kegiatan yang dilakukan guru adalah mengecek kehadiran siswa dengan menyebut namanya satu persatu, siswa yang disebut namanya disuruh untuk mengangkat tangan kemudian mengatakan hadir pak.

(50)

Pada siklus I, semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui metode pembelajaran SQ3R sangat kurang, ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal diantaranya, peneliti tidak memberikan apersepsi sebelum memulai materi pembelajaran. Materi pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya membaca pemahaman tidak perlu diawali dengan apersepsi agar pembelajaran tersebut lebih konkrit bagi siswa. Ternyata hal tersebut masih sangat baru dan tidak berkesan sehingga siswa membutuhkan apersepsi sebagai pengetahuan awal untuk bisa memahami materi yang dipelajari.

Hal lain yang menyebabkan siswa tidak semangat dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran adalah metode pembelajaran yang masih terbilang baru bagi mereka. Pada saat proses pembelajaran memasuki kegiatan inti, siswa tampak sangat tidak tahu dan bingung dengan metode pembelajaran SQ3R. Peneliti sedikit merasa kesulitan dalam melakukan pembagian kelompok karena siswa harus diarahkan satu per satu berkumpul dengan kelompok mereka.

Begitu pula saat kelompok terbentuk, para siswa hanya menerima materi yang diberikan dan kurang mampu melakukan diskusi atau kerja sama yang baik dengan teman-teman kelompoknya. Peneliti terus memberikan pengarahan dan bimbingan agar siswa mau mempelajari lembar materi dan mendiskusikannya bersama dengan teman-temannya, namun hasilnya masih kurang maksimal. Hanya ada beberapa siswa yang mampu diarahkan, kebanyakan dari mereka masih tetap kurang paham dan terlihat bingung. Hal ini memberikan gambaran buat peneliti bahwa sebelumnya siswa kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

(51)

sangat jarang menerima pembelajaran dalam bentuk metode pembelajaran baru khususnya metode pembelajaran SQ3R.

Pada saat semua siswa selesai dibagi dalam beberapa kelompok guru kemudian menjelaskan materi pelajaran tentang keterampilan membaca pemahaman.

Setelah selesai menjelaskan materi pembelajaran guru kemudian menugaskan semua siswa dalam kelompok untuk membaca materi mulai dari awal sampai akhir bacaan, lalu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari materi yang dipelajari. Seterusnya siswa membuat intisari atau rangkuman dari materi sesuai dengan pemahaman mereka sendiri tanpa memerlukan waktu yang lama. Setelah itu siswa menjelaskan intisari yang telah dibuat dengan kata-katanya sendiri. Pada kesempatan ini banyak siswa yang mengalami kesulitan, sebab kebanyakan siswa belum mampu mengungkapkan isi pikirannya melalui kata-katanya sendiri.

Kegiatan selanjutnya adalah guru mengevaluasi setiap siswa untuk menentukan skor individu. Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan. Bentuk evaluasinya adalah guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan menyangkut materi yang telah dipelajari, setelah selesai mengevaluasi, guru menilai hasil evaluasi tersebut. Selanjutnya guru menyimpulkan materi pelajaran dan memberikan memotivasi kepada siswa.

2) Pertemuan II

Setelah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dan melihat hasil evaluasi, guru melanjutkan pertemuan kedua yang berlangsung selama 70 menit, dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut diawali dengan mengucapkan salam

(52)

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan menciptakan suasana belajar yang kondusif, selain itu memberikan apersepsi dalam membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan I, kemudian memotivasi siswa agar lebih bekerjasama dalam kelompoknya masing – masing.

Selanjutnya, guru hanya sedikit menjelaskan materi bahasa Indonesia secara lisan agar siswa dapat mengingat kembali apa yang telah dipelajari pada pertemuan I.

Kegiatan dilanjutkan dengan membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang sesuai dengan kelompoknya di pertemuan I. Setelah selesai menjelaskan materi pembelajaran guru kembali menugaskan semua siswa untuk membaca materi mulai dari awal sampai akhir bacaan, lalu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari materi. Seterusnya siswa membuat intisari atau rangkuman dari materi sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Setelah itu siswa menjelaskan intisari yang telah dibuat dengan kata-katanya sendiri

Kegiatan selanjutnya adalah guru mengevaluasi tiap siswa untuk menentukan skor individu. Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa pada pertemuan I dan II dalam menerima materi yang telah disampaikan. Bentuk evaluasinya adalah guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan menyangkut materi yang telah dipelajari.

Nilai hasil tes bahasa Indonesia melalui metode SQ3R pada siklus I pertemuan I dan II sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan dengan hasil kuantitatif dipaparkan sebagai berikut:

(53)

Tabel 4.1. Tabulasi Nilai Akhir Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa melalui Metode Pembelajaran SQ3R pada Siklus I

NO NAMA

Nilai Evaluasi

Keterangan

1 Vivi Alfina Ruslan 20 Tidak Tuntas

2 Muhammad Hajir 80 Tuntas

3 Danu Rangga Pratama 40 Tidak Tuntas

4 Nur Izhati Radiah. R 80 Tuntas

5 Rahmawati 80 Tuntas

6 Muh. Mauluddin Pajrin 80 Tuntas

7 Muh. Fajar Febrian. P 80 Tuntas

8 Miftahuljannah Latif 80 Tuntas

9 Naylah Maharani. L 40 Tidak Tuntas

10 Miftahuljannah Amran .R 60 Tidak Tuntas

11 Auri Munira 40 Tidak Tuntas

12 Muh. Rifki Padil.P 40 Tidak Tuntas

13 Nur Azizah 60 Tidak Tuntas

14 Sri Wulan Aprianti 40 Tidak Tuntas

15 Amrina Rosada 60 Tidak Tuntas

16 Najimiati 60 Tidak Tuntas

17 Muh. Guntur Ardana 80 Tuntas

18 Muh. Rifqi Putra 40 Tidak Tuntas

(54)

19 Rafli Ardiansyah 60 Tidak Tuntas

20 Utari Dwi Putri 80 Tuntas

21 Putriyanti 60 Tidak Tuntas

22 Muh. Rifki Dermawan 60 Tidak Tuntas

23 Ukhda Nurul Asyari 80 Tuntas

24 Andita Tahta Nur Rasyid 80 Tuntas

25 Ian Setiawan Hidayat 60 Tidak Tuntas

26 Muh. Febrio Aditya . A 40 Tidak Tuntas

27 Fauzan Azhari 80 Tuntas

Jumlah 1660

Skor Minimun 20

Skor Maksimal 80

Rata – Rata 61,48

Adapun data skor hasil belajar siswa secara kuantitatif berdasarkan hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.2. Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Subjek 27

Skor ideal 100

Skor terendah 20

Skor tertinggi 80

(55)

Rata-rata 61,48

KKM 70

Nilai rata − rata = Nilai keseluruhan Jumlah murid

=

= 61,48

Dari tabel diatas kita dapat melihat gambaran tentang kemampuan siswa. Skor rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang didasarkan pada siklus 1 adalah sebesar 61,48 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100, skor maksimum 80 dan skor minimum 20.

Apabila skor hasil belajar dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa pada Siklus I

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 0 – 45 Sangat rendah 8 29,63

2 46 – 54 Rendah 0 0

3 55 – 69 Sedang 8 29,63

4 70 – 84 Tinggi 11 40,74

5 85 – 100 Sangat Tinggi 0 0

Gambar

Tabel  4.1. Tabulasi Nilai  Akhir  Belajar  Bahasa  Indonesia Murid  Kelas  IV  SD Negeri  Batang  Kaluku  Kecamatan  Somba  Opu  Kabupaten  Gowa melalui Metode Pembelajaran SQ3R pada Siklus I
Tabel 4.2. Statistik Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I
Tabel  4.3 Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase  Kategori  Hasil  Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD  Negeri  Batang  Kaluku  Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa pada Siklus I
Tabel 4.4: Diagram Batang Hasil Evaluasi siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Reaksi arilasi senyawa tiophen yang meliputi 2- iodida thiophen dan 3-iodida thiophen dengan n -butil germanium menggunakan katalis paladium kompleks dalam kondisi argon

Perbedaan pemahaman konsep antara siswa kelas V yang menggunakan alat peraga fungsi jantung terhadap peredaran darah dengan siswa kelas V yang tidak menggunakan alat peraga

Oleh karena tingginya prevalensi diabetes mellitus dan tingginya risiko penyakit arteri koroner (aterosklerosis koroner) sebagai komplikasi,dan mengambarkan bagaimana

Humas dan Protokol DPRD DIY dalam Pergub Nomor 50 Tahun 2015 memiliki Sembilan tugas dan fungsi di antaranya menyusun konsep publikasi dan dokumentasi

Oleh karena itu, hal tersebut sangatlah menarik apabila dilakukan studi yang mendalam tentang persepsi pertanian terhadap pelaksanaan program UPSUS PAJALE khususnya di

keinginan serta memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan kualitas produk yang lebih baik. Produk yang memiliki kualitas yang kuat dengan perbedaan dan

dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir Kecuali untuk Perusahaan yang berdiri kurang.. dari 3 (tiga) tahun, untuk Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan,

IMPLEMENTASI PENGENALAN PENCAK SILAT DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA INDONESIA PADA ANAK USIA DINI.. (Penelitian Studi Kasus di TK Labschool UPI tahun