• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Berbasis Website Untuk Pemetaan Objek Wisata Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata PadaKota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Berbasis Website Untuk Pemetaan Objek Wisata Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata PadaKota Bandung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 544

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Berbasis Website Untuk Pemetaan Objek Wisata Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata

PadaKota Bandung

Nur Alamsyah, Wala Erpurini, Fachri Setiawan Universitas Nasional PASIM

Email authors:nuralamsyah.bdg@gmail.com,/werpurini@gmail.com/

fachrifebriawan13@gmail.com

ABSTRAK

Sistem Informasi Geografis (SIG) saat ini sudah banyak digunakan dalam berbagai hal baik untuk keperluan analisis, industri, dan aktivitas perorangan seperti mencari lokasi suatu tempat ataupun mencari rute untuk menuju ke lokasi yang dituju. SIG sangat efektif digunakan untuk membuat pemetaan secara digital, karena SIG memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, dan men-display data dengan peta digital. Tujuan SIG dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi akan persebaran objek wisata yang ada di kota Bandung. Manfaat dari SIG ini adalah untuk mempermudah wisatawan dalam melakukan pencarian informasi mengenai lokasi, rute, dan gambaran visual dari objek wisata, sehingga dapat membantu wisatawan dalam melakukan perencanaan perjalanan dan membantu pemerintah serta dinas terkait dalam mempromosikan berbagai objek wisata yang ada di kota Bandung. Pembuatan SIG dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan Javascript dengan konsep pemrograman berorientasi objek, Leaflet JS untuk digitasi peta, framework CodeIgniter, Bootstrap, serta database MySQL. Hasil dari penelitian ini adalah SIG berbasis web.

KataKunci: Wisata, Leaflet JS, Sistem Informasi Geografis PENDAHULUAN

Kota Bandung merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat yang selalu menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Objek wisata di kota Bandung sangat beragam, mulai dari wisata kuliner, wisata belanja, wisata budaya, dan wisata alam. Sarana transportasi untuk menunjang akses ke lokasi objek wisata pun sudah lengkap, sehingga dapat mempermudah wisatawan untuk menuju lokasi wisata. Fasilitas peristirahatan dan penginapan seperti hotel pun sangat banyak ditemukan di kota Bandung.

Salah satu objek wisata yang paling terkenal di kota Bandung yang sering didatangi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara adalah Saung Angklung Udjo. Di Saung Angklung Udjo, wisatawan dapat mempelajari dan mendalami budaya Sunda terutama alat musik khas Sunda yang terbuat dari bambu seperti angklung. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan untuk perekonomian kota Bandung. Sehingga pemerintah kota Bandung terus melakukan pengembangan di sektor pariwisata dengan cara melakukan eksplorasi potensi wisata yang ada di kota Bandung. Oleh karena itu dengan bertambahnya objek wisata di kota Bandung, melaui perancangan dan pembuatan Sistem Informasi

Geografis (SIG) diharapkan dapat menampilkan gambaran peta wisata di kota Bandung, sehingga dapat membantu wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung untuk menentukan perencanaan perjalanan wisata, seperti jalan yang akan di lalui, perkiraan jarak, dan visualisasi tempat. Penyajian informasi dalam bentuk web akan memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya. Sehingga dengan SIG ini pula dapat dijadikan sebagai media untuk

(2)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 545 mempromosikan berbagai objek wisata yang ada di kota Bandung, dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung.

METODE

Model Proses Pembangunan Sistem

Model pengembangan waterfall dipilih karena model ini memilki kepraktisan rekayasa yang membuat kualitas perangkat lunak tetap terjaga. Model pengembangan ini merupakan model pengembangan yang terstruktur dan terawasi. Selain karena kepraktisan, juga karena terorganisirnya dokumen. pengembangan sistem di setiap fase. Setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.

Metode Pendekatan Pembangunan Sistem

Untuk menganalisa dan merancang sistem informasi geografis, diperlukan perangkat untuk menggambarkan karakteristik sistem informasi. Dalam hal ini penulis menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language). UML merupakan sekumpulan alat yang digunakan untuk melakukan abstraksi terhadap sebuah sistem atau perangkat lunak berbasis objek.

Metode Pengumpulan Data Metode Wawancara

Penelitian dilakukan dengan proses tanya jawab dengan masyarakat dan dinas terkait untuk mengetahui kebutuhan pengguna aplikasi.

Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai objek wisata melalui catatan- catatan yang terdokumentasi oleh dinas terkait dan pengguna internet atau pengelola objek wisata yang ada di media sosial ataupun website.

Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan menggunakan atau mengumpulkan sumber-sumber tertulis, dengan cara membaca, mempelajari dan mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas guna memperoleh gambaran secara teoritis yang dapat menunjang pada penyusunan penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan skenario ini bertujuan untuk memberikan gambaran interaksi yang terjadi di antara aktor dan sistem, serta menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh software, sebagai dasar dalam pembuatan dari desain software dan untuk membatasi serangkaian persyaratan yang dapat divalidasi ketika software atau aplikasi dibangun. Pada aplikasi yang akan dibangun, terdapat tiga aktor yang akan berinteraknsi dengan sistem yaitu end user, administrator tingkat 1, dan administrator tingkat 2

Use Case Diagram Pengguna Akhir (End User)

Aktor pada skenario ini merupakan masyarakat yang dapat secara langsung melakukan akses dan menggunakan aplikasi tanpa melalui proses log in. Berikut use case untuk menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem :

(3)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 546 Gambar 1. Skenario Use Case End Use

Perancangan Sequence Diagram

Dengan perancangan sequence diagram dapat menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek. Kegunaannya untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga interaksi antara objek. Brikut ini adalah sequence diagram dari aplikasi yang akan dibangun : Sequence Diagram End User

Sequence diagram end user merupakan penggambaran dari kolaborasi objek di dalam lingkup aplikasi yang akan digunakan oleh end user.

Gambar 2. Sequence Melihat Peta

(4)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 547 Sequence Pencarian Objek Wisata

Gambar 3.Sequence Pencarian Objek Wisata

Perancangan Class Diagram

Class diagram mampu memberikan pandangan yang lebih luas mengenai suatu sistem dengan cara menunjukan kelas serta hubungan-hubungannya. Class diagram bersifat statis karena class diagram tidak menggambarkan apa yang terjadi jika mereka berhubungan, melainkan hanya menggambarkan hubungannya saja. Berikut adalah rancangan class diagram pada sistem yang akan dibangun :

Gambar 4. Rancangan Class Diagram

(5)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 548 Perancangan Sequence Diagram

Dengan perancangan sequence diagram dapat menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek. Kegunaannya untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga interaksi antara objek. Brikut ini adalah sequence diagram dari aplikasi yang akan dibangun :

Sequence Melihat Peta

Gambar 5. Sequence Melihat Peta

Implementasi Antarmuka End User

Berikut ini adalah implementasi antar muka sistem informasi geografis untuk kebutuhan end user.

Implementasi Halaman Beranda

Halaman beranda end user adalah halaman yang pertama kali muncul ketika end user mengankses sistem. Halaman ini berfungsi untuk memperkenalkan fungsi dari sistem yang dibangun. Berikut hasil dari implementasi antar muka halaman beranda end user.

Gambar 6. Halaman Beranda End User

(6)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 549 Implementasi Halaman Peta Wisata

Halaman peta merupakan halaman yang akan ditampilkan ketika end user melakukan klik pada tombol peta wisata yang terdapat pada navigasi sistem. Berikut ini adalah impelementasi dari halaman peta wisata.

Gambar 7. Halman Peta Wisata

Di dalam halaman peta wisata, terdapat beberapa fitur utama yang dapat membantu end user dalam melakukan pencarian informasi. Berikut ini merupakan fitur-fitur yang ada di halaman peta wisata:

Fitur pencarian.

Fitur pencarian berfungsi untuk membantu end user dalam menemukan informasi mengenai objek wisata tertentu.

Gambar 8. Fitur Pencarian Pada Halaman Peta Wisata

Fitur pop up infomasi.

Pop up informasi akan ditampilkan ketika end user melakukan klik pada marker yang ada di halaman peta. Fitur ini berfungsi untuk memberikan informasi dan gambaran visual dari objek wisata.

(7)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 550 Gambar 9. Pop Up Informasi

Fitur informasi rute.

Fitur ini berfungsi untuk memberikan informasi rute dari posisi end user sampai ke destinasi objek wisata dan membantu end user melakukan perencanaan perjalanan. Brikut ini adalah implementasi antarmuka dari fitur rute.

GambarInformasi Rute

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk mengelola data spasial atau data yang bereferensi pada ruang kebumian. SIG yang dibangun ini dapat menampilkan data spasial dan atribut objek wisata yang ada di kota Bandung secara cepat dan akurat.

Data spasial dalam SIG ini diambil dari Leaflet Js menggunakan bahasa pemrograman javaScript, sedangkan untuk data atribut dibuat dalam bentuk basis data. Data-data tersebut kemudian diolah menggunakan MySQL yang kemudian disajikan kedalam bentuk website menggunakan bahasa pemrograman PHP dan framework CodeIgniter.

Aplikasi SIG ini mampu menampilkan sebaran objek wisata yang ada di kota Bandung dan menyajikan informasi secara interaktif kepada pengguna. Sehingga dengan SIG ini dapat membantu pemerintah kota Bandung dalam mempromosikan objek wisata yang ada di kota

(8)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 551 Bandung. Dengan SIG ini pula dapat membantu masyarakat atau wisatawan menemukan lokasi objek wisata dengan mudah.

Rekomendasi

Penulis menyadari aplikasi SIG berbasis web untuk pemetaan objek wisata di kota Bandung ini masih banyak kekurangan sehingga dibutuhkan pengembangan. Berikut saran dari penulis untuk pengembangan aplikasi :

1. Akan lebih baik apabila dilakukan pengembangan kedalam bentuk aplikasi smartphone.

2. Perlu adanya pengembangan pada fitur rute karena hanya memberikan infomasi rute untuk kendaraan roda empat (mobil) dan belum disertai dengan keadaan lalulintas seperti informasi kemacetan.

Penyajian informasi mengenai objek wisata lebih dilengkapi dan dengan pembahasan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Denny Carter, Irma Agtisari (2003) Desain dan Aplikasi SIG. Jakarta : PT. Elex Komputindo.

Heru Sulistiono, S.Kom., M.Kom. (2018) Coding Mudah Dengan CodeIgniter, JQuery, Bootstrap, dan Datatable. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Atie Puntodewo, Sonya Dewi, Jusupita Tarigan (2003) Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam. Bogor : Center for International Forestry Research (CIFOR).

Ferry Juniardi, Heri Azwansyah (2014) Penyusunan Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Transportasi Kabupaten Kapuas Hulu Berbasis WEB. Pontianak : Jurnal ELKHA Vol.6, No.1

Elgamar (2020) Konsep Dasar Pemrograman Website Dengan PHP. Malang : CV. Multimedia Edukasi.

Muhamad Muslihudin, Oktafianto (2016) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta : Andi

Prastuti Sulistyorini (2009) Pemodelan Visual dengan Menggunakan UML dan Rational Rose.

Pekalongan : Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, No.1 Paul Crickard III (2014) Leaflet,js Essentials. Birmingham : Packt Publishing.

Prahasta, Eddy (2005) Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : CV.

Informatika.

Pambudy, A. P., & Syairozi, M. I. (2019). Analisis Peran Belanja Modal dan Investasi Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Dampaknya Pada Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 20(1), 26-39.

Prahasta, Eddy (2002) Konsep-Konsep Dasar SIG. Bandung : Informatika.

Syairozi, M. I. (2021). Analisis Kemiskinan di Sektor Pertanian (Studi Kasus Komoditas Padi di Kabupaten Malang). Media Ekonomi, 28(2), 113-128.

Jeperson Hutahaean (2015) Konsep Sistem Informasi Yogyakarta : Deeppublish.

Andi Sunyoto (2007) Membangun Web Dengan Teknologi Asyncronouse Javascript dan HTML Yogyakarta : Andi.

Rosa A.S, M. Shalahudin (2014) Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek Bandung : Informatika.

Bunafit Nugroho (2004) PHP dan MySQL dengan editor Dreamweaver MX. Yogyakarta : Andi.

Bunafit Nugrogo (2008) Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan PHP dan MySQL.

Yogyakarta : Gava Media.

(9)

LPPM Universitas Jambi Halaman | 552 Much Arafat Al Mubarok (2018) Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented

Programming) [on-line]. Available https://medium.com/

Marshall B. Romney, Paul John Steinbart (2015) Accounting Information System13th Edition United States of America : Pearson Education, Inc.

Azhar Susanto (2013) Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya.

Efraim Turban, Jay E. Aronson, Ting-Peng Liang (2005) Decision Support Systems And Intellegent Systems (7th Edition) New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Roger S. Pressman (2002) Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku 1) Yogyakarta : ANDI.

Ridwan, Mohamad (2012) Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Medan : PT.

SOFTMEDIA.

Star Bootstrap (2020) SB Admin 2 [on-line]. Available https://startbootstrap.com/

Per Liedman (2016) About Per Liedman [on-line]. Avalilable http://liedman.net/

Gambar

Gambar 2. Sequence Melihat Peta
Gambar 3.Sequence Pencarian Objek Wisata
Gambar 6. Halaman Beranda End User
Gambar 7. Halman Peta Wisata

Referensi

Dokumen terkait

gingivalis terdeteksi sebanyak 51% pada pasien periodontitis kronis, 28 sedangkan pada periodontitis agresif Kamma (2004) melaporkan prevalensinya adalah sebesar 89,4%.

Hal ini dibuktikan dengan uji secara parsial diperoleh koefisien regresi untuk variabel interaksi terhadap petani binaan bernilai negatif (-0,045) yang berarti bahwa

untuk tahap data testing. e) Menghitung probabilitas tertinggi dari semua kategori yang diujikan (VMAP). f) Mencari nilai VMAP paling maksimum dan memasukkan artikel

Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan penyebab

– Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil dengan menggunakan tunjangan yang sudah ada. – Mendapatkan dukungan teknis dan

The objectives of this research were to know the method used, difficulties faced by the English teachers in teaching ESP and also the interaction between

Untuk mengklasifikasikan suatu objek baru yang akan termasuk dalam grup SERING atau JARANG mengkonsumsi makanan cepat saji adalah dengan menggunakan model

Syukur Alhamdulillah kita semua dalam keadaan sehat walafiat dapat mengikuti Seminar Nasional IPA III dan Launching J urnal Pendidikan IPA Indonesia yang kedua