• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

39

Pada bab ini akan dibahas korelasi antara teori yang penulis ambil dari referensi dengan penerapan penatalaksanaan akupunktur yang meliputi pengkajian berupa pengamatan (Wang), pendengaran dan penciuman (Wen), anamnesa (Wun), palpasi (Cie), diagnosa akupunktur, terapi akupunktur, saran dan anjuran, serta evaluasi terapi pada Nn. MH dengan kasus insomnia sindrom defisiensi jantung dan limpa di klinik dr.Movira Sragen dengan frekuensi terapi 2 kali dalam satu minggu dan dilakukan sebanyak 6 kali terapi.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 Januari 2021 didapatkan data pasien. Nama Nn. MH, usia 20 tahun, agama Islam. Alamat Pokoh RT03/RW04, Ngijo, Tasikmadu. Karanganyar. Status mahasiswi status pernikahan belum menikah, pendidikan terakhir SMA. Pasien Nn. MH mengeluhkan susah tidur sejak ± 6 bulan yang lalu. Hal tersebut sesuai dengan definisi insomnia adalah gejala gangguan tidur, misalnya susah tidur, tidur tidak tenang, waktu tidur tidak cukup (Sim, 2008). Menurut TCM, insomnia atau Shi Mian atau Bu Mei. Shi artinya hilang, Mian artinya tidur, Bu Mei artinya tidak tidur yang mengacu pada gangguan di mana pasien tidak dapat memiliki tidur yang normal atau cukup. Insomnia memiliki manifestasi yang berbeda dalam kasus-kasus ringan yang diartikan sebagai kesulitan dalam memulai tidur, mudah terbangun dan tidak bisa tidur lagi setelah bangun. Pada kasus yang parah, hal ini diartikan sebagai sulit tidur sepanjang malam. Dalam penjelasan yang lain insomnia adalah gejala gangguan tidur, misalnya tidur tidak tenang, waktu tidur tidak cukup (Sim, 2008 & Liu, 2000).

Pada pemeriksaan vital sign yang dilakukan kepada pasien didapatkan hasil sebagai berikut tekanan darah 110/70 mmHg. Menurut WHO tekanan darah normal pada sistolik <140 mmHg dan tekanan diastolik <90 mmHg sehingga pasien Nn. MH tergolong pada tekanan darah normal (Gunawan, 2017). Frekuensi nadi pasien 80 kali/menit, menunjukkan keadaan normal.

(2)

Denyut nadi orang normal dewasa yaitu 60-80 denyut/menit. Respirasi 20 kali/menit, menunjukkan keadaan normal. Respirasi orang normal dewasa yaitu 12-20 kali/menit (Werner, Thuman & Maxwel, 2010). Berat badan pasien 52 kg, tinggi badan pasien 149 cm, dilihat dari tinggi badan dan berat badan pasien, pasien memiliki berat badan yang berlebih (kegemukan) karena dihitung dengan penghitungan Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT) didapatkan hasil 23.4 kg/m2. Berat badan normal apabila BMI kisaran antara 18,5-24,9 kg/m2 (Sugondo, 2009). Kondisi umumnya compos mentis (sadar penuh). Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

1. Wang (Pengamatan)

Pemeriksaan Shen pada pasien kurang bersemangat, mata tidak bersinar, sayu dan kondisi pasien sadar penuh dikarenakan pasien terlalu banyak berpikir atau merenung dapat menguras Qi dalam limpa dan menyebabkan limpa tidak dapat menjalankan fungsi transportasi dan transformasi dengan sempurna, hingga shen (spirit) tidak mendapat pasokan nutrisi yang memadai, maka terjadi insomnia. Pemeriksaan shen bertujuan untuk mengetahui keadaan semangat pasien dengan cara memeriksa semangat, kesadaran, muka, dan pandangan mata (Thudyono, 2018; Saputra

& Idayanti, 2017; Sim, 2008).

Pada pengamatan se terlihat rona wajah pasien normal yang berati Qi dan darah karena wajah pasien mendapat nutrisi yang cukup. Tujuan pemeriksaan se untuk mendapatkan gambaran Qi dan darah dari organ Zhang Fu. Warna patologis wajah yang terlihat normal, cerah, menandakan tidak memiliki gangguan yang parah (Saputra & Idayanti, 2017).

Pada pengamatan Sing Tay pasien dapat menggerakkan badan dengan leluasa, postur tubuh pasien yang lemah dikarenakan tergolong sindrom defisien, tidak ada gangguan gerak lain. Pada pengamatan Sing Tay yang bertujuan untuk menentukan keadaan penyakit dan menentukan konstitusi tubuh (Saputra & Idayanti, 2017).

Pada pengamatan bibir, bibir pasien terlihat pucat menandakan defisien.

Dari pengamatan lidah, didapatkan otot lidah terlihat berwarna merah,

(3)

ukuran besar, dan ada tapak gigi menandakan defisiensi limpa. Selaput lidah pasien terlihat berwarna putih tipis, permukaan lidah lembab. Selaput lidah putih tipis menandakan adanya sindrom dingin dan kelembaban lidah pasien menandakan bahwa Yang Qi tidak bekerja dengan baik dan proses transportasi dan transformasi tidak berjalan dengan sempurna, sehingga cairan terkumpul dan terbentuk lembab dalam tubuh. Pengamatan lidah bertujuan untuk menentukan jenis serta sifat penyakit (Saputra & Idayanti, 2017).

2. Wen (Pendengaran atau Penciuman)

Pada pemeriksaan pendengaran dan penciuman pasien Nn. MH terdengar suara bicara jelas. Suara nafas teratur dan lemah ini menunjukkan keadaan defisien. Suara dada teratur, tidak batuk, tidak tercium bau mulut ataupun bau keringat, tidak muntah sehingga tidak ditemukan bau muntahan menunjukkan tidak ada kelainan patologis (Saputra & Idayanti, 2017).

3. Wun (Anamnesa)

Pengkajian dilakukan dengan cara autoanamnesa. Autoanamnesa adalah laporan pemeriksaan yang diperoleh langsung dari subyek untuk keperluan terapi (Hadyansah, 2005). Pasien datang dengan keluhan utama susah mengawali tidur dan mempertahankan tidurnya. Sebuah gejala yang meliputi keluhan sulit/susah tidur, mudah terbangun, terbangun terlalu awal atau tidur yang tidak berkualitas disebut dengan insomnia (Buysse, 2018).

Keluhan dirasakan sejak enam bulan yang lalu, pasien juga mengeluhkan pusing, awal kejadian keluhan susah tidur saat ada tugas kuliah banyak dan pasien sering begadang serta partime dilakukan pada waktu malam hari karena pagi hari digunakan untuk kuliah (Sim, 2008).

Pasien Nn. MH masuk kategori insomnia primer dimana penderita mengalami gangguan tidur ini sebagai efek tidak langsung dari masalah kesehatan yang ada, dan lebih terkait pada kondisi psikologis dan mental penderita (Ali et al., 2015). Biasanya pasien baru bisa tidur pukul 22.00 WIB dan bangun pukul 01.00 WIB. Pasien tidur dengan terganggu mimpi terbangun secara tiba-tiba dan tidak dapat tidur kembali, hal ini terjadi

(4)

karena defisiensi darah jantung. Jantung memerintah darah, jika terjadi defisiensi darah maka darah tidak dapat menutrisi jantung dan dapat mengganggu pikiran sehingga mengakibatkan terjadinya insomnia dan tidur dengan terganggu mimpi (Maciocia, 2011).

Keluhan dirasakan sangat parah ketika ada tugas kuliah banyak dan keadaan emosi berpikir dan cemas, menurut TCM terlalu banyak berpikir dan cemas dapat menguras Qi dalam limpa sehingga limpa tidak dapat menjalankan fungsi transportasi dan transformasi dengan sempurna mengakibatkan shen (semangat) tidak mendapat nutrisi yang memadai dan timbul susah tidur. Keluhan berkurang jika pasien istirahat dan merasa rileks. Pasien kuliah pukul 05.00-15.00 WIB dan harus kerja pukul 19.00- 23.00 WIB. Pasien merasa pusing setelah bangun tidur namun pasien merasa letih lesu dan tidak bersemangat. Hal itu menandakan defisiensi limpa, limpa bertanggung jawab dalam mentranspormasi Qi makanan keseluruh tubuh, ketika Qi limpa defisien maka tubuh tidak mendapat pasokan nutrisi yang cukup dan tubuh menjadi lemah, letih dan lesu (Maciocia, 2011). Pada pengamatan lidah pasien juga ditemukan adanya defisiensi limpa yang berupa warna otot lidah merah muda, ukuran lidah besar, adanya tapak gigi.

Pada status diet pasien, nafsu makan kurang baik, frekuensi makan 1-2 kali sehari, jenis makanan yang dikonsumsi kering tidak berkuah dengan porsi makan sedikit setengah piring, kecenderungan rasa yang disukai pedas dan asin. Menurut Saputra dan Idayanti (2017), rasa pedas dikuasai oleh organ paru-paru, apabila sering mengkonsumsi makanan dengan rasa pedas dapat menyebabkan fungsi paru-paru terganggu. Manifestasi pada pasien yang menunjukkan paru-paru terganggu berupa haus tetapi tidak ingin minum.

Frekuensi minum pasien dalam sehari kurang lebih 5-6 gelas setara dengan kurang lebih 1 liter. Minuman yang dikonsumsi adalah air putih dan es teh. Kebutuhan minum dalam sehari pada pedoman umum gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI menganjurkan untuk mengkonsumsi air minum minimal 2 liter (8 gelas) sehari untuk memenuhi

(5)

kebutuhan cairan dan menjaga kesehatan (Hutapea, 2011). Jadi frekuensi minum pasien belum mencukupi sekitar 1 liter dari kebutuhan normal, yang menyebabkan pasien mudah letih dan lesu. Hal tersebut juga disebabkan oleh kecenderungan pasien menyukai rasa pedas dan fungsi paru-paru yang terganggu sehingga pasien merasa haus tetapi tidak ingin minum.

Pada status buang air besar pasien, frekuensi satu hari sekali, konsistensi lembek, bentuk normal panjang, warna kuning kecoklatan. Pada saat buang air besar, pasien tidak mengejan dan tidak ada darah yang keluar.

Hal tersebut dikarenakan defisiensi limpa menyebabkan fungsi transportasi dan transformasi limpa tidak lancar sehingga terjadi terjadi konsistensi lembek (Sim, 2008). Pada status buang air kecil Nn. MH, frekuensinya 5-6 kali/hari, jumlahnya sedikit, warna kuning, tidak pekat, tidak ada BAK di malam hari, tidak ada darah dan tidak ada nanah. Sim (2012) Pada orang sehat umumnya buang air kecil sebanyak 3 sampai 5 kali sedangkan pada malam hari 0-1 kali. Volume kecil dipengaruhi oleh suhu udara, pengeluaran keringat dan juga umur seseorang. Sehingga frekuensi buang air kecil pasien normal.

Pada anamnesis status ginekologisnya, pasien menstruasi pertama kali pada umur 12 tahun. Siklus menstruasi 30 hari dengan lama menstruasi selama 3-7 hari. Pada hari ke 1-2 volume darah menstruasi banyak, warna darah merah tua disertai nyeri perut dan pinggang. Pasien menstruasi secara teratur setiap bulannya. Pasien mengalami keputihan dengan volume sedang, tidak berbau dan tidak gatal, yang terjadi saat menstruasi datang.

Siklus normal apabila panjang siklus 21-35 hari (Setyaningrum &

Sehmawati, 2017). Jadi pasien Nn. MH siklus menstruasinya normal.

Pada anamnesis status organ, pasien mengalami gangguan pada organ Jantung, hati, Limpa, Lambung, dan Ginjal. Pada organ Jantung, pasien mengalami palpitasi, susah tidur dan tidur terganggu mimpi maka pasien mengalami defisiensi jantung. Pada organ hati, pasien merasa mudah emosi.

Pada organ Limpa, pasien merasa mudah lelah dan nafsu makan buruk. Hal itu karena defisiensi limpa mengakibatkan defisiensi Qi dan Xue sehingga

(6)

timbul gejala mudah lelah, nafsu makan yang buruk akibat dari kelemahan limpa dan lambung sehingga transportasi dan transformasi makanan tidak lancar (Maciocia, 2011 & Sim, 2008). Jadi dari anamnesa status organ pada pasien Nn. MH prinsip terapinya menguatkan jantung dan limpa karena adanya defisiensi jantung dan limpa. Pada organ Ginjal pasien mengeluhkan nyeri pinggang saat menstruasi (Maciocia, 2011).

Pasien memiliki kondisi emosi yang cenderung memikirkan dan mencemaskan sesuatu seperti tugas-tugas sekolah atau kuliah, masalah pribadi dan lain-lain dalam waktu yang lama. Emosi berfikir dan cemas yang berlebihan dapat melukai organ limpa, Qi limpa akan terkuras dan tidak dapat menjalankan fungsi transportasi dan transformasi dengan sempurna sehingga Shen tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan bisa menimbulkan insomnia (Saputra & Idayanti, 2017). Jadi pasien diharapkan dapat mengontrol emosi terutama emosi berfikir dan cemas supaya tidak timbul insomnia.

4. Cie (Palpasi)

Dari pemeriksaan nadi pasien didapatkan nadi teraba dalam normal, kecepatan normal, ukuran normal kekuatan kuat normal dan licin. Menurut TCM nadi teraba licin menunjukkan adanya lembab dalam tubuh karena tubuh kekurangan Qi (Saputra & Idayanti, 2017). Pada pasien pada pemeriksaan nadi ditandai dengan nafsu makan kurang baik, letih, lesu, mudah lelah dengan nadi licin yang disebabkan karena organ jantung tidak dapat menghidupi organ limpa sehingga fungsi transportasi dan transformasi terganggu dan menyebabkan insomnia.

B. Diagnosa Akupunktur

Hasil diagnosa akupunktur pada Nn. MH usia 22 tahun dengan keluhan utama susah tidur adalah sindrom defisiensi jantung dan limpa yang disebabkan oleh karena faktor emosi berfikir yang berlebih. Terlalu banyak berfikir dapat menguras Qi limpa dan hal tersebut menyebabkan limpa tidak dapat menjalankan fungsi transformasi dan transportasi dengan sempurna dan menyebabkan defisiensi Qi dan Xue, sehingga jantung tidak

(7)

mendapatkan pasokan nutrisi yang cukup maka terjadi susah tidur atau insomnia (Gongwang, 2019).

C. Terapi Akupunktur

Prinsip terapi pada Nn. MH dengan kasus insomnia yaitu menguatkan jantung dan limpa, menenangkan pikiran, melancarkan aliran Qi dan Xue.

Dalam penggunaan elektrostimulator dengan prinsip terapi penguatan dapat menggunakan intensitas yang kuat dan frekuensi yang rendah, tujuannya yaitu untuk meningkatkan jaringan ketingkat yang lebih tinggi (Ganglin, 2016 &

Saputra, 2017).

Terapi dilakukan dengan frekuensi 2 kali dalam satu minggu dengan standar terapi akupunktur yang sudah ditetapkan, yaitu 5 kali terapi yang dilakukan secara terus menerus (1 sesi terapi), dan bila 1 sesi terapi belum memberikan hasil ditambah sesi kedua (Saputra, 2017). Pada terapi ini dilakukan 6 kali terapi karena sudah banyak perubahan pada pasien dan dikarenakan terkendala kondisi pandemi, maka peneliti hanya dapat melakukan 6 kali terapi.

Alat dan bahan untuk terapi yaitu jarum akupunktur berukuran 1 cun karena kedalam titik akupunktur kurang dari 1 cun, kapas, alkohol 70%

digunakan untuk desinfeksi supaya tidak terinfeksi bakteri, alkohol juga memiliki sifat stabil, tidak merusak material dan cocok untuk kulit (Adji, Zuliyanti & Larasan, 2017). Alat selanjutnya yaitu nierbeken, pinset, kom, stetoskop dan elektrostimulator. Saputra dan Idayanti (2017), menyebutkan bahwa titik-titik akupunktur merupakan reseptor di permukaan tubuh yang dapat dirangsang dengan berbagai cara yang berupa energi, seperti elektrostimulator. Sehingga dapat digunakan elektrostimulator sebagai alat bantu terapinya, supaya hasilnya lebih efektif.

Posisi pasien saat terap yaitu pada sesi pertama terapi posisi pasien dalam keadaan terlentang dan pada sesi kedua pada keadaan tengkurap dengan posisi yang nyaman saat dilakukan terapi akupunktur pada area kepala, kaki, perut dan punggung belakang. Posisi terlentang merupakan sikap yang baik dalam memudahkan mencapai titik-titik akupunktur pada bagian wajah, leher, dada,

(8)

perut, tungkai depan. Posisi tengkurap merupakan sikap yang baik dalam memudahkan mencapai titik-titik akupunktur pada bagian punggung, pinggang, tengkuk, tungkai bagian belakang (Saputra & Idayanti, 2017).

Ganglin (2016) dan Saputra & Idayanti (2017) menyebutkan bahwa titik- titik akupunktur yang digunakan untuk terapi, titik utama yang digunakan adalah GV 20 (Baihui) lokasinya terletak 5 cun dari batas rambut anterior dengan penusukan miring kebelakang 0,3-0,5 cun. Titik pertemuan antara garis sagitalis medialis dengan garis yang menghubungkan kedua ujung kranial dan daun telinga, berfungsi untuk gangguan kepala; GV 24 (Shenting) lokasinya terletak pada setengah cun dorsal batas ventral rambut, pada garis sagital medialis dengan penusukan miring kebelakang 0,2-0,3 cun, berfungsi untuk kegelisahan, palpitasi, insomnia; EX-HN 1 (Sishencong) terdiri dari empat titik dan berlokasi pada 1 cun anterior, posterior dan lateral dari titik GV 20 (Baihui) berfungsi untuk gangguan kepala, menenangkan pikiran, menyembuhkan kecemasan; GV 24 (Shenting) dengan penusukan miring 0,3-0,5 cun, berfungsi untuk keluhan insomnia; ST8 (Touwei) lokasinya pada ujung garis rambut 0,5 cun keatas, 4,5 lateral dari garis tengah kepala Shenting GV24. Titik ini untuk menghilangkan pusing pada kepala; BL2 (Cuanzhu) lokasi titik ini di ujung medial dari alis tepat diatas inner canthus. Titik ini untuk mengurangi rasa sakit kepala.

Titik Diferensial yang digunakan yaitu HT 7 (Shenmen) lokasinya pada sisi ulnar tepat dilipatan pergelangan tangan, radial dari tendon flexor carpi ulnaris dengan penusukan tegak lurus 0,3-0,5 cun., titik ini merupakan titik Yuan dari meridian jantung berfungsi untuk memperbaiki sirkulasi jantung dan menenangkan pikiran; LI 4 (Hegu) lokasi Dalam lekukan di pertengahan metakarpal II, pada daerah pertemuan metakarpal I dan II memberikan rangsangan akupunktur pada level otak (general) karena titik ini terbukti menyebabkan pelepasan endorphin (endogenous morphin); PC 6 (Neiguan) lokasinya 2 cun dari pergelangan tangan antara tendon m. palmaris longus dan glexor carpi radialis. Titik ini merupakan titik Luo dan untuk menenangkan pikiran; ST 36 (Zusanli) lokasinya terletak 3 cun dibawah ST 35 (Dubi), pada

(9)

garis penghubung ST 35 (Dubi) dan ST 41 (Jiexi) satu jari fibular dari krista tibialis dengan penusukan tegak lurus 0,5-1 cun. Titik ini merupakan titik He meridian lambung berfungsi untuk insomnia, gangguan pencernaan dan menguatkan Jiao tengah; SP 6 (Sanyinjiao) lokasinya pada 3 cun proksimal prominens maleolus medialis, tepat ditepi posterior os. Tibia dengan penusukan tegak lurus 0,5-1 cun, titik ini berfungsi untuk menguatkan Jiao tengah dan melancarkan aliran Qi dan darah (Saputra & Idayanti, 2017).

Pada titik-titik akupunktur berfungsi mengeluarkan hormon serotonin, merangsang hipofisis anterior, melepaskan endorfin serta enkefalin yang dapat memberi efek sedasi. Titik tersebut juga digunakan untuk meregulasi beberapa neurotransmitter dan faktor hormonal seperti endorphin, serotonin, norepineprin, adrenocorticotrophic hormon (ACTH), kortisol, asetilkolin (Ach), melatonin, Gamma Amino Bityric Acid (GABA) dan Nittic Oxide (NO). Semua neurotransmitter dan hormon tersebut berperan dalam meregulasi tidur serta meningkatkan kualitas tidur dan menangani gejala-gejala insomnia (Huang et al., 2011).

Terapis melakukan pemeriksaan vital sign dan menanyakan seputar keluhan pasien. Setelah pasien bersedia untuk diterapi terlebih dahulu pasien menandatangani lembar persetujuan tindakan (informed consent), informed consent yaitu menyampaikan informasi untuk melakukan tindakan medis dan merupakan prosedur tetap yang mempunyai pertanggungjawaban hukum (Pakendek, 2010).

Alat bantu terapi pada Nn. MH dengan kasus insomnia sindrom defisiensi jantung dan limpa yaitu elektrostimultor dengan menggunakan gelombang satu/continous wave dengan frekuensi 2 Hz selama kurang lebih 15 menit dengan intensitas sesuai kenyamanan dan sensitivitas pasien dengan tujuan prinsip terapi yaitu tonifikasi. Menurut Suhariningsih (2004), dalam pemakaian frekuensi rendah bertujuan untuk menguatkan energi atau tonifikasi sedangkan tujuan dalam pemakaian gelombang continous wave untuk menenangkan pikiran dan anestesi akupunktur (Xinghua, 1996).

(10)

D. Saran Anjuran

Saran anjuran yang terapis sarankan kepada Pasien dianjurkan agar tidak terlalu lelah beraktivitas, mengkontrol stress dan emosi berfikir. Pada saat memulai tidur pasien dianjurkan untuk mematikan lampu, berhenti memainkan gadget, melakukan relaksasi bisa dengan mendengarkan lantunan musik penghantar tidur ataupun menghirup aromaterapi, menjaga pola makan teratur yaitu dengan menghindari makanan atau minuman berkafein dan beralkohol kemudian mengkonsumsi sayur dan buah serta makanan yang berprotein tinggi, melakukan olahraga seperti yoga karena bisa membuat tubuh menjadi tenang dan jangan lupa berdo'a sebelum tidur.

Stress dan emosi yang berlebih dapat mengganggu tidur, insomnia sering terjadi karena pasien tidak rileks ketika akan tidur. Berdo’a sebelum tidur, berdo’a memberikan kesempatan kepada individu untuk mendekatkan keyakinan kepada yang maha kuasa dan suatu kesempatan untuk meninjau kembali kelemahan yang mereka rasa dan untuk membuat komitmen hidup yang lebih baik. Dalam penelitian mengidentifikasi bahwa dengan meningkatkan berdo’a seseorang dapat mengalami perubahan kardiovaskuler dan relaksasi otot. Seringkali berdo’a membuat seseorang merasakan perbaikan suasana hati dan merasakan ketenangan, sehingga pasien dapat tidur dengan baik (Potter & Perry, 2016).

E. Evaluasi Perkembangan Pasien

Pada kunjungan pertama pasien susah tidur sampai pagi tidak dapat tidur karena pada kasus insomnia manifestasi utama yang muncul adalah tidak mendapatkan frekuensi tidur yang baik, mudah terbangun saat sudah tertidur, tidak dapat tertidur sepanjang malam, palpitasi, tidur terganggu mimpi (Peng, 2007). Titik akupunktur yang digunakan yaitu, Titik utama yang digunakan adalah EX-HN 1 (Sishencong), GV20 (Bahui), GV24 (Shenting), ST8 (Touwei), BL2 (Cuanzhu). Titik deferensialnya adalah HT7 (Shenmen), LI4 (Hegu), PC6 (Neiguan), SP6 (Sanyinjiao), ST36 (Zusanli).

Terapi kedua dilakukan pada tanggal 2 Februari 2021. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi rate 19 kali/menit,

(11)

frekuensi nadi 85 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C. Pada perabaan nadi, nadi teraba normal, kecepatan normal, ukuran normal dan licin. Pada pengamatan lidah, warna otot lidah berwarna merah muda, ukuran gemuk, ada tapak gigi, tidak ada bercak sianotik, sedangkan selaput lidah berwarna putih tipis, permukaan lidah halus, lidah tidak mengelupas. Setelah terapi pertama, pasien mengatakan belum ada perubahan pada tidurnya, masih ada sensasi pusing dan mudah lelah. Titik-titik akupunktur dan alat bantu terapi yang digunakan sama dengan terapi sebelumnya. Pasien diberi saran dan anjuran oleh terapis.

Terapi ketiga dilakukan pada tanggal 6 Februari 2021. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi rate 19 kali/menit, frekuensi nadi 81 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C. Pada perabaan nadi, nadi teraba normal, kecepatan normal, ukuran normal dan licin. Pada pengamatan lidah, warna otot lidah merah muda, ukuran gemuk, ada tapak gigi, tidak ada bercak sianotik, sedangkan selaput lidah berwarna putih tipis, permukaan lidah halus, lidah tidak mengelupas. Setelah terapi sebelumnya, pasien mengatakan sudah ada perubahan yaitu pusing sudah mulai berkurang, tetapi kualitas dan kuantitas tidur pasien belum ada perubahan. Titik-titik akupunktur dan alat bantu terapi yang digunakan sama dengan terapi sebelumnya. Pasien diberi saran dan anjuran oleh terapis.

Terapi keempat dilakukan pada tanggal 10 Februari 2021. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, respirasi rate 20 kali/menit, frekuensi nadi 84 kali/menit, suhu tubuh 36,2° C. Pada perabaan nadi, nadi teraba normal, kecepatan normal, ukuran normal dan licin. Pada pengamatan lidah, warna otot lidah merah muda, ukuran gemuk, ada tapak gigi, tidak ada bercak sianotik, sedangkan selaput lidah berwarna putih tipis, permukaan lidah halus, lidah tidak mengelupas. Setelah terapi sebelumnya, pasien mengatakan sudah ada perubahan yaitu pusing sudah mulai berkurang dan pasien mengatakan bisa tidur lebih awal dari biasanya jam 03.00 menjadi sekitar 01.00. Titik-titik akupunktur dan alat bantu terapi yang digunakan sama dengan terapi sebelumnya. Pasien diberi saran dan anjuran oleh terapis.

(12)

Terapi kelima dilakukan pada tanggal 13 Februari 2021. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi rate 22 kali/menit, frekuensi nadi 86 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C. Pada perabaan nadi, nadi teraba normal, kecepatan normal, ukuran normal dan licin. Pada pengamatan lidah, warna otot lidah merah muda, ukuran gemuk, ada tapak gigi, tidak ada bercak sianotik, sedangkan selaput lidah berwarna putih tipis, permukaan lidah halus, lidah tidak mengelupas. Setelah terapi sebelumnya, pasien mengatakan pusing mulai menghilang, pasien mengatakan bisa tidur lebih awal dari biasanya jam 03.00 menjadi sekitar 01.00 , kualitas tidur pasien sudah mulai nyenyak dan tubuh menjadi lebih enak dan nyaman. Titik-titik akupunktur dan alat bantu terapi yang digunakan sama dengan terapi sebelumnya. Pasien diberi saran dan anjuran oleh terapis.

Terapi keenam dilakukan pada tanggal 16 Februari 2021. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi rate 20 kali/menit, frekuensi nadi 81 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C. Pada perabaan nadi, nadi teraba normal, kecepatan normal, ukuran normal dan licin. Pada pengamatan lidah, warna otot lidah merah muda, ukuran gemuk, ada tapak gigi, tidak ada bercak sianotik, sedangkan selaput lidah berwarna putih tipis, permukaan lidah halus, lidah tidak mengelupas. Setelah terapi sebelumnya, pasien mengatakan pusing sudah hilang, tubuh terasa enak tetapi jam tidur masih pada sekitar jam 01.00. Titik-titik akupunktur dan alat bantu terapi yang digunakan sama dengan terapi sebelumnya. Pasien diberi saran dan anjuran oleh terapis.

Referensi

Dokumen terkait

Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan OJK No.48/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR, Surat Edaran OJK

Beberapa babi akan terlihat depresi dan terhambat pertumbuhannya. Anak- anak babi yang lahir dari induk yang terinfeksi pada saat bunting, akan terkena penyakit pada umur 2-5

Pada mulanya jika suatu complete binary tree memiliki prioritas antrian secara acak, maka langkah yang harus dilakukan agar binary tree tersebut dapat disebut sebagai heap

bahwa kinerja adalah merupakan ekspresi potensi berupa perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, dengan mencapai suatu hasil atau produk. kerja sebagai

Jika standar deviasi untuk nilai yang diperoleh pada ulangan tersebut adalah 12, maka angka baku untuk siswa tersebut adalah .... Rata-rata masa pakai lampu

Kriteria inklusi subjek adalah laki-laki dan perempuan berusia 20-65 tahun, memiliki tekanan darah 140-159 mmHg dan atau TDD 90-99 mmHg (derajat I), 10