PT FINANSIA MULTI FINANCE PT FINANSIA MULTI FINANCE
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL STATEMENTS
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2018 DAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017
/FOR SIX MONTH PERIOD ENDED 30 JUNE 2018 AND FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2017
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 ENDED 31 DECEMBER 2017
D A F T A R I S I C O N T E N T S
N e r a c a
Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan
Halaman /Page
1 2 3 4 6
Balance Sheets Statements of Income Statements of Changes in Stockholders’ Equity Statements of Cash Flows Notes to Financial Statements
Catatan /
Juni 2018 Notes 2017
Rp Rp
A S E T A S S E T S
Kas dan setara kas 261,654,810,645 2c,2d,3 369,749,906,711 Cash and cash equivalents
Piutang pembiayaan konsumen, Consumer financing receivables,
setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai 2,526,253,526,313 2g,2h,4 2,027,077,175,966
Piutang Lain-lain 36,399,192,123 24,584,110,763 Other receivables
Beban dibayar dimuka dan uang muka 140,051,114,787 5 91,074,086,935 Prepaid expenses and advances
Aktiva tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of accumulated
akumulasi penyusutan 61,485,953,497 2f,2i,6 57,730,511,495
Aktiva tidak berwujud 7,155,000,000 7,950,000,000 Intangible assets
Aset pajak tangguhan - Bersih 5,963,104,095 2m,9c 312,983,974 Deferred tax assets – Net
Aset lain-lain 33,263,199,874 2e,2j,7 31,448,892,789 Other assets
TOTAL ASET 3,072,225,901,333 2,609,927,668,632 TOTAL ASSETS
KEWAJIBAN LIABILITIES
Pinjaman yang diterima 1,598,059,667,158 2c,8 1,353,734,276,871 Fund borrowings
Utang pajak 15,134,834,477 2m,9a,9b 4,657,322,935 Taxes payable
Beban yang masih harus dibayar 15,078,549,956 9,829,058,540 Accrued expenses
Utang lain-lain 40,861,347,284 10 46,449,372,329 Other payables
Utang obligasi yang dapat ditukarkan 169,003,800,000 11 170,704,800,000 Exchangeable bonds payable
Surat utang jangka menengah 572,107,764,168 12 395,006,598,593 Medium Term Notes
Cadangan imbalan kerja karyawan 110,711,850,452 2k 107,259,111,000 Allowance for employee benefits
Jumlah Kewajiban 2,520,957,813,500 2,087,640,540,271 Total Liabilities
EKUITAS EQUITY
Modal saham -
Nominal Rp 1.000 per saham untuk Capital stock - at Rp 1,000 par value
saham seri A dan Rp 100.000 per saham untuk saham seri B
Modal dasar - 60.000.000 lembar saham Authorized - 60,000,000 series A shares
seri A dan 600.000 lembar saham seri B
Ditempatkan dan disetor penuh - Subscribed and paid-up -
45.909.100 lembar saham seri A dan
550.909 lembar saham seri B 101,000,000,000 13 101,000,000,000
Tambahan modal disetor 135,103,425,571 13 135,103,425,571 Additional paid-up capital
Saldo laba 325,233,170,012 296,252,210,540 Retained earnings
Komponen ekuitas lain (10,068,507,750) (10,068,507,750) Other Equity Component
Jumlah Ekuitas 551,268,087,833 522,287,128,361 Total Equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3,072,225,901,333 2,609,927,668,632 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements
taken as a whole Lihat Catatan atas Laporan Keuangan
terlampir yang merupakan bagian yang tidak
par value for series B shares and 600,000 series B shares
45,909,100 series A shares and 550,909 series B shares net of allowance for impairment losses
depreciation
for series A shares and Rp 100,000
1
Catatan /
Juni 2018 Notes 2017
Rp
PENDAPATAN REVENUES
Pembiayaan Konsumen 547,639,679,587 2n 1,055,627,987,939 Consumer financing
Pendapatan lain-lain 91,505,170,499 159,300,103,235 Other revenues
Jumlah Pendapatan 639,144,850,086 1,214,928,091,174 Total revenues
B E B A N EXPENSES
Umum dan administrasi 111,031,135,820 2n,15 180,069,187,856 General and administrative
Gaji, bonus dan tunjangan 206,823,227,164 2n 385,365,617,825 Salary, bonus and allowances
Beban keuangan 138,502,813,013 2n 230,315,101,379 Financial charges
Cadangan kerugian penurunan nilai atas Allowances for impairment losses of
piutang pembiayaan konsumen 125,640,141,432 2h,4 224,995,395,055 consumer financing receivables
Depreciation of property and
Penyusutan aset tetap 10,640,541,753 2f,2i,6 24,320,077,368 equipments
Cadangan imbalan kerja karyawan 9,991,835,907 2j 21,791,467,990 Allowance for employee benefits
Lain-lain (1,229,255,786) 16 2,205,909,403 Others
Jumlah biaya 601,400,439,304 1,069,062,756,876 Total Expenses
LABA SEBELUM PAJAK 37,744,410,782 145,865,334,298 INCOME BEFORE TAX
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 2m,9b,9c TAX (EXPENSE) BENEFIT
Pajak kini 14,413,571,431 21,766,551,500 Current tax
Pajak tangguhan (5,650,120,121) 15,303,416,326 Deferred tax
Jumlah Beban Pajak 8,763,451,310 37,069,967,826 Total Tax Expense
LABA BERSIH 28,980,959,472 108,795,366,472 NET INCOME
(disajikan dalam Rupiah) (Expressed in Rupiah)
2
Tambahan modal
disetor/ Komponen ekuitas Jumlah
Modal Additional Saldp laba/ lain/ ekuitas/
saham/ paid-up Retained Other equity Total
Paid-up capital capital earnings component equity
Saldo pada tanggal Balance as of
1 Januari 2017 101,000,000,000 135,103,425,571 187,456,844,068 313,455,000 423,873,724,639 1-Jan-17
Net income for
Laba bersih - - 108,795,366,472 - 108,795,366,472 the period
Penghasilan Other
komprehensif lain (10,381,962,750) (10,381,962,750) Comprehensive income
Saldo pada tanggal Balance as of
31 Desember 2017 101,000,000,000 135,103,425,571 296,252,210,540 (10,068,507,750) 522,287,128,361 31 December 2017
Net income for
Laba bersih - - 28,980,959,472 - 28,980,959,472 the period
Saldo pada tanggal Balance as of
30 Juni 2018 101,000,000,000 135,103,425,571 325,233,170,012 (10,068,507,750) 551,268,087,833 30-Jun-18
an integral part of the Financial Statements taken as a whole Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements which are
(disajikan dalam Rupiah) (Expressed in Rupiah)
3
Juni 2018 2017
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan kas dari: Cash receipts from:
Transaksi pembiayaan 2,812,506,690,890 5,034,480,873,634 Financing transactions
Pendapatan Bunga 6,240,983,009 4,068,200,255 Finance Income
Pembayaran kas untuk: Cash disbursement for
Transaksi pembiayaan (2,857,619,527,520) (4,206,239,820,955) Financing transactions
Beban operasional (391,504,081,506) (587,221,695,323) Operating expenses
Beban Bunga (138,502,813,013) (230,315,101,379) Finance expenses
Pajak penghasilan (6,930,697,175) (41,102,013,859) Income Tax
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Net cash provided by (used in)
aktivitas operasi (575,809,445,315) (26,329,557,627) operating activities
CASH FLOWS FROM INVESTING
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ACTIVITIES
Perolehan aktiva tetap (13,605,361,355) (31,671,290,624) Acquisition of fixed assets
Hasil penjualan aktiva tetap 1,467,063,641 513,426,038 Proceeds from sale of fixed assets
Arus kas bersih digunakan untuk
aktivitas investasi (12,138,297,714) (31,157,864,586) Cash flows used in investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penerimaan dari pinjaman yang diterima 1,128,307,405,200 1,850,849,708,290 Proceeds from fund borrowings
Pelunasan atas pinjaman yang diterima (648,454,758,237) (1,631,695,785,642) Repayments of fund borrowings
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan 479,852,646,963 219,153,922,648 Cash flows used for financing activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH DALAM NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND
KAS DAN SETARA KAS (108,095,096,066) 161,666,500,435 CASH EQUIVALENT
KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENT
AWAL PERIODE 369,749,906,711 208,083,406,276 AT BEGINNING OF PERIOD
KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENT
AKHIR PERIODE 261,654,810,645 369,749,906,711 AT END OF PERIOD
terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan taken as a whole
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan See accompanying Notes to Financial Statements terlampir yang merupakan bagian yang tidak which are an integral part of the Financial Statements
4
1. UMUM 1. GENERAL
a. Pendirian Perusahaan a. Establishment of the Company PT Finansia Multi Finance (“Perusahaan”)
berkedudukan di Jakarta, didirikan dengan akta Notaris No. 4 tanggal9 Juni 1994 dari Rachmad Umar,S.H., Notaris di Pondok Gede. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) berdasarkan Surat KeputusanNo. C2-10254- HT.01.01.Th 94 tanggal 5 Agustus 1994 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal4 Oktober 1994, Tambahan No. 7572.
PT Finansia Multi Finance (“the Company“) was established in Jakarta based on Notarial deedNo. 4 dated 9 June 1994 of Rachmad Umar, S.H., Notary in Pondok Gede. The deed of establishment approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia (recently known as Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia) by his Decision LetterNo.
C2-10254-HT.01.01.Th 94 dated 5 August 1994 and have been published in the State Gazette of the Republik of Indonesia No.79 dated 4 October 1994, SupplementNo. 7572.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No 3 yang dibuat dihadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta pada tanggal 13 Juni 2016, mengenai pengangkatan direktur perusahaan.
The Company’s articles of association has been amended several times, the lastest amandement was based on Notarial deed No 3 of Aryanti Artisari, SH.,Notary in Jakarta dated 13 June 2016, regarding the appointment of director of the Company.
Sesuai Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna, serta kegiatan usaha pembiayaan lain berdasarkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
In accordance with Article 3 of the Company’s article of association, the scope of its activities comprises of investment financing, working capital, multipurpose financing, and other financing activities based on approval from Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 460/KMK.017/1994 tanggal 14 September 1994 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1994.
The Company obtained its operating license as multi finance company from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. 460/KMK.017/1994 dated 14 September 1994 and started its commercial operation in 1994.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Gedung Office 8, lantai 15, SCBD Lot 28, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12910. Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, Perusahaan memiliki masing-masing 129 kantor cabang yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia.
The Company domiciled in Jakarta with its head office located in Office 8 Building, 15th Floor, SCBD Lot 28,Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12910. As of 30 June 2018 and 31 December 2017, the Company has 129 branch offices, respectively, which were located throughout Indonesia.
b. Dewan Komisaris dan Direksi b. Boards of Commissioners and Directors Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada
tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s Board of Commissioners and Directors as of June 30, 2018 and December 31, 2017 were as follows:
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komisaris Utama : Simon Halim : President Commissioner
Komisaris Independen : Nursalam Andi Tabusalla : Independent Commissioner
Direksi Directors
Direktur Utama : Yap Tjay Hing : President Director
Direktur : Peter Halim : Director
Direktur : Hery Susanto Dermawan : Director
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES Berikut ini merupakan Kebijakan akuntansi signifikan yang
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan. Kebijakan tersebut telah diterapkan secara konsisten untuk tahun- tahun yang disajikan, kecuali dinyatakan lain.
The significant accounting policies adopted in the preparation of the financial statements are set out below.
The policies have been consistently applied to all the years presented, unless otherwise stated.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan a. Basis of Preparation of Financial Statements Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“PSAK”), termasuk Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan(“ISAK”) yang diterbitkan oleh Dewan Standar akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”)
The financial statements have been prepared and presented inaccordance with Indonesian Financial AccountingStandards (“SFAS”), which includes the Interpretations of Financial Accounting Standards (“IFAS”) issued by Financial Accounting Standards Board InstituteofAccountants in Indonesia and regulations prescribed by Financial ServiceAuthority (“OJK”).
Laporan keuangan disusun berdasarkan atas akrual dan
konsep nilai historis, kecuali dinyatakan secara khusus. The financial statements were prepared on the accrual basis and historical costs concept, unless otherwise stated.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows were prepared using the direct method and present the sources and uses of cash and cash equivalents according to operating, investing and financing activities.
Laporan keuangan Perusahaan disajikan dalam Rupiah Indonesia (“IDR” atau “Rp”) yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
The financial statements of the Company are presented in Indonesian Rupiah (“IDR” or “Rp”) which is the functional currency of the Company.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the financial statements are rounded to and expressed in Rupiah, unless otherwise stated.
Perubahan kebijakan akuntansi Changes in accounting policies (1) Standar, interpretasi dan amandemen baru
yang berlaku efektif 1 Januari 2015 (1) New standards, interpretations and amendment effective from 1 January 2015 Sejumlah standar, interpretasi dan amandemen
baru yang berlaku efektif untuk pertama kali untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015, telah diadopsi dalam laporan keuangan ini. Sifat dan dampak dari setiap standar, interpretasi dan amandemen baru yang diadopsi oleh Perusahaan dijelaskan sebagai berikut.
A number of new standards, interpretations and amendments effective for the first time for periods beginning on (or after) 1 January 2015, have been adopted in these financial statements. The nature and effect of each new standard, interpretation and amendment adopted by the Company is detailed below.
Penerapan standar dan intepretasi baru atau revisi, yang relevan dengan operasi Perusahaan dan memberikan dampak pada laporan keuangan, adalah sebagai berikut:
The adoption of the following new or revised standards and interpretations which are relevant to the Company operations and resulted in an affect on the financial statements, as follows:
a. PSAK 1 - Penyajian Laporan Keuangan
(Revisi 2013) a. SFAS 1 – Presentation of Financial
Statements(Revised 2013) Amandemen ini mensyaratkan pos-pos
penghasilan komprehensif lain dikelompokkan ke dalam dua bagian:
- Yang akan atau mungkin direklasifikasi ke laba rugi,
- Yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
The amendment requires that items of other comprehensive income must be grouped together into two sections:
- Those that will or may be reclassified into profit or loss,
- Those that will not.
Amandemen ini hanya mempengaruhi penyajian laporan keuangan, tidak berpengaruh terhadap laporan posisi keuangan atau kinerja Perusahaan.
As the amendment only affects presentation, there is no effect on the Company financial position or performance.
b. PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” b. SFAS 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”
Perubahan utama sebagai akibat dari revisian PSAK 24 termasuk:
- Eliminasi pendekatan ‘koridor’ untuk menangguhkan keuntungan/kerugian program manfaat pasti.
- Keuntungan/kerugian aktuaris pada pengukuran kembali atas kewajiban (aset) program manfaat imbalan pasti untuk diakui dalam penghasilan komprehensif lain daripada dalam laba rugi, dan tidak direklasifikasi pada periode berikutnya.
- Langsung mengakui biaya jasa lalu dalam laba rugi.
- Amandemen periode pengakuan liabilitas untuk pesangon.
- Imbalan kerja yang dapat diselesaikan (bukan jatuh tempo untuk diselesaikan) seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan adalah imbalan jangka pendek dan tidak terdiskonto.
The main changes as a consequence of the revision of SFAS 24 include:
- Elimination of the ‘corridor’ approach for deferring gains/losses for defined benefit plans.
- Actuarial gains/losses on remeasuring the defined benefit plan obligation/asset to be recognised in other comprehensive income rather than in profit or loss, and cannot be reclassified in subsequent periods.
- Immediately recognised all past service cost in profit or loss.
- Amendments to the timing of recognition for liabilities for termination benefits.
- Employee benefits expected to be settled (as opposed to ‘due to be settled’) wholly within 12 months after the end of the reporting period are short-term benefits, and are not discounted.
Perubahan utama sebagai akibat dari revisian PSAK 24 termasuk:(Lanjutan)
- Beban/penghasilan bunga neto yang diperhitungkan sebagai produk liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang ditentukan pada awal periode. Dampaknya adalah untuk menghapuskan konsep sebelumnya dari pengakuan imbalan yang diharapkan atas aset.
The main changes as a consequence of the revision of SFAS 24 include:(Continued) - Net interest expense/income to be
calculated as the product of the net defined benefit liability asset and the discount rate as determined at the beginning of the year. The effect of this is to remove the previous concept of recognising an expected return on plan assets.
c. PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar” c. SFAS 68, “Fair Value Measurement”
PSAK 68 menyatakan suatu kerangka untuk menentukan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan informasi terkait pengukuran nilai wajar, ketika pengukuran nilai wajar dan/atau pengungkapannya disyaratkan atau diperkenankan oleh PSAK lain.
SFAS 68 sets out the framework for determining the measurement of fair value and the disclosure of information relating to fair value measurement, when fair value measurements and/or disclosures are required or permitted by other SFASs.
Sebagai akibatnya, panduan dan persyaratan yang berkaitan dengan pengukuran nilai wajar yang sebelumnya diatur dalam PSAK lain sekarang telah diatur dalam PSAK 68.
As a result, the guidance and requirements relating to fair value measurement that were previously located in other SFASs have now been relocated to SFAS 68.
Meskipun terdapat beberapa perubahan pada panduan sebelumnya, terdapat perubahan pada persyaratan pengukuran nilai wajar sebelumnya. Oleh karena itu, PSAK 68 diintensikan untuk mengklarifikasi tujuan pengukuran, mengharmonisasikan persyaratan pengungkapan, dan meningkatkan konsistensi dalam penerapan pengukuran nilai wajar.
While there has been some rewording of the previous guidance, there are few changes to the previous fair value measurement requirements. Instead, SFAS 68 is intended to clarify the measurement objective, harmonise the disclosure requirements, and improve consistency in application of fair value measurement.
PSAK 68 tidak secara material mempengaruhi pengukuran nilai wajar aset atau liabilitas Perusahaan, dengan perubahan yang terbatas pada penyajian dan pengungkapan, dan oleh karena itu tidak berdampak pada laporan posisi keuangan atau kinerja Perusahaan.
SFAS 68 did not materially affect any fair value measurements of the Company assets or liabilities,with changes being limited to presentation and disclosure, and therefore has no effect on the Company financial position or performance.
Sebagai tambahan, PSAK 68 ini diterapkan secara prospektif dan pengungkapan informasi komparatif tidak disajikan.
In addition, SFAS 68 is to be applied prospectively and therefore comparative disclosures have not been presented.
Lihat Catatan 3 tentang Pertimbangan, Estimasi, dan Asumsi Akuntansi Signifikan untuk lebih rinci terkait dengan pengukuran nilai wajar.
See Note 3 Accounting Judgements, Estimates and for more details and further references related to fair value measurement.
(2) Standar dan intepretasi baru yang berlaku efektif untuk pertama kali untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 yang tidak berdampak signifikan pada laporan keuangan tahunan Perusahaan
(2) New standards and interpretations effective for the first time for annual periods beginning on or after 1 January 2015 not effect the Company annual financial statements
PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. SFAS 46 (Revised 2014), “Income Tax”.
PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”. SFAS 48 (Revised 2014), “Impairment of Assets”.
PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan:
Penyajian”. SFAS 50 (Revised 2014), “Financial Instrument:
Presentation”.
PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”. SFAS 55 (Revised 2014), “Financial Instrument:
Recognition and Measurements”.
PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan:
Pengungkapan”. SFAS 60 (Revised 2014), “Financial Instrument:
Disclosures”.
Pada tanggal otorisasi laporan keuangan, Perusahaan masih mengevaluasi dampak potensial PSAK baru dan revisian.
As at the authorization date of this consolidated of financial statements, the Company is still evaluating the potential impact of these new and revised SFAS.
(3) Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:
(3) Standard and improvements to standards effective for periods beginning on or after 1 January 2016, with early application permitted as are follows:
PSAK 5 (Penyesuaian 2015), “Segmen Operasi”, SFAS 5 (Annual Improvement 2015), “Operating Segments”,
PSAK 7 (Penyesuaian 2015), “Pengungkapan
Pihak-pihak Berelasi, SFAS 7 (Annual Improvement 2015), “Related Party Disclosures”,
PSAK 13 (Penyesuaian 2015), “Properti
Investasi”, SFAS 13 (Annual Improvement 2015),
“Investment Property”,
PSAK 16 (Penyesuaian 2015), “Aset Tetap”, SFAS 16 (Annual Improvement 2015), “Property, Plant and Equipment”,
PSAK 25 (Penyesuaian 2015), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”,
SFAS 25 (Annual Improvement 2015), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”,
PSAK 53 (Penyesuaian 2015), “Pembayaran
Berbasis Saham”, dan SFAS 53 (Annual Improvement 2015), “Share-
based Payments”, and
PSAK 68 (Penyesuaian 2015), “Pengukuran Nilai
Wajar”. SFAS 68 (Annual Improvement 2015), “Fair
Value Measurement”.
b. Kas dan Setara Kas b. Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with a maturity period of three months or less at the time of placement and which are not used as collateral or are not restricted.
c. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi c. Related Party Transactions Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas pelapor: Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity:
(1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai
relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (1) A person or a close member of the person’s family is related to a reporting entity if that person:
(a) memiliki pengendalian atau pengendalian
bersama atas entitas pelapor; (a) has control or joint control over the reporting entity;
(b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas
pelapor; atau (b) has significant influence over the reporting
entity; or (c) manajemen kunci entitas pelapor atau entitas
induk entitas pelapor (c) is a member of the key management personnel
of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
(2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika
memenuhi salah satu hal berikut: (2) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:
(a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari Perusahaan yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain)
(b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu Grup, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya)
(c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
(d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga
(a) The entity and the reporting entity are members of the same Company (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
(b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a Group of which the other entity is a member).
(c) Both entities are joint ventures of the same third party.
(d) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
(e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasidengan entitas pelapor.
(e) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
(f) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1)(a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
(f) A person identified in (1)(a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
Untuk tujuan penyajian laporan keuangan ini, suatu pihak disebut sebagai pihak berelasi terhadap Perusahaan, apabila:
For the purposes of these financial statements, a party is considered to be related to the Company if:
i. Entitas tersebut, baik secara langsung maupun tak langsung melalui satu atau lebih perantara, untuk mengendalikan Perusahaan atau melakukan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan di dalam membuat keputusan kebijakan keuangan dan operasional, atau memiliki pengendalian bersama terhadap Perusahaan;
i. The party has the ability, directly or indirectly through one or more intermediaries, to control the Company or exercise significant influence over the Company in making financial and operating policy decisions, or has joint control over the Company;
ii. Perusahaan dan entitas tersebut adalah subjek
pengendalian bersama; ii. The Company and the party are subject to common
control;
iii. Entitas tersebut adalah entitas asosiasi Perusahaan atau ventura bersama di mana Perusahaan adalah venturer;
iii. The party is an associate of the Company or a joint venture in which the Company is a venturer;
iv. Pihak tersebut adalah anggota personel manajemen kunci atau anggota keluarga dekat individu yang bersangkutan, atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan Perusahaan;
iv. The party is a member of the key management personnel of the Company or a close family member of such an individual, or is an entity under the control, joint control or significant influence of the Company;
v. Pihak tersebut adalah anggota keluarga dekat pihak yang disebut pada butir (i) atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan individu tersebut; atau
v. The party is a close family member of a party referred to in (i) or is an entity under the control, joint control or significant influence of such individuals; or
vi. Pihak tersebut merupakan program imbalan pasca kerja yang merupakan manfaat karyawan atau merupakan entitas yang berelasi dengan pihak berelasi dengan Perusahaan.
vi. The party is a post-employment benefit plan which is for the benefit of employees of the Company or of any entity that is a related party of the Company.
Anggota keluarga dekat merupakan individu anggota keluarga yang diharapkan mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh orang, dalam hubungan mereka dengan entitas.
Close family members of an individual are those family members who may be expected to influence, or be influenced by, that individual in their dealings with the entity.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan(Catatan 21).
The nature of transactions and balances of accounts with related parties are disclosed in the notes to the financial statements (Note21).
d. Aset dan Liabilitas Keuangan d. Financial Assets and Liabilities
(i) Aset Keuangan (1) Financial Assets
Aset keuangan Perusahaan, terdiri dari kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen dan pinjaman kepada karyawan (dicatat sebagai bagian dari “aset lain-lain”).
The Company's financial assets, consist of cash and cash equivalents, consumer financing receivables and loans to employees (recorded as part of “other assets”).
Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
(a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
(b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual;
(c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
(a) those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit and loss;
(b) those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or
(c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, the Company’s loans and receivables are measured at fair values plus or minus directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidak diperoleh. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan pembiayaan konsumen’.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of loans or receivables and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan or receivables had not been acquired or issued. Income on financial assets classified as loan and receivables is recognized in the statements of comprehensive income and recorded as part of ‘consumer financing income’
or ‘finance lease income’.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang,
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statements of
dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. comprehensive income as “Allowance for Impairment Losses”.
(ii) Liabilitas Keuangan (ii) Financial Liabilities
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban masih harus dibayar, utang pembiayaan konsumen, efek utang yang diterbitkan dan utang lain-lain.
The Company's financial liabilities consist of fund borrowings, accrued expenses, consumer financing payables, debt securities issued and other payables.
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities as financial liabilities measured at amortized cost.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Beban atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’.
Financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rate method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized.
Expenses on financial liabilities measured at amortized cost is charged in the statements of comprehensive income and recorded as part of
‘finance cost’.
(iii) Hirarki Pengukuran Nilai Wajar (iii) Fair Value Measurement Hierarchy PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu
yang mensyaratkan klasifikasi aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar denganmenggunakan hirarki nilai wajar yangmencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:
SFAS No.60 requires certain disclosures which require the classification of financial assets and financial liabilities measured at fair value using a fair value hierarchy that reflects the significance of the inputs used in making the fair value measurement. The fair value hierarchy has the following levels:
a. harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1);
b. input selain harga kuotasi yang termasuk di dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivasi dari harga) (tingkat 2); dan
c. input untuk aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
a. quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level 1);
b. inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (i.e. as prices) or indirectly (i.e. derived from prices) (level 2);
and
c. inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3).
Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan penetapnya pada basis tingkatan input paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.
The level in the fair value hierarchy within which the financial asset or financial liability is categorised is determined on the basis of the lowest level input that is significant to the fair value measurement. Financial assets and financial liabilities are classified in their entirety into only one of the three levels.
(iv) Penentuan Nilai Wajar (iv) Fair Value Estimation
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal
The fair value of financial instruments traded in active markets is based on quoted market prices at the reporting date. The quoted market price used
pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price).
Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
for financial assets held by the Company is the current bid price, while financial liabilities use ask price. These instruments are included in level 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined using valuation techniques. These valuation techniques maximise the use of observable market data where it is available and rely as little as possible on estimates. If all significant inputs required to fair value an instrument are observable, the instrument is included in level 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3.
If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in level 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:
penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis dan;
teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya.
Specific valuation techniques used to value financial instruments include:
the use of quoted market prices or dealer quotes for similar instruments and;
other techniques, such as discounted cashflows analysis, are used to determine fair value for the remaining financial instruments.
(v) Penghentian Pengakuan (v) Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the Company are recognized as assets or liabilities separately.
Perusahaan menghentikan pengakuan piutang pembiayaan konsumen pada saat dilakukannya penarikan jaminan kendaraan. Selain itu, penghentian pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company derecognize consumer financing receivablesat the time when the collateral vehicle has been taken out. In addition, derecognition of financial liabilities when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In a transaction where the Company has substantially no or did not transfer all the risks and rewards of ownership of financial assets, the Company terminate the recognition of such assets, if the Company no longer has control over those assets. The rights and obligations arising or that still exists in the transfer are recognized separately as assets or liabilities. In transfers where control over the assets still owned, the Company continued to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Company in the transferred assets amounted to changes in the value of the transferred assets.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumendan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan bahwa piutang pembiayaan konsumentersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi
Companies write off any outstanding consumer financing receivables and reserves related to impairment losses, when the Company determines that the consumer financing receivables cannot be collectible. This decision was taken after consideration of information such as the occurrence
seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumen.
of significant changes to the financial ability of consumers so that consumers can no longer pay the loan, or consumer or units being financed cannot be found or is controlled by third party or the sale of collateral is not expected to be sufficient to pay the entire exposure for the consumer financing receivables.
(vi) Saling Hapus (vi) Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Financial assets and liabilities are off-set and the net amount is presented in the statements of financial position when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar yang relevan.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by relevant standards.
(vii) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (vii) Impairment of Financial Assets Pada setiap tanggal pelaporan Perusahaan
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a ‘loss event’) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
(a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen;
(b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
(c) Perusahaan, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami konsumen, memberikan keringanan (konsesi) pada konsumen yang tidak mungkin diberikan jika konsumen tidak memiliki kesulitan tersebut;
(d) terdapat kemungkinan bahwa konsumen akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
(e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
(f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk:
(i) memburuknya status pembayaran konsumen dalam kelompok tersebut; dan (ii) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang
berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
The criteria that the Company uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:
(a) significant financial difficulty of the consumer;
(b) a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;
(c) the Company, for economic or legal reasons relating to the consumer’s financial difficulty, granting to the consumer a concession that the lender would not otherwise consider;
(d) it becomes probable that the consumer will enter bankruptcy or other financial reorganization;
(e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties;
or
(f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including:
(i) adverse changes in the payment status of consumers in the portfolio; and
(ii) national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by the management for each identified portfolio.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the
penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
statements of comprehensive income. If a loan or held-to-maturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut.
Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group.
Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Estimasi terhadap perubahan arus kas masa datang dari kelompok aset harus mencerminkan dan memiliki arah yang konsisten dengan perubahan data terkait yang dapat diobservasi dari satu periode ke periode berikutnya.
Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi arus kas masa datang dikaji ulang secara berkala oleh Perusahaan untuk mengurangi perbedaan antara taksiran jumlah kerugian dengan jumlah kerugian aktualnya.
Estimates of changes in future cash flows for group of assets should reflect and be directionally consistent with changes in related observable data from period to period. The methodology and assumptions used in estimating future cash flows are reviewed periodically by the Company to reduce the difference between the estimated amount of loss with the amount of actual loss.
Ketika piutang pembiayaan konsumen tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When a consumer financing receivable account is uncollectible, such receivable is written-off against the related allowance for impairment losses. Such receivable is written-off after all necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer financing receivables are classified into "Allowance for Impairment Losses".