• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah Advertising berasal dari bahasa latin ad-vere yang berarti mengoperkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah Advertising berasal dari bahasa latin ad-vere yang berarti mengoperkan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1. Iklan sebagai Komunikasi persuasi

Otto Kleper yang merupakan seorang ahli periklanan menuturkan bahwa istilah Advertising berasal dari bahasa latin “ad-vere” yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan pada pihak lain (Panuju, 2019). Di setiap negara iklan memiliki istilah yang berbeda-beda. Seperti di Inggris dan Amerika disebut dengan advertising, sedangkan di Perancis disebut dengan reclamare yang artinya

mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang. Untuk di Indonesia sendiri menyebutnya dengan istilah iklan yang dalam KBBI berarti penyampaian pesan berisi informasi yang dapat membujuk dan menarik audiens sehingga dapat menimbulkan rasa suka atas barang serta jasa yang dipromosikan pada media massa atau di tempat umum (KBBI.web.id).

Sejarah menjelaskan kata iklan digunakan pertama kali oleh Soedarjo Tjokrosisworo yang merupakan seorang tokoh pers nasional pada tahun 1951. Kata iklan tersebut muncul akibat dari rasa semangat dan cinta Soedarjo terhadap penggunaan bahasa nasional, sehingga menggubah kata advertentie dari bahasa Belanda dan Advertising dari bahasa Inggris. (Panuju, 2019).

A. Jenis-jenis iklan

Periklanan mengidentifikasi berbagai jenis iklan yang dikelompokkan berdasarkan tujuan, media penyebaran maupun bentuknya. Terlepas dari jenisnya, peran periklanan adalah menciptakan kesan (brand-image) yang mempengaruhi orang untuk membeli produk yang diiklankan. Berikut ini

(2)

macam-macam iklan yang dibedakan menjadi beberapa jenis (Kriyantono, 2013) :

1. Berdasarkan tujuan:

Iklan berdasarkan tujuan dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu:

a) Iklan informasi

Iklan dapat dikategorikan sebagai iklan informasi apabila pesan yang disampaikan dalam iklan bertujuan untuk

 Pemberitahuan mengenai barang/jasa baru dari sebuah perusahaan.

 Pemberitahuan mengenai adanya perubahan pada harga atau kemasan.

 Penjelasan mengenai petunjuk penggunaan produk.

 Meningkatkan kepercayaan konsumen dengan mengurangi rasa takut

pembeli. Contohnya: pembeli yang takut akan dampak penggunaan barang/jasa sebelum adanya iklan. Dengan adanya iklan yang menjelaskan mengenai produk maka menambah tingkat kepercayaan untuk membeli.

 Memperbaiki informasi yang salah tentang barang atau jasa

 Pemberitahuan mengenai kegunaan baru dari barang atau jasa.

b) Iklan persuasi

Iklan persuasi merupakan iklan yang dapat membujuk dan meyakinkan khalayak secara langsung untuk:

 Memutuskan untuk menggunakan produk yang berada pada iklan.

 Memberikan rekomendasi untuk membeli produk yang sedang diiklankan.

 Mengubah pandangan pembeli tentang merek tertentu.

(3)

 Meyakinkan konsumen untuk segera membeli produk yang

ditawarkan

c) Iklan pengingat (reminder)

Iklan pengingat secara umum tidak menjual produk secara langsung . Produsen beriklan agar tetap terjaga kesadaran terhadap produk dan perusahaan.

Tidak hanya iklan komersial tetapi iklan non komersial (iklan layanan masyarakat) banyak yang masuk dalam kategori ini. Iklan ini merupakan implementasi dari fungsi komunikasi sebagai “radar sosial” dan “the glue of society”. Ada beberapa merk produk yang hilang dari pasaran karena tidak banyak diiklankan. Akibatnya, merk tersebut diingat khalayak bukan sebagai merek produk tetapi sebagai kategori produk.

2. Berdasarkan sifat

Menurut sifatnya iklan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Iklan komersial adalah iklan yang mempromosikan barang atau jasa secara langsung yang bersifat menjual barang atau jasa tersebut. Iklan komersial terdiri dari:

 Iklan konsumen adalah iklan yang menjual barang-barang konsumsi.

 Iklan antar bisnis adalah iklan yang memberi penawaran pada barang-barang non konsumsi serta menyasar perusahaan.

 Iklan perdagangan adalah iklan yang memberikan penawaran pada barang yang kemudian dijual kembali. Grosir, para pemasok, retail, agen, retail pengecer merupakan target utama dari iklan ini.

(4)

 Iklan respon langsung, merupakan iklan jenis baru yang

memberikan kesempatan kepada konsumen untuk berkomunikasi dengan penyedia barang atau jasa secara langsung pada saat melihat iklan tersebut ditayangkan.

2) Iklan non komersial

Iklan non komersial merupakan iklan yang tidak mempromosikan barang atau jasa untuk dijual. Sehingga iklan non komersial lebih berfokus pada penjualan citra atau image yang artinya iklan ini bersifat“soft-selling”.

Iklan non komersial dapat dibedakan menjadi lima yaitu:

 Iklan PR, yaitu iklan yang dirancang untuk memberitahukan informasi penting mengenai perusahaan kepada target perusahaan.

 Iklan institusi, yaitu jenis iklan yang dirancang untuk membangun

citra perusahaan dalam meningkatkan visibilitas terhadap nama perusahaan yang dikaitkan dengan citra tertentu yang diinginkan perusahaan agar melekat pada pikiran publik.

 Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang menyampaikan pesan

untuk mengingatkan dan mengajak masyarakat agar ikut serta dalam program-program bertemakan permasalahan dilingkungan masyarakat.

 Iklan lowongan pekerjaan, adalah iklan yang menyediakan informasi mengenai kebutuhan perusahaan untuk mencari karyawan baru.

(5)

 Iklan identitas perusahaan, yaitu iklan yang menonjolkan atau

memberikan pengenalan mengenai tanda-tanda yang dapat membuat audiens dapat mengingat identitasnya

B. Tujuan dan fungsi penggunaan iklan 1. Fungsi periklanan

Periklanan menjadi bagian yang sangat krusial lantaran calon konsumen akan memperhatikan iklan dari produk yang akan mereka beli. Menurut shrimp (2020) fungsi komunikasi yang paling penting dalam sebuah perusahaan komersial dan organisasi adalah periklanan. Hal tersebut dianggap penting karena periklanan memiliki fungsi sebagai berikut (Fuorqoniah & Aransyah, 2020, hal.15):

a) Memberikan informasi yang akan membuat konsumen sadar (aware) terhadap merek baru dan membangun gambaran yang positif pada produk.

b) Berfungsi untuk mempersuasi, sebuah iklan dianggap efektif apabila mampu membujuk calon konsumen untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan.

c) Berfungsi sebagai pengingat, selain untuk mempersuasi iklan juga dianggap efektif apabila meningkatkan minat konsumen untuk membeli merek yang sudah ada maupun merek yang belum pernah dilirik sebelumnya. Untuk melakukan hal tersebut fungsi iklan dapat menjaga merek perusahaan tetap ada di benak konsumen.

d) Berfungsi menaruh nilai tambah, artinya iklan memberikan nilai tambah bagi merek dengan mempengaruhi pandangan konsumen. Iklan yang efektif

(6)

memungkinkan merek dilihat sebagai produk yang lebih elegan, modis, bergengsi dan lebih unggul dari produk pesaing.

e) Periklanan merupakan proses komunikasi yang dimanfaatkan perusahaan sebagai bentuk lain dalam upaya mempromosikan barang atau jasa.

Sehingga periklanan dianggap sebagai assisting (pendamping) 2. Tujuan periklanan

Sebagai suatu sarana, iklan diyakini dapat memberikan pengaruh dan mengubah opini serta selera pembeli yang dapat mendorong pembeli untuk menentukan pilihannya yang kemudian akan kembali untuk membeli produk.

Secara umum, periklanan bertujuan untuk membujuk pembeli melalui berbagai media untuk meningkatkan penjualan. Terdapat delapan tujuan periklanan (Rohagasyafitri, 2021):

1) Memberikan dukungan pada kegiatan promosi seperti personal selling.

2) Menjangkau calon pelanggan yang belum mampu dicapai oleh salesman.

3) Membangun hubungan dengan distributor.

4) Memasuki daerah pemasaran baru dan menarik calon konsumen yang baru.

5) Mempromosikan merek atau produk terbaru.

6) Menaikkan angka penjualan industri.

7) Melakukan pencegahan serta menghindari munculnya barang palsu dan tiruan.

8) Melalui periklanan dapat membantu perusahaan untuk mengubah dan memperbaiki image dengan memberikan pelayanan umum.

(7)

2. Komunikasi Iklan Layanan Masyarakat

A. Konsep Komunikasi Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang memberikan informasi mengenai pesan sosial dengan tujuan utamanya untuk meningkatkan dan membangun rasa simpati masyarakat pada permasalahan sosial yang sedang terjadi dihadapan mereka. Permasalahan sosial tersebut dapat menjadu gangguan yang dapat mengancam keseimbangan dan kehidupan umum.. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) merupakan media periklanan yang digunakan untuk menyampaikan pesan informasi yang bersifat membujuk atau mendidik guna menambah pengetahuan, mengubah perilaku dan kesadaran sikap masyarakat pada permasalahan yang disampaikan (Pujiyanto, 2013, hal.07).

ILM merupakan himbauan atau ajakan untuk melakukan sesuatu demi kepentingan umum dengan mengubah kebiasaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Iklan Layanan Masyarakat berasal dari permasalahan sosial yang ada di suatu negara atau wilayah, sehingga pesan yang disampaikan bersifat sosial dan tidak mengambil keuntungan. Untuk membuat iklan layanan masyarakat dapat diterima oleh masyarakat, diperlukan pemahaman yang baik tentang cara meneliti dan memilih data dari audiens serta topik yang masih dibicarakan.

ILM sebagai media komunikasi harus memperhatikan rumus AIDA+S yaitu: A: Iklan Layanan masyarakat perlu dirancang semenarik mungkin untuk memperoleh perhatian dari khalayak (attention). I: Dari perhatian ini akan menciptakan kesan pertama dan menimbulkan minat lebih dalam (interest). D:

Khalayak yang menjadi target sasaran dengan cermat mengamati isinya, kemudian

(8)

merangsang emosi dan timbul keinginan (desire). A: Apabila sudah timbul keinginan dari khalayak, maka diharapkan khalayak dapat mengikuti pesan atau himbauan dari ILM (action) (Pujiyanto, 2013). Dari Iklan Layanan Masyarakat dapat dikatakan sempurna ketika khalayak merasa puas dengan apa yang dilakukan sehingga dengan sukarela mengulangi kegiatan positif yang terdapat pada ILM.

B. Penekanan pesan pada Iklan layanan masyarakat

Iklan layanan masyarakat (ILM) bila diperhatikan sesuai temanya terdapat empat kelompok yaitu:

1. Tema larangan dan sindiran

Tema “larangan” dan “sindiran” merupakan topik yang berisikan sebuah pesan yang harus ditaati dan dijalankan. Jika pesan tersebut tidak ditaati dan dijalankan maka masyarakat akan mendapatkan sanksi berupa hukuman dan secara psikologi. Iklan Layanan Masyarakat yang bertemakan “larangan” dan “sindiran”

sebagai wujud dari penyampaian sebuah permasalahan yang sudah lama dan diluar kendali untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan tersebut.

2. Tema Peringatan

Tema peringatan memiliki 2 jenis sifat yaitu secara langsung dan tidak langsung. Tema peringatan yang bersifat langsung biasanya mengandung kata-kata seperti awas, waspada, berhati-hatilah, dan sebagainya. Sedangkan tema peringatan yang bersifat tidak langsung adalah pesan yang berisikan peringatan atau memperingati suatu peristiwa seperti, ulang tahun, hari raya besar dan peristiwa yang dilakukan secara rutin. Tema peringatan dalam iklan layanan masyarakat digunakan untuk memperingati suatu permasalahan. Tema tersebut sebagai upaya

(9)

untuk menghindarkan masyarakat dari hal-hal yang sudah pernah dialami sebelumnya sehingga tidak kejadian yang sama tidak terulang kembali. Selain itu, untuk masyarakat yang belum pernah mengalami akan terhindar dari permasalahan tersebut.

3. Tema himbauan atau anjuran

Tema himbauan atau anjuran merupakan tema yang sifatnya hanya menghimbau dan manganjurkan sehingga masyarakat tidak diwajibkan untuk mengikuti apa yang disampaikan dalam ILM tersebut. Pesan yang disampaikan dalam tema ini dibutuhkan oleh masyarakat. Akan tetapi penyampaian pesannya kurang tegas, untuk menghindari perbedaan pendapat dan sudut pandang antara encoder dan decoder.

4. Tema Ilmiah

Tema ilmiah adalah pesan yang ingin memberitahukan atau menyampaikan sebuah karya dari hasil penelitian.

3. Komunikasi Massa sebagai Media Penyampaian ILM

A. Pengertian komunikasi massa

Jay Black dan Frederick C.Whitney mendefinisikan komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen (Nurudin, 2007). Selain itu, Jay Black dan Frederick C.Whitney dalam bukunya yang berjudul Introduction to mass (1988) mengemukakan terdapat perbedaan pengertian pada Mass Communication dengan mass communications (dengan S). Buku tersebut menjelaskan bahwa mass communications berfokus pada penggunaan media massa sebagai komunikasi massa. Sedangkan Mass

(10)

Communication berfokus pada proses dalam komunikasi massa yang berkaitan dengan teori.

Joseph A.Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai berikut,

“Pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada audiens yang sangat luas. Tetapi tidak berarti bahwa mencakup seluruh audiens. Kedua, komunikasi massa merupakan komunikasi yang menghubungkan antara audio dan/atau visual. Komunikasi massa lebih dapat dipahami jika diklasifikasikan berdasarkan bentuknya yaitu kaset, buku, film, majalah, surat kabar, radio, dan televisi

B. Fungsi Persuasi komunikasi massa

Salah satu fungsi yang paling penting dari komunikasi massa yaitu fungsi persuasi. Media massa yang bisa dilihat, didengar serta dibaca telah didesain agar dapat memperkuat dan mengubah kepercayaan maupun nilai yang diantut seseorang, serta menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu (Nurudin, 2007, hal.72). Media massa dapat memperkenalkan etika, atau memberikan sistem nilai.

Fungsi persuasi komunikasi massa dapat dilihat pada aktivitas iklan. Hal ini sesuai dengan tujuan utama dari iklan yaitu menggerakan konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.

Iklan di media massa dapat berfungsi dalam membangun citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Pentingnya citra merek untuk membedakan produk dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya. Keunggulan lain dari iklan dalam media massa adalah kemampuannya dalam menarik perhatian konsumen, terutama produk yang diiklankan sangat populer atau dikenal luas oleh masyarakat.

(11)

C. Penggunaan Televisi sebagai media massa iklan layanan masyarakat Pemilihan media ini sangat ditentukan oleh perilaku khalayak dalam mengkonsumsi media. pengiklan akan mencari informasi tentang media, program dan waktu yang banyak digunakan khalayak. Saat ini media televisi masih menjadi primadona para pemasang iklan. Hal ini karena karakteristik audio visual memudahkan creator iklan untuk mengekspresikan kreativitasnya. Di satu sisi, sifat audio visual ini memudahkan khalayak dalam memaknai pesan.

Penggunaan televisi sebagai media massa iklan memiliki kelebihan yaitu (Morrisan, 2010, hal.240)

1. Jangkauan sasaran luas

Televisi mampu menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas, bahkan mampu menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan yang luas ini memungkinkan pembuat iklan dapat memperkenalkan dan mempromosikan produk secara serentak sehingga ikan televisi menjadi iklan yang paling mahal. Namun, hal ini seimbang dengan keuntungan yang diterima oleh pembuat iklan.

2. Fokus perhatian

Siaran iklan televisi akan selalu menjadi perhatian khalayak pada saat iklan ditayangkan. Hal ini dikarenakan ketika iklan ditayangkan dan khalayak tidak mengganti ke saluran televisi lain, maka secara tidak langsung khalayak harus menonton iklan satu persatu sampai acara yang ditonton ditayangkan kembali.

3. Kreativitas dan efek

(12)

Televisi yang menggabungkan unsur visual dan audio merupakan media iklan yang paling efektif karena dapat menunjukkan cara kerja atau pemakaian dari suatu produk yang diiklankan. Untuk menarik perhatian khalayak, pemasang iklan terkadang lebih menonjolkan pada sisi hiburan. Sehingga pesan yang ingin disampaikan pada iklan terlihat samar-samar. pemasang iklan mempercayai bahwa cara tersebut lebih menjual.

4. Prestise

Dengan adanya pemasangan iklan di televisi membuat perusahaan maupun produk menjadi terkenal dan menerima status di khalayak.

Adapun kelemahan dari penggunaan televisi sebagai media iklan adalah sebagai berikut (Kertamukti, 2015, hal.130):

a. Televisi tidak mampu menjangkau khalayak yang selektif . b. Biaya yang meningkat tiap tahunnya hampir tiga kali lipat.

c. Terpecahnya penonton televisi karena banyak program televisi yang dapat disaksikan. Selain itu, penonton televisi bisa dengan mudah mengganti tayangan televisi ke program lain.

4. Konsep Khalayak Iklan Layanan Masyarakat

Denis Mcquaill (2011) mendefinisikan khalayak adalah produk dari konteks sosial yang mengarah pada kepentingan budaya, pemahaman, dan kebutuhan informasi yang sama serta respons kepada pola pasokan media tertentu. Nightingale mengajukan tipologi baru dengan mengkategorikan khalayak berdasarkan pada empat jenis sebagai berikut Mcquaill, 2011, hal.145):

(13)

1. Khalayak sebagai ‘kumpulan orang-orang’ atau yang biasa dikenal sebagai

penonton. Untuk mengidentifikasinya dapat diukur ketika kumpulan ini berfokus pada tampilan media atau produk tertentu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Khalayak sebagai ‘orang-orang yang ditujukan’. Mengacu pada

sekumpulan orang yang dibayangkan oleh komunikator untuk menjadi target dari konten yang dibuat. Ini juga dikenal sebagai khalayak yang

‘terlibat’ atau ‘terinterpretasi’

3. Khalayak sebagai ‘yang berlangsung’. Pengalaman yang diterima sendiri

atau bersama orang lain sebagai peristiwa interaktif dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam konteks tempat atau fitur lain.

4. Khalayak sebagai ‘pendengar atau ‘audisi’. Untuk mengidentifikasi

khalayak ini dapat mengacu pada pengalaman khalayak yang berpartisipasi.

Ketika dipertontonkan sebuah pertunjukkan atau diperbolehkan untuk ikut serta melalui alat yang jauh atau memberikan respons disaat yang bersamaan.

Seiring dengan perubahan media dan waktu yang mempengaruhi sudut pandang, tidak menutup kemungkinan lain untuk mendefinisikan jenis khalayak secara berbeda. internet menghadirkan jenis hubungan komunikatif baru yang tidak sesuai dengan tipologi yang telah diciptakan untuk komunikasi massa. Pengkategorian khalayak dapat memudahkan untuk membedakan khalayak.

1. Khalayak media dalam menafsirkan konten media iklan

(14)

Setiap media massa (surat kabar, televisi, film, radio, dan majalah) harus menciptakan kelompok konsumen atau para pengikut baru, dan tahapan ini berlanjut dengan menjamurnya “media” baru, seperti internet. Bukan masalah untuk menemukan sekumpulan orang yang sesuai dengan cara ini, namun seiring waktu, pengkategorian khalayak ini menjadi tidak tepat.

‘Khalayak Media’ dalam iklan dan kampanye menjadi konsep terpenting meskipun tidak eksklusif. Konten media iklan yang didalamnya terdapat pesan akan ditafsirkan dan dimaknai secara berbeda oleh khalayak aktif. Hal ini dilatarbelakangi oleh perbedaan khalayak. Setiap khalayak akan melakukan analisis terhadap tayangan yang ditontonnya, kemudian tontonan tersebut dikaitkan dengan pengalaman serta ilmu dimiliki oleh khalyak. Pada tahap terakhir, semua hasil dari analisis digabungkan pada fenomena yang dihadirkan oleh media.

Konten media iklan mempunyai khalayak aktif, oleh sebab itu dalam penyampaian pesan khalayak aktif akan memberikan penafsiran dan pemaknaan dengan sudut pandang yang beragam dikarenakan sifatnya yang terbuka. Bisa jadi informasi yang serupa akan diartikan secara berbeda pula oleh orang-orang yang memiliki latar belakang budaya dan pola pikir yang berbeda.

5. Konsep Pria Ber-KB

A. Pengertian Program KB pria

Keluarga berencana adalah program skala nasional untuk mengurangi jumlah kelahiran dan melakukan pengendalian pada pertumbuhan masyarakat .

(15)

Tidak hanya itu, program KB secara khusus dibentuk umtuk kestabilan, menciptakan kemajuan, dan kesejahteraan sosial, ekonomi dan spiritual masing- masing penduduknya. Program KB diatur di Indonesia diatur dalam UU NO.10 tahun 1992 yang dijalankan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Demi terwujudnya program KB diperlukan penggunaan alat kontrasepsi untuk menjaga jarak umur anak dan mencegah kehamilan. Kurangnya pengetahuan dan informasi ini menyebabkan tingkat pasrtisipasi pria di Indonesia menjadi rendah. Padahal, pria mempunyai penting dalam KB dan kesehatan reproduksi dikarenakan beberapa alasan berikut ini:

1. Pria adalah mitra dalam reproduksi dan seksualitas. Ketika laki-laki dan perempuan menyeimbangkan tanggung jawab dan peran untuk mencapai kepuasan dan berbagi beban dalam pencegahan penyakit serta komplikasi dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

2. Laki-laki bertanggung jawab secara sosial dan ekonomi dalam keluarga, sehingga keterlibatan pria dalam keputusan produksi akan menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan istri dan keturunannya.

3. Laki-laki secara nyata terlibat dalam fertilitas dan memiliki peranan yang penting dalam mengambil keputusan untuk alat kontrasepsi yang digunakan untuk diri sendiri maupun pasangannya. Selain itu, laki-laki perlu memberikan dukungan kepada pasangan terhadap kehidupan reproduksi saat, sedang dan setelah melahirkan serta selama menyusui.

B. Manfaat mengikuti program KB

Manfaat menjalankan program keluarga berencana adala

1. pencegahan terhadap kehamilan yang tidak direncanakan

(16)

2. Menekan angka tingkat risiko aborsi

3. Mengurangi dan mengendalikan angka kematian ibu dan bayi 4. Membantu pencegahahan dalam penularan HIV/AIDS

5. Memabntu menjaga kesehatan mental keluarga

C. Faktor yang Mempengaruhi keikutsertaan pria dalam program KB Masyarakat Indonesia beranggapan bahwa dalam perencanaan keluarga yang matang melalaui program KB hanya diwajibkan untuk wanita. Akan tetapi pria juga bisa mengambil peran tersebut untuk membantu dan mendukung pasangannya. Faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya partisipasi pria untuk ikut serta dalam program KB sebagai berikut (Setyaningrum & Melina, 2017):

1. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mengenai Keluarga Berencana dapat mempengaruhi partisipasi pria untuk ikut serta dalam program pria ber-KB.

Pengetahuan dapat meningkatkan dan membentuk kepercayaan sehingga seseorang dapat bertindak sesuai dengan kepercayaan tersebut. Pengalaman seseorang yang bersumber dari media massa, kerabat dekat dan sebagainya dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Semakin tinggi pengetahuan pria mengenai program pria ber-KB maka akan mempengaruhi tingkat keinginan untuk berpartisipasi dalam pria ber-KB.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi sudut pandang seseorang ketika memberikan suatu pernyataan. Semakin tinggi pendidikan yang diraih maka pernyataan yang diberikan akan semakin rasional berdasarkan pengetahuan yang dperoleh dari pendidikan formal maupun informal.

(17)

Sebaliknya, orang yang tidak berpendidikan akan mengandalkan emosi saat memberikan pernyataan pada gagasan baru.

Pendidikan yang lebih tinggi akan mempermudah seseorang dalam menerima informasi dan pengetahuan sehingga dapat mempengaruhi tingkat keputusan untuk menggikuti program KB pria. Masyarakat dengan pendidikan rendah maupun tidak berpendidkan akan berpikiran bahwa wanita yang harus mengikuti program KB karena wanita yang memiliki kodrat untuk mengandung.

3. Tingkat ekonomi

Tingkat ekonomi mempengaruhi partisipasi pria dalam mengikuti program pria ber-KB. Berdasarkan asumsi yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang, maka akan mempermudah dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Dalam proses pemilihan jenis kontrasepsi, akseptor akan menyesuaikan dengan penghasilan yang didapatkan.

4. Informasi

Informasi dapat mempengaruhi keikutsertaan suami menjadi akseptor.

Issac Tri Oktaviate yang merupakan peneliti di pusat studi kependudukan dan Kebijakn (PSKK) menyatakan bahwa kurangnya sosialisasi atau promosi tentang program KB pria dikarenakan perhatian mengenai program KB masih difokuskan kepada perempuan. Di Indonesia, perempuan masih menjadi target utama sosialisasi program KB karena adanya harapan kepada istri untuk menjadi perantara dalam menegosiasikan penggunaan alat kontrasespi kepada suami. Hal ini menyebabkan pria yang menjadi target

(18)

utama dari program KB ini tidak mendapatkan informasi. Kenyataannya, semakin banyak informasi mengenai program KB pria yang diperoleh maka akan mempengaruhi tingkat keikutsertaan suami dalam program pria ber- KB.

6. Analisis penerimaan

Analisis penerimaan merupakan kajian yang berfokus pada makna, produksi dan pengalaman khalayak dalam interaksinya dengan teks media. Analisis penerimaan diperlukan untuk mendapatkan jawaban dari penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan teori analisis penerimaan berfokus pada pembahasan mengenai struktur, perilaku, dan kinerja pasar. Terdapat tiga bagian utama pada metodologi resepsi yaitu; 1) melakukan pengumpulan data dari khalayak. Pengumpulan data tersebut menggunakan teknik wawancara mendalam; (2) menjabarkan menganalisis hasil atau temuan dari proses wawancara atau rekaman berlangsungnya FGD. (3) pada tahap terakhir peneliti menginterpretasikan hasil temuan menurut pengalaman khalayak dalam menggunakan media (muslimin, 2018).

Perhatian reception studies dalam penelitian komunikasi massa kembali pada encoding dan decoding Stuart Hall (1974) dalam wacana televisi. Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses decoding adalh kebalikan dari proses encoding. Decoding adalah penerjemahan atau interpretasi dari pesan fisik menjadi

suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima. Menurut Stuart Hall, khalayak melakukan decoding terhadap pesan media melalui tiga kemungkinan posisi (Muslimin, 2018, hal.218):

(19)

1. Posisi hegemoni dominan adalah penerimaan khalayak pada pesan yang diberikan oleh media sesuai dengan norma budaya dominan dalam masyararakat. Pengertian tersebut bermakna bahwa media dan masyarakat menggunakan budaya dominan yang berlaku. Singkatnya, khalayak dapat dikatakan masuk posisi dominan apabila khalayak secara utuh berbagi dan menerima serta mengolah kembali pesan yang dibacanya.

2. Posisi negosiasi adalah posisi dimana khalayak secara umum menerima ideologi dominannya namun menolak penerapannya. Hal ini terjadi karena khalayak memberikan batasan dalam penerapannya yang disesuaikan dengan aturan budaya setempat.

3. Posisi oposisi adalah posisi dimana khalayak atau audiens yang kritis mengganti atau mengubah pesan atau kode alternatif. Khalayak memaknai pesan secara kritis dan menemui adanya bias dalam penyampaian pesan dan berusaha untuk tidak menerimanya secara mentah-mentah.

A. Studi Resepsi dalam Riset Audiens

Sebagai salah satu metode alternatif dalam riset audiens kemunculan studi resepsi bukanlah reaksi terhadap metode survei dalam studi khalayak, melainkan sebagai alternatif dari metode analisis teks dalam suatu media. Studi resepsi mengasumsikan bahwa penonton adalah individu yang berpartisipasi dan menjadi bagian dari budaya manusia. Studi resepsi berusaha menganalisis dengan mengungkapkan apa yang ada di balik atau tersembunyi dalam cerita audiens yang diteliti. kajian resepsi merupakan kajian paradigma yang penting, sehingga analisis perlu menjawab pertanyaan “mengapa”.

B. Makna dalam Studi Reseps

(20)

Dalam analisis resepsi selain memahami makna dan menginterpretasikan teks media. Analisis resepsi dapat mengungkapkan dan memberikan penjelasan tentang mengapa para pembaca bisa membaca naskah yang serupa dengan cara yang berbeda, faktor kontekstual dapat mempengaruhi pembacaan yang berbeda, dan bagaimana menafsirkannya. Analisis resepsi mengabaikan informasi rinci tentang khalayak sampai kesimpulan yang tidak kritis bahwa khalayak memberikan penafsiran pada sesuatu secara berbeda. Kajian media yang menggunakan Mengkaji media dengan menggunakan analisis resepsi masih sangat kurang hingga saat ini.

7. Teori Pengambilan Keputusan

Seorang ahli bernama George R.Terry mendefinisikan pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Teori Pengambilan keputusan adalah teori atau teknik atau pendekatan yang digunakan pada tahap memilih alternatif yang terbaik dari alternatif lainnya yang dapat digunakan sebagai cara untuk memecahkan permasalahan yang dilakukan secara sistematis. Dasar-dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan bermacam-macam tergantung pada permasalahannya.

Menurut George R.Terry , dasar-dasar yang dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan adalah (Syaekhu dan Suprianto, 2021, hal.5-7) :

1. Intuisi

Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi atau perasaan bersifat subjektif.

Oleh karena itu mudah dipengaruhi sehingga menyebabkan pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

(21)

2. Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan. Berdasarkan pengalaman, seseorang dapat memprediksi suatu keadaan dan memperhitungkan untung-rugi serta baik -buruk dari keputusan yang akan diambil. Selain itu, dari pengalaman, seseorang mampu menebak bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah hanya dengan melihat sepintas.

3. Fakta pengambilan

Keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan adanya fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang pada umumnya dilakukan oleh seseorang yang memiliki jabatan lebih tinggi. Dikarenakan hal tersebut, pengambilan keputusan berdasarkan wewenang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

5. Rasional

Pengambilan keputusan berdasarkan rasional bersifat bersifat Transparan, logis objektif, dan konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu. Pada pengambilan keputusan terdapat beberapa hal, yaitu: kejelasan masalah, orientasi tujuan, pengetahuan alternatif, preferensi yang jelas, dan hasil maksimal. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.

(22)

8. Penelitian terdahulu

Disini peneliti mengulas beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik yang diangkat oleh peneliti yang bertujuan untuk mengarahkan penelitian yang akan dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik:

1. Jurnal Komunikasi dan Budaya oleh Eravany Noura Widyanggari (2021) Berjudul “Analisis Resepsi Penggunaan Media Sosial Untuk Pengambilan Keputusan Pada Kampanye New Normal (Video Youtube “Tips Cegah Corona Ala Dokter Reisa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan masyarakat atas video youtube “tips cegah corona ala dokter reisa” serta pengaruh pengambilan keputusan terhadap informasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis resepsi serta mengacu pada teori pengambilan keputusan George R.Terry dan Brinckloe. Hasil dari penelitian ini adalah tidak semua Informan setuju dengan informasi yang disampaikan atau masuk dalam kategori Negotiated Reading. 90% mengambil keputusan akan tetap pergi ke mal dengan mematuhi protokol kesehatan berdasarkan Fakta dan Logika atau Rasionalitas. Masyarakat tidak terlalu memperhatikan sosok pemberi informasi namun lebih kepada informasi yang diberikan dan tetap mengikuti instruksi yang diberikan karena alasan kesehatan.

Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah pada subjek, objek dan topik yang diangkat. Penelitian terdahulu menggunakan masyarakat dengan rentan usia produktif 25-34 tahun sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur pada kampung keluarga

(23)

berencana di sukun. Objek yang digunakan penelitian terdahulu menggunakan berita dan penelitian ini menggunakan Iklan layanan masyarakat sebagai objek. Selain itu, terdapat perbedaan pada topik yang diteliti adalah pandemi Covid-19.

Persamaan dengan penelitian terdahulu yaitu menggunakan metode penelitian analisis resepsi stuart hall dan teori pengambilan keputusan George R.Terry. Penelitian terdahulu berkontribusi menjadi acuan dan memberikan wawasan kepada peneliti tentang bagaimana mengetahui penerimaan masyarakat dalam video yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

2. Jurnal oleh Sofiana santoso (2020) berjudul “Analisis Resepsi Audiens Terhadap Berita kasus meliana di Media Online” penelitan terdahulu ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil dari penelitain yang menggunakan teori Stuart Hall menunjukan bahwa interpretasi khalayak dalam memberikan makna dalam berita kasus Melliana yang mengeluhkan volume suara adzan di media online berbeda-beda berdasarkan latar belakang sosial dan budaya subjek penelitian. Dari penelitian ini, penerimaan khalayak terhadap teks media dipengaruhi oleh faktor-faktor kontekstual.

Persamaan pada penelitian terdahulu adalah penggunaan metode pengumpulan data dan teori stuart hall. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek, objek, dan fenomena. Penelitian terdahulu berkontribusi untuk memperkuatkan hasil penelitian ini bahwa latar belakang mempengaruhi penerimaan dan pemaknaan khalayak terhadap teks media.

(24)

3. Jurnal oleh Daniel Handoko, Velda Ardia, dan Oktaviana Purnamasari berjudul” Komunikasi persuasif iklan layanan masyarakat di televisi tentang edukasi kanker”. Penelitian terdahulu ini menggunakan metode penelitian studi kasus deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan FGD. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat memberikan reaksi yang cukup positif dengan menyukai alur cerita yang disajikan dalam bentuk animasi. Namun, terdapat kelemahan pada ILM berbentuk animasi ini yaitu kurang detail.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah subjek, objek, topik dan metode penelitian yang terapkan. Persamaannya terdapat pada objek yaitu iklan layanan masyarakat. Walaupun terdapat perbedaan, penelitian terdahulu berkontribusi memberikan referensi dalam penulisan latar belakang dan tinjauan Pustaka mengenai iklan layanan masyarakat dan komunikasi persuasif.

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan para pelaku usaha untuk melakukan penguasaan pasar secara negatif dengan cara-cara menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk

mengenai silinder pneumatik, yang mencakup tentang simbol, prinsip kerja dan kegunaan dari aktuator pneumatik telah disampaikan kepada siswa  Menyampaikan

Untuk memperkuat hasil rekomendasi label, hasil perbandingan label antar website universitas akan dibandingkan dengan indeks yang diperoleh pada dokumen Standar

(2007) dan Rumambi (2007) menyimpulkan bahwa sikap audiens remaja terhadap brand placement dalam suatu film dapat diukur melalui empat skala dimensi, yaitu attention,

2.4.2 Hubungan Antara Bermain Game Online terhadap Perilaku Sosial Gamer atau gamer online adalah orang yang memiliki kemampuan dan pemahaman teknis yang lebih

Web service merupakan sebuah perangkat lunak yang akan menjadi perantara dan mengatur lalu lintas data antar sistem. Selain itu juga web service tidak terpengaruh

Pemahaman makan sepuasnya atau all you can eat merupakan suatu konsep rumah makan dimana tamu yang datang dapat mengambil dan memilih sendiri dengan sepuasnya

Penyimpangan pada data (14c) terjadi pada kata karena dan kakalin. Penggunaan kata yang tepat adalah kerana 'karena', begitu juga kekalin dari kosa katanya sudah bahasa Bali dan