• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil BTN Syariah

BTN Syariah merupakan Strategic Bussinees Unit (SBU) dari Bank BTN yang sudah nenerapkan suatu bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta.

Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip perbankan syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bank dalam memberikan pelayanan jasa keuangan syariah, mendukung pencapaian sasaran laba usaha Bank, meningkatkan ketahanan bank dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha, dan memberi keseimbangan dalam memenuhi kepentingan segenap nasabah dan pegawai.1Proses kelahiran Bank Tabungan Negara diawali dari pendirian Postpaar bank oleh Pemerintah Hindia Belanda.Pendirian Postpaar bank didasarkan pada Koninjlik Besluit No. 27, dengan tujuan berdirinya untuk menghimpun dana masyarakat. Tahun 1946, Postpaar bank dibekukan oleh Pemerintah Jepang yang menduduki Indonesia pada masa itu dan mengganti nama Postpaar bank menjadi Tyokin Kyoku. Pendirian Tyokin Kyoku tidak berjalan lancar karena adanya proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia yang menyebabkan Jepang harus keluar dari negeri ini.Tyokin Kyoku yang merupakan peninggalan Jepang diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Dengan adanya pengambilalihan ini nama Tyokin Kyoku diubah menjadi Kantor Tabungan Pos (KTP) yang diprakarsai oleh Darmo soetanto selaku Direktur Kantor Tabungan Pos. Kantor Tabungan Pos mempunyai tugas untuk menukar uang Jepang yang beredar setelah pendudukanya diganti dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Kantor Tabungan Pos sebagai penghimpun dana masyarakat pada tahun 1946 harus diberhentikan operasinya untuk sementara waktu

1 Artikel diakses dari http: // http://www.btn.co.id/id/Syariah/Tentang-Kami/Profil-BTN- Syariah pada tanggal 22 Oktober 2020

(2)

39

karena terjadi agresi militer Belanda di Indonesia. Setelah agresi militer Belanda berakhir pada tahun 1949, pemerintah Indonesia membuka kembali Kantor Tabungan Pos sekaligus mengganti nama Kantor Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Pos Republik Indonesia. Bank Tabungan Pos didirikan pada tanggal 9 Februari 1950 berdasarkan Undang-Undang Darurat No.50 tahun 1950, yang kemudian tanggal tersebut dijadikan tanggal kelahiran Bank Tabungan Negara (BTN).

Sebanyak 33 Bank Tabungan Negara pada saat itu masih berstatus Bank Umum Milik Negara kemudian diintregasikan kedalam Bank Indonesia berdasarkan KetetapanPresidenNo.11 tahun 1965, seluruh Bank Umum Milik Negara termasuk Bank Tabungan Negara (BTN) beralih statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara.

Peralihan Bank BTN menjadi Bank Umum Milik Negara didasarkan pada Undang- Undang No.20 tahun 1968 yang mempunyai tugas utama memperbaiki perekonomian rakyat melalui penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan. Awal karir Bank BTN mulai diukir kembali dengan ditunjuknya oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Januari 1974 melalui Surat Menteri Keuangan RI No.B41 49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan untuk rakyat. Sejalan dengan tugas tersebut, maka mulai 1976 mulailah realisasi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) pertama kalinya oleh BTN di negeri ini. Waktu demi waktu akhirnya terus mengantar BTN sebagai satu-satunya bank yang mempunyai konsentrasi penuh dalam pengembangan bisnis perumahan di Indonesia melalui dukungan KPR-BTN. Banyaknya pendirian Bank Umum Syariah atau bank konvensional yang membuka unit usaha syariah menandai pesatnya perkembangan bisnisdi dunia perbankan khususnya perbankan syariah.Bank Tabungan Negara sebagai bank konvensional, membuka unit layanan syariah untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya yang tidak menginginkan transaksi berupa bunga.Sehingga Bank Tabungan Negara Syariah membuka beberapa Unit Usaha Syariah di beberapa daerah di Indonesia

Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan akan berbentuk angka. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh Motifasi Menghindari Riba,Pengetahuan Produk dan Promosi Produk terhadap Keputusan menjadi Nasabah. Data dikumpulkan dengan kuesioner sebanyak 100 responden (nasabah KPR ) bank BTN syariah yang pernah menjadi nasabah KPR di bank BTN Syariah KC Malang. Kuesioner menggunakan skala likert 1-5.

(3)

40 4.1. Gambaran Umum Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian. Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil- hasil penelitian.

Responden dalam penelitian ini adalah nasabah KPR Bank BTN Syariah KC Malang dengan jumlah responden sebanyak 100 nasabah yang di ketahui dengan perhitungan rumus slovin. 100 nasabah yang berbartisipasi dalam penelitian ini selanjutnya dapat diperinci berdasarkan nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan lama bergabung menjadi nasabah KPR di Bank BTN Syariah KC Malang.

4.1.1. Responden Menurut Jenis Kelamin

Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase %

Pria 42 42

Wanita 58 58

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden dominan terhadap nasabah wanita yaitu sebesar 58% dari total 100 responden yang yang diambil sebagai partisipasi dalam penelitian ini.

(4)

41 4.1.2. Responden Menurut Usia

Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut usia dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Responden Menurut Usia

Usia Frekuensi Presentase %

<30 36 36

31-40 40 40

>41 24 24

Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel 4 diatas telihat bahwa responden berusia 30-40 tahun adalah yang terbesar yaitu 40 % dari total 100 responden yang diambil sebagai partisipasi dalam penelitian ini.

4.1.3. Responden Menurut Pekerjaan

Penilaian Responden berdasarkan pekerjaan terdapat beberapa jenis pekerjaan pada setiap responden yang diambil sebagai sampel. Data responden menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.

(5)

42 Tabel 5. Responden Menurut Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase %

Wiraswasta 37 37

Karyawan 17 17

Pedagang 9 9

Peternak 3 3

Perawat 1 1

Dosen 1 1

Kepala Desa 1 1

Petani 10 10

PNS 4 4

Guru 17 17

Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa dari total 100 responden yang di ambil, mayoritas pekerjaan nasabah yaitu wiraswasta dengan total presentasi tertinggi yaitu 37%, dan pekerjaan menjadi guru dan karyawan sebesar 17%, petani 10%, pedagang 9%, PNS 4%, peternak 3% dan lain lain seperti perawat, dosen dan kepala desa masing masing 1% dari total keseluruhan responden yang diambil.

4.1.4. Responden Menurut Lama Menabung di Bank BTN Syariah KC Malang.

Apabila dilihat dari lama menabung di Bank BTN Syariah KC Malang, maka komposisi responden berdasarkan lama menabung dapat dilihat pada Tabel 6. sebagai berikut:

(6)

43

Tabel 6. Responden Menurut Lama Menabung Lama Menabung

(tahun)

Frekuensi Presentase %

1 11 11

2 25 25

3 24 24

>3 40 40

Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel 4.4. diatas nampak bahwa mayoritas lama menabung di Bank BTN Syariah KC Malang mempunyai rentan waktu yg lumayan lama yaitu >3 tahun sebesar 40% dari total 100 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian merupakan prosedur pengolahan data dengan menggambarkan ringkasan data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Pada bagian ini akan ditinjau mengenai data-data deskriptif berdasarkan jawaban responden untuk masing-masing variabel.

4.2.1. Variabel Motivasi Menghindari Riba

Variabel Motivasi Menghindari Riba diukur menggunakan 4 (empat) dimensi. Skor dari keempat dimensi Motivasi Menghindari Riba sebagai berikut:

(7)

44

Tabel 7. Tabulasi Jawaban Konstruk Motivasi Menghindari Riba

Jawaban responden menunjukkan sebagian besar responden memiliki kecenderungan menjawab pada skor diatas 4 dan 5. Kondisi demikian menunjukkan adanya dorongan untuk menghindari riba. Rata-rata skor total dari konstruk Motivasi Menghindari Riba diperoleh sebesar 4.34 pada skala 5, yang berarti pada kisaran jawaban yang tinggi.

4.2.2. Variabel Pengetahuan Produk

Variabel Pengetahuan Produk diukur menggunakan 4 (empat) dimensi. Skor dari Nilai Nasabah sebagai berikut :

Tabel 8. Tabulasi Jawaban Konstruk Pengetahuan Produk

Jawaban responden menunjukkan sebagian besar responden memiliki kecenderungan menjawab pada skor diatas 4. Kondisi demikian menunjukkan adanya pengetahuan tentang produk yang tinggi yang dirasakan oleh nasabah yang di sesuaikan dengan Produk KPR Bank. Rata-rata skor total dari konstruk Indikator

Jumlah Jawaban Skor

Total Mean

Total Mean 1 2 3 4 5

Indikator1 0 0 11 40 49 438 4.38 4.34 Indikator2 0 2 8 40 50 438 4.38

Indikator3 0 2 16 39 43 423 4.23 Indikator4 0 2 8 40 50 438 4.38

Indikator

Jumlah Jawaban Skor

Total Mean Total Mean 1 2 3 4 5

Indikator 1 1 0 19 35 45 423 4.23 4.18 Indikator 2 0 3 13 48 36 417 4.17

Indikator 3 0 1 15 46 38 421 4.21 Indikator 4 1 3 15 45 36 412 4.12

(8)

45

Pengetahuan Produk diperoleh sebesar 4.18 pada skala 5, yang berarti pada kisaran jawaban yang tinggi.

4.2.3. Variabel Promosi Produk

Variabel Keunggulan Produk diukur menggunakan 4 (empat) dimensi. Skor dari Keunggulan Produk sebagai berikut :

Tabel 9. Tabulasi Jawaban Konstruk Promosi Produk

Indikator

Jumlah Jawaban Skor

Total Mean Total Mean 1 2 3 4 5

Indikator1 1 2 12 45 40 421 4.21 4.00 Indikator2 4 3 15 49 29 396 3.96

Indikator3 5 7 14 40 34 391 3.91 Indikator4 1 1 15 48 35 395 3.95

Jawaban responden menunjukkan sebagian besar responden memiliki kecenderungan menjawab pada skor diatas 4. Kondisi demikian menunjukkan adanya kemampuan perusahaan dalam memberikan nilai lebih pada promosi produk. Rata-rata skor total dari konstruk Keunggulan Promosi Produk diperoleh sebesar 4.00 pada skala 5, yang berarti pada kisaran jawaban yang tinggi.

4.2.4. Keputusan Menjadi Nasabah

Konstruk Keputusan Menjadi Nasabah diukur dengan menggunakan 4 (empat ) dimensi. Skor dari keempat dimensi Loyalitas Nasabah adalah sebagai berikut:

(9)

46

Tabel 10. Tabulasi Jawaban Konstruk Keputusan Menjadi Nasabah

Jawaban responden menunjukkan sebagian besar responden memiliki kecenderungan menjawab pada skor diatas 4. Kondisi demikian menunjukkan adanya kekuatan sikap relatif seseorang secara berulang. Rata- rata skor total dari konstruk Keputusan Menjadi Nasabah diperoleh sebesar 4.17 pada skala 5, yang berarti pada kisaran jawaban yang cukup tinggi.

4.3 Hasil Uji Goodness Of Fit Model

Pengujian dengan menggunakan SEM dilakukan secara bertahap. Jika belum diperoleh model yang tepat ( fit ), maka model yang diajukan semula perlu direvisi. Perlunya direvisi dari model SEM muncul dari adanya masalah yang muncul dari analisis. Masalah uang mungkin muncul adalah masalah yang mengenai ketidakmampuan model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Apabila masalah- masalah tersebut muncul dalam analisis SEM, maka mengindikasikan bahwa penelitian tidak mendukung model struktural yang dibentuk. Dengan demikian model seperti ini perlu direvisi dengan lebih mengembangkan teori yang ada untuk membentuk suatu model yang baru. Kriteria- kriteria goodness of fit telah dijelaskan sebelumnya oleh Haryono et al (2012).

Analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil uji gooodness of fit model dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini .

Indikator

Jumlah Jawaban Skor

Total Mean

Total Mean 1 2 3 4 5

Indikator1 0 4 13 35 48 407 4.07 4.17 Indikator2 0 4 7 50 39 424 4.24

Indikator3 0 2 17 45 36 415 4.15 Indikator4 1 2 13 40 44 424 4.24

(10)

47

Diagram Path Variabel Laten Motivasi Menghindari Riba

Gambar 2. Diagram Path Variabel Laten Motivasi Menghindari Riba.

0,14 e 0,087 e 0,051 e

0,10 e

X1.1 = 0.50*X1, Errorvar.= 0.14 , R² = 0.64 (0.053) (0.017) 9.49 8.13

X1.2 = 0.51*X1, Errorvar.= 0.087 , R² = 0.75 (0.048) (0.012) 10.66 7.23

X1.3 = 0.59*X1, Errorvar.= 0.051 , R² = 0.87 (0.049) (0.017) 11.92 3.08

X1.4 = 0.49*X1, Errorvar.= 0.10 , R² = 0.70 (0.049) (0.019) 10.02 5.50

(11)

48

Tabel 11. Hasil Pengujia Goodness of fit Model Variabel Laten Motivasi Menghindari Riba.

Indikator Keterangan Indikator GOFI

Nilai Standar Untuk Kecocokan Baik

Hasil Hitung Kesimpulan

RMSEA Root Mean Square Error of

Approcimation

≤ 0.08 0.00 Kecocokan Baik

NFI Normed Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocojan Baik

NNFI Non-Normed Fit ≥ 0.90 1.02 Kecocokan Baik

CFI Comparative Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

IFI Incremental Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

RFI Relatif Fit Index ≥0.90 1.00 Kecocokan Baik

Sid RMR Standardized Root Mean Square Residuan

≤0.05 0.0057 Kecocokan Baik

GFI Good Ness Of Fit Index

≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

AGFI Adjusted Goodness Of Fit Index

≥ 0.90 0.99 Kecocokan Baik

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

(12)

49

Hasil tersebut menunjukkan bahwa model yang digunakan dapat diterima.

Indeks pengukuran RMSEA berada pada rentang nilai yang diharapkan yaitu

≤ 0.08 yaitu 0.000. dan CFI, NFI, NNFI , IFI , RFI dan yang lainnya juga diterima secara marjinal. Dari beberapa uji kelayakan model, model dikatakan layak jika paling tidak salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi ( Hair et al, 1998 dalam Haryono et al 2013).

Diagram Path Variabel Laten Pengetahuan Produk

Gambar 3. Diagram Path Variabel Laten Pengetahuan Produk.

0,14 e

0,083 e

0,093 e

0,17 e

X2.1 = 0.55*X2, Errorvar.= 0.14 , R² = 0.68 (0.056) (0.014) 9.85 10.47

X2.2 = 0.51*X2, Errorvar.= 0.083 , R² = 0.76 (0.048) (0.013) 10.61 6.14

X2.3 = 0.61*X2, Errorvar.= 0.093 , R² = 0.80 (0.055) (0.018) 11.08 5.14

X2.4 = 0.51*X2, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.61 (0.057) (0.029) 8.86 5.69

(13)

50

Tabel 12. Hasil Pengujia Goodness of fit Model Variabel Laten Pengetahuan Produk

Indikator Keterangan Indikator GOFI

Nilai Standar Untuk

Kecocokan Baik

Hasil Hitung Kesimpulan

RMSEA Root Mean Square Error of

Approcimation

≤ 0.08 0.00 Kecocokan Baik

NFI Normed Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

NNFI Non-Normed Fit ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

CFI Comparative Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

IFI Incremental Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

RFI Relatif Fit Index ≥0.90 0.99 Kecocokan Baik

Sid RMR Standardized Root Mean Square Residuan

≤0.05 0.0073 Kecocokan Baik

GFI Good Ness Of Fit Index

≥ 0.90 0.99 Kecocokan Baik

AGFI Adjusted Goodness Of Fit Index

≥ 0.90 0.96 Kecocokan Baik

Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020

Hasil tersebut menunjukkan bahwa model yang digunakan dapat diterima. Indeks pengukuran RMSEA berada pada rentang nilai yang diharapkan yaitu ≤ 0.08 yaitu 0.000. dan CFI, NFI, NNFI , IFI , RFI dan yang lainnya juga diterima secara marjinal. Dari beberapa uji kelayakan model, model dikatakan layak jika paling tidak salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi ( Hair et al, 1998 dalam Haryono et al 2013).

(14)

51 Diagram Path Variabel Laten Promosi Produk

Gambar 4. Diagram Path Variabel Laten Promosi Produk 0,17 e

0,14 e

0,059 e

0,22 e

X3.1 = 0.59*X3, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.66 (0.061) (0.019) 9.66 9.34 X3.2 = 0.53*X3, Errorvar.= 0.14 , R² = 0.66 (0.055) (0.022) 9.56 6.44 X3.3 = 0.68*X3, Errorvar.= 0.059 , R² = 0.88 (0.056) (0.019) 12.09 3.16 X3.4 = 0.50*X3, Errorvar.= 0.22 , R² = 0.53 (0.062) (0.036) 8.14 6.17

(15)

52

Tabel 13.Pengujia Goodness of fit Model Variabel Laten Pengetahuan Produk Indikator Keterangan Indikator

GOFI

Nilai Standar Untuk

Kecocokan Baik

Hasil Hitung Kesimpulan

RMSEA Root Mean Square Error of

Approcimation

≤ 0.08 0.00 Kecocokan Baik

NFI Normed Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

NNFI Non-Normed Fit ≥ 0.90 1.02 Kecocokan Baik

CFI Comparative Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

IFI Incremental Fit Index ≥ 0.90 1.01 Kecocokan Baik

RFI Relatif Fit Index ≥0.90 1.00 Kecocokan Baik

Sid RMR Standardized Root Mean Square Residuan

≤0.05 0.0046 Kecocokan Baik

GFI Good Ness Of Fit Index

≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

AGFI Adjusted Goodness Of Fit Index

≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020

Hasil tersebut menunjukkan bahwa model yang digunakan dapat diterima.

Indeks pengukuran RMSEA berada pada rentang nilai yang diharapkan yaitu ≤ 0.08 yaitu 0.000. dan CFI, NFI, NNFI , IFI , RFI dan yang lainnya juga diterima secara marjinal. Dari beberapa uji kelayakan model, model dikatakan layak jika paling tidak salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi ( Hair et al, 1998 dalam Haryono et al 2013).

(16)

53

Diagram Path Variabel Laten Keputusan Menjadi Nasabah

Gambar 5. Diagram Path Variabel Laten Keputusan Menjadi Nasabah

Y1.1 = 0.51*Y1, Errorvar.= 0.18 , R² = 0.59 (0.058) (0.020) 8.78 9.28 Y1.2 = 0.49*Y1, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.66 (0.052) (0.020) 9.39 6.25 Y1.3 = 0.65*Y1, Errorvar.= 0.070 , R² = 0.86 (0.056) (0.021) 11.61 3.26 Y1.4 = 0.49*Y1, Errorvar.= 0.21 , R² = 0.54 (0.060) (0.035) 8.11 5.99 0,18 e

0,13 e

0,070 e

0,21 e

(17)

54

Tabel 14. Hasil Pengujia Goodness of fit Model Variabel Laten Keputusan Menjadi Nasabah

Indikator Keterangan Indikator GOFI

Nilai Standar Untuk Kecocokan Baik

Hasil Hitung Kesimpulan

RMSEA Root Mean Square Error of

Approcimation

≤ 0.08 0.00 Kecocokan Baik

NFI Normed Fit Index ≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

B Non-Normed Fit ≥ 0.90 1.02 Kecocokan Baik

CFI Comparative Fit Index

≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

IFI Incremental Fit Index ≥ 0.90 1.01 Kecocokan Baik

RFI Relatif Fit Index ≥0.90 1.00 Kecocokan Baik Sid RMR Standardized Root

Mean Square Residuan

≤0.05 0.0022 Kecocokan Baik

GFI Good Ness Of Fit Index

≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

AGFI Adjusted Goodness Of Fit Index

≥ 0.90 1.00 Kecocokan Baik

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

Hasil tersebut menunjukkan bahwa model yang digunakan dapat diterima. Indeks pengukuran RMSEA berada pada rentang nilai yang diharapkan yaitu ≤ 0.08 yaitu 0.000. dan CFI, NFI, NNFI , IFI , RFI dan yang lainnya juga diterima secara marjinal. Dari beberapa uji kelayakan model,

(18)

55

model dikatakan layak jika paling tidak salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi ( Hair et al, 1998 dalam Haryono et al 2013).

4.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas , Kenirmalan Data dapat dilihat dari uji normalitas Menurut Hair (2005) dalam bukunya Imam Ghozali (2014:37), normalitas merupakan asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariat yakni bentuk distribusi data pada suatu variabel metrik tunggal dalam

menghasilkan distribusi normal. Data memiliki distribusi normal jika P-value

> 0.05 pada tingkat α = 0.05, jika P- value < 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Tabel 15. Uji Normalitas Variabel Laten Motivasi Menghindari Riba (X1)

NO Indikator P- Value Keterangan

1 X1.1 0.820 Normal

2 X1.2 0.649 Normal

3 X1.3 0.755 Normal

4 X1.4 0.800 Normal

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

Tabel 16.Uji Normalitas Variabel Latren Pengetahuan Produk (X2)

NO Indikator P- Value Keterangan

1 X2.1 0.669 Normal

2 X2.2 0.697 Normal

3 X2.3 0.758 Normal

4 X2.4 0.657 Normal

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

(19)

56

Tabel 17.Uji Normalitas Variabel Laten Promosi Produk (X3)

NO Indikator P- Value Keterangan

1 X3.1 0.746 Normal

2 X3.2 0.632 Normal

3 X3.3 0.664 Normal

4 X3.4 0.726 Normal

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

Tabel 18. Uji Normalitas Variabel Laten Keputusan Menjadi Nasabah

NO Indikator P- Value Keterangan

1 Y1.1 0.337 Normal

2 Y1.2 0.731 Normal

3 Y1.3 0.994 Normal

4 Y1.4 0.967 Normal

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

Dari data diatas menunjukkan hasil uji normalitas univariat dari data kuesioner, Uji Normalitas ini menggunakan aplikasi Lisrel 8.8 yang menunjukkan bahwa 4 Variabel Laten disini menunjukan normalitas pada semua indicator secara univariat karena menunjukkan nilai P-value > 0.05 pada tingkat α = 0.05, sedangkan untuk normalitas secara multivariat sudah mencappai normalitas,yang ditunjukan seperti di bawah ini :

(20)

57

Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis

Value Z-Score P-Value Value Z-Score P-Value Chi-Square P-Value --- --- --- --- --- --- --- ---

118.766 20.840 2.653 399.874 10.331 2.784 541.045 2.87

Gambar 5. Diagram path variabel latent keseluruhan.

(21)

58

Measurement Equations

X1.1 = 0.54*X1, Errorvar.= 0.097 , R² = 0.75 (0.050) (0.017)

10.75 5.78

X1.2 = 0.54*X1, Errorvar.= 0.056 , R² = 0.84 (0.046) (0.011)

11.76 4.90

X1.3 = 0.56*X1, Errorvar.= 0.079 , R² = 0.80 (0.050) (0.015)

11.34 5.35

X1.4 = 0.49*X1, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.68 (0.049) (0.018)

9.94 6.16

X2.1 = 0.61*X2, Errorvar.= 0.071 , R² = 0.84 (0.051) (0.014)

11.85 5.24

X2.2 = 0.53*X2, Errorvar.= 0.059 , R² = 0.83 (0.045) (0.011)

11.68 5.41

X2.3 = 0.61*X2, Errorvar.= 0.086 , R² = 0.81 (0.053) (0.016)

X2.4 = 0.49*X2, Errorvar.= 0.19 , R² = 0.56 (0.057) (0.028)

8.63 6.61

X3.1 = 0.65*X3, Errorvar.= 0.099 , R² = 0.81 (0.056) (0.017)

11.48 5.66

X3.2 = 0.55*X3, Errorvar.= 0.12 , R² = 0.72 (0.053) (0.019)

10.40 6.23

X3.3 = 0.68*X3, Errorvar.= 0.055 , R² = 0.89 (0.054) (0.013)

12.53 4.26

X3.4 = 0.48*X3, Errorvar.= 0.24 , R² = 0.49 (0.061) (0.036)

(22)

59 7.86 6.74

Y1.1 = 0.58*Y1, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.76 (0.018)

5.90

Y1.2 = 0.50*Y1, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.69 (0.046) (0.018)

10.96 6.26

Y1.3 = 0.64*Y1, Errorvar.= 0.077 , R² = 0.84 (0.048) (0.015)

13.48 5.02

Y1.4 = 0.49*Y1, Errorvar.= 0.21 , R² = 0.53 (0.055) (0.031)

8.84 6.64 Structural Equations

Y1 = - 0.093*X1 + 0.23*X2 + 0.85*X3, Errorvar.= 0.059 , R² = 0.94 (0.13) (0.17) (0.11) (0.030)

-0.69 1.33 7.68 1.99

Reliabilitas Konstruk yang baik,jika:

1. Nilai Construct Reliability nya (CR) ≥ 0.70 dan 2. Nilai Variance Extracted nya (VE) ≥ 0.50 Reliabilitas Komposit suatu kontrak dihitung sbb:

Construk Relibility = ( ∑ 𝑠𝑡𝑑.𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2 ( ∑ 𝑠𝑡𝑑.𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 )2+ ∑ 𝑒𝑗

Ekstrak varian yang mencerminkan jumlah varian keseluruhan indikator yang dijelaskan oleh konstruk laten. Ukuran ekstrak varian dapat dihitung sbb:

Variance Extracted = ∑ 𝑠𝑡𝑑.𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2

∑ 𝑠𝑡𝑑.𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2+ ∑ 𝑒𝑗

Dimana std. loading = standardized loading dan ∑𝑒𝑗 = meansurement error

(23)

60 Tabel. 19.validitas dan Realitibilitas (X1)

Variabel *SLF ≥ 0.50 Error *CR ≥ 0.70 *VE ≥ 0.50 Kesimpulan

X1 0.76 0.73 Valid

X1.1 0.80 0.36

X1.2 0.87 0.25

X1.3 0.93 0.13

X1.4 0.84 0.30

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020 Tabel. 20 .validitas dan Realitibilitas (X2)

Variabel *SLF ≥ 0.50 Error *CR ≥ 0.70 *VE ≥ 0.50 Kesimpulan

X2 0.74 0.71 Valid

X2.1 0.83 0.32

X2.2 0.87 0.24

X2.3 0.89 0.20

X2.4 0.79 0.39

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

(24)

61 Tabel. 21.validitas dan Realitibilitas (X3)

Variabel *SLF ≥ 0.50 Error *CR ≥ 0.70 *VE ≥ 0.50 Kesimpulan

X3 0.71 0.68 Valid

X3.1 0.81 0.47

X3.2 0.81 0.12

X3.3 0.94 0.34

X3.4 0.73 0.34

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020 Tabel. 22.validitas dan Realitibilitas (Y1)

Variabel *SLF ≥ 0.50 Error *CR ≥ 0.70 *VE ≥ 0.50 Kesimpulan

Y1 0.71 0.66 Valid

Y1.1 0.77 0.41

Y1.2 0.81 0.34

Y1.3 0.93 0.14

Y1.4 0.73 0.46

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2020

Berdasarkan Hasil Perhitungan tersebut, karena tidak ada nilai

construct reability yang nilainya dibawah 0.70 dan variance extracted dibawah 0.50 maka semua variabel laten dalam penelitian ini dapat dikatakan Real dan Valid atau juga layak untuk digunak

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian A. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Motivasi Menghindari Riba Keputusan Menjadi Nasabah di BTN Syariah KC Malang Secara Simultan

(25)

62

Menurut hasil analisis diatas menunjukkan hasil perhitungan Lisrel 8.8 yang negative dan tidak signifikan hal dikarenakan bahwa Tidak semua Nasabah KPR BTN Syariah KC Malang disini mengetahui atau memahami inti dari Motivasi Menghindari Riba itu apa.

Menurut Nurmala (2015) yang menyatakan bahwa Motivasi menghindari Riba Tidak Signifikan dikarenakan tidak semua nasabah Memilih Bank Syariah untuk menghindari Riba semata, Bisa dikarenakan utuk memenuhi kebutuhan jasmani untuk membeli rumah dan ikut Pembiayaan KPR di Bank Syariah ini .

Hal ini juga sependapat dengan Nadzifa (2015) yang menyatakan Motivasi Menghindari Riba berpengaruh negative dan tidak signifikan dikarenakan Nasabah KPR Bank Syariah memilih suatu Bank Syariah hanya untuk ikut Program Pembiayaan KPR di suatu Bank Syariah tanpa mengetahui ada atau tidaknya Riba dalam Pembiayaan Tersebut, Terutama Nasabah Yang sudah Lansia dan Nasabah Awam yang tidak benar-benar mengetahui apa aitu Riba.

Motivasi Menghindari Riba sebagai proses timbulnya dorongan sehingga nasabah tergerak untuk membeli atau mengikuti suatu produk tersebut dengan alasan agar bisa terhindar dari apa yang dinamakan dengan Riba. Menurut Kanuk (2008) Timbulnya proses Motivasi didasari oleh tiga unsur : Kebutuhan, Perilaku, dan Tujuan.Di dalam suatu Kebutuhan Sebagian besar Nasabah adalah untuk memenuhi kebutuhan bertransaksi (Cicilan KPR Perumahan dan menabung), dari sisi Perilakunya adalah Keputusan dia untuk memilih Bank Syariah tersebut, dan Tujuannya adalah Untuk bergabung dalam Kredit Perumahan (KPR), sedangkan pada kenyataannya tidak semua Nasabah mengetahui apa yang dinamakan dengan Riba, jadi pada proses ini Motivasi Menghindari Riba bukanlah sebuah alasan utama untuk Nasabah memilih suatu Bank Syariah dalam proses bertransaksi.

2. Pengaruh Pengetahuan Produk terhadap Keputusan Menjadi Nasabah di BTN Syariah KC Malang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan produk, berpengaruh Positif akan tetapi tidak signifikan terhadap keputusan menjadi

(26)

63

nasabah di BTN Syariah KC Malang. Hal ini dikarenakan tidak semua Nasabah mengetahui secara detail mengenai Produk KPR di BTN Syariah KC Malang ini..

Menurut Neni Komariyah (2013) yang menyatakan bahwa Pengetahuan Produk Tidak Signifikan dikarenakan tidak semua nasabah Bank Syariah mengetahui seluruh rincian atau pengertian dari Produk KPR , Bisa dikarenakan hanya untuk ikut ikut saudara atau kerabat,atau keluarganya yang sudah mengikuti produk pembiayaan KPR di Bank Syariah ini. Hal ini juga sependapat dengan Elvi (2014) yang menyatakan Pengetahuan Produk berpengaruh Positif dan tidak signifikan dikarenakan Nasabah KPR Bank Syariah Hanya Mengetahui sebagian Pengertian atau Rincian dari Produk KPR atau Produk Produk yang ada di dalam suatu bank Syariah.

Pengetahuan Produk dapat diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen atau nasabah mengenai suatu jasa atau produk yang akan dikonsumsi.Pengetahuan Produk diperlukan sebagai dasar suksesnya suatu produk, biasanya melalui keterlibatan atau penggunaan pada suatu produk.

Pengetahuan produk oleh nasabah sendiri diharapkan dapat mempengaruhi kepuasan secara positif sebab suatu pengetahuan akan membuat tentang suatu produk akan lebih realistis

Menurut Eko Yuliawan (2011) Pengetahuan Produk terbagi dalam tiga jenis yaitu : Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, Pengetahuan tentang manfaat produk, dan pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk menurut Nasabah sendiri atau konsumen , sedangkan pada kenyataanya tidak semua Nasabah mengetahui semua pengetahuan tentang produk yang dipilih,hanya beberapa yang di ketahui.

3. Pengaruh Promosi Produk terhadap Keputusan Menjadi Nasabah di BTN Syariah KC Malang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Promosi Produk, berpengaruh Positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah di BTN Syariah KC Malang. Hal ini dikarenakan bahwa Promosi adalah suatu

(27)

64

elemen penting dalan mempengaruhi keputusan nasabah untuk gabung dalam suatu Bank.karena Promosi yang dilakukan oleh pihak bank yang bagus dan baik yang dapat dipahami dan dipahami oleh nasabahnya atau masyarakatnya, jadi jika dari pihak bank sendiri yang turun lapang untuk membagikan brosur atau dalam bentuk penyukuhan langsung kepada masyarakat, masayarakat akan lebih mudah untuk memahami terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh suatu Bank.

Menurut Asti Dwi ( 2015) yang menyatakan bahwa Promosi Produk berpengaruh Signifikan dikarenakan bahwa semakin tinggi promosi, Maka keputusan nasabah untuk bergabung juga semakin tinggiatau meningkat. Hal ini juga sependapat dengan Budi Gautama ( 2013 ) yang menyatakan Promosi Produk berpengaruh Positif dan signifikan dikarenakan Nasabah KPR Bank Syariah bisa memahami secara langsung penjelasan dari pihak bank sendiri yang disalurkan melalui Promosi produk dalam acara memyebarkan produk, mendatangi dari rumah ke rumah, atau mengadakan sosialisasi dari desa ke desa atau kota ke kota.

Promosi Produk dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh suatu Bank atau Perusahaan dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut karena promosi produk merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan Nasabah atau Konsumen.

Menurut Ratnasari (2011) Promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan atau Bank dengan Konsumen atau Nasabah, melainkan sebagai alat untuk mempengaruhi Konsumen atau Nasabah dan juga berfungsi meningkatkan Pengetahuan konsumen akan suatu produk,mempengaruhi untuk membeli dan bergabung dan akhirnya promosi akan meningkatkan citra suatu perusahaan atau bank dan kepercayaan konsumen atau nasabah terhadap suatu perusahaan.Maka dari itu Promosi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan untuk menjadi nasabah.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, lobster pasir bertanda yang tertangkap kembali pada kelompok ukuran panjang karapas yang lebih kecil memiliki kecenderungan laju pertumbuhan cukup tinggi

Secara nasional, sama halnya dengan pertumbuhan tertinggi produksi IMK di Sumatera Selatan, pertumbuhan produksi IMK tertinggi pada triwulan III tahun 2017 secara

Penyesuaian diri siswa tunarungu yang baik ketika berada di sekolah inklusi, mungkin juga disebabkan oleh adanya hubungan yang baik dengan teman sebayanya, dan

Melihat pendapat di atas sesuai dengan yang diharapkan penulis untuk mengetahui dan menjelaskan/menggambarkan mengenai partisipasi buruh tani perempuan dalam proses

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan spiritual pada mahasantri mabna ibnu sina Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang

Proses yang digunakan untuk memproduksi alumunium adalah proses elektrolisa dengan memakai metoda Hall-Heroult katoda yang dipakai PT INALUM masih di impor dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel tingkat pendidikan, pelatihan dan pemahaman akuntansi berpengaruh positif terhadap ketepatan

Seharusnya semua ketentuan – ketentuan yang ada atau yang tertulis di dalam Peraturan Walikota Nomor 21 Tahun 2013 tentang Prosedur dan Tata Cara Pemberian Izin