4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Responden
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen di Surabaya yang pernah membeli dan menggunakan skin care merek lokal Indonesia dalam waktu satu tahun terakhir. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 203 kuesioner, dan data yang dapat diolah adalah sebanyak 179 data. Dari 179 responden yang telah mengisi kuesioner merupakan responden dengan umur 17 hingga 65 tahun. Berikut ini akan dideskripsikan profil dan jawaban responden terhadap pertanyaan- pertanyaan yang ada pada kuesioner:
1. Usia
Berdasarkan 179 responden yang telah menjawab angket, dapat diketahui pada Tabel 4.1 bahwa saat ini awareness untuk memakai skin care sudah merata untuk seluruh kalangan usia mulai dari usia remaja sampai usia lanjut. Hal ini dikarenakan bertambah banyak nya jenis skin care yang ada bagi setiap segmen usia.
Tabel 4.1
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase (%)
17-25 tahun 48 26,8
26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun 56-65 tahun
35 34 31 31
19,6 19,0 17,3 17,3
Total 179 100,0
Sumber: Lampiran
2. Pendidikan Terakhir
Berdasarkan 179 responden yang telah menjawab angket, dapat diketahui pada Tabel 4.2. bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir perguruan tinggi dengan jumlah sebanyak 113 orang (63,1%) dan yang paling sedikit yaitu berpendidikan terakhir SMP dengan jumlah 1 orang (0,6%)
Tabel 4.2
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)
Perguruan tinggi 113 63,1
SMA 65 36,3
SMP 1 0,6
Total 179 100,0
Sumber: Lampiran 3. Pekerjaan
Berdasarkan 179 responden yang telah menjawab angket, dapat diketahui pada Tabel 4.3. bahwa sekarang awareness untuk menggunakan skin care sudah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari angka presentase pengguna skin care yang sudah merata pada setiap profesi.
Tabel 4.3
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frequency Persentase (%)
Ibu rumah tangga 47 26,3
Pegawai swasta 60 32,52
Pelajar /
mahasiswa 30 16,8
Pegawai Negeri 1 ,6
Wiraswasta 37 32,7
Total 179 100,0
Sumber: Lampiran
4. Pengeluaran perbulan
Pengeluaran perbulan dari 179 responden yang telah menjawab angket pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar memiliki pengeluaran perbulan sebesar > Rp 10.000.000,00 dengan jumlah sebanyak 97 orang (54,2%) dan yang paling sedikit yaitu 5.000.001,00 - Rp 10.000.000,00dengan jumlah 26 orang (14,5%)
Tabel 4.4
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan pengeluaran perbulan Pengeluaran perbulan Jumlah Persentase (%)
< Rp 3.000.000,00 30 16,8
> Rp 10.000.000,00 97 54,2
Rp 3.000.001,00 - Rp 5.000.000,00
Rp 5.000.001,00 - Rp 10.000.000,00
Total
26
26
179
14,5
14,5
100,0 Sumber: Lampiran
5. Sedang Mengalami Masalah Kulit
Jenis masalah kulit dari 179 responden yang telah menjawab angket pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar mengalami masalah kulit yaitu jerawat dengan jumlah sebanyak 58 orang.
Tabel 4.5
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan Masalah Kulit
Masalah Kulit Jumlah Persentase (%)
Jerawat 58 22,3
Flek Hitam 47 18,0
Kulit kusam 68 26,1
Penuaan dini Pori-pori besar Total
47 40 179
18,0 15,3 100%
Sumber: Lampiran
6. Jenis Kulit
Jenis kulit dari 179 responden yang telah menjawab angket pada Tabel 4.6.
dapat diketahui bahwa responden sebagian besar memiliki jenis kulit kombinasi (kering dan berminyak) dengan jumlah sebanyak 51 orang (28,5%) dan yang paling sedikit yaitu jenis kulit normaldengan jumlah 25 orang (14,0%)
Tabel 4.6
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kulit
Jenis Kulit Jumlah Persentase (%)
Berminyak 38 21,2
Kering 38 21,2
Kombinasi 51 28,5 Normal
Sensitif Total
25 27 179
14,0 15,1 100,0 Sumber: Lampiran
7. Jenis Skin Care yang dipakai
Jenis skin care yang dipakai dari 179 responden yang telah menjawab angket pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar memakai skin care facial wash dengan jumlah sebanyak 144 orang. Hal ini dikarenakan facial wash merupakan jenis skin care yang relatif murah dan mudah untuk didapatkan.
Tabel 4.7
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Skin Care yang dipakai Jenis skin care Jumlah Persentase (%)
Facial wash 144 27,8
Toner 53 10,2
Serum 93 17,9
Essence 38 7,3
Moisturizer 77 14,8
Masker 65 12,5
Sun protection 45 8,7
Milk cleanser 1 0,1
Cleansing water 1 0,1
Sumber : Lampiran
8. Merek Skin Care yang dipakai
Merek skin care lokal yang pernah dipakai satu tahun terakhir dari 179 responden yang telah menjawab angket pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar menggunakan merek skin care Wardah dengan jumlah sebanyak 72 orang
Tabel 4.8
Deskripsi Identitas Responden Berdasarkan Merek Skin Care yang dipakai
Tabel 4.8 (sambungan)
Merek skin care Jumlah Persentase (%)
Natasha skin care 6 2,3
Ocean fresh 1 0,3
Pulchra 1 0,3
Purbasari 2 0,7
Rollover Reaction 1 0,3
Sari Ayu 27 10,5
Sensatia botanical 1 0,3
Skin dewi 4 1,5
Studio tropic 1 0,3
Viva 36 14,1
Wardah 72 28,2
Merek skin care Jumlah Persentase (%)
Avoskin 5 1,9
Biokos 2 0,7
Dermaluz 2 0,7
Elshe skin 4 1,5
Emina 30 11,7
Everwhite 5 1,9
Erha 5 1,9
Ertos 4 1,5
La tulipe 6 2,3
Lacoco 3 1,1
Marcks 5 1,9
Marina 1 0,3
Mineral botanica 4 1,5
Mustika Ratu 27 10,5
4.1.2. Analisis Deskriptif
Tanggapan responden terhadap penilaian setiap item pernyataan yang mem- bahas mengenai country of origin image (COOI), brand image (BI), purchase decision (PD) dan customer satisfaction (CS). Deskripsi jawaban akan dijelaskan berdasarkan nilai frekuensi dan persentase jawaban responden. Bagian selanjutnya dijelaskan berdasarkan nilai rata-rata yang diolah dengan menggunakan descriptive statistic menurut Sugiyono (2017):
1,00 -1,80 Sangat Rendah
1,81 – 2,60 Rendah
2,61 – 3,40 Sedang
3,41 – 4,20 Tinggi
4,21 – 5,00 Sangat Tinggi
Nilai rata-rata tersebut kemudian dikategorikan untuk mengetahui jawaban responden. Hal ini dapat di jelaskan melalui data deskripsi data sebagai berikut:
1. Country of Origin Image (COOI)
Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel country of origin image dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,65 yang terdapat pada item pernyataan indikator economy, yaitu pada pernyataan konsumen di Indonesia memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk skin care sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden masuk dalam kategori sangat tinggi dalam menjawab pertanyaan pada variabel country of origin image, hal ini didukung dengan alasan dan data bahwa makin meningkatnya jumlah penjualan skin care di Indonesia tiap tahunnya. Pada Tabel 4.9. dapat dilihat variabel Country of Origin Image dengan nilai rata-rata terendah yaitu 4,38 pada item pernyataan indikator prestige yaitu Saya merasa menggunakan skin care buatan Indone- sia menimbulkan rasa percaya diri.
Tabel 4.9
Frekuensi Penilaian Responden Variabel Country of Origin Image
Item Pernyataan Skor Rata-
rata
Ket SD STS TS N S SS
(COOI1) “Saya merasa skin care buatan Indonesia dibuat
0 8 7 63 101 4,44 Sangat
Tinggi 0,772
dengan teknologi modern”
(COOI2) “Saya merasa skin care dari Indonesia memiliki kemasan yang bagus”
0 8 10 48 113 4,49 Sangat
Tinggi 0,796
(COOI3) “Saya merasa menggunakan skin care buatan Indonesia
menimbulkan rasa percaya diri”
0 13 17 44 105 4,35 Sangat
Tinggi 0,926
(COOI4) “Saya bangga menggunakan skin care buatan Indonesia”
0 8 13 42 116 4,49 Sangat
Tinggi 0,817
(COOI5) “Saya percaya skin care buatan Indonesia dibuat dengan bahan baku yang berkualitas”
0 1 14 56 108’ 4,51 Sangat
Tinggi 0,665
(COOI6) “Saya percaya skin care buatan Indonesia memberikan hasil yang sesuai dengan manfaat yang ditawarkan”
0 3 13 56 107 4,66 Sangat
Tinggi 0,706
(COOI7) “Indonesia memiliki produk skin care yang baik”
1 2 10 58 108 4,52 Sangat
Tinggi 0,706 (COOI8) “Konsumen di
Indonesia memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk skin care”
0 2 5 46 126 4,65 Sangat
Tinggi 0,593
Sumber: Lampiran
2. Brand Image (BI)
Pada Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel Brand Image dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,78 yang terdapat pada item pernyataan indikator favorability of brand association yaitu pada pernyataan skin care merek lokal Indonesia memiliki harga yang terjangkau bagi saya. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar konsumen merasa harga dari skin care merek lokal Indonesia terjangkau. Pada Tabel 4.10 dapat dilihat variabel brand image dengan nilai rata-rata terendah yaitu 4,39 pada item pernyataan indikator uniqueness of brand association yaitu merek skin care lokal Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri bagi saya.
Tabel 4.22
Frekuensi Penilaian Responden Variabel brand Image
Item Pernyataan Skor Rata-
rata
Ket SD
STS TS N S SS (BI1) “Skin care merek
lokal Indonesia memiliki beragam pilihan yang sesuai dengan kebutuhan saya”
0 3 7 47 122 4,61 Sangat Tinggi
0,647
(BI2) “Skin care merek lokal Indonesia memiliki harga yang terjangkau bagi saya”
0 1 3 30 145 4,78 Sangat Tinggi
0,489
(BI3) “Saya merasa skin care merek lokal Indonesia memiliki manfaat yang memuaskan”
1 1 13 44 120 4,57 Sangat Tinggi
0,703
(BI4) “Saya merasa skin care merek lokal Indonesia mudah untuk didapat”
0 3 2 41 133 4,70 Sangat Tinggi
0,579
(BI5) “Saya merasa merek skin care lokal Indonesia memiliki citra yang baik”
0 2 9 54 114 4,56 Sangat Tinggi
0,645
(BI6) “Saya merasa merek skin care lokal Indonesia memiliki citra yang konsisten”
0 2 13 52 112 4,53 Sangat Tinggi
0,681
(BI7) “Merek skin care lokal Indonesia memiliki ciri khas yang
membedakan dengan merek luar negeri”
0 6 7 43 123 4,58 Sangat Tinggi
0,725
(BI8) “Merek skin care lokal Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri bagi saya”
2 6 14 55 102 4,39 Sangat Tinggi
0,857
Sumber: Lampiran
3. Purchase Decision (PD)
Pada Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel purchase decision dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,60 yang
terdapat pada item pernyataan yaitu konsumen tertarik untuk mencoba skin care merek lokal Indonesia, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden masuk dalam kategori sangat tinggi dalam menjawab pertanyaan pada variabel purchase decision, ini membuktikan bahwa sebagian besar konsumen merasa tertarik untuk mencoba skin care lokal Indonesia. Pada Tabel 4.11 dapat dilihat variabel purchase decision dengan nilai rata-rata terendah yaitu 4,31 pada item pernyataan yaitu konsumen bersedia mengorbankan tenaga untuk mendapatkan skin care merek lokal Indonesia.
Tabel 4.11
Frekuensi Penilaian Responden Variabel Purchase Decision
Item Pernyataan Skor Rata-
rata
Ket SD STS TS N S SS
(PD1) “Saya ingin menggunakan skin care merek lokal Indonesia”
1 4 10 43 121 4,56 Sangat Tinggi
0,750
(PD2) “Saya ingin memiliki skin care merek lokal Indonesia”
1 3 9 45 121 4,58 Sangat Tinggi
0,718
(PD3) “Saya tertarik untuk mencoba skin care merek lokal Indonesia”
1 2 8 46 122 4,60 Sangat Tinggi
0,683
(PD4) “Saya bersedia mengorbankan waktu untuk mendapatkan skin care merek lokal Indonesia”
1 13 14 41 110 4,37 Sangat Tinggi
0,948
(PD5) “Saya bersedia mengorbankan biaya untuk mendapatkan skin care merek lokal Indonesia”
2 4 12 47 114 4,49 Sangat Tinggi
0,810
(PD6) “Saya bersedia mengorbankan tenaga untuk mendapatkan skin care merek lokal Indonesia”
3 12 15 46 103 4,31 Sangat Tinggi
0,995
(PD7) “Saya ingin mengetahui fungsi produk skin care merek lokal Indonesia lebih lagi”
1 15 7 44 112 4,40 Sangat Tinggi
0,945
Sumber: Lampiran
4. Customer Satisfaction (CS)
Pada Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel customer satisfaction dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,56 yang terdapat pada item pernyataan indikator overall satisfaction yaitu secara keseluruhan konsumen merasa puas dengan produk skin care lokal dari Indonesia sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden masuk dalam kategori sangat tinggi dalam menjawab pertanyaan pada variabel customer satisfaction. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar konsumensecara keseluruhan sudah merasa puas dengan produk skin care lokal dari Indonesia. Pada Tabel 4.12 dapat dilihat variabel customer satisfaction dengan nilai rata-rata terendah yaitu 4,35 pada item pernyataan secara keseluruhan konsumen merasa puas dengan produk skin care lokal dari Indonesia dibandingkan dengan skin care asing.
Tabel 4.12
Frekuensi Penilaian Responden Variabel Customer Satisfaction
Item Pernyataan Skor Rata-
rata
Ket SD STS TS N S SS
(CS1) “Secara keseluruhan saya merasa puas dengan produk skin care lokal dari Indonesia”
1 4 9 45 120 4,56 Sangat Tinggi
0,743
(CS2) “Secara keseluruhan saya merasa puas dengan produk skin care lokal dari Indonesia dibandingkan dengan skin care asing”
3 12 12 45 107 4,35 Sangat Tinggi
0,985
(CS3) “Skin care lokal Indonesia memberikan hasil aktual yang memuaskan sesuai dengan harapan saya”
0 3 18 39 119 4,53 Sangat Tinggi
0,744
(CS4) “Skin care lokal Indonesia memberikan hasil actual yang memuaskan sesuai
1 1 17 46 114 4,51 Sangat Tinggi
0,737
dengan persepsi ideal saya”
4.1.3 Analisa Crosstab
Analisis crosstab dilakukan untuk mengetahui pola hubungan antara profil responden (usia, pendidikan terakhir, pengeluaran perbulan) dengan variabel country of origin image, brand image, purchase decision dan customer satisfaction.
Analisis crosstab dapat dijelaskan pada poin berikut ini:
4.1.3.1 Analisa Crosstab Profil Responden Dengan Country of Origin Image Tabel 4.13
Profi Responden
Country of Origin Image Total Sig
1 2 3 4 5
Usia 17-25 tahun F 0 0 9 12 27 48 0,008
26-35 tahun F 0 0 1 6 28 35
36-45 tahun F 0 0 1 7 26 34
46-55 tahun F 0 0 3 10 18 31
56-65 tahun F 0 0 0 3 28 31
Pendidikan Terakhir
Perguruan Tinggi
F 0 0 8 25 80 113 0,946
SMA F 0 0 6 13 46 65
SMP F 0 0 0 0 1 1
Pengeluaran Perbulan
< Rp 3.000.000,00
F 0 0 6 9 15 30 0,008
Rp
3.000.001,00 - Rp
5.000.000,00
F 0 0 3 9 14 26
Rp
5.000.001,00 - Rp
10.000.000,0 0
F 0 0 1 4 21 26
> Rp 10.000.000,0 0
F 0 0 4 16 77 97
Hasil crosstab antara usia dengan country of origin image pada tabel 4.13 dapat dilihat frekuensi jawaban responden disemua kalangan usia terhadapcountry of origin image sudah merata, hal ini menandakan persepsi konsumen di Indonesia
sudah menganggap bahwa country of origin image pada produk skin care di Indonesia sudah baik. Sama halnya pola hubungan pengeluaran perbulan dan pendidikan terakhir dengan country of origin image pada table 4.13 memiliki frekuensi jawabancountry of origin image yang merata. Hal ini menandakan bahwa disetiap kalangan responden memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk skin care lokal di Indonesia, hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel country of origin image yaitu “Konsumen di Indonesia memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk skin care”
4.1.3.2. Analisa Crosstab Profil Responden Dengan Brand Image
Tabel 4.14
Profi Responden
Brand Image Total Sig
1 2 3 4 5
Usia 17-25 tahun F 0 1 5 10 32 48 0,239
26-35 tahun F 0 0 1 5 29 35
36-45 tahun F 0 0 0 7 27 34
46-55 tahun F 0 0 1 6 24 31
56-65 tahun F 0 0 0 4 27 31
Pendidikan Terakhir
Perguruan Tinggi
F 0 0 6 19 88 113 0,707
SMA F 0 1 1 13 50 65
SMP F 0 0 0 0 1 1
Pengeluaran Perbulan
< Rp 3.000.000,00
F 0 1 3 8 18 30 0,074
Rp
3.000.001,00 - Rp
5.000.000,00
F 0 0 2 6 18 26
Rp
5.000.001,00 - Rp
10.000.000,0 0
F 0 0 1 3 22 26
> Rp 10.000.000,0 0
F 0 0 1 15 81 97
Hasil crosstab antara profil responden dengan brand image jika dilihat pada jawaban responden di tabel 4.14 tidak memiliki frekuensi jawabanbrand image
yang merata, hal ini menandakan bahwa tidak ada hubungan antara usia, pendidikan terakhir, dan pengeluaran perbulan dengan brand image. Dapat dilihat responden dengan umur 17-25 tahun masih ada 1 responden yang tidak setuju bila skin care di Indonesia sudah memiliki brand image yang baik. Demikian pula responden dengan pendidikan terakhir SMA dan responden dengan pengeluaran perbulan < Rp 3.000.000,00 yang tidak setuju bila skin care di Indonesia sudah memiliki brand image yang baik.
Frekuensi tertinggi jawaban responden yang menjawab sangat setuju adalah dari responden dengan umur 17-25 tahun sebanyak 48 orang, berpendidkan terakhir perguruan tinggi sebanyak 88 orang , dan pengeluaran perbulan > Rp 10.000.000,00 sebanyak 81 orang, Ini membuktikan bahwa respoden tersebut setuju jika skin care lokal di Indonesia memiliki keunggulan yaitu harga yang terjangkau. Hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel brand image yaitu
“Skin care merek lokal Indonesia memiliki harga yang terjangkau bagi saya”
1.1.2.3. Analisa Crosstab Profil Responden Dengan Purchase Decision Tabel 4.15.
Profi Responden
Purchase Decision Total Sig
1 2 3 4 5
Usia 17-25 tahun F 1 3 6 11 27 48 0,374
26-35 tahun F 0 1 1 4 29 35
36-45 tahun F 0 0 1 7 26 34
46-55 tahun F 0 1 4 8 18 31
56-65 tahun F 0 0 0 7 24 31
Pendidikan Terakhir
Perguruan Tinggi
F 1 3 9 18 82 113 0,669
SMA F 0 2 3 19 41 65
SMP F 0 0 0 0 1 1
Pengeluaran Perbulan
< Rp 3.000.000,00
F 0 2 4 10 14 30 0,074
Rp
3.000.001,00 - Rp
5.000.000,00
F 1 1 3 4 17 26
Rp
5.000.001,00 - Rp
10.000.000,00
F 0 1 0 5 20 26
> Rp
10.000.000,00
F 0 1 5 18 73 97
Hasil crosstab antara profil responden dengan purchase decision jika dilihat pada jawaban responden di tabel 4.15 tidak memiliki frekuensi jawaban purchase decision yang merata, hal ini menandakan bahwa tidak ada hubungan antara usia, pendidikan terakhir, dan pengeluaran perbulan dengan purchase decision. Dapat dilihat dari frekuensi jawaban responden di setiap usia, pendidikan terakhir, dan pengeluaran perbulan masih ada responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju untuk melakukan pembelian skin care lokal.
Frekuensi tertinggi jawaban responden yang menjawab sangat setuju adalah dari responden dengan umur 26-35 tahun sebanyak 29 orang, berpendidkan terakhir perguruan tinggi sebanyak 82 orang , dan pengeluaran perbulan > Rp 10.000.000,00 sebanyak 73 orang, Ini menandakan bahwa respoden tersebut memiliki ketertarikan untuk menggunakan skin care lokal dari Indonesia. Hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel purchase decision yaitu “Saya tertarik untuk mencoba skin care merek lokal Indonesia”
4.1.3.4. Analisa Crosstab Profil Responden Dengan Customer satisfaction Tabel 4.16
Profi Responden
Customer Satisfaction Total Sig
1 2 3 4 5
Usia 17-25 tahun F 1 2 11 8 26 48 0,002
26-35 tahun F 0 1 1 5 28 35
36-45 tahun F 0 0 0 11 23 34
46-55 tahun F 0 0 3 11 17 31
56-65 tahun F 0 0 0 4 27 31
Pendidikan Terakhir
Perguruan Tinggi
F 0 3 7 23 80 113 0,572
SMA F 1 0 8 16 40 65
SMP F 0 0 0 0 1 1
Pengeluaran Perbulan
< Rp 3.000.000,00
F 1 0 9 7 13 30 0,00
Rp
3.000.001,00 - Rp
5.000.000,00
F 0 2 3 6 15 26
Rp
5.000.001,00 - Rp
10.000.000,00
F 0 1 0 5 20 26
> Rp
10.000.000,00
F 0 0 3 21 73 97
Hasil crosstab antara profil responden dengan customer satisfaction jika dilihat pada jawaban responden di tabel 4.16 tidak memiliki frekuensi jawaban customer satisfaction yang merata, hal ini menandakan bahwa tidak ada hubungan antara usia, pendidikan terakhir, dan pengeluaran perbulan dengan purchase decision. Dapat dilihat dari frekuensi jawaban responden di setiap usia, pendidikan terakhir, dan pengeluaran perbulan masih ada responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju untuk melakukan pembelian skin care lokal.
Frekuensi tertinggi jawaban responden yang menjawab sangat setuju adalah dari responden dengan umur 26-35 tahun sebanyak 28 orang, berpendidkan terakhir perguruan tinggi sebanyak 80 orang , dan pengeluaran perbulan > Rp 10.000.000,00 sebanyak 73 orang, Ini menandakan bahwa respoden tersebut secara keseluruhan sudah merasa puas dengan produk skin care lokal Indonesia. Hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel customer satisfaction yaitu “Secara keseluruhan saya merasa puas dengan produk skin care lokal dari Indonesia”
4.2 Pengujian Kualitas Data
4.2.1. Evaluasi Goodness of Fit Outer Model
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Berikut hasil pengujian dengan menggunakan partial least square dengan sampel yang berjumlah 179 orang:
Gambar 4.1 Pengujian PLS Algorithm Sumber: Lampiran
1. Evaluasi Goodness of Fit Outer Model
Outer Model sering disebut juga outer relation atau measurement model bertujuan untuk menspesifikasi hubungan antara variabel yang diteliti dengan indikator nya, sebelumnya harus dilakukan terlebih dahulu pengujian model bertujuan untuk verifikasi indikator dan variabel laten yang dapat diuji selanjutnya. Pengujian tersebut meliputi pengujian validitas konstruk (konvergen dan diskriminan) dan reliabilitas konstruk. Adapun keterangan sebagai berikut:
a. Uji Validitas Konvergen (convergent validity)
Suatu indikator konstruk dikatakan memenuhi convergent validity jika mem- punyai nilai loading > 0,70, namun demikian menurut Ghozali (2012) pada riset tahap pengembangan skala, loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima.
Tabel 4.25 menunjukkan hasil dari pengujian country of origin image, brand image, purchase decision dan customer satisfaction, dapat dijelaskan bahwa loading factor yang dilihat pada original sampling dapat diketahui bahwa semua indikator konstruk masing-masing variabel memiliki loading factor yang lebih
besar dari 0,60 dengan demikian indikator tersebut dapat dinyatakan valid sebagai pengukur variabel latennya.
Tabel 4.17
Convergent Validity
Country of Origin Image
Brand Image
Purchae Decision
Customer Satisfaction
COOI1 0,839
COOI2 0,830
COOI3 0,878
COOI4 0,819
COOI5 0,892
COOI6 0,868
COOI7 0,880
COOI8 0,597
BI1 0,805
BI2 0,697
BI3 0,894
BI4 0,630
BI5 BI6 BI7 BI8 PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6 PD7 CS1 CS2 CS3 CS4
0,865 0,853 0,800 0,858
0,930 0,923 0,915 0,897 0,899 0,868 0,641
0,943 0,863 0,955 0,961 Sumber: Lampiran
b. Uji Validitas Diskriminan (discriminant validity)
Discriminant validity setiap variabel dalam mengukur item pernyataan hal ini ditunjukkan oleh cross loadings. Tabel 4.26 dapat diketahui masing-masing indikator memiliki cross loading (terhadap dimensi atau variabel yang diukur) yang lebih besar daripada nilai cross loading terdapat dimensi atau variabel lainnya. Se- hingga indikator tersebut dikatakan valid untuk mengukur dimensi atau variabel
yang bersesuaian jika nilai cross loading >0,50. Dimana jika nilai korelasi indi- katornya lebih tinggi ke konstruknya sendiri dibandingkan korelasi indikatornya terhadap konstruk lain maka dapat disimpulkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada indikator masing-masing lebih baik dibandingkan dengan indikator lainnya.
Tabel 4.18
Cross Loading Masing-Masing Indikator dari Variabel
BI COOI CS PD
BI1 0.805 0.696 0.73 0.655
BI2 0.697 0.488 0.494 0.473
BI3 0.894 0.799 0.822 0.745
BI4 0.630 0.445 0.383 0.402
BI5 0.865 0.782 0.723 0.741
BI6 0.853 0.753 0.740 0.710
BI7 0.800 0.735 0.684 0.590
BI8 0.858 0.733 0.702 0.664
COOI1 0.646 0.839 0.653 0.577
COOI2 0.716 0.830 0.633 0.611
COOI3 0.716 0.878 0.725 0.681
COOI4 0.665 0.819 0.604 0.581
COOI5 0.806 0.892 0.798 0.680
COOI6 0.793 0.868 0.802 0.707
COOI7 0.787 0.880 0.819 0.750
COOI8 0.544 0.597 0.499 0.474
CS1 0.781 0.761 0.943 0.804
CS2 0.737 0.783 0.863 0.701
CS3 0.794 0.783 0.955 0.805
CS4 0.819 0.815 0.961 0.793
PD1 0.725 0.697 0.777 0.930
PD2 0.734 0.726 0.784 0.923
PD3 0.733 0.677 0.793 0.915
PD4 0.673 0.663 0.723 0.897
PD5 0.716 0.719 0.812 0.899
PD6 0.658 0.645 0.700 0.868
PD7 0.565 0.555 0.455 0.641
Sumber: Lampiran
c. Uji Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan koefisien alpha atau cronbach's alpha untuk mengukur reliabilitas atau konsistensi diantara butir-butir pertanyaan dalam suatu instrumen. Berdasarkan hasil pengujian item pengukuran dikatakan reliabel jika
memiliki nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Tabel 4.27 dibawah menunjukkan bahwa nilai reliabilitas konsistensi internal, untuk koefisien alpha masing-masing variabel dalam setiap variabel dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6, dengan demikian item pengukuran pada masing-masing variabel dinyatakan reliabel dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.19
Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Lampiran
d. Average Variance Extracted (AVE)
Average Variance Extracted (AVE) adalah salah satu syarat uji validitas berdasarkan nilai rata-rata extracted setiap variabel. Nilai AVE > 0,5, menunjukkan bahwa telah memenuhi evaluasi validitas konvergen. Berikut hasil uji AVE.
Tabel 4.20 Hasil Uji AVE
Sumber: Lampiran
4.2.2. Evaluasi Goodness Of Inner Model
Goodness of inner model digunakan untuk mengetahui besarnya kemampuan variabel endogen untuk menjelaskan variabel eksogen serta menspesifikasi pengaruh antar variabel. Variabel yang memiliki hasil R2 lebih besar dari 0.67 mengindikasi bahwa model “kuat”, R2 lebih besar dari 0.33 mengindikasi bahwa model “moderat”, R2 lebih besar 0.19 mengindikasi model “lemah”
(Ghozali, 2012). Hasil goodness of inner model yang ditunjukkan melalui R- squares dapat di tunjukkan pada tabel dibawah ini:
Croanbach Alpha Composite Reliability
Country of origin image 0,934 0,946
Brand image 0,921 0,936
Purchase decision Customer satisfaction
0,945 0,948
0,957 0,963
AVE
Country of origin Image 0,690
Brand image 0,648
Purchase decision Customer satisfaction
0,762 0,867
Tabel 4.21 R-Square
Sumber: Lampiran
Hasil R square brand image bernilai 0,741 menunjukkan variabel country of origin image dapat mempengaruhi brand image dengan kuat. Hasil R square purchase decision sebesar 0,655 menunjukkan bahwa variabel country of origin image dan brand image dapat mempengaruhi purchase decision dengan moderat.
Hasil R square customer satisfaction bernilai 0,708 menunjukkan variabel brand image dapat mempengaruhi customer satisfaction dengan kuat. Sedangkan nilai Q square predictive relevance dapat diukur dengan cara berikut:
Q = 1 – (1 – R2 brand image) x (1 – R2 purchase decision) x (1 – R2 customer satisfaction)
= 1 – (0,259) x (0,345) x ( 0,292)
= 1 – 0,02609166
= 0,9739
Nilai Q square > 0, menunjukkan model memiliki predictive relevance seba- liknya jika Q square < 0 menunjukkan model tidak memiliki predictive relevance.
Nilai Q square pada penelitian ini sebesar 0,9739 atau > 0 sehingga dapat dikatakan model memiliki predivtive relevance.
4.2.3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk menentukan kausalitas yang dikembangkan dalam model yaitu pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Peng- ujian signifikansi dapat diketahui melalui t-statistic lebih besar dari nilai kritis 1,96 pada gambar dan tabel dibawah ini:
R Square
Brand image 0,741
Purchase Decision 0,655
Customer satisfaction 0,708
Gambar 4.2 Bootsrapping Sumber: Lampiran
Tabel 4.22 Path Coefficients
Original Sample
Sample Rata-rata
Standard Deviation
T- statistics
P Value Country of Origin Image →
Brand Image
0,861 0,864 0,022 39,211 0,000
Country of Origin Image → Purchase Decision
0,346 0,348 0,113 3,070 0,002
Brand Image → Purchase Decision
Brand Image→ Customer Satisfaction
0,492 0,841
0,496 0,846
0,117 0,030
4,202 27,776
0,000 0,000
Sumber: Lampiran
Tabel 4.30 dapat dijelaskan adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada masing-masing hipotesis di bawah ini:
a. Country of Origin Image berpengaruh terhadap brand image
Hasil dari pengujian yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t-statistic country of origin image terhadap brand iamge adalah 39,211. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic > 1,96. Hal ini dapat diartikan bahwa country of origin image berpengaruh terhadap brand image yang menandakan H1 diterima.
b. Country of Origin Image berpengaruh terhadap Purchase Decision
Hasil dari pengujian yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t-statistic Country of Origin Image terhadap Purchase Decision adalah 3,070.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic > 1,96. Hal ini dapat diartikan bahwa country of origin image berpengaruh terhadap purchase decision yang menandakan H2 diterima.
c. Brand Image berpengaruh terhadap Purchase Decision.
Pada hasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t-statistic Brand Image terhadap Purchase Decision adalah 4,202. Hasil peng- ujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic >1,96. Hal ini dapat diartikan bahwa Brand Image berpengaruh terhadap Purchase Decision yang menandakan H3 diterima.
d. Brand image berpengaruh terhadap customer satisfaction
Pada hasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t-statistic brand image terhadap customer satisfaction adalah 27,776. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic > 1,96. Hal ini dapat diartikan bahwa Brand Image berpengaruh terhadap customer satisfaction yang menandakan H4 diterima.
Tabel 4.23
Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh Koefisien Pengaruh
Country of origin image (COOI) brand image 0,861 x 0,492 = 0,423612 (BI) purchase decision (PD)
Sumber: Lampiran
Tabel 4.31 menunjukkan besarnya pengaruh tidak langsung antara country of origin image terhadap purchase decision melalui brand image sebesar 0,423 le- bih besar dari pengaruh langsungnya yaitu hanya sebesar 0,346. Hal ini berarti brand image memediasi pengaruh country of origin image terhadap purchase decision.
4.3. Pembahasan
Hasil crosstab antara usia dengan country of origin image pada tabel 4.13 dapat dilihat frekuensi jawaban responden disemua kalangan usia terhadapcountry
of origin image sudah merata, hal ini menandakan persepsi konsumen di Indonesia sudah menganggap bahwa country of origin image pada produk skin care di Indonesia sudah baik. Sama halnya pola hubungan pengeluaran perbulan dan pendidikan terakhir dengan country of origin image pada tabel 4.13 memiliki frekuensi jawabancountry of origin image yang merata kususnya pada umur 26-35 tahun. Hal ini menandakan bahwa disetiap kalangan responden memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk skin care lokal di Indonesia, hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel country of origin image yaitu “Konsumen di Indonesia memiliki daya beli yang tinggi terhadap produk skin care”
Hasil crosstab antara profil responden dengan brand image jika dilihat pada jawaban responden di tabel 4.14 frekuensi tertinggi jawaban responden yang menjawab sangat setuju adalah dari responden dengan umur 17-25 tahun sebanyak 48 orang, berpendidkan terakhir perguruan tinggi sebanyak 88 orang, dan pengeluaran perbulan > Rp 10.000.000,00 sebanyak 81 orang, Ini membuktikan bahwa respoden tersebut paling setuju jika skin care lokal di Indonesia memiliki keunggulan yaitu harga yang terjangkau. Hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel brand image yaitu “Skin care merek lokal Indonesia memiliki harga yang terjangkau bagi saya”
Hasil crosstab antara profil responden dengan purchase decision jika dilihat pada jawaban responden di tabel 4.15 frekuensi tertinggi jawaban responden yang menjawab sangat setuju adalah dari responden dengan umur 26-35 tahun sebanyak 29 orang, berpendidkan terakhir perguruan tinggi sebanyak 82 orang , dan pengeluaran perbulan > Rp 10.000.000,00 sebanyak 73 orang, Ini menandakan bahwa respoden tersebut memiliki ketertarikan untuk menggunakan skin care lokal dari Indonesia. Hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel purchase decision yaitu “Saya tertarik untuk mencoba skin care merek lokal Indonesia”
Hasil crosstab antara profil responden dengan customer satisfaction jika dilihat pada jawaban responden di tabel 4.16 frekuensi tertinggi jawaban responden yang menjawab sangat setuju adalah dari responden dengan umur 26-35 tahun sebanyak 28 orang, berpendidkan terakhir perguruan tinggi sebanyak 80 orang , dan pengeluaran perbulan > Rp 10.000.000,00 sebanyak
73 orang, Ini menandakan bahwa respoden tersebut secara keseluruhan sudah merasa puas dengan produk skin care lokal Indonesia. Hal ini mengacu pada mean tertinggi dari variabel customer satisfaction yaitu “Secara keseluruhan saya merasa puas dengan produk skin care lokal dari Indonesia”
Dari hasil analisis diatas maka penelitian ini dapat melakukan pembahasan yang menunjukkan bahwa:
a. Pengaruh Country of Origin Image terhadap Brand Image
Hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.30 dapat diketahui bahwa nilai t- statistic Country of Origin Image terhadap Brand Image adalah 39,211. Hasil peng- ujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic > 1,96 sehingga bernilai positif atau searah. Hal ini dapat diartikan bahwa country of origin image berpengaruh langsung secara signifikan dan positif terhadap brand image. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum konsumen melakukan keputusan pembelian, konsumen cenderung melihat dari mana produk tersebut dibuat, setelah itu konsumen akan melihat brand image dari produk tersebut yang berhubungan dengan merek, kualitas, harga dari brand tersebut.
Pengaruh Country of Origin Image terhadap Brand Image dapat dilihat dari hasil mean tertinggi dari country of origin image dan brand image. Besarnya daya beli konsumen di Indonesia terhadap produk skin care mempengaruhi produsen skin care lokal untuk membuat produk dengan harga yang terjangkau sehingga membuat konsumen menjadi tertarik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Diamantopoulus, Schlegelmilch, Palihawadana (2011) yang berjudul “The relationship between country of origin image and brand image as drivers of purchase intentions: A test of alternative perspectives” mewawancarai lebih dari 300 konsumen di Inggris. Hasil analisis menunjukkan bahwa COI (country of image) memengaruhi niat pembelian secara tidak langsung karena pengaruhnya sepenuhnya dimediasi oleh citra merek. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan adanya pengaruh dari country of origin image terhadap brand image. Penelitian ini menjelaskan secara khusus, peran country of origin image
tidak hanya sebagai pendorong citra produk tetapi juga sebagai pendorong citra merek
b. Pengaruh Country of Origin Image terhadap Purchase Decision
Hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.30 dapat diketahui bahwa nilai t- statistic country of origin image terhadap purchase decision adalah 3,070. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic > 1,96 sehingga bernilai positif atau searah. Hal ini dapat diartikan bahwa country of origin image berpe- ngaruh langsung secara signifikan dan positif terhadap purchase decision. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu hal yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang adalah faktor image dari suatu negara pembuat produk tersebut (country of origin image). Country of origin image ini dapat terbentuk dari pengalaman berkunjung ke negara tersebut atau pengalaman menggunakan produk dari negara tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang berjudul
“Exploring the Country of Origin Effect” yang dilakukan oleh Burcu Genç dan Ayşe Gül Bayraktaroğlu (2bgfb017) meneliti efek country of origin image dalam konteks spesifik di negara berkembang. Dalam penelitiannya dapat ditemukan dan disimpulkan bahwa efek individu dan efek sosial membentuk country of origin image. Country of origin image sendiri ditemukan dapat mempengaruhi evaluasi produk dan mengarah pada keputusan pembelian yang aktual. Namun, harga produk dan citra merek (brand image) memediasi hubungan antara country of origin image dan pembelian aktual. keputusan pembelian aktual, harga produk dan citra merek ditemukan merupakan faktor penting yang mempengaruhi praktik konsumsi.
c. Pengaruh brand image terhadap purchase decision
Hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.30 dapat diketahui bahwa nilai t- statistic brand image terhadap purchase decision adalah 4,202. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic > 1,96 sehingga bernilai positif atau searah. Hal ini dapat diartikan bahwa brand image berpengaruh langsung secara signifikan dan positif terhadap purchase decision. Hal ini menunjukkan bahwa brand image yang baik akan membuat konsumen melakukan keputusan pembelian.
Konsumen baru pun cenderung akan membeli suatu produk yang sudah memiliki brand image yang bagus untuk menghindari resiko pembelian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yen (2018) dengan judul penelitian “Extending consumer ethnocentrism theory”
dilakukan dengan tujuan untuk menguji efek moderat etnosentrisme konsumen pada kesediaan untuk membeli produk dalam negeri di negara berkembang. Sampel yang digunakan sebanyak 385 konsumen. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa etnosentrisme konsumen, persepsi kualitas, persepsi harga, dan citra merek dirasakan secara signifikan mempengaruhi kemauan dan keputusan untuk membeli produk dalam negeri.
d. Pengaruh brand image terhadap customer satisfaction
Hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.30 dapat diketahui bahwa nilai t- statistic brand image terhadap purchase decision adalah 27,776. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai t-statistic >1,96 sehingga bernilai positif atau searah. Hal ini dapat diartikan bahwa brand image berpengaruh langsung secara signifikan dan positif terhadap customer satisfaction. Hal ini menunjukkan bahwa suatu brand image yang bagus akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen setelah menggunakan produk tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elsäßer & Wirtz dengan judul Rational and emotional factors of customer satisfaction and brand loyalty in a business-to-business setting (2017) yang menguji faktor-faktor keberhasilan branding terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas merek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek dan citra negara pembuat produk adalah suatu dimensi yang secara positif mempengaruhi kepuasan pelanggan dan loyalitas merek.
e. Pengaruh Country of Origin Image terhadap Purchase Decision Melalui Brand Image
Hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.31 menunjukkan besarnya pengaruh tidak langsung antara country of origin image terhadap purchase decision melalui brand image sebesar 0,423 lebih besar dari pengaruh langsungnya yaitu hanya sebesar 0,346. Hal ini berarti brand image memediasi pengaruh country of origin image terhadap purchase decision.