• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk SKRIPSI"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA

PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-SyaratUntuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)Pada Jurusan Akuntansi

Melia Sihotang Nim : 15.21.0178

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

INTERNATIONAL BUSSINESS MANAGEMENT INDONESIA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)

iii

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA

PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk

OLEH : MELIA SIHOTANG

NIM : 15210178 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis penerapan PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Analisis penerapan PSAK No.1 perlu dilakukan guna untuk mengetahui apakah perusahaan telah menyajikian laporan keuangan sesuai dengan PSAK atau tidak.

Dalam analisis penerapan PSAK No.1, penyajian laporan keuangan dibagi menjadi 5 yaitu: laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan aruskas dan catatan atas laporan keuangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif serta data yang digunakan yaitu data primer dan skunder. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarka, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realita sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realita itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu enititas. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Hasil penelitian di PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk telah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No.1 tanpa merubah apapun bahkan membuat laporan secara detail agar tak terjadi kecurangan.

Kata kunci : Penerapan PSAK No.1, Penyajian Laporan Keuangan

(5)

iv

ANALYSIS OF APPLICATION OF PSAK NO.1 ABOUT PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS

PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk

MELIA SIHOTANG NIM : 15210178

ABSTRACT

This study aims to determine the analysis of the application of PSAK No.1 on the presentation of financial statements at PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

Analysis of the application of PSAK No. 1 needs to be done in order to find out whether the company has presented financial statements in accordance with the PSAK or not. In the analysis of the application of PSAK No.1, the presentation of financial statements is divided into 5, namely: statements of financial position, statements of income and other comprehensive income, reports of changes in equity, cash flow statements and notes to financial statements. The data analysis technique used in this study is descriptive qualitative and the data used are primary and secondary data. Descriptive qualitative research aims to describe, summarize various conditions, various situations, or various phenomena of social reality that exist in society that are the object of research and try to attract reality to the surface as a characteristic, character, trait, model, sign, or description of conditions , situations, or certain phenomena.

Financial statements are a structured presentation of financial position and performance of an energy. The purpose of financial statements is to provide information regarding financial position, performance, and changes in the financial position of a company that benefits a large number of users in economic decision making.

The results of the research at PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk has presented financial reports in accordance with PSAK No.1 without changing anything even making detailed reports so that fraud does not occur.

Keywords: Application of PSAK No.1, Presentation of Financial Statements

(6)

v

KATA PENGANTAR

Peneliti mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunianya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun peneliti tetap berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Adapun judul dari Skripsi ini yaitu “ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.”

Skripsi ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak-pihak pembimbing, dan pihak kampus. Olehkarena itu peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisan.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi, peneliti banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak terutama dari kedua orang tua peneliti, terimakasih banyak kepada kedua orang tua peneliti yaitu Ibu Asnida Tumanggor dan Bapak Mateus Sihotang yang tak pernah berhenti memberikan semangat dan doa untuk peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Siswanto S.E, M.M selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Internasional Business Management Indonesia Medan.

(7)

vi

2. Ibu Herlin Munthe, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Internasional Business Management Indonesia Medan.

3. BapakDrs. Arpudin Samosir, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing peneliti sejak awal penulisan hingga terwujudnya Skripsi ini.

4. Ibu Herlin Munthe, S.Pd, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membimbing peneliti sejak awal penulisan hingga terwujunya skripsi ini.

5. Ibu Rafida Khairani, S.E.I, M.Si sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan kritikan sejak awal seminar proposal hingga terwujudnya Skripsi ini.

6. Bapak Frans S Silitonga, S.E, M. Acc, Ak sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan kritikan sejak awal seminar proposal hingga terwujudnya Skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Internasional Business Management Indonesia Medan yang telah membimbing dan mengajarkan Ilmu pengetahuan khususnya di bidang Ekonomi pada masa perkuliahan.

8. Bapak/Ibu Pegawai Administrasi Akademik kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Internasional Business Management Indonesia Medan.

9. Kepada Kakak, Abang dan Adikku tercinta yang telah membantu saya dan memberikan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

(8)

vii

10. Kepada Sahabatku tercinta Dhea Pradipta Putri dan Nindi Melinda Sari yang tak pernah henti memberikan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

11. Kepada seluruh sahabat tersayang dari Forum Imajinasi Puisi dan Grup Ciwi-Ciwi yang senantiasa membantu dan memberikan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwaproposal skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan peneliti semoga proposal skripsi ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita.

Medan, September 2019 Hormat saya

Peneliti

Melia Sihotang

(9)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS ... 5

2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu ... 5

2.1.1 Laporan Keuangan ... 5

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 5

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 6

(10)

vi

2.1.1.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 8

2.1.1.4 Pemakai Laporan Keuangan ... 9

2.1.1.5 Analisa Laporan Keuangan ... 11

2.1.1.6 Proses Terjadinya Laporan Keuangan ... 11

2.1.2 PSAK No.1 ... 12

2.1.2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan ... 12

2.1.2.2 Revisi PSAK 1 Tahun 2013 ... 13

2.1.2.3 Definisi ... 18

2.1.2.4 Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1 ... 19

2.1.3 Penelitian Terdahulu... 30

2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Sumber Data ... 35

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 36 3.5 Metode Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk... 38

4.1.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan... 39

4.1.2.1 Visi ... 39

(11)

vii

4.1.2.2 Misi... 39

4.1.2.3 Budaya Perusahaan ... 40

4.1.3 Tata Kelola Perusahaan... 40

4.1.4 Struktur Perusahaan... 42

4.1.5 Tugas dan Tanggung Jawab... 44

4.2 Analisis Hasil Pembahasan ... 49

4.2.1 Penerapan PSAK No.1 dalam Penyajian Loaporan Keuangan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk ... 49

4.2.2 Analisis Penyajian Laporan Keuangan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk ... 50

4.2.3 Laporan Keuangan PT. Wilmar Cahaya Indonesia ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(12)

xi

DAFTAR TABEL

II.1 Penelitian Terdahulu ... 30 IV.1 Perbandingan Laporan Keuangan PT. Wilmar Indonesia Tbk

dengan PSAK No.1 ... 42 IV.2 Penyajian Laporan Posisi Keuangan ... 54 IV.3 Penyajian Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain 57 IV.4 Penyajian Laporan Perubahan Ekuitar ... 59 IV.5 Penyajian Laporan Arus Kas ... 61

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

II.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 34 IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan... 43

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Keuangan 2017 Lampiran 2 Laporan Keuangan 2018

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam akuntansi dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka sendiri.

Hal ini tentunya akan menjadi masalah bagi para pengguna karena akan menyulitkan untuk memahami laporan keuangan yang ada.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan suatu kemutlakan bagi setiap perusahaan dalam membuat laporan keuangan. Namun paling tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua data ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan mengevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-tiap pihak.

PSAK No. 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan mendasari persyaratan minimum atas isinya dan

(16)

2

pengungkapannya. Tujuan PSAK No. 1 adalah untuk memastikan informasi yang dapat diperbandingkan dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan dengan menyajikan laporan keuangan entitas lainnya.

PSAK No. 1 menetapkan karakteristik umum untuk penyajian laporan keuangan. Secara khusus, PSAK No. 1 membahas aspek-aspek; Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap standar akuntansi, Kelangsungan usaha (going concern), Dasar akrual akuntansi, Materialitas, agregasi, dan saling hapus, Frekuensi pelaporan, Informasi komparatif, dan Konsistensi penyajian.

Menurut PSAK No. 1, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan posisi keuangan pada awal periode. Laporan keuangan bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk menjamin para pemakai laporan keuangan bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan PSAK No.1. Para pemakai laporan keuangan tersebut meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat.

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri antara lain minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit beserta produk- produk turunannya, biji tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati spesialitas; usaha bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan sehari-hari, berdagang sebagai grosir, distribusi, leveransir, eceran dan lain-lain.

(17)

3

Untuk mengetahui pendapatan dan tujuan yang ingin diperoleh oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, perusahaan tersebut pasti akan membuat sebuah laporan keuangan yang dapat menyajikan dimana letak keuntungan atau laba yang akan diperoleh oleh perusahaan.

Melihat situasi demikian, maka dicoba untuk melakukan studi kasus pada Perusahaan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk agar dapat mengetahui

“Penerapan PSAK N0.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan” perusahaan yang ditujukam kepada para pengguna atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dilihat dari urairan latar belakang penelitian diatas, permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah kesesuaian dalam menerapkan PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan pada PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang penulis identifikasi, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah penerapan PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan pada PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk?

(18)

4 1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan pada PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

1.5 Manfaat Penilitian

Manfaat yang diharapkan dalam kepenulisan skripsi ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi tambahan dan masukan bagi perusahaan yang berguna untuk memperbaiki kekurangan perusahaan dalam menangani masalah piutang.

2. Bagi Penulis

Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai penerapan PSAK No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan.

3. Bagi Akademis

Sumber informasi bagi pembaca untuk mempelajari dan membahas lebih jelas mengenai penerapan PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi, pembanding, dan menambah kepustakaan bagi yang melakukan penelitian sesuai judul ini.

(19)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan. manajemen perusahaan bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut.

Pengertian laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1) adalah : “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.

Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir (2010:2) Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas suatu perusahaan.

(20)

6

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) “Laporan Keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya: sebagai laporan arus kas atau, laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian internal dari laporan keuangan. Disamping itu juga termaksud skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi tambahan industry dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga” (Ikatan Akuntansi Indonesia 2012:1).

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan laporan keuangan adalah bentuk pertanggung jawaban keuangan bagi perusahaan. analisa laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko suatu perusahaan, baik dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen maupun pihak eksternal perusahaan.

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah berfungsi sebagai

“alat pengujian” dari pekerjaan fungsi bagian pembukuan, akan tetapi untuk selanjutnya seiring dengan perkembangan zaman, fungsi laporan keuangan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau melakukan penilaian atas posisi keuangan perusahaan tersebut. Dengan menggunakan hasil analisis tersebut, maka pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.

Melalui laporan keuangan juga akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan, pendistribusian pada aktivanya, efektivitas dari penggunaan aktiva, pendapatan atau hasil usaha yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayarkan oleh perusahaan serta nilai-nilai buku dari setiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.

(21)

7

Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013:11), adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Informasi keuangan lainnya.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Sedangkan sebagaimana dikemukakan Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan disamping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

Beberapa pengertian tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.

3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama

(22)

8

periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

2.1.1.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Setelah transaksi citatat dan dirangkum, laporan kemudian disiapkan bagi para pengguna. Laporan akuntansi yang menyediakan informasi ini disebut laporan keuangan (financial statements). Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut James, Amir dan Carl (2009:22). “Laporan Keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca (Balances sheet)

Neraca menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih. Neraca dapat membentuk, meramalkan jumlah waktu, dan ketidak pastian.

2. Laporan Laba Rugi (Income statement)

Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditur untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari aruskas masa depan.

3. Laporan Arus Kas (Cash flow statement)

Arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan selama satu periode. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merangkum perubahan-perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama suatu periode waktu tertentu.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Dalam PSAK Nomor 1 paragraf 70 menyatakan bahwa catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.”

(23)

9

Menurut Harahap (2009:107) yang dimaksud dengan neraca adalah:Laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaanatau aset kewajiban- kewajibannya atau utang, atau hak para pemilikperusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemiliksuatu saat tertentu.

Laporan keuangan yang lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 1 (2015:1.3) terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

b. Laporan laba rugi dari penghasilan komprehensif lain selama periode c. Laporan perubahan ekuitas selama periode

d. Catatan atas laporan keuangan

e. Laporan posisi keuangan pada awal periode

Menurut Munawir (2010:13) pengertian dari neraca adalah “Laporan yangsistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saattertentu”.

Laporan laba rugi menurut Munawir (2010:26) yakni “Suatu laporan yangsistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaanselama periode tertentu”.

Menurut Munawir (2010:26) bentuk laporan laba rugi yang bisa digunakanadalah sebagai berikut:

1. Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilanmenjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehinggaunuk menghitung laba-rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitumengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.

2. Bentuk Multiple Step, yaitu dalam bentuk ini dilakukan pengelompokanyang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan asetbersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan.

2.1.1.4Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan bisa dibilang wajib hukumnya untuk perusahaan perusahaan skala besar menengah bahkan skala kecil. begitu banyak pihak yang membutuhkannya.Siapa saja pengguna laporan keuangan?Pihak yang membutuhkan laporan keuangan akuntansi terdiri dari 2 kelompok;Pertama dari

(24)

10

INTERNAL perusahaan itu sendiri dan Kedua dari EKSTERNAL perusahaan atau pihak yang berada diluar perusahaan.

Pemakai laporan keuangan meliputi pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang rilis oleh IAI (2012:2):

“pemakai laporan keuangan sebagai berikut:

1. Pihak Internal

Pihak internal perusahaan merupakan pihak yang secara langsung berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan. terutama manajer, manajer dalam divisi apapun, laporan keuangan akuntansi sangat penting bagi manajer. Laporan keuangan bisa digunakan untuk mengambil keputusan kebijakan dalam operasi perusahaan bagi seorang manajer. Baik itu keputusan strategi perusahaan dan rencana-rencana yang akan dijalankan untuk memaksimalkan keuntungan. Semua berasal dari laporan keuangan sebagai bahan dasarnya.

2. Pihak eksternal perusahaan yaitu:

a. Investor adalah penanaman modal beresiko dalam perusahaan dan para nasihatnya berkepentingan mengetahui hasil dari investasi mereka, juga dengan resiko melekat dan yang akan mungkin ditimbulkan dari investasi yang telah dikeluarkan untuk perusahaan.

b. Karyawan merupakan kelompok yang mewakili suara mereka juga membutuhkan informasi mengenai tingkat profitabilitas.

c. Kreditur merupakan pemberi pinjaman atau kreditur juga berkepentingan dengan laporan keuangan yang bisa memberikan informasi bagi mereka apakah pinjaman yang telah mereka berikan juga bunganya bisa terbayarkan saat sudah jatuh tempo nantinya.

Pemberi pinjaman ini bisa bank atau lembaga bukan bank atau individu dan entitas lainnya.

d. Pemerintah memerlukan laporan keuangan perusahaan untuk mengatur aktivitasnya, menyusun statistik untuk kepentingan Negara tentunya, juga yang utama adalah menetapkan kebijakan pajaknya.

e. Pelanggan terlibat dalam suatu perjanjian jangka panjang dengan perusahaan, mereka juga membutuhkan informasi tentang kelangsungan hidup perusahaan.

f. Masyarakat dapat dipengaruhi oleh perusahaan dalam beberapa cara, misalnya jumlah orang yang menjadi pekerja di perusahaan, perlindungan untuk penanaman modal dalam negeri. Informasi keuangan bisa membentuk masyarakat menyediakan info atau trend perkembangan terakhir tentang rangkaian aktivitas perusahaan.

(25)

11 2.1.1.5 Analisis Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.

Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2015:207) merupakan upaya mencari hubungan antara berbagai pos yang ada dalam laporan keuangan perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan”

perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.

2.1.1.6 Proses Terjadinya Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip- prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, (yang dapat disajikan berbagai cara misalnya sebagai laporan aruskas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan.

(26)

12

Berdasarkan pendapat Supangkat Harry (2008:21), “berikut ini adalah gambaran mengenai proses terjadinya laporan keuangan, yaitu:

Transaksi dan peristiwa penting

2.1.2 PSAK No 1

2.1.2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) merupakan standar yang digunakan dalam pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan. Sedangkan untuk penyajian laporan keuangan diatur tersendiri pada PSAK 1.

PSAK 1 menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut „laporan keuangan‟ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini

Perusahaan Semua pihak

Proses akuntansi

NERACA

Ringkasan mengenai posisi keuangan pada tanggal tertentu yang menunjukkan aktiva sama dengan kewajiban ditambah ekuitas.

LAPORAN LABA RUGI Ringkasan mengenai pendapatan dan biaya selama satu periode.

Selisih antara keduanya adalah laba atau rugi yang akan mempengaruhi ekuitas.

LAPORAN ARUS KAS

Ringkasan mengenai transaksi dalam bentuk kas yang akan melengkapi neraca dan laporan laba rugi.

(27)

13

mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.

Ruang lingkup dari PSAK 1 ini adalah penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. Penyajian Laporan Keuangan Syariah diatur tersendiri dalam PSAK 101.

2.1.2.2 Revisi PSAK 1 Tahun 2013

Penyusunan PSAK 1 mengadopsi standar-standar yang terdapat pada IAS 1 (Internatioanl Accounting Standard). Dalam perkembangannya, PSAKmengalami perubahan/penyesuaian dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan kebutuhan informasi ekonomi. Terkait penyusunan PSAK 1, revisi terakhir dibuat pada tahun 2013 dan akan berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2015.

Perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK sebelumnya yaitu PSAK No. 1 Tahun 2009 didasarkan atas:

1. Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat

2. Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009 3. Mengikuti perubahan terakhir IAS1 (International Accounting Standards)

Tahun 2010 yaitu pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif

4. Sikronisasi dengan IAS (International Accounting Standards) terkait format

(28)

14

5. Pendekatan penyajian standar dengan revisi – tidak menyajikan ulang semua standar

6. Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini

7. Terdapat perbedaan IAS (International Accounting Standards) 1 dengan PSAK 1.

Perubahan PSAK No. 1 Tahun 2013 pada dasarnya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Perubahan judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Perubahan judul ini mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 yang memisahkan penghasilan komprehensif lain dari laporan laba rugi.

2. Penambahan pengaturan mengenai persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi komparatif minimun dan informasi komparatif tambahan.

3. Penyajian laporan dalam dua bagian yaitu Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Hal tersebut juga terkait dengan perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 yang memisahkan penghasilan komprehensif lain dari laporan laba rugi.

4. Pemisahan penghasilan komprehensif yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi periode berikutnya setelah penghentian pengakuan dengan OCI yang tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi.

(29)

15

5. Pemisahan pajak pengasilan atas pos yang disajikan dalam OCI yang akan direklasifikasikan ke laporan laba rugi dan yang tidak direklasifikasi ke dalam laporan laba rugi.

6. Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain seperti PSAK 65 Konsolidasian dan PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri.

Secara umum perbedaan antara ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan dengan PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

Hal PSAK 1 2013 PSAK 1 2009

Judul Laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan Laba Rugi Komprehensif Definisi Tidak memberikan definisi:

Laba Rugi, Pemilik, PenyesuaianReklasifikasi, Total Laba Rugi

Komprehensif

Memberikan definisi:

Laba Rugi, Pemilik, Penyesuaian Reklasifikasi,

Total Laba Rugi

Komprehensif Komponen

Laporan keuangan

• -Laporan posisi keuangan

• -Laporan laba rugi dan penghasilan

• komprehensif lain

• -Laporan perubahan ekuitas

• -Laporan arus kas

• -Catatan atas laporan keuangan

• Informasi kompratif

• -Laporan posisi keuangan

• -Laporan laba rugi komprehensif

• -Laporan perubahan ekuitas

• -Laporan arus kas

• -Catatan atas laporan keuangan

Informasi komparatif

Menambahkan persyaratan penyajian dan pengungkapan :

• -Informasi komparatif minimum

• -Informasi komparatif tambahan

Tidak terdapat pengaturan tersebut

(30)

16 Penyajian

penghasilan komprehensif lain

Disajikan berdasarkan kelompok:

1. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 2. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

Disajikan dalam kelompok Penghasilan komprehensif lain

Dalam PSAK 1 ini, terdapat perbedaan dengan ketentuan IFRS, dimana tidak semua ketentuan dalam IAS 1 (International Accounting Standards) diadopsi dalam PSAK 1. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2013 kecuali:

1. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

2. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.

3. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di

(31)

17

bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.

4. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.

5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.

6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS1 (International Accounting Standards) paragraf 23–24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits departure from the requirement” dalam IAS 1 paragraf 23.

7. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture belum diadopsi.

8. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS(International Financial Reporting Standards)

(32)

18

diadopsi secara bersamaan menjadi SAK (Standar Akuntansi Keuangan).

Adopsi IFRS ((International Financial Reporting Standards)menjadi SAK (Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia dilakukan secara bertahap.

9. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena paragraf tersebut tidak relevan.

10. IAS 1 (International Accounting Standards) paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.

2.1.2.3 Definisi

Dalam pernyataan Standar ini terdapat istilah-istilah yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan

2. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.

3. Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.

4. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan

(33)

19

komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

5. Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.

6. Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.

7. Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.

8. Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode sebelumnya.

9. Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

2.1.2.4Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1 a. Identifikasi Laporan Keuangan

Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara jelas dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:

a. nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan informasi dari akhir periode laporan sebelumnya;

(34)

20

b. apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas;

c. tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan;

d. mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52;

e. pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.

b. Laporan Posisi Keuangan

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan:

a. aset tetap

b. properti investasi c. aset tidak berwujud d. aset keuangan

e. investasi dengan menggunakan metode ekuitas f. aset biolojik

g. persediaan

h. piutang dagang dan piutang lainnya i. kas dan setara kas

j. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

k. utang dagang dan terutang lainnya l. kewajiban diestimasi

m. liabilitas keuangan

n. liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46

o. liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46

p. liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

(35)

21

q. kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan r. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik

entitas induk.

Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek).

Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset neto yang digunakan secara terus menerus sebagai modal kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Pengklasifikasian tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan dan Liabilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.

Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas.

1. Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:

a. entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal

b. entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan

c. entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan

d. kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau

(36)

22

penggunaannya untuk menyelesaikan Liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

2. Liabilitas Jangka Pendek

Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai Liabilitas jangka pendek jika

a. entitas mengharapkan akan menyelesaikan Liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya

b. entitas memiliki Liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan

c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan

d. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian Liabilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan dan biaya operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal. Entitas mengklasifikasikan liabilitas- liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas-liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka siklus operasi normalentitas diasumsikan 12 bulan.

Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun:

a. kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan

b. perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.

(37)

23

3. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan

Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan, sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas. Rincian yang tercakup dalam sub- klasifikasi, tergantung pada persyaratan SAK serta ukuran, sifat, dan fungsi dari jumlah dari masing-masing pos yang bersangkutan. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diuraikan pada paragraf 56 PSAK 1 untuk menentukan dasar bagi subklasifikasi. Pengungkapan dapat berbeda untuk setiap pos, misalnya:

a. pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16;

b. piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang, piutang dari pihak- pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya

c. persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan, ke dalam kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;

d. Liabilitas diestimasi dipisahkan menjadi Liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja dan Liabilitas diestimasi lainnya

e. ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal disetor, tambahan modal disetor dan cadangan.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:

a. untuk setiap jenis saham:

(i) jumlah saham modal dasar;

(ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak disetor penuh;

(iii) nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal;

(iv) rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;

(38)

24

(v) hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;

(vi) saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau entitasasosiasi; dan

(vii)saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;

b. penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.

Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau trust, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 77 PSAK 1, yang memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.

c. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:

a. laba rugi

b. total penghasilan komprehensif lain

c. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, menjadi total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.Entitas menyajikan pos-pos berikut, tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode berjalan:

(a) laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:

(i) kepentingan nonpengendali; dan (ii) pemilik entitas induk.

(b) penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:

(i) kepentingan nonpengendali; dan

(39)

25 (ii) pemilik entitas induk.

Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas menyajikan (a) dalam laporan tersebut.

Informasi yang Disajikan dalam Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi Sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh PSAK/ISAK lainnya, bagian laba rugi atau laporan laba rugi mencakup pos-pos yang menyajikan jumlah berikut untuk periode:

a. pendapatan b. biaya keuangan

c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metodeekuitas

d. beban pajak

e. jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan

1. Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain

Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:

(a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan

(b) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

2. Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode

Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan. Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain:

a. jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau

b. jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait dengan pos tersebut.

(40)

26

3. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain atau Catatan atas Laporan Keuangan

Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:

a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan tersebut

b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi

c. pelepasan aset tetap d. pelepasan investasi e. operasi yang dihentikan f. penyelesaian litigasi

g. pembalikan laibilitas diestimasi lain.

d. Laporan Perubahan Ekuitas

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

a. total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali b. untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau

penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada

awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:

(i) laba rugi;

(ii) penghasilan komprehensif lain; dan

(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi

(41)

27

kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.

e. Laporan Arus Kas

Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.PSAK 2 mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.

f. Catatan atas Laporan Keuangan 1. Struktur

a. menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115 – 122 PSAK 1

b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan

c. memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya:

a. pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK

b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan

c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing- masing pos

d. pengungkapan lainnya, termasuk:

(i) liabilitas kontijensi (lihat PSAK 57) dan komitmen kontraktual yang belum diakui

(42)

28

(ii) pengungkapan informasi nonkeuangan, seperti tujuan manajemen risiko keuangan dan kebijakan entitas. (lihat PSAK 31).

2. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Entitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:

(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan;

(b) kebijakan akuntansi lainnya yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

Hal yang penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna mengenai dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya perolehan kini, nilai realisasi neto, nilai wajar atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali) karena dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan memengaruhi analisis pengguna secara signifikan.

Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran dalam laporan keuangan, misalnya ketika suatu kelompok aset direvaluasi, maka hal tersebut adalah memadai dengan memberikan suatu indikasi unrtuk setiap kelompok aset dan liabilitas yang mana setiap dasar pengukuran diterapkan.

3. Sumber Estimasi Ketidakpastian

Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan Liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:

(a) sifat; dan

(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

Penetapan jumlah tercatat dari beberapa aset dan liabilitas mensyaratkan estimasi pengaruh ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan Liabilitas tersebut pada akhir periode pelaporan.

4. Modal

(43)

29

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola permodalannya.

dengan mengungkapkan hal-hal berikut:

a. informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola permodalannya, termasuk:

(i) deskripsi tentang apa yang dikelola sebagai modal;

(ii) ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan eksternal, sifat persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan ke dalam pengelolaan permodalan; dan

(iii) bagaimana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalannya.

b. ringkasan data kuantitatif tentang apa yang diaturnya sebagai modal.

c. setiap perubahan (a) dan (b) dari periode sebelumnya

d. apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan eksternal .

e. ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konsekuensi dari ketidakpatuhan tersebut.

5. Instrumen Keuangan Puttable yang Diklasifikasikan sebagai Ekuitas

Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual instrumen itu kembali pada penerbitnya baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya (puttable financial instrument) yang diklasifikasi sebagai instrumen ekuitas diungkapkan (jika tidak diungkapkan dimanapun):

a. ikhtisar data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan sebagai ekuitas;

b. tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan kewajiban untuk membeli kembali atau menarik instrumen tersebut jika dipersyaratkan oleh pemegang instrumen, termasuk setiap perubahan dari periode sebelumnya;

c. prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen tersebut; dan

(44)

30

d. informasi tentang bagaimana penentuan prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen.

6. Pengungkapan Lain

Entitas mengungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan:

a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah dividen per lembar sahamnya;

dan

b. jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian manapun dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:

a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau lokasi utama\ kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);

b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;

c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha.

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini antara lain:

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan 1. Siti Hawa dan Siti

Khairani, STIE MDP Palembang (2012)

analisis penerapan PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan pada laporan keuangan PT.

Jamsostek (persero).

PT. Jamsostek telah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi, tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 1 (revisi 2009). Laporan keuangan PT. Jamsostek meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan

(45)

31

laporan arus kas.

2. Marshallino Jordy Wantah,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan AkuntansiUniversitas Sam Ratulangi Manado (2015)

penerapan PSAK

No.1 tentang

penyajian laporan keuangan pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo.

Penyusunan Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi oleh Perum Bulog belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No.1 dan Laporan keuangan Perum Bulog hanya menyajikan dua laporan keuangan, yaitu Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi yang disajikan setiap bulan dan akhir tahun.

3. Muhammad Saleh Ash-Shiddiq,

Staf Pengajar Jurusan

P. Akuntansi

Universitas Negeri Yogyakarta (2015)

menganalisis tentang penerapan PSAK

No.1 Tentang

penyajian Laporan Keuangan pada Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta.

Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta telah mampu menerapkan PSAK No.1 dalam Penyajian Laporan Keuangan yang berupa Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan meskipun ada beberapa perbedaan dalam penyajian Laporan Keuangan Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta dengan PSAK No.1 yaitu tidak

adanya Laporan

Perubahan Ekuitas karena semua ekuitas

yang ada pada

Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta merupakan milik Pemda setempat. Ada perbedaan nama Laporan Laba Rugi Komprehensif menjadi Laporan Operasional, meskipun

(46)

32

terdapat perbedaan nama tapi informasi yang disajikan Laporan Operasional secara umum sudah menyajikan informasi tentang pendapatan, biaya, dan total surplus atau defisit Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta, dengan rincian sebagai berikut:

a. Penyajian Neraca Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta telah sesuai dengan PSAK No.

1 sebesar 35,29%.

b. Penyajian Laporan Operasional Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta telah sesuai dengan PSAK No. 1 sebesar 60%.

c. Penyajian Laporan Arus Kas Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta telah sesuai dengan PSAK No. 1 sebesar 100%.

d. Penyajian informasi pada Catatan Atas Laporan Keuangan Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta telah sesuai dengan PSAK No.

1 sebesar 100%.

(47)

33 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan, maka sebuah model untuk penelitian ini yang nampak pada gambar II.1. Model tersebut terdiri satu variabel independen diantaranya penerapan PSAK No.1 serta satu variabel dependen yaitu Laporan Keuangan.

1. Neraca (Balances sheet)

Neraca menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih. Neraca dapat membentuk, meramalkan jumlah waktu, dan ketidak pastian.

2. Laporan Laba Rugi (Income statement)

Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditur untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari aruskas masa depan.

3. Laporan Arus Kas (Cash flow statement)

Arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan selama satu periode. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merangkum perubahan-perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama suatu periode waktu tertentu.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Dalam PSAK Nomor 1 paragraf 70 menyatakan bahwa catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.”

(48)

34

Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini, 2019 Gambar II.1

Kerangka Pemikiran Teoritis Laporan Keuangan:

1. Laporan Laba Rugi

2. Laporan Perubahan Modal 3. Laporan Neraca

4. Laporan Arus Kas

5. Pencatatan Atas Pelaporan Keuangan

PENERAPAN DALAM PSAK NO.1

KESESUAIAN

(49)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian deskriptif Kualitatif.

Menurut Mukhtar (2013:10) metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuahmetode yang digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

3.2 Sumber Data 1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yakni data yang diperoleh dari responden melalui observasi dan wawancara secara langsung.

Data yang diperoleh pengendalian piutang. Data primer yang diperoleh seperti laporan keuangan perusahaan.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya, akan tetapi data hasil olahan dari pengambilan data primer. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain dari penelitian terdahulu, literatur-literatur, media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (internet), terbitan berkala (journal ilmiah), buku dan dokumen. Data sekunder yang diperoleh seperti sejarah singkat

Referensi

Dokumen terkait

Penyajian kembali pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang telah dilakukan oleh PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk telah disajikan sesuai

Karena itu kajian tentang pencapaian upaya pembangunan manusia perlu dilakukan dalam suatu periode tertentu, yang memberikan kesempatan untuk mengkaji dampak dari program

Pada 2016, pemerintah merencanakan perluasan objek pendanaan biodiesel ke sektor pembangkit listrik sehing- ga total target penyaluran menjadi sebesar 3,7 juta KL dengan

2) Kekerasan optimum dicapai pada 0.1 wt.% Ti dan 0.018 wt.% Sr yaitu sebesar 52.48 HRB pada bagian tipis dan 51.30 HRB bagian tebal. Namun, nilai elongasi yang didapat

Hasil dari ujicoba aplikasi pengenalan warna dan bentuk untuk anak usia 4-6 tahun yang sudah dilakukan sebanyak 2 kali, dapat dikatakan bahwa aplikasi tersebut

Dari kolaborasi kondisi, pemetaan masalah dan isu-isu strategis di atas maka untuk merevitalisasi fungsi dan membangkitkan performance revenue yang optimal bagi PAD Kota Surakarta

Etos kerja sendiri terbentuk apabila pegawai memiliki keinginan untuk dapat me- lakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang memuaskan atau hasil yang maksimal, baik

Persoalan etnis kalau tidak dicermati dengan baik, akan menjadi penghambat dalam melaksanakan pembangunan didalam negeri khusunya Desa Kwala Gunung, pemberian otonomi daerah