KEEFEKTIFAN E-LEARNING MENGGUNAKAN BERBAGAI APLIKASI TERHADAP MAHASISWA
DITENGAH PANDEMI VIRUS COVID-19
Fellia Ayu Syahpoetri Aminoedin Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jalan A.H.Nasution No. 105 Cibiru Bandung 40614
Telp. (022) 7800525, Fax. (022) 7803936 e-mail: [email protected]
Abstrak
Proses pembelajaran sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan. Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang terhambat ditengah musibah pandemi COVID-19 ini, maka diterapkanlah e-learning dengan berbagai macam aplikasi pendukung seperti Google Classroom, Google Meet, Zoom, dan lain lain sebagai solusi untuk tetap mengembangkan dan tetap melanjutkan proses pembelajaran. Alasan penggunaan e-learning ini adalah karena proses pembelajaran dapat dilakukan jarak jauh, tanpa harus bertatap muka didalam ruangan secara langsung yang dapat mempermudah penyebaran virus COVID-19 ini, dan waktu pembelajarannya pun lebih fleksibel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran pembelajaran via elektronik (e- learning) melalui berbagai aplikasi pendukung ini yang bertujuan untuk mengganti perkuliahan konvensional, serta mengetahui seberapa efektifkah beragam aplikasi tersebut untuk digunakan sebagai media pembelajaran e-learning yang diterapkan oleh hampir seluruh kampus ditengah musibah pandemi COVID-19 ini.
Kata Kunci: COVID-19, e-learning, Aplikasi, Perkuliahan, Mahasiswa.
Copyright © 2020 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, All rights reserved.
1. PENDAHULUAN
Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting di jaman sekarang.
Kita memerlukan informasi dalam setiap kegiatan. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi, komputer dan teknologinya merupakan salah satu alat bantu yan paling tepat. Penggunaan komputer pada berbagai bidang, kalangan dan usia selalu kita jumpai. Tuntutan kebutuhan akan informasi dan penggunaan komputer yang semakin banyak mendorong terbentuknya sebuah jaringan komputer yang mampu melayani berbagai kebutuhan tertentu. Berkembangnya teknologi dan kebutuhan akan informasi menyebabkan bertambah kompleksnya informasi yang harus dan yang dapat diolah, sehingga kebutuhan penggunaan beberapa jaringan komputer bersama-sama semakin diperlukan. Penggunaan jaringan secara bersama-sama ini, tumbuh membentuk jaringan komputer yang amat besar yang tersebar diseluruh bagian dimuka bumi ini. Jaringan komputer seperti ini dikenal sebagai internet.
Dengan hadirnya internet, semua pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Begitu pula dengan pembelajaran. Pembelajaran dapat dirancang dan dikembangkan menjadi lebih baik. Didalam dunia maya atau internet inilah sistem pendidikan mulai dirintis untuk lebih memudahkan, serta untuk memaksimalkan proses pendidikan itu sendiri. Dalam internet hal ini biasanya dikenal dengan konsep e-learning.
Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas memiliki keterbatasan ruang dan waktu, sehingga kurang fleksibel bagi peserta didik yang memiliki aktivitas diluar kampus yang sangat padat. Kemudian ditambah dengan kondisi saat ini pembelajaran dalam kelas bagi seluruh mahasiswa merupakan suatu hal yang berbahaya sejak merebaknya kasus pandemi virus COVID-19 dihampir seluruh negara di dunia ini. Seluruh pembelajaran dialihkan menjadi pembelajaran via e-learning dengan menggunakan berbagai aplikasi juga website e-learning yang telah disediakan oleh kampus.
Alasan penggunaan e-learning ini adalah karena proses pembelajaran dapat dilakukan jarak jauh, tanpa harus bertatap muka didalam ruangan secara
langsung yang dapat mempermudah penyebaran virus COVID-19 ini, dan waktu pembelajarannya pun lebih fleksibel. Melalui teknologi ini, pendidik dapat memberikan media pembelajarannya melalui komputer / laptop bahkan melalui gadget mobile saja seperti tablet, smartphone, dan sebagainya. Pendidik hanya membutuhkan akses internet atau menggunakan intranet berbasis LAN (Local Area Network) maupun WLAN (Wireless Local Area Network).
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi pelajaran, antara pendidik dengan peserta didik, dan antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pembelajaran ataupun penyelesaian permasalahan dengan lebih leluasa sesuai kebutuhan pengembangan diri masing-masing.
Pendidik pun dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kebutuhan, dan juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses dalam rentang waktu tertentu saja.
Kegiatan e-learning ini pun diterapkan oleh hampir seluruh institusi pendidikan di dunia, termasuk juga diberbagai kampus di Indonesia. UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggunakan e-learning ini sebagai bentuk antisipasi dari merebaknya virus COVID-19 yang semakin menyebar luas di Indonesia.
Kegiatan e-learning sendiri merupakan salah satu agenda kegiatan pelaksanaan kurikulum yang wajib dilaksanakan sebagai bentuk pemenuhan hak mahasiswa. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan kegiatan pembelajaran online ini tidak cukup dilihat dari segi keberhasilan para mahasiswa dalam memperoleh nilai yang baik serta mutu para mahasiswa itu sendiri, tetapi juga dilihat dari segi teknis pelaksanaannya juga bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan.
2. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan artikel ilmiah ini, penulis memulainya dengan melakukan pengumpulan data / penelitian yang diperlukan, Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Sampel penelitian mengunakan purposive sampling kepada 10 orang mahasiswa jurusan Teknik Informatika UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang dianonimkan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan wawancara tidak langsung melalui aplikasi pesan Whatsapp.
Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan hasil data yang diperoleh. Kemudian nanti hasil dari data- data tersebut akan dijabarkan lebih lanjut pada bagian hasil penelitian.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. HASIL PENELITIAN
Penulis menanyakan lima pertanyaan kepada setiap sampel penelitian, kelima pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mana yang lebih anda pilih, pembelajaran secara konvensional di kelas atau pembelajaran lewat e-learning?
2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran e- learning ini? Jika iya, apakah alasannya?
3. Aplikasi apa saja yang telah anda gunakan selama e-learning?
4. Aplikasi apa yang anda rekomendasikan untuk digunakan saat melakukan pembelajaran e-learning?
5. Apakah anda dapat memahami materi yang disampaikan dosen lewat e-learning?
Kemudian berikut lampiran jawaban dari setiap pertanyaan yang dijawab oleh sampel penelitian:
1. Sebanyak 60% menyatakan menyukai pembelajaran secara konvensional, kemudian sebanyak 40% sisanya menyatakan menyukai pembelajaran lewat e-learning.
2. Sebanyak 30% mengatakan tidak mengalami kesulitan, dan 70%
sisanya mengatakan mengalami kesulitan dengan 30% beralasan dengan kuota yang cepat habis, 10% beralasan susah mendapat sinyal di daerahnya, dan 30% sisanya mengatakan tugas yang diberikan oleh dosen terlalu menumpuk dengan waktu tenggat pengumpulan (deadline) yang cukup mepet dan saling berdekatan antara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya.
3. Penjawab diperbolehkan memilih lebih dari satu opsi. Sebanyak 100% menyatakan melalui aplikasi Whatsapp (melalui Grup) dan aplikasi Zoom, kemudian 60% menyatakan melalui aplikasi Google Classroom.
4. Penjawab diperbolehkan memilih lebih dari satu opsi. Sebanyak 80% menyatakan lebih baik menggunakan aplikasi Whatsapp (melalui grup). Sebanyak 40% menyatakan lebih baik menggunakan aplikasi Google Classroom.
5. Sebanyak 30% menyatakan bisa memahami materi, sementara 70%
sisanya menyatakan kurang bisa memahami materi.
b. PEMBAHASAN Pengertian Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata dasar efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 284), kata efektif mempunyai arti ada efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan dapat membawa hasil, atau berhasil guna.
Pengertian efektif juga berarti pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.
Efektivitas juga menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. (Sondang P. S, 2001 : 24).
Efektif pun merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. (Menurut Hidayat : 1986)
Menurut Hani Handoko (2003 : 7), efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keefektifan bisa diartikan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu konsep yang lebih luas untuk mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan dalam pembelajaran yaitu kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Dimana metode pembelajaran dipengaruhi oleh faktor tujuan, siswa, situasi, fasilitas, dan pengajar itu sendiri. Menurut Sadiman dalam Trianto (2009:
20) keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui keefektifan mengajar dapat dilakukan dengan memberikan tes, karena dengan hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses 13 pengajaran.
Menurut Soemosasmito dalam Trianto (2009: 20) menyatakan bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi beberapa persyaratan utama keefektifan pembelajaran, yaitu :
a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM
b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa.
c. Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan, dan
d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (b), tanpa mengabaikan butir (d).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keefektifan pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Keefektifan dari pembelajaran via e-learning dapat dilihat dari tingkat kemandirian belajar dan hasil dari belajar e-learning itu sendiri.
Jika tingkat kemandirian belajar dan hasil belajar yang menggunakan metode pembelajaran e-learning lebih tinggi daripada hasil pembelajaran yang tidak menggunakan metode pembelajaran e-learning atau pembelajaran secara konvensional (perkuliahan seperti biasa didalam kelas dan dengan tatap muka langsung), maka metode pembelajaran melalui e- learning dapat dikatakan efektif
Pembelajaran Elektronik (E-Learning)
E-learning sendiri merupakan salah satu bentuk dari konsep distance learning. yang menggunakan teknologi komputer atau biasanya disebut internet. Henderson dalam Horton (2003) menjelaskan e-learning merupakan pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari internet.
Kamarga (2000) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar yang disampaikan melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Bentuk e-learning sendiri cukup luas, sebuah portal yang berisi informasi ilmu pengetahuan yang dapat dikatakan sebagai situs e-learning, jadi e-learning atau internet enabled learning menggabungkan metode
pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar. E-learning merupakan proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar.
Lebih detail lagi Rosenberg (2001) mengkategorikan e-learning dalam tiga kriteria dasar yaitu :
1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran serta informasi. Kriteria ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga disebut sebagai persyaratan absolut;
2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui teknologi komputer dengan menggunakan standar teknologi internet;
3. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pembelajaran.
Indikator-indikator yang terdapat dalam sistem e-learning menurut Kumar (2002) adalah :
1. Materi Belajar dan Soal Evaluasi. Materi dapat disediakan dalam bentuk modul yang disertai dengan soal evaluasi, serta hasil evaluasi dapat ditampilkan. Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan pelajar mendapatkan apa yang dibutuhkan;
2. Komunitas. Mahasiswa dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh dukungan dan berbagi informasi yang saling menguntungkan;
3. Dosen Online. Dosen selalu online untuk memberikan arahan kepada mahasiswa, menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi;
4. Kesempatan Bekerja Sama. Adanya aplikasi yang dapat mengatur pertemuan online, sehingga belajar dapat dilakukan secara bersamaan atau real time tanpa kendala jarak;
5. Multimedia. Penggunaan teknologi audio dan video dalam penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan proses pembelajaran yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses pembelajaran serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.
Virus Corona (COVID-19)
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus ini yang menyerang sistem pernapasan. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Risiko kematian pada pasien COVID-19 yang berusia dibawah 50 tahun lebih rendah jika dibandingkan pasien yang sudah berusia lanjut. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
4. PENUTUP
Berdasarkan pemaparan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan e-learning sebagai pengganti perkuliahan konvensional (pembelajaran biasa, yang dilaksanakan didalam kelas dengan tatap muka langsung) sebagai salah satu upaya untuk tetap melaksanakan perkuliahan ditengah adanya pandemi virus COVID-19 ini sudah tepat. Tetapi berdasarkan penelitian, para mahasiswa memang lebih menyukai perkuliahan secara konvensional, dan pembelajaran secara e-learning ini memiliki lebih banyak kendala jika dibandingkan dengan perkuliahan konvensional. Jadi, kemungkinan setelah pandemi COVID-19 ini e- learning tidak bisa diterima untuk digunakan sebagai pengganti penuh pembelajaran konvensional, melainkan hanya sebagai tambahan dan alternatif proses pembelajaran saja. Berbagai aplikasi yang mendukung pembelajaran e-learning seperti Whatsapp Group, Google Classroom, dan Zoom pun sangat membantu dalam proses pembelajaran, karena dapat mengatasi keterbatasan tatap muka dalam kelas dan membantu dalam menyelesaikan masalah dalam artian menyelesaikan tugas perkuliahan, sehingga di masa pandemi COVID-19 ini e-learning lewat berbagai aplikasi tersebut dianggap sudah cukup efektif bagi mahasiswa dalam membantu melaksanakan proses perkuliahan agar tetap berjalan.
5. DAFTAR PUSTAKA
- https://www.dosenpendidikan.co.id/
- https://www.neliti.com/id/
- https://www.researchgate.net/
- http://eprints.uny.ac.id/
- http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/
- http://journal.uinmataram.ac.id/