• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SALURAN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA SINGKI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS SALURAN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA SINGKI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA SINGKI KECAMATAN ANGGERAJA

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

NUR INDAH SARI NIM. 105721125717

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

HALAMAN JUDUL

ANALISIS SALURAN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA SINGKI KECAMATAN ANGGERAJA

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

NUR INDAH SARI NIM. 105721125717

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar SarjanaEkonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022 M/1443 H

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Janganlah Pernah Menyerah

Ketika Anda Masih Mampu, Berusaha Lagi

Tidak Ada Kata Berakhir Sampai Anda Berhenti Mencoba

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta Karunianya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin

(4)

Persembahan tugas akhir ini dan terima kasih aku ucapkan kepada:

1. Ucapan syukur dan terimah kasih kepada Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan petunjuk dan kelancaran sehingga skripsi saya dapat terselesaikan

2. Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya Kasman dan almarhumah ibu saya tercinta Hasnawati. Untuk bapak terimah kasih atas doa,dorongan perjuangan dan pengorbanannya selama ini. Untuk almarhumah ibu tercinta terima kasih telah menjadi ibu yang kuat dan ibu yang luar biasa, terimah kasih untuk semua kasih sayang, cinta, pengorbanan, perjuangannya semoga ibu tenang disana.

3. Kepada kakak dan adik tercinta. Terima kasih untuk semangat, do’a, dukungan dan motivasi yang terus kalian berikan.

4. Kepada keluarga besar. Terimah kasih kakek nenek, om, tante terima kasih telah menjadi orang tua kedua yang selalu ada memberikan bantuan dan dukungan yang tiada henti-hentinya.

5. Kepada sahabatku nurmainnah, regina, yusnita dan nurheni yang selalu ada sukamaupun duka dan setia menemani selama 4 tahun ini.

(5)
(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Nur Indah sari, 2021. Analisis saluran pemasaran bawang merah pada Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh Pembimbing I Abd Rahman Rahim dan Pembimbing II Aulia Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran pemasaran bawang merah di Kabupaten Enrekang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode deskriptif kuantitatif. Untuk menganalisis variable dalam penelitian ini menggunakan rumus margin, efesiensi dan monopoli pemasaran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa saluran pemasaran bawang merah di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang terdapat 3. Margin pemasaran tertinggi yakni pada saluran pemasaran tingkat ketiga.Tingkat efisiensi teknis pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran bawang merah, yakni pada Saluran I sebesar Rp 125, Saluran II sebesar Rp 35,7 dan Saluran ke III sebesar Rp 2,30. Monopoli lembaga pemasaran di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ditunjukkan bahwa pada saluran ketiga merupakan lembaga yang banyak dan yang tidak efisien sedangkan yang lebih efisien adalah lembaga yang ada pada saluran kedua.

Kata kunci : monopoli pemasaran, margin pemasaran, efisiensi pemasaran, harga, bawang merah

(9)

ABSTRACT

Nur Indah sari, 2021. onion marketing channel analysisin Singki Village, Anggeraja District, Enrekang Regency. Thesis of Management Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar.

Supervised by Supervisor I Abd Rahman Rahim and Supervisor II Aulia

This study aims to analyze the factors that influence the marketing of shallots in Enrekang Regency. Data analysis techniques used in this study include descriptive kuantitatif methods. To analyze the variables in this study using the margin formula, efficiency and marketing monopoly.

The results showed that the shallot marketing channel in Singki Village, Anggeraja Subdistrict, Enrekang Regency, there were 3. The highest marketing margin was at the third level marketing channel. II is Rp. 35.7 and Channel III is Rp. 2.30. The monopoly of marketing institutions in Singki Village, Anggeraja District, Enrekang Regency is shown that in the third channel there are many and inefficient institutions, while the more efficient are the institutions in the second channel.

Keywords : marketing monopolo, marketing margin, marketing efficiency, price, shallots

(10)

KATAPENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemasaran Bawang Merah di Desa Singki Kecamatan Angareja Kabupaten Enrekang”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Kasman dan Ibu Hasnawati yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus.

Dan seluruh keluarga besar atas dukungan baik berupa materi maupun moral dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsiini ada bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.Maka dari itu penulis memberikan apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada.

(11)

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muhammad Nur Rasyid, SE., MM. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Pembimbing I yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Aulia, S.IP., M.SI. M. selaku Pembimbing II yang telah senantiasa membantu selama dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Kepala Desa dan Masyarakat Desa Singki yang telah memberikan izin meneliti.

9. Sahabat-sahabatku serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Dan terimakasih banyak untuk semua pihak yang tidak bisa penulis tulis satu persatu, yang telah memberikan semangat, motivasi dan do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak ketidak kesempurnaan yang akan ditemukan, maka dari itu,

(12)

Kepada semua pihak terutamanya para pembaca, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan perbaikan penelitian selanjutnya.Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan ilmu dan manfaaat bagi kita semua, terutama kepada Almamater Biru kita, Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq Fastabiqul Khaaiirat Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 1 Februari 2022

Penulis,

Nur Indah Sari

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRAC...viii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pemasaran ... 6

B. Fungsi Pemasaran ... 9

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Saluran Pemasaran ... 12

(14)

E. Tinjauan Empiris ... 29

F. Kerangka Pemikiran ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Jenis dan Sumber Data ... 37

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Tekhnik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40

B. Hasil dan Pembahasan ... 45

BAB V PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN... 60

RIWAYAT HIDUP

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul/Uraian Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu ... 29

4.1. Jumlah Penduduk Desa Singki ... 42

4.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 43

4.3 Sarana dan Prasarana ... 44

4.4 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur ... 46

4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 47

4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah tanggungan ... 48

4.7 Anallisis Margin Pemasaran Bawang Merah ... 52

4.8 Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Bawang Merah ... 53

4.9 Nilai MPI Lembaga Pemasaran di desa Singki ... 54

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul/Uraian Halaman

2.1. Kerangka Berfikir ... 35

4.1 Bentuk-bentuk distribusi saluran pemasaran bawang merah ... 50

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan naiknya kapasitas dalam jangka panjang negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang- barang ekonomi kepada penduduknya. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Salah satu sektor pertanian yang tengah menjadi perhatian adalah sektor hortikultura.

Tanaman hortikultura seperti tanaman buah-buahan, tanaman sayuran dan tanaman hias memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Selain itu, permintaan akan produk hortikultura semakin meningkat (Alfianto, 2009).

Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya (resourse endowment) dan memiliki iklim tropis sehingga dapat menghasilkan berbagai produk pertanian, diantaranya komuditas hortikultura terutama sayuran dan buah-buahan . Salah satu hasil pertanian dari komoditas sayuran adalah bawang merah. Usaha tani bawang merah layak diusahakan dan menguntungkan. Keuntungan yang didapat juga tinggi, yaitu sekitar 45% dari total yang diambil. Setiap Rp. 1.000.00 penggunaan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 450.00.

Bawang merah adalah komuditas utama yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga budidaya bawang merah menyebar hampir di setiap daerah di Indonesia.Cakupan budidaya yang luas dan tingginya minat petani pada usahatani bawang merah dikarenakan daya adaptasi yang luas, yaitu mulai dari ketinggian 0 sampai1000 m diatas permukaan laut (Soetiarso dan

(18)

yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, mengoptimalkan keadaan lahan yang ada.Kelompok usahatani sering mengalami masalah terhadap kelangsungan hidup petani bawang merah yang sering mengalami fluktuasi. Seperti pada saat panen tiba hasilnya banyak sedangkan harga tiba-tiba turun dan hasil penjualan yang diperkirakan tidak sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan petani bawang merah (Suratiya,2015).

Kabupaten Enrekang merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Indonesia. Budidaya bawang merah di Kabupaten Enrekang sudah dimulai sejak lama. Bawang merah jenis ini dapat beradaptasi dengan baik di daerah dataran rendah yang kering (Anonim, 2009).

Usahatani bawang merah di kabupaten Enrekang sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu. Bawang merah ini beradaptasi cukup baik pada daerah dataran rendah beriklim kering (Aninim, 2009). Salah satu problem mendasar yang selalu dialami petani adalah turunnya harga hasil pertanian pada saat panen raya, sehingga pembiayaan lebih besar dari pendapatan yang mengakibatkan petani merugi dan mengganggu keberlangsungan usahanya. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Enrekang untuk melindungi petani bawang merah pada saat harga rendah adalah dengan kebijakan penetapan harga melalui penerbitan Keputusan Bupati Nomor 12A Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Petunjuk Pelaksanaan Pasca Harga Hasil Pertanian Komoditi Unggul di Kabupaten Enrekang.

Tujuan dikeluarkannya SK ini adalah untuk melindungi petani dengan meningkatkan nilai komoditas unggulan pada saat panen raya. Rendahnya masa panen bawang merah biasanya pada titik impas, sehingga petani merugi. Cara yang dilakukan adalah dengan membeli bawang merah di atas

(19)

titik impas oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang, maka petani bawang merah mendapatkan keuntungan usaha sebagai berikut (Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang).

Secara regional, kontribusi sektor pertanian khususnya bawang merah di Kabupaten Enrekang yang begitu besar, belum dapat dinikmati secara adil oleh petani, hanya sekitar 40% dari segi konsumen dimiliki oleh petani, sedangkan 60% dimiliki oleh pedagang. Idealnya petani harus siap menjual hasil produksinya sendiri, namun dalam prakteknya petani bawang merah di Kabupaten Enrekang sangat terobsesi dengan pedagang pengumpul, akibatnya posisi petani dalam sistem pemasaran masih sangat lemah.

Padahal, sektor pertanian, khususnya bawang merah, bisa menjadi komoditas yang diandalkan untuk menambah pendapatan petani.

Kinerja pemasaran merupakan suatu parameter untuk menilai berhasil tidaknya suatu usaha, karna tujuan akhir dari proses produksi ialah penjualan denganharapan mendapatkan keuntungan. Proses pemasaran memerlukan pihak lain yang disebut dengan lembaga pemasaran, dimana peranan lembaga pemasaran sangat mempengaruhi rantai pemasaran.

Saluran pemasaran merupakan struktur unit organisasi dalam perusahaan yang harus dilalui barang-barang dari petani ke konsumen. Tiap saluran pemasaran memerlukan biaya pemasaran yang berbeda-beda satu dengan yang lain.

Permasalahan yang dialami petani sebagai petanibawang merag antara lain: harga yang fluktuasi, tidak jelasnya informasi harga dipasaran, sehingga petani sering kesulitan memprediksi perhitungan usahataninya. Panjangnya

(20)

mata rantai pemasaran hasil produksi bawang merah sehingga membuat biaya pemasaran cukup tinggi.

Dalam proses pemasaran bawang merah akan melibatkan lembaga- lembaga pemasaran. Peran para lembaga pemasaran ini sangat diperlukan dan terpenting sekali untuk menyampaikan hasil-hasil produksi dari petani ke konsumen. Semakin efisien kerja lembaga-lembaga pemasaran maka akan semakin menguntungkan bagi semua pihak, baik petani, konsumen maupun lembaga-lembaga pemasaran itu sendiri. bagi petani akan bertambahnya keuntungan yang diterima.

Pemasaran merupakan suatu parameter untuk menilai berhasil tidaknya suatu usaha, karna tujuan akhir dari proses produksi adalah penjualan dengan harapan mendapatkan keuntungan. Proses pemasaran memerlukan pihak lain yang disebut dengan lembaga pemasaran, dimana peran lembaga pemasaran sangat mempengaruhi rantai pemasaran. Saat ini banyak petani bawang merah yang tertarik untuk berusaha bawang merah karna memiliki prospek yang menjanjikan dalam hal peningkatan pendapatan usahatanu sehingga dapat memenuhikebutuhan hiduppara petani

Apalagi masyarakat di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang berprofesi sebagai petani bawang merah dan merupakan tanaman andalan bagi petani sebagai mata pencaharian utamanya. Berdasarkan permasalahan dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai“Analisis saluran Pemasaran Bawang Merah Di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang”.

(21)

B. Rumusah Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah “ Faktor-faktor Apakah Yang Berpengaruh Terhadap saluran Pemasaran Bawang Merah di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang”

C. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis saluran pemasaran bawang merah di Desa Singki Kecamatan Angeraja Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat penelitian

Dalam setiap penelitian tentunya peneliti ingin menyajikan sesuatu yang dapat berguna bagi semua kalangan berikut adalah manfaat dari penelitian yang dilakukan

1. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan jawaban atas tujuan yang ingin dicapai daripermasalahan-permasalahan anda dalam penelitian.

b. Bagi civitas akademika, manfaat penelitian ini adalah sebagai reverensi dalam penyusunan penelitian.

2. Manfaat teoritis

a. Bagi pemerintah, manfaat penelitian ini berguna sebagai sarana untuk mengetahui menambah wawwasan tentang keilmuan berkaitan dengan saluran pemasaran bawang merah.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2012:5),”Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. Defenisi pemasaran menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Swastha dan Handoko (2000).Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembelian potensial. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen yang harus dipenuhi oleh kegiatan manusia lain, yang menghasilkan alat pemuas kebutuhan, yang berupa barang dan jasa. Dalam penetapan sasaran pasar yang akan dilayani oleh perusahaan secara baik guna merancang produk, layanan dan program yang tepat untuk melayani pasar dan mengajak setiap orang untuk berfikir tentang layanan.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Untuk itu kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan jika

(23)

perusahaan tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau menginginkan konsumen mempunyai pandangan baik terhadap perusahaan.

Apabila pemasaran melakukan pekerjaan dengan baik dalam mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut (Soekartawi 2002). Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai kesuksesan bagi perusahaan untuk mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat di dalamnya. Konsep pemasaran tersebut diketahui dengan menggunakan tiga faktor dasar, yaitu:

a. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar.

b. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.

c. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

Konsep pemasaran menurut (Swastha dan Irawan, 2005) adalah mendefinisikan konsep pemasaran sebagai sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencaoai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam

(24)

memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.

Tujuan utama dari konsep pemasaran adalah untuk melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau akan diartikan sebagai perbandingan antara pendapatan dan biaya yang layak. Hal ini seringkali berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen untuk mau membelinya.

Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menuntut agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya untuk memuaskan.

Konsep pemasaran menitikberatkan bagaimana usaha perusahaan untuk meraih keuntungan melalui serangkaian tindakan yang terdiri atas menentukan dan keinginan pasar, sasaran dan menyerahkan produksinya yang memuaskan secara lebih efektif dibandingkan para pesaing.

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa hingga ke tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba.

Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.

(25)

B. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli potensial (yasinta, 2008).

Terdapat tiga fungsi pemasaran yang di kemukakan oleh yasinta 2008, yaitu :

1. Fungsi pertukaran, dimana terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

2. Fungsi fisis, yaitu fungsi pengangkutan, fungsi penyimpanan, dan fungsi pemrosesan.

3. Fungsi penyediaan sarana, meliputi informasi pasar, penanggunan resiko, pengumpulan, komunikasi, standarisasi, penyortiran, dan pembiayaan.

1. Fungsi Pertukaran

Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak kepihak lainnya dalam sistem pemasaran.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang, distributor dan agen yang memperoleh komisi karena mempertemukan penjual dan pembeli. Menurut (Yasinta,2008). Fungsi pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian yaitu :

a. Fungsi Penjualan Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan penawaran (pembeli atau penjual ). Hal ini

(26)

dapatdilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui perantara). Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut :

a) Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah produk yang memuaskan konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tapi hal itu penting pula bagi perusahaan.

b) Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan mencari dan membuat kontak dengan para pembeli.

c) Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua usaha yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk pada tindakan yang menjual secara individu, dengan undian dan juga mengadakan reklame.

d) Fungsi melakukan negoisasi. Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga, pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.

e) Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan transfer hak milik.

b. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk tersebut siap digunakan

(27)

pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak. Fungsi pembelian yang dikemukakan oleh (Brown 2001) sebagai berikut : a) Fungsi perencanaan

Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri untuk mengetahui kualitas, jenis, dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan. Konsumen akhir juga dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin mereka miliki.

b) Fungsi mencari kontak

Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber produk yang mereka inginkan. Penting bagi para pembeli untuk mencari penjual yang dapat menawarkan barang atau jasa tertentu.

c) Fungsi mengadakan perundingan

Dalam hal ini syarat serta kondisi pembelian harus diperundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan dihari kemudian

d) Fungsi assembling

Persediaan barang harus dikumpulkan untuk digunakan dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau dikonsumsi sendiri oleh konsumen akhir.

e) Fungsi kontrak

Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati, selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan pemindahan hak milik.

(28)

c. Fungsi Fisis

Fungsi Fisis Kegunaan waktu. tempat dan bentuk ditambahkanada produk ketika produk diangkut, diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi fisis meliputi hal-hal berikut :

a) Pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang dari asal mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan (konsumen).

b) Penyimpanan atau pergudangan berarti menyimpan barang dari saat produksi mereka selesai sampai dengan waktu mereka akan dikonsumsi.

c) Pemprosesan Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi industri sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh nilai tambah ( value added).

d) Fungsi Penyediaan Sarana Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran agar mampu beroprasi lebih lancar.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi saluran Pemasaran

Menurut Buchari Alma (2004:205), ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix yang mempengaruhi pemasaran, faktor tersebut adalah lembaga dan saluran distribusi, harga, margin, dan efisiensi :

a. Lembaga dan saluran pemasaran

Lembaga pemasaran adalah lembaga yang melakukan fungsi pemasaran untuk memindahkan upaya untuk meningkatkan nilai guna dari titik produksi ke titik konsumsi. Lembaga-lembaga ini melaksanakan

(29)

transportasi barang dari produsen ke konsumen, menghubungkan kepemilikan (Limbong dan Sitorus, 1985)

Sebagian besar produsen tidak secara langsung menjual barang mereka kepada konsumen akhir. Antara produsen dan konsumen akhir ada satu set perantara yang melakukan berbagai fungsi, memiliki nama dan membentuk saluran pemasaran. Saluran pemasaran adalah seperangkat organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk atau layanan siap pakai atau konsumsi (Kotler, 2004).

Saluran pemasaran dapat ditandai dengan mempertimbangkan banyak tingkat saluran. Setiap pedagang perantara yang melakukan pekerjaan tertentu untuk membawa produk dan hak-haknya lebih dekat ke pembeli akhir akan membentuk tingkat saluran. Produsen dan konsumen akhir juga merupakan bagian dari setiap saluran pemasaran karena mereka berdua melakukan pekerjaan tertentu. Panjang saluran pemasaran akan ditentukan oleh jumlah tingkat perantara di mana suatu produk atau layanan berlalu (Kotler, 2004).

b. Margin Pemasaran

Margin pemasaran merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh petani. Hal ini margin pemasaran pedagang pengumpul adalah perbedaan harga yang dibayarkan kepada petani dengan harga jual kepada pedagang pengecer dan konsumen dalam saluran pemasaran dengan komuditas yang sama (Mandak, B. Rorimpandey, P.O.V Waleleng, & F.N.S Oroh, 2017).

(30)

Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima produsen terhadap harga pokok yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Azzaino, 1982). Sedangkan menurut Tomek dan Robinson (1972) dalam Chosantum (2001), marjin pemasaran didefinisikan sebagai biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pihak-pihak terlibat di dalam pemasaran. Marjin pemasaran termasuk semua ongkos yang menggerakkan produk tersebut mulai dari produsen sampai ke konsumen akhir. Marjin pemasaran juga dapat diartikan sebagai selisih antara yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen. Marjin ini akan diterima oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Semakin panjang saluran pemasaran maka semakin besar pula marjin pemasarannya, karena lembaga pemasaran yang terlibat semakin banyak. Semakin besar marjin pemasaran akan menyebabkan bagian harga yang diterima oleh petani produsen dibandingkan dengang harga yang dibayarkan konsumen semakin kecil, yang berarti saluran pemasaran tidak efesien (Gitosudarmo, 2001). Nilai marjin pemasaran berbeda – beda antara satu komoditas dengan komoditas lainnya, hal ini dikarenakan setiap produk yang mempunyai jasa pemasaran yang berbeda – beda seperti pengolahan, pengangkutan atau distribusi dari produsen ke konsumen.

Margin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli 14 terakhir marjin merupakan cerminan dari aktivitas-aktivitas bisnis atau fungsifungsi pemasaran yang dilakukan dalam sistem pemasaran tersebut. Artinya, marjin merupakan kumpulan

(31)

balas jasa karena kegiatan produktif (menambah atau menciptakan nilai guna) dalam mengalirnya produk-produk agribisnis mulai dari tingkat petani sampai ke tangan konsumen akhir. Setiap lembaga pemasaran akan memberikan perlakuan berbeda terhadap komoditi yang mereka pasarkan yang juga dipengaruhi oleh lokasi pasar sehingga akan mempengaruhi harga jual komoditi tersebut di setiap lembaga pemasaran sebelum sampai ke tangan konsumen akhir. Perbedaan harga di setiap lembaga pemasaran inilah yang disebut sebagai marjin pemasaran. Semakin panjang rantai pemasaran maka lembaga pemasaran yang terlibat akan semakin banyak dan meningkatkan biaya pemasaran. Ketimpangan perolehan net marjin pemasaran disebabkan karena cukup panjangnya rantai pemasran sehingga pemasaran dirasa masih belum efisien. Peningkatan biaya pemasaran berdampak pada semakin meningkatnya perbedaan harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen (marjin) yang akan menurunkan bagian penerimaan petani (Fitriani, 2016).

Definisi margin pemasaran menurut Saifuddin (2002) adalah selisih harga suatu barang yang diterima oleh produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen yang terdiri dari: biaya untuk mendistribusikan atau memasarkan dan keuntungan lembaga pemasaran atau margin adalah perbedaan harga pada tingkat pasar dari harga yang dibayarkan dengan harga yang diterima. Margin pemasaran atau margin perdagangan adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dan harga yang diterima oleh produsen (Napitupulu, 2006).

(32)

Margin pemasaran adalah harga yang dibiayai oleh konsumen dikurangi harga yang diterima oleh produsen. Tinggi-rendahnya margin pemasaran dipakai untuk mengukur efisiensi sistem pemasaran (tergantung dari fungsi pemasaran yang dilaksanakan). Semakin besar margin pemasaran maka makin tidak efisien sistempemasaran tersebut sa’id dan Intan, 2001). Margin pemasaran terdiri dari biaya dan keuntungan di setiap aktivitas lembaga pemasaran. Semakin banyak jasa atau perlakuan yang diberikan terhadap komuditas akan semakin besar marjin yang ditimbulkan. Demikian pula dengan keuntungan pelaku pemasaran, semakin tinggi keuntungan akan semakin besar nilai marjin. Distribusi marjin dan keuntungan di dalam saluran selain mencerminkan efisiensi pemasaran, juga menggambarkan tingkat keadilan distribusi manfaat bagi pelaku pemasaran ( Rosyad 2011).

Definisi margin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima oleh petani dan harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk produksi yang sama. Margin pemasaran mencakup semua biaya yang dikeluarkan dalam proses memindahkan barang dari petani produsen ke konsumen akhir, serta keuntungan yang diperoleh oleh agen pemasaran. Ukuran margin pemasaran dipengaruhi oleh biaya pemasaran, keuntungan lembaga pemasaran dan jumlah permintaan dan penawaran (Hanafiah dan Saefuddin, 1986).Margin tata niaga adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan perbedaan antara harga yang dibayarkan kepada penjual pertama dan harga yang dibayarkan oleh pembeli terakhir.

(33)

Margin tataniaga adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga niaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut, nakin panjang tataniaga maka semakin besar margin tata niaga. Keuntungan adalah selisih antara harga yang dibayarkan kepada penjual pertama dan harga yang dibayarkan oleh pembeli terakhir (margin) setelah dikurangi dengan biaya pemasaran.

Laba merupakan sisa lebih dari hasil penjualan dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual dan biaya-biaya lainnya. Untuk mencapai laba yang besar, maka manajemen dapat melakukan langkah-langkah seperti menekan biaya penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki dan meningkatkan volume penjualansebesar mungkin.

Margin pemasaran adalah perbedaan harga antara kurva permintaan turunan dengan kurva permintaan primer. Permintaan primer diturunkan oleh respon akhir dari konsumen biasanya didasarkan pada hubungan harga di tingkat eceran, permintaan turunan didasarkan pada hubungan harga dan jumlah yang disebabkan oleh adanya perubahan masing – masing tingkat lembaga pemasaran dari tingkat produsen sampai pengecer.

Limbong dan Sitorus (1987) mengemukakan perbedaan kegiatan pemasaran dari setiap lembaga akan menyebabkan perbedaan harga jual dari setiap lembaga sampai ke konsumen akhir. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran dari suatu komoditi dari titik produsen sampai titik konsumen, maka akan semakin besar

(34)

perbedaan harga komoditi tersebut di titik produsen di banding dengan harga yang akan dibayar oleh konsumen. Perbedaan harga suatu komoditi di tingkat produsen dengan tingkat konsumen ini disebut dengan marjin pemasaran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa marjin pemasaran juga merupakan perbedaan atau jarak vertikal antara kurva permintaan atau kurva penawaran tingkat petani dengan tingkat lembaga tataniaga yang terlibat atau tingkat pengecer, terdiri dari biaya tataniaga dan keuntungan tataniaga. Semakin besar perbedaan harga antara lembaga - lembaga pemasaran terlibat, terutama antar harga terjadi di tingkat eceran diterima petani maka akan semakin besar pula marjin pemasaran dari komoditi bersangkutan.

c. Harga

Harga adalah nilai tukar suatu barang yang dinyatakan dalam bentuk uang, tetapi tidak hanya harga barang konsumsi, hal yang sama berlaku untuk alat-alat produksi yang dipertukarkan (Winardi, 2002).

Menurut Sudiyono (2002) menyatakan bahwa dalam pemasaran, biaya menentukan batas terendah dari harga. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan harganya, diantaranya: memilih tujuan penetapan harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis biaya, harga dan penawaran pesaing, memilih metode penetapan harga dan memilih harga akhir. Gitosudarmo, (1998) mengatakan bahwa ada tiga subyek yang menentukan dalam pembentukan harga suatu produk, yaitu : produsen dengan dasar biaya – biaya produksi yang telah dikeluarkan sehingga produk ini terwujud dan siap dipasarkan. Konsumen dengan

(35)

daya beli dan dasar – dasar kebutuhan serta kesukaan, pemerintah dengan peraturan dan ketentuan harga sebagai pengendali tata harga pasaran (price mechanism).

Harga suatu produk adalah ukuran ukuran nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Konsumen berani membayar suatu produk dengan harga tinggi jika tingkat kepuasan yang mereka harapkan dengan produk yang akan dibeli tinggi (Gitosudarmo, 2009). Sedangkan menurut kotler (2004) bahwa tinggi atau rendahnya harga suatu produk akan tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:

a. Permintaan

Apabila permintaan konsumen terhadap produk tinggi biasanya merupakan indikator bahwa daya beli konsumen tinggi. Dengan kondisi demikian maka harga akan dapat ditetapkan secara maksimal.

b. Biaya

Merupakan penetapan biaya secara minimal sebatas tingkat biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan termasuk memperhatikan juga kondisi perekonomiannya.

c. Persaingan

Merupakan faktor ini dapat menyebabkan tingkat harga berada diantara dua ektrem yaitu pada tingkat ekstrem terendah ( ekstrem minimal) dan pada tingkat harga tertinggi (ekstrem maximal). Jika pada suatu kondisi daya beli masyarakat tetap tinggi, tetapi perusahaan dihadapkan pada persaingan maka perusahaan

(36)

tersebut harus menyesuaikan terhadap kondisi persaingan yang dihadapi.

d. Efisiensi Pemasaran

Pengertian efisiensi pemasaran yang dimaksud oleh pengusaha swasta berbeda dengan yang dimaksud oleh konsumen. Perbedaan ini timbul karna adnya perbedaan kepentingan antara pengusaha dan konsumen. Pengusaha menganggap sistem pemasaran efisien apabila penjualan produknya dapat mendatangkan keuntungan tinggi baginya.

Sebaliknya konsumen menganggap sistem pemasaran efisien apabila konsumen mudah mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga rendah

Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara biata pemasaran dengan produk yang dinyatakan dengan persen. Efisiensi pemasaran berdasarkan kelembagaan, yaitu : tinggi rendahnya efisiensi pemasaran berdasarkan kelembagaan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya biaya pemasaran dan volume/kaapasitas penjualam komuditas/produk (kapasitas permintaan konsumen) apabila harga jual komoditi/produk konstan.

Efisiensi pemasaran dapat ditingkatkan dengan memperkecil biaya pemasaran, meningkatkan volume penjualan apabila harga komuditi/produk konstan. Efisiensi pemasaran berdasarkan rantai pemasaran, yaitu tinggi rendahnya efisiensi pemasaran berdasarkan rantai pemasaran dipengaruhi oleh tinggi rendahnya jumlah biaya pemasaran dari beberapa lembaga pemasaran dan volume/kapasitas penjualan komuditi/produk (kapasitas permintaan konsumen) apabila

(37)

harga jual komuditi/produk konstan. Efisiensi pemasaran berdasarkan rantai pemasaran dapat ditingkatkan dengan memperkecil jumlah biaya pemasaran dan meningkatkan volume penjualanapabila harga jual komuditi/produk konstan (Thomas,2012).

Pengukuran efisiensi pemasaran yang menggunakan perbandingan output pemasaran dengan biaya pemasaran secara umum dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran dengan mengubah keduanya. Upaya meningkatkan efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan meningkatkan output pemasaran atau mengurangi biaya pemasaran (Sudiyono, 2002).

Menurut Soekartawi (2002), ada beberapa faktor yang dapat dipakai sebagai ukuran efisiensi pemasaran, yaitu:

1. Keuntungan pemasaran

2. Harga yang diterima konsumen

3. Tersedianya fasilitas fisik dan pemasaran 4. Kompetisi pasar

Sistem bisnis dinilai efisien jika memenuhi dua syarat, yaitu:

mampu memberikan hasil petani produsen kepada konsumen dengan biaya terendah dan mampu mengadakan distribusi yang adil dari total harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan perdagangan. Yang dimaksud dengan adil dalam hal ini adalah timbal balik fungsi pemasaran sesuai dengan kontribusi masing-masing (Mubyarto, 2001).

Efisiensi pemasaran secara oprasional dapat dilihat dari margin pemasaran yang diperoleh. Margin pemasaran yang relatif cukup besar

(38)

dibandingkan biaya pemasaran yang dikeluarkan memperlihatkan bahwa secara umum lembaga – lembaga pemasaran yang terlibat sudah cukup efisien secara operasional.

Efesiensi pemasaran terdiri dari efesiensi teknis dan efesiensi ekonomis. Efesiensi teknis dalam kegiatan pemasaran berkaitan dengan efektifitas yang berhubungan dengan aspek fisik dalam kegiatan pemasaran, sedangkan efesiensi ekonomis berkaitan dengan efektifitas dalam kegiatan fungsi pemasaran dilihat dari segi keuntungan masing- masing lembaga pemasaran.

Pasar yang tidak efisien akan terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu efisiensi pemasaran akan terjadi jika : (1) biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi (2) presentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi (3) tersedianya fasilitas fisik dan pemasaran dan (4) adanya kompetisi pasar yang sehat. Umumnya di Negara – Negara berkembang, empat kriteria diatas tersebut umumnya digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran (Soekartawi, 1991).

Efisiensi pemasaran terjadi jika lembaga pemasaran mampu menyampaikan hasil produsen kepada konsumen dengan biaya semurah – murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut serta mampu meningkatkan utility atau nilai tambah barang dan jasa baik dari segi kepemilikan, waktu, tempat dan bentuk. Jalur

(39)

pemasaran yang efisien terjadi apabila rasio margin total relatife lebih tinggi dibandingkan dengan jalur lainnya. Efisiensi pemasaran dapat juga dilihat dari kecilnya biaya pemasaran pada masing – masing lembaga pemasaran (Mubyarto, 1989).

e. Monopoli dalam Pemasaran

Dengan demikian, UU Anti Monopoli No. 5/1999 dalam memberikan makna pada posisi dominan atau tindakan anti-persaingan lainnya meliputi persaingan antarbranding dan persaingan intraband.

Apa yang dimaksud dengan persaingan antarbrand adalah persaingan antara produsen produk generik yang sama. Hal ini dilarang,Misalnya, jika satu perusahaan mengendalikan 100 persen pasar televisi, atau apa yang dikenal sebagai "monopoli". Sementara itu, kompetisi intraband adalah persaingan antar distributor untuk produk dari produsen tertentu.

(Munir Fuady 2003: 6).

Selain itu, ada juga yang menafsirkan tindakan monopoli sebagai hak istimewa atau keuntungan khusus yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang atau perusahaan, yang merupakan hak atau kekuasaan eksklusif untuk menjalankan bisnis atau mengendalikan penjualan seluruh pasokan barang tertentu.

Dalam hukum Inggris kuno, monopoli diartikan sebagai suatu izin atau keistimewaan yang dibenarkan oleh raja untuk membeli, menjual, membuat, mengerjakan atau menggunakan apapun secara keseluruhan. Dimana tindakan monopoli tersebut secara umum dapat mengekang kebebasan berproduksi atau trading. Atau monopoli dirumuskan juga sebagai suatu tindakan yang memiliki atau mengontrol

(40)

bagian besar dari suplai di pasar atau output dari komuditi tertentu yang dapat mengekang kompetisi, membatasi kebebasan perdagangan yang memberikan kepada pemonopoli kekuasaan pengontrol terhadap harga.

Adalagi yang mengartikan kepada tindakan monopoli sebagai suatu hak atau kekuasaan hanya melakukan suatu kegiatan atau aktivitas yang khusus, seperti membuat suatu produk tertentu, memberikan suatu jasa dan sebagainya. Atau suatu monopoli diartikan sebagai pemilikan atau pengendalian persediaan atau pasaran untuk suatu produk atau jasa yang cukup banyak untuk mematahkan atau memushnahkan persaingan, untuk mengendalikan harga, atau dengan cara lain untuk membatasi perdagangan.

D. Bawang Merah

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubtitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontibusi cukup tinggi terhadap perkembangan perekonomian wilayah (wibowo,1999).

Bawang merah adalah salah satu rempah multiguna. Paling penting didayagunakan sebagai bahan bumbu dapur sehari-hari dan penyedap berbagai masakan. Kegunaan lain dari umbi bawang merah adalah sebagai obat tradisional untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Sudah sejak lama, nenek moyang menggunakan umbi awang merah sebagi obat nyeri perut

(41)

dan penyembuhan luka atau infeksi. Selain itu jga banyak digunakan untuk penyembuhan penyakit demam, kencing manis dan batuk. Tumbuhan bawang merah adalah sejenis tumbuhan semusim yang memiliki. Tumbuhan bawang merah (Allium cepa L. Var. Ascalonium L. Back.), famili Alliaceae adalah pesies dengan nilai ekonomi yang penting, yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia khususnya di benua asia dan eropa (Rahayu dan Berlian,2004).

Bawang merah asal mulanya merupakan perubahan bentuk dari bawang bombay yang mengadakan adaptasi dengan membentuk klon-klon yang spesifik dengan jumlah kromosom 2n = 16. Perkembangan bawang merah didaerah iklim sedang tidak normal, tetapi cukup potensial untuk dikembangkan didaerah tropis. Dalam tiap 100 gram umbi bawang merah segar mengandung kalori 39,0 kalori,protein 1,5 gram, lemak 0,3 gram, karbohirat 0,2 gram, kalsium 36,0 mg,fosfor 40,0 mg, zat besi 0,8 mg, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 2,0 mg, dan air 88,0 gram. Selain kaya akan kandungan gizi, umbi bawang merah juga banyak mengandung senyawa kimia seperti proplonaldehia, metil alkohol, dan propil merkaptan, serta sedikit sampai sedikitnya senyawa- senyawa yang terdiri atas hydrogen sulfidaa, asetaldehida, sulful dioksida, diprppil alkoholl, 4-heksana-1- alkohol,dan 2-hidroksil propantiol (Anonim,2013).

Varietas bawang merah yang ditanam di indonesia cukup banyak macamnya, tetapi umurnya produksi varietas tersebut masih rendah (kurang dari 10 ton/ha). Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan yang lain biasanya didasarkan pada bentuk,ukuran, warna, kekenyalan, aroma, umbi, umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta

(42)

hujan, dan lain-lain. 35 Adapun beberapa varietas bawang merah tersebut antara lain : varietas bima brebes, mean ,keling, maja cipanas, sumenep, kuning, kuning gombong,bangkok, klon bawang merah no.88, klon bawang merah no. 86, dan klon bawang merah no. 33 (putrasamedja dan suwandi, 1996).

Bawang merah adalah tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya yang panjang dan berongga seperti pipa.Pangkal daunnya bisa berubah seperti menjadi umbii lapis. Bawangmerah berbunga sempurna dengan ukuran buah kecil, bentuknya seperti kubah dengan tiga ruangan dan tidak berdaging. Namun, memiliki dua biji agak lunak dan tidak tahan terhadap sinar matahari (Sunarjo, 2004).

Bawang merah (Allium Ascalonicum L) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi sebagai campuran bumbu masak setelah cabai. Sebagai komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat, potensi pengembangan bawang merah masih terbuka lebar, tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri (Suriani, 2012).

Bawang merah adalah salah satu rempah muktiguna yang paling penting didayagunakan sebagai bahan bumbu dapur sehari-hari dan penyedap berbagai masakan. Kegunaan lain dari umbi bawang merah adalah sebagai obat tradisional untuk pelayanankesehatan masyarakat. Sudah sejak lama nenek moyang menggunakan umbi bawang merah sebagai obat nyeri perut dan penyembuh luka atau infeksi. Selain itu banyak digunakan untuk penyembuhan penyakit demam, kencing manis dan batuk.

(43)

Menurut penelitian, bawang merah mampu menurunkn kandungangula dan kolesterol tubuh, menghabat penumpukan trombosit, serta meningkatkan aktifitas fibrionolitik sehingga dapat memperlancar aliran darah. Bawang merah juga mampu memobilitasi kolesterol dari tempat penimbunannya. Untuk pengobatan penyakit tersebut, bawang merah dapat diberikan dalam bentuk utuh, baik dalam keadaan mentah atau dimasak dulu. Selain itu, dapat juga dibuat sari bawang, ekstra kering yang berupa bubuk, atau dalam bentuk minyak asirinya.

Bawang merah pada awalnya merupakan perubahan bentuk dari bawang Bombay yang diadaptasi dengan membentuk klon tertentu dengan jumlah kromosom 2n=16. Perkembangan bawang merah di daerah beriklim sedang tidak normal, tetapi cukup potensial untuk dikembangkan di daerah tropis.

Dalam setiap 100 gram umbi bawang merah segar mengandung kalori 39,0 kalori, protein 1,5 gram, lemak 0,3 gram, karbohidrat 0,2 gram, kalsium 36,0 mg, fosfor 40,0 mg, zat besi 0,8 mg, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 2,0 mg, dan air 88,0 gram. Selain kaya akan kandungan nutrisi, umbi bawang merah juga mengandung banyak senyawa kimia seperti proplonaldehia, metal alcohol, dan propel merkaptan, demikian juga beberapa senyawa yang terdiri dari hydrogen sulfide, asetaldehida, sulful dioksida, diprppil alkohol, 4- heksana-1. -alkohol, dan 2-hidroksil propantial (Anonim, 2013).

Bawang merah adalah komoditas strategis dan penting bagi perekonomian di Indonesia. Usahatani bawang merah adalah sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang dapat memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pembangunan ekonomi wilayah (Deptan 2005). Bawang merah sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu bumbu masakan

(44)

dan dapat menambah cita rasa pada masakan, selain itu bawang merah dapat dijadikan sebagai obat. Sementara itu wilayah penghasil bawang merah di Indonesia meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.Bawang merah adalah hasil produksi yang memiliki tingkat ekonomi besar seperti penyaluran pemanfaatan pribumi, sumber pendapatan petani dan kemampuan sebagai anggaran pendapatan negara (Nurhapsa, Kartika, Arham, 2015).

Tanaman bawang merah ini dapat ditanamdan tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl. Komuditas sayuran ini umumnya peka terhadap keadaaniklim yang buruk seperti curah hujan yang tinggi serta keadaan cuaca yang berkabut. Tanaman bawang merah membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25%-32ºC serta kelembaban nisbi yang rendah (Sunaryono dan Soedomo, 1983).

Dengan morfologi tersebut tanaman bawang merah tergolong tanaman yang rentan hama dan penyakit dan mempunyai karakter peka terhadap hama dan penyakit. Sehingga keberhasilan petani dalam budidaya bawang merah adalah tergantung pada produksi dan harga produk. Dengan perilaku harga yang sangat fluktuasi sertadaya simpan yang pendek, maka perludilakukan pengamatan produktifitas serta permintaan pasar yang tepat.

(45)

E. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris merupakan hasil penelitian terdahulu yang mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah tabel mengenai tinjauan empiris atau penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penyusunan penelitian ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Masari (2020) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran Pada

UMKM Kopi

Lembah Mentenang

Jangkat Di

Kabupaten Merangin

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

penelitian ini adalah (1) secara parsial (uji T): (a) variabel produk dan promosi tidak memiliki pengaruhi yang positif dan signifikan terhadap pemasaran Kopi Lembah Menteng Jangkat di Kabupaten Merangin (b) variabel harga dan distribusi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pemasaran Kopi Lembah Mentenang Jangkat di Kabupaten Merangin (2) Secara simultan (Uji F) menunjukan bahwa variabel produk, promosi, harga dan distribusi secara bersama-sama

atau simultan

berpengaruh terhadap Pemasaran Kopi Lembah Mentenang Jangkat di Kabupaten Merangin.

2. Nur Arafah (2018) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Bawang Merah Di Kota Medan.

Metode yang

digunakan dalam

mengolah dan

menganalisis data permintaan bawang merah yaitu analisis

Secara serempak, permintaan bawang merah dipengaruhi oleh harga bawang merah, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan

(46)

model persamaan regresi linear berganda.

kuning dimana F-Tabel (2.63) sebesar = 5%.

Secara parsial variabel harga bawang merah, pendapatan konsumen dan juga jumlah tanggungan keluarga berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan bawang merah. Sedangkan untuk variabel harga bawang

kuning tidak

berpengaruh signifikan terhadap kuantitas permintaan bawang merah.

3. Yudi (2018) Analisis

Pemasaran

Bawang Merah Di Kabupaten

Enrekang.

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saluran pemasaran bawang merah di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang memiliki 3 marjin pemasaran tertinggi yaitu saluran pemasaran tingkat ketiga. Tingkat efisiensi tekhnis pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran bawang merah yakni pada saluran I sebesar Rp.

125, II sebesar Rp. 35.7 dan saluran III sebesar Rp. 2.30.

4. Faisal Agimga (2018) Analisis Pemasaran

Bawang Merah (studi kasus Desa Umela Kecamatan Blang Pegayojn Kabupaten Gayo Lues.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode study kasus (case study) yaitu penelitian yang dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan. Studi kasus merupakan metode yang menjelaskan jenis penelitian mengenai suatu objek tertentu selama kurun

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 2 saluran

pemasaran dan

sharemargin pada saluran Isebesar 68%

dan saluran pemasaran II sebesar 80%, kemudian nilai efesiensi pemasaran I adalah 9,92% dan saluran pemasaran II 8,85%

menunjukan lebih

(47)

waktu tertentu, atau suatu fenomena yang ditentukan pada suatu tempat yang belum tentu sama dengan daerah penelitin lain.

efesien saluran ke II karena (8,85<9,92).

5. Saraswati (2020) Analisis Efisiensi Pemasaran

Komuditas Bawang Merah di Desa Batunoni

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis pemasaran dengan menggunakan analisis marjin memperoleh total marjin pemasaran sebesar 13.000. Untuk saluran 1 memperoleh marjin sebesar Rp 4.000 dan saluran 2 sebesar Rp 9.000. Sedangkan efisiensi pemasaran bawang merah memiliki nilai efisiensi sebesar Rp 0,12% pada saluran pemasaran 1 dan untuk saluran pemasaran 2 memiliki nilai sebesar Rp 0,13%. Hal ini dikatakan bahwa saluran yang memiliki nilai paling efisien adalah saluran pemasaran 1, karena biaya yang dikeluarkan

lebih sedikit

dibandingkan dengan saluran pemasaran 2

karena rantai

pemasarannya lebih panjang daripada saluran pemasaran 1.

F. Kerangka pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana Analisis saluran Pemasaran Bawang Merah di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.Dimana aspek pemasaran bawang merah tersebut diteliti tentang fungsi pemasaran, lembaga pemasaran, saluran dan margin pemasaran.

(48)

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan dengan cara menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang mempunyai nilai dengna pihak lain.

Pemasaran juga biasa disebut sebagai proses penyusunan komonikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan impormasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Dalam proses penyampaian dari tingkat petani ke tingak konsumen diperlukan berbagai keinginan untuk dapat memperlancar proses penyampaian barang dan jasa yang bersangkutan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan atas tiga fungsi, yaitu (1) fungsi pertukaran, (2) fungsi fisik, (3) fungsi fasilitas.

Fungsi pertukaran adalah suatu kegitan yang dapat memperlacar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarakan.Fungsi fisik adalah suatu tindakan yang langsung berhubungan dengan barang atau jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, kegunaan bentuk dan kegunaan waktu.Sedangkan fungsi pasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara petani dan konsumen.

Terdapat lembaga-lembaga yang terlibat dalam menyampaikan barang atau jasa dari petani ke konsumen.Karena jarak antara petani yang menghasilkan barang atau jasa sering berjauhan dengan konsumen, maka keberadaan lembaga pemasaran sangat diperlukan untuk dapat menggerakan barang dan jasa tersebut ke titik petani ke titik konsumen.

(49)

Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan seorang petani bila hendak memilih polah penyaluran, di ataranya adalah:

1. Pertimbangan pasar, meliputi: siapa konsumenya, apakah rumah tangga saja, atau kedua-duanya, berapa besar pembeli potensisal, bagaimanah konsentrasi pasar secarah gegrafis, berapa jumlah panen, dan bagaimanah kebiasan konsumen dalam membeli.

2. Pertimbangan barang, meliputi: berapa besar nilai per unit barang tersebut, besar dan berat barang, apakah mudah rusak atau tidak, bagaimanah sipat teknisnya, apakah berupa barang standar atau pesanan, dan bagaimanah luas produk perusahaan bersangkutan 3. Pertimbangan dari segi perusahaan meliputi: sumber permodalan,

kemampuan dan pengalaman manajemen, pengawasan penyaluran, dan pelayanan yang diberikan oleh penjual.

4. Pertimbanagn terhadap lembaga perantara meliputi: pealayanan yang diberikan lembaga perantara, kegunaan perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan petani, volume penjualan, dan pertimbangan biaya.

Margin pemasaran adalah (1) perbedaan harga atau selisih harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterimah oleh petani, (2) harga dari kumpulan permintaan untuk jasa-jasa pemasaran yang diterimah olah para pelaku pemasaran sebagai akibat adanya permintaan dan penawaran turunan. Mergin pemasaran pada umumnya dinilai pada komoditas yang sama, pada jumlah yang sama dan struktur pasar bersaing sempurnah. Margin pemasaran berbeda-beda antara satu komoditas hasil pertanian dengan komoditas lainya.Hal ini disebabkan adanya pebedaan

(50)

jasa-jasa yang diberikan pada berbagai komoditas mulai dari petani ketingkat pengecer dan konsumen akhir.

Perbedaan perlakuan yang diberikan antara satu komoditas dengan komoditas lainnya akan menyebabkan adanya perbedaan mergin pemasaran antara komoditas tersebut. Rendahnya margin pemasaran antara satu komoditi belum tentu dapat mencerminkan efiesensi yang tinggi dalam pemasaran komoditi tersebut. Salah satu cara yang cukup bermanfaan adalah membandingkan bagian yang diterima petani dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen, pada penelitian ini perlu diketahui harga yang ditemia oleh petani, harga beli, biayabiaya pemasaran dan harga jualnya.

(51)

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian ini yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1. Skema kerangka pemikiran Analisis Saluran Pemasaran Bawang Merah di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Sistem Pemasaran

Saluran Margin Efisiensi Monopoli

Pemasaran bawang merah

Tipe 1: P1-k Tipe2 :P1-P2-K Tipe3:P1-P2-P3-K Tipe4:P1-P2-P3-P4-K

Harga Jual Harga Beli

Biaya Pemasaran

Tingkat MPI

Konsumen AKhir

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiono (2018:213) metode deskriptif pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan..

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dengan pertimbangan bahwa wilayah ini merupakan salah satu penghasil komuditas bawang merah di Kabupaten Enrekang.Dan penelitian ini akan dilakukan setelah ujian proposal.

C. Jenis dan Sumber data 1. Jenis Data

jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu:

a. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan suatau kegiatan sesudah data dari seluruh responden atau sumber data-data lain semua terkumpul. Teknik analisis data kuantitatif yaitu menggunakan rumus efisiensi Pemasaran

(53)

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif bertujuan untuk mempermudah memahami apa yang terdapat di balik semua data tersebut, mengelompokkannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Dalam analisis data kuantitatif, agar mudah dimengerti dan pola umum itu terwakili dalam bentuk simbol-simbol statistik, yang dikenal dengan istilah notasi, variasi, dan koefesien.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan penelitian ada 2 yaitu:

a. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya dengan bantuan koesioner wawancara. Data tersebut berupa identitas responden dan beberapa pertanyaan terbuka terhadap responden yang berkaitan dengan bawang merah dan pemasaran bawang merah.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada peneliti sebagai tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik, buku, laporan,jurnal, dan lain-lain..

D. Tekhnik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau informan yaitu petani dan pedagang bawang merah yang ada di Desa Singki.Penggunaan

(54)

metode ini adalah wawancara langsung yang diajukan kepada informan yang ada dilokasi penelitian.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mencari informasi di lokasi penelitian, untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian dan untuk mengetahui kegiatan pengelolaan bawang merah.

3. Dokumentasi

Yaitu dokumen berupa gambar/foto yang diambil saat melakukan penelitian di lapangan, contohnya padasaat melakukan observasi lapangan, dan pada saat wawancara dengan pedagang dan petani bawang merah di Desa Singki, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

E. Instrumen Penelitian

Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini, yang akan terjun langsung ke lapangan untuk melihat fenomena yang ada, mengumpulkan data-data dan mengelolanya hingga mencapai kesimpulan dari apa yang didapatkan. Dalam pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunakan pedoman wawancara, alat perekam dan alat komunikasi. hal ini dapat dilakukan untuk memudahkan dalam pengumpulan dan pengumpulan data.

F. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan beberapa formula dalam mendukung penelitian ini, formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besarnya margin digunakan rumus sebagai berikut :

(55)

M = Hp – Hb

Dimana : M = Margin lembaga pemasaran Hp = Harga jual di tingkat petani Hb = Harga beli di tingkat konsumen

2. Untuk menghitung efisiensi saluran pemasaran digunakan rumus : EP = X 100 % (Soekartawi, 2002)

jika :EP yang nilainya < 1 = paling efisien EP yang nilainya 1 > = Tidak Efesien Dimana : EP= efisiensi pemasaran(%)

BP= Total biaya pemasaran (Rp/kg)

NP= Total nilai produk yang dipasarkan (Rp/kg) 3. Tingkat monopoli (Mp1)

MPI = M/VC Dimana : MPI = Monopoli Indeks

M = Margin Pemasaran

VC = Biaya Variabel Pemasaran.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar  2.1.  Skema  kerangka  pemikiran  Analisis  Saluran  Pemasaran  Bawang  Merah di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
Tabel 4.3menjelaskan bahwa fasilitas dan infrastrukturterbanyak di  Desa  Singki,  kecamatan  Angeraja,  Kabupaten  Enrekang  adalah  dua  roda (sepeda motor) dengan total 895 unit
Tabel  4.6  menunjukkan  bahwa  jumlah  responden  terbanyak  berdasarkan klasifikasi jumlah tanggungan keluarga dengan jumlah  2-3  orang  yakni  10  orang,(2-37,04  persen),  sedangkan  terendah  dengan  jumlah  tanggungan  kelurga  sebanyak  8-9orangyak

Referensi

Dokumen terkait

Namun, model yang paling tepat sebagai representasi kemasan untuk pelaku usaha kopi specialty untuk skala industri mikro adalah kemasan tipe flat bottom pouch

Angandika wong kang ahlul supi, khakekate amaujud edat, iku rupane maklume, kang aneng ndalem ngelmu, ing tingale tekeng ing budi, de ngelmune tan ana, tan

 Seluruh pendukung Ghuwai Cetik dan semua yang pernah mendukung karya ujian penulis dari ujian komposisi musik etnis I..

Dari keempat buah nilai korelasi yang ada pada tabel 4.29 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi tertinggi terhadap waktu terletak pada sensor T4 yang menempel di

Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun ketapang ( Terminalia catappa ) memiliki efektivitas yang baik tehadap pertumbuhan

O Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat produk lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim atau dijual pada suatu

Bagi produsen/pemilik warung internet game online, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi agar dapat lebih mengetahui apa saja yang menjadi

Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, yang begitu besar sekali untuk selamanya, meruntuhkan hambatan bagi kita untuk dapat berhubungan langsung dengan Allah Bapa di