• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompentensi pada pembelajaran pendidikan Agama Islam dan Hubunganya dengan hasil belajar di SMA Negri 70 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompentensi pada pembelajaran pendidikan Agama Islam dan Hubunganya dengan hasil belajar di SMA Negri 70 Jakarta"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

AGAMA ISLAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR DI Sl\1A NEGERI 70 JAKARTA

Diajukan Dalarn Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Mernperoleh Gelar Smjarn1 Pendidikm1 Islam Pada Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendiclikan Agarna Islam di UIN Syarif Hiclayalullah Jakarta

Oleh:

YAlJMIL FITRI HAQIQI 0011017822

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KE.GURUAN UNIVERSIT AS ISLAM NEGERl SY ARIF JUDA YA TULLAI-1

(2)

HUBUNGANNY A DENGAN HA SIL BELAJAR DI SMA NEGERI 70 JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilnm Tarbiyah dan Keguman Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendiddikan Islam

Oleh: Yaumil Fitri Hagigi

NIM: 0011017822

Di bawah bimbingan

L

-NIP: 150 012 567

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATUJ,LAH

(3)

Skripsi ケセョァ@ berjudul "EFEKTIFIT AS PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN HUBllNGANNY A DENGAN

HASIL BELA.JAR DI SMA NEGERI 70 .JAKARTA" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hiclayatullah Jakm1a pada tanggal I 0 September 2004. Skripsi ini tel ah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata Satu (S-1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Dekan I

Ketua erangkap Anggota

Prof. Dr. H. Salman Harun \ NIP. 150 062. 568

\

Penguji 1

Jakai1a. I 0 September 2004

Sidang Munaqasyah

Anggota

Pcmbantu Dekan I I Sekretaris Mcrangkap Anggola

?

/ .

OセャGゥャNANA⦅ャ}ャャャャ@

(4)

Jakarta, l8 Agustus 2004

(5)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

KA.TA PENGA.NTAR ... iii

DAFT AR ISI. ... vi

DA.FTAR TA.BEL ... ix

BA.BI PENDAHULUA.N ... 1

A. La tar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Metodologi penelitian ... 8

E. Sistematika penulisan ... 9

BAB II KAJJAN TEORI ... 10

A. Pendidikan Agama Islam di SMA ... 10

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam di SMA ... l 0 2. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 16

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 21

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 22

(6)

BABV PENUTIJP ... 75

A Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN-LAMPlRAN ... 83

(7)

1. Kurikulum SMA Negeri 70 Jakarta ... 58

2. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Negeri 70 Jakarta ... 61

3. Keadaan Siswa SMA Negeri 70 Jakarta ... 61

4. Keadaan Sarana dan Prasarana di SMA Nege1i 70 Jakarta ... 62

5. Tabel nilai hasil belajar. ... 71

(8)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.

Pendidikan adalah usaha sadar, dilaksanakan secara teratur dan berencana untnk menyiapkan peserta didik melalui berbagai kegiatan baik berupa bimbingan, pengajaran maupun latihan agar peserta didik dapat berperan dengan sebaik-bailmya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Untuk mewujudkan pembangunan nasional diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, sehingga perlu ada pengaturan dalam penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengatur tentang pendidikan nasional.

Pendidikan nasional bertujuan meneerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

(9)

pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Setiap jenjang tersebut memiliki tujuan institusional, dan untuk mencapai tujuan tersebut.diperlukan alat dan sarana pendidikan, salah satu diantaranya adalah kurikulum. 1

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi se1ta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.2

_

Namun sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. Sementara, tantangan dan perkembangan lingkungan strategis, baik nasional ma11p1m internasional dalam berbagai bidang kehidupan semakin berat.3,,,.

Toftler (1981) menyatakan bahwa munculnya dtmia super-industri ( nama lain dari dunia informasi) akan berakibat timbulnya keterkt<jutan masa depan yang berpengaruh pada semua cabang kehidupan: keluarga, bisnis, subkultur, gaya hidup dan hubungan antar manusia. Keterkejutan masa depan ini

'Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar baru, 1989), h. 6

Ul

2

.Sis/em Pendidikan Nasional, No. 2, th. 1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), (l's 37), h_ 16

3

Indra Djati Sidi, Ph.D, Menuju Masyarakat Be/ajar; Menggagas Paradigma Bara

(10)

disebabkan karena kurang mampw1ya manusia beradaptasi terhadap peruhahan radikal yang te1jadi.

Usaha-usaha transformasi pendidikan sangat dirasakan pentingnya dalam rangka menangkal keterkejutan masa depan ini. Adaptas1i terhadap lingkungan baru tersebut mutlak diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia. 4

Pemecahan masalah secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan melalui kerjasama secara demokra.tis. Unesc:o (1994) mengemukakan bahwa pendidikan harus diletakkan pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do),

belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be).5

Dalam penyelenggaraan pendidikan nasional masa depan, perhatian perbaikan sistem pendidikan nasional ditujukan pada aspek-aspek: Kurikulum sarana dan prasarana pendidikan, tenaga kependidikan, manajemen pendidikan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. 6

Kurikulum idealnya disamping sebagai parameter operasionalisasi proses belajar mengajar, sekaligus-terutama- sebagai alat mendeteksi (meramal)

4

Achmad Syahid dan Abas Al Jauhari (ed.), Bahasa, Pe11didika11, da11 Agama, Logos Wacana llnm, Ciputat, 2002, h. 277

5

E. Mulyasa, M.Pd, Kuriku/um Berbasis Kompetensi, Rosda Karya, Bandung, 2002, h. 5

6

(11)

Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif: dan tidak mampu lagi memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Salah satu perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan Jrurikulum, dalam perkembangannya kurikulum banyak menga:lami perubahan, baik pengurangan, penambahan maupun penyempurnaan muatan kurikulum, hal ini terjadi karena dinamika dunia pendidikan dengan kurikulumnya tidak dapat lepas dari perkembangan zaman yang terus-menerus mengalami perubahan dari waktu ke waktu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan zaman semakin modern .

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulwn berbasis kompetensi (competency based

curiculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan

(12)

secara efektif, efisien dan tepat guna. 9 Tujuan utama KBK adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. Pemberian wewenang (otonomi) kepada sekolah diharapkan dapat mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif.

Sekolah harus mampu mencermati kebutuha.n peserta didik yang bervariasi, keinginan staf yang berbeda, konclisi lingkungan yang beragam, harapan masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak bisa mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial, clan berkualitas. JO

Berdasarkan uraian di atas, penulis bemiat untuk rneninjau lebih dalarn tentang efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada Pendidikan Agama Islam dan hubungannya dengan hasil belajar di SMA, akhimya untuk menganalisis efektifitas pelaksanaan pengajaran pendidikan agama Islam berdasark;an kurikulum berbasis kompentensi dan hubungannya dengan hasil belajar, penulis menetapkan pilihan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 70 Bulungan Jakarta Se Iatan.

9 !bid, h. 8

(13)

2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksirnaan kurikulwn berbasis kompetensi pada belajar Pendidikan Agama Islam.

3. Untuk mengetahui hubungan antara efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan basil belajar.

D. Metodologi Penelitian

Sebagaimana lazimnya suatu karya ilmiah, maka penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitu :

1. Kajian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan rnembaca buku serta literature yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke obyek yang diteliti ..

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalab

" Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi "y:mg terbitkan oleh

VIN

Press Jakarta tahun 2002.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan dibabas dalam lima bab, yaitu:

(14)

- Bab II pembahasan diawali pengertian Pendidikan Agama Islam di

SMA, dasar Pendidikan Agama Islam, fungsi Pendidikan Agama Islam, dan tujuan Pendidikan Agama Islam, dan dilanjutkan pembahasan tentang kurikulum berbasis kompetensi yang terdiri dari pengertian kurikulum berbasis kompetensi, dasar pernikiran digw1akannya kurikulwn berbasis kompetensi, ciri-ciri kurikulum berbasis kompetensi, silabus Pendidikan Agama Islam sesuai kurikulum berbasis kompetensi, pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan teori tentang efektifitas pengajaran yang terdiri dari pe:ngertian dan ciri-ciri pengajaran yang efektif

Bab III merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari variabel penelitian, populasi dan sampel, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

Bab IV merupakan basil penelitian yang terdiri dari sepintas SMA Negeri 70 Jakarta, deskripsi data, analisa data dan irrterpretasi data.

(15)

DAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

. A. Pendidikan Agama Islam di SMA

., 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum mengemukakan pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu akan penulis uraikan pengertian pendidikan, kemudian pengertian Islam dan akhimya akan penulis kemukakan pengerl:ian Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan menumt bahasa berasal dari kata "didik" dengan memberi awalan "pe" dan akhiran "kan" mengandung arti pe:rbuatan (hal, cara, dan sebagainya).1 Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. 2 Istilah pendidikan bemsal dari bahasa Yunani, teirdiri dari kata "PAJS" artinya anak; dan "AGAIN" diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie

1 Poerwadarminta, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.

250.

2 Anton M. Moeliana, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai l'ustaka, 1998), Cet. I,

h. 204.

(16)

yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.3 Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa lnggris dengan "education" yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini senng diterjemahkan dengan 'Tarbiyah" yang berarti pendidikan.4

Selanjutnya akan dibahas pengertian pendid:ikan dari segi istilah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 5

Pendidikan adalah setiap usaha orang dewasa dalan1 pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.6

Pendidikan adalah setiap usaha yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku sedemikian rupa sehingga menjadi tingkah laku yang diinginkan. 7

3 Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati, I/mu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 69.

4

Ramayulis, !/mu Pendidikan Ls/am , (Jakarta: Kalam Mulia, 1992), h. I.

5 Undang-undang Republik Indonesia no. 20 ta/11m 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta Penielasannya, (Bandung: citra Umbarn, 2003), h. 3.

6

(17)

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik ュ・ョセェオ@

terbentuknya kepribadian yang utarna.8 Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kernampuan dasar anak baik dalarn bentuk pendidikan fonnil maupun non fom1iL9

Dari definisi di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam bentuk pendidikan fonnal maupun non formal, menuj u terbentuknya kepribadian yang utama untuk keperluan masyarakat, bangsa dan Negara.

Selanjutnya akan dibahas pengertian agama. Agama menurut bahasa

berasal dari kata din (0-!JJI) dari bahasa Arab dan kata religi dari bahasa

Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata; a = tidak, dan gam = pergi, jadi tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi tunm temurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Ada lagi pendapat yang mengatakan agama berarti teks atau kitab suci, dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci.

7

Sudarsono. S.H. Kamus Fllsajat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet. l, h. 191.

8

(18)

Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya. 10

Pengertian agama dari segi istilah, menwut Dr. Sidi Gazalba mendefinisikan: Religi adalah kepercayaan pada d.an hubungim manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubtmgan mana menyatakan diri dalam bentuk serta system kultus dan sikap hidup, berdasarkan doktrin tertentu.11

A M. Saefuddin mengatakan bahwa agama merupakan kebutuhan paling essensial manusia yang bersifat universal. Karena itu, agama, menurutnya, adalah kesadaran spiritual yang di dalamnya ada satu kenyataan di luar kenyataan yang tampak ini, yaitu bahwa manusia selalu mengharap belas kasih-Nya, bimbingan tangan-Nya, serta belaian-Nya, yang secara ontologis tidak bisa diingkari, walaupun oleh manus:ia yang paling komunis sekalipun.12

Harun Nasution memberi definisi-definisi ag,ama sebagai berikut: a .. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan keku.atan gaib

yang harus dipatuhi.

b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengu.asai manusia

9 M.Arifin, Hubungan timbal batik Pendidiktm Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 14.

10

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakru1a: Ul Press, 1985), h. 9.

11

Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: al Maarif, 1973) Cet. I, h. 77.

12

(19)

61.

c .. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang mcmimbulkan cara hidup te1ientu.

e. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan gaib.

f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib.

g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbuldari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.

h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang

I 13

rasu.

Dari beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. lkatan ini mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Satu kekuatan gaib yang dapat ditangkap oleh panca indra.

Selanjutnya pengertian Islam dari segi kebahasaan, islam berasal dari

bahasa Arab yaitu dari kata "salima"

Cr-L)

yang me.ngandung arti selamat,

sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk

as lama

Cr-LI)

berarti berseral1 diri masuk dalam kedamaian. 14

13 Harun Nasution,

Islam Ditily"au dari Berbagai Aspeknya, Op. Cit., h. I 0.

14

(20)

Adapun pengertian Islam dari segi istila11, Hanm Nasution mengatakan bahwa Islam menurut Istilah (Islam sebagai Agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. 15

Selanj utnya akan dibabas pengertian Pendi.dikan Agama Islam. Menurut penjelasan pasal 37 bab X ayat 1 UUSPN No. 20 thn. 2003, Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik meajadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.16

Prof. H. M. Arifin mengartikan bahwa Pendidikan Agania Islam adalah "usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pe1tumbuhan dan perkembangannya.17

Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba. memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam yaitu "suatu bimbingan baik jasmani rnaupun

" Ibid, h. 64.

16

UUSPN no. 20 thn. 2003, Op. Cit., h. 66.

17

(21)

rohani yang berdasarkan hukwn-hukum agaama Islam menuJU kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam. 18

Pendidikan Agama Islam juga dapat dia11tikan "melatih s1swa sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan mereka diatur oleh nilai-nilai Islam ym1g

d. I 19 sangat 1rasa rnn.

Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat dia.mbil suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaba bimbingan terhadap anak didik agar dapat memahami, meyakini, menghayati dan mengmnalkan serta meqjadikan ajaran ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya.

2. Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Dasar ialah pangkal tolak dari suatu aktivitas.2

°

Fungsinya ialah menjamin teguh berdirinya pendidikan. Agar usaha-usaha yang terlingkup di dalam kegiatan pendidikan mempunyai sumber ke1teguhan, suatu swnber

18 Ahmad D. Marimba, Pengantar Fi/safat Pendidikan Islam, (Bandw1g: al Ma'arif, 1989),

Cet. Ke-8, h. 21.

19

Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Jsl<m1. (JAKARTA: Pustaka Firdaus, 1996), Cet. Ke-3, h. 23.

20 Syahmiran Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Ko11sepsiPendidika11 Jslami, (Jakarta: Kalam

(22)

keyakinan, agar jalan menUJU tujuan dapat tegas terlihat, tidak mudah disimpangkan oleh pengaruh-pengaruh luar.21

Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai dasar, yakni:

a. Dasar Agama

Yang dimaksud dengan dasar agama di sini ialah dasar yang muncul dari firman Allah (al Qur'an) dan sunah rasul.

Firman Allah dalam al Qur'an:

Artinya: "Dan harangsiapa yang mentaati Allah dan rasul-Nya, maka seseungguhnya ia akan hahagia sebenar-henar bahagia."

(.Surat al Ahzab: 71)

Ayat tersebut tegas sekali mengatakan, bahwa apabila manusia telah mengatur seluruh aspek kehidupannya (termasuk: pendidikannya) dengan kitab Allah dan smmah Rasul-Nya, mak:a akan bahagialah hidupnya dan sebenar-benarnya bahagia baik di dunia ini, maupun akhirat nanti.22 Di dalam al Qur'an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidik:an. Oleh karena itu

21

Ahmad D. Marimba, Penganlar Filsafat Pendidikan Islam, Op. Cit., h. 41.

22

(23)

pendidikan Islam harus menggunakan al Qur'an sebagai sun1ber utama dalam mennnuskan berbagi teori tentang pendidikan Islam.23

Dasar agama yang kedua selain al Qur'an adalah sunnah Rasululllah. Amalan yang dikerjakan oleh Rasnlulllah saw. dalam proses perubahan sikap hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan Islam karena Allah swt. menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi umatnya.

Firman Allah swt.:

A1iinya: "Di dalam diri Rasulul/ah itu kwnu bisa menemukan

teladan yang baik." (Q.S. 33: 21/4

Menjadikan al Qur'an dan hadis sebagai dasar pemikiran dalam membina sistem pendidikan dipandang sebagai kebenaran

yang

dapat diterima oleh nalar. Dengan demikian, barangkali wajar jika kebenaran itu kita kembalikan pada pembuktian akan kebenaran pernyataan firman Allah, "Kitab (al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang takwa." (Q.S. 2: 2).25

23

Zakiah Darajat, II/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. 3, h. 20.

24

Ramayulis, 1/mu Pendidikan Islam ,Op. Ci!., h. 14.

25

Jaialuddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam; konsep dan Perkembangau

(24)

Sesudah kedua sumber ini barulah datang sumber-sumber cabang yang lain, berdasar pada keduanya, menguraikan apa yang tersimpul dan memperl uas dalam meletakkan hukwn furn' dari pada dasar-dasar dan hukum-hukum umum yang terkandung pada keduanya. · Di antara sw11ber-sumber cabm1g bagi syari'at Islm11 adalah Ijma', Qiyas, Kepentingan Umum, dan yang dianggap baik (Istihsan).26

b. Dasar dari segi yuridisch/hukum

Yakni dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari pengaturan undang-undang yang secara langsung maupun secara tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.

Adapun dasar dari seg1 yuridisch formal tersebut ada 3 (tiga) macm11, yakni:

l) Dasar Ideal

Y akni dasar dari falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila, sila pertama yang berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa.' Dalan1 ketetapan

MPR

nomor If/MPR/1978 Tentang P4 (EKAPRASETYAPANCAKARSA) disebutkan puJa bal1wa dengan sila Ketuhanan Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

26

(25)

3) Dasar Operasional

Seperti yang disebutkan dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003, pasaJ 30 bahwa pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/ atau kelompok masyaraJrnt dari pemeluk agama, ウ・ウオ。セ@ dengan peraturan pemerintah. 27

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam di SMA Fungsi PAI di SMA adalah:

a. Pengembangan

Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga .

b. Penanaman Nilai

Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

c. Penyesuaian Mental

Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam.

27

(26)

d. Perbaikan

Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islan1 dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan

Pencegahan peserta didik dari hal-hal negative budaya asing yang akan clihadapinya sehari-hari.

f. Pengajaran

Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata clan nir-nyata), systim clan fungsionalnya.

g. Penyaluran

Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.28

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan aitinya sesuatu yang dituju, atau dicapai oleh suatu kegiatan atau usaha.29 Dalam tujuan terkandung cita-cita, kehendak dan kesengajaan serta berkonsekuensi penyusunan daya upaya untuk mencapainya.3° Tujuan

28

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Konrpetensi Mata Pelajm-m1 PAI Sekolah Menengah Umum, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, 2001), h. 9,

29

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Metodo/ogi Pengqjaran Agama Islam, Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1981/1982, h. 60

(27)

pendidikaJ1 Islam ialah suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. 31

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3, disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuban Yang . Maha Esa, berakblak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.12

Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurnt Dr. H. Yahya Qahar adalah mewujudkan kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat berdasarkan keimanan kepada Allah swt. 33

Menurut Ahmad D. Marimba dalam buku llnrn Pendidikan Islam yang dikutip oleh Hj. Nur Uhbiyati mengemukakan dua tujuan, yaitu;

a. Tujuan sementara artinya sasaran sementara yang hams dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan Pendidikan Agama Islam seperti kecakapan jasmaniah, membaca, menulis, dan lain-lain.

b. Tujuan akhir yaitu terwujudnya kepribadian muslim yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan ajaran Islam baik tingkah laku, kegiatan

31

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Loe. Cit

"UUSPN, No. 20 Um 2003, Op. Cit.,h. 7

(28)

30-31

jiwanya maupun filsafat hidupnya dan menunjukkan pengabdian kepada Tuhan dan penyemhan diri kepadanya. 34

Dalam proses kependidikan, tujuan akhir Qョ\セイオー。ォ。ョ@ tujuan tertinggi yang hendak dicapai. Tujuan akhir merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ingin diwujudkan dalam pribadi anak. Maka tujuan akhir itu harus meliputi semua aspek yang terintegrasi dalam pola kepribadian ideal yang bulat dan utuh. 35

Sedangkan 111em1rut Prof. Dr. Zakiah Damjat mengemukakan bahwa ada beberapa macam tujuan Pendidikan Agama Islam, yaitu:

a. Tujuan umum, adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kewajiban pendidikan, baik dengan cam pengajaran atau dengan cam lain. Tujuan umum pendidikan agama islam harus dikaitkan pula dengan tuj uan pendidikan nasional negam tempat pendidikan agama islam itu dilaksanakan dan harus pula dikaitkan dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

b. Tujuan akhir adalah untuk membentuk insan kamil dengan pola takwa dimana 'takwa' ini dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah berkurang dalam perjalanan hidup seseomng.

34

Nur Uhbiyati, I/mu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), h. Cet Ke-2, h.

35

(29)

c. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. 36

Dalam tujuan pendidikal1 Agama Islam "tidak hanya menaruh perhatian pada segi kehidupan keduniawiaan saja ataupun keagamaan, tetapi pada keduanya sekaligus dan ia memandang persiapan untuk kedua kehidupan sebagai tujuan tertinggi dan terakhir bagi kehidupan."37 Sebagaimana finnan Allah dalam Al Qur'an Surah Al Baqarah ayat 20 l yang berbunyi:

.}JI yl..h:. l;jJ セッイBセ|@ JJ セ@

t,,.;.u\

j \;.;I \.:;J Jyl,!ifr-PJ

('\' • '

:o

_;.,.II)

Artinya: "Dan di antara manusia ada yang mendo 'a: Ya Tuhan kami, berilah

kami kebaikan di dunia dan kebailam di akhirat dan peliharalah

kami dari siksa neraka. "

Tujuan akhir pendidikan Islam adalah dengan pola takwa sesuai dengan finnan Allah dalam surah Ali Imran ayat 102 yang berbunyi:

36

Zakiah Darajat, I/11111 Pendidikan is/am, Op. Cil., h. 31

37

(30)

Artinya: "Hai orang-orang yang heriman, hertakwalah kepada Allah

dengan sehenar-henar · takwa, dan janganlah kamu 1nati kecuali

dalam keadaan muslim (herserah diri kepada Allah). "

Senada dengan pengertian di atas Ngalim Purwanto mendefinisikan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah nmum ialah untuk mendidik anak-anak supaya menjadi orang yang takut kepada Allah swt. yang berarti taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi

larangan-larangan-N ya. 38

Adapun Pendidikan Agama Islam di SMA bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga met\iadi manusia muslim yang terus berkembang dalam ha! keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, hermasyarakat, berbangsa,

38

(31)

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang penidikan yang I be 11 .1 tmgg1: . . 19

Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai yang islami ke dalam pribadi seseorang, serta mengembangkannya agar sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan menjadikan seseorang bertalk.wa sehingga tercapai pribadi muslim yang kelak akan mampu memperolell. kebahagiaan di dunia dan akhirat.

B. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

1. Pengertian Kompetensi,dan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kompetensi mernpakan pe1vaduan dari ー・ョァQセエ。ィオ。ョL@ keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Mc Ashan (1981:45) mengemukakan bahwa kompetensi, " ... is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person can satisfactorily pelform

particular cognitive, affective, and psychomolor behaviors." Dalam hal ini,

kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga

39

(32)

ia dapat melakukan pe1ilaku-perilaku kognitit: afektif, dan psikomotorik

dengan sebaik-baiknya.

Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton (1979:222) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. H'al tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan pekerjaan tertentu,40

Melangkah Ice pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi, Depdiknas (2002), mengemukakan bahwa KBK sebagai perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan basil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar-mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.41

Dengan demikian, KBK merupakan perangkat standar program pendidikan yang dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yang dipelajarinya. Bidang-bidang kehidupan yang dipelajari tersebut memuat sejumlah kompetensi siswa dan sekaligus hasil belajarnya (learning

40

E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Berbasis Kompetensi; Ko11sep Karakteristik, dan lmplementasi, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-5, h. 37-38.

41 Departemen Pendidikan Nasional,

(33)

oulcomes).42

Sedangkan Dr. E. Mulyasa mendefinisikan KBK sehagai suatu konsep kurikulurn yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar perfonnansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. kセk@ diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat pese1ia didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilandengan pen uh tanggung jawab.

KBK memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian mpa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalarn bentuk perilaku atau keterampilan pese1ia didik sebagai suatu lcriteria keberhasilan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunj uk kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek · pengetahuan , keterampilan,nilai clan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh. Kompetensi tersebut

42 A. Syafi'i, "Silabus Sebagai Panduan mengajar dalam Kurikulum Berbasis

(34)

terbentuk secara transaksional berganttmg pada kondisi-kondisi dan pihak-pihak yang terlibat secara aktual43

2. Dasar Pemikiran Digunakannya Kurikulum Uerbasis Kompetensi

Pendidikan yang dapat diartikan secara luas sebagai usaha yang sadar dan sistematis dalam membantu 。ョ。ャセ@ didik untuk mengembangkan pikiran, kepribadian dan kemampuan fisiknya, mengharuskan kita setiap wab.'tu untuk mengkaji kembali masalah tersebut. Hal ini harus dilakukan disebabkan nilai yang barns dikembangkan dalam diri anak didik haruslah relevan dengan kurun zaman di mana anak itu akan hidup kelak44

Untuk merespon hal tersebut, pemerintah menyesuaikan kurikulum yang akan di1:,'1ll1akan di sekolah-sekolah dengim rnenerapkan kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan refleksi, pemikiran, atau pengkajian ulang clan penilaian terhadap kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah 1994 beserta pelaksanaannya.

''E.

Mulyasa, Kurilm/11111 Berbasi.1· Kompetensi, Op. Cit., h. 40.

44

(35)

Asumsi di balik lahirnya kurikulw11 baru ini didasarkan pemikiran bahwabakat dan kemampuan peserta didik pada tiap jenjang dalam satu satuan pendidikan berbeda-beda.45

Paling tidak terdapat tiga landasan teoritis yang mendasarl kurikulum berbasis kornpetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelornpok ke arah pernbelajaran individual. Untuk itu diperlukan pengaturan kelas yang fleksibel, baik sarana maupun wak:tu, karena dinmngkinkan pese1ta didik belajar dengan kecepatan yang berbeda,. penggunaan alat yang berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula.

Kedua, pengernbangan konsep belajar tuntas ( maste1y learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning fbr mastery) atau suatu falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik.

· Ketiga, pendefinisian kembali terhadap bakat. Dalam hal ini Hall (1986) menyatakan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran -- secara optimal, jika diberikan waktu yang cukup. Jika asumsi tersebut diterima, maka perhatian harus dicurahkan kepada waktu yang diperlukan untuk kegiatan belajar.46

45

Imam Prihardoyo dan Kenedi Nurhan," Selamat Datang Kurikulum Berbasis

Kompetensi", Kompas, (Jakarta), Rabu, 17 Desember 2003, h. 38

46

(36)

Sedangkan menurut Depdiknas (2002), dasar pemikimn untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah sebagai berikut: a. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu

dalam berbagai konteks

b. Kompetensi menjelaskan pengalan1an belajar yruGg dilalui siswa untuk menjadi kompeten.

c. Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran.

cl. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam sua1u standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.47

3. Ciri-ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi

Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai yaitu spesifikasi indikator-indikator evalua.si untuk menentuka.n kesuksesan pencapa.ian kompetensi clan pengembangan sistem pembelajaran. Di samping itu, KBK memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh pesc1ia didik. Penilaian dilakukm1 berdasarkan standar khusus sebagai

47 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetemi. (Jakarta: Pusat

(37)

hasil demonstrasi kompetensi yang clittmjukkan oleh peserta diclik. Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan. Peser:ta clidik dapat dinilai kompetensinya kapan saja bila mereka telah siap, dan dalam pembelajaran peserta diclik dapat maju sesuai dengan keman1pua11 masing-masing.48

Menurnt Depdiknas (2002), cifi-ciri kurikulum berbasis kompetensi sebagai berikut:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal.

b. Berorientasi pada basil belajar dan keberagaman

c. Penyampaian dalam pembelajaran mengg1makan pendekatan dan metode yang bervariasi.

d. Sumber belajar bukan hanya gum, tetapi juga sumber belajar yang lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

e. Penilaian menekankan pada proses dan basil <la.Jam upaya penguasaan akan pencapaian suatu kompetensi.49

48

E. Mulyasa, K11rik11/um Berbasis Kompete11si ,Op. Cit., h. 42.

•19 Departemen Pendidikan Nasional, Pe/aksa11acm Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

(38)

4. Silabus Pendidikan Agama Islam sesuai KBK di SMA

Silabus merupakan perangkat rencana cian pengaturan tentang kegiatan pernbelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian basil belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pemmsalahan berikut: a. · Kornpetensi apa yang akan dikernbangkan pada siswa?

b. Bagaimana cara mengernbangkannya?

c. Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut telah dicapai siswa?50

Oleh karena itu, silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk rnemenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Beberapa komponen silabus minimal yang dapat membantu dan memandu para guru dalam mengelola pembelajaran antara lain:

a. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di SMA. Kompetesi ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Islam.

'0 Depai1emen l'endidikan Nasional, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompelensi, (Jakarta:

(39)

b. Materi pokok

Materi pokok merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa bidru1g ajar, gugus isi, proses, keterampilaJJ, dan atau pengertian konseptual, yruig harus dimiliki dan dikembangkan pad a di ri si swa.

Materi pokok ini berfungsi sebagai batasan keluasan drui kedalamrui bahan ajar yang disampaikan kepada siswa.

c. lndikator

Indikator adalah kompetensi spesifik dan rinci yang diharapkan dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kompetensi dasar. Indikator merupakan target pencapaian pembelajaran dan sekaligus menjadi ukuran keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Rumusan kompetensi dalam indikator berupa kompetensi operasional, sehingga tingkat ketercapaiannya dapat diukur.51

d. Langkah pembelajaran

Langkah pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara berurutan untuk mencapai tujurui pembelajaran. 52

51

(40)

5. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi 1iada pembelajaran PAI diSMA

Dalarn setiap refonnasi pendidikan selalu te1jadi perubahan-perubahan kecil di dalam materi pembelajaran. Perubahannya bisa terjacfi dalam hal urutan, bisa juga terjadi penambahan atau pengurangan materi. Narnun, dalam kurikulum berbasis kompetensi guru-guru umumnya akan menemukan bahwa mereka masih rnengajarkan hal-hal yang sama. Materi pada hakikatnya sama walaupun beberapa usaha dilakukan untuk mengurangi jumlab materi dalarn kurikulum yang selama ini dianggap terlalu padat.

Sedangkan untuk kegiatan belajar mengaJar di dalam kelas dan penilaian kelas akan berubab karena tujuan dasar program pembelajaran telah berubah. Di masa lalu tujuan program pembelajaran adalah untuk mendapatkan hasil-hasil yang baik pada akhir semester, akhir tahun, dan atau pada ujian akhir. Sedangkan tujuan program pembelajaran sekarang adalah mengembangkan kompetensi-kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum sepanjang waktu persekolahan. 53

Menurut Kepala Balitbang Depdiknas Boediono mengatakan, Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki empat komponen yang perlu

52

Departemen Pendidikan Nasional, Pengembangan Silabus Kurikulum Berba:.is Kompetensi,

(41)

dipersiapkan. Keempat komponen itu adalah kurikulum dan hasil be/ajar, kegiatan belajar-mengajar, penilaian berbasis kelas, serta pengelolaan

kurikulum berbasis sekolah. Berikut akan dijelaskan keempat komponen

terse but.

a. Kurikulum

Dan

Ilasil Be/ajar

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya, yaitu kitab Suci Al Qur'an dan Al Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalmnan. Dibarengi tuntutan untuk menghonnati penganut agama lain dalam kerangka kerukunan umat beragama.

Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam, siswa akan dilibatkan dalm11 berbagai kegiatm1 dan tugas yang bermanfaat untuk

Memperteguh keimanan dan ketakwaan.

Membentuk kepribadian yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

53

(42)

Menjadikan nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai pedoman hidup.

Memperbaiki kesalahan dan kelemahan dalam ha! keyakinan dan pengamalan ajaran agama Islam.

Mencegah pengaruh budaya asing yang negatif.

Memberikan pengetahuan secara umum, sistem dan fongsinya.

Menyalurkan minat untuk mendalami pendidikan agama Islam lebih lanjut.54

b. Kegiatan Belajar-Mengajar

Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakau otoritasnya dalam membaugun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada siswa, tetapi guru be1tanggung jawab dalam menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untul< belajar sepanjang hayat.

Kegiatan belajar-mengajar mempe:rtimbangkan LO prms1p berikut:

1. Berpusat pada siswa

kegiatan belajar-mengajar perlu menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Kegiatan belajar mengajar memperhatikan bakat, minat,

54 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum dan Hasil Belajar Rumpun Pelajaran

(43)

kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar dan latar belakang sosial siswa. 55

Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yang salab satu fokus kurikulumnya adalah fiqih, hal di 'atas dapat dikembangkan, misalnya dalam materi tbabarah, siswa diminta 1mtuk mempraktekkan cara berwudhu , menggambar umt-urutan gerakan wudhu, mendiskusikan rukun wudhu, menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika sedang berwudhu, dan menunjukkan jenis alat yang digunakan dalam thaharah 56

2. Belajar dengan melakukan

kegiatan belajar-mengajar perlu memberikan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan penerapan konsep, kaidab, dan prinsip disiplin ilmu yang dipelajari57 Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ketika mempelajari penyelenggarakan jenazah, mulai dari memandikan sampai menguburkan, peserta didik akan lebih memahami dan menghayati ketika mereka diajak untuk

" Departemen Pendidikan Nasional, Kegialan Belajar-mengajar, (Jakarta: Pusat Kurikulum, balitbang, 2002) h. 2

'6 Departemen Agarna, Kegialan Pembe/ajaran Fiqih, ( Jiakarta, Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 5

(44)

mempraktekkan daripada menghafal cara memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan mnguburkan. 58

3. Mengembangkan kemampuan sosial

kegiatan belajar-mengajar perlu mendorong siS\Va untuk mengembangkan sikap sating pengertian dlengan menyelaraskan pengetahuan dan tindakannya, 59 Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam peserta didik dapat diberi tugas untuk melakukan observasi dan membuat laporan tentang pelaksanaan ibadah zakat, baik zakat fitrah maupun zakat ma!, dimasyrakat. Hasil pengamatan dan laporan itu kemudian dipresentasikan di kelas untuk di balms bersama. 60

4. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah berTuhan.

Keingintahuan dan imajinasi merupakan modal dasar untnk bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Dan fitrah berTuhan untuk bertaqwa kepada Tuhan.61 Kegiatan pembelajaran hendaknya diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai dengan tingkat usia peserta didik. 62

58

Departemen Agama, Op. Cit., h. 6

"Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatm1 Be/ajar mengajar, Loe.Cit.

60

Departemen Agama, Kegiaton Pembe/ojmnn Fiqih ,Loe. Cit.

61

Departemen Pendidikan Nasional, Kegiat<m Be/ajar mengajar, Loe.Cit

62

(45)

5. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah.

Kegiatan belajar-mengajar hendaknya merangsang siswa untuk secara aktif mencari jawaban atas pem1asalahannya dengan menggw1akan prosedur ilmiah.63 Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, peserta didik dapat diterjUJJkan langsUJJg di masyarakat untuk melakukan pengamatan tentang. pelaksanaan ibadah shalat, zakat, atau haji. Dalam ha! kemiskinan, misalnya, mereka diminta untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang menjadikan orang miskin. Mereka dapat ditugaskan secara individual ataupun kelompok. Hasil pengamatan dan identifikasi tersebut ditulis sebagai laporan. 64

6. Mengembangkan kreatifitas siswa

Kegiatan belajar-mengajar perlu dipilih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas siswa. 65Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, sebagai contoh,dalam ha! pelaksanaan ibadah haji, peserta didik diminta membuat urut-urutan pelaksanaan ibadah haji mulai dari

65

Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan Be/ajar mengajar, Loe.Cit

66

Departemen Agama, Kegiatan Pembe/ajaran Fiqih ,Op. Cit., h. 7

(46)

keberangkatan dari tanah air lndonesia sampai pulang dari tanah suci dengan menggunakan gambar.66

7. Mengembangkan kemarnpuan menggunakan ilrnu dan teknologi Kegiatan belajar-mengajar perlu memberikan peluang ·agar s1swa memperoleh informasi dari multimedia setida.knya daJam penyaJian materi dan penggunaan media, pembelajaran.67 Peserta didik dapat diminta mencari data perbankan syari'ah di internet atau membuat ringkasan tentang kuliah subuh di televivi yang ada kaitannya dengan puasa, dan sebagainya. 68

8. Menumbuhkan kesadaran sebagai Warga Negara yang baik

kegiatan belajar-mengajar hendaknya mampu menggugah kesadaran siswa akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara.69 Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk membaca tentang undang-undang Perkawinan mengenai kewajiban suami dan istri dan membuat laporan serta mendiskusikannya dengan teman lain di kelas.70

9. Belajar sepanjang hayat

66

Departemen Agama, Kegiatan Pembelajaran Fiqih ,/oe. Cit.

67 Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan Be/ajar mengajar ,Loe. Cit.

68 Departemen Agama, Kegiatan Pembelajaran Fiqih ,Op. Cit., h. 8

69 Departernen Pendidikan Nasional, Kegiatm1 Be/ajar mengajar ,Loe.Cit.

70

(47)

kegiatan belajar-mengajam perlu membekaJi siswa dengan ketrampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memabami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama supaya mendorong diri untuk terns belajar.

l 0. Perpaduan kompetisi, kerjasama dan solidaritas.

Siswa perlu berkompetisi, ·bekerjasama, dan mengembangkan soliaritasnya. KBM perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh insentif, bekerjasama, dan solidaritas. KBM perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri .. 71

c. Penilaian Berbasis Kelas

Sebagai salah satu komponen kurikulum berbasis kompetensi, penilaian berbasis kelas merupakan prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang akurat dan konsisten エGセョエ。ョァ@ kompetensi atau hasil belajar siswa serta pernyataan yangjelas mengenai kemajuan siswa.72

Penilaian berbasis kelas pada mata pelajarrun pendidikan agama Islam merupakan proses pengumpulan, pelaporan, d'.ln penggunarun informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat,

71 Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatm1 Be/ajar mengajar ,Loe.Cit ..

72

(48)

dan konsisten, serta mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan basil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yang dikemukakan melalui pemyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar peserta didik clan pelapor,;nnya.73

Komponen penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. · Penilaian berbasis kelas dilaknkan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio ), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance) dan tes tertulis (paper and pen).14

Penugasan atau proyek merupakan tugas yang harus dikerjakan siswa yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Penugasan ini dimaksudkan untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang telah diperoleh dalam bentuk laporan atau karya tulis.

Portofolio dapat diartikan sebagai suatu キセェオ、ャ@ benda fisik dan suatu proses sosial pedagogis. Dalam wujud benda fisik portofolio merupakan bundel , yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan dalam suatu bundel. Sebagai suatu proses sosial pedagogis,

73

Deparetemen Agama, Penilaian Berbasi.1· Ke/as, (Jakarta: Dirnktorat Jenderal kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 3

74

(49)

portofolio merupalrnn kumpulan pengalaman belajar yang terdapat dalam pikiran siswa berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.75

Tes tertulis dapat berbentuk memilih jawaban (pilihan ganda) dan membuat jawaban sendiri (tes uraian). Untuk penilaian berbasis kelas guru sebaiknya lebih banyalc memberikan tes uraian druipada tes tertulis yang lain. Tes uraian dapat memberikan gagasannya secara sistematis. 76

Dengan pengumpulan kerja siswa, basil karya, penugasan, kinerja dan tes tertulis. Guru alrnn menilai kompetensi dan basil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa. 77

Selain domain kognitif, domain psikomotorik juga perlu dilalcukan penilaian yaitu dengan melakukan tes yang dilakukan untuk mengukur penampilan/perbuatan atau kinerja (pe1formance) yang telah diknasai oleh peserta didik, melalui tes tertulis, tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja (work sample)18

Dalam pendidikan agama Islam, komponen a.fektif ikut menerrtukan keberhasilan belajar peserta didik. Paling tidak ada dua komponen afektif yang penting diukur, yaitu sikap dan minat terhadap pelajaran. Sikap peserta didik bisa positif bisa negatif atau netrnl. Hal ini tidak dapat

75

Ibid., h 4

16

Ibid., h 3

11

lbid., h 2

78

(50)

dikategorikan benar atau salah. Guru memiliki tugas untuk membangkitkru1 dan meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran.79

d.

Serta Pe11gelolaa11 Kurikulum Berbasis Sekolali

Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah mengungkapkan berbagai pola pemberclayaan tenaga kependidikan clan sumber claya lain unmk meningkatkan mutu basil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat knrikulum, pembinaan profesional tenaga kepencliclikan, clan pengembangan system infonnasi kurikulum. 80

Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah merupakan kesatuan pengembangan perangkat utuh dalam clesentralisasi kurikulun1 di daerah. Pengembangan ini terdiri clari pengembangan silabus, penetapan clan pengembangan materi yang diperlukan di sekolah atau di daerah, pelaksanaan kurikulum, clan pengembangan sistem pemantauan 81

Dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah ini, pihak sekolah mempunya1 peran clan tanggung jawab yang terkait dengan peran clan tanggung jawab lainnya clalam bidang pendidikan di claerah yang

79 Ibid., h. 29

80 Departemen Pendidikan Nasional, Pengelokum Kurikulum Berbasis Seko/ah, (Jakarta:

Pusat Kurikulum, Balitbang, 2002), h 2

81

(51)

bersangkutan. Karena itu sekolah Juga hams dapat meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan gagasan, konsep, pelaksanaan KBK dan implikasinya terhadap siswa dan sekolah.

Dengan diterapkannya secara perlahan konsep pendidikan ini maka sekolah tidak bisa lagi. dianggap sebagai pusat produksi yang terlalu memusatkan diri pada input tanpa. mempedulikan kualitas out put-nya. Kurikulum Berbasis Kompetensi ini akan lebih memperhatikan proses pendidikan yang sedang berlangsung. 82

C. Teori Tentang Efektifitas Pengajaran

Untuk memahami efektifitas mengajar dalam tataran teori, maka akan dikemukakan teori di seputar efektifitas mengajar meliputi pengertian efektifitas dan ciri-ciri pengajaran yang efektif.

1. Pengertian Efektifitas

Untuk membahas tentang pengertian efektifitas, di bawah ini penulis kemukakan pendapat beberapa ahli sebagai berikut:

a. Menurut Prof Dr. Zakiah Daradjat, efektifitas adalah: " segala sesuatu berkenaan dengan sejau:h mana sesu:atu yang

82

John de. Santo, Ed. Alexander Jatmiko Wibowo & Fandi Tjiptono, Pe11didikan b・イ「。セゥウ@ Kompetensi, (Y ogyakarta: Andi Offset, 2002), Cet. I, h. 142.

84

(52)

direncanakan atau diinginkan yang dapat terlaksana atau

·11 83 tercapm .

b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektifitas adalah " segala sesuatu yang dapat membawa hasil dan. usaha yang dapat mencapai suatu tujuan, yang ditempuh melalui tindakan atau perbuatan". 84

c. Dalam Ensiklopedi Umum, efektifitas berarti " menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan atau usaha, dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai tujuannya". 85

Dari penge1iian tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa efektifitas adalah: " segala sesuatu yang telah direncanakan atau diinginkan sesuai dengan tujuan dan dikerjakan secara tepat guna dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan he1sil yang lebih baik.

2. Ciri-ciri Pengajaran yang .Efektif

Mengenai ciri-ciri pengajaran yang efektif, Abu Ahmadi berpendapat; "rnengajar ialah suatu usaha atau tindakan yang menyebabkan orang Jain menjadi kenal, tahu dan faham serta dapat melaksanakan sesuatu yang sebefomnya tidak dikenal atau diketahui. Oleh karena itu, suatu pengajaran

84

(53)

disebut berhasil baik, bilamana pengajaran tersebut membangkitkan proses belajar yang efektif, sedangkan hasil yang disebut haik itu, karena:

Pertama,

tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan :siswa atau mahasiswa.

Kedua,

merupakan pengetahuan asli dan bermanfaat bagi yang menerima".86 Faktor lainnya yang menjadi ciri dari pengajaran yang efektif bahwa seorang g11ru memahami pola pengelolalan kelas yaitu kegiatam-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar seperti pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa dan sebagainya. Masalah pengelolaan harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat · mutlak bagi te1jadinya proses belajar yang efektif

Selain itu pengelolaan pengajaran juga menjadi ciri pengajaran yang efektif yang mencakupi semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan -tujuan khusus pengajaran . Termasuk di dalamnya adalah pemilihan metode, media dan teknik evalua:si yang sesuai dengan

85

Ensiklopedi Umum, ( Yogyakarta: Yayasan Kanisius, l 997), h. 296

86

Abu Ahmadi, Pendidikan Dari Masa Ke Masa, (Bandung: Arnico, 1987), cet ke- 1 h. 110.

(54)
(55)

A. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai 1 Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (be bas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri dan mempengaruhi variabel lain sedangkan variabel dependen adalah variabel yang bergantung atas variabel lain.

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah efektifas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran Pendid1:kan Agama Islam clan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 70 Jakarta.

B. Po1mlasi dan sampel.

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi. 2 Adapun populasi dalam penelitia:n ini adalah gum bidang studi Pendidikan Agama Islam,dan nmrid kelas Ill SMA yang telah mengalami pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada semester genap di

1 Masri Singaribuan dan sofian Efendi (ed), Metode Penelitiansurvai,(Jakarta: PTPustaka LP

3S, 1995), eel ke-2, h. 48

2

Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Pe11elitian dan Statistik Pendidiktm, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), eel ke-1, h. 134

(56)

kelas II yang berjwnlah 500 orang. Sedangkan yang dimaksud sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan obyek penelitian. Dalam peneltian ini yang dijadikan sampel adalah guru bidang studi Pendidikan Agan:1a Islam kelas III SMA dan sebagian siswa kelas lll SMA yang telah mengalami pelaksanaart kurikulum berbasis kompetensi pada semester genap yang berjwnlah 50 orang.

C. Metod.ologi Penelitian

Sebagaimana lazimnya suatu karya ilmiah, maka penulis dalan1 melakukan penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitn :

L Kajian Kepustakaan (Library Research), yaitn dengan membaca buku serta literature yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke obyek yang diteliti.

Sesuai dengan masalah yang hendak diteliti, metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif, yang menghasilkan data-data deskriptif berupa laporan-laporan tertulis maupun lisan yang bersumber dari dokumen dan orang-orang yang terlibat didalamnya. 3 Karenanya, hasil penelitian ini akan berupa kutipan-kutipan data baik yang berasal dari observasi, wawancara maupun dokumen-dokumen, yang berguna untuk mem berikan gambaran yang komprehensif mengenai

3 Sudarto, Metodologi Pene/itian Filsqfat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), cet

(57)

pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelaja:ran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 70 .Jakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitia:n lapangan , yaitu dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke obyek yang diteliti dengan teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Observasi

Penulis melakukan observasi langsung ke sekolah untuk mendapatkan gambaran kongkret tentang pelaksanaan Kmikulum Berbasis Kompetensi pada pembelajaran Pendidikan Agama di SMA Negeri 70 Jakarta.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai.4

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada pihak yang terkait dengan pelaksanaan kurikulurn berbasis kornpetensi pada pembelajara:n Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 70 Jakarta, yaitu kepala sekolah dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam

4

[image:57.595.45.491.197.565.2]
(58)

c. Doku111entasi

Penulis 111emperoleh data melalui penggunaan sumber tertulis (primmy

resource) sebagai swnber utama bempa dokw11er,1 sekolah yaitu beruppa

daftar leger nilai yang menunjukkan hasil belajar siswa.

E. Teknik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak awal sampai penelitian berakhir. Hal ini dimaksudkan agar peneliti tidak hanyut dalam limpahan data-data dan mampu mengendalikan data tersebut.

(59)

A. Gambaran Umum SMA Negeri 70 ,Jakarta

1. Sejarah Dan Letak Geografis

SMA Negeri 70 Jakarta bertempat di tengah kota k1ecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, terletak di jalan Bulungan I, Blok C. Tempatnya strategis, gedung berada di belakang Kejaksaan Agung, 100 meter di Utara Mall Blok M, 500 meter di Barat Laut Plaza Kebayoran Baru dan 400 meter dari terminal Blok m.

SMA Negeri 70 adalah gabungan dua SMA Negeri bertetangga yaitu SMA Negeri 9 dan SMA negeri 11 yang masing-masing berdiri tahun 1959 dan 1960. Penggabungan ini terjadi pada 3 oktober 1981 berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 025/0/81 dan hari belajar I tanggal 5 oktober

1981 sekaligus sebagai hari ulang tahun SMA Negeri 70 Jakarta.

Sekolah ini dipimpin secara bergantian, dari tahun 1981- sekarang, oleh kepala sekolah sebagai berikut;

l. Drs Darmadi dari 5 Oktober 1981 sampai dengan 6 Oktober 1985.

2. Drs Joelioes Joesoef dari 7 oktober 1985 sampai dengan 6 November 1992. 3. Drs Asrul Chatib dari 7 November 1992 sampai dengan 24 Oktober 1996. 4. Drs. H: Syaridin Saz dari 25 Oktober 1996 sampai dengan 31Juli2000. 5. Drs A. Sukarno dari l Agustus sampai dengan 31Agustus2000.

(60)

6. Drs Suyanto, MM dari I September 2000 sampai dengan 31 Juli 2003. 7. Drs Djumadi , M. Pd dari 1 Agustus 2003- sampai sekarang.

Mulai tahun 1994/1995, SMA Negeri 70 Jakarta, oleh kantor wilayah Depdiknas DK! Jakarta dinyatakan sebagai sekolah plus (unggulan) tingkat wilayah Kodya Jakarta Selatan. SMA ini dapat dipilih oleh siswa-siswa dari SLT.P se-Jakarta Selatan, Depok dan Tangerang.

SMA ini kemudian mulai tahun 2003/2004 oleh kantor wilayah Depdiknas DIG Jakarta dinyatakan sebagai sekolah plus (m1ggulan) wilayah OKI Jakarta, jadi SMA ini dapat dipilih oleh siswa-siswa dari SL TP dari seluruh wilayah DK! Jakarta.

Di SMA Negeri 70 Jakarta, siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa IQ > 123 rata-rata Nem SLTP 7.5 rata-rata rapor SLTP 7.5 dan memiliki komitmen tinggi terhadap tugas, dapat menyelesaikan sekolahnya di SMA N1egeri 70 Jakarta, hanya dalam waktu dua tahun. Mereka tetap menyelesaikan belajar dalam 9 caturwulan, hanya masing-masing caturwulan waktunya sekitar 50 hari. Penyelenggaraan program percepatan belajar untuk SMA Negeri 70 Jakarta, telah mendapat pengesahan dari Dirjen Dikdasmen Depdiknas dengan Surat Keputusan Nomor: 391 I

c.c6 I Kep I MN I 2001. tertanggal 19 September 2001.

(61)

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 70 Jakarta a. Visi SMA Negeri 70 Jakmia

" MENJADI PUSAT STUDI DAN JNOVASI PENDIDIKAN BERTARAF NASIONAL DALAM BIDANG SAINS, TEKNOLOGl DAN BUDA YA".

b. Misi SMA Negeri 70 Jakarta

"MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA TEPA.T DAN PROFESIONAL DALAM HAL PENDIDIKAN, PENGAJARAN DAN BUDAYA AGAR DAPAT MENYUMBANGKAN SDM YANG BERK.UALITAS KEPADA DUNIA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA/LUAR NEG ERL

c. Tujuan SMA Negeri 70 Jakarta

1) Membentuk siswa yang beriman, taqwa, berilmu dm1 termnpil dalmn lPTEK danlMTAQ.

2) Memperoleh NEM rata-rata minimal 7.5.

(62)

3. Kurikulum SMA Negeri 70 Jakarta Tabel I

Kurikulum SMA Negeri 70 Jakarta

Kelas/Banyak j。イイANAZAセャ。ェ。イ。ョ@ Jml Jam

• ::I

E

...

E Mata Pelajaran

"'

1

·i:

.a

"'

0

::I <(

"'

<(

"'

Pelaj

::.:

et: <( <( !!:: !!::

"T "T

x

>< .)(

x

5< .; .;

1. P. Ai:iama 2 2 2 2 2 2 2 68

2. PP Kn 2 2 2 3 2 2 2 70

SMU 3. Bl1s. Indonesia 4 4 3 3 5 3 3 117

1994 4. Sei. Nasional & Umum 2 2 1 3 2 2 2 62

Ke las 5. Penjaskes 2 2 2 2 2 2 2 68

llA&Jll 6. Geografi 1 1 1 2 2 0 0 27

7. Pend. Seni 2 2 2 2 0 0 0 46

Dan 8. Bhs lnonris 4 4 4 4 4 5 5 146

9. Matematika 4 4 5 4 6 8 2 168

KBK 10. Fisika 3 3 5 0

Gambar

gambaran kongkret tentang pelaksanaan Kmikulum Berbasis Kompetensi pada
Tabel I Kurikulum SMA Negeri 70 Jakarta
Tabel 2 Keadaan Guru dan Karyawan SMA Negeri 70 Jakarta
Tabel 4 Keadaan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 70 Jakarta
+3

Referensi

Dokumen terkait

Writer found that the training program in operational division at PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan was good and in accordance with the

akan membantu siswa dalam mencapai hasil belajar dengan baik, minat yang kuat. dari siswa membantu siswa dalam setiap proses belajar, tetapi banyak

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli ± Agustus 2015 di waduk Sermo, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi DIY Yogyakarta dengan tujuan mengetahui adanya

Sebuah kebiasaan yang baik pada umumnya membentuk sistem nilai, kemudian diturunkan dan diwariskan melalui agama dan kebudayaan dalam bentuk peraturan atau norma yang

“Pembinaan akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang baik sebagai watak seorang anak”. 37 Dengan demikian akhlak bagi kehidupan manusia tidak

Secara tegas Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menyebutkan dalam penjelasan Pasal 2 bahwa: Penempatan Pancasila

Tidak dikirim oleh negara yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata yang dimaksud. Jika membandingkan kriteria yang tercantum dalam Pasal 47 Protokol Tambahan