• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan kegiatan pencatatan, pengelompokkan, peringkasan dan pelaporan data keuangan. Pada tahap pelaporan terebut akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan dengan data keuangan tersebut.

Laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan (Hery, 2012:4). Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

2. Analisis Laporan Keuangan

Anasis laporan keuangan merupakan suatu cara agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak. Dalam suatu perusahaan maupun organisasi dengan adanya analisis analisis laporan keuangan dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan sehingga akan terlihat apakah perusahaan tersebut dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Secara umum, terdapat 2 (dua) macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu analisis vertical (statis) dan analisis horizontal (dinamis). Kasmir (2013:66)

(2)

6

Analisis vertical (statis) merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam suatu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.

Analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

Laporan keuangan merupakan gambaran yang menunjukkan kondisi perusahaan terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tangggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier. Kasmir (2013:7)

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hery (2012:3)

3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Hery (2012:4)

Tujuan Laporan Keuangan menurut Kasmir adalah sebagai berikut:

(3)

7

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. Kasmir (2013:10)

Jenis laporan keuangan yang digunakan dalam analisis laporan keuangan menurut Kasmir terdiri dari :

1. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tetentu.

(1) Aktiva

Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.

Klasifikasi aktiva antara lain:

(4)

8

1) Aktiva lancar

Aktiva yang manfaat ekonomisnya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun (siklus usaha perusahaan yang normal).

2) Aktiva tetap berwujud

Aktiva yang memiliki substansi (wujud) fisik, dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun.

3) Aktiva tetap tidak berwujud

Aktiva yang tidak memiliki substansi fisik dan biasanya berupa hak yang dimiliki perusahaan yang memberikan manfaat ekonomi untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

4) Aktiva lainnya

Aktiva yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap.

(2) Kewajiban

Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini dapat disubklasifikasikan lebih jauh menjadi tiga sub-klasifikasi, antara lain:

1) Utang lancar

Utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar dalam jangka waktu satu tahun

(5)

9

2) Utang jangka panjang

Utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.

3) Modal

Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan utang yang ada.

Modal dapat disubklasifikasikan menjadi 3 antara lain:

a) Modal Setor

Modal setor merupakan setoran modal dari pemilik perusahaan dalam bentuk saham dalam jumlah tertentu.

Artinya, keseluruhan saham yang dimiliki oleh perusahaan yang sudah dijual dan uangnya harus disetor sesuai dengan aturan yang berlaku.

b) Laba Ditahan (laba yang belum dibagi)

Laba ditahan merupakan laba atau keuantungan perusahaan yang belum dibagi untuk periode tertentu.

Artinya ada keuntungan perusahaan yang belum dibagi dividennya dan masih disimpan sampai waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.

c) Cadangan Laba

Cadangan laba merupakan bagian dari laba perusahaan yang tidak dibagi ke pemegang saham pada periode ini,

(6)

10

akan tetapi sengaja dicadangkan perusahaan untuk laba periode berikutnya.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi untuk suatu periode tertentu.

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan- pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan. Baridwan (2008:29) (1) Pendapatan (Revenue)

Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lainyang merupakan kegiatan utamabadan usaha.

(2) Biaya (Expense)

Biaya (expense) adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

(7)

11

(3) Penghasilan (Income)

Penghasilan (incom) adalah selisih penghasilan- penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya. Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.

(4) Laba (Gain)

Laba (gain) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaki yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Contohnya adalah laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap.

(5) Rugi (Loss)

Rugi (loss) adalah penurunan modal (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada pemilik.

Contohnya adalah rugi penjualan surat berharga.

(6) Harga Perolehan (Cost)

Harga perolehan (cost) adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang

(8)

12

atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva.

4. Rasio Likuiditas

Pengertian Rasio likuiditas menurut Harahap (2011:301) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

Beberapa rasio likuiditas perusahaan yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:301) Rasio Lancar (Current Ratio) menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat berapa kali atau dalam bentuk persentasi(%). Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

b. Rasio Cepat (Acid Test Ratio)

Menurut Kasmir (2013:136) Rasio Cepat atau rasio sangat lancar atau acid test ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Menurut Harahap (2011:302) semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1:1. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

( )

(9)

13

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Menurut Ridwan S.Sundjaja (2010:170) Rasio Kas adalah rasio likuiditas yang paling konservatif yang menghubungkan uang kas perusahaan dan surat berharga dengan pasiva lancar.

Menurut Kasmir (2013:138) Rasio Kas alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Jika rata-rata industri untuk cash ratio adalah 50% maka keadaan perusahan lebih baik dari perusahaan lain. Namun, kondisi rasio kas terlalu tinggi juga kurang baik karena ada dana yang menganggur atau yang tidak atau belum digunakan secara optimal.

Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

d. Inventori to Net Working Capital

Menurut Kasmir (2013:141) Inventory to Net Working Capital rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada denagn modal kerja perusahaan.modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

5. Rasio Solvablitas

Rasio solvabilitas menurut Kasmir (2014: 151) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejuh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

(10)

14

Menurut Harahap (2011:303) Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan antara lain sebagai berikut.

a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Menurut Kasmir (2014:156) Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin bnyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Jika rata-rata industri 35%, debt to asset ratio perusahaan masih di bawah rata-rata industri sehingga akan sulit bagi prusahaan untuk memperoleh pinjaman. Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:

( ) ( )

b. Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2014:157) Debt to equity ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. rasio berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumusan untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut:

( ) ( )

c. Long Term Debt to equity Ratio

Menurut Kasmir (2014:159) Long term debt to equity ratio

merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.

Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkanantara utang jangka panjang dengan modal

(11)

15

sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut:

d. Times Interest Earned

Menurut Kasmir (2014:160) dalam C.Van Horne, Times interest earned adalah sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru kreditor.

Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah, semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya. Rumusan untuk mencari times interest earned dapat digunakan sebagai berikut:

( )

( )

6. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas Menurut Darsono P (2010:58) ialah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, laba di atas rata-rata, manajemen harus mampu meningkatkan pendapatan (revenue) dan mengurangi semua bebean (expenses) atas pendapatan. Itu berarti manajemen harus memperluas pangsa pasar dengan tingkat harga yang menguntungkan dan menghapuskan aktivitas yang tidak benilai tambah.

Pengertian Rasio Prifitabilitas Menurut Kasmir (2014:196) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuantungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah:

a. Profit Margin on Sales

Menurut Kasmir (2014:199) Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas

(12)

16

penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

Terdapat dua rumus untuk mencari Profit Margin, yaitu sebagai berikut.

1) Untuk margin laba kotor dengan rumus:

Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan.

2) Untuk margin laba kotor dengan rumus:

( )

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.

b. Hasil Pengembalian investasi (Return on Investment/ROI)

Menurut Kasmir (2014:201) Return on Investment (ROI) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

(13)

17

Rumus untuk mencari Return on Investment dapat digunakan sebagai berikut:

c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

Menurut Kasmir (2014:204) hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.

Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:

d. Laba Per Le4mbar saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)

Menurut Kasmir (2014:207) Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham saham.

Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa adalah sebagai berikut:

(14)

18

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Pemaparan hasil penelitian terdahulu dan perbandingan penelitian yang sedang diteliti penulis :

Tabel I

Hasil Penelitian Terdahulu Identitas

Peneliti

Aspek

Akbar Maulana A03080003 Politeknik Negeri Banjarmasin

Annisa A03090007 Politeknik Negeri Banjarmasin

Mariana A03120045 Politeknik Negeri Banjarmasin

1 2 3 4

Judul Perhitungan Rasio Keuangan Sebagai Indikator Kinerja Keuangan Pada Kantor PT (Perseru) Pelbuhannya

Analisis Komparatif Rasio Likuiditas pada PT. Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT.

Bank Tabungan Negara dan PT. Bank Mandiri di Indonesia Periode 2007- 2011

Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Profitabilitas untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Maju Daya Bersama

Institusi/

Perusahaan yang diteliti

Kantor PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia di Banjarmasin

PT. Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT.

Bank Tabungan Negara dan PT. Bank Mandiri di Indonesia

Kantor PT Maju Daya Bersama

Permasalahan Bagaimana perhitungan rasio keuaangan pada PT.

(Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Banjarmasin?

1.Bagaimanakah analisis rasio likuiditas pada PT.

Bank Rakyat Indonesia?

2.Bagaimanakah analisis rasio likuiditas pada PT.

Bank Negara Indonesia?

3.Bagaimanakah analisis rasio likuiditas pada PT.

Bank Tabungan Negara?

4.Bagaimanakah analisis Komparatif rasio

likuiditas pada PT. Bank Mandiri Indonesia 5.Bagaimanakah analisis Komparatif rasio

likuiditas antara PT.

1. Bagaimanakah analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas pada PT Maju Daya Bersama?

2. Bagaimanakah kinerja keuangan PT Maju Daya Bersama berdasarkan analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas?

(15)

19

Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Negara Indonesia, PT. Bank Tabungan Negara dan PT. Bank Mandiri Indonesia?

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kinerja Keuangan kantor PT. (persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang

Banjarmasin?

1.Untuk mengetahui analisis rasio likuiditas pada PT. Bank Rakyat Indonesia

2.Untuk mengetahui analisis

rasio likuiditas pada PT.

Bank Negara Indonesia 3.Untuk mengetahui analisis rasio likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara

4.Untuk mengetahui analisis Kompa

ratif rasio likuiditas pada PT. Bank Mandiri Indonesia

5.Bagaimanakah analisis Komparatif rasio

likuiditas antara PT.

Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Negara Indonesia, PT. Bank Tabungan Negara dan PT. Bank Mandiri Indonesia

1. Untuk mengetahui bagaimana analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas pada PT Maju Daya Bersama

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Maju Daya Bersama berdasarkan analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas

(16)

20

Metode Penelitian Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, maupun penelitian kepustakaan dalam penelitian di analisa, kemudian

dibandingkan kondisi rasio keuangan tahun- tahun sebelumnya

Data yang diperoleh melalui dokumentasi maupun penelitian kepustakaan dalam penelitian dianalisa, kemudian dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan

Data yang diperoleh melalui wawancara (interview),

dokumentasi, maupun penelitian kepustakaan dalam penelitian di analisa, kemudian dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan

Hasil Penelitian 1.Kinerja perusahaan Tahun 2008

berdasarkan 8 Indikator Kinerja Keuangan PT.

(Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Banjarmasin cukup baik karena hanya 5 indikator yaitu Return On Equity (ROE) (15), Cash Ratio (3), Collection Period (4),

Perputaran

persediaan (4) dan Total Asset Turn Over (4) dari 8 indikator yang dapat dikatakan baik.

2.Kinerja

Perusahaan Tahun 2009 berdasarkan 8 Indikator Kinerja keuangan kantor PT.

(persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Banjarmasin

mengalami kenaikan, dari jumlah nilai skor indikator 30 menjadi 23

3.Kinerja

1.PT. Bank Rakyat Indonesia (neraca per 31 Desember 2007 – 31 Desember 2011) nilai Loan to Deposit ratio rata- rata 66,05%., ini menunjukkan bahwa kemampuan Bank Rakyat Indonesia dalam membayar kembali penarikan dana para deposan cukup baik.

2.PT. Bank Negara Indonesia nilai Loan to Deposit Ratio dengan rata rata 55,94%, ini

menunuukkan bahwa kemampuan Bank Negara Indonesia dalam membayar kembali penarikan dana para deposan cukup baik.

3.Nilai rata-rata Loan to Deposit Ratio 148,38%, ini menunjukkan bahwa kemampuan Bank Tabungan Negara dalam membayar kembali penarikan

1. Rasio Likuiditas dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dilihat dari nilai rasio lancar dan nilai rasio cepat di akhir tahun 2014

menunjukkan bahwa rasio ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011, rasio kas dan inventory to net working capital menunjukkan bahwa rasio ini pada akhir tahun 2014

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011.

2. Rasio Solvabilitas dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dilihat dari nilai debt to asset ratio, debt to equity ratio dan long term debt to equity ratio

menunjukkan bahwa rasio ini pada akhir tahun 2014

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011.

(17)

21

Perusahaan Tahun 2010 berdasarkan 8 Indikator Kinerja keuangan kantor PT.

(Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Banjarmasin

mengalami kenaikan, dari jumlah skor

indikator 23 menjadi 25

dana para deposan tidak baik.

4.PT. Bank Mandiri nilai Loan to Deposit Ratio rata-rata 57,14%, ini

mununjukkan bahwa kemampuan Bank Mandiri dalam membayar kembali penarikan dana para deposan cukup baik

3. Rasio Profitabilitas dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dilihat dari nilai net frofit margin di akhir tahun 2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011, nilai return on investment dan nilai return on equity di akhir tahun 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Kaum Yahudi dari Bani `Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. jadi kebebasan ini berlaku bagi

Pengetahuan yang dianggap harus diketahui remaja dalam menghadapi menarche bagi 55% responden masih terbatas pada pengetahuan tentang bagaimana pemakaian pembalut yang benar

Pitana, Diarta (2009) mengatakan bahwa pentingnya Peranan Pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak di ragukan lagi. Banyak negara sejak

34. Pasien mengendarai motor, lalu ditabrak motor dari samping. Setelah tabrakan pasien masih sadar, mual muntah tidak ada, pendarahan THT tdk ada. Tampak luka

Nilai-nilai keislaman adalah suatu yang melekat serta memiliki manfaat bagi manusia yang dapat diperoleh melalui bimbingan, sosialisasi, pengajaran, pengasuhan,

didedikasikan untuk memantau posisi likuiditas Reksa Dana setiap hari, guna memastikan bahwa dana tunai serta aset lancar yang tersedia dapat memenuhi kewajiban

Bagi Pengawas Sekolah di lingkungan Kabupaten/Kota yang telah menduduki golongan IV/b yang akan naik pangkat setingkat lebih tinggi sampai dengan golongan ruang IV/e, usul

Penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya sesuai dengan langkah dan karakteristik yang disusun dalam skenario pembelajaran yang tepat dan digunakan dalam pembelajaran