SURAT EDARAN NOMOR SE-2/MK.1/2022
TENTANG
PENEGASAN SISTEM KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN SELAMA PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Yth. 1. Para Pimpinan Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya/Unit Organisasi Non Eselon yang Bertanggung Jawab Secara Langsung kepada Menteri Keuangan
2. Para Pengelola Kepegawaian 3. Para Pegawai
di lingkungan Kementerian Keuangan
A. Umum
Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (SE Menpan) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2021 mengenai Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019, dan SE Menpan Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian ke Luar Negeri bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019, serta dengan tetap memperhatikan perkembangan pandemi COVID-19 termasuk varian baru Omicron, perlu menetapkan Surat Edaran tentang Penegasan Sistem Kerja Kementerian Keuangan Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Pada Masa Pandemi COVID-19.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Surat Edaran ini yaitu untuk menegaskan kembali mengenai sistem kerja di lingkungan Kementerian Keuangan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masa pandemi COVID-19.
C. Ruang Lingkup
Surat Edaran ini memuat panduan dan penegasan mengenai pelaksanaan sistem kerja dan penerapan protokol kesehatan dalam rangka pengendalian COVID-19 di lingkungan Kementerian Keuangan.
D. Dasar Hukum
1. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
▸ Baca selengkapnya: nomor surat ippnu
(2)2. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) sebagai Bencana Nasional;
3. Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2021 tentang Penetapan Status Faktual Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 539/KMK.01/2019 tentang Pelimpahan Kewenangan Menteri Keuangan dalam Bentuk Mandat kepada Pejabat di Lingkungan Sekretariat Jenderal;
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 161/KM.1/2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 195/KM.1/2020 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 161/KM.1/2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Lingkungan Kementerian Keuangan;
6. Keputusan Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pintu Masuk (Entry Point), Tempat Karantina dan Kewajiban RT-PCR bagi Warga Negara Indonesia Pelaku Perjalanan Luar Negeri.
E. Ketentuan
1. Dengan mempertimbangkan perkembangan COVID-19 dan ketentuan PPKM yang berlaku saat ini, menegaskan kembali kepada Pimpinan Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya (JPTM)/setingkat agar menyesuaikan jumlah pegawai yang melaksanakan Work from Office (WFO)/Work from Home (WFH) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Unit/satker yang berada pada wilayah PPKM Level I, maksimal jumlah pegawai yang melaksanakan WFO sebanyak 75% dari total pegawai;
b. Unit/satker yang berada pada wilayah PPKM Level II, maksimal jumlah pegawai yang melaksanakan WFO sebanyak 50% dari total pegawai;
c. Unit/satker yang berada pada wilayah PPKM Level III, maksimal jumlah pegawai yang melaksanakan WFO sebanyak 25% dari total pegawai; dan
d. Unit/satker yang berada pada wilayah PPKM Level IV, jumlah pegawai yang melaksanakan WFH sebanyak 100% dari total pegawai,
dengan tetap memperhatikan ketentuan pemerintah pusat/daerah mengenai WFO/WFH kaitannya dengan PPKM.
2. Dalam hal terdapat kebutuhan khusus/mendesak/pertimbangan lain, Pimpinan Unit JPTM/setingkat dan/atau pimpinan unit/satker dapat mengatur pelaksanaan WFO/WFH di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dengan memastikan adanya penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat.
3. Dalam hal terdapat peningkatan kasus COVID-19 yang drastis/luar biasa pada unit/satker, maka pimpinan unit/satker dapat memberlakukan WFH 100% selama 3 hari kerja atau sesuai pertimbangan pimpinan unit/satker, dan melakukan upaya pencegahan COVID-19 sebagaimana tercantum dalam ketentuan angka 5 Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-32/MK.1/2021.
4. Pelaksanaan WFO dilakukan secara selektif serta pegawai yang ditugaskan WFO harus merupakan pegawai yang telah mendapat vaksin lengkap COVID-19 (dosis I dan II) dan/atau vaksin booster, kecuali terdapat alasan medis atau kebutuhan mendesak organisasi.
5. Pimpinan unit/satker harus melaporkan pelaksanaan WFO di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 kepada Pimpinan Unit JPTM/setingkat, untuk selanjutnya Pimpinan Unit JPTM/setingkat menyampaikan laporan tersebut secara elektronik kepada Sekretaris Jenderal selaku Ketua Pengarah Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kementerian Keuangan.
6. Menegaskan kembali bagi pegawai yang ditugaskan WFH agar senantiasa mengutamakan tanggung jawab pelaksanaan tugasnya, dengan ketentuan antara lain sebagai berikut:
a. memastikan ketersediaan sinyal/jaringan komunikasi untuk bekerja serta responsif saat dihubungi kantor/atasan langsungnya, atau unit/pihak lain yang terkait pelaksanaan tugas, serta melaksanakan panduan terkait kegiatan/ pertemuan virtual sebagaimana tercantum dalam SE-18/MK.1/2021 tentang Panduan Acara Resmi dan Kegiatan/Pertemuan Kedinasan Lainnya yang Dilaksanakan secara Virtual;
b. melaksanakan tugas/pekerjaan sesuai ketentuan hari dan jam kerja, serta kebutuhan unit kerja/satker;
c. menerapkan self-discipline (disiplin melaksanakan tugas meski tanpa diawasi), menjaga produkivitas, dan berkinerja secara optimal;
d. tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat;
e. membatasi diri untuk bepergian ke luar rumah, melakukan kegiatan fisik secara beramai-ramai, atau mendatangi tempat-tempat keramaian baik selama jam kerja maupun di luar jam kerja.
f. apabila terdapat alasan/kebutuhan penting dari organisasi, bersedia sewaktu-sewaktu dipanggil untuk melaksanakan WFO; dan
g. tetap mematuhi panduan melaksanakan WFH lainnya sebagaimana tercantum dalam SE-22/MK.1/2020 tentang Sistem Kerja Kementerian Keuangan pada Masa Transisi dalam Tatanan Normal Baru.
7. Atasan Langsung memantau pegawai yang melaksanakan WFH untuk memastikan pegawai tetap berkinerja. Pegawai yang tidak melaksanakan WFH dengan penuh tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada angka 6, menjadi bahan pertimbangan Atasan untuk penugasan berikutnya, dan dapat dialihkan untuk ditugaskan WFO dengan dipantau oleh Atasan Langsungnya dan/atau unit kepatuhan internal terkait, serta dilakukan pembinaan dan penegakan kode etik dan disiplin pegawai.
8. Unit/satker agar membatasi secara ketat dan melakukan pemantauan terhadap kegiatan/acara yang memobilisasi/mengumpulkan pegawai secara fisik pada suatu lokasi secara bersamaan. Dalam hal terdapat kebutuhan mendesak untuk melaksanakan kegiatan secara fisik, maka harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai ketentuan dalam Surat Edaran mengenai pencegahan COVID-19 yang berlaku di
lingkungan Kementerian Keuangan dan mempersyaratkan hasil pemeriksaan test antigen non-reaktif atau menyediakan pemeriksaan minimal test antigen bagi peserta.
9. Pegawai agar tidak bepergian keluar negeri dalam rangka berlibur dan pimpinan unit/satker agar selektif dalam memberikan tugas perjalanan dinas luar negeri dengan memprioritaskan pada kegiatan esensial yang tidak dapat diwakilkan, selama masa pandemi COVID-19.
10. Pegawai yang baru datang setelah melakukan perjalanan luar negeri wajib melakukan karantina sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional, dan selanjutnya agar pegawai yang bersangkutan melaksanakan WFH dalam batas waktu tertentu sesuai pertimbangan pimpinan unit/satker.
11. Pegawai yang baru kembali dari perjalanan ke luar daerah harus melakukan tes antigen/PCR dengan hasil non-reaktif/negatif sebelum melaksanakan WFO maksimal 1x24 jam sebelumnya.
12. Pegawai agar selalu waspada terhadap perkembangan COVID-19 serta tidak meremehkan virus COVID-19 beserta variannya, termasuk varian Omicron, guna menghindari penyebaran COVID-19 di lingkungan kantor, lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal.
13. Dalam hal terdapat pegawai yang positif/reaktif COVID-19 berdasarkan hasil tes antigen/PCR, maka pegawai yang bersangkutan wajib segera melaporkan kepada atasan langsung atau taskforce COVID-19 pada unitnya masing-masing untuk selanjutnya Satgas COVID-19 melakukan tracing dan testing secara seksama dan ekstensif termasuk treatment apabila terdapat pegawai dan keluarga pegawai yang terkonfirmasi positif COVID-19, serta melakukan upaya pencegahan dan penanganannya.
14. Seluruh pimpinan unit/satker agar:
a. menerapkan scan digital code (QR code) yang terintegrasi dengan platform PeduliLindungi sebagai sarana untuk melakukan pemeriksaan dan pemantauan jumlah pegawai yang WFO dan pengunjung/tamu di masing-masing kantor;
b. segera melakukan tracing, testing, dan treatment apabila terdapat pegawai dan keluarga pegawai yang terkonfirmasi positif COVID-19, serta melakukan upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 agar tidak menyebarluas kepada pegawai lain dan keluarganya; dan
c. senantiasa berupaya memastikan bahwa seluruh pegawai di lingkungan unitnya telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap, termasuk berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk memperoleh vaksinasi dosis lanjutan (booster).
15. Seluruh pimpinan unit/satker serta pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan agar selalu waspada dan melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat, baik di lingkungan kantor, lingkungan keluarga, maupun lingkungan tempat tinggal serta di manapun berada.
F. Penutup
1. Seluruh pegawai agar melaksanakan Surat Edaran ini dengan penuh iktikad baik dan berlandaskan nilai-nilai Kementerian Keuangan.
2. Seluruh pimpinan unit dan Atasan Langsung agar mensosialisasikan, melaksanakan, dan melakukan pengawasan serta memberikan keteladanan dalam melaksanakan ketentuan dalam Surat Edaran.
3. Surat Edaran ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan ketentuan pada Surat Edaran Menteri Keuangan lainnya yang tidak bertentangan dengan Surat Edaran ini tetap berlaku.
Demikian disampaikan, untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 01 Februari 2022 a.n. MENTERI KEUANGAN
SEKRETARIS JENDERAL
Ditandatangani secara elektronik HERU PAMBUDI
Tembusan:
1. Menteri Keuangan;
2. Wakil Menteri Keuangan;
3. Para Staf Ahli, Staf Khusus dan Tenaga Ahli.