• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QURAN HADIS MATERI POKOK MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH ILMU TAJWID HUKUM BACAAN IDGHAM BIGHUNAH, IDGHAM BILAGHUNAH, DAN IQLAB

MELALUI METODE CARD SORT BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

AKHMAD DURAKHMAN NIM : 093111207

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2011

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Akhmad Durakhman

NIM : 093111207

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Juni 2011 Saya yang menyatakan,

Akhmad Durakhman NIM. 093111207

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH

Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.fax (024) 7601295, 7615387

PENGESAHAN Naskah skripsi dengan:

Judul : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL

QUR’AN HADIS MATERI POKOK

MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH ILMU TAJWID HUKUM BACAAN IDGHAM

BIGHUNAH, IDGHAM BILAGHUNAH, DAN IQLAB MELALUI METODE CARD SORT BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

Nama : AKHMAD DURAKHMAN

NIM : 093111207

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, DEWAN PENGUJI

Ketua Sekretaris

Ahmad Ismail, M.A., M.Hum H. Abdul Kholiq, M.Ag NIP. 196702081997031001 NIP. 197109151997031003

Penguji I, Penguji II,

Drs. Mahfudz Junaedi, M.Ag Nadhifah, M.SI NIP. 196903201998031004 NIP. 197508272003122003

Pembimbing

Fahrurrozi, M.Ag NIP. 1977081620050110

(4)

iv NOTA PEMBIMBING

Semarang, Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Al Quran Hadis Materi Pokok Menerapkan Kaidah-kaidah Ilmu Tajwid Hukum Bacaan Idgham Bighunah, Idgham Bilaghunah, dan Iqlab Melalui Metode Card Sort bagi Siswa Kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal

Nama : Akhmad Durakhaman

NIM : 093111207

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing,

Fahrurrozi, M.Ag NIP. 1977081620050110

(5)

v ABSTRAK

Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Al Quran Hadis Materi Pokok Menerapkan Kaidah-kaidah Ilmu Tajwid Hukum Bacaan Idgham Bighunah, Idgham Bilaghunah, dan Iqlab melalui Metode Card Sort bagi Siswa Kelas IV MI Al- Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal

Penulis : Akhmad Durakhman NIM : 093111207

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,salah satunya metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Pada kenyataannya, dalam pembelajaran guru masih sering menggunakan metode konvensional, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran serta kurang memuaskan. Siswa dapat mencapai prestasi belajar maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran al Quran Hadis dengan pendekatan pembelajaran aktiv menggunakan metode Card Sort (mensortir kartu). Dari hal tersebut muncul permasalah yaitu bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al Quran Hadis Materi Pokok Menerapkan Kaidah-kaidah Ilmu Tajwid Hukum Bacaan Idgham Bighunah, Idgham Bilaghunah, dan Iqlab melalui Metode Card Sort bagi Siswa Kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada mata pelajaran al Quran Hadis di MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus,dimana setiap siklus meliputi kegiatan perencenaan pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Indikator yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata siswa 70 dan ketuntasan belajar (banyaknya siswa yang mendapatkan nilai 65) sekurang kurangnya 70 % dari jumlah seluruh siswa. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal yang terdiri dari 21 anak.

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Card Sort dengan menciptakan suasana pembelajaran aktiv maka suasana kelas menjadi hidup. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II.

Dalam pelaksanaan siklus I rata-rata hasil belajar siswa 65 dengan ketuntasan belajar 44%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan pada rata-rata hasil belajar dari 65 menjadi 75, serta ketuntasan belajar yang meningkat dari 44%

menjadi 75%.

Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal dalam pembelajaran al quran hadis materi pokok menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid bacaan idgham bighunah, idgham bilaghunah, dan iqlab melalui metode Card

(6)

vi

Sort. Peningkatan ini dapat dilihat dari prosentase hasil belajar siswa dan rata-rata hasil belajar pada tiap-tiap siklusnya.

Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada seluruh pihak (siswa, guru, dan sekolah) untuk dapat meningkatkan penguasaan pembelajaran al quran hadis terutama materi ilmu tajwid. Karena dorongan dan semangat siswa dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

(7)

vii

TRANSLITERASI

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No.0543 b/u/1987 tertanggal 10 September 1987 yang ditanda tangani pada tanggal 22 Januari 1988.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Huruf

Latin Huruf Arab Huruf Latin

a t}

b z}

t

s\ g

j f

h} q

kh k

d l

z\ m

r n

z w

s h

sy ,

s} y

d}

Bacaan Madd : Bacaan Diftong :

a> = a panjang ْوَا = au

i> = i panjang ْيَا = ai

u> = u panjang

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang- orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik

2. Fahrurrozi, M.Ag, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

3. Kepala MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal yang telah memberikan izin dan memberikan bantuan dalam penelitian.

4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

5. Keluarga, kerabat dan teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT.

Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

(9)

ix

konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Semarang, Juni 2011

Penulis

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

NOTA PEMBIMBING ... iv

ABSTRAK ... v

TRANSLITERASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : KERANGKA TEORI ……… .. 9

A. Pembelajaran Quran Hadis ... 9

B. Prestasi Hasil Belajar……… 17

C. Metode Card Sort……….. 21

D. Penggunaan Metode Card Sort untuk meningkatkan Prestasi Belajar mata pelajaran Quran Hadis………. 24

E. Tinjauan Materi………. 25

F. Telaah Pustaka……….. 28

G. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III : METODE PENELITIAN………... . 32

A. Jenis Penelitian ... ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Pelaksana dan Kolaborator . ... 32

D. Tehnik Pengumpulan Data . ... 34

E. Prosedur Penelitian . ... 35

F. Instrumen Penelitian . ... 41

G. Indikator Pencapaian . ... 42

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Pra siklus ... ... 44

2. Siklus I ... 45

3. Siklus II ... 50

B. Pembahasan ... 55

(11)

xi

BAB V : PENUTUP………. 59

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran-saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

RPP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an Hadis adalah salah satu dari cabang mata pelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-qur’an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.1Salah satu ruang lingkup mata pelajaran Al Qur’an Hadis adalah Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-qur’an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Oleh karena itu mata pelajaran Al Qur’an Hadis sangat penting, guna penanaman dini pada anak tentang tatacara membaca al-qur’an dengan baik dan benar.

Berdasarkan paparan di atas, maka pelajaran Al Qur’an Hadis merupakan pelajaran penting yang harus menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan perlu adanya kreatifitas dari guru dalam penggunaan media pembelajaran yang bervariasi. Guru juga harus mengembangkan ketrampilan mengajar agar dapat menarik perhatian siswa sehingga hasil belajar memuaskan. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat juga sangat penting guna menarik perhatian dari siswa.

Kenyataan yang ada di MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal tampaknya bukanlah demikian, Mata pelajaran Al Quran Hadis bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan melainkan membosankan, kurang menarik dan cenderung siswa gaduh dalam mengikutinya. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa kelas IV mata pelajaran Al Quran Hadis materi pokok menerapkan ilmu tajwid hukum bacaan idgham bighuanh,

1Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di madrasah, hlm. 19

(13)

2 idgham bilaghunah, dan iqlab pada semester genap tahun 2010 yang tidak sesuai dengan KKM yang ditentukan. Dengan rata-rata nilai ulangan harian yaitu 63 dan ketuntasan belajar hanya 45%.

Data nilai tahun pelajaran 2009/2010 Nilai Jumlah siswa yang

mendapatkan nilai Prosentase Tuntas / Tidak Tuntas 50

60 70

4 7 9

20%

35%

45%

Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Tuntas

Jumlah 20

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelemahan dalam belajar Al Qur’an Hadis tersebut lebih disebabkan oleh faktor guru terutama di kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal, yaitu guru kurang mampu mengembangkan ketrampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar. Dengan kata lain pembelajaran mereka lakukan masih bersifat konvensional, yaitu hanya terbatas pada penyampaian serangkaian materi.

Pada hal dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang terkait secara langsung tentang dorongan untuk memilih metode secara tepat dalam proses pembelajaran, diantaranya dalam surat An-Nahl ayat 125:















































“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”2 (QS. An-Nahl ayat: 125)

2Mujamma’ al Haramain asy Syarifain al Malik Fahd li thiba’at al Mushhaf, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Medinah: Asy Sharif Medinah Munawwarah, 1990), hlm. 421.

(14)

3 Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah metode. Metode pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil belajar dapat optimal. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai. Menurut Gagne, belajar tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu yaitu kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari serta situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses belajar.3 Strategi pengajaran yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, metode yang ditetapkan seorang guru baru mendapat suatu hasil yang optimal, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kemampuan guru dalam penerapan metode belum secara maksimal dapat diserap dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Al Qur’an Hadis di kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal. hal ini berimbas pada persoalan tentang pemaksimalan belajar siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Tampaknya perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar dan interaksi guru dan siswa, perlu adanya pembelajaran aktif pada proses pembelajaran Al Qur’an Hadis di kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal. Pembelajaran aktif merupakan kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Pembelajaran aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran.

Pembelajaran aktif merupakan langkah cepat menyenangkan, mendukung dan secara pribadi menarik hati, sehingga peserta didik tidak hanya terpaku di

3Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009) hlm. 47

(15)

4 tempat duduk, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud).4

Dilihat dari tuntutan dan harapan masyarakat, sebaiknya pembelajaran Al Qur’an Hadis di madrasah menggunakan pendekatan yang benar-benar diarahkan pada peningkatan kemampuan membaca Al Qur’an anak didik.

Menurut teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian- kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut berpartisipasi secara aktiv di dalamnya, serta materi pelajaran dikembangkan di dalam unit-unit dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga pesrta didik mudah mempelajarinya.5 Maka dari itu metode card sort (menyortir kartu) sangat tepat untuk pelaksanaan pembelajaran Al Qur’an Hadis materi pokok menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid hukum bacaan idgham bighunah, idgham bilaghunah, dan iqlab di madrasah.

Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada zaman sekarang ini,penggunaan metode card sort (menyortir kartu) mendapat perhatian besar karena memiliki arti penting dalam merangsang peserta didik untuk berpikir dan mengungkapkan pendapatnya secara bebas dan mandiri. Dengan metode pembelajaran ini sedikitnya siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, dan proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dari latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai upaya peningkatan hasil belajar Al Quran Hadis materi pokok menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid hukum bacaan idgham bighunah, idgham bilaghunah, dan iqlab melalui metode Card Sort (menyortir kartu) bagi siswa Kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal.

4Mel Silberman, Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj. Raisul Muttaqien (Bandung: Nusamedia, 2006), hlm. 9

5Aunurrahman, hlm. 39 – 42

(16)

5 B. Penegasan Istilah

Untuk memberi gambaran yang jelas dan agar tidak terjadi salah pengertian diatas, maka berikut ini akan penulis paparkan beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas sebagai berikut :

1. Upaya meningkatkan Hasil Belajar

Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb)6. Meningkatkan yaitu suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dsb).7 Hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan dan sebagainya oleh usaha belajar.

2. Al Qur’an Hadis

Al Qur’an Hadis adalah salah satu nama mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur’an, pengenalan arti dan makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.8

3. Ilmu Tajwid

Ilmu Tajwid menurut lughat (etimologi) adalah mendatangkan atau membaca dengan baik. Sedang menurut istilah (terminologi) adalah ilmu yang dengannya kita dapat mengetahui bagaimana cara mengucapkan huruf-huruf al-Qur’an, baik tebal tipisnya (tafkhim dan tarqiqnya), panjang pendeknya (mad dan qoshornya), sifat-sifatnya, serta cara membaca huruf- huruf tertentu bila bertemu dengan huruf hijaiyah lainnya dengan baik.9 4. Hukum Bacaan Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah, dan Iqlab

a. Idgham Bighunnah adalah hukum bacaan nun mati (ْن) dan tanwin apabila bertemu dengan huruf hidup dari salah satu huruf ya (ي) nun (ن)

6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi.II, (jakarta:Balai Pustaka, 1995), hlm. 1109.

7Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm.1198

8Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Op.cit,

9M. Qomari Sholeh, Ilmu Tajwid, (jombang: TIVAZA, 2002), hlm. 9

(17)

6 mim (م) wawu (و) sekira jadi satu, sehingga seperti huruf yang bertasydid. Sedang ghunnahnya itu berarti memasukkan huruf yang hidup disertai dengung.10

b. Idgham Bilaghunnah adalah hukum bacaan nun mati (ْن) atau tanwin apabila bertemu dengan huruf hidup dari salah satu huruf lam (ل) dan ra (ر) dan sekira jadi satu sehingga seperti huruf bertasydid. Bilaghunnah yaitu memasukkan huruf tersebut dengan tidak berdengung.11

c. Iqlab, menurut bahasa (etimologi) ialah memimdahkan sesuatu dari keadaannya, sedangkan menurut istilah (terminologi) adalah menjadikan huruf pada tempatnya huruf yang lain disertai dengan dengungan (ghunnah)12. Yang dimaksud Iqlab disini adalah hukum nun mati (ْن) apabila bertemu dengan huruf ba (ب) cara membacanya yaitu memindahkan makhraj nun (ن) pada ujung lidah pada makhraj mim (م) yang berada diantara dua bibir kemudian disertai dengan dengung.

5. Metode Card Sort (menyortir kartu)

a. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.13

b. Card Sort adalah salah satu metode pembelajaran dengan cara menyortir kartu yang bertujuan mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok dalam belajar14

Dari paparan di atas dapat diambil makna bahwa meningkatkan hasil belajar dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan perubahan positif bagi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan.

10M. Qomari Sholeh, hlm.15

11M. Qomari Sholeh, hlm. 16

12M. Qomari Sholeh, hlm..16

13W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,1994),hlm.652

14Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbaisi PIKEM. (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.89

(18)

7 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan penulis angkat adalah :

1. Bagaimana penerapan metode Card Sort dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadis materi pokok memahami kaidah-kaidah ilmu tajwid hukum bacaan idgham bighunah, idgham bilaghunah, dan Iqlab di kelas IV MI Al- Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal?

2. Apakah penggunaan metode Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al Qur’an Hadis materi pokok memahami kaidah-kaidah ilmu tajwid hukum bacaan idgham bighunah, idgham bilaghunah, dan Iqlab di kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal?

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan hasil penelitian ini diharapkan mendapat beberapa manfaat .

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teori

Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori metode card sort (menyortir kartu) pada pembelajaran Al Qur’an Hadis.

2. Secara praktis a. Bagi sekolah

Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam mengembangkan peserta didiknya terutama dalam hal proses pembelajaran agama islam, khususnya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar.

b. Bagi peserta didik

Diharapkan para peserta didik dapat terjadi peningkatan hasil belajar pada pembelajaran Al Qur’an Hadis.

(19)

8 c. Bagi peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru khususnya proses pembelajaran dengan metode card sort (menyortir kartu) pada pembelajaran Al Qur’an Hadis.

(20)

9 BAB II

KERANGKA TEORI A. Pembelajaran Al Quran Hadis

1. Pengertian pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, pengembangan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan guru dan sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus menerus dikembangkan di dalam setiap event pembelajaran. Kebiasaan-kebiasaan untuk bersedia mendengar dan menghargai pendapat rekan-rekan sesama siswa seringkali kurang mendapat perhatian oleh guru, karena dianggap sebagai hal rutin yang berlangsung saja pada kegiatan sehari-hari. Padahal kemampuan ini tidak dapat berkembang dengan begitu saja, akan tetapi membutuhkan latihan-latihan yang terbimbing dari guru. Kebiasaan-kebiasaan saling menghargai yang dipraktikkan di ruang-ruang kelas dan dilakukan secara terus menerus akan menjadi bekal bagi siswa untuk dapat dikembangkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat.1

Pada hakikatnya mengajar tidaklah hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan.

Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diharapkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.2

Pandangan yang sudah berlangsung lama yang menempatkan pembelajaran sebagai proses transfer informasi atau transfer of knowledge dari guru kepada siswa semakin banyak mendapat kritikan. Penempatan

1 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 7 – 8.

2 Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan (Yogyakarta:

Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009) hlm. 41.

(21)

10 guru sebagai satu-satunya sumber informasi menempatkan siswa atau peserta didik tidak sebagai individu yang dinamis, akan tetapi sebagai obyek yang pasif sehingga potensi-potensi keindividualannya tidak dapat berkembang secara optimal. Ketidaktepatan pandangan ini juga semakin terasa jika dikaji dari pesatnya perkembangan arus informasi dan media komunikasi yang sangat memungkinkan siswa secara aktif mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan. Dalam keadaan ini guru hendaknya dapat memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk mencari berbagai sumber yang dapat membantu peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang aspek-aspek yang dipelajari. Karena sesuai dengan UUD 1945, pendidikan seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berarti pendidikan adalah usaha untuk memberdayakan manusia. Manusia yang berdaya adalah manusia yang dapat berpikir kreatif, yang mandiri, dan dapat membangun dirinya dan masyarakatnya (Tilaar, 2000: 21).3

Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran, tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah satu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan antara mengajar dan belajar diistilahkan Dewey sebagai menjual dan membeli (teching is to learning as selling is to buying). Maksudnya, seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada orang yang membeli, yang berarti tak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar. Dengan demikian, dalam istilah mengajar juga terkandung proses belajar siswa. Inilah makna pembelajaran.4

Melalui proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu membimbing dan memfasilitasi siswa agar mereka dapat memahami

3 Aunurrahman, hlm. 9.

4 Hamruni, hlm. 41 – 42.

(22)

11 kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki, untuk selanjutnya memberikan motivasi agar siswa terdorong untuk bekerja atau belajar sebaik mungkin untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Untuk dapat memfasilitasi agar siswa dapat mengenal kemampuannya, maka langkah awal yang perlu dilakukan guru adalah berusaha mengenal siswanya dengan baik. Guru perlu mengenal lebih mendalam tentang bakat, minat, motivasi, harapan-harapan siswa serta beberapa dimensi khusus kepribadiannya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki sikap terbuka dan sabar agar dengan hati yang jernih dan rasional dapat memahami siswanya. Drost (2000: 52) mengemukakan bahwa selayaknya guru tidak secara gegabah melihat kesalahan siswa, akan tetapi lebih baik mencari sisi positif dan berusaha memberikan pujian. Seandainya teguran diperlukan, hal itu hendaknya tidak dilakukan dengan nada membenci.5

2. Unsur-unsur pembelajaran

Unsur dalam sistem pembelajaran adalah seorang siswa atau peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran, mengemukakan unsur – unsur pembelajaran sebagai berikut :

1. Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru a. Motivasi pembelajaran siswa

b. Kondisi guru siap membelajarkan siswa

2. Unsur pembelajaran kongruen dengan unsur belajar

a. Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya pembelajaran.

b. Sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada buku pelajaran, pribadi guru, dan sumber masyarakat.

c. Pengadaan alat-alat Bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa sendiri, dan bantuan orangtua.

d. Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif

5 Aunurrahman, hlm. 13 – 14.

(23)

12 e. Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu diberikan

binaan. (Oemar Hamalik, 1995:68)

Secara lebih spesifik, beberapa dimensi kemampuan siswa yang perlu didorong dalam upaya pemberdayaan diri melalui proses pembelajaran ini adalah :

a. Mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri b. Meningkatkan rasa percaya diri

c. Dapat meningkatkan kemampuan menghargai diri dan orang lain d. Meningkatkan kemandirian dan inisiatif untuk memulai perubahan e. Meningkatkan komitmen dan tanggung jawab

f. Meningkatkan motivasi internal

g. Meningkatkan kemampuan mengatasi masalah secara kreatif dan positif

h. Meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan tugas secara professional

i. Mendorong kemampuan pengendalian diri, dan tidak mudah menyalahkan orang lain

j. Meningkatkan kemampuan membina hubugan interpersonal yang baik k. Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan 6

3. Teori-teori pembelajaran

Ada beberapa teori pembelajaran diantaranya : a. Teori Behaviorisme

Teori ini berpendapat bahwa belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan paradigm Stimulus Respon, yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar. Beberapa macam teori behaviorisme yang terkenal adalah:7

1) Classikal conditioning (Pavlov)

6 Ibid, hlm. 14.

7 Ibid, hlm.40-41.

(24)

13 Teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol di dalam diri seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom serta gerak reflek setelah menerima stimulus dari luar.

2) Operarnt Conditioning (Skiner)

Menurut teori Skiner, setiap kali memperoleh stimulus maka seseorang akan memberikan respon berdasarkan hubungan Stimulus Respon. Respon yang benar perlu diberikan penguatan agar orang terdorong untuk melakukan kembali dan tumbuh kesadaran dari dirinya sendiri.

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

b. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Teori ini lebih menekankan kebermaknaan keseluruhan sesuatu pada bagian-bagian, maka belajar dipandang sebagai proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan factor-faktor lain. Proses belajar di sini mencakup antara lain pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Menurut Piaget, kemampuan kognitif anak berkembang menurut empat tahap, dari lahir sampai dewasa. Keempat tahap tersebut adalah :8

1) Tahap sensori motor (sensory motor stage)

Tahap ini berlangsung sejak anak lahir sampai usia 2 tahun.

Kemampuan berfikir anak mengenai berbagai hal masih bergantung pada kegiatan atau gerakan tubuh beserta alat indera.

8Saminanto, hlm.18

(25)

14 2) Tahap pra-operasional (pre-operational stage)

Perkembangan kognitif pra-operasional terjadi pada anak ketika usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini anak tidak lagi hanya bergantung pada gerakan tubuh atau alat inderanya, tetapi anak mulai menggunakan pemikiran dalam berbagai hal. Akan tetapi pemikiran anak masih bersifat egosentris belum subyektif, artinya pemahamannya masih berpusat pada dirinya sendiri dan orang lain dianggap mempunyai pemikiran dan perasaan seperti yang ia alami.

3) Tahap konkret-operasional (concrete-operational stage)

Tahap ini berlangsung kira-kira anak berusia 7 sampai 12 tahun. Pada tahap ini tingkat egosentris anak mulai berkurang dan perkembangan pamahaman anak sudah dapat berfikir secara obyektif yaitu memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda dari dirinya, serta anak sudah bisa berfikir logis tentang berbagai hal, akan tetapi dengan syarat bahwa hal-hal tersebut disajikan secara kongkret (bisa ditangkap dengan panca indera).

4) Tahap formal-operasional (formal operational stage)

Tahap ini berlangsung kira-kira anak usia 12 tahun ke atas.

Anak mulai dapat berfikir logis tanpa adanya benda-benda kongkret.

c. Teori Belajar Gagne

Teori yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Menurut Gagne, seperti yang dikutip Anunurrahman dalam bukunya belajar dan pembelajaran, bahwa cara berpikir seseorang tergantung pada:

1) Ketrampilan apa yang telah dimiliki,

2) Ketrampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu tugas.

(26)

15 Lebih jauh menurut Gagne, belajar tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan kondisi- kondisi tertentu, yaitu: kondisi internal, antara lain menyangkut kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari, dan kondisi eksternal, yaitu situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses belajar.

4. Pembelajaran Al Quran Hadis a. Tinjauan tentang Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, para ulama’ sangat berhati-hati sekali dalam mendefinisikan arti Al-Qur’an, agar tidak terjadi kesalahan mengenai pengertian tersebut.

Secara istilah ada beberapa pengertian Al-Qur’an. Menurut beberapa ulama, sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha, diantaranya adalah:

1) KH. Munawar Khalil, menyatakan: “Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang bersifat mukjizat dengan sebuah surat dari padanya termasuk beribadat bagi yang membacanya”.9

2) Drs.H.M.Khudhari Umar, mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantaran Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, dimulai dari surat Al- Fatikhah dan diakhiri dengan surat An-Naas”.10

3) Prof. Dr.TM.Hasbi Ash-Shidieqy, dia memberikan pengertiannya sebagai berikut: “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan

9 Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2004, hlm. 24.

10Chabib Thoha, dkk, hlm. 24

(27)

16 kepada Nabi Muhammad yang ditilawahkan dengan lisan lagi mutawatir penulisannya”.11

4) Ali Al Shabuni, memberikan pengertian Al-Qur’an sebagai berikut:

“Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantaran Malaikat Jibril yang ditulis pada mushaf-mushaf, dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya adalah ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatikhah dan diakhiri dengan surat Al-Naas”.12

Dengan memperhatikan apa yang sudah disampaikan para ulama, maka pengertian tersebut dapat dirangkum sebagai berikut, Al-Qur’an adalah:

a) Wahyu atau firman Allah SWT.

b) Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantaraan Malaikat Jibril, atau dengan cara lain.

c) Menggunakan bahasa arab.

d) Untuk pedoman dan petunjuk bagi umat.

e) Merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar.

f) Diterima oleh umat Islam secara mutawatir.

g) Membacanya merupakan ibadah.

b. Tinjauan tentang Hadits

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan atau persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al- Qur'an.13

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber utama dalam kehidupan umat Islam.

11Chabib Thoha, dkk

12Chabib Thoha, dkk., hlm. 25.

13Chabib Thoha, dkk., hlm. 61.

(28)

17 Dengan demikian mengenal dan memahami Al-Qur’an dan Hadits bagi kaum muslim adalah hal yang wajib. Proses mengenal Al-Qur’an dan Hadits, tidak mengenal kata terlambat. Kapanpun dan berapapun usianya. Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits adalah bagian dari rumpun pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah.

c. Tujuan pembelajaran Al Quran Hadis

Al-Qur’an Hadis adalah salah satu dari cabang mata pelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-qur’an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.14Salah satu ruang lingkup mata pelajaran Al Qur’an Hadis adalah Pengetahuan dasar membaca dan menulis al- qur’an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

B. Prestasi Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang telah diberikan oleh guru.15

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah apabila seseorang yang telah belajar itu mengalami perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.16 Sedangkan menurut Syaiful Bahri hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akhibat dari kegiatan belajar yang telah dicapai oleh individu dari proses

14Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di madrasah, hlm. 19

15Tim Penyusun KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 895

16Oemar Hamalik, .

(29)

18 belajar. Berbeda lagi menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.17

Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulannya secara empirik.18

2. Unsur-unsur hasil belajar

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh unsur-unsur belajar, baik unsur luar maupun unsur dalam. Unsur-unsur tersebut adalah:

a. Unsur luar, antara lain lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh dalam proses dan hasil belajar.

Lingkungan social, baik yang berwujud manusia maupun yang lainnya berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, sarana dan prasaran, serta guru sebagai pendidik.

b. Unsur dalam ( kondisi individu ) Kondisi fisiologis dan panca indra terutama pendengaran dan penglihatan. Kondisi psikologis yang terdiri atas minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan keterampilan kognitif.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Dalam pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari individu maupun faktor yang eksternal yang datang dari lingkungan indivdu. Faktor internal yang mempengaruhi

17Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 22

18Aunurrahman, hlm. 34 – 35.

(30)

19 hasil belajar terdiri dari dua aspek, yaitu fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis. Faktor-faktor psikis memiliki peran yang sangat menentukan di dalam belajar.

Menurut Lilik Sriyanti, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut :

a. Faktor Intern

Faktor yang berasal dari anak itu sendiri, yang meliputi : 1) Faktor Psikologis

a) Tingkat intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, tinggi rendahnya intelegensi siswa akan mempengaruhi hasil belajar.

b) Minat

Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu, minat siswa terhadap pelajaran akan banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan belajarnya

c) Bakat

Merupakan kemampuan potensial pada anak, yang akan menjadi aktual jika sudah melalui proses belajar / latihan. Dengan adanya bakat membuat anak hanya memerlukan waktu sedikit dalam menyelesaikan sesuatu, termasuk dalam hal pencapaian hasil belajar.

d) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi dalam setiap usaha dan kegiatan seseorang. Hal ini akan memperbesar kegiatan dan usahanya dalam belajar yang

(31)

20 pada akhirnya akan memungkinkan pencapaian hasil belajar yang tinggi.

e) Kematangan

Kematangan merupakan kondisi siap baik jasmani maupun rohani untuk melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya kematangan akan menyulitkan proses belajar. Kematangan tiap anak untuk melakukan aktivitas belajar tidaklah sama, disamping faktor umur juga karena faktor pembawaan.

f) Konsentrasi dan perhatian

Hanya dengan perhatian dan konsentrasi anak dapat memahami dan menyerap pelajaran. Anak dengan kemampuan konsentrasi tinggi dan perhatian yang terfokus terhadap belajar akan lebih mudah meraih sukses, daripada anak yang kurang mempunyai daya konsentrasi dan kekuatan perhatian.

g) Kepribadian

Kepribadian seseorang seperti ketekunan, daya saing, ketabahan, atau kondisi pribadi yang mudah putus asa, takut gagal, cemas, rendah diri, besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar.

2) Faktor Fisik

Faktor fisik yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar diantaranya adalah :

a) Kesehatan, penyakit kronis b) Cacat fisik

c) Gangguan panca indera d) Kelelahan

Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan seorang anak untuk dapat belajar, dan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar karena belajar tidak hanya melibatkan aspek pikir dan aspek psikologis lainnya, namun yang tak kalah penting adalah adanya keterlibatan aspek fisik.

(32)

21 b. Faktor Ekstern

Merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak, yang termasuk faktor ekstern adalah :

1) Keadaan keluarga

Keadaan keluarga yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam keluarga, pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga dan sebagainya.

2) Faktor sekolah

Banyak faktor dari sekolah yang berperan mempengaruhi keberhasilan belajar, diantaranya adalah kualitas guru, pengajar, hubungan antar anggota sekolah, kurikulum yang dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan di sekolah, kondisi gedung dan fasilitas sekolah, suasana lingkungan sekolah dan sebagainya.

3) Lingkungan masyarakat

Anak sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi dengan orang lain beserta lingkungan. Lingkungan yang turut mempengaruhi belajar antara lain, teman pergaulannya, adat / kebiasaan masyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya serta tata tertib yang berlaku di masyarakat.19

C. Metode Card Sort 1. Pengertian Card Sort

Ada banyak tipe yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktiv) dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman mengemukakan 101 bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktiv.20 Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak, salah satunya adalah tipe Card Sort (sortir kartu). Card

19Lilik Sriyanti, Psikologi Pendidikan (Salatiga : STAIN Salatiga Press, 2003), hlm. 7.

20Mel Silberman,hlm 1.

(33)

22 Sort adalah salah satu metode pembelajaran dengan cara menyortir kartu yang acak yang bertujuan mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok dalam belajar21

Seorang guru biasanya dihadapkan pada banyak alat bantu, sehingga diharuskan agar bisa memilih alat bantu yang tepat dalam proses belajar mengajar. Seorang guru juga sering mengalami kesulitan untuk memilih yang paling dapat membantu tugas-tugasnya. Ada beberapa teori yang berkaitan deangan penggunaan alat bantu belajar, diantaranya adalah teori realisme dan teori tugas.

Teori realisme adalah pendekatan yang berasumsi bahwa belajar yang sempurna dapat tercapai hanya apabila digunakan alat bantu yang mendekati realitas.22 Siswa-siswi akan lebih menyukai sesuatu yang lebih detail dan menyerupai realitas sehingga mereka akan mudah belajar.

Sedangkan teori tugas adalah teori yang muncul karena adanya rasa keberatan terhadap teori relisme karena teori ini tidak menjamin bahwa informasi yang berguna dapat dipersepsi atau dirasakan, dipelajari, dan di ingat oleh siswa-siswi. Maka munculah suatu pendekatan belajar yang menghubungkan sifat-sifat alat bantu belajar dengan tuntutan tugas. 23

Ada banyak alat bantu dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah card (kartu), sedangkan fungsi dan sifat alat bantu belajar adalah untuk;

a. kemampuan untuk meningkatkan persepsi b. kemampuan untuk meningkatkan pengertian

c. kemampuan untuk meningkatkan transfer/peralihan belajar

d. kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) terhadap pengetahuan atau hasil yang dicapai

21Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbaisi PIKEM. (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.89

22Munzier Suparta dan Hery Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta:

Amissco, 2002) hlm. 193

23Munzier Suparta dan Hery Noer Aly, hlm 194.

(34)

23 e. kemampuan untuk meningkatkan retensi24

Strategi pembelajaran menggunakan metode card sort menuntut siswa-siswi untuk bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah disiapkan oleh guru, sehingga seluruh siswa-siswi harus bekerja aktiv. Kondisi belajar yang seperti itu akan merangsang siswa-siswi untuk berpartisipasi aktiv. Dan tentu saja akan meningkatkan ketrampilan siswa-siswi dalam memecahkan masalah yang merupakan hasil dari kegiatan yang di dalamnya terdapat saling interaksi dan saling membantu antar anggota kelompok.

2. Ciri-ciri Card Sort

Dalam metode card sort salah satu cirinya yaitu pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Sehingga materi yang telah dipelajari benar-benar difahami dan dimengerti oleh siswa.

Ciri khas dari pembelajaran aktif model card sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang diperolehnya.

Dengan demikian siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

3. Langkah-langkah Card Sort

Metode card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.25

Menurut Mel Silberman, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan card sort, yaitu:

1) Setiap siswa-siswi dibagi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.

24Munzier Suparta dan Hery Noer Aly, hlm 194.

25Mel Silberman, hlm 169.

(35)

24 2) Perintahlah siswa-siswi untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama (guru dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan siswa dan siswi menemukannya sendiri).

3) Perintahkan siswa-siswi yang kartunya memiliki kategori yang sama untuk menawarkan diri kepada siswa lain.

4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin- poin penting terkait materi pelajaran.

5) Mintalah setiap kelompok untuk melakukan penjelasan tentang kategori yang mereka selesaikan.26

4. Kelebihan dan kekurangan metode Cart Sort.

Metode Card Sort mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berdampak pada prestasi belajar. Kelebihan Metode Card Sort antara lain:27

1) Peserta didik dapat berperan aktiv dalam proses belajar.

2) Peserta didik dapat mengungkapkan pandangan yang berbeda sesuai dengan apa yang dimilikinya.

3) Peserta didik bisa saling menghormati terhadapan perbedaan pandangan dalam menghadapi suatu masalah.

4) Peserta didik yang pro dan kontra dapat menyamakan persepsi belajar.

5) Memotivasi peserta didik untuk berlomba dalam meningkatkan prestasi belajar.

6) Waktu yang digunakan sangat efektif dan efesien.

7) Pendidik dapat mengetahui kararter siswa yang variatif.

Kekurangan metode Card Sort antara lain:28

1) Siswa yang kurang pandai akan semakin sulit untuk menyesuaikan dengan kelompoknya.

26Mel Silberman, hlm 169-170.

27Siti Sapariyah, “Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak menggunakan metode card sort siswa kelas tiga MI Ma’arif Sanggreman II Rawalo Banyumas tahun pelajaran 2008/2009”, Skripsi (Semarang: Tarbiyah IAIN Walisongo), hlm. 19

28Ibid, hlm. 20

(36)

25 2) Apabila pendidik kurang sigap, maka kelas cenderung akan gaduh.

3) Apabila pendidik kurang cermat, dapat menyita waktu dan materi pokok pembelajaran tidak dapat tersampaikan.

D. Penggunaan metode Card Sort untuk meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran Al Quran Hadis

Sebagai strategi pembelajaran yang berorientasi pada keaktivan siswa- siswi, metode card sort dapat menjadikan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi, peningkatan aktivitas siswa-siswi, dan menekankan interaksi siswa-siswi dengan konsep.

Melvin L. Silberman menjelaskan bahwa mengajarkan bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud).29

Adanya kegiatan eksplorasi melalui aktivitas langsung mendorong peningkatan kualitas proses pembelajaran. Dengan kegiatan tersebut siswa- siswi dapat berpartisipasi aktiv dalam pembelajaran, memaknai konsep melalui media card sort, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran Al-Qur’an-Hadits materi tajwid lebih baik. Dengan pemahaman yang baik hasil belajar juga meningkat.

E. Tinjauan materi

1. Pengertian Ilmu Tajwid

29Mel Silberman,hlm. 9

(37)

26 Ilmu Tajwid menurut lughat (etimologi) adalah mendatangkan atau membaca dengan baik. Sedang menurut istilah (terminologi) adalah ilmu yang dengannya kita dapat mengetahui bagaimana cara mengucapkan huruf-huruf al-Qur’an, baik tebal tipisnya (tafkhim dan tarqiqnya), panjang pendeknya (mad dan qoshornya), sifat-sifatnya, serta cara membaca huruf- huruf tertentu bila bertemu dengan huruf hijaiyah lainnya dengan baik.30 2. Tujuan Ilmu Tajwid

Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca. Hal ini sesuai dengan ajaran di dalam Al-Qur’an surat Al- Muzzamil ayat: 4,

Artinya: Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/ tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Muzzammil: 4]. 31

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

3. Cara Membaca Al-Qur’an ditinjau dari ilmu tajwid

Terdapat 4 tingkatan atau martabat bacaan Al-Quran, yaitu dari segi cepat atau perlahan:

a. At-Tahqiq artinya bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung, tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar membaca Al-Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dengan tepat dan betul.

b. Al-Hadar artinya bacaan yang cepat serta memelihara hukum-hukum bacaan tajwid. Tingkatan bacaan hadar ini biasanya bagi mereka yang

30M. Qomari Sholeh, hlm.

31Mujamma’ al Haramain asy Syarifain al Malik Fahd li thiba’at al Mushhaf , hlm. 988.

(38)

27 telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang singkat.

c. At-Tadwir artinya bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan hadar, serta memelihara hukum-hukum tajwid.

d. At-Tartil artinya bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat, tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.32

4. Hukum Nun Mati atau Tanwin Dalam Bacaan Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah, dan Iqlab

a. Pengertian Nun Mati dan Tanwin

Nun Mati (sukun) adalah nun yang tidak berbaris, bacaannya tergantung dengan huruf yang datang berikutnya.

Tanwin adalah tambahan yang terdapat di akhir kata jika kata tersebut dilafalkan atau disambung dan hilang jika kata tersebut ditulis atau dijadikan tempat berhenti, tandanya; pertama, dua dhammah atau, kedua, dua fathah atau, ketiga, dua kasrah 33 b. Hukum bacaan Nun Mati dan Tanwin34

c. Bacaan Idgham dalam hukum Nun Mati atau Tanwin35

32http://www.ilma95.net/tajwid.htm, diakses pada tanggal 11 Desember 2010.

33http://www.ilma95.net/tajwid.htm,

34 http://www.ilma95.net/tajwid.htm,

(39)

28 Menurut bahasa, idgham berarti memasukkan. Secara istilah yaitu apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf 6 yaitu:

Bacaan idgham dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Idgham Bighunnah adalah hukum bacaan nun mati (ْن) dan tanwin apabila bertemu dengan huruf hidup dari salah satu huruf ya (ي) nun (ن) mim (م) wawu (و) sekira jadi satu, sehingga seperti huruf yang bertasydid. Sedang ghunnahnya itu berarti memasukkan huruf yang hidup disertai dengung.36

Contoh bacaan :

=

min masadin dibaca mim masadin wailun yaumaiz\in dibaca wailuy yaumaz\in

2) Idgham Bilaghunnah adalah hukum bacaan nun mati (ْن) atau tanwin apabila bertemu dengan huruf hidup dari salah satu huruf lam (ل) dan ra (ر) dan sekira jadi satu sehingga seperti huruf bertasydid.

Bilaghunnah yaitu memasukkan huruf tersebut dengan tidak berdengung.37

Contoh bacaan :

=

min rizqi dibaca mir rizqi

=

gafu>run rah}i>mun dibaca gafu>rur rah}i>mun

d. Bacaan Iqlab dalam Hukum Nun Mati atau Tanwin

Menurut bahasa (etimologi) ialah memindahkan sesuatu dari keadaannya, sedangkan menurut istilah (terminologi) adalah menjadikan huruf pada tempatnya huruf yang lain disertai dengan dengungan (ghunnah)38. Yang dimaksud Iqlab disini adalah hukum nun

35http://www.ilma95.net/tajwid.htm,

36M. Qomari Sholeh, hlm.15

37M. Qomari Sholeh, hlm. 16

38M. Qomari Sholeh, hlm.16

(40)

29 mati (ْن) apabila bertemu dengan huruf ba (ب) cara membacanya yaitu memindahkan makhraj nun (ن) pada ujung lidah pada makhraj mim (م) yang berada diantara dua bibir kemudian disertai dengan dengung.

Contoh bacaan : min ba’di dibaca mim ba’di

‘ali>mun bima> dibaca ‘ali>mum bima>

F. Telaah Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini akan mendeskripsikan beberapa penelitian yang dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut adalah

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hamidah NIM: 073111363 (2009) yang berjudul “Problematika dan solusi pembelajaran Al-Qur’an Hadis di Kelas IVMI Tarbiyatul Islamiyah Kasiyan Sukolilo Pati” didalamnya berisi Problem Pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang dihadapi di kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Sukolilo Pati, serta solusi yang ditawarkan antara lain dengan melakukan persiapan tertulis berupa RPP, silabus, dan lain- lain. Melakukan pendekatan yang bersifat emosional dan intelektual sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran, serta menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran termasuk didalamnya pemakaian media pembelajaran yang lebih modern seperti audio visual dalam pembelajaran.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Khomisatun NIM 3102318 berjudul

“Implementasi Active Learning pada pembelajaran PAI Di SMP Negeri 02 Kebumen” di dalamnya berisi active learnig merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada

(41)

30 proses pembelajaran, dan menciptakan suasana yang tidak menjenuhkan dan membosankan.

3. Penelitian Siti Sapariyah berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Menggunakan Metode Card Sort Siswa Kelas Tiga MI Ma’arif Sanggreman II Rawalo Banyumas Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil penelitian diketahui bahwa penyajian materi pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode card sort (menyortir kartu) siswa kelas tiga MI Ma’arif Sanggreman II Rawalo Banyumas, benar-benar membawa dampak positif bagi siswa. Siswa dapat berinteraksi secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat dan tujuan pembelajaran di madrasah dapat dicapai.

Dari beberapa penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang penggunaan strategi pembelajaran yang menciptakan keaktifan dan pemahaman siswa pada proses pembelajaran, akan tetapi penelitian peneliti mengarah pada bentuk strategi yang berbeda menjadikan hasil penelitiannya pun berbeda dengan penelitian di atas, jadi beberapa penelitian di atas menjadi rujukan peneliti.

G. Hipotesis tindakan

Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Hypotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran).39

Berdasarkan teori di atas, dapat di ajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Penerapan metode Card Sort dalam pembelajaran Al Quran Hadis materi pokok menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid hukum bacaan idgham bighunah, idgham bilaghunah, dan iqlab adalah langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm.64

(42)

31 2. Hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode Card Sort dalam pembelajaran Al Quran Hadis materi pokok menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid hukum bacaan idgham bighunah, idgham bilaghunah, dan iqlab pada peserta didik kelas IV MI Al-Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal, lebih baik daripada hasil sebelumnya.

Gambar

Tabel observasi belajar siswa siklus I dan siklus II
Tabel rata-rata nilai dan ketuntasan belajar tiap siklus.
Diagram peningkatan hasil belajar siswa kelas IV  MI Al Mujahidin Gumalar Adiwerna Tegal

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena bahan pencampur yaitu sekam padi yang digunakan dalam pembuatan filter tembikar dapat memperbesar pori-pori filter sehingga memperbesar

Data pada pengujian blanko dan standar GGA menunjukkan bahwa bakteri hasil isolasi dapat digunakan dalam analisis BOD 5 dengan matriks air laut, bakteri isolasi mampu

Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang umumnya menyebar

Fukushi (副詞 ) atau adverbia adalah kelas kata yang dapat berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk, serta dapat menjadi subjek predikat dan objek.. Contoh:

Untuk menstimulasikan alat sistem parkir otomatis aktifkan rangkaian dengan cara memberikan tegangan 5volt pada arduino dari adaptor, kemudian saat kendaraan ingin

Berbeda dari CPracR, GMM sendiri berbicara mengenai etika yang berusaha memberi pendasaran pada metafisika moral, yaitu semacam garis besar prinsip-prinsip murni

Hasil wawancara serta observasi di lapangan ketidak patuhan ibu dalam memberikan taburia disebabkan oleh kurangnya pemberian motivasi dari pihak pelaksana program

Populasi dari spesies r memiliki kecenderungan untuk meningkatkan ukuran mereka secara eksponensial pada saat tidak terdapat pembatasan oleh faktor lingkungan.. Populasi