• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SUPER QUICK READING SISWA KELAS V SD NEGERI 20 TALA-TALA KABUPATEN BANTAENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SUPER QUICK READING SISWA KELAS V SD NEGERI 20 TALA-TALA KABUPATEN BANTAENG"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

TALA-TALA KABUPATEN BANTAENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : RANI RUDIAH NIM 105401117817

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021

i

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Metode Super Quick Reading Siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng.

Atas nama :

Nama : Rani Rudiah

NIM 105401117817

Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, setelah memenuhi syarat untuk mengikuti ujian skripsi.

Makassar, September 2021 Disetujui oleh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Abdul Munir Kondongan, M.Pd. Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd.

Diketahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi PGSD

Unismuh Makassar

Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd.

NBM: 860 934 NBM: 1148 913

ii

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

LEMBAR PENGESAHAN Nama Mahasiswa : RANI RUDIAH

Nim : 105401117817

Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Metode Super Quick Reading Siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng.

Telah diperiksa dan diteliti secara seksama maka skipsi ini sudah layak diajukan pada Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, September 2021 Disetujui oleh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Abdul Munir Kondongan, M.Pd. Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd.

Diketahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi PGSD

Unismuh Makassar

Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd.

NBM: 860 934 NBM: 1148 913

iii

(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : RANI RUDIAH

NIM : 105401117817

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Judul

Skripsi

: Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Metode Super Quick Reading Siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan TIM adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2021 Yang Membuat Pernyataan

RANI RUDIAH

iv

(5)

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : RANI RUDIAH

Nim 105401117817

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya yang menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan ( plagiat ) dalam menyusun skripsi saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2021 Yang Membuat Perjanjian,

RANI RUDIAH

v

(6)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto :

Keberhasilan butuh kesabaran.

Lakukan sesuatu yang lebih bernilai

Orang yang memperbaiki niat, maka akan diperbaiki kehidupannya……..

” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

Persembahan :

Karena itu, kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibunda dan ayahandaku serta saudara-saudariku, serta keluargaku yang senantiasa mendoakanku .

vi

(7)

ABSTRAK

RANI RUDIAH. 2021. Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Metode Super Quick Reading Siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Abdul Munir Kondongan dan Ummu Khaltsum.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks secara cepat dalam bacaan dan hasil belajara Bahasa Indonesia rendah. Jenis penelitian merupakan penelitain tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca cepat menggunakan metode super quick reading siswa kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng..

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang mencakup empat kali pertemuan.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng sebanyak 18 siswa yang terdiri atas 8 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes (evaluasi), dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kemampuan membaca ekstensif siswa kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata membaca ekstensif pada siklus I 56,67 dan yang tuntas 4 siswa atau 22,2%, dan skor rata-rata kemampuan membaca ekstensif siswa pada siklus II meningkat menjadi 83,33 dan yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 88,9%. Di samping itu juga, data hasil observasi disetiap siklus menunjukan adanya perubahan sikap siswa kearah positif.

Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa kemampuan membaca ekstensif siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng dapat ditingkatkan melalui metode super quick reading.

Kata kunci: Kemampuan Membaca Cepat, Metode Super Quick Reading.

vii

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Metode Super Quick Reading Siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng.” ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi yang bertindak sebagai rahmatan lil’alamin. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkahmu.

Segala daya dan upaya telah Penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama penulisan skripsi ini, segala hambatan dan kekurangan Penulis telah mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.

Segala hormat Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tuaku yang telah berjuang, mendoa’akan, mengasuh, mendidik, dorongan, kasih sayang dan perhatiannya selama ini.

Selanjutnya Penulis menyampaikan ucapan terima kasih, penghormatan dan penghargaan kepada Dr. Abdul Munir Kondongan, M.Pd. selaku pembimbing I dan Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang sabar, ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta saran-saran

viii

(9)

yang berharga kepada Penulis selama penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini juga Penulis menyampaikan ucapan terima kasih, penghormatan dan penghargaan kepada : Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawai program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada kepala sekolah, guru kelas V serta staf guru-guru SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng yang telah memberikan izin dan bantuan selama pelaksanaan penelitian ini.

Teristimewa Penulis haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada teman-teman PGSD angkatan 2017.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin, yarrobal ’alamin.

Billahi fisabilil haq fastabiqul khaerat.

Makassar, September 2021

Penulis

ix

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teoritis ... 8

1. Penelitian yang Relevan ... 8

2. Kemampuan Berbahasa ... 9

3. Membaca cepat... 11

4. Metode Super Quick Reading ... 14

B. Kerangka Pikir ... 22

C. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26

x C. Prosedur Penelitian... 26

(11)

D. Instrumen Penelitian... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik analisis Data ... 31

G. Indikator Keberhasilan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Siklus I ... 33

a. Perencanaan... 33

b. Implementasi Tindakan Siklus I ... 34

c. Observasi dan evaluasi ... 37

d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 44

2. Siklus II ... 45

a. Perencanaan... 45

b. Implementasi Tindakan Siklus II ... 45

c. Observasi dan Evaluasi ... 49

d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN

PERSURATAN RIWAYAT HIDUP

xi

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Tingkat Kecepatan Efektif Membaca (KEM) ... 21

2.2 Standar Kecepatan Efektif Membaca (KEM) ... 21

2.3 Standar Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Jenjang Sekolah Dasar ... 22

3.1 Kategori Keberhasilan ... 31

4.1 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Cepat Siklus I ... 37

4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 38

4.3 Nilai Statistik Pemahaman Membaca cepat Pada Siklus I ... 39

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase pada siklus I………. 40

4.5 Persentase Ketuntasan Membaca cepat Siswa pada siklus I ... 41

4.6 Keterampilan Membaca Cepat Siklus I ... 42

4.7 Kategori Kemampuan Membaca Cepat Siklus I ... 43

4.8 Hasil Observasi Kemampuan Membaca cepat Siklus II ... 49

4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 50

4.10 Nilai Statistik Membaca Cepat Siswa Kelas V pada Siklus II ... 52

4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase pada siklus II ... 52

4.12 Persentase Ketuntasan Membaca Cepat Siswa pada Siklus II ... 53

4.13 Keterampilan Membaca Cepat Siklus II ... 54

4.14 Kategori Kemampuan Membaca Cepat Siklus II ... 55

xii

(13)

Gambar Judul Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ... …… 24

3.1 Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas ... …… 26

4.1 Diagram Batang Hasil evaluasi Siklus I... …… 41

4.2 Diagram Batang Hasil evaluasi Siklus II ... …… 53

xiii

(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran B

1. Lembar Kerja Siswa Siklus I 2. Lembar Kerja Siswa Siklus II 3. Tes Siklus I

4. Tes Siklus II Lampiran C

1. Hasil Evaluasi Siklus I 2. Hasil Evaluasi Siklus II

3. Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Lampiran D

1. Lembar Observasi Guru 2. Lembar Observasi Siswa 3. Daftar Hadir Siswa Lampiran E

1. Dokumentasi Penelitian

xiv

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa menduduki posisi dan peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusia. Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat komponen yang di kuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis. Membaca itu juga membutuhkan konsentrasi yang sungguh-sungguh terutama ketika kita membaca teks bacaan nonsastra. Membaca merupakan salah satu aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap orang kapan pun dengan objek yang berbeda-beda. Kemampuan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah.

Kemampuan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang diajarkan dan berkonsekuensi diteskan kepada pembelajar bahasa.

Bersama dengan kemampuan menyimak, kemampuan membaca tergolong kemampuan aktif reseptif, tetapi berbeda media penyampainnya. Kemampuan menyimak dipergunakan untuk mengukur kemampuan memahami bahasa lisan, sedangkan kemampuan membaca untuk bahasa tulis.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan membacanya. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan dapat menangkap isi

1

(16)

2

bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik siswa yang masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial siswa.

Kelancaran dan ketepatan siswa membaca pada tahap belajar membaca dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran.

Kemampuan membaca idealnya dimiliki setiap orang. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif, untuk kemampuan membaca efektif secara cepat dan memiliki pemahaman yang kuat dapat dilakukan dengan pembelajaran membaca cepat.

Kecepatan membaca seseorang akan memengaruhi pemahaman makna tulisan yang dibacanya. Banyak orang yang belum pernah mendapat bimbingan khusus dalam membaca cepat, mempunyai kecepatan yang sama dalam membaca.

Kecepatan membaca pun harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat. Hal itu tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca.

Kegiatan membaca berhubungan dengan pembaca dan bahan yang dibaca.

Pembaca yang baik adalah pembaca yang dapat membaca dengan cepat dan tahu

(17)

maksud yang dibaca. Akan tetapi, dalam kenyataannya masih banyak yang belum mampu membaca dengan cepat dan bahkan tidak memahami teks yang dibacanya.

Adapun salah satu faktor penyebab seorang pembaca tidak tahu cara membaca yang baik, karena sering kali ada hal-hal yang harus dibacanya tetapi sebenarnya tidak perlu menghabiskan waktu yang banyak. Dalam hal ini, jika kita tidak dapat membaca dengan cepat, maka kita hanya akan membuang-buang waktu (pemborosan waktu). Namun, banyak juga orang yang membaca terlalu cepat untuk bahan yang seharusnya dibaca pelan-pelan Baradja (Dalman, 2013 : 29).

Pada dasarnya membaca itu haruslah fleksibel. Kita harus mampu menyesuaikan bahan bacaan yang kita baca dengan kecepatan membaca. Hal ini tergantung pada tingkat kesulitan teks bacaan tersebut. Oleh sebab itu, kalau teks tersebut memiliki tingkat kesulitan tinggi (sukar), kita sebaiknya membaca dengan kecepatan rendah (baca dengan lambat atau normal), tetapi kalau teks tersebut memiliki tingkat kesulitan rendah (mudah), kita dapat membacanya dengan kecepatan normal.

Ada sebagian orang yang dapat membaca cepat, tetapi tidak dapat mengingat apa yang dibacanya, mereka ini sudah terbiasa sejak kecil dengan membaca lambat. Ada sebagian orang lagi yang dapat membaca dengan cepat dan ingat tentang apa yang dibacanya. Orang-orang yang disebut belakangan ini dapat digolongkan ke dalam kelompok orang-orang yang dapat membaca dengan efisien Soedarso (Dalman, 2013 : 29).

(18)

4

Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih.

Keberhasilan dalam menguasai dan mempraktikkan membaca cepat tergantung pada sikap, tingkat keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih. Terkadang guru jarang meminta siswa untuk membaca teks sehingga siswa kurang menguasai kemampuan membaca teks secara cepat. Kecepatan membaca memiliki hubungan erat dengan pemahaman. Seseorang dapat menyelesaikan bacaannya dalam waktu yang cepat.

Membaca cepat tidak hanya memperbaiki prestasi waktu, tetapi menambah banyaknya informasi yang dapat diserap oleh pembaca. Hal itu karena pembaca tidak lagi mempunyai kebiasaan membaca kata demi kata Baradja (Dalman, 2013 : 29).

Berdasarkan observasi awal pada tanggal 14 Agustus 2021 yang telah dilakukan pada kelas V di SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng tahun ajaran 2021/2022 didapatkan hasil bahwa siswa kurang dapat mengetahui pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Dari 18 siswa, hanya 8 orang yang mampu menjawab dengan benar (Persentase 32%), sedangkan 10 orang lainnya (Persentase 68%) tidak mampu menjawab dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks secara cepat dalam bacaan, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang berasal dari bacaan, serta kesulitan ketika diminta untuk menceritakan kembali bacaan yang telah mereka baca. Selain hal tersebut siswa juga kesulitan dalam menentukan kalimat utama dan ide pokokdari suatu paragraf.

(19)

Adapun seorang mempunyai kemampuan membaca yang sangat lambat, dan memiliki pemahaman yang rendah, mungkin saja orang tersebut dapat terganggu ingatannya, sehingga harus berjuang keras untuk mengingat paragraf, kalimat dan kata-kata yang telah dibacanya. Oleh karena itu, guru diharuskan sekreatif mungkin untuk bisa menggunakan sebuah teknik pembelajaran agar siswa dapat memahami suatu wacana yang sedang diajarkan, dapat memahami setiap karakter peserta didik, dan lebih memperhatikan siswa yang masih belum mampu membaca dengan baik atau masih membaca kata demi kata.

Sehubungan dengan hal tersebut, yang juga menjadi permasalahan yaitu tidak efisiennya tuntutan waktu belajar yang singkat dengan pemahaman isi bacaan yang dijadikan sebagai tujuan. Kemudian hal ini juga di akibatkan oleh penggunaan metode dari guru pada proses belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat dalam pelajaran Bahasa Indonesia, maka peneliti mengambil judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Metode Super Quick Reading Siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka rumusan masalah yang akan diajukan adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan membaca cepat menggunakan metode Super Quick Reading siswa kelas V SD Negeri 20 Tala- Tala Kabupaten Bantaeng?”

(20)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca cepat menggunakan metode Super Quick Reading siswa kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dilakukan dengan harapan akan dapat memberikan manfaat dan sumbangan teori pada pembelajaran keterampilan berbahasa kepada semuapihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Bagi siswa, siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca secara cepat dan lancar.

b. Bagi guru

Bagi guru, sebagai bahan masukan dan dapat menambah wawasan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

c. Bagi sekolah

Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(21)

d. Bagi peneliti

Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berguna untuk memahami masalah- masalah yang terdapat dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

(22)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai penggunaan metode speed reading telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti (2016) yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading dan Talking Stick pada Kelas III SDN I Banyu Urip Kecamatan Gerung dengan hasil penelitian yaitu pada siklus I kecepatan rata-rata siswa 39 kata per menit, pada siklus II terdapat peningkatan menjadi ratarata 75 kata per menit. Pada siklus I siswa yang mampu membaca minimal 75 kata per menit adalah 34,7 %, pada siklus II naik menjadi 83,3 %. Dalam memahami isi bacaan pada siklus I siswa yang mempunyai nilai diatas 70 ada 17,3 %, pada siklus II naik menjadi 50 %. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa melalui penerapan metode Speed Reading dan Talking Stick mampu meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa.

Sejalan dengan itu Soraya B (2016) yang berjudul Efektifitas Penerapan Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas V SD Muhammadiyah Berua II Makassar Tahun Ajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini, ada dua pembagian kelas yakni kelas control dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hasil tes membaca cepat dalam memahami isi

8

(23)

teks bacaan pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Hal tersebut dikarenakan pada kelompok eksperimen diterapkan metode membaca cepat sedangkan di kelompok kontrol hanya menggunakan metode konvensional. Hasil pengolahan data pada nilai post-test kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang signifikan, yang berartibah waperlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu penerapan metode membaca cepat berpengaruh terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen adalah sebesar 61,75 setelah diberi perlakuan dengan metode membaca cepat nilai post-test kelas eksperimen mengalami peningkatan menjadi 83,75. Sedangkan hasil nilai rata-rata pre-test kelas kontrol adalah sebesar 68,25 setelah diberi perlakuan dengan metode konvensional nilai post test kelas kontrol mengalami peningkatan menjadi 75,50. Meskipun kedua kelompok menunjukkan adanya peningkatan akan tetapi pada nilai post-test lebih tinggi peningkatannya dibandingkan nilai pre-test.

Kemudian juga pada penelitian yang dilakukan oleh Rosmawarni Ismi F (2012) yang berjudul Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode Speed Reading Pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Ngadirojo Ampel Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam penilitan ini, dilakukan dengan menggunakan 3 siklus, maka hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan jika dibandingkan antara hasil tes pada pembelajaran pra siklus (belum menggunakan metode speed reading) dengan hasiltes pada pembelajaran siklus I dan siklus II yang telah menggunakan metode speed

(24)

10

reading. Rata-rata kemampuan membaca pada prasiklus = 68,4 kpm; rata-rata pada siklus I = 81,4; dan rata-rata pada siklus II = 106,7 kpm.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas maka disimpulkan bahwa metode super quick reading dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa.

Persamaan dan perbedaan penelitian yang relevan dan penelitian ini yaitu persamaannya terletak pada tujuannya yaitu meningkatkan kemampuan membacanya, mata pelajarannya, kelas yang diteliti dan jurusan penelitian yang relevan dan penelitian ini. Perbedaannya yaitu pada metode, tahun, universitas dan sekolah yang diteliti.

2. Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek atau komponen, yaitu : Keterampilan menyimak, Keterampilan berbicara, kemampuan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur.

Mula-mula pada masa kecil manusia belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, setelah itu membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan catur tunggal yaitu satu kesatuan kesejajaran proses yang saling berkaitan dan saling mendukung.

Tujuan pengajaran bahasa ialah membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Siswa bukan sekedar belajar bahasa melainkan belajar berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi yang mendasar ialah kemampuan menangkap makna dan pesan

(25)

termasuk menafsirkan dan menilai, serta kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan bahasa (Depdikbud, 1994 : 13).

Untuk mencapai tujuan itu, pengajaran bahasa menekankan pada keempat aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa bukan sesuatu yang diajarkan melalui uraian atau penjelasan semata-mata. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan berbahasa hanya dengan duduk mendengarkan keterangan dari guru dan mencatat apa yang didengarnya itu di dalam buku tulisnya. Keterampilan berbahasa juga tidak dapat diperoleh dengan melaksanakan kegiatan berbahasa secara terus menerus. Selain itu siswa perlu dibawa ke pengalaman melakukan kegiatan berbahasa dalam konteks yang alami atau sesungguhnya. Untuk mempertajam keterampilan memahami bahasa siswa perlu dihadapkan pada berbagai jenis teks tulis dan jenis komunikasi lisan. Sedangkan untuk mempertajam keterampilan menggunakan bahasa, siswa perlu diberi peluang atau kesempatan untuk menyusun dan merangkai kalimat sebagai keperluan komunikasi baik tulis atau pun lisan secara nyata.

3. Membaca Cepat

Membaca cepat merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran, pengertian pembelajaran sendiri merupakan proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak akan berjalan tanpa adanya sarana untuk menyampaikan pesan (Mawadati dkk, 2017).

Membaca cepat adalah membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi dibaca dalam waktu tertentu yang disertai dengan pemahaman isi 70%. Materi dalam hal ini adalah jumlah kata yang terkandung dalam suatu

(26)

12

bacaan, sedangkan waktu tertentu artinya untuk memahami materi bacaan memerlukan waktu. Waktu yang dipergunakan dalam membaca cepat adalah satuan waktu, yaitu menit. Dan pemahaman isi bacaan 70% artinya, setelah selesai membaca sekurang-kurangnya pembaca menguasai isi bacaan sebanyak 70%

(Kamalasari, 2012).

Kegiatan membaca cepat harus dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan dan bahanbacaan. Oleh karenaitu, yang harus dipahami dan dikenali dalam proses membaca cepat adalah pola gerak mata dan mengenal kata-kata kunci untuk memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan (Inawati &

Sanjaya, 2018). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa (membaca, menulis, menyimak, berbicara) yang sangat penting kaitannya dengan pembelajaran.

Membaca sendiri merupakan suatu keterampilan yang menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dari menyimak, menulis dan berbicara.

Membaca sama halnya dengan memperoleh pengetahuan, apapun yang pengetahuan yang kita miliki berasal dari membaca. Sedangkan membaca cepat adalah suatu kemampuan membaca dengan kecepatan tinggi dalam waktu tertentu dan harus dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan dan bahan bacaan. Atau dalam arti sempit, membaca cepat adalah kemampuan membaca secara cepat tanpa mengesampingkan pemahaman isi dari bahan bacaan yang dibaca.

1) Tujuan Membaca Cepat

Tujuan membaca sangat beragam dan luas tergantung situasi dan kondisi dari pembaca, karena setiap situasi membaca mempunyai tujuan tersendiri yang

(27)

bersifat spesifik. Secara umum, tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dan memahami makna bacaan. (Sofah & Rukmini, 2013). Tujuan membaca cepat menurut Tarigan (2018:9 - 10) : Membaca untuk memperoleh perincian atau fakta - fakta, membaca untuk memperoleh ide - ide utama, membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita, membaca untuk menyimpulkan isi secara menyeluruh, membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi, membaca untuk memberikan penilaian atau mengevaluasi, membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (Hosen, 2016). Membaca cepat memiliki tujuan dan tuntutan untuk memahami inti sari bacaan dengan cepat sehingga membaca secara efektif akan terlaksana (Gereda, 2015).

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca cepat adalah untuk memahami inti dari bacaan secara cepat, tepat dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu membaca cepat bertujuan a) untuk mengenali topik bacaan dalam sebuah bahan bacaan, b) untuk mengetahui pendapat orang lain (opini), c) untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya, d) untuk mengetahui tata penulisan, urutan ide pokok dan cara semua itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antar bagian bacaan itu. e) untuk penyegaran apa yang pernah dibaca, misalkan dalam mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan ceramah.

2) Manfaat Membaca Cepat

Sedangkan manfaat membaca cepat yang pertama adalah peserta didik mampu menangkap, menyerap dan menguasai informasi dengan cepat. Kedua

(28)

14

membaca cepat dapat meningkatkan kemampuan pemahaman kita terhadap bacaan. Ketiga, menelusuri halaman buku dan bacaan dalam waktu singkat.

Keempat, tidak banyak waktu yang terbuang dengan tidak membaca bagian - bagian yang tidak penting. (Sari, MS, & Boeriswati, 2017).

Membaca cepat memiliki beberapa kegunaan di antaranya: melalui kegiatan membaca dapat menghemat waktu, menciptakan efisiensi, memiliki nilai yang menyenangkan/menghibur, memperluas cakrawala mental, dan dapat membantu berbicara secara efektif (Sinin, 2015).

Berdasarkan beberapa pendapat dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak sekali manfaat dari membaca cepat diantaranya a) menghemat waktu, karena dengan membaca cepat peserta didik mampu menangkap, menyerap dan menguasai informasi dengan cepat, b) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman, dengan membaca cepat tanpa kita sadari pemahaman terhadap bahan bacaan akan jauh lebih meningkat karena waktu yang kita miliki lebih singkat daripada jika membaca biasa, c) memperluas wawasan, membaca cepat dapat memperluas wawasan karena kita dapat membaca lebih banyak buku dengan waktu singkat, contoh : untuk menyelesaikan satu buku biasanya kita memerlukan waktu 2 hari dalam satu minggu dapat menyelesaikan 3 buku. Namun, dengan membaca cepat kita mampu menyelesaikan satu buah buku dalam waktu 1 hari, dalam satu minggu kita dapat menyelesaikan 6 buku. Itulah gambaran dari membaca cepat dapat mempeluas wawasan, karena semakin banyak buku yang dibaca maka pengetahuan dan juga wawasanakan semakin bertambah.

(29)

3. Metode Super Quick Reading

a) Pengertian Metode Super Quick Reading

Salah satu komponen keterampilan yang harus dimiliki guru yaitu kemampuan dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran kepada siswa.

Dengan adanya metode dapat mempermudah guru dalam menyampaikan informasi lebih bermakna.

Super Quick Reading dalam bahasa inggris berarti membaca cepat. Super Quick Reading adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan untuk mengelola serta menerima informasi dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaan (Nurhadi, 2010:39).

Membaca cepat merupakan salah satu metode dalam membaca yang mengutamakan kecepatan mata dalam membaca. Membaca cepat adalah membaca sekejap mata, selayang pandang. Tujuannya adalah dalam waktu yang singkat pembaca memperoleh info secara cepat dan tepat. Super Quick Reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam bacaan yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan gerakan mata dan dilakukan tanpa suara yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara cepat dan cermat dalam waktu singkat. Kecepatan membaca dan pemahaman merupakan unsur suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, kecepatan membaca jelas mengacu pada kecepatan memahami suatu bacaan. Metode Super Quick Reading sangat penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Siswa yang menggunakan teknik

(30)

16

Super Quick Reading ini akan mencari beberapa informasi secepat mungkin.

Banyak siswa yang membaca setiap kata dari setiap kalimat yang dibacanya.

Dengan berlatih Super Quick Reading sesorang dapat belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat.

b) Tujuan Super Quick Reading

Tujuan utama Super Quick Reading (membaca cepat) adalah menangkap ide pokok suatu bacaan dengan cepat. Artinya tujuan membaca cepat menangkap gagasan utama yang melandasi pengembangan bacaan itu. Yang terpenting bagi seorang pembaca untuk menangkap ide dasar secara cepat adalah menyerap ide- ide yang lebih kecil (Nurhadi, 2010).

Selain tujuan di atas, Mikylecky dan Jeffries dalam Farida Rahim (2015:63) juga menambahkan bahwa tujuan dari membaca cepat adalah : 1) Untuk mengetahui sudut pandang peneliti. Dalam hal ini kita akan mengetahui pemikiran peneliti yang pada akhirnya akan muncul pertanyaan atau saran kita tentang pemikiran peneliti. 2) Untuk menentukan pola organisasi yang dibutuhkan. Membaca dengan cepat terkadang diperlukan untuk menemukan dengan cepat bagaimana suatu bacaan disusun. Pembaca tidak perlu mengetahui secara terperinci info tersebut dan tidak perlu membaca seluruh kata. 3) Untuk mendapatkan gagasan. Kecepatan dalam membaca merupakan hal yang penting untuk menemukan atau mendapatkan gagasan dengan cepat.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama membaca cepat adalah untuk menemukan ide pokok suatu bacaan, selain itu yang terpenting adalah memahami isi dari suatu bacaan. Kiranya dengan menggunakan

(31)

metode Super Quick Reading dapat mempermudah seseorang mengetahui maksud atau isi dari bacaan yang dibaca.

b) Teknik-teknik Super Quick Reading

Menurut Alwiyah Abdurrahman (2017:266-268) pada dasarnya ada empat macam cara membaca, yaitu biasa (reguler), melihat dengan cepat (skimming), melihat sekilas (scanning), dan kecepatan tinggi (warp speed).

1) Biasa (reguler) yaitu, cara membaca yang relatif lambat, dengan membaca baris demi baris seperti yang bisa kita lakukan dalam membaca bacaan ringan. 2) Melihat dengan cepat (skimming) dilakukan dengan sedikit lebih cepat, inilah yang kita lakukan ketika kita sedang mencari sesuatu yang khusus dalam sebuah teks. Seperti cara kita membaca buku telepon atau kamus. 3) Melihat sekilas (scanning) digunakan untuk melihat isi buku atau untuk melihat sekilas, seperti cara kita membaca koran. 4) Kecepatan tinggi (warp speed) adalah teknik membaca suatu bahan bacaan dengan kecepatan sangat tinggi dan dengan pemahaman yang tinggi.

c) Langkah-langkah Super Quick Reading

Menurut Agus Nggermanto (2015:87) dalam proses membaca cepat kita hanya mengambil suatu informasi yang terdapat pada ide pokok atau intisari suatu bacaan, maka tidak semua kata yang akan kita baca. Berarti kita akan mengabaikan kata yang kita rasa kurang penting. Di bawah ini adalah langkah- langkah membaca cepat.

(32)

18

1) Tahap awal adalah bacalah hanya kata-kata yang penting, yaitu judul dan sub judul, kita coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah kita alami.

2) Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku, mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu simbola visual dapat membantu kita memahami isi bacaan.

3) Bacalah hanya kata-kata yang perlu saja, yaitu satu kalimat pertama untuk setiap paragraf karena ide pertama untuk setiap paragraf. Karena ide pertama setiap paragraf ada di kalimat utama, yaitu kalimat pertama masing-masing paragraf.

4) Renungkan kembali apa yang telah kita peroleh sampai pada tahap ini.

Biasanya pada tahap ini sudah memahami bacaan secara umum dan menyeluruh. Kadang timbul pertanyaan dalam diri kita tentang suatu bacaan.

Hal ini untuk mengetahui detail lagi.

5) Bacalah bagian bacaan yang menurut kita perlu atau menarik. Boleh membaca secara acak dan tidak urut. Dari tahap inilah kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada di dalam kalimat sehingga dengan cepat mengambil intisari bacaan tampa harus membaca seluruh isi buku.

d) Kelebihan dan Kekurangan Super Quick Reading

Apabila kita membaca suatu bacaan dengan membaca cepat, maka kita akan mendapat beberapa keuntungan dan kekurangannya, menurut Soedarso (2016:6-8) dalam bukunya yang berjudul Super Quick Reading dijelaskan bahwa

(33)

ada beberapa kelebihan dari Super Quick Reading diantaranya : 1) Lebih cepat menyelesaikan suatu bacaan sehingga kita merasa antusias untuk membaca bacaan lain. 2) Memudahkan kita untuk cepat menguasai informasi. 3) Bisa diterapkan dalam bacaan apapun, seperti : buku, surat kabar, majalah, buku pelajaran dan lain-lain. 4) Sangat tepat diterapkan oleh orang yang tergesa-gesa atau mempunyai keterbatasan waktu.

Sedangkan kekurangannya adalah adanya rasa kebingungan atau kehilangan pemahaman dari apa yang telah dibaca karena mereka belum atau kurang begitu menguasai kemampuan membaca dengan menggunakan teknik Super Quick Reading, maka dari itu diadakan latihan agar mereka menguasai kemampuan membaca secara cepat (H.G. Tarigan, 2018:7).

e) Tinjauan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) 1. Pengukuran Kecepatan Efektif Membaca (KEM)

Banyak orang menganggap angka ini lebih bisa diandalkan sebagai indikator kemajuan yang nyata dibanding dua hasil yang terpisah, yaitu kecepatan membaca saja dan pemahaman saja. Agar bisa meningkatkan KEM, umumnya satu dari tiga hal berikut harus terjadi :

1) Kecepatan meningkat, pemahaman tetap.

2) Pemahaman meningkat, kecepatan tetap.

3) Keduanya mengalami peningkat.

Bisa jadi anda mendapatkan hasil yang ajaib, misalnya kecepatan membaca anda meningkat dramatis sementara pemahaman anda secara menghawatirkan malah menurun, namun angka KEM yang anda capai lebih

(34)

20

tinggi. Anda bisa mencegahnya dengan membangun skor minimum pemahaman yang layak. Saya menyarankan skor 60% atau 70% namun anda bisa menetapkan skor sesuka anda, sesuai hasil yang anda raih. Jika pemahaman anda jauh di bawah skor minimum, jangan menghitungnya. Skor di bawah standar tidak masuk hitungan. Dengan penetapan ini akan timbul dorongan dalam diri anda untuk mencapai paling tidak pemahaman minimum yang layak (Nurhadi, 2010:24).

f) Standar Kecepatan Efektif Membaca (KEM)

Nurhadi (2010:25) pembaca yang fleksibel merupakan pembaca yang efektif dan efisien, yakni pembaca yang selalu menyesuaikan kecepatan bacanya itu sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya, serta jenis dan karakteristik bahan yang dihadapinya. Berikut ini disajikan rincian rata-rata kecepatan baca yang disesuaikan dengan keperluan baca.

1) Kecepatan 1000 kpm atau lebih (sangat tinggi) biasa digunakan pada saat membaca skimming atau scanning untuk keperluan pengenalan dan penjagagan bahan bacaan, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertentu, mengetahui organisasi tulisan, mencari gagasan pokok, mendapatkan kesan umum suatu bacaan.

2) Kecepatan antara 500-800 kpm (tinggi) digunakan untuk membaca bahan bacaan yang mudah/ringan atau bahan yang sudah dikenal, membaca prosa fiksi untuk mengetahui jalan cerita secara umum.

3) Kecepatan antara 350-500 kpm (cepat) digunakan untuk membaca bacaan yang tergolong ringan/mudah yang bersifat deskriptif- informatif dan bahan

(35)

bacaan fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya atau mengantisipasi akhir dari sebuah cerita.

4) Kecepatan antara 250-350 kpm (rata-rata) digunakan untuk membaca fiksi yang kompleks guna menganalisis watak tokoh dan jalan cerita atau bahan- bahan bacaan nonfiksi yang agak sulit untuk mendapatkan detail informasi.

5) Kecepatan antara 100-125 kpm (lambat) digunakan untuk mempelajari bacaan yang sukar, bacaan ilmiah yang bersifat teknis, analisis nilai sastra klasik, memecahkan persoalan yang dirujuk bacaan (bacaan yang berisi instruksi).

Kecepatan rata-rata di atas hendaknya disertai dengan minimal 70%

pemahaman isi bacaan, karena kecepatan rata-rata di atas masih merupakan kecepatan kasar yang belum menyertakan pemahaman isi bacaan. Berdasarkan hasil studi para ahli membaca di Amerika, kecepatan yang memadai untuk siswa tingkat akhir sekolah dasar (SD) kurang lebih 200 kpm, siswa SLTP 200-250 kpm, siswa SLTA 250-325 kpm, dan tingkat mahasiswa 325-400 kpm dengan pemahaman isi minimal 70%. Standar disasi kecepatan membaca sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tingkat Kecepatan Efektif Membaca (KEM)

No Kecepatan Tingkat Kemahiran

1. 170 - 180 kpm (kata per menit) Sangat Cepat 2. 150 - 160 kpm (kata per menit) Cepat 3. 120 - 140 kpm (kata per menit) Sedang 4. 90 – 110 kpm (kata per menit) Lambat 5. 60 – 80 kpm (kata per menit) Sangat lambat

Sumber: Nurhadi (2010:26)

(36)

22

Tabel 2.2 Standar Kecepatan Efektif Membaca (KEM)

No Jenjang Sekolah Kecepatan Membaca

1. Tingkat SD 60 – 250 kata per menit

2. Tingkat SMP 175 – 300 kata per menit

3. Tingkat SMA 325 kata per menit

4. Tingkat PT 400 kata per menit

5. Orang Dewasa (Tidak Bersekolah 200 kata per menit

Sumber: Nurhadi (2010:26) Christine Nuttal (Dalman, 2012:44) menyatakan bahwa kemampuan membaca cepat untuk jenjang SD sebagai berikut :

Tabel 2.3 Standar Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Jenjang Sekolah Dasar

No Kelas Kecepatan Membaca

1. Kelas I 60 – 80 kata per menit

2. Kelas II 90 – 100 kata per menit

3. Kelas III 120 – 140 kata per menit

4. Kelas V 150 – 160 kata per menit

5. Kelas V 170 – 180 kata per menit

6. Kelas VI 190– 250 kata per menit

Sumber: Dalman (2013:44)

B. Kerangka Pikir

Membaca adalah salah satu keterampilan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Membaca merupakan hal penting yang harus dikuasai siswa. Membaca tidak hanya bermanfaat hanya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, namun sebagai bekal untuk mempelajari mata pelajaran lain dan sebagai bekal dalam kehidupan. Dengan kegiatan membaca, siswa akan mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman baru. Dalam

(37)

membaca, siswa harus memahami isi bahan bacaan. Agar dapat terampil membaca ekstensif, siswa perlu dibiasakan dan diberikan latihan terus menerus.

Metode yang diberikan guru juga mempengaruhi kemampuan membaca cepat kepada siswa. Ketika metode yang diberikan guru adalah metode ceramah dan mengerjkan LKS atau membaca secara bersama-sama kemudian menjawab pertanyaan secara lisan membuat tingkat kemampuan membaca cepat siswa menjadi rendah. Siswa lancar dalam membaca, namun tidak memahami isi dari suatu bacaan. Padahal tujuan dari membaca adalah memahami isi bacaan, tapi pada kenyataannya belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Ada siswa yang sekedar membaca tanpa memahami isi bacaan. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran mempengaruhi kemampuan membaca cepat siswa. Dalam pembelajaran, guru hendaknya menggunakan metode yang dapat memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi yang diajarkan. Untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran membaca cepat salah satunya dengan metode Super Quick Reading.

Metode Super Quick Reading merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam bacaan. Metode tersebut melibatkan pembaca atau siswa untuk aktif memaknai bacaan. Siswa akan berpikir secara kritis untuk melakukan prabaca dan membuat pertanyaan. Pertanyaan yang siswa buat sendiri akan menyebabkan siswa memiliki rasaingin tahu terhadap bacaan, sehingga siswa akan lebih fokus dan berkonsentrasi dalam membaca. Cara yang dilakukan tersebut akan lebih memudahkan siswa dalam memahami bacaan. Siswa

(38)

24

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Berbahasa

Menulis Membaca

Berbicara Menyimak

Cepat

Metode Super Quick Reading

Temuan

kemudian mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok penting dari bacaan. Hal tersebut akan menjadikan siswa mengingat pokok bacaan lebih lama.

Pada akhirnya dengan metode Super Quick Reading kemampuan membaca cepat siswa akan meningkat dan menunjang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Indonesian yang di lakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir

(39)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban akhir terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011:64). Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Jika metode Super Quick Reading diterapkan dalam pembelajaran maka kemampuan membaca cepat siswa Kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng akan meningkat.

(40)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), Dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini didasarkan pada masalah yang akan dipecahkan berasal dari penerapan metode Super Quick Reading sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat pada siswa kelas V SD Negeri 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng JL.

Bakri Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng khususnya pada kelas V Mata pelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Subjek Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng yang berjumlah 18 orang. Objek dari penelitian ini adalah keseluruhan proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng melalui metode Super Quick Reading.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini langsung dilakukan di dalam kelas yang meliputi kegiatan pelaksanaan, pembelajaran penelitian tindakan kelas dimana pada kegiatan awal mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di dalam kelas yang merupakan hasil dari refleksi belajar serta mengobservasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus.

26

(41)

Pengamatan/

Evaluasi

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan/

Evaluasi SIKLUS II Refleksi

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat digambarkan sebagai berikut : Prosedur PTK

Bagan 3.1 Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Adapun rancangandari setiap aspek yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Siklus I a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan menyusun dan menetapkan rancangan tindakan, serta memberikan arahan dan bimbingan kepada guru kelas tentang sistem pembelajaran. Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru merencanakan apa-apa saja yang akan di laksanakan seperti :

Perencanaan

Perencanaan

Pelaksanaan

(42)

28

1) Membuat rencana pembelajaran yang akan digunakan dengan menggunakan metode Super Quick Reading

2) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa

3) Membuat atau menyusun perangkat pembelajaran seperti : a) Menentukan materi yang akan diajarkan, b) Membuat RPP, c) Membuat LKS. 4) Penyusunan lembar pedoman observasi kegiatan.

b. Tahap Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi dari rancangan tindakan. Dimana peneliti mengarahkan guru kelas V untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Super Quick Reading yang pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan langkah-langkah pelaksanaan yang pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

c. Tahap Observasi

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pemberian tindakan yaitu siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran akan diamati.Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.

d. Tahap Refleksi

Langkah terakhir yang dilakukan adalah mengadakan refleksi (renungan) terhadap hasil yang dicapai pada setiap siklus. Jika hasil yang dicapai pada siklus I (pertama) belum sesuai dengan indikator dan target (70%) sesuai rencana, maka akan dimusyawarahkan bersama guru dengan alternatif pemecahannya dan selanjutnya direncanakan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus pertama

(43)

menjadi bahan tindakan untuk siklus berikutnya hingga kelemahan yang dilakukan berkurang atau pelaksanaanya menjadi lebih baik.

2. Gambaran Siklus II

Siklus ke-dua merupakan tindakan lanjutan dari siklus pertama. Di mana hasil dari siklus pertama menjadi landasan untuk menerapkan siklus ke-dua. Di mana tindakan dihentikan, jika proses pembelajaran telah menunjukkan kemampuan hasil belajar siswa yakni rata-rata di atas 70%. Sebaliknya, jika kemampuan hasil belajar siswa berada di bawah rata-rata 70% maka akan direncanakan tindakan selanjutnya melalui siklus II dan seterusnya hingga kemampuan hasil belajar siswa berada di atas rata-rata.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan salah satu perangkat yang digunakan untuk mencari data dalam suatu penelitian. Adapun untuk mempermudah dalam pengumpulan data dan analisis data, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa.

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Observasi yaitu mengumpulkan data secara mengamati langsung terhadap objek yang akan diteliti. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan metode Super Quick Reading selama proses belajar mengajar.

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Alat untuk mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data aktivitas siswa ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa

(44)

30

selama pembelajaran pada setiap pertemuan. Data observasi diisi dengan menuliskan kode atau nomor kegiatan aktivitas siswa dengan petunjuk yang tertera pada lembar tersebut.

3. Tes

Lembar test digunakan dalam bentuk bacaan yang berkaitan dengan indikator yang diterapkan pada RPP.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan yang dilaksanakan guru atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Super Quick Reading. Observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi.

2. Tes

Tes adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa, yaitu hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia.Tes yang digunakan adalah bentuk tes tertulis dengan instrumen soal isian atau uraian.

(45)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan atau proses pekerjaan mencatat atau merekam suatu peristiwa dan objek (aktivitas) yang dianggap berharga dan penting serta perolehan data-data awal siswa dan guru kelas.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif yaitu rata-rata dan persentase, tabel frekuensi, persentase nilai terendah dan tertinggi, sedangkan analisis kualitatif yang digunakan adalah kategorisasi skor skala 5. Menurut Hidayanti (2016) bahwa skor skala 5 minimal adalah pembagian yang terdiri dari 5 tingkatan penguasaan.

Tabel 3.1 Kategori Keberhasilan Tingkat Penguasaan Kategori

90 – 100 Sangat Tinggi

70 – 89 Tinggi

60 – 69 Sedang

50 – 59 Rendah

0 – 49 Sangat Rendah

Sumber : SDN 20 Tala-Tala, 2021

3.2 Pedoman Kecepatan Membaca

No Kecepatan Membaca Kategori

1 170 – 180 kpm Sangat Cepat

2 150 – 160 kpm Cepat

3 120 – 140 kpm Sedang

4 90 – 110 kpm Lambat

5 60 – 80 kpm Sangat Lambat

Sumber : Sugono (2019:87)

(46)

32

adalah :

Adapun rumus yang dipergunakan dalam menghitung kecepatan membaca tersebut

KPM = x 60 (satuan dalam 1 menit)

Kemampuan membaca

KM =

x

persentase

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila (1) terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas V SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng dari siklus I ke siklus II, (2) Nilai ketuntasan individu atau nilai KBM mencapai skor 70 dan ketuntasan secara klasikal jika mencapai 80%

dari 18 siswa.

Indikator ketidak mampuan membaca cepat dengan baik untuk kategori siswa SD/MI adalah jumlah kata permenit (kpm) yang dapat dibaca kurang dari 150 kpm. Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian dirumuskan indikator pencapaian sebagai berikut:

a. Pada pembelajaran putaran I siswa yang pada pra pembelajaran mengalami hambatan dalam membaca memiliki kecepatan membaca minimal 150 kpm.

b. Pada pembelajaran putaran II siswa tidak menemui hambatan dalam membaca 150 kpm.

(47)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama dua siklus pada siswa kelas V SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng yang dimulai tanggal 2 Agustus 2021 dan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2021 semester I tahun pelajaran 2021/2022.

Metode pelaksanaannya mengikuti prinsip kerja PTK yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi (pengamatan), dan (4) refleksi tindakan.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran (guru). Tahap-tahap pembelajaran setiap tindakan disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran yang berdasarkan pada metode Super Quick Reading. Deskripsi pembelajaran dengan menggunakan metode Super Quick Reading dalam meningkatkan kemampuan membaca ekstensif siswa disajikan sebanyak dua siklus. Adapun perincian setiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Siklus 1 a. Perencanaan

Perencanaan disusun dan dikembangkan oleh peneliti yang dikonsultasikan dengan guru kelas. Adapun materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan siklus I adalah membaca teks. Dengan kompetensi dasar adalah menemukan kalimat utama pada tiap paragraph melalui membaca intensif. Indikatornya adalah mampu menemukan kalimat utama pada tiap

33

(48)

34

paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat sederhana dan runtut.

b. Implementasi Tindakan Siklus I

Pada tahap tindakan dalam siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan yaitu tanggal 3 dan 5 Agustus, serta 12 dan 14 Agustus 2021 yang diimplementasikan berdasarkan RPP yang telah disusun. Berdasarkan RPP tersebut implementasi tindakan pada semua pertemuan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Pertemuan pertama

Indikator yang diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menemukan kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat sederhana dan runtut. Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen siswa. Setelah mengabsen guru memotivasi siswa berani menjawab pertanyaan dengan memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran, yaitu memberikan bahan bacaan kepada siswa. Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok /tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan. Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun.

Menginformasika/mengulas materi yang ada pada bahan bacaan. Meminta siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari. Menugaskan kepada siswa untuk membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang

(49)

ada dibenaknya. Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya. Guru memberikan umpan balik yaitu memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mereka jawab. Guru menunjuk beberapa siswa. Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberikan pekerjaan rumah, memberikan pesan-pesan moral, kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pertemuan kedua

Indikator yang diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menemukan kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat sederhana dan runtut. Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen siswa. Setelah mengabsen guru memotivasi siswa berani menjawab pertanyaan dengan memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran, yaitu memberikan bahan bacaan kepada siswa. Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok /tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan. Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun.

Menginformasika/mengulas materi yang ada pada bahan bacaan. Meminta siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari. Menugaskan kepada siswa untuk membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dibenaknya. Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya. Guru memberikan umpan balik yaitu

(50)

36

memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mereka jawab. Guru menunjuk beberapa siswa. Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberikan pekerjaan rumah, memberikan pesan-pesan moral, kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan ketiga

Indikator yang diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menemukan kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat sederhana dan runtut. Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen siswa. Setelah mengabsen guru memotivasi siswa berani menjawab pertanyaan dengan memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran, yaitu memberikan bahan bacaan kepada siswa. Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok /tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan. Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun.

Menginformasika/mengulas materi yang ada pada bahan bacaan. Meminta siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari. Menugaskan kepada siswa untuk membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dibenaknya. Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya. Guru memberikan umpan balik yaitu memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mereka jawab. Guru menunjuk beberapa siswa. Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

(51)

memberikan pekerjaan rumah, memberikan pesan-pesan moral, kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

4) Pertemuan keempat

Pertama-tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengecek kesiapan siswa dan menginstruksikan untuk menyiapkan alat tulis-menulisnya. Setelah siswa siap, guru membagikan tes siklus I yang harus dikerjakan oleh setiap siswa, siswa tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama, waktu yang diberikan sampai bel pergantian pelajaran berbunyi.

Kegiatan evaluasi siklus I ini berjalan dengan lancar. Dan hasilnya dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua siswa mengumpulkan lembar jawabannya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Observasi dan Evaluasi

Hasil observasi kemampuan membaca cepat siswa kelas V SDN 20 Tala- Tala Kabupaten Bantaeng

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Cepat Siklus I

No. Aspek yang dinilai

Pertemuan

Rata-rata Persentase 1 2 3 (%)

1.

2.

Siswa yang aktif dalam membaca cepat (super)

10 10

10 10

10 12

10 10,7

55,6%

59,4%

3.

Siswa yang aktif dalam menyusun pertanyaan

(quick) 10 10 12 10,7 59,4%

Siswa yang aktif dalam

membaca bacaan

(reading)

Sumber: Hasil Olahan Data Siklus I

(52)

38

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diperoleh bahwa dari 18 siswa kelas V SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng. siswa yang aktif dalam membaca cepat (supet) mencapai 55,6%, siswa yang aktif dalam menyusun pertanyaan (quick) mencapai 59,4%, siswa yang aktif dalam membaca bacaan (reading) mencapai 59,4%.

Berikut ini data hasil observasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh penerapan metode Super Quick Reading pada siswa kelas V SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan hasil observasi itulah peneliti menggambarkannya data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas V SDN 20 Tala-Tala Kabupaten Bantaeng selama penerapan metode Super Quick Reading pada siklus I pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III.

No Aspek yang diamati Pertemuan ke- Rata- Rata

Persentase (%) 1 2 3 4

1. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran.

15 15 18 T E S

S I K L U

16 88,9%

2. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru.

13 13 15 14 66,7%

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan.

5 5 10 7 33,3%

4. Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.

5 5 10 7 33,3%

5. Siswa yang menyelesaikan tugas.

13 13 15 13,7 65,2%

Referensi

Dokumen terkait

Potong akar tua yang busuk atau tidak sehat dengan cutter atau gunting tanam yang telah disteril dengan alkohol 70%.. Setelah menyisakan akar sehat berwarna hijau muda dan vigor,

(1) Pengolahan air limbah domestik dengan sistem terpusat dilaksanakan dengan memanfaatkan instalasi dan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)..

Setelah melalui beberapa tahap, yang dimulai dari tahap penelitian hingga tahap implementasi bilateral filter untuk mencari koefisien terbaik maka dapat disimpulkan

Yuridis artinya dalam penelitian ini menekankan pada peraturan-peraturan atau ketentuan- ketentuan yang digunakan sebagai dasar hukum dalam penerapan sanksi

Atrial Natriuretic Peptide (ANP) dihasilkan di atrium sebagai respon terhadap peregangan menyebabkan natriuresis dan vasodilatsi. C-type natriuretic peptide

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Hasil AIM tersebut menunjukkan bahwa pemahaman pengelola unit kerja, khususnya middle management dan lower management , tentang SMM ISO 9001:2008 masih kurang, sehingga

Teguh Prasetyo, SH.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, ditambah seluruh keluarga besar civitas akademika Fakultas Hukum Universitas