1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses demokrasi, diperlukan sarana yang menunjang kepentingan publik terhadap pemerintah, begitupun sebaliknya. Aksesibilitas terkait informasi adalah bagian dari hak rakyat terhadap kinerja pemerintah. Demikian pula, keterbukaan informasi adalah kewajiban pemerintah selaku pemangku kebijakan dalam melayani masyarakatnya. Maka dari itu, media adalah ruang paling efektif dalam menjaga setiap fungsi ini tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Kalkulasi yang ditanamkan adalah perihal mengakomodir setiap kejadian dalam konteks apapun dapat tersalurkan sebagai representasi kondisi sosial politik yang ada. Namun sebelumnya, berkenaan dengan itu setiap orang harus memahami bahwa dalam demokrasi, sebagaimana menurut MecPherson. C.B., responsibilitas negara terhadap preperensi warga negaranya yang secara politis harus menjadi dasar pijakannya. Oleh karena itu, maka negara memiliki kewajiban dalam memberikan peluang dan kesempatan bagi warganya untuk,: (1) merumuskan Preferensinya, (2) merumuskan preferensinya pada warga negara dan pemerintah melalui tindakan pribadi dan kolektif, dan (3) memberikan bobot yang sama pada preferensinya yang dilakukan oleh warga negara. (Nugroho, Demokrasi Dan Demokratisasi : Sebuah Kerangka Konseptual Untuk Memahami Dinamika Sosial- Politik Di Indonesia, 2012).
Sementara itu, berdasarkan undang-undang no 40 tahun 1999, Pers diakatakan memiliki 4 fungsi yaitu fungsi edukasi, kontrol sosial, menghibur dan fungsi ekonomi. Dalam pandangan yang lain seperti Widodo, sebagaimana dikutip dari Jurnal Hukum Prioris, fungsi pers juga disebut to Bridge, yakni menjembatani antara masyarakat dan pemerintah terkait perp utaran informasi. (Surbakti, 2015)
Kabupaten Sumbawa adalah salah satu kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tidak lepas dari pengaruh media. Namun, keberadaan media Pers belum benar-benar menduduki peran dan fungsinya dalam masyarakat.
2 Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Non Goverment Organization (NGO) Samawa Center pada 2020 juga menyatakan hal yang sama. Penelitian untuk mengetahui elektabilitas calon kepala daerah itu juga menyatakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap prosesi Pemilu, utamanya yang berkenaan dengan pasangan calon mayoritas mengatakan memperoleh informasi dari Baliho dan media sosial. Sebanyak 0,25 % mesyarakat memperoleh informasi Pemilu Kabupaten Sumbawa melalui surat kabar. 0,75 % mengakses informasi serupa dari media online. 27,75% mengakses informasi di media sosial dan sebanyak 45,75% memperoleh informasi dari spanduk atau baliho. Penelitian ini dimulai pada 21 September sampai dengan dirilis pada Oktober 2020.
Pada paparan di atas, dapat dilihat bahwa animo masyarakat cendrung tampil dalam dunia maya dan sentuhan langsung dalam strategi politik partai. Maka anggapan tersirat yang muncul adalah Pers tidak cukup bisa mengakomodir kepentingan masyarakat terkait informasi. Karena dalam rangkaian penelitian yang sama pula yang dilakukan oleh Samawa Center, penelitian tersebut juga menemukan kesalahan input data pemilih oleh petugas Pemilu yang luput dari pandangan media untuk di publikasi. Sementara untuk memeperoleh pemilu yang berkualitas publikasi pada hal demikian adalah salah satu bentuk dari pendidikan demokrasi, karena mengambil topik pada sesuatu yang bersentuhan langsung dengan masyrakat, mengajak untuk mengenal permasalahan sehingga tersedia literasi politik yang memadai yang akan memengaruhi daya kritis masyarakat.
(Sutisna, 2017)
Dengan demikian, pendidikan demokrasi oleh media belum benar-benar terjalankan. Padahal, Rentang waktu dari penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) menuju Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemutahiran data adalah rentang waktu koreksi yang diberikan KPU bagi masyarakat yang harus diwadahi bahkan diinisiasi oleh media. Karena, Pers secara teori maupun praktiknya harus mengedepankan kebenaran. Kebenaran tersebut merupakan sebuah keputusan moral dari pihak media terkait pemberitaan yang dimunculkan . Selebinya, hal demikian berkenaan dengan prinsip ke dua yang harus dimiliki yaitu, loyalitas terhadap masyarakat sebagai bentuk sikap nasionalisnya. (Riyanto, 2012)
3 Anggapan ini tentulah merupakan ujaran yang merujuk pada tanggung jawab besar yang dipikul oleh media-media yang sudah memiliki kenamaan.
Terlebih, media juga secara fungsi dikenal sebagai watchdog untuk turut menilai performa pemerintah dalam fungsi pegawasannya. (Natalia, 2019)
Pemutahiran data Pilkada 2020 Kabupaten Sumbawa kemudian menjadi sorotan. Bagian ini adalah sisi cukup krusial mengingat data jumlah pemilih dalam Pemilu adalah jumlah yang akan menjamin keberlangsungan nahkoda demokrasi berikutnya. Demikian pula karena data yang dipaparkan dimuka terjadi dalam rentang waktu pemutahiran data. Pemutahiran data dianggap penting karena proses ini akan berbicara soal data pemilih yang harus dipastikan berdasarkan standarisasi sebagaimana yang ditentukan undang-undang. Misalnya seseorang harus diidentifikasi usianya yang sudah mencapai 17 tahun, status pernikahan, pindah tempat kependudukan, pekerjaan, berganti pekerjan atau pensiun dan lain-lain.
dalam proses ini pula petugas Pemilu mengadakan pencocokan dan penelitian (Coklit).
Artinya proses ini berdasarkan PKPU BAB I ketentuan umum pasal 1, adalah langkah untuk menentukan kelayakan sekaligus memastikan data dari masyarakat yang notabennya adalah subjek demokrasi masuk ke dalam Daftar pemilih Tetap (DPT). Maka secara tidak langsung, urgensitas pemberitaan terkait pemutahiran ini sangatlah tinggi karena terkait dengan akurasi hasil Pemilu nantinya. (Nico Kresna Wibowo, 2020)
Terkait pemutahiran ini pula sebagaimana dilansir dari kompas Kompas.com, Bawaslu mendapati 1) 328.024 pemilih pemula di 235 Kabupaten/Kota yangtidak terdaftar dalam daftar pemilih model A-KWK. 2).
Sebanyak 805.856 pemilih di 204 Kabupaten/Kota yang telah Dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) pada 2019 namun terdaftar dalam daftar pemilih A-KWK.
3). Terdapat 3.331 pemilih yang belum berusia 17 tahun namun sudah menikah di Kabupaten/Kota yang tidak terdafrtar dalam daftar pemilih A-KWK. 4). Didapati 66.041 pemilih dalam DPK Pemilu 2019 di 111 Kabupaten/Kota tidak terdaftar dalam daftar pemilih model A-KWK. 5). Ditemukan 182 Kabupaten/Kota yang
4 terdapat pemilih terpisah dengan TPS-nya berdasarkan daftar pemilih Model A- KWK. (Farisa, 2020)
Mengingat permasalahan tersebut dan tingkat urgensitasnya dalam pemilu, pendidikan demokrasi oleh media perlu di analisis di bagian ini. terlebih, rentang dari penetapan DPS dan DPT berdasarkan aturan yang berlaku, merupakan ruang bagi masyarakat untuk mengadakan koreksi dan menunjukkan sikap politiknya atas data yang direkap oleh penyelenggara Pemilu sebagai bentuk transparansi. Dan salah satu alasan masyarakat mampu mengadakan koreksi adalah kepahaman atas kondisi dan regulasi yang ada, serta tersedianya ruang suara (media) untuk menampung koreksi yang coba disampaikan. Sisi inilah yang disebut dengan partisipasi politik dalam penentuan sikap dan melakukan pengawasan. (Tengah, 2018)
Radar Sumbawa adalah media pers yang patut untuk dijadikan focus yang disoroti. Berdasarkan latar belakang, media ini berafiliasi dengan Jawa post group.
Secara garis keturunan, Radar Sumbawa berada dibawah perusahaan lombok post yang menduduki kelas regionalnya. Sebagai cucuk Jawa Post, secara tidak langsung kenamaan ini telah memberikan citra positif sekaligus tanggung jawab yang besar untuk memfasilitasi masyarakat dan pemerintah dalam perputaran informasi. Terlebih, group media ini diakui sebagai korporasi besar yang menguasai bisnis media di indonesia. (Christiani, 2015)
Radar Sumbawa dipilih dalam penelitian ini mengingat adanya pandangan bawa media ini memiliki konsistensi pemberitaan yang baik sebagaimana integritas yang sudah dipajang dalam skala Jawa Post Group melalui kenamaan tersebut.
Demikian Radar mengusung tagline “Koran Terbesar di pulau Sumbawa”.
Untuk tetap mengingat bahwa demokrasi dalam bahasa edukasi adalah kebutuhan yang telah tersepakati dalam konstitusi bangsa kita, diluar kemungkinan bahwa masyarakat kita yang tengah buta dan apatis, maka melalui penelitian ini, peneliti ingin menganalisis tentang bagaimana tanggung jawab media (Pers) melalui framingnya sebagai pilar ke-empat demokrasi memfasilitasi masyarakat dan pemerintah dalam menjadi instrument negara yang baik. Lebih dari itu komunikasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah melalui mekanisme
5 buttom up Communications and Top down Communications agaknya akan membentuk kesepahaman yang baik demi terbentuknya insan pencipta yang melahirkan kebijakan dan gagasan pembaharuan di dalam pemerintahan maupun di lingkungan sosial masyarakat, insan pengabdi sebagai manifestasi nasionalis warga negara yang bernafaskan nilai spiritual yang baik yang diridhoi tuhan sebagaimana yang diamanah pancasila. Maka dengan dasar inilah penulis mengangkat judul penelitian, ”Peran Media Lokal Dalam Pendidikan Demokrasi di Kabupaten Sumbawa”.
1.2. Rumusan Masalah :
Mengacu pada bahasan latar belakang, peneliti menyajikan sebuah rumusan masalah; bagaimana peran Radar Sumbawa melalui framing berita pemutahiran data Pemilu dalam pendidikan demokrasi di Kabupaten Sumbawa ? 1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah target yang ingin dicapai secara umum oleh peneliti yang meliputi penemuan, pembuktian atau pengembangan. Penemuan maksudnya ialah bahwa apa yang ditemukan oleh peneliti bebar-benar adalah data yang baru. Pembuktian adalah data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan sesuatu yang diragukan. Pengembangan artinya memperdalam maupun memperluas gagasan yang dihasilkan dari penelitian tersebut. (Machmud, Tuntunan Penulisan Tugas Akhir Berdasarkan Prinsip Dasar Penelitian Ilmiah, 2018)
Sesuai dengan apa yang peneliti sampaikan pada bagian rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan (menjelaskan) terkait peran media lokal Radar Sumbawa dalam pendidikan demokrasi kabupaten Sumbawa melalui sajian pemberitaan pemutahiran data yang dimuat di koran Radar Sumbawa.
1.4. Manfaat Penelitian :
1.4.1. Manfaat Praktis :
1. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi sekaligus proyeksi bagi lembaga pers Lokal dalam melakukan
6 pengelolaan konten media demi terciptanya pendidikan demokrasi yang baik bagi masyarakat.
2. Bagi pemerintah dan masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mengontrol kerja media dalam setiap sajian kontennya.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi ukuran manakala suatu hari hendak membangun media, baik dalam pemilahan konten termasuk arah gerak media tersebut.
1.4.2 Manfaat Akademis :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian kejurnalistikan khususnya dalam lingkup pers lokal.
2. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti berikutnya, khususnya mahasiswa Ilmu komunikasi dengan Konsentrasi Jurnalistik.
3. Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkuat teori-teori dan penelitian yang sudah ada sebelumnya
4. Penelitian ini sekaligus menambah wawasan peneliti terkait pendidikan demokrasi sebagai tanggung Jawab media terhadap masyarakat dan negara.