PERSALINAN NORMAL DI FASYANKES
SPO
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 1/12 PUSKESMAS
SEMATA
Pipiyanti, S.kep.Ners NIP.1974010520090420003
1. Pengertian Persalinan normal di fasyankes adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil sesuai standar (bidan, dokter, dan tenaga paramedis lainnya di fasilitas kesehatan)
2. Tujuan 1. Agar ibu hamil dan bayi secara cepat dan tepat mendapat fasilitas kesehatan yang bersih dan aman.
2. Mendapat pertolongan dan pelayanan dari tenaga Kesehatan siap di tempat.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 800/ /SK/PKM-SMT/I/2021 tentang jenis pelayanan yang disediakan.
4. Referensi 1. Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
2. Premenkes Nomor 5 Tahun 2014
3. Permenkes Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar 4. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
Tahun 2009
5. Buku Acuhan Midwifery Update Tahun 2016 5. Prosedur Anamnese
Ibu mengatakan ada keluar lendir campur darah dan ada persaan
meneran,semakin lama tekanan meneran semakin meningkat pada
rektum dan vaginanya.
Penatalaksanan
1. Petugas mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua:
Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfingter ani membuka
2. Petugas menyiapkan pertolongan persalinan
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan,dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi BBL: temapt resusitasi datar, rata, cukup keras, bersih, kering dan hangat, lampu 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi, tiga handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lender, tabung atau balon dan sungkup
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 ui dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Petugas memakai celemek plastic
4. Petugas melepaskan dan mnyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Petugas memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam.
6. Petugas memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT) dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
7. Petugas membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja bersihkan dengan saksama dari arah depan kebelakang
Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan clorin 0,5%)
8. Petugas melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah kengkap maka lakukan amniotomi
9. Petugas melakukan dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Petugas memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
11. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada.
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12. Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.
( Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran:
Petugas membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Petugas memberikan Dukungan dan memberkan semangat pada saat ibu meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
Petugas membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring telentang dalam waktu yang lama)
Petugas menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
Petugas menganjurkan keluarga agar member dukungan dan semangat untuk ibu
Petugas memberikan cukup asuhan cairan dan per oral (minum)
Petugas menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Petugas Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
15. Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5- 6 cm
16. Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Petugas membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Petugas memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Petugas menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal.
20. Petugas memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika tali pusat melilit leher secara longgar lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara klem tersebut
21. Petugas menunggu kepala bayi melakukan putaran faksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran faksi luar, pegang secara biparetal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas .
24. Setelah tubuh dan lengan lahir,penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
25. Petugas melakukan penilaian bayi baru lahir sbb:
Sebelum bayi lahir
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Aakah iar ketuban jernih, tidak bercampur mekonium (warna kehijauan)?
Segera setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan) Sambil menempatkan bayi di atas perut, lakukan penilaian (selintas)
a. Apakah bayi menangis atau bernapas /tidak megap-megap?
b. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
26. Petugas mengeringkan tubuh bayi Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk /kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu
27. Petugas memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28. Petugas memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 ui IM (intramuskukar) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama 31. Petugas melakukan Pemotongan dan pengikatan tali pusat:
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara kedua klem tersebut
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan
32. Petugas meletakkan bayi agar kontak kulit ibu ke kulit bayi Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu
33. Petugas Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi
34. Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Petugas meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).
Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
37. Petugas melakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso- kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan okstitosin 10 ui IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual 38. Saat plasenta muncul di introitus vagina,lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gerakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase
40. Petugas memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus
41. Petugas melakukan Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
42. Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43. Petugas melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan Inisiasi Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
44. Setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam pertama, lakukan pengukuran antropometri yaitu timbang BB bayi, mengukur panjang badan bayi, Lingkar Dada, dan Lingkar kepala bayi, beri vitamin K1 I mg intramuscular di paha kiri dan salep/tetes mata antibiotika 45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, beri imunisasi Hepatitis B di
paha kanan Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu- waktu bisa disusukan
Letakan kembali bayi pada dada ibu jika bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
47. Petugas mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48. Petugas melakukan evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah 49. Petugas melakukan pememeriksaan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selam jam kedua pascapersalinan
Petugas Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pasca persalinan
Petugas Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
50. Petugas memantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit.
Pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)
Jika terdapat napas cepat, retraksi dinding dada bawah yang berat, sulitbernapas, merintih, lakukan rujukan
Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi untuk kontak kulit bayi ke kulit ibunya, selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut
51. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi
52. Petugas membuang bahan-bahan yang tekontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53. Petugas membersihkan ibu dengan menggunakan ait DTT.
Bersihkan dengan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54. Petugas memastikan ibu meras nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
55. Petugas melakukan Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Petugas mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir 58. Petugas melengkapi partograf , periksa tanda vital dan asuhan Kala
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait Apotik, Laboratorium, Transportasi 8. Dokumen
Terkait
1. Partograf
2. Buku Register Persalinan 3. Buku KIA
II.SIAP ALAT:
2. CEK ALAT:
-.OXYTOSIN -. SPUIT SIAP DIRI:
3. CELEMEK 4.CUCI 5.SARUNG 6.OXYTOSIN I.Tanda gejala kala II
1. DORAN TEKNUS PERJOL VULKA
IV.SIAP IBU DAN KELUARGA 11.Ibu
12.Bapakdan keluarga PIMPIN
13.HIS ADA: -.PIMPIN -.PUJI HIS TAK ADA:.ISTIRAHAT
-.MINUM -.DJJ 14.POSISIYANG NYAMAN -.JALAN -.JONGKOK -.BERDIRI
-.MINUM
-.DJJ
14.POSISIYANG NYAMAN
V.SIAP TOLONG
15.HANDUK 16.BOKONG 17.BUKA 18.SARUNG VI.TOLONG
KEPALA 19.LINDUNG 20.CEK 21.TUNGGU BAHU 22.BIPARETAL BADAN 23.SANGGAH 24.SUSUR
VII.PENANGANAN BBL 25.NILAI LETAK 26.KERING 27.CEK FUNDUS 28.BERITAHU 29.SUNTIK OXY.
30.JEPIT 31.POTONG IKAT 32.KONTAK KULIT 33.TUTUP
VIII.MAK. III -.PTT 34.PINDAH 35.POSISI 36.TEGANGKAN PLASENTA 37.TARIK 38.PUTAR MASAGE 39.UTERUS
XI.PERDARAHAN 40.PLASENTA 41.ROBEKAN
X.PASCA TINDAKAN 42.KONTRAKSI 43.IMD
44.TIMBANG,SALEP MATA,VIT.K
45.IMUNISASI HBO 1 JAM 46.KONTRAKSI
47.AJAR
48.DARAH 55. DEKONTAMINASI
49.NADI 56. CELUP
50.NILAI NAPAS DAN SUHU 57. CUCI RENDAM-AMAN PARTO
51.ALAT 58. CATAT
52.DARAH 53.IBU 54.NYAMAN
Pastikan pembukaan lengkap:
7.Bersih 8.PD 9.Celup 10.DJJ
9. Rekaman Historis Perubahan
No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal perubahan
PERSALINAN NORMAL DI FASYANKES DAFTAR
TILIK
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
Tanggal Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS SEMATA
No DAFTAR PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
BERLAKU 1 Apakah Petugas mendengar dan melihat adanya
tanda persalinan kala dua ?
2 Apakah Petugas menyiapkan pertolongan persalinan
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan,dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir ?
3 Apakah Petugas memakai celemek plastic ?
4 Apakah Petugas melepaskan dan mnyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering ?
5 Apakah Petugas memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam ?
6 Apakah Petugas memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT) dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik) ?
7 Apakah Petugas membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT ?
8 a. Apakah b. Petugas melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah kengkap maka lakukan amniotomi ?
9 Apakah Petugas melakukan dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan ?
10 Apakah Petugas memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit) ? 11 Apakah Petugas memberitahu kepada pasien
bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya ?
12 Apakah Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. ( Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman) ?
13 c. Apakah Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran ?
14 d. Apakah e. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
?
15 f. Apakah g. Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm ?
16 h. Apakah i. Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu ? 17 j. Apakah k. Petugas membuka tutup partus set dan
perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan ?
18 l. Apakah m. Petugas memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan ?
19 n. Apakah o. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Petugas menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernapas cepat dan dangkal
?
20 p. Apakah q. Petugas memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi ? 21 r. Apakah s. Petugas menunggu kepala bayi
melakukan putaran faksi luar secara spontan ?
22 t. Apakah u. Setelah kepala melakukan putaran faksi luar, pegang secara biparetal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang ?
23 v. Apakah w. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas
?
24 x. Apakah y. Setelah tubuh dan lengan
lahir,penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki.
Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing- masing mata kaki dengan ibu jari dan jari- jari lainnya) ?
25 z. Apakah Petugas melakukan penilaian bayi baru lahir ?
26 Apakah Petugas mengeringkan tubuh bayi Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk /kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu
?
27 Apakah Petugas memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi dalam uterus (hamil tunggal) ?
28 Apakah Petugas memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik ?
29 Apakah Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 ui IM (intramuskukar) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin) ?
30 Apakah Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
?
31 Apakah Petugas melakukan Pemotongan dan pengikatan tali pusat ?
32 Apakah Petugas meletakkan bayi agar kontak kulit ibu ke kulit bayi Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu ?
33 Apakah Petugas Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi ? 34 Apakah Petugas memindahkan klem pada tali
pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva ? 35 Apakah Petugas meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat ?
36 Apakah Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang- atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas ?
37 Apakah Petugas melakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial) ?
38 Apakah Saat plasenta muncul di introitus vagina,lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gerakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal ?
39 Apakah Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras) ?
40 Apakah Petugas memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Masukan plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus ?
41 Apakah Petugas melakukan Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan ?
42 Apakah Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam ?
43 Apakah Petugas melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam ?
44 Apakah Setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam pertama, lakukan pengukuran antropometri yaitu timbang BB bayi, mengukur panjang badan bayi, Lingkar Dada, dan Lingkar kepala bayi, beri vitamin K1 I mg intramuscular di paha kiri dan salep/tetes mata antibiotika ?
45 Apakah Setelah satu jam pemberian vitamin K1, beri imunisasi Hepatitis B di paha kanan Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan ?
46 Apakah Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam ? 47 Apakah Petugas mengajarkan ibu dan keluarga
cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi ?
48 Apakah Petugas melakukan evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah ?
49 Apakah Petugas melakukan pememeriksaan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selam jam kedua pascapersalinan ?
50 Apakah Petugas memantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit. Pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5°C) ? 51 Apakah Petugas menempatkan semua peralatan
bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi ? 52 Apakah Petugas membuang bahan-bahan yang
tekontaminasi ke tempat sampah yang sesuai ?
53 Apakah Petugas membersihkan ibu dengan menggunakan ait DTT. Bersihkan dengan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering ?
54 Apakah Petugas memastikan ibu meras nyaman.
Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya ?
55 Apakah Petugas melakukan Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
?
56 Apakah Petugas mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
?
57 Apakah Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir ?
58 Apakah Petugas melengkapi partograf , periksa tanda vital dan asuhan Kala IV ?
Compliance Rate (CR) = JumlahYa X 100%
JumlahYa + JumlahTidak
= X 100%
=
Semata,……...……..2021 Pelaksana/Editor
...