• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. DAFTAR PUSTAKA - 08.70.0079 M.M.Citra Dewi DAFTAR PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6. DAFTAR PUSTAKA - 08.70.0079 M.M.Citra Dewi DAFTAR PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

6. DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. (2007). Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Afrianto, E. dan Evi Liviawaty. (1989). Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius.

Yogyakarta.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. PT.

Rineka Cipta. Jakarta.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2002). Cara Produksi Pangan yang Baik Untuk

Industri Rumah. http://www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 21 agustus 2012.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2010). Peran Serta Konsumen

dalam Menjaga Keamanan Pangan. Badan POM RI. Volume XI, No.3.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Peraturan Kepala BPOM

RI Nomor HK. 03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik

untuk Industri Rumah Tangga. http://www2.pom.go.id/public/hukum perundangan/pdf/Per

CPPB-IRT.pdf. Diakses pada tanggal 7 Januari 2013.

CSIRO Food and Nutritional Sciences. (2010). Make It Safe A Guide to Food Safety.

Australia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1098. MenKes/SK VII/2003. Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah

Makan dan Restoran. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod

kemenkes/KMK%20nO.%201098%20%ttg%Persyaratan%20Hygiene%20Sanitasi%20Ruma

h%20Makan%20Dan%20Restoran.pdf. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2013.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Bina Usaha Tani dan Pengolahan Hasil. (1998). Konsep Penerapan PMMT

Berdasarkan Konsepsi HACCP. Dirjen Perikanan. Subdit Pengolahan Hasil.

Estiasih, T. dan Ahmadi. (2009). Teknologi Pengolahan Pangan Edisi I Cetakan I. Bumi

Aksara. Jakarta.

(2)

Forsythe, S.J. and P.R. Hayes. (1998). Food Hygiene, Microbiology and HACCP. Aspen

Publication, Maryland.

Frazier, W. C. And D. C. WestHoff (1988). Food Microbiology. Fourth Edition.

McGraw-Hill book Company. Singapore.

Giambrone, 

C. 

(2013). 

Critical

Sanitation

Issues

in

Food

Service.

http://www.foodquality.com/details/article/807389/Critical_Sanitation_Issues_in_Foo

d_Service.html?tzcheck=1. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2013.

Hadioetomo, R.S. (1993). Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Teknik dan Prosedur Dasar

Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hariyadi, R. D. (2005). Bakteri Indikator Sanitasi dan Keamanan Air Minum.

Department of

Food Science and Technology, IPB. http://web.ipb.ac.id. 1 Juli 2012.

Kaisa. (2012). Welcome to Kota Bandeng Kendal.

http://ayoholiday.com/kotabandeng/index.php. Diakses pada tanggal 7 Juli 2013.

KepMen Kelautan dan Perikanan RI. (2007). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia No. Kep. 01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi.

http://djpsdkp.kkp.go.id/pdf/PERATURAN%20MENTERI/PER-01-MEN-2007.pdf. Diakses

pada tanggal 5 Februari 2013.

Kennedy, J.; D.J. Bolton; V. Jackson; and I. Blair. (2005). A Study of Consumer Food Safety

Knowledge, Microbiology and Refrigeration Temperatures in Domestic Kitchens On The

Island of Ireland. Http://www.safefood.eu/Global/Publication/Reserch%20reports/Astudy

OfConsumerFoodSafetyKnowledge_MicrobiologyAndRefrigerationTemperaturesInDomestic

KitchensOnTheIslandOfIreland.pdf?epslanguage=en. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2013.

Longree, K and G. Armbruster. (1996). Quantity Food Sanitation 5 th Edition. JohnWiley &

sons, Inc. Canada

Millah, A. H (2001). Identifikasi Protozoa dan Mikroalga. Skripsi.

http://www.scribd.com/doc/137635935/Laporan-4-Identifikasi-Protozoa-Dan-Mikroalgae.

Diakses pada tanggal 22 Juli 2013.

Peraturan Menteri Kesehatan No:416/MENKES/PER/IX/1990 tentang : Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air. (1990).

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/55_permenkes%20416.pdf. Diakses pada tanggal 15

(3)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan

Pangan.

http://pphp.deptan.go.id/download/regulasi/peraturan_pemerintah/pp_69_1999.pdf.

Diakses pada tanggal 16 September 2013.

Retnaningsih, Ch. (2005). Pangan dan Kesehatan. Universitas Katolik Soegijapranata.

Semarang.

Roday, S. (1999). Food Hygiene and Sanitation. Tata McGraw Hill Publishing Co. Ltd. New

Delhi.

Soekarto, S.T. (1990). Dasar-dasar pengawasan dan sandarisasi mutu pangan. Depdikbud

Ditjen Dikti. PAU. Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Standar Nasional Indonesia. (2006). SNI 01-2332.1-2006 Cara Uji Mikrobiologi-Bagian 1 :

Penentuan

Coliform

dan

Escherichia coli

Pada Produk Perikanan. Badan Standarisasi

Nasional.

Standar Nasional Indonesia. (2008). SNI 2897:2008 Metode Pengujian Cemaran Mikroba

dalam Daging, Telur, dan Susu serta Hasil Olahannya. Badan Standarisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia. (2009). SNI 7388: 2009 Batas Maksimum Cemaran Mikroba

dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional.

Sudarmadji. (2005). Analisis dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical

Control. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 1, No.2, Januari 2005. Keamanan Pangan dan

Kontaminasi

Sunarto. (2002). Pelatihan Pengendalian Mutu Produk Makanan dan Minuman untuk Ekspor.

Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia. Departemen Perindustrian dan Perdagangan

bekerjasama dengan Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Jawa Tengah, dan

Balai Latihan Koperasi dan Balai Sumber Daya Jawa Tengah. Semarang

Syarief. R., S. Santausa dan Isyana. (1989). Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium

Rekayasa Proses Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Thorner, M.E. and P.B. Manning (1983). Quality Control in Foodservice, Revised Edition.

AVI Publishing Company, INC. Westport, Connecticut.

(4)

Volk & Wheeler. (1990). Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga Edisi Kelima Jilid 2.

Jakarta.

Widiyanti, N. L. P. M dan N. P. Ristiati. (2004). Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada

Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1,

April 2004: 64-73. ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/download/1332/pdf

.

Diakses tanggal 2 Maret 2013.

Winarno, F.G. (1993). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarno, F.G. dan Surono. (2004). GMP Cara Pengolahan Pangan yang Baik. Bogor,

M-BRIO PRESS,cetakan 2.

(5)

LAMPIRAN 1.

Checklist

CPPB-IRT disertai KepMen Kelautan dan Perikanan RI No.

Kep. 01/MEN/2007 dan SNI 01-2729.3-2006

Checklist

Lingkungan Produksi

No. Lingkungan Produksi

Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah lingkungan produksi bebas pencemaran, semak belukar dan genangan air?

2. Apakah lingkungan produksi bebas dari sarang hama, khususnya serangga dan binatang pengerat?

3. Apakah lingkungan produksi tidak berada di daerah sekitar tempat pembuangan sampah baik sampah padat maupun sampah cair?

4. Apakah sampah di lingkungan produksi selalu dibuang dan tidak menumpuk serta tempat sampah selalu tertutup?

5. Apakah jalan di lingkungan produksi dipelihara supaya tidak berdebu dan selokannya berfungsi dengan baik?

Checklist

Bangunan dan Fasilitas

No. Bangunan dan Fasilitas

Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah ruang produksi cukup luas dan mudah dibersihkan?

2. Apakah lantai dibuat dari bahan kedap air, rata, halus, tetapi tidak licin, kuat mudah dibersihkan dan dibuat miring untuk memudahkan pengaliran air?

3. Apakah lantai harus dalam keadaan bersih dari debu, lendir dan kotoran lainnya?

4. Apakah dinding dibuat dari bahan kedap air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah mengelupas, kuat dan mudah dibersihkan?

5. Apakah dinding harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir, dan kotoran lainnya?

(6)

produksi didisain dengan baik dan mudah dibersihkan?

7. Apakah langit-langit tempat produksi selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang labah-labah dan kotoran lainnya?

8. Apakah pintu dan jendela bagian proses produksi dibuat dari bahan tahan lama, tidak mudah pecah, rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan?

9. Apakah pintu, jendela dan lubang angin tempat proses produksi dilengkapi dengan kawat kasa yang dapat dilepas untuk memudahkan pembersihan dan perawatan?

10. Apakah pintu tempat proses produksi didisain membuka ke luar/ ke samping?

11. Apakah pintu tempat proses produksi dapat ditutup dengan baik dan selalu dalam keadaan tertutup?

12. Apakah lubang angin cukup mengalir, selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan tidak dipenuhi sarang laba – laba?

13. Apakah ruang produksi cukup terang dan terdapat tempat untuk mencuci tangan?

14. Apakah tempat ruang produksi tersedia perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)?

15. Apakah terdapat tempat penyimpanan khusus untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan pencuci, pelumas dan oli?

16. Apakah tempat penyimpanan mudah dibersihkan dan bebas dari hama?

Checklist

Peralatan Produksi

No. Peralatan Produksi

Sesuai CPPB-IRT / SNI 01- 2729.3-2006

Tidak Sesuai CPPB- IRT

/ SNI 01-2729.3-2006

Keterangan

(7)

berkarat, tidak retak dan mudah dibersihkan serta tidak merupakan sumber pencemaran jasad renik?

2. Apakah peralatan yang permukaannya kontak langsung dengan pangan tersebut halus dan rata, tidak bercelah, tidak mengelupas dan tidak menyerap air?

3. Apakah peralatan produksi diletakkan sesuai dengan urutan prosesnya?

4. Apakah peralatan dipelihara dengan baik dan selalu dalam keadaan bersih sebelum, selama, dan sesudah digunakan?

Checklist

Suplai Air

No. Suplai Air

Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah air yang digunakan dalam proses produksi dalam keadaan bersih dalam jumlah yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan proses produksi?

2. Apakah sumber dan pipa air pada tempat proses produksi untuk keperluan selain pengolahan pangan terpisah dan diberi warna yang berbeda?

3. Apakah air yang kontak langsung dengan pangan sebelum diproses telah memenuhi

persyaratan air bersih?

Checklist

Fasilitas dan Kegiatan Hygiene dan Sanitasi

No. Fasilitas dan Kegiatan Hygine dan Sanitasi

Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah alat cuci/ pembersih seperti sikat, pel, deterjen, dan bahan sanitasi tersedia dan terawat dengan baik?

2. Apakah air panas dapat digunakan untuk membersihkan peralatan tertentu?

(8)

bersih?

4. Apakah pintu toilet / jamban selalu dalam keadaan tertutup?

5. Apakah pembersihan dilakukan secara fisik seperti dengan sikat atau secara kimia seperti dengan deterjen atau gabungan keduanya dan jika

diperlukan penyucihamaan menggunakan kaporit sesuai petunjuk

yang dianjurkan?

6. Apakah kegiatan pembersihan penyucian dan penyucihamaan peralatan dilakukan secara rutin?

7. Apakah ada karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pembersihan, pencucian, dan penyucihamaan?

Checklist

Pengendalian Hama

No. Pengendalian Hama Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah lubang-lubang dan selokan selalu dalam keadaan tertutup?

2. Apakah terdapat hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan ayam berkeliaran di pekarangan IRT dan ruang produksi?

3. Apakah bahan pangan tercecer yang dapat mengundang hama?

4. Apakah IRT memeriksa lingkungan menyadari kemungkinan timbulnya sarang hama?

5. Apakah hama diberantas dengan cara tidak mempengaruhi mutu dan keamanan pangan?

6. Apakah dilakukan pemberantasan hama secara fisik dan kimia seperti dengan perangkap tikus dan racun tikus?

7. Apakah industri melakukan pemberantasan hama dengan bahan kimia dengan pertimbangan tidak mencemari pangan?

(9)

No. Kesehatan dan Hygiene Karyawan Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah karyawan yang sakit atau baru sembuh dan diduga masih membawa penyakit diperkenankan bekerja di pengolahan pangan?

2. Apakah karyawan yang menunjukkan gejala atau sakit misalnya sakit kuning (virus hepatitis A), diare, sakit perut, muntah, demam, sakit tenggorokan, sakit kulit (gatal, kudis, luka dll), keluarnya cairan dari telinga (congek), sakit mata (belekan), dan atau pilek diperkenankan mengolah pangan?

3. Apakah karyawan diperiksa dan diawasi kesehatannya secara berkala?

4. Apakah karyawan selalu menjaga kebersihan badannya?

5. Apakah karyawan mengenakan pakaian kerja / celemek lengkap dengan penutup kepala, sarung tangan, dan sepatu kerja?

6. Apakah karyawan menutup luka dengan perban?

7. Apakah karyawan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani bahan mentah atau bahan / alat yang kotor dan sesudah keluar dari toilet / jamban?

8. Apakah karyawan boleh bekerja sambil mengunyah, makan dan minum, merokok, meludah, bersin, atau batuk ke arah pangan, boleh mengenakan perhiasan seperti giwang, cincin, gelang, kalung, arloji, dan peniti?

Checklist

Pengendalian Proses Menurut CPPB - IRT

No. Pengendalian Proses Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah IRT menentukan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan baku?

(10)

3. Apakah IRT menentukan proses produksi pangan yang baku dan membuat badan alir atau urutan - urutan prosesnya secara jelas?

4. Apakah IRT menentukan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan yang digunakan?

5. Apakah IRT menggunakan bahan kemasan yang sesuai untuk pangan?

6. Apakah IRT mencatat dan menggunakan informasi untuk pemantauan?

Checklist

Pengendalian Proses menurut SNI 01-2729.3-2006

No. Pengendalian Proses

Sesuai SNI 01-2729.3-2006

Tidak Sesuai SNI 01- 2729.3-2006

Keterangan

1. Apakah bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu dan membahayakan kesehatan?

2. Apakah bahan baku diterima secara organoleptik yang mempunyai karakteristik kesegaran seperti kenampakan: mata cerah, cemerlang; bau: segar; tekstur:elastis, padat, kompak; dan ditangani secara hati-hati, cepat, cermat, dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C?

3. Apakah sortasi mutu dilakukan secara organoleptik, dilakukan sortasi jenis, dan sortasi ukuran secara hati-hati cepat, cermat, dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C?

4. Apakah ikan dicuci dengan hati-hati menggunakan air bersih dingin yang mengalir secara cepat, cermat, dan saniter dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5°C?

(11)

maksimal 5°C?

6. Apakah ikan segar dilakukan penyimpanan dingin atau penampungan dengan suhu produk maksimal 5°C?

7. Apakah ikan yang besar dan kecil ditimbang menggunakan timbangan yang telah dikalibrasi dan dilakukan dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5°C?

8. Apakah ikan segar disusun dalam wadah berinsulasi (steroform) yang dilapisi dengan plastik dengan posisi perut menghadap ke atas yang selanjutnya diberi es, es curai, atau es kering untuk mempertahankan suhu produk maksimal 5°C selama transportasi?

Checklist

Pengendalian Proses Menurut KepMen Kelautan dan Perikanan RI Nomor

KEP.01 MEN/2007

No. Pengendalian Proses Sesuai KEP.01 MEN/ 2007

Tidak Sesuai KEP.01 MEN/ 2007

Keterangan

1. Apakah produk diberi wadah yang digunakan untuk mengangkut atau menyimpan produk segar dan diberi es kemudian disimpan di ruang dingin sebelum ditangani, dikemas, dan dikirim?

2. Apakah es yang digunakan dengan atau tanpa garam terbuat dari air minum atau air laut bersih dan ditampung dalam wadah yang khusus dengan kondisi yang higienis dan terjaga kebersihannya?

3. Apakah pemfiletan dan pemotongan dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah kontaminasi atau pembusukan dan dilakukan pada tempat yang terpisah dari tempat pemotongan kepala dan pembuangan isi perut?

(12)

akan dikonsumsi?

5. Apakah wadah untuk penampungan limbah tidak bocor dan tertutup serta mudah dibersihkan dan disanitasi?

6. Apakah tempat penampungan sampah selalu dibersihkan dan disanitasi sebagaimana mestinya agar tidak menjadi kontaminasi UPI atau lingkungan?

Checklist

Label Pangan

No. Label

Pangan

Sesuai

CPPB-IRT/SNI

01-2729.3-2006

Tidak

Sesuai

CPPB-IRT/

SNI

01-

2729.3-2006

Keterangan

1. Apakah label pangan yang dihasilkan IRT memenuhi ketentuan peraturan pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan?

2. Apakah kemasan produk ikan segar yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca?

3. Apakah penandaan (label) mencantumkan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan nama produk, jenis produk, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat unit pengolahan, ada tambahan lain, tanggal dan bulan serta tahun produksi, tanggal dan bulan serta tahun kadaluarsa, kode produksi, dan nomor Sertifikasi Produksi (P-IRT/ SNI)?

Checklist

Penyimpanan Pangan

No. Penyimpanan Pangan Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah penyimpanan bahan dan produk pangan dilakukan di tempat yang bersih?

(13)

diberi tanda untuk membedakan memenuhi syarat dengan yang tidak memenuhi syarat?

3. Apakah penyimpanan bahan baku sesuai dengan suhu penyimpanannya?

4. Apakah produk akhir yang lebih dahulu diproduksi digunakan atau diedarkan terlebih dahulu?

5. Apakah bahan berbahaya seperti pemberantas serangga, tikus, kecoa, bakteri, dan bahan berbahaya lainnya disimpan dalam ruangan terpisah dan selalu diawasi penggunaannya?

6. Apakah kemasan dan label disimpan dalam tempat yang bersih dan jauh dari cemaran dan disimpan secara rapi dan teratur?

7. Apakah peralatan yang telah dibersihkan dan disanitasi disimpan di tempat bersih?

Checklist

Penanggung Jawab

No. Penanggung Jawab Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah penanggung jawab mempunyai pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan praktek higiene dan sanitasi pangan serta proses produksi pangan yang ditanganinya?

2. Apakah kegiatan pengawasan dilakukan secara rutin?

Checklist

Penarikan Produk

No. Penarikan Produk Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah pemilik IRT menarik produk pangan dari peredaran jika diduga menimbulkan penyakit atau keracunan pangan?

2. Apakah pemilik IRT menghentikan produksinya sampai masalah terkait diatasi?

(14)

penarikan produknya ke pemerintah kabupaten / kota setempat dengan tembusan kepada Balai Besar / Balai Pengawasan Obat dan Makanan Setempat?

4. Apakah pangan yang terbukti berbahaya bagi konsumen dimusnahkan?

Checklist

Pencatatan dan Dokumentasi

No. Pencatatan dan Dokumentasi

Sesuai CPPB-IRT

Tidak Sesuai CPPB-IRT

Keterangan

1. Apakah pemilik IRT mencatat dan mendokumentasikan penerimaan bahan baku?

2. Apakah pemilik IRT mencatat dan mendokumentasikan produk akhir sekurang - kurangnya memuat nama jenis produk, tanggal produksi, kode produksi, dan jumlah produksi?

3. Apakah pemilik IRT mencatat dokumen dan disimpan selama 2 (dua) kali umur simpan produk yang dihasilkan?

Checklist

Pelatihan Karyawan

No. Pelatihan

Karyawan

Sesuai

CPPB-IRT

Tidak

Sesuai

CPPB-IRT

Keterangan

1.

Apakah pemilik IRT sudah

pernah mengikuti penyuluhan

tentang Cara Produksi Pangan

Yang Baik untuk Industri

Rumah Tangga (CPPB - IRT)?

2.

Apakah pemilik IRT tersebut

menerapkannya serta

mengajarkan pengetahuan dan

(15)

LAMPIRAN 2. Indeks APM dengan tingkat kepercayaan 95% untuk berbagai

kombinasi hasil positif dari 3 seri tabung pada pengenceran 10

1

, 10

2

, 10

3

Sumber :

Food and Drug Administration Bacteriological Analytical Manual

.

8

th

edition

, 1988

dalam SNI 01-2332.1-2006

 

 

 

 

 

 

(16)

LAMPIRAN 3. Gambar Pendugaan

Escherichia coli

pada Produk dan Air Sumur

Pendugaan

Escherichia coli

pada Produk (Ikan Bandeng Cabut Duri)

 

 

10

-1

10

-2

10

-3

Pendugaan

Escherichia coli

pada Air Sumur

(17)

LAMPIRAN 4. Perhitungan

Total Plate Count

(TPC) pada Produk (Ikan Bandeng

Cabut Duri)

Sampel

Periode

Pengambilan

Ulangan

Jumlah

Koloni

Log Average

Standar

Deviasi

Ikan

Bamdeng

Cabut

Duri

Segar

Bagian Kepala

I

10300 4,0128372

4,00 0,04

II

9000 3,9542425

II

10700 4,0293838

Bagian Badan

I

1710 3,2329961

3,61 0,39

II

10400 4,0170333

III

3800 3,5797836

Bagian Ekor

I

9100 3,9590414

3,92 0,05

II

8700 3,9395193

III

7200 3,8573325

Perhitungan

Total Plate Count

pada Peralatan Produksi

Sampel

Periode

Pengambilan

Ulangan

Jumlah

Koloni

Log Average

Standar

Deviasi

Ember

Sebelum

Produksi

I

<300 0

1,41 2,45

II

17500 4,243038

II

<300 0

Istirahat

I

16700000 7,2227165

6,83

0,57

II

12500000

7,09691

III

1520000 6,1818436

Akhir Produksi

I

47000000 7,6720979

7,54 0,15

II

37000000 7,5682017

(18)

Sampel

Periode

Pengambilan

Ulangan

Jumlah

Koloni

Log Average

Standar

Deviasi

Kain

Alas

Sebelum

Produksi

I

160000 5,204119983

4,43

0,67

II

10700 4,029383778

II

11500 4,06069784

Istirahat

I

<300

5,89

0,80

II

2170000 6,336459734

III

275000 5,439332694

Akhir

Produksi

I

6700000000

9,826074803

9,57 0,31

II

1650000000

9,217483944

III

4500000000

9,653212514

Sampel

Periode

Pengambilan

Ulangan

Jumlah

Koloni

Log Average

Standar

Deviasi

Pisau

Sebelum

Produksi

I

13100 4,1172713

3,82 0,44

II

2070 3,3159703

II

10600 4,0253059

Istirahat

I

8200000 6,9138139

7,03 0,14

II

15000000 7,1760913

III

9700000 6,9867717

Akhir Produksi

I

1250000000

9,09691

9,05 0,06

II

1170000000 9,0681859

(19)

Sampel

Periode

Pengambilan

Ulangan

Jumlah

Koloni

Log Average

Standar

Deviasi

Pinset

Cabut

Duri

Sebelum

Produksi

I

12000000 7,079181246

6,49 0,51

II

1340000 6,127104798

II

1840000 6,264817823

Istirahat

I

75000000 7,875061263

7,47

0,35

II

18000000 7,255272505

III

19000000 7,278753601

Akhir

Produksi

I

1850000000 9,267171728

8,94 0,54

II

207000000 8,315970345

III

1690000000 9,227886705

Perhitungan TPC pada Manusia ( Tangan Pekerja)

Sampel

Periode

Pengambilan

Ulangan

Jumlah

Koloni

Log Average

Standar

Deviasi

Tangan

Sebelum

Produksi

I

2030 3,307496

3,59 0,61

II

19700 4,2944662

II

1470 3,1673173

Istirahat

I

770000 5,8864907

5,80 0,39

II

1410000 6,1492191

III

237000 5,3747483

Akhir Produksi

I

210000000 8,3222193

8,13 0,19

II

85000000 7,9294189

Referensi

Dokumen terkait

Santrock (2003:40) menyebutkan beberapa manfaat kelekatan adalah bisa memfasilitasi kecakapan dan kesejahteraan sosial seperti yang dicerminkan dalam beberapa ciri seperti

Hampir sebagian besar anak babi mencoba berdiri dalam satu menit setelah lahir dan dalam dua menit dapat berdiri bebas dan memulai untuk mencari puting atau tonjolan yang

Kecamatan Panteraja Dalam Angka 2015 ix Tabel 4.9 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Gampong.. di Kecamatan Panteraja,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari faktor demografi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan serta ketidakpuasan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi penyiangan gulma yang efektif dan efisien pada respon pertumbuhan dan hasil varietas kedelai berumur

Kemudian masih ada kekurangan dalam proses pembelajaran yaitu siswa masih belum mau memberikan tanggapan dari hasil diskusi kelompok lain, namun masalah-masalah

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 80 ayat (2), Pasal 81 ayat (3), dan Pasal 84 serta dalam rangka memberikan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia mulai dari pra penempatan,

sebagai metode pengembangan sistem informasi alumni SMKN 1 Jenangan Ponorogo ialah kebutuhan pihak sekolah telah terdefinisi secara jelas dan tahap-tahap pada